Tittle: Best Step Brothers Friend.

Author: Byunba.

Main Cast: Byun Baekhyun/ Park Baekhyun.

Park Chanyeol.

Others Cast: Oh Sehun,

Xi Luhan,

Kim Jongin,

Do Kyungsoo,

Zhoumi (Super Junior-M),

Victoria (f(x)),

Soojung (f(x) Krystal)

Jessica Jung

-Akan ada cast lainnya seiring bertambahnya cerita-

Climax.

..

Chanyeol menyeka keringat yang membasahi hampir seluruh wajahnya, ia kemudian memilih untuk beristirahat duduk di pinggir lapangan. Disana Jongin dan Sehun yang sama lelahnya sudah duduk beristirahat.

"Oh? Tumben kau sudah menyerah." Sahut Sehun sambil melempar Chanyeol botol minuman.

"Benar, biasanya kau akan terus bermain sampai gelap." Tambah Jongin.

Chanyeol meminum air dari Sehun dengan rakus, ia sudah sangat haus. Sebenarnya seperti kata Jongin dan Sehun ia masih ingin bermain sampai lupa waktu tapi kini ia berhenti. Bukan karena ia terlalu lelah, atau ia merasa bosan hanya saja Chanyeol punya perasaan aneh, firasatnya buruk. Ia hanya ingin cepat pulang.

"Aku akan pulang sekarang."

Sehun menoleh pada Chanyeol dengan bingung. "Heh? Kenapa?"

"Tumben sekali, apa ada sesuatu terjadi Chanyeol-ah?" Tanya Jongin.

Pertanyaan Jongin seakan bisa membaca pikiran Chanyeol. Padahal Chanyeol pun tak tau apa yang terjadi hanya saja ia tau sesuatu sedang terjadi. Ia memilih tak menjawab Jongin dan mengambil tasnya.

"Aku pergi." Ujarnya lalu meninggalkan Jongin dan Sehun begitu saja.

.

.

.

Baekhyun menghela nafasnya, ia sudah tiga kali memecahkan telur yang akan dimasaknya. Jika terus seperti ini ia tidak akan bisa memasak telur.

"Tuan muda, biar bibi saja yang kerjakan." Ujar salah seorang pembantunya.

Baekhyun menggeleng. "Tidak bi, aku ingin mereka memakan masakan ku saja, masakan bibi akan terlalu enak untuk mereka." Jawabnya sedikit kesal.

Baekhyun melirik ke arah ruang tengah ketika ia bisa mendengar suara tawa dari dua wanita cantik disana. Salah seorangnya adalah wanita yang dengan sombongnya datang tadi sore, yang Baekhyun tau adalah ibu dari Chanyeol, lalu kemudian tak lama datang Soojung yang terlihat sangat bahagia dan mereka saling berpelukan. Baekhyun hanya diam melihatnya.

Dan tadi, ibu Chanyeol itu yang Baekhyun tau bernama Jessica dengan seenaknya menyuruh Baekhyun membuat minum, menyuruh Baekhyun membeli snack ke supermarket, dan sekarang menyuruh Baekhyun membuat makan malam padahal sudah banyak pelayan yang siap memasak makan malam. Baekhyun sudah dibatas ingin mengumpat tapi ia masih mengerti sopan santun.

"Kurasa Tuan Zhoumi tidak akan pulang malam ini." Ujar pembantunya lagi.

Baekhyun langsung menoleh. "Eh? Kenapa?"

"Hanya perasaanku saja, sejak pagi aku tidak melihat Nyonya Victoria juga, apa mereka sedang bersama?"

Baekhyun menggelengkan kepalanya lesu. Ia juga mana tau, yang jelas saat ini ia ingin salah satu dari mereka cepat pulang dan menjelaskan apa yang akan terjadi dirumah ini.

.

.

.

Ini sudah beberapa jam semenjak Victoria mencari dan mengikuti mobil Zhoumi, ia sudah mengelilingi jalanan ini beberapa kali, dan ia masih belum menemukan keberadaan Zhoumi. Tangannya memegang ponsel, entah sudah keberapa kali mungkin lebih dari puluhan Victoria menghubungi ponsel Zhoumi tapi tak sama sekali diangkat dan yang terakhir adalah nada sibuk, menyatakan bahwa kini Zhoumi sedang menggunakkan ponselnya.

Lalu ia menyerah, Victoria memarkirkan mobilnya dipinggir jalanan yang mulai sepi karena malam juga sudah mulai larut. Ia menundukkan kepalanya pada setir mobilnya.

"Ya Tuhan, aku seharusnya menjelaskan semuanya dari awal." Ujarnya lirih, penyesalannya sangat dalam ia memang seharusnya tak menyembunyikan apapun dari Zhoumi.

Ponselnya bergetar, Victoria dengan cepat langsung mengambil dan mengangkat panggilannya tanpa melihat siapa yang kini sedang menelefonnya.

"Yeobo! Kau dimana? Kau harus mendengar—"

"Noona, ini aku."

Wajah Victoria kembali lesu saat ia mendengar suara itu ternyata bukan suara yang ia inginkan. "Ne, Kyuhyun-ah…"

"Noona, kau baik-baik saja? Kau ada dimana sekarang?"

"Aku…" Victoria melihat ke kanan dan kirinya mencari letak keberadaannya. "…masih dijalan, wae?"

"Baekhyun menghubungiku, dia bilang noona belum kembali ke rumah selarut ini, cepatlah pulang." Ujar Kyuhyun jelas terdengar cemas.

Victoria langsung melihat jam ditangannya, benar ternyata sudah larut. Ia seharusnya juga tak melupakan Baekhyun, anaknya itu pasti mencarinya seharian ini.

"Aku sudah akan sampai, Kyuhyun-ah." Jawab Victoria kembali menyalakan mesin mobilnya. "Terimakasih."

"Noona, masalah tadi siang—"

"Kita bicarakan nanti, aku harus pergi sekarang."

Victoria langsung mematikan ponselnya dan melemparnya ke kursi disampingnya. Ia tak akan menyalahkan Kyuhyun, malah ini semua salahnya ia harus meminta maaf pada Kyuhyun. Tapi ia masih belum tenang sebelum ia bisa berbicara dengan Zhoumi dan menjelaskan semuanya, Victoria sebenarnya takut, ia takut kehilangan kepercayaan Zhoumi, yang ia inginkan hanya semuanya baik-baik saja.

Setelah mobil Victoria melaju, tanpa sadar ada satu mobil dibelakangnya yang juga berhenti tak jauh darinya. Didalam mobil itu Zhoumi berada.

Sedari tadi bukan hanya menghindar, Zhoumi juga memutar arah dan berbalik mengikuti Victoria yang sedari tadi mengejarnya. Dengan menghela nafasnya ia tertunduk lesu. Tak bermaksud seperti tadi, Zhoumi mana tega membentak Victoria, ia tak bisa mengeluarkan emosinya didepan Victoria jadi ia menghindar. Tapi bohong jika ia tak khawatir, karena itu ia berada di posisi ini.

.

.

.

Chanyeol mengepalkan tangannya saat melihat Jessica dan Soojung kini berada dirumahnya. Asyik menonton. Perasaannya memang benar, yang tak beres ini, ternyata kehadiran ibunya.

"Oh, Yeol-ah~" Ujar Jessica saat melihat Chanyeol masuk.

"Oppa!" Tambah Soojung.

Chanyeol memilih hanya membungkukkan badannya sekilas dan berlalu saja, ia tak mau berlama-lama disana. Terlepas dari banyaknya pertanyaan di kepalanya mengenai keberadaan dan kehadiran Jessica, yang jelas Chanyeol masih tidak mau berbicara dengan ibunya. Saat ia hendak naik ke lantai dua, ia bertemu dengan Baekhyun yang sibuk membawa banyak makanan di tangannya.

"Oh, kau sudah pulang?" Ujar Baekhyun hampir terkejut melihat sosok tinggi Chanyeol sudah berdiri didepannya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Chanyeol bingung dengan Baekhyun yang kini menata meja makan. Setahunya Baekhyun itu tidak pernah sekalipun melakukan hal yang berhubungan dengan dapur.

"Menyiapkan makan malam." Ujar Baekhyun masih sibuk menyiapkan piring.

"Kenapa harus kau?"

"Ibuku belum pulang."

"Masih ada bibi."

Baekhyun menghela nafasnya, ia menoleh pada Chanyeol lalu mengibas-ibaskan tangannya. "Sudahlah cepat ganti baju saja dan makan malam bersama ibumu, Chanyeol."

Wajah Chanyeol kembali mengeras saat mendengar kata 'ibu-nya' terlebih kata itu terucap dari bibir Baekhyun yang sudah tau tentang semuanya. Ia sedikit tidak suka.

"Aku tidak akan makan." Jawabnya ketus kemudian memilih pergi begitu saja menaiki tangga, meninggalkan Baekhyun yang kebingungan.

"Emosinya sudah seperti gadis menstruasi." Ujar Baekhyun menggerutu sendiri, menyayangkan sikap Chanyeol yang cepat berubah. Ia lanjut menyimpan beberapa makanan diatas meja. "Heish, merepotkan."

Baekhyun rasa semuanya sudah selesai, ia kemudian beranjak menuju tempat dimana Jessica dan Soojung berada, saat ia akan memanggil mereka langkahnya terhenti. Ia melihat Victoria baru saja sampai didepan pintu, dan terlihat sedikit terkejut dengan kehadiran Jessica.

"Ibu—"

"Kenapa kau ada disini lagi?"

Panggilan Baekhyun terpotong saat suara Victoria kini terdengar. Baekhyun mengurungkan niatnya untuk menghampiri sang ibu dan diam dibalik dinding.

"Kenapa? Kau mau mengusirku lagi?" Jawab Jessica terdengar sambil tertawa kecil.

"Apa yang sebenarnya kau inginkan?" Tanya Victoria langsung.

Jessica berlagak berpikir, sambil mengetuk-ngetuk jari pada dagunya. "Hm, tidak ada memangnya salah aku berada dirumahku sendiri?"

Soojung mengangguk-angguk. "Bibi, aku ingin kamarku pindah saja."

Jessica menoleh pada Soojung sambil tersenyum. "Tentu saja sayang, kau mau pindah ke kamar mana?"

"Kamar Baekhyun," Ujar Soojung terlihat cukup senang. "Sejak dulu kan itu kamarku, kenapa jadi dia yang memilikinya."

"Ohoho~ tentu saja kita usir saja Baekhyun dari kamar itu," Jessica dan Soojung cekikikan seakan tak ada Victoria yang berdiri disana. "Apa sekalian saja kita usir dia dari rumah ini?"

"Yak!" Victoria berteriak. Mengejutkan dua wanita dihadapannya.

"Oh? Kau mengagetkanku." Ujar Jessica mengusap-usap dadanya.

Dengan wajah memerah Victoria mendekat dan melangkah menuju Jessica hingga kini ia berdiri di hadapan Jessica yang duduk santai diatas sofa.

"Aku tidak peduli apa maumu sekarang tapi jangan pernah sekalipun mengganggu anakku!" Tegas Victoria menatap tajam mata Jessica.

"Well, aku juga tidak peduli pada anakmu." Jawab Jessica dengan santainya yang langsung membuat emosi Victoria memuncak.

Dengan gerakan marah Victoria mengambil ponselnya, menghubungi lagi satpam yang berjaga didepan.

"Cepat usir wanita ini!" Ujar Victoria marah. Namun jawaban satpam yang dihubunginya membuatnya tak berkutik.

"Maaf Nyonya, Tuan Zhoumi sudah mengizinkan Nyonya Jessica untuk tetap dirumah."

"Apa?!" Victoria langsung menoleh pada Jessica yang kini melambaikan tangannya seakan sudah mengetahui apa yang ada di sambungan telefon itu.

Jessica tertawa kecil. "Sudah kubilang ini rumahku, kau ini siapa mau mengusirku dari rumah ini, hah?!" Lalu ia berteriak seraya berdiri dari duduknya dan saling berhadapan dengan Victoria.

"Kau juga tak berhak menggangguku." Balas Victoria.

Jessica mendengus. "Huh, aku tidak akan mengganggumu jika kau tidak mulai duluan, kau pikir kau siapa tiba-tiba mengambil suami orang hah?"

"Apa yang kau katakan? Sudah jelas kau bukan lagi istrinya!"

Jessica menatap Victoria dengan marah, ia mengepalkan tangannya. "Memang! Aku memang bukan lagi istrinya! Tapi, aku masih ibu dari Chanyeol! Ibu kandungnya!" Ia mendorong bahu Victoria dengan kasar. "Kau pikir kau bisa mengurus anakku satu-satunya dengan seenaknya, begitu? Walau aku hanya mantan istrinya tapi aku masih punya hak untuk mengurus Chanyeol karena aku ibu kandungnya!"

"Jika kau ibu kandungnya, kau tidak akan mengusirnya dan memilih lelaki lain."

Jessica dan Victoria menoleh ke ujung ruangan, ke arah sumber suara, begitupun Soojung yang sedari tadi hanya menikmati pertengkaran antara Victoria dan Jessica.

Baekhyun berjalan dengan wajah mengeras, ia jelas terlihat marah dengan alis yang bertautan itu dan kini matanya menatap lurus Jessica, perasaan tidak suka dan benci sudah ia rasakan pada Jessica sekarang.

"Apa yang kau bilang barusan, bocah?" Tanya Jessica yang mendengar perkataan Baekhyun tadi.

"Kau tidak perlu bertanya lagi, Nyonya Jessica." Balas Baekhyun kini berdiri dihadapan Jessica yang lebih pendek beberapa senti darinya. "Kau jelas sudah tau apa arti ibu kandung sebenarnya, dan biar ku perjelas sebenarnya bukan ibuku yang memulai semua ini," Ia melirik Soojung sesaat dengan tatapan mematikan lalu kembali menatap Jessica. "Jika kau tidak memulai main belakang, kau tentu masih berada disini dan menjadi istri sah nya ayah Chanyeol, kau punya kaca? Silahkan lihat dirimu sendiri."

"MWO?!" Teriakan itu menggema, terlihat jelas Jessica sangat marah dengan apa yang Baekhyun katakan.

Victoria hanya diam, melihat Baekhyun dengan tatapan tak percaya. Tak ada niat sediktpun menghentikan perlakuan tak sopan Baekhyun pada Jessica.

"TAU APA KAU BOCAH BRENGSEK?!" Ujar Jessica lagi kini mendorong tubuh Baekhyun dengan kasar, namun Baekhyun bisa menahannya.

"Apa kau begitu tak mengerti sampai harus ku ulangi?" Balas Baekhyun masih dengan tatapan tajamnya, ia sebenarnya ingin sekali membalas perlakuan kasar Jessica padanya tapi ia masih mengerti bahwa Jessica adalah wanita.

Baekhyun menarik lengan Victoria. "Ibu, kita pergi saja kita masih punya rumah yang lebih layak dari rumah ini, bukan? Biarkan saja mereka tinggal disini dan biarkan saja si Soojung mengambil kamarku, karena pemenang itu biasanya akan mengalah tanpa harus menyakiti." Ia melirik pada Jessica dengan ketus. "Silahkan makan malam, aku sudah banyaaaaaak sekali menyiapkan makanan untuk kalian berdua, selamat tinggal."

Lalu Baekhyun benar pergi sambil menarik Victoria keluar dari rumah itu, Baekhyun bisa merasa nafasnya kini tersengal, terdengar satu-satu menandai bahwa ia memang sudah sangat emosi. Ia bisa merasa pandangannya buram, air itu kini sudah mengumpul di kelopak matanya. Baekhyun menahan tangisnya.

Setelah mereka berdua duduk di dalam mobil, Victoria menoleh pada Baekhyun yang diam-diam menyeka air matanya. Sambil menghela nafasnya, Victoria meraih tangan Baekhyun dan mengusap-usapnya lembut.

"Sayang," Panggil Victoria lembut.

Baekhyun dengan cepat berbalik dan tersenyum pada Victoria. "Maaf bu, aku tidak suka ada orang yang menghinamu seperti tadi."

Victoria menggeleng lalu mengusap-usap rambut Baekhyun. "Tidak apa, ibu harusnya berterima kasih, kau sudah tumbuh menjadi anak lelaki ibu yang jantan, Baekhyun-ah…"

Baekhyun tersenyum lagi. "Ibu… anak mana yang diam melihat ibunya diperlakukan seperti itu? Ibu… baik-baik saja kan?"

"Ibu baik, sayang." Victoria kembali tersenyum, menyembunyikan kegundahan hatinya yang memikirkan bagaimana ia bisa bertemu dengan Zhoumi setelah ini, menyembunyikan kekecewaan hatinya pada Zhoumi yang mengizinkan Jessica dengan mudahnya tinggal diantara mereka. "Kau jangan khawatir."

"Ibu…" Baekhyun dengan jelas bisa melihat kepalsuan dari senyum Victoria, tapi ia tak mau bertanya lebih jauh.

"Kita pergi sekarang, oke?" Victoria mengusap lagi pipi Baekhyun dengan sayang, kemudian ia menyalakan mobilnya. Mulai menjalankan mobilnya dan benar-benar pergi dari rumah mewah yang sudah mereka tempati beberapa bulan terakhir.

.

.

.

Chanyeol terbangun tengah malam saat ia merasa sangat haus, sambil mengeluh karena ia masih memakai seragam basketnya Chanyeol berganti baju sebelum ia beranjak menuju dapur.

Ada yang aneh ketika Chanyeol melewati lorong rumahnya, cukup sepi dan ia bisa merasa nuansa lain malam ini. Saat sampai di dapur ia bertemu salah seorang pelayannya yang masih sibuk bersih-bersih.

"Oh bibi? Tidak pulang?" Ujar Chanyeol sambil mengambil air dalam kulkas.

Sang pelayan yang sedang mencuci beberapa piring hanya tersenyum. "Sepertinya bibi akan menginap disini untuk beberapa lama."

"Begitukah? Kenapa?" Tanya Chanyeol. Ia melihat beberapa makanan yang tersisa sedang dibuang oleh pelayannya itu. "Kenapa banyak makanan yang tak habis? Apa masakan Baekhyun segitu tidak enak?" Chanyeol mendengus tertawa kecil dalam hati.

Pelayannya tersenyum lagi. "Apa Tuan Chanyeol sedari tadi tidur?"

"Hm, aku tidur sejak pulang tadi." Chanyeol mulai mengingat Jessica. "Ah, bibi… apa ibuku masih disini?"

"Ya, Nyonya tidur bersama Soojung di kamar tamu."

Chanyeol mengangguk. "Lalu ayah? Kemana ayahku kenapa rasanya sepi sekali."

Sang pelayan itu terlihat sedikit ragu saat ingin menjawab pertanyaan Chanyeol, dan Chanyeol bisa melihat keraguan itu. Tiba-tiba ia merasa sesuatu tidak enak di dalam hatinya. "Bibi, apa sesuatu terjadi saat aku tidur tadi?"

"Eung… bibi tidak tau apa bibi boleh mengatakan ini," Pelayan itu melihat Chanyeol dengan tatapan bingung. "Tapi bibi harus memberitahumu."

"Apa? Kenapa?" Perasaan Chanyeol semakin tak enak.

"Nyonya Jessica dan Nyonya Victoria tadi bertengkar cukup hebat, dan pada akhirnya Nyonya Victoria pergi bersama Tuan Baekhyun."

"Apa?!" Chanyeol berteriak saat mendengarnya. "Kemana mereka pergi? Kenapa?!"

"Bibi tidak tau, yang jelas tadi bibi mendengar beberapa teriakan marah dan setelah itu yang bibi lihat hanya mobil Nyonya Victoria yang pergi dari rumah ini," Pelayan itu menyimpan dulu piring yang dipegangnya lalu duduk dihadapan Chanyeol. "Tuan Zhoumi pulang beberapa saat kemudian, kemudian saat bibi beritahu Nyonya sudah pergi, Tuan Zhoumi hanya pergi ke kamarnya."

"Apa ayah bertemu ibuku?"

"Bibi rasa tidak, Nyonya Jessica langsung pergi ke kamar bersama Soojung saat Nyonya Victoria pergi."

Chanyeol mengepalkan tangannya. Ia sudah tau ini pasti akan terjadi. Rumah ini mana mungkin menerima dua wanita seperti tadi begitupun ayahnya. Chanyeol tak habis pikir apa yang sedang terjadi antara ayahnya dan Victoria, kenapa ia bisa merasa ada kerenggangan antara mereka. Dan apa yang sebenarnya Jessica inginkan? Chanyeol masih belum mengerti.

Chanyeol mengeluarkan ponselnya yang ia bawa sedari tadi, mendial nomor dan menghubunginya. Ia coba menghubungi Baekhyun.

Namun ponselnya tidak aktif.

"Bibi, apa bibi tau kemana mereka pergi?" Tanya Chanyeol lagi.

"Tidak tau Tuan,"

Chanyeol menggeram kesal lalu memilih untuk kembali ke kamarnya.

.

.

.

Keesokan paginya, Chanyeol datang lebih awal ke sekolah. Menunggu kedatangan Baekhyun dan ingin bertanya banyak hal dengannya tapi sampai istirahat, lalu sampai pulang sekolah pun ia sama sekali tak melihat Baekhyun. Anak itu absen.

Luhan bertanya berkali-kali kemana Baekhyun dan Chanyeol hanya balas tidak tau karena ia memang benar-benar tidak tau.

Sepulang sekolah Chanyeol melihat ibunya sedang asyik bercanda gurau dengan Soojung, seperti biasa Chanyeol hanya membungkuk sopan, dan menghindari tatapan dari Jessica yang ingin berbincang dengannya. Ada perasaan hangat pada diri Chanyeol saat melihat kembali kehadiran sang ibu dirumah ini tapi ia masih merasa kehilangan.

Ibunya sama sekali bukan ibu yang ia harapkan selama ini, walau ia selalu merindukan sang ibu setiap saat, setiap waktu, tapi tubuhnya tidak berkata begitu, Chanyeol lebih suka menghindar, ia akan merasa sangat terpukul jika langsung berhadapan dengan ibunya.

Chanyeol mengganti bajunya, ia mengambil lagi kunci motornya dan sambil berjalan menuju motornya ia kembali menghubungi Baekhyun, namun hasilnya tetap nihil.

Ia pada akhirnya menghubungi Jongin.

.

.

.

"Kau sudah bicara dengan ayahmu?" Tanya Jongin.

Chanyeol akhirnya kembali ke sekolah karena Jongin masih mengikuti klub dance-nya. Kini mereka berbicara di parkiran sekolah.

"Aku tidak bertemu ayah sejak dua hari yang lalu." Balas Chanyeol.

"Kurasa Baekhyun tidak akan pergi jauh." Jongin meminum air dari botolnya.

Chanyeol menggidikkan bahu. Ia juga tidak bisa mengira kemana Baekhyun pergi, ia selama ini hanya tau Baekhyun berasal dari Busan dan ia sama sekali tidak tau apartemen Victoria di Seoul karena ketidaksukaan nya pada Victoria sejak ayahnya masih berpacaran dengan Victoria.

Jongin berdehem. "Kenapa kau tidak menunggu dirumah saja?"

"Aku tidak mau, ibuku—" Chanyeol langsung menoleh saat ia hampir kelepasan berbicara.

Jongin menautkan alisnya. "Sudah kuduga, Tante Jessica ada dirumahmu." Jongin menghela nafasnya dan mendekat pada Chanyeol yang duduk di atas motornya. "Chanyeol-ah, maaf tapi aku mendengar semuanya."

Chayeol tidak menjawab, ia hanya menatap Jongin bingung.

"Di atap, kau dan Baekhyun." Balas Jongin. "Aku hendak mencarimu dan Baekhyun, aku benar-benar tidak sengaja."

Chanyeol kini yang menghela nafasnya. Lambat laun ia memang harus memberitahu Jongin mengenai hal ini. "Seberapa jauh yang kau dengar?"

"Semuanya, hampir semuanya." Jawab Jongin dengan sedikit canggung.

"Tak apa," Chanyeol menoleh ke arah lain. "Aku juga memang seharusnya menceritakan itu padamu dan Sehun."

Jongin menepuk pundak Chanyeol. "Aku mengerti kau tidak bisa menceritakan semuanya dengan mudah, tak usah sungkan padaku dan Sehun. Hanya saja jika kau butuh bantuan, kami akan bantu sebisa mungkin."

Chanyeol mengangguk. Ia memang tak begitu menerima Jongin mendengar semuanya tak langsung darinya, ia ingin Jongin dan Sehun mengetahui semua langsung dari mulutnya tapi memang sudah seperti ini jalannya. Ia tidak tau bagaimana reaksi Sehun jika tau selama ini Chanyeol menyembunyikan banyak hal dari sahabatnya itu.

"Aku hanya… belum bisa menerima semuanya." Chanyeol mulai mengingat ibunya. "Hati ini perih sekali saking rindunya aku pada ibuku, tapi tubuhku tidak… tubuhku masih menolak keberadaan ibuku."

Jongin kembali menepuk pundak Chanyeol. "Aku mengerti, sudah tak usah kau ceritakan lagi…"

"Hm." Balas Chanyeol.

"Kita tunggu sampai besok atau lusa, jika Baekhyun masih belum ada kabar kau harus bertanya pada ayahmu dimana letak rumah Baekyun sebelumnya, dan… kau harus berbicara pada ibumu, Chanyeol-ah…"

"Aku tidak mau."

Jongin menghela nafasnya. "Chanyeol, seburuk apapun kelakuan ibumu dia tetap wanita yang melahirkanmu, dia ibu kandungmu. Aku rasa Tante Jessica punya alasan tersendiri kenapa dia kembali lagi dan kenapa dia bisa ada dirumahmu saat ini."

Chanyeol hanya diam.

"Semua masalah tidak akan selesai tanpa pembicaraan, cobalah sekali saja."

.

.

.

Luhan melempar ponselnya dengan malas ke depan meja, Kris yang duduk dihadapan Luhan menoleh terkejut.

"Kau ini kenapa? Jika kau tak butuh ponselmu biar ku ambil dan ku jual untuk donasi bahan logistik acara kita." Ujar Kris.

Luhan mendengus lalu mengambil lagi ponselnya. "Buat apa ada ponsel jika terus tidak aktif, betul kan?" Ujarnya bertanya pada beberapa anggota osis yang duduk disekitarnya, termasuk disana ada Kris dan Minhyuk.

"Apa pacarmu susah dihubungi?" Tanya Minhyuk tanpa beralih dari laptopnya, sibuk mengetik proposal.

Luhan mendengus lagi. "Pacar apa? Aku tidak punya."

"Kau seolah punya, Luhan-ah." Jahil Kris.

"Cih, aku ini sedang membicarakan Baekhyun." Luhan seakan memberikan konfirmasi. "Kalian tau anak itu sudah bolos dua hari!"

"Kenapa kau tidak bertanya pada Chanyeol?" Balas Minhyuk lagi.

"Nah itu!" Luhan berseru. "Dia sama sekali tidak tau kemana Baekhyun pergi, aneh bukan? Saudara yang tak berguna dasar si Chanyeol itu."

"Kau kasar lagi, Luhan." Kyungsoo datang sambil membawa beberapa berkas lagi dan menyimpannya disamping Kris. "Kau tau Chanyeol benar-benar tidak tau keberadaan Baekhyun."

"Cih, dia memang tidak akan peduli." Balas Luhan malas.

Kyungsoo menggelengkan kepalanya. "Jongin bilang Baekhyun pergi bersama ibunya, Chanyeol sudah menceritakan semuanya." Kyungsoo kemudian menyenggol pundak Luhan. "Aku tau kau tidak begitu suka pada Chanyeol, tapi berburuk sangka itu sangat tidak baik."

"Heh? Bersama ibunya? Apa mereka kembali ke Busan?" Balas Luhan mengabaikan nasihat Kyungsoo. "Jika iya apa terjadi sesuatu di rumahnya?"

Kyungsoo yang merasa percakapan mereka sudah kelewat pribadi kemudian hanya mencolek pinggang Luhan memberi isyarat untuk membicarakannya nanti saja, walau sebenarnya Kris dan Minhyuk juga beberapa temannya tak begitu memperhatikan mereka, hanya saja Luhan dan teriakannya akan membuat masalah jika tidak dihentikan.

"Hhh.. baiklah." Luhan yang mengerti arti tatapan Kyungsoo hanya menghela nafasnya dan kembali mengatur tugasnya. Begitupun Kyungsoo yang kembali merapihkan barang-barang yang ia bawa.

Tanpa tau kini Minhyuk melirik mereka berdua bergantian, tangannya yang sedari tadi sibuk menari diatas keyboard beralih mengambil ponsel di sakunya lalu ia menghubungi seseorang.

.

.

.

Malam ini Chanyeol tak keluar untuk makan malam, ia sudah sangat tidak nafsu makan. Beberapa hari terakhir meja makan yang biasanya ramai dengan pertengkaran kecil Chanyeol dan Baekhyun kini terasa sepi. Hanya ada Jessica dan Soojung yang mengobrol mengenai harga diskon atau membicarakan gossip tak penting. Dan Chanyeol yang tidak pernah melihat kursi ayahnya kosong, kini kosong dan semuanya terasa hampa.

Chanyeol bertekad untuk berbicara dengan ayahnya malam ini. Jadi ia duduk di dekat kaca kamarnya yang langsung memperlihatkan halaman luas rumah mewahnya. Ia bisa melihat ayahnya saat pulang nanti.

TOK TOK

Pintu Chanyeol terbuka saat suara ketukan itu terdengar, Chanyeol menoleh ia lupa mengunci kamarnya.

"Yeol-ah, ibu akan masuk."

Tubuh Chanyeol menegang, saat suara Jessica terdengar mulai memasuki kamarnya. Ia ingin menghindar lagi tapi kini rasanya tidak sempat, jadi yang ia lakukan hanya diam dan menanti kedatangan Jessica.

Jessica masuk lalu tersenyum pada Chanyeol. Ia menghampiri Chanyeol dan duduk disamping anaknya itu.

"Yeol-ah, apa kau tidak lapar? Kenapa ibu jarang sekali melihat kau makan?"

"Aku tidak lapar." Jawab Chanyeol masih menatap jendela dikamarnya.

"Begitu? Kau sedang apa? Kau menunggu siapa?"

"Ayah." Balas Chanyeol singkat.

Jessica kembali tersenyum. "Ayahmu akan pulang malam."

"Aku sudah tau."

Helaan nafas terdengar dari bibir mungil Jessica. Ia sedikit tidak tahan dengan jawaban singkat dan ketus dari Chanyeol.

"Sampai kapan kau begini pada ibu, Yeol-ah? Apa kau sama sekali tak merindukan ibu?"

Chanyeol menahan hatinya, ia sudah menduga Jessica akan berbicara mengenai hal ini. Jika sajas Jessica bisa membaca hatinya, ia bisa melihat bagaimana Chanyeol sangat merindukannya.

"Ibu sudah disini, apa kau sama sekali tak memperdulikan ibu?"

Chanyeol menoleh pada Jessica. "Apa aku terlihat sangat tidak memperdulikanmu?"

"Chanyeol-ah…"

"Katakan saja apa tujuan sebenarnya ibu kembali ke Seoul." Chanyeol kembali memalingkan wajahnya.

"Tentu saja untukmu dan ayahmu, memangnya apa lagi?"

"Benarkah?"

"Ya, Yeol-ah."

"Sudah berapa lama ibu di Seoul sebelum bertemu denganku dirumah Jongin saat itu?"

"Ne?" Jessica tampak kebingungan dengan pertanyaan Chanyeol.

Kini Chanyeol kembali menoleh dan menatap ibunya. "Jika ibu datang hanya untukku, ibu akan langsung datang padaku kan? Bukan berminggu setelah ibu menetap disini bersama Soojung."

"A-apa maksudmu?"

"Dan mengenai ayah," Chanyeol menghela nafasnya. "Jika ibu datang untuk ayah seharusnya ibu tidak sesantai ini karena ayah jarang dirumah, apa ibu benar merindukan ayah?"

Jessica tak menjawab, ia hanya membuka mulut tapi ia tak bisa mengeluarkan kata apapun.

Chanyeol merasa matanya mulai memanas. "Ibu, sejak dulu aku belum mendengarnya."

"M-mendengar apa?"

"Permintaan maafmu," Chanyeol kini merasa matanya sudah benar-benar berair. "Jika ibu memang datang untukku dan ayah seharusnya kata pertama yang ibu katakan pada kami adalah permintaan maaf bukan? Bukan mengurusi keperluan Soojung dan apalah segala urusan tak pentingmu itu."

"C-Chanyeol-ah… ibu benar-benar ingin bertemu denganmu, ibu sangat menyayangimu Chanyeol-ah…"

"Tidak ada ibu yang menyayangi anaknya lalu tak mengakuinya, bu." Kenangan pahit itu kembali teringat. Kini air mata itu jatuh mengalir deras di kedua pipi Chanyeol. Mata yang sudah lama kering itu akhirnya basah kembali. Dengan segenap hatinya, dengan segenap perasaan campur aduk miliknya, Chanyeol berusaha menguatkan hati. "Kemana ibu saat aku membutuhkan ibu?"

Jessica yang melihat air mata itu kemudian ikut berkaca-kaca.

"Apa ibu tau bagaimana aku menderita saat ibu pergi? Bahkan ayah sempat sakit karena perilaku ibu!" Chanyeol menyeka air matanya, ia kini menatap tajam Jessica. "Selama ini apa ibu pernah berpikir mengenai keadaan kami? Yang kami dengar hanyalah kabar pernikahan barumu dengan lelaki itu."

"Chanyeol, dengarkan ibu dulu, ibu punya penjelasan mengenai hal itu!"

"Apa? Jelaskan bu!"

"Lelaki itu, d-dia yang menyerang ibu… saat itu ibu hanya ingin melindungimu dan menyuruhmu pergi… lalu—"

"Lelaki itu menyerang ibu dan ibu menikahinya?" Chanyeol menatap Jessica dengan tatapan tak percaya. "Dan ibu meninggalkan kami demi lelaki seperti dia?!"

Jessica tak bisa menjawab lagi, ia tak berkutik.

"Apa yang harus ku dengar lagi bu? Aku selalu berusaha berpikir bahwa ibu tak seburuk itu, aku selalu berusaha berpikir bahwa orang yang di hotel itu bukanlah ibuku, tapi aku tidak bisa… bagaimana bisa aku membela ibu disaat ibu sama sekali tak berusaha mempertahankan keluarga ini, apa aku sebegitu tak berartinya bagi ibu?"

Deras sudah. Air mata ini sudah sangat deras mengalir, Chanyeol bahkan bisa merasa matanya mulai sakit dan bengkak karena ia mengusapnya berkali-kali, ia yakin sudah memerah. Tapi fokusnya tetap pada ibunya, semua yang ia pendam selama ini pada akhirnya ia keluarkan juga didepan ibunya. Chanyeol ingin mendengar penjelasan yang lebih logis dari ini tapi ibunya seperti membenarkan semuanya, gerak-geriknya seperti mengatakan semuanya memang benar seperti apa yang Chanyeol duga. Dan pada akhirnya memang tidak ada yang berubah.

Chanyeol bangkit dari duduknya saat ia bisa mendengar suara mobil Zhoumi terdengar di bawah sana. Ia harus bertanya semuanya pada ayahnya, walau sebenarnya ia tak tau apa yang harus ia tanyakan setelah percakapan dengan Jessica tadi. Chanyeol hanya ingin berbincang dengan ayahnya.

Ia menemukan Soojung yang berdiri di depan kamarnya, lagi-lagi gadis itu menguping. Chanyeol hanya mendelik dan melewati Soojung.

Zhoumi yang baru membuka jasnya terkejut saat melihat Chanyeol sudah berdiri didepan pintu.

"Chanyeol, apa yang kau laku—oh? Ada apa dengan matamu? Chanyeol-ah… kau menangis?" Zhoumi mengusap pipi Chanyeol sekilas.

Chanyeol diam, ia memang menangis. Banyak pertanyaan yang ia ingin utarakan pada sang ayah, mengenai ibunya, mengenai semuanya, tapi entah kenapa mulut ini tak mau bergerak dan ia hanya bisa diam.

"Chanyeol, ada apa? Kau baik-baik saja?"

Sambil mengepalkan tangannya, Chanyeol menatap lurus kedua mata cemas Zhoumi. "Dimana alamat Baekhyun?"

Dan pada akhirnya hanya itu yang bisa Chanyeol ucapkan.

.

.

.

Lelaki bermata sipit berwajah manis itu menatap kosong televisi dihadapannya. Suara tawa dan musik ceria di acara tivi itu sama sekali tak menarik perhatiannya, ia menggenggam ponselnya dan ia melamun. Baru saja ia berbincang dengan Minhyuk tadi.

"Taehyun, aku membuat pasta kau mau mencobanya?" Tiffany menyimpan sepiring pasta dihadapan Taehyun, namun bocah itu tetap diam.

"Taehyun-ah?" Ia kemudian menepuk pundak Taehyun.

"Oh, ya?" Taehyun menoleh pada Tiffany. "Ah, kau membuat pasta…"

Sikap Taehyun yang begitu malah membuat Tiffany sedikit kebingungan. "Ada apa? Kenapa kau melamun?"

Taehyun yang sedang melahap pasta buatan Tiffany hanya menggeleng sambil tersenyum. "Tidak apa,"

Untungnya Tiffany tak begitu curiga, ia hanya kembali ke dapur untuk menyiapkan masakannya. Sedang Taehyun kini masih dengan keraguannya. Ia menatap sang ayah yang sibuk membaca koran di ujung ruangan. Kemudian ia mengambil lagi ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Yobseyo?" Ujarnya pelan saat seseorang disana menjawab panggilannya. "Nenek, apa kabar? Ya, ini aku Taehyun, tidak nek, aku baik-baik saja maaf selama ini aku tak menghubungimu… tentu saja aku berada di Seoul saat ini," Taehyun bisa melihat kini ayahnya sedang menatapnya dengan bingung, namun ia tetap melanjutkan percakapannya. "Nek, apa ibu dan Baekhyun ada di sana?"

.

.

.

To Be Continue.

..

Iya, tau sekarang Senin bukan weekend.

Salahin listrik rumah nih yang mati nyala mulu -_-

Btw, no edit. Maafkan jika banyak kesalahan, happy reading~

Menuju 2 chapter terakhir~~