Disclamer:
Naruto: Masashi Kshimoti
HighSchool DxD: Ichiei Ishibumi

Naruto and High School DxD: Demon Dragon Romance

Genre: Action, Adventure, Demon, Fantasy, Friendship, Romance, Mystery, Supernatural

Raiting: M

Pairing: [Naruto x Rias]

Warning: Gaje, Abal, Typo, OC, OOC, StrongNaru!

.

Summary: Dia tidak tau masa lalu-nya, dan hanya menganggap diri-nya sebagai manusia, hingga dia dibangkit-kan kembali menjadi Iblis Clan Gremory ketika dia mati. Tapi tidak ada yang tau, termasuk diri-nya sendiri, kalau dia mempunyai kemampuan yang sangat luar biasa.

.

Chapter 1: Kebangkitan

.

Naruto Uzumaki, pemuda berambut blonde dengan gaya spike, bermata biru saffir, duduk ditepi ranjang tempat tidur-nya. "Huh..." Naruto menghela nafas pelan, mengingat kejadian-kejadian yang menimpa-nya belakangan ini. Naruto bukan-lah manusia, dia hanya-lah Iblis yang direngkarnasi oleh Rias Gremory, gadis yang dia panggil Boucho.

Naruto sebagai salah satu pelayan, dari Rias, sangat menghormati-nya, tapi Naruto tidak tau kenapa, Boucho-nya selalu bersikap buruk pada-nya. Apa dia pernah berbuat salah? Atau dia pernah membuat hati Boucho-nya terluka? Entah Naruto sendiri tidak tau.

Memikir-kan itu semua membuat Naruto pusing sendiri. Berdiri dari tepi ranjang, Naruto menggambil handuk-nya, yang tersangkut didekat pintu kamar-nya, dan segera bergegas mandi, untuk berangkat sekolah.

Naruto adalah murid laki-laki di Kuoh Gakuen. Dia tidak populer, dan dia juga dia pintar, dia hanya-lah murid biasa, walau-pun sesungguh dia Iblis. Naruto sendiri tidak tau, kenapa dia direngkarnasi menjadi Iblis oleh Boucho-nya, padahal seharus-nya Boucho-nya tau bukan, kalau Naruto hanya-lah manusia normal, yang tidak mempunyai kemampuan khusus apa-pun.

OoOoOoO

Kaki-nya terus melangkah di halaman Sekolah, dengan pandangan tenang. Dia tidak seperti Kiba Yuuto, yang meruapakan Casanova Kuoh Gakuen, yang selalu menadapat tatapan berbinar dari setiap wanita, tapi Naruto juga beruntung, karena tidak seperti Trio Pervert, yang selalu mendapat tatapan menjijikan dari para gadis.

"Hidup normal seperti biasa-nya." guman Naruto pelan. Dia tidak habis pikir, kenapa dia sebagai Iblis, tidak mempunyai hidup yang penuh pertarungan, seperti salah dua sahabat-nya, Hyoudou Issei, dan Kiba Yuuto.

Insiden di Gereja, saat mencoba menyelamat-kan Asia Argento, sudah dilewati-nya, dan sekarang dia akan dihadapi oleh Insiden Raiting Game, melawan salah satu Iblis Bangsawan, tapi Naruto yakin, dia tidak akan ikut, karena Boucho-nya tidak akan pernah mengajak diri-nya yang lemah, dan tidak bisa bertarung, seperti sebuah sampah.

Duduk dibangku-nya, Naruto melirik sekilas, bangku milik Boucho-nya yang kosong. Naruto tau, Boucho-nya tidak akan hadir selama 1 minggu penuh, mengingat mereka semua, anggota Club Occult Research, atau bisa dibilang seluruh Perage Rias, kecuali Naruto sedang menjalani latihan, disalah satu tempat milik Clan Gremory.

Srek!

Lamunan Naruto buyar, ketika seorang guru masuk kedalam kelas-nya, yang tadi ramai menjadi sunyi, karena kedatangan Sensei mereka.

"Baik-lah anak-anak, kita akan mulai pembelajaran sekarang!"

OoOoOoO

"Kiba.." Hyoudou Issei, pemuda berambut coklat, yang meruapakan sahabat Naruto, dan salah satu Perage Rias, yang mengkonsumsi 7 Pawn, dan pemegang Sacred Gear, [Boosted Gear], berjalan menghampiri pemuda light-blonde, yang duduk ditepi kolam renang.

"Hmm... ada apa Issei-kun?" tanya Kiba Yuuto, Casanova Kuoh Gakuen, yang juga sahabat Naruto, sama seperti Issei, serta salah satu Perage Rias yang mengkonsumsi 1 Knight, dan pemegang Sacred Gear, [Sword Birth].

Issei duduk di tepi kolam, dengan memandang sendu kedepatan. "Aku sedikit kasihan dengan Naruto, yang tidak diajak kemari." Jawab Issei. Issei sangat peduli pada rekan-nya yang satu itu, walau-pun tidak bisa apa-apa, bahkan bisa dikata-kan lebih lemah dari Asia, tapi Issei tetap peduli, karena teman, selalu melindungi teman-nya.

Kiba tersenyum kecil. "Begitu-pun aku Issei-kun. Sebelum kau direngkarnasi menjadi Iblis oleh Boucho, Naruto adalah orang yang paling dekat dengan ku. Dia selalu memberi ku saran untuk setiap teknik-teknik baru yang ku ciptakan, walau-pun dia tidak bisa bermain pedang, atau menggunakan Sihir, tapi dia bisa memberi saran untuk gerakan yang membuat teknik itu menjadi sempurna. Sebagai sahabat-nya, aku sangat menghormati Naruto." balas Kiba, dengan menatap langit.

"Sungguh? Aku tidak tau Naruto bisa seperti itu. Boucho berkata Naruto hanya-lah Iblis yang tidak bisa apa-apa." Ujar Issei terkejut, mendengar kalimat yang dilontar-kan oleh Knight dari Boucho-nya itu. Issei sudah bebarapa bulan menjadi Perage dari Rias, tapi dia sama sekali tidak tau, kalau Naruto bisa berbuat seperti itu.

"Karena memang Bucho tidak tau. Aku selalu merahasia-kan ini dari Boucho. Tapi aku tidak tau itu kenapa, seperti-nya aku hanya ingin merahasia-kan saja. Mungkin kalau Naruto ada disini, dia bisa memberi bebarapa nasihat untuk mu Issei-kun." balas Kiba. Sebagai salah satu orang yang menghormati Naruto, Kiba seharus-nya memberitau kalau Naruto bukan-lah Iblis yang tidak berguna pada Boucho, tapi entah kenapa bibir Kiba selalu terkunci setiap dia ingin mengatakan-nya.

Issei tersenyum. "Seandai-nya dia ada disini, pasti latihan ini terasa lebih menyenang-kan dari biasa-nya." ujar Issei.

OoOoOoO

"Koneko-chan!" Asia Argento, gadis berambut blonde, yang dulu seorang birawati Gereja, tapi sekarang telah menjadi Iblis dari Clan Gremory, setelah direngkarnasi menjadi Iblis oleh Rias. Memanggil, salah satu teman dekat-nya, Koneko Toujou.

"Ada apa, Senpai?" tanya Koneko, gadis loli berambut putih, yang selalu menampakan wajah datar, yang sedang memakan cemilan manis.

Asia memandang cemas Koneko. "Ada Naruto-san baik-baik saja diperlakukan seperti itu oleh Boucho?" tanya Asia kawatir. Sebagai salah satu teman dari Naruto, Asia merasa kawatir dengan pemuda itu, karena mau dilihat dari segi mana-pun, Boucho-nya, selalu berperilaku buruk pada Naruto.

"Aku tidak tau." balas Koneko datar, dan memakan gigitan terakhir dari cemilan. "Tapi menurut ku, Boucho hanya kawatir terhadap Naruto-Senpai. Kalau Boucho memang tidak peduli dengan Naruto-Senpai, seharus-nya, Boucho bisa menyuruh-nya untuk membasmi Iblis liar yang saat ini sangat banyak yang bersembunyi di kota Kuoh." Lanjut Koneko datar.

Asia tersenyum senang. "Benar juga. Tapi semoga itu bukan hanya asumsi mu saja." Ujar Asia.

"Semoga." Balas Koneko.

OoOoOoO

"Dimana ini?"

Naruto sedikit terkejut dengan pemandangan yang dilihat didepan-nya. Pemandangan yang berupa susunan balok, yang dijadikan satu, tapi dengan tinggi yang berbeda-beda. "Dimana aku? Kenapa aku ada ditempat seperti ini. Terakhir aku ingat, aku sedang tidur di atap sekolah." Batin Naruto bertanya-tanya.

"Selamat datang, Naruto Uzumaki."

Mengalih-kan pandangan-nya, Naruto melihat sosok yang sangat mirip dengan-nya, tapi memiliki rambut berwarna perak, dan pupil mata kanan-nya tidak berbentuk lingkaran, melanikan lingkaran sihir berwarna emas, dengan gambar pintagram ditengah-nya.

"Si-siapa kau? Dan kau mengenali ku?" tanya Naruto, dengan malangkah-kan kaki-nya mundur. Naruto takut, melihat sosok didepan-nya, dia hanyalah Iblis yang tidak mempunyai kemampuan apa-pun layak-nya manusia, tentu saja dia takut melihat sosok yang cukup mengeri-kan didepan-nya.

"Aku? Aku adalah diri mu yang lain."

OoOoOoO

Rias Gremory, gadis Iblis berambut merah, yang merupakan, King dari Naruto, Issei, Kiba, Asia, dan Koneko, serta adik dari Sirzechs Gremory, sang Maou Lucifer, Four Demon King Underworld, duduk disebuah sofa, yang ditemani oleh Quen-nya, Akeno Himejima.

"Rias aku ingin bertanya sesuatu pada mu." Ujar Akeno, gadis berambut dark-blue, dengan gaya ponytail, yang duduk disamping Rias.

"Apa itu?" balas Rias, tanpa mengalih-kan pandangan-nya, dari papan catur didepan-nya. Dari nada yang dikeluar-kan Akeno, Rias menduga, kalau Akeno, akan membicar-kan masalah yang cukup serius, karena tidak seperti biasa-nya, Akeno berbicara, dengan nada yang cukup tajam seperti tadi.

"Kenapa kau tidak mengajak Naruto-kun?" tanya Akeno. Dia tidak habis pikir dengan sahabat, sekaligus, Boucho-nya, bisa-bisa-nya, Rias mengabai-kan Naruto, yang juga salah satu Perage-nya. Akeno tau, Naruto itu lemah, tapi setidak-nya, Rias mengajak Naruto juga ketempat ini, karena mau bagaimana-pun, Naruto juga salah satu dari mereka bukan.

"Untuk apa aku mengajak-nya? dia hanya-lah Pawn yang berjumlah 1. Dia tidak mempunyai kemampuan apa-apa. Memang aku akui, dia ahli dalam bidang strategi, tapi tetap saja, dia tidak terlalu berguna. Strategi yang dia buat juga tidak terlalu akurat." Jawab Rias santai. Rias sungguh tidak mengerti, baik itu Akeno, Issei, Kiba, Koneko, atau Asia semua-nya terlalu peduli pada Naruto, padahal jelas-jelas, Naruto itu tidak bisa apa-apa.

"Kalau begitu kenapa kau merengkarnasi-nya?" tanya Akeno, yang tidak mengerti dengan jalan pikiran Rias. Kalau Rias tau, Naruto itu lemah, seharus-nya, dia tau dari awal bukan? Tapi kenapa dia tetap merengkarnasi-nya? entah-lah Akeno sama sekali tidak tau.

"Aku pikir dia berguna. Mengingat Perage Raiser, banyak Pawn yang berjumlah 1, dan memiliki bakat disalah satu bidang, seperti Kendo, atau semacam-nya, jadi aku pikir Naruto juga akan seperti itu, tapi ternyata tidak." Jawab Rias. "Check Mate." Guman Rias, ketika tangan-nya, memajukan satu Pawn, di papan catur didepan-nya.

"Rias kau tau, aku sangat kecewa pada mu. Saat pertama kali kau merengkarnasi ku, kau bilang, Clan Gremory, selalu menganggap Perage-nya sebagai keluarga, tapi ternyata aku salah, kau memperlakukan Naruto-kun, bahkan lebih buruk dari seorang budak." Balas Akeno dengan nada kecewa, dan pergi meninggal Rias, yang hanya berkespresi datar.

"Lebih buruk dari budak? Apa itu benar, Onii-sama?" batin Rias.

OoOoOoO

"Apa maksud mu dengan diri ku yang lain?" Naruto menatap bingung sosok didepan-nya. Apa maksud-nya dengan diri ku yang lain? Apa dia mempunyai dua jiwa, atau ada orang lain yang memiliki nama, dan bentuk wajah yang sama? Entah Naruto tidak tau sama sekali.

"Huh, otak jenius mu rupa-nya telah beku dimakan waktu ya?" sosok didepan-nya tersenyum. "Karena nama mu Naruto Uzumaki, maka nama ku, Menma Uzumaki." Ujar orang didepan-nya tenang.

"Apa maksud mu dengan karena nama ku? Jangan kata-kan kalau kau belum mempunyai nama." Ujar Naruto terkejut. Bagaimana mungkin ada orang yang sudah seusia diri-nya tapi tidak memiliki nama. Mungkin kalau hilang ingatan, Naruto masih bisa mengerti, tapi jika dilihat dengan teliti, orang didepan-nya sama sekali tidak terlihat, seperti orang yang hilang ingatan.

"Ya begitu-lah. Aku-kan sudah kata-kan, kalau aku adalah diri mu yang lain. Mungkin lebih tepat-nya, sumber kekuatan mu, yang kau segel, dan membentuk diri ku." Ujar orang yang mengaku Menma dengan tenang. "Dan sebelum kau bertanya siapa aku, kau bertanya dimana ini-kan?..." Naruto mengangguk kecil. "...ini adalah alam bawah sadar mu. Sebenar-nya aku tidak mau membawa mu kemari karena itu melanggar janji ku pada mu, tapi karena seperti-nya keadaan menjadi terdesak, mau tidak mau, aku menarik mu kemari." Jawab Menma tenang.

"Apa maksud mu keadaan terdesak, dan aku juga belum paham, dengan penjelasan mu." Ujar Naruto, yang sama sekali tidak mengerti dengan penjelasan yang diberikan sosok pemuda berambut perak didepan-nya.

"Akan aku mulai dari yang awal. Apa kau menganggap diri mu manusia saat sebelum menjadi Iblis?"

"Tentu saja, aku sangat yakin kalau aku manusia." Jawab Naruto dengan penuh keyakinan. Selain manusia memang ada, mahluk yang tidak memiliki kemampuan Special? Tidak bukan. Itu sudah menjelas-kan kalau Naruto adalah manusia, itu-lah menurut pikiran Naruto.

"Kedua, apa kau tidak merasa aneh, ketika kau sudah direngkarnasi tapi tidak bisa memakai Sihir apa-pun?"

"Entah aku tidak tau." jawab Naruto menunduk. Sebagai manusia normal, yang dirubah menjadi Iblis, seharus-nya dia bisa menggunakan kemampuan Sihir bukan? Seperti Kiba, atau Asia. Walau-pun mereka mempunyai Sacred Gear, tapi mereka tidak bisa menggunakan Sihir saat masih menjadi manusia bukan? Jadi kenapa Naruto tidak bisa? Entah Naruo tidak tau, memikirkan itu membuat kepala Naruto ingin pecah.

"Ketiga dan terakhir, apa kau tidak merasa kalau kau mempunyai hubungan yang erat dengan Gadis Crimson itu? walau-pun kau diperlakukan buruk selama ini, tapi kau tidak bisa menjauh bukan?"

"Hmmm..." Naruto mengangguk kecil. "Entah aku sendiri tidak tau, kenapa aku tidak bisa pergi jauh dari Boucho. Saat Boucho pergi aku merasa seperti aku kesepian, ditengah-tengah laut." Lanjut Naruto pelan.

"Akan aku beritau. Pertama, kalau kau menggap manusia, maka kau salah. Kau adalah Naga, salah satu dari 7 Naga yang mempunyai wujud manusia..."

"Na-Naga. Itu mustahil. Aku sangat yakin kalau aku manusia." Potong Naruto cepat, dengan rasa terkejut, yang melebihi keterkejutan, ketika dia baru dibangkit-kan kembali menjadi Iblis.

"Apa kau punya ingatan masa lalu? Apa kau tau siapa orang tua mu?"

Naruto menggeleng kecil. "Tu-tunggu dulu, kalau aku Naga, kenapa aku tidak mempunyai kemampuan Sihir satu-pun?" wajah Naruto terangkat, dengan menatap kedua mata Menma, yang berbeda.

"Kau menyengel kekuatan mu sendiri, termasuk ingatan mu dimasa lalu. Dan wujud mu yang saat ini bukan-lah bukan-lah wujud asli mu. Wujud asli mu, jauh lebih tampan, dan mengerikan."

"Apa maksud mu? Aku benar-benar tidak mengerti." Naruto memegang kepala-nya, yang rasa-nya seperti mau meledak.

"Lebih baik aku langsung tunjukan pada mu." Menma mengehla nafas pelan. "Kemari-lah, akan aku buka salah satu segel, yang menyegel kemampuan mu." Ujar Menma tenang.

"Tidak."

"Sudah aku bilang kemari, atau aku yang akan kesana." Balas Menma tenang. Dengan ragu-ragu, Naruto menghampiri Menma. "Bersiap-lah, Naruto!"

[Seal Open: Golden Fire]

Naruto terkejut bukan main, ketika, Menma memegang wajah-nya dibagian kanan. Tubuh-nya serasa terbakar sebuah api, tapi tidak panas seperti api pada umum-nya. "Rasa-nya hangat." Batin Naruto, yang merasa nyaman.

"Aku tau apa yang kau pikir-kan, Naruto." ujar Menma tenang, dan menjauh-kan tangan-nya dari wajah Naruto. "Yang ku buka tadi, adalah salah satu Sihir mu. Dan jangan menganggap kalau aku buka segel itu, kau akan langsung Overpower seperti Sekiryuutei Mesum itu. kau harus banyak berlatih, terlebih lagi, tubuh mu yang sekarang tidak akan mampu menahan kekuatan mu sendiri yang sungguh luar biasa, maka dari itu, aku hanya membuka ¼ kekuatan mu saja, mungkin hanya segini yang mampu di tahan tubuh mu saat ini." Jelas Menma tenang.

"Dengan ini aku pasti dapat membantu Boucho, melawan Burung Brengsek itu." ujar Naruto merasa yakin dengan kemampuan-nya, yang baru saja dia dapat.

"Jika kau ingin membantu Gadis Crimson itu, besiap-lah melewati Penyiksaan mu, Naruto Uzumaki."

Glek!

Naruto menelan ludah-nya susah payah, melihat seringai, yang sangat mengeri-kan dari sosok didepan-nya. "Tu-tunggu dulu..." Naruto teringai sesuatu, yang belum dijelas-kan Menma. "Apa maksud pertanyaan terakhir mu?" tanya Naruto.

"Souka jadi kau benar-benar ingin tau. Singkat-nya, gadis Crimson itu, adalah rengkarnasi dari seseorang. Dari jika kau mau tau rengkarnasi dari siapa, kau harus mencari-nya sendiri, serta jangan lupa Quen-nya, dia juga salah satu dari rengkarnasi orang yang dekat dengan mu." Naruto mengangguk kecil tanda dia mengerti. "Otak jenius mu seperti-nya sudah mulai mencair ya." Menma tersenyum kecil. "Kita latihan sekarang, oh ya aku lupa memberi tau mu, dibawah alam sadar mu, 1 menit sama seperti 30 menit, jadi jika kau berlatih disini, itu akan lebih menghemat waktu, dan jika kau tidak suka dengan suasana ini..."

Clek!

Menma menjenti-kan jari-nya, dan suasana sekitar mereka berubah di ruanf Club Occult Research. "...aku juga bisa mengganti tempat latihan kita." Lanjut Menma. "Apa kau akan bertambah semangat kalau melihat ini..."

Clek!

Suasana mereka berganti lagi, di sebuah kamar mandi besar, dengan Rias, Akeno, Asia, dan Koneko, sedang mandi bersama-sama. "Bagaimana, ini Real lho, ditempat mereka sekarang sedang berlibur, tapi karena kita berbeda alam, jadi mereka tidak menyadari-nya kalau kita sedang bersama mereka. Serta jangan lupa dengan perbedaan waktu kita dan mereka, yang membuat setiap gerakan mereka melambat." goda Menma.

"Tidak, tidak, lebih baik ruang Club, ini..." Naruto melihat kearah Boucho-nya, darah segar mengalir pelan, dari hidung mancung-nya. "...terlalu vulgar." Lanjut Naruto yang sudah tidak bisa berkata-kata apa-apa lagi, karena melihat Oppai dari dua Onee-sama-nya, bergoyang-goyang didepan-nya dengan slow motion.

"Akan aku beri tau, kau tidak akan bisa menyentuh apa-pun. Kita ini seperti hantu, singkat-nya jiwa mu sedang ku bawa jalan-jalan." Ujar Menma. "Baiklah, waktu-nya kita serius..."

Clek!

Suasana mereka berganti lagi menjadi disebuah pegunungan, dengan rumput-rumput yang terawat disekitar mereka. "Akan aku beri tau, api mu memang terasa hangat jika bersentuhan dengan mu, atau orang yang kau kehendaki untuk tidak melukai-nya, tapi bagi orang yang kau lawan, atau yang kau anggap musuh, api itu, akan lebih panas dari Api hitam Amaterasu." Jelas Menma. "Sekarang kau push up 300 kali, Sit up 300 kali, back uo 300 kali, dan lari mengelili jalur yang sudah sudah ditandai sebanyak 500 kali."

OoOoOoO

"Boucho!"

Rias yang tengah memakai handuk-nya, mengalih-kan pandangan-nya kesisi lain, dan menatap Quen-nya, yang memanggil-nya. "Ada apa Akeno?" tanya Rias santai.

"Kau ingin kemana? Tumben sekali kau mandi secepat ini." Ujar Akeno yang sama sekali tidak mengerti dengan sikap Boucho-nya. Di ruang Club, biasa-nya, Boucho-nya, akan menghabis-kan waktu 30 menit, atau bahkan lebih, untuk mandi, tapi sekarang, 10 menit saja belum sampai, entah pikiran apa yang meracuni Rias, Akeno tidak tau.

"Aku setuju dengan pendapat, Akeno-Senpai." Koneko mengangguk kecil. "Kau tidak seperti biasa-nya Boucho." Ujar Koneko datar.

Rias menggeleng kecil. "Maaf telah membuat kalian kawatir. Tapi aku tidak apa-apa. Aku hanya merasa, seperti ada yang sedang mengintip kita saja." Ujar Rias tersenyum kecil. Beberapa menit yang lalu, Rias merasa diri-nya sedang diperhati-kan oleh orang lain, tapi Rias tidak tau siapa, karena Issei dan Kiba, untuk saat ini, tidak mungkin mereka mengintip.

"Mengintip? Issei-kah? Seperti-nya tidak mungin, dia sedang latihan bersama Kiba, jadi siapa?" balas Akeno menatap Boucho-nya bingung. Akeno sih tidak terlalu keberatan jika tubuh-nya dilihat orang lain, asal-kan orang itu tidak melihat bagian bawah-nya, hanya sebatas dada, bagi Akeno tidak masalah.

"Aku juga tidak tau." Rias melangkah-kan kaki-nya keluar. "Sebaik-nya, kalian cepat kembali juga. Aku takut kalian kenapa-kenapa." Ujar Rias yang menghilang dari pandangan mereka.

"Ada apa dengan Boucho? Dia tidak seperti biasa-nya." batin Akeno bingung.

OoOoOoO

"Huh...huh...huh..." Naruto mengatur nafas-nya. "Kau mau membuat ku mati?" ujar Naruto, dengan menatap tajam, sosok pria berambut perak didepan-nya.

"Kau tidak akan bisa mati disini, Naruto. Terlebih lagi, ini menghemat waktu bukan? Apa kau merasakan beberapa anggota tubuh mu sudah berkembang?" tanya Menma tenang.

"Mungkin. Tapi apa ini juga berlaku didunia nyata? Ini-kan alam bawah sadar?" tanya Naruto bingung. Alam bawah sadar, dan dunia nyata berbeda bukan? Alam bawah sadar, sama seperti alam lain, atau singkat-nya, dunia roh, dunia yang tidak bisa menyentuh apa-pun, sedang-kan dunia nyata kebalikan daro alam bawah sadar.

"Tentu saja tidak."

"Lalu untuk apa kau menyruh ku lari hah?" ujar Naruto kesal dengan Menma. Untuk apa dia menyuruh Naruto lari, push up, sit up, back up, dan sebagai-nya, kalau tubuh-nya tidak berkembang.

"Hanya untuk pemanasan. Apa kau pikir Roh tidak butuh pemanasan? Tentu saja butuh bukan."

"Kau ini Roh yang aneh, Menma." Komentar Naruto pasrah, dengan kelakukan konyol Menma, terlebih lagi dia berbicara yang anek-aneh dengan nada datar dan tenang, membuat-nya jadi semakin aneh, bagi Naruto.

"Arigato."

"Itu bukan pujian..." ujar Naruto. "Lalu sekarang apa yang kita lakukan?" tanya Naruto bingung.

"Kita akan berlatih Sihir, alasan ku menyuruh mu lakukan latihan fisik, adalah agar kau bisa mengguna-kan Sihir mu itu, tapi jika didunia nyata tentu saja belum bisa, tubuh mu yang sekarang masih terlalu lemah untuk menggendali-kan kekuatan tersebut, jadi kalau kau benar-benar ingin menyelamat-kan gadis Crimson itu, kau latihan fisik didunia nyata, dan latihan teknik Sihir dialam bawah sadar mu, apa kau mengerti?" tanya Menma tenang.

"Aku mengerti. Singkat-nya, kau akan mengajari ku teknik Sihir, sedangkan aku juga latihan diduia nyata untuk memperkuat tubuh ku, agar mampu menompang kekuatan tersebut. Apa aku salah?" tanya Naruto, dengan menatap Menma yakin.

Menma tersenyum kecil. "Otak jenius mu, seperti-nya sudah mulai cair." Ujar Menma. "Kalau begitu kita latihan sekarang, dan nikmati penderitaan mu, Naruto."

OoOoOoO

"Ternyata kau disini, pirang bodoh." Souna Sitri, gadis bertubuh kecil, yang mempunyai rambut pendek, dengan poni rata didahi-nya, memakai kacamata, menghampiri Naruto yang tengah tiduran diatap sekolah. "Naruto, bangun, atau aku akan menyeret mu ke kelas." Ujar Sona tegas, tapi tidak reaksi apa-pun yang ditunjukan pemuda blonde itu.

Berjongkok didepan Naruto, Sona kembali mencoba membangun-kan pemuda blonde itu, tapi tidak reaksi apa-pun. "Tidak ada jalan lain..."

.

"Naruto, seperti-nya ada yang memanggil mu."

"Siapa?" tanya Naruto, dengan menatap sosok Menma, yang masih mengamati-nya latihan.

"Lihat itu." Menma menunjuk sebuah layar, tidak lebih tepat penglihatan dunia nyata, dan disana terdapat Sona yang mencoba membangun-kan Naruto berulang kali.

"Ah Kaicho..." Naruto tersadar. "Seperti waktu istirahat sudah selesai, kalau begitu aku pergi dulu. Nanti malam aku akan mampir kembali." Ujar Naruto.

"Hn. Jangan lupa seperti yang aku kata-kan, latihan didunia nyata untuk memperkuat fisik mu, agar mampu menopang kekuatan yang baru saja aku buka, dan kau pelajari, jika tidak, kekuatan mu tidak akan terkontrol." Ujar Menma mencoba mengingat-kan diri-nya yang lain.

"Tenang saja, aku tidak akan lupa itu..." Naruto melambai-kan tangan-nya. "Jaa ne." Perlahan tapi pasti, Naruto menghilang dari pandangan Menma .

.

Plak!

"Ittaaai." Naruto berteriak keras ketika Souna dengan keras-nya menampar pipi Naruto. "Apa yang kau lakukan Kaicho?" tanya Naruto menatap tajam, gadis Iblis disamping-nya, yang berwajah datar.

"Tentu saja membangun-kan mu. Kau tau ini sudah waktu-nya masuk. Sekarang kembali ke-kelas mu, atau aku akan menyeret mu." Ujar Souna tegas. Sudah puluhan kali, Souna memperingat-kan Naruto, tapi tetap saja, Naruto terus mengulangi perbuatan-nya, ketiduaran diatap sekolah.

"Hn, Kaicho." Balas Naruto yang pergi meninggal-kan atap sekolah, dengan Souna mengikuti-nya dari belakang.

OoOoOoO

Rias memandang langit malam, dengan pandangan sendu. Entah apa yang membuat dia ingin memandang langit, dia sendiri tidak tau, tapi yang jelas dia tau, perasaan-nya kali ini bercampur aduk, kawatir, sedih, bingung, dan sebagai-nya.

"Boucho!"

Memaling-kan wajah-nya, Rias menatap pemuda yang dijuluki Sekiryuutei, datang menghampiri-nya, dengan wajah datar. "Ada apa Ise?" tanya Rias tersenyum.

"Pakai ini." Ise melempar-kan jaket-nya pada Rias. "Guna-kan itu untuk menutupi tubuh mu, pakaian yang kau guna-kan sedikit transparan Boucho." Ujar Isse menghampiri Boucho-nya.

Rias menangkap jaket yang diberi-kan Issei. "Ada apa dengan mu Ise? Tidak seperti biasa-nya. apa kau sudah tidak tertarik dengan Oppai ku?" tanya Rias penasaran dengan tingkah Pawn-nya, yang aneh, karena biasa-nya, dia akan semangat, kalau melihat hal-hal ecchi.

Issei memberhenti-kan langkah-nya didepan Boucho-nya. "Seperti yang kau tau aku sangat tertarik dengan Oppai, terlebih lagi jika Oppai mu Boucho. Tapi aku tidak ingin menghianati sahabat ku sendiri, dia sudah lebih dulu mencintai mu dibanding aku. Aku yakin Boucho juga mencintai-nya, tapi Boucho kurang peka terhadap perasaan sendiri." Jawan Issei santai.

"Apa maksud mu Issei aku tidak mengerti?" ujar Rias yang sama sekali dengan perkataan Pawn-nya, yang tidak seperti biasa-nya, karena Pawn-nya, biasa-nya bertingkah bodoh, dan mesum, dan kini justru sebalik-nya.

"Singkat-nya aku sudah tertarik dengan mu Boucho, karena ada sahbat ku yang jauh lebih pantas untuk melindungi mu. Tapi aku akan tetap berusaha untuk mengalah-kan si Raiser itu untuk-nya, dan juga diri mu. Hal pertama yang tidak kau sadari adalah, kenapa aku menolak saat kau menawar-kan keperawanan mu pada ku? Itu karena aku sudah tidak tertarik dengan mu." Ujar Issei tenang. Menyungging-kan sebuah senyum Issei melambai-kan tangan-nya. "Kalau begitu aku pergi dulu Boucho, dan jangan lupa tidur untuk mempersiap-kan diri beberapa hari lagi." Pamit Issei yang pergi kekamar-nya.

Menghilang dari pandangan-nya, Rias kembali memandang langit . "Siapa yang dimaksud Issei?" batin Rias.

.

To Be Continued

.

AuthorNote: Kali ini saya kembali membuat fic baru crossover, dengan anime Naruto and Highschool DxD. Saya juga bingung setan apa yang merasuki saya sehingga membuat fic gaje ini, tapi apa boleh buat, mumpung lagi ide, saya buat aja,

.

Naruto disini tidak langsung saya buat Overpower. Naruto akan kuat secara bertahap, karena tidak mungkin-kan orang yang baru saja membangkit-kan kekuatan masa lalu-nya, dapat langsung Overpower.

Dan disini saya buat Romance yang dari awal memang sudah saling mencintai. Naruto mencintai Rias dan sebalik-nya, tapi Rias tidak menyadari perasaan itu, kalau Naruto sudah menyadari-nya dari awal, makan-nya, dia tidak menjadi Dark, dan hanya memiliki saya tujuan, melindungi Rias, dan teman-teman-nya, dari segala macam bahaya.

Lalu jika ada yang bertanya Menma itu siapa? Menma adalah kumpulan energy Sihir Naruto yang tersegel, dan menjadikan-nya sosok Menma. Dan jika kalau seluruh segel-nya telah terbuka, otomatis Menma akan menghilang, dan wujud sebnar-nya dari Naruto akan keluar.

Issei disini saya buat tidak terlalu mesum, tapi juga tetap mesum, kecuali pada Boucho-nya, dan Akeno.

.

Profile Naruto:

Nama: Naruto Uzumaki
Ras: Dragon, Demon.
Umur: 400+
Magic: Golden Fire, ?
Magic Technique: ?
Senjata: Kunai Magic Current Star

Naruto Skill Statistc (Sementara):

Kemampuan Fisik: 7/10
Teknik Sihir: 7/10
Kekuatan Mental: 9/10
Kapasitas Energy Sihir: 8/10
Keahlian Senjata: 8/10

.

Mohon Review.

.