Disclaimer:

Boboiboy milik Animonsta

Soundless Voice, Proof of Life and Endless Wedge by Kagamine Len and Kagamine Rin

The Story is mine!

Warning : Yaoi! (Kalau tidak suka silahkan tekan tombol back. Be a smart reader, okay? *smile*), typo (maybe), chara-death.

Genre : Romance, Hurt / Comfort, Tragedy.

My Soundless Voice, Your Proof of Life and This Endless Wedge.

Malam yang dingin ini semua sudut kota sudah berubah menjadi putih karena tertutup oleh salju yang lebat. Jika kita menyusuri kota jauh lebih dalam kearah tempat sepi yang berada cukup jauh dari kota, kita bisa menemukan sebuah rumah kecil dan di depan rumah itu terdapat sebuah pohon besar yang berdiri kokoh disana.

Di dalam rumah itu, tinggal dua orang pemuda yatim piatu. Pemuda pertama berambut ungu tua dan mengenakan kaca mata yang senada dengan rambutnya. Pemuda berkacamata tadi sedang memainkan sebuah lagu menggunakan piano yang berada di dalam ruangan itu, tangannya dengan lihai menekan tuts tuts pada piano. Pemuda yang satunya lagi adalah pemuda berambut hitam legam yang mengenakan topi berwarna jingga dengan cara terbalik. Pemuda berambut hitam tadi duduk di sebelah pemuda yang sedang memainkan piano tadi. Kepalanya ia sandarkan di bahu pemuda berambut ungu tadi. Ia ikut menyenandungkan penggalan penggalan lirik dari lagu yang sedang dimainkan. Mereka berada di posisi yang sama untuk beberapa menit. Sampai akhirnya pemuda berkacamata tadi mengakhiri permainan pianonya.

"Bagaimana Boboiboy.. Kau suka tidak? Aku baru saja memperbaiki beberapa nada dari lagu barusan. Karena kurasa seperti ini lebih bagus." Tanya pemuda yang baru saja menyelesaikan permainan pianonya kepada Boboiboy-pemuda berambut hitam legam yang sedang menyandarkan kepala di bahunya.

"Tentu saja Fang! Itu benar benar luar biasa! Terbaik lah kau ini Fang!"Boboiboy menjawab pertanyaan Fang dengan penuh semangat sambil mengancungkan jempolnya kearah Fang. Fang hanya tersenyum geli saat melihat Boboiboy.

"Dasar kau ini.. Selalu saja bersemangat.. Walaupun hanya hal sepele.. Ingat.. Kesehatanmu juga harus kau jaga juga, Boboiboy.." Mendengar ucapan Fang, Boboiboy mengerucutkan bibirnya-kesal. "Kau juga Fang! Apa tidak bosan membahas hal itu?! Aku yang dengar saja bosan! Aku kan tidak kena- UHUK! UHUK! UHUK!" Sebelum selesai menyelesaikan kalimatnya, Boboiboy sudah terbatuk batuk. "Boboiboy! Tuh kan! Sudah kubilang bukan?! Kau harus banyak istirahat.. Supaya kau cepat sembuh." Fang menuntun Boboiboy kembali ke kamarnya. "Cepat sembuh? Ahahaha! Itu tidak mungkin Fang! Bukannya kau tau sendiri kan.. Kalau penyakitku ini sudah tidak bisa diobati lagi?" Fang tersentak mendengar kata kata Boboiboy yang keluar dengan mudahnya dari mulut Boboiboy seolah itu hanyalah sebuah gurauan. Perasaan bersalah mulai muncul di dalam diri Fang. Saat menyadari bahwa tidak ada yang bisa ia lakukan untuk Boboiboy sekarang.. Disaat Boboiboy sudah melakukan banyak hal untuknya. Boboiboy selalu memberikan senyuman lembut, kata kata yang menenangkannya dan Boboiboy selalu menyanyikan lagu lagu bahagia disaat Fang sedang sedih ataupun gelisah. Boboiboy adalah satu satunya cahaya yang ia miliki sekarang. Fang tidak akan membiarkan hal buruk terjadi pada Boboiboy. "Sudahlah Boboiboy... Kau istirahat saja.. Nah, tidurlah.. Sudah malam.." Fang menidurkan Boboiboy di kasur milik Boboiboy. "Aku masih belum mengantuk Fang! Aku masih ingin bersama Fang! Aku bosan.. Kerjaanku tiduurr terus." Omel Boboiboy yang sekarang mengerucutkan bibirnya -yang menurut Fang sangat lucu- sebal. "Eh? Kok gitu? Aku kan selalu menemanimu waktu kau tidur."

Boboiboy terdiam memikirkan cara agar dia bisa melawan kata kata Fang barusan. Setelah cukup lama berpikir, Boboiboy menemukan ide yang -menurutnya- sangat cemerlang. Ia menyeringgai tipis. "Baiklah aku akan tidur!" Fang tersenyum mendengarnya. "Tapii~" Fang mengerjap perlahan. "Ta-tapi apa?" Boboiboy tersenyum penuh arti. "Kau harus janji dulu padaku, Fang!" Fang merasakan hal yang sangat amat buruk akan terlontar dari bibir mungil Boboiboy. "Ja-janji apa?"... "Hehe~ janji saja~ oke?" Fang diam diam menelan ludahnya. "Baik.. Baiklah." Senyuman -atau seringgaian- di bibir Boboiboy semakin lebar. "Besok aku ingin bermain salju di luar Fang!" Seru Boboiboy dengan mata berbinar binar. Fang membelalakkan matanya -tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar-. "Apa?! Mana mungkin! Jangan bercanda Boboiboy! Kau sedang sakit! Bagaimana kalau kau tiba tiba jatuh pingsan?!" Omel -atau bentak- Fang. Boboiboy terlihat benar benar -sangat amat- kecewa. "Tapi kau sudah janji Faang! Kau tidak boleh melanggar janjimu!" Boboiboy memanyun manyunkan bibirnya sambil memasang tampang memelas pada Fang. "Kumohooon! Sekali ini sajaaa! Setelah itu aku tidak akan minta yang aneh aneh lagi deh. Janji! Kumohoon Faang!" Fang sepertinya sudah mulai tidak bisa lagi menolak permintaan Boboiboy karena wajah memelas Boboiboy itu. "Haah.. Baiklah baiklah.. Hanya kali ini saja oke?" Fang menghela nafas panjang, Ia merutuki kelemahannya yang tidak mungkin bisa menolak keinginan Boboiboy pada saat Boboiboy memasang wajah memelas itu. "Yeeey! Terima kasih Faaang! Aku saaayang Fang!" Saking senangnya, Boboiboy menerjang kearah Fang dan memeluknya. "UWAAH! BOBOIBOY! KAU MAU MEMBUNUHKU HAH?! Le-lepas.." Sepertinya pelukan Boboiboy tadi terlalu kuat sampai sampai Fang tercekik. "Eh? Ma-maaf Faang! Aku tidak bermaksud untuk-"

"Ya sudah... Sudah... Sekarang kau harus tidur oke?" Fang tersenyum tipis.

"Baik bos~" Boboiboy menjawab dengan anggukan dan cengiran lebar. Boboiboy mengecup singkat pipi kanan Fang. Membuat yang dicium kaget, tapi sebelum mengeluarkan protes atau semacamnya, Boboiboy sudah menidurkan dirinya di kasur.

"Selamat malam Fang~"

"Hn. Malam.."

Suasana menjadi hening sampai suara dengkuran halus Boboiboy terdengar. Fang menyentuh pipi kanannya dan tersenyum tipis, lalu mencium kening Boboiboy yang sudah tertidur pulas sekarang. 'Kau tidak tahu betapa khawatirnya aku sekarang ini Boboiboy. Mengetahui kondisimu yang semakin hari semakin memburuk itu. Kuharap besok kau bisa bersenang senang' batin Fang miris. Fang menggenggam tangan Boboiboy dan menidurkan kepalanya di bagian samping kasur di atas tangan Boboiboy yang digenggamnya sekarang. Kemudian terlelap kealam mimpi menyusul Boboiboy yang sudah mendahuluinya.

Dengan begitu.. Kegiatan pada hari itu berakhir dengan damai..

TADAAA! SAYA KEMBALI LAGI!

Kali ini dengan lagu Soundless Voice, Proof of Life dan Endless Wedge. Mudah mudahan saya bisa menyelesaikan fanfic ini.. AMIIN!

Menurut readers gimana? Bagus kah? Atau... Jelek kah?

Please be free to tell me what you think about this one in review!

Aiya~ bener! Terima kasih yang sudah nge-review cerita saya yang pertama *deep bow*.

TBC or Discontinued ?

Please Review~

Thank you~ See you next time~

.

~CM~