New Savior : Rise Of Hell Boy

.

Title : Naruto : New Savior : Rise Of Hell Boy

Genre: Adventure,

Disclaimer: Our Highness, Mr. Masashi Kishimoto

Rating : M

Pair : Naruto x ?

Warning : Kurang nyambung, OC, OOC, Typo(pasti), ect.

.

Misi ke Kirigakure

.

Trank

Trank..

Suara pertemuan logam terdengar saat itu, dan terlihat Zabuza berdiri di belakang Naruto, memegangi katana besarnya, setelah menepis terjangan kunai. Haku langsung bersikap waspada, membelakangi Naruto, sehingga secara otomatis mereka saling melindungi.

"Aku tidak menyangka kau akan bersembunyi di Konohagakure, Zabuza" suara seorang pria terdengar saat itu, berdiri di atas dahan pohon, menunjukkan kalau ia adalah pelaku pelemparan senjata.

Mantan Shinobigatama dari Kirigakure itu menyipitkan matanya, sepertinya ia mengenali siapa yang menyapanya "apa yang kau lakukan di sini, Ao? Kenapa kau menyerang ninja Konoha?" tanya Zabuza balik dengan nada sangat serius.

"kau harus kecewa, tapi aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu, Zabuza. " respon Ao datar.

HiramekareiKai" suara teriakan semangat Chozuro dari atas, mengarahkan pedang kembarnya tepat ke Naruto yang perlahan mengangkat wajahnya, memperhatikan bosan siapa pelaku penyerangan susulan itu.

.

Line

Hembusan chakra membentuk ujung bulat meruncing seperti mata anak panah dari chakra, di keluarkan oleh katana besar milik Chojuro, mengarah telak akan melumat habis Naruto yang dengan tenangnya menatap penyerangan beruntun dari dua arah berbeda itu.

Makyo Hyuchi" suara Haku terdengar pelan saat itu, mengarahkan telapak tangannya ke udara, ke asal Jutsu itu. Sebuah papan seukuran gagang pintu, terbuat dari es putih. Jutsu itu tertelan masuk ke dalam, di serap oleh Jutsu itu.

'Ap-apa yang ..' pikir Chojuro terkejut, menyadari jutsunya yang tidak bekerja sama sekali pada Jutsu pertahanan Haku. Sebuah papan es lainnya, dengan ukuran yang sama muncul di atas kepala Chojuro, Haku muncul dari papan itu, menggerakkan kepalang tangannya ke arah kepala Chojuro.

"DIATASMU, CHOJURO" teriak Ao memperingati rekannya. Chojuro mengerti, berbalik hendak menahan serangan itu, tapi pukulan Haku terlalu cepat. Kedua tangannya juga masih menahan pedang kembarnya, alhasil pukulan itu berhasil mengenai wajahnya telak, melemparkannya ke atas tanah, ke arah yang berlawanan dengan Ao.

Chojuro mendarat di atas tanah menggunakan kedua kakinya, bergeser beberapa inchi kebelakang, tetap kokoh memegangi katana yang telah di percayakan padanya. Haku kembali ke posisinya, bersikap waspada terhadap serangan dadakan yang mungkin akan datang.

Mata gadis itu melirik Sensei-nya"anda mengenal mereka, Zabuza-Sensei?" tanya Haku penasran, terus fokus menatap Chojuro.

"hai, " respon Zabuza pelan. "aku pernah melakukan beberapa misi dengannya ketika aku masih menjadi Shinobi Kirigakure" lanjutnya tetap menatap Ao.

Ao melompat turun ke atas tanah. "bukan hanya Zabuza, tapi juga seorang pengguna Hyōton dan aku yakin kalau kau seorang Yuki, original berasal dari Kirigakure " komen pria mata satu itu, menatap Haku tajam.

Zabuza menyengir tipis. "kau tetap sama seperti dulu, Ao. Matamu selalu tajam melihat siapa pengguna Kekkei Genkai" ujar pengguna Kubikiribōchō itu.

"aku masih tidak mengerti, kabar mengatakan kau tewas tiga tahun lalu di Nami no Kuni, tapi aku melihatmu sekarang di Konoha dalam keadaan sehat tidak kurang apapun, bahkan menajadi Shinobi desa ini" komen Ao sinis. "apa yang membuatmu mengkhianati Kirigakure dan lari ke Konoha?" dan seperti biasanya seorang Ao, selalu memiliki pikiran skeptisme

Zabuza memutar katananya, kemudian menancapkannya ke atas tanah. "hal terjadi merubah manusia, Ao. Sama sepertimu." terang pria itu tetap tenang. "kau dulu pembasmi Kekkei Genkai, sekarang malah berjuang bersama mereka"lanjutntnya menyeringai tipis.

"nah, aku minta maaf mengganggu reuni berharga kalian.. tapi.." komen Naruto menengahi, lalu berubah menjadi serius. "aku bisa melihat dengan jelas kalau kalian berdua menyerangku dengan niat membunuh. Apa tujuan kalian?" lanjutnya, menatap Ao yang di duga adalah pemimpin.

"kau… Uzumaki Naruto, benar?" tanya Ao, menunjuk Naruto.

"apa ada masalah dengan itu?" tanya Naruto datar.

Ao menyeringai tipis. "tentu.. karena misiku adalah menghabisimu" lanjutnya berniat akan menyerang Naruto.

"tunggu dulu.." tegas Zabuza, mengangkat katana besarnya, menunjuk Ao. "aku tau bocah ini mungkin nakal, tapi.. dia adalah muridku. Ini berarti, apapun yang ia lakukan aku yang bertanggung jawab." Lanjutnya sangat jelas.

"masalah ini tidak ada hubungannya denganmu, Zabuza. Sebaiknya kau menyingkir atau aku juga akan menyerangmu" ancam Ao serius.

Zabuza terkekeh tipis. Tentu saja ia tidak akan mengindahkan peringatan itu "sudah pasti ini masalahku. Ia adalah muridku dan apa yang terjadi pada muridku adalah tanggung jawabku" ia berhenti sejenak dan mengangkat katana besar itu ke punggungnya. "lagipula, aku penasaran dengan kemampuan bocah yang memegang Hiramekarei itu. Ia mungkin akan memberikan kesenangan bagi sesama Shinobigatama" lanjutnya menyeringai evil, melirik Chojuro.

'apa yang harus kulakukan? Dia adalah Zabuza senpai, pengguna asli Kubikiribōchō. Aku barulah roki dalam Shinobigatama dan jika melawannya, aku pasti akan kalah. Apa yang akan kulakukan' pikir Chojuro ragu, mengeratkan genggaman tangannya di gagang katana miliknya.

'kenapa semua jadi kacau seperti ini?' pikir Ao khawatir. 'aku yakin kalau aku bisa menahan Zabuza, tapi Chozuro.. ia mungkin tidak akan bisa melawan Yuki itu. Padahal niat kami hanya untuk menguji kekuatan bocah Uzumaki itu' lanjutnya mengamati keadaan sekarang. 'apa yang harus kulakukan, Mei-sama ?'

.

Bersama Minato, dkk

Mereka berada di salah satu dahan pohon, berdiri mengawasi dari kejauhan, apa yang sedang terjadi. Ia, Tsunade dan Mei berada di dahan atas, sementara Danzo, Koharu dan Homura berada di dahan bawah.

Sebelumnya, ketika Chojuro hendak menyerang Naruto dari atas

"Uchiha Naruto… " gumam Mei penasaran.

"ia yang berambut merah itu" ujar Minato menunjuk Naruto.

Mei menyipitkan kedua matanya. "sepertinya kabar tentang Naruto Uchiha memang benar adanaya" ungkapnya menyeringai tipis.

"hai, meskipun di usianya yang masih belasan, aku bisa memastikan kualitas yang ia miliki." Terang Minato sebagai pembicara. "ia adalah seorang Uzumaki, juga seorang Uchiha. Orang mungkin akan berpikir kalau hanya da satu kekuatan saja yang mungkin bisa ia warisi dari darah keluarganya, tapi berbeda dengan anak itu."

"Uzumaki Uchiha Naruto adalah asset langka yang mungkin ada dalam 1000 tahun sekali" tambah Danzo menyanjung Naruto, tapi tetap saja Minato dan Mei tidak suka ketika mendengar Naruto di sebut asset. "secara mengejutkan, ia memiliki kekuatan langka Kongo fusa seperti Uzumaki lainnya dan kekuatan Sharingan dari darah uchihanya"

Mei mengangguk setuju. "bukan tentang itu" Minato dan yang lain terlihat bingung "yang kumaksudkan adalah kabar kalau ia memiliki wajah yang tampan" lanjutnya sukses menarik rasa khawatir Minato dan yang lainnya. Mei lalu berubah menjadi serius. "dia, seorang Yuki?" lanjutnya terkejut ketika melihat kekuatan Haku.

Minato menganggukkan kepalanya. "hai, dia dan Zabuza memutuskan bergabung dengan Konoha dan memalsukan kabar kematian mereka tiga tahun lalu. Aku mungkin merasa sedikit bersalah merebut Shinobi yang aslinya berasal dari Kirigakure , tapi mereka berdua adalah ninja pelarian dan tidak memiliki ikatan apapun dengan desa kalian. Kurasa tidak ada salahnya memberikan mereka sebuah rumah baru." Jelas Kage itu serius.

"aku tidak mempermasalahkan itu." komen Mei datar. "aku sudah pernah mengajak mereka bergabung denganku, tapi mereka menolak. Ini adalah keputusan mereka"

"baguslah jika Mei-dono bisa mengerti" gumam Minato lega.

"tapi masalahnya, sepertinya mereka melindungi Naruto. Ini akan menyulitkan orang-orangku menguji kekuatannya" ungkap Mei sedikit khawatir memikirkan cara Ao melakukan tugasnya.

"begitu yah.." suara baru terdengar saat itu, sukes mencengangkan semua pasang mata yang ada di tempat itu. "jadi semua ini di rencanakan hanya untuk menguji kemampuanku?" lanjut pemilik suara yang berdiri terbalik di atas dahan tepat di atas kepala Mei.

Mereka semua menatap ke asal suara dan menemukan Naruto berdiri terbalik di atas mereka, melipat kedua tangannya tenang di sana, menatap bosan ke hokagenya. Ia jelas tidak suka di perlakukan seprti ini.

"Naruto.. Uzumaki.." gumam Danzo 'kemampuannya sudah berada di level yang tidak bisa di remehkan lagi' lanjut pemimpin 'Ne' itu, menyipitkan kedua matanya menatap langsung Sharingan Naruto yang aktif.

"bocah itu.." gumam Homura dalam artian yang sulit di ungkapkan.

'sejak kapan ia berada di atas sana? Bahkan tidak ada satu orangpun yang menyadari keberadaannya' pikir Koharu menyipitkan matanya.

"bagaimana kau bisa ada di sini tanpa kusadari?" tanya Tsunade dan dari nada pertanyaanya, ia sangat tidak suka.

Dengan tenangnya bocah itu melompat ke dahan, berdiri di samping Minato. "Yondaime sudah menyadari sejak kapan aku berada di atas sana, bukan begitu, Yondaime-sama ?"

Minato terdiam sejenak, menatap Naruto serius. 'aku memang merasakan adanya chakra di tempatnya sejak tadi, tapi kupikir itu adalah Anbu' pikir blonde itu serius. "aku.."

"Minato.. apa itu benar?" tegas Tsunade merasa di permainkan.

Kage itu menganggukkan kepalanya. "aku memang merasakannya beberapa saat lalu, tapi karena terlalu fokus ke apa yang ingin kita lihat, aku mengabaikannya" jawab Kage itu serius.

"jadi, siapa yang disana?" tanya Mei penasaran, menunjuk ke arah dua anggotanya yang masih tetap di posisinya.

"bunshin?" tebak koharu tidak percaya.

"perhatikan lebih jelas lagi" ujar Naruto tenang. Semua yang ada di tempat itu memperhatikan serius siapa sebenarnya yang menggantikan Naruto di tempat itu. Hanya beberapa detik setelah itu, tiba-tiba Naruto menghilang dengan sendirinya, seperti di serap oleh udara.

'Genjutsu?' pikir mereka semua terkejut.

"sejak kapan?" tanya Mei penasraran. Neruto menyeringai tipis.

Sebelumnya

Trank..

Terlihat Zabuza mengangkat katan besarnya menghentikan serangan kunai yang di lemparkan Ao. Beberapa saat kemudian, tatapan mereka tertuju ke atas, tempat Chojuro melakukan serangan selanjutnya, melanjutkan serangan seniornya tadi.

'Kirigakure yah..' pikir Naruto, mengaktifkan Sharingan-nya yang kemudian berubah menjadi Mangekyou bentuk keduanya. Saat itu, ia melakukan kontak mata dengan Ao dan Chojuro. 'apa yang terjadi, kenapa ninja Kirigakure bisa bergerak bebas di Konoha?' pikir bocah ini penasaran. Ia kemudian konsentrasi ke kemampuan sensoriknya, bersamaan dengan Haku yang muncul di atas Chojuro.

'disana..' pikir si rambut merah, menemukan posisi Minato dan yang lain. Dengan cepat ia menatap ke arah itu, tetap dalam keadaan Mangekyou yang aktif. Saat itu, tanpa mereka semua sadari, karena perhatian mereka terlalu fokus ke Naruto, penasaran apa yang akan anak itu lakukan, mereka melakukan kontak mata dengannya.

'begitu yah, jadi mereka tengah mengawasiku' pikir Naruto menyeringai, memulai rencananya, menjebak semua yang sudah melakukan kontak mata dengan mangekyounya. Kemudian Haku mendarat lagi di hadapannya. "Sensei, Haku.. bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Aku akan menemui dalang di balik semua ini" instuksi Naruto, lalu menghilang via Shunshin.

Sekarang.

'aku tidak percaya kalau kita semua di perdaya begitu mudah' pikir Tsunade menyipitkan kedua matanya, menatap langsung sepasang mata Sharingan tiga tomoe bocah di samping Minato. 'bahkan Minato juga terjebak' lanjutnya menatap anak mantunya penasaran.

Danzo menyengir tipis. "semua orang bisa mengetahui cara bertarung melawan seorang pengguna Sharingan, yaitu menghindari tatapan langsung." Ia berhenti sejenak dan menatap Naruto. "tapi, bertarung dengan orang yang memiliki Mangekyou adalah lain cerita" lanjutnya menatap Naruto datar.

"Mangekyou?" gumam Mei menyipitkan kedua matanya.

"kemampuan mata terkutuk yang sama seperti Madara" komen Tsunade. Naruto menatap Tsunade tajam.

"hai, dan tidak bisa di pungkiri kalau kemampuan mata yang kau sebut terkutuk itu bisa membodohi Shinobi level Kage sepertimu, Senju" balas Naruto, menyeringai tipis.

"Bocah sialan.." runtuk Tsunade kesal. Mau tidak mau ia harus mengakui kalau itu adalah kenyataan dan Tsunade tidak menyukainya.

Sementara Mei hanya tersenyum tipis. 'rivalitas Senju dan Uchiha masih tetap terjaga di tempat ini. menarik' pikirnya menatap Naruto. "kini aku percaya kalau pemuda tampan ini memiliki nama sesuai yang sesuai dengan apa yang telah di kabarkan" ungkap wanita itu dengan senyuman menggoda.

"hoh.. siapa kau?" tanya Naruto langsung pada wanita itu.

"Mei Terumi, pemimpin pasukan pemberontak dari Kirigakure " jawab Mei tersenyum, mengangkat tangan kanannya, mengajukan perkenalan yang baik.

'jadi.. ini yang namanya Mei.. 'pikir Naruto. Sebelumnya, di Uzushio, ia sudah mendengar nama wanita ini dari kakeknya, jadi ia tidak terlalu terkejut. "sebuah kehormatan bertemu dengan seorang pejuang seperti dalam sosok bidadari sepertimu, Mei….. chan" sapa balik remaja itu, menyambut jemari Mei, kemudian mengecupnya lembut, menunjukan rasa hormat ke pada makhluk sempurna dalam fisik ini.

Semua mata yang ada di tempat itu melebar, tidak menyangka ini akan terjadi. Tidak pernah ada bayangan di kepala mereka kalau Naruto akan memiliki sikap seperti ini kepada seorang wanita, terlebih wanita luar. Di mata mereka, Naruto adalah seorang yang dingin, angkuh dan tidak perduli dengan apapun atau siapapun di sekitarnya.

"tch…. "desis Tsunade kesal.

"kau cukup pandai memperlakukan seorang wanita, Naruto-kun" puji Minato dengan senyuman hangat.

Naruto melepaskan tangannya dan tersenyum, hal yang lebih mengejutkan lagi karena selama ini mereka semua hampir tidak pernah melihat senyuman pecah dari mulut bocah ini. "tentu.. siapapun bisa melakukan hal yang sama bila malihat sosok wanita sesungguhnya seperti Mei-chan" komen remaja itu semakin menggoda Mei.

"sebaiknya kau sadar dimana posisimu, gaki. " ujar Koharu kesal. "kau sedang berbicara dengan seorang Kage yang ada jauh di atas levelmu" lanjutnya sangat sinis. Tapi Naruto sudah kebal dengan komentar seperti itu dan memutuskan berbicara.

"kenapa kau marah? Orang yang kupanggil tidak merasa keberatan, bukan begitu.. Mei-chan?" tanya lagi bocah itu semakin membuat kesal para tetua bau tanah Konoha.

'benar seperti apa yang dikatakan oleh Tsunade, anak ini tau caranya mempermainkan orang tua' pikir Mei tersenyum. "tentu, aku tidak merasa terganggu jika orang yang memanggilku adalah sosok sepertimu, Naruto-kun" respon pemimpin pasukan pemberontak itu setuju.

"aku percaya kalian masih memiliki banyak waktu melanjutkan percakapan kalian" potong Minato. "tapi sebaiknya kita kembali ke kantorku membicarakan masalah ini dengan serius" lanjut Kage itu.

"bagaimana dengan anak buahku?" tanya Mei

Naruto menyeringai. "Zabuza-Sensei dan Haku-chan sudah lama tidak merasakan kesenangan. Aku yakin dengan membiarkan mereka bersama sejenak akan baik bagi mereka"

"bukan ide yang buruk" respon Mei setuju. 'mungkin Zabuza bisa membangkitkan jiwa Shinobigatama Chojuro' lanjutnya dalam benak.

Kantor Hokage

Yang ikut dalalm rapat ini hanyalah orang yang berkaitan saja. Tsunade tidak lagi ikut rapat, begitu juga Koharu dan Homura. Hanya ada Danzo, Minato, Mei dan tentunya orang yang di inginkan Naruto. Mereka melakukan rapat di ruang council, dengan Mei duduk berdampingan berama Naruto, Minato sebagai kepala rapat dan Danzo sorang diri, berhadapan dengan Mei.

"begitu rupanya.." gumam Naruto setelah mendengarkan cerita panjang lebar yang telah di sampaikan di rapat sebelumnya. "kalian sudah mengambil kata sepakat dengan balasan aliansi jika apa yang di rencanakan berhasil" Minato dan Mei mengangguk membenarkan dugaan Naruto itu.

"sebenarnya kami bisa melakukan serangan besar-besaran, namun jika sudah berhubungan dengan Yagura yang bisa melakukan transformasi menjadi Bijū ekor tiga, permasalahannya akan berbeda" ungkap Mei mengutarakan poin utama, kenapa mereka membutuhkan bantuan Naruto.

"dan kau percaya kalau aku bisa melumpuhkan Yagura seperti yang kulakukan pada ekor satu" tambah Naruto. Mei mengangguk membenarkan pernyataan itu. "ekor tiga yah.. kudengar ia memiliki tubuh kuat yang tidak bisa di tembus dengan Jutsu sekuat apapun" lanjutnya bertanya ke Mei.

Wanita seksi itu menganggukkan kepalanya. "bahkan Yōton-ku tidak cukup kuat untuk menyakitinya. Melawan Bijū bukan hal mudah, terlebih hanya dengan sekali serangan, Bijū bisa menghabisi satu atau dua peleton pasukanku" terang wanita sangat serius. Ia benar-benar kualahan jika sudah melawan Sanbi.

"Bijūdama kah" tebak Naruto

"kau mengetahuinya?" tanya Mei terkejut.

Naruto tersenyum tipis. "mungkin kau tidak akan percaya, tapi aku juga pernah menjadi jin"-

"Naruto-kun pernah melawan Bijū sebelumnya, jadi dia pasti mengetahuinya" potong Minato, tidak ingin membiarkan Naruto meneruskan perkataannya lagi. Bocah berambut merah itu mengubah tatapannya, menatap kagenya tajam

'sepertinya ada yang Hokage rahasiakan sampai memotong perkataan Naruto-kun' pikir Mei menyadari apa yang terjadi.

"Uchiha Naruto memiliki pengalaman sendiri bertaung dengan Bijū. Mei-dono tidak usah meragukan kemampuannya" tambah Danzo memperkuat kepercayaan kalau Naruto bisa menajdi kunci keberhasilan pasukan pemberontak.

"biar ku perjelas, intinya kalian sudah menyepakati misi ini bukan?" tanya Naruto memastikan pada pemimpinnya.

Minato menganggukkan kepalanya "hanya tinggal menunggu keputusan darimu saja" ujarnya menjelaskan. "paling tidak misi ini masuk dalam kategori kelas A level tinggi atau kelas S. Kami tidak bisa memutuskan akan mengambil misi ini tanpa menanyakan padamu, apakah kau setuju atau tidak, karena ini bisa saja mengambil nyawamu" lanjut si blonde sangat serius.

Danzo terkekeh tipis. "sudah tugas seorang Shinobi menjalankan perintah dari pemimpinnya tanpa perduli alasan apapun, bahkan harus menyerahkan nyawanya." Komennya sinis. Minato jelas tidak suka dengan perkataannya, begitu juga Mei dan Naruto. "kau terlalu lemah menjadi seorang pemimpin, Minato"

"pak tua.." ujar Naruto pelan. "aku yakin kau sudah bisa di penggal karena menghina seorang Hokage di depan pemimpin desa lain. Dan jika Minato-sama menginginkannya, dengan senang hati aku sendiri yang akan melakukannya" lanjutnya tajam, menyorot langsung mata satu itu.

'pemuda yang cukup berani menantang seniornya terang-terangan seperti ini. Bahkan Yondaime sepertinya tidak akan berani mengatakan itu langsung' pikir Mei tersenyum tipis atas keberanian Naruto.

"aku yakin kau akan mendapatkan hukuman karena mengatakan itu pada seorang pemimpin council, bocah" balas Danzo menantang.

Naruto terkekeh tipis, tidak ada sedikitpun rasa takut dalam tatapannya. "aku adalah seorang Shinobi yang bertanggung jawab pada seorang Hokage, bukan pada seorang council, pak tua" ujarnya mengejek fosil tua itu.

"ini bukan waktu yang tepat untuk melanjutkan pertikaian kalian di depan tamu kita" tegas Minato serius. Naruto dan Danzo akhirnya diam, karena memang seprti yang Minato katakan, tidak baik melakukan pertikaian di depan pemimpin desa lain. Ia lalu menatap Naruto, "sekarang, apa keputusanmu"

"aku terima.." jawab Naruto sangat singkat.

"yosh, kalau begitu semua sudah terselesaikan. "ujar Minato lega. "kau akan menjalankan misi kelas S, membantu Mei Terumi dalam merebut Kirigakure. Berikutnya kau akan menjalankan semua perintah Mei-dono selaku pemimpin misi. Aku akan menyusun tim yang akan menemanimu selama mis"-

"aku tidak setuju" potong Naruto.

Minato sedikit terkejut."kau tidak setuju?" tanyanya sangat penasaran.

"aku akan melakukan misi ini karena aku adalah kunci misi ini dan berarti, aku berhak memilih siapapun yang berhak ikut dalam misi, karena aku kaptennya." Tegas Naruto serius.

"sekarang kau bertindak seperti seorang Hokage." Komen Danzo sinis.

"bukan masalah aku bertindak seperti siapa, tapi misi ini bukan misi yang bisa di lakukan semua orang, karena itu aku hanya akan memilih orang-orang yang bisa kupercaya dalam menjalankan misi. Selebihnya, tidak" kembali bocah itu menegaskan.

Minato menarik napas dalam setelah menerima persyaratan bocah itu. "intinya kau tidak ingin bekerja sama dengan orang lain bukan?"

Naruto menggeleng. "tidak, bukan begitu" jawabnya pelan. "hanya saja, aku tidak ingin bekerja sama dengan orang yang belum ku kenal, hanya itu. Aku tidak akan bekerja sendiri dan bekerja dalam tim, tapi tim yang kumiliki adalah tanggung jawabku sepenuhnya. Aku ingin bekerja dengan orang yang kupercayai, bukan karena perintah seorang Hokage"

Cukup masuk akal. Jika tidak bisa saling percaya maka tidak akan ada kerjasama tim dan membina kepercayaan itu tidak lah mudah. Butuh waktu lebih dari satu hari, satu minggu, satu bulan, bahkan mungkin lebih dari satu tahun.

"cukup masuk akal.." komen Mei setuju.

"dengan kata lain, kau ingin memilih timmu sendiri" Naruto mengangguk setuju. "baik, kau bisa memilih tim yang kau inginkan dan sepenuhnya tim itu adalah tanggung jawabmu. Waktumu memutsukan sampai besok pagi, karena siangnya kalian akan berangkat. Jadi gunakan dengan baik" lanjut Minato mengegaskan.

"deal.." respon Naruto setuju.

"kalau begitu, rapat ini kunyatakan selesai dan me"-

"tunggu dulu" potong Danzo "aku adalah bagian dari council, jadi aku berhak memutuskan siapa yang akan masuk dalam tim"-

"bahkan Yondaime tidak memiliki hak dalam hal ini, pak tua" komen Naruto terkekeh, menertawakan Danzo. "apalagi hanya council yang tidak berhubungan sama sekali dengan Shinobi Konoha, ingat itu. " ia lalu berdiri dan menatap pak tua itu tajam. "atau kau sudah terlalu memiliki banyak kekuasan untuk mengambil alih tugas pemimpin desa ini. Hati-hati Danzo, jika Yondaime menyatakan kau akan di hukum, aku adalah orang pertama yang akan maju. Dan dengan senang hati, aku akan menghabisi seluruh mainanmu bahkan tanpa kau sadari, ingat itu" setelah itu, ia melangkah keluar, meninggalkan ruangan itu dengan tenang seolah tidak terjadi apa-apa, sementara Danzo hanya bisa menggeram kesal.

"paling tidak aku tau kalau ia di pihakku" gumam Minato sengaja agar Danzo mendengarkannya.

'desa yang sangat menarik' pikir Mei mendengarkan seluruh percakapan yang terjadi. 'ngomong-ngomong, apa yang terjadi dengan mereka?'

Hotel konoha

"dan itulah yang terjadi" ujar Mei terlihat bahagia setelah mencertitakan semua percakapan terakhir antara pihaknya dan Konoha, sekaligus membuat kesepakatan antara kedua belah pihak.

"syukurlah.." gumam Chojuro senang. Kemudian ia mengingat sesuatu. "tapi Mei-sama .. kenapa anda meninggalkan kami begitu saja?" lanjutnya merengek super kesal. Ada balutan perban di pipi kanannya.

"ahahahah.." tawa nerves wanita seksi itu."eto.. aku tau kau sudah cukup kuat untuk menahan mereka, dan anggap saja sebagai bagian dari latihan" lanjutnya tetap dengan sikap yang sangat nerves.

"tetap saja anda tidak boleh sengaja meninggalkan bawahan anda seperti itu." tegas Ao.

Kedua mata Mei menyipit. 'maninggalkan..;' pikirnya tegas mengingat kata itu.

"anda sengaja membiarkannya dan terlambat menyadari semua sampai semuanya sudah terjadi. Anda tidak tau bagaimana garangnya Zabuza dan si peng"-

'membiarkannya….. terlambat..' pikir Mei semakin geram. 'sengaja meninggalkan 'pria' dan membiarkannya pergi, sampai terlambat untuk menikah.' Dengan cepat Mei bangkit, dan melangkah ke samping Ao, ingin membisikkan sesuatu di tengah ceramah malamnya itu.

"Ao, diam atau kubunuh" pria itu langsung diam, mendadak keringat dingin keluar dari keningnya, mengalir deras. Tatapan Mei juga berubah menjadi tatapan haus darah yang membuat salah satu bawahannya itu semakin ketakutan.

Bersama Naruto

"jadi kau menerima misi itu?" tanya Zabuza yang kini berdiri di belakangnya. Ia dan Haku duduk menatap Konoha dari atas patung wajah Sandaime, sementara Zabuza berdiri di belakang mereka.

"hai.." respon Naruto singkat dan tenang. "aku ingin mencoba satu atau dua Jutsu di sana" lanjutnya terdengar bosan.

"satu atau dua Jutsu?" tanya Zabuza mempertegas apa yang ia dengarkan bukankah sebuah kesalahan.

Haku menatap pria dasampingnya itu. "apa masih ada yang belum kau coba ketika melawan Orochimaru?" tanyanya penasran. Untuk bertarung melawan ninja sekaliber Orochimaru, tentu bukan hal baik jika tidak menggunakan seluruh tenaga yang di miliki. Tapi pada kenyataannya, sepertinya anak ini masih belum all out.

"ada beberapa hal yang tidak bisa kuperlihatkan secara langsung, atau sengaja menunjukkannya ke lawan" jelas Naruto pelan. "setiap Shinobi memiliki kartu As mereka masing-masing yang akan di jadikan sebagai senjata rahasia"

"jadi intinya, kau tau kalau kau tidak akan mengalahkan Orochimaru, karena itu kau tidak mengerahkan seluruh kemampuanmu?" tanya Zabuza memastikan.

Naruto menggelengkan kepalanya. "tidak.." responnya tenang. "aku masih belum mengetahui kartu As Sannin itu dan aku menduga ia tidak akan menunjukannya. Ia adalah seorang Sannin dengan pengalaman bertarung sangat memadai, dibandingkan denganku. Tujuannya mungkin hanyalah mencari informasi menganai musuh, kemudian kabur dan melakukan serangan balasan. Saat itu, ia akan menyerang dengan seluruh yang ia miliki, karena ia berpikir telah megetahui kekuatan sesungguhnya lawannya" lanjutnya teoritis, menjelaskan alasan utama kenapa ia tidak All Out.

"cukup masuk akal" gumam Zabuza mengerti

"kau memperkirakan sampai sejauh itu?" tanya Haku tidak percaya.

Naruto menarik napas dan menatap langit. "jika pikiranmu pendek, hidupmu juga akan pendek" itulah kata-kata jawaban yang ia singkat tapi berarti luas.

'ia sudah menjadi semakin dewasa dari terakhir kali kami bertemu' pikir Haku tersenyum menatap remaja seusianya itu. "jadi, kau sudah memutuskan, siapa yang akan menemanimu ke kiri?"

"sementara melakukan negosiasi" jawab Naruto

Zabuza menyipitkan kedua matanya. "kau mengirim bunshin untuk melakukannya?" tanyanya bingung. Naruto yang asli berada di sini bersama mereka, dan katanya sedang melakukan negosiasi. Jadi yang paling masuk akal adalah bunshin menggantikan tugasnya.

Namun sepertinya itu salah. "tidak juga.." gumam Naruto.

"lalu? Bukannya waktumu hanya sampai besok pagi?" tanya Haku semakin risau

"hai.. " respon Naruto, menggerakkan wajahnya, menatap wanita itu. "karena itu aku sedang negosiasi" lanjutnya sedikit tersenyum

'sedng negosiasi?' pikir Zabuza dan Haku bersamaan semakin bingung. Lalu kedua mata mereka melebar, menyadari apa yang sebenarnya Naruto maksudkan dari kata sedang negosiasi itu.

"KAU.." ujar kedua mantan warga Kirigakure itu serentak, terkejut dengan pemikiran mereka sendiri.

Naruto terkekeh tipis, lalu kembali menatap langit "akan ada banyak kemungkinan yang terjadi dalam misi yang di cap sebagai kelas S oleh Minato ini. Aku akui, aku tidak bisa melakukannya sendiri karena ini juga berhubungan dengan pihak desa." Lanjutnya mulai mengungkapkan alasannya.

"jika berbicara mengenai rekan, sudah pasti mambicarakan kerja sama tim, dan jika harus bisa kerja sama, maka haruslah saling mengenal satu sama lainnya. Yondaime ingin membuat tim khusus untukku, tapi aku menolak dan ingin membuat tim itu sendiri. Tidak usah banyak anggota, hanya tim normal, karena semakin banyak akan semakin merepotkan. Yang kubutuhkan di misi ini hanyalah orang yang memiliki pengalaman dan tau banyak tentang apa yang akan di hadapi di sana." Ia berhenti sejenak, lalu menatap Haku.

"menurutmu, siapa yang memiliki pengalaman dan cukup mengenal Kirigakure ?" tanyanya

Jelas saja, kedua kepala remaja itu mengarah ke belakang, dimana Sensei mereka berdiri. "tch, kau membuatnya seolah mudah untuk dilakukan, gaki" rengek Zabuza sambil menyeringai tipis. "tapi, sudah sejak lama aku ingin menghabisi Yagura. Bagaimanapun juga, bisa kembali dan bernostalgia sesaat akan menyegarkan pemikiran" lanjutnya terlihat sangat gembira.

Naruto menganggukkan kepalanya mengerti. "kurasa kata sepakat sudah tercipta. "Zabuza memperbesar cengirannya, menandakan ia sangat setuju. "lalu, " ia berhenti sejenak dan menatap Haku.

"apa.." tanya Haku tegas

"apa kau mau ikut bersama Zabuza-Sensei?" tanya Naruto penasaran.

"heh.. kenapa aku?" tanya Haku sedikit sewot

"karena kau yang paling lama mengikuti dan bersama Sensei, jadi kau bisa mengatahui dan paling bisa bekerja sama dengannya. Kita bekerja sebagai tim, bukan sebagai individu, karena itu Minato menginginkan tim" terang Naruto serius.

"apa aku punya pilihan?" tanya Haku lagi, sedikit jual mahal

"pilianmu adalah kembali jauh dari Naruto-kun-mu" goda Zabuza, membuat gadis remaja itu memerah.

"za-Zabuza…" tegasnya sedikit malu. "ak-aku tidak akan ikut "

"heh.." tanya Naruto tidak menyangka Haku akan menolak tawaran itu.

"oi gaki.. " Naruto mengangkat wajahnya menatap senseinya itu. "berikan saja satu ciuman dan ia akan memberikan seluruh hidupnya untukmu" lanjutnya menggoda Haku, membut wanita itu samakin memerah.

"ZABUZA.." teriaknya geram, melompat dan akan menyerang Zabuza, tapi sebelum itu, sang Sensei sudah berlari. Haku tidak ingin membiarkan mangsanya lepas begitu saja, karena itu ia mengejarnya. Naruto tersenyum tipis melihat kelakukan akrab dua sosok itu, lalu kembali mantap langit.

'Konoha memang berbeda jika di lihat dari tampat ini' pikir si rambut merah, menikmati apa yang bisa ia lihat dari tempat itu. Konoha terlihat tanang, damai, dan seolah tidak ada masalah apapun yang di hadapi desa ini. Padahal, ada begitu banyak hal yang di tutupi dari mata dunia.

"kudengar kau sudah kembali beberapa hari yang lalu" suara seorang pria remaja terdengar saat itu dari belakangnya. Naruto tersenyum tipis, mengenali pemilik suara sedikit angkuh itu.

"aku tidak bisa menyapamu karena kau dalam misi bersama timmu" respon Naruto, tetap menatap Konoha.

"yah.." gumam sosok itu berat, perlahan duduk di samping Naruto. "kami menjalankan misi cukup panjang sejak terakhir kita bertemu di hutan negara api" lanjutnya menberikan sedikit gambaran tentang misinya.

"jadi kau sudah menyelesaikan misimu, Neji?" tanya Naruto.

Pria Hyūga itu mengangguk pelan. "begitulah… tidak banyak yang bisa di lakukan di misi, hanya pengawalan keluarga bangsawan, jadi kami hanya perlu menyelesaikannya dan kembali dengan tenang" Naruto mengangguk mengerti

"bagaimana dengan Segel itu?" tanya Naruto tiba-tiba.

Neji menyipitkan matanya serius. "apa maksudmu dengan segelnya?"

"apa masih tertarik untuk menghilangkannya?" kedua mata putih Hyūga itu melebar tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

"kau jangan bercanda. Aku akan menerima hal lain yang bisa kau jadikan bahan candaan, tapi aku tidak me"-

"apa di wajahku sekarang terlihat seperti orang sedang bercanda?" tgas Naruto serius, menggerakkan wajahnya menatap Neji tajam. Sementara Zabuza dan Haku masih terus kejar-kejaran di belakang.

"ta-tapi.." gumam Neji bingung. Ia tidak bisa menemukan sedikitpun keraguan dalam tatapan Naruto saat itu, "ba-bahkan Yondaime-sama yang merupakan master Fuinjutsu tidak bisa melakukan apa-apa dengan Segel ini, bagaimana kau.." Neji tidak bisa lagi melanjutkan perkataannya karena tawa tipis Naruto.

"master fūinjutsu katamu.." ejek bocah itu. "kau jangan bercanda Neji.. ia bukan apa-apa selain peniru" lanjutnya sangat serius. Neji tidak percaya ada seorang yang berani menyebut prodigy genius seperti Yondaime Hokage dengan kata peniru.

"Fūinjutsu menjadi spesialis seorang Uzumaki, bukan Namikaze. Minato mengetahui Fūinjutsu karena ia mempelajarinya dari ibuku yang merupakan seorang Uzumaki. Aku akui Minato memiliki otak yang berbeda dari orang lain, sampai ia bisa meggunakan fuin dengan baik, tapi ia tidak bisa di sebut seorang master Fūinjutsu yang sebenarnya, begitu juga Jiraiya" tegas bocah itu.

"Fūinjutsu bukan sebuah pengetahuan yang berakhir begitu saja, ia tidak akan pernah ada habisnya. Akan selalu ada pengembangan demi pengembangan yang ada di dunia Fūinjutsu yang tidak bisa di gapai oleh seorang seperti Minato. Bahkan seorang Uzumaki yang telah mempelajari Fuinjutsu selama puluhan tahun tidak akan bisa menyelesaikan pembelajarannya, terlebih dari klan lain yang hanya mempelajari sedikit tentang shiki."

"apa sebenarnya yang ingin kau katakan" tanya Neji serius.

"biarkan aku melihat dan mencoba melakukan sesuatu dengan Segel itu. jika seperti yang Orochimaru miliki, aku mungkin bisa menghancurkannya"

Mata Neji melabar "ka-kau menghancurkan Segel kutukan Orochimaru?" tanyanya tidak percaya.

Naruto kembali menatap langit. "setiap tekhnik tidak sepenuhnya sempurna dan pasti memiliki celah. Kita hanya perlu mencari celah itu dan menghancurkannya" jawabnya terkesan memudahkan segala sesuatunya.

'tetap saja aku tidak bisa mengerti, tapi.. jika ia bisa memecahkan Segel kutukan yang kabarnya tidak bisa di pecahkan oleh Jiraiya-sama dan Yondaime-sama , berarti…' pikir Neji analisis.

"tapi aku tidak akan melakukannya di sini" ungkap Naruto tiba-tiba.

"kenapa tidak? Kita tidak memiliki banyak waktu" komen Neji heran.

"ikutlah bersamaku.." Neji menyipitkan kedua matanya "aku akan melakukan misi panjang dan membutuhkan satu orang lagi dengan kemampuan sensorik. Dengan Byakugan yang kau miliki, misi ini akan berjalan lebih mulus seperti yang sudah kurencanakan"

Neji menutup kedua matanya dan menarik napas dalam, seolah sedang berpikir dan akhirnya ia mengangguk ."aku ikut.."

"kau tidak menanyakan misi apa yang akan kulakukan?" tanya Naruto sedikit terkejut dengan jawaban itu

"kau mungkin sudah lupa, tapi aku tidak akan pernah melupakannya" ungkap Neji sarius, sementara Naruto semakin bingung. "Bolehkah ... Aku mengikuti takdirmu?"

Naruto sedikit terkejut namun akhirnya tersenyum. "Takdir yang kupilih bukanlah takdir yang mudah, takdir yang kupilih adalah jalan yang berliku dan tidak diketahui batasnya. Takdir yang kupilih adalah jalan yang sama seperti ayahmu, memilih kematian demi orang yang disayangi.." ia berhenti sejenak. "aku tidak pernah melupakan peristiwa penting itu" lanjutnya menyengir lebar.

Neji mengangguk dan menatap langit bersama Naruto. "apa ada sesuatu yang kami lewatkan?" suara Zabuza terdengar saat itu dari belakang, bersama Haku yang ngos-ngosan.

"hai.." jawb Naruto tenang. "sepertinya bintang malam ini akan lebih terang dibandingkan malam sebelumnya. Zabuza dan Haku tidak mengerti dan hanya bisa menatap langit dengan kebingungan mereka.

Sementara Neji menarik napas dalam. 'bintang itu akan bersinar menerangi bulan yang akan selalu ia ikuti.. ' pikirnya membuka mata dan menatap Naruto yang masih menatap indahnya malam di atas patung kepala Sandaime.

.

Ke esokan harinya, gerbang Konoha

Mei dan dua anggotanya terlihat sudah bersiap untuk kembali, begitu juga tim yang Naruto bentuk. Mereka berempat mengenakan pakaian standar Jōnin. Haku, Zabuza dan Neji mengenakan ransel, sementara Naruto tidak memiliki apapun juga.

"kalian sudah siap" ucap Minato ke tim Naruto

"hai.. semua sudah siap" jawab Naruto tenang.

Minato kemudian menatap satu persatu tim yang Naruto bentuk. 'Zabuza, ia pasti Naruto pilih karena disamping ia adalah Jōnin pembimbingnya, ia juga seorang yang familiar dengan Kirigakure , bagitu juga yuki Haku.' Pikir si Kage membaca pemikiran Naruto.

Matanya kemudian mengarah ke anggota terakhir. 'Neji Hyūga, Jōnin muda dari klan Hyūga, aku begitu mengerti alasan Naruto memilihnya karena Naruto seorang sensorik, jadi ia juga tidak terlalu membutuhkan seorang senorik. Apa yang sebenarnya ada di dalam pemikiran Naruto?' kembali Minato memaksa otaknya untuk berpikir, mencoba menebak pemikiran Naruto.

"kami sudah siap, Yondaime-dono" ujar Mei, menghentikan lamunan Minato yang tidak jelas.

"oh, baik.. " ia lalu menatap tim dari Konoha. "tim ini aku namakan tim Naruto, dengan kapten tim adalah Naruto sendiri. Kalian akan menjalankan misi kelas S yang akan berpengaruh besar pada Konoha dan masa depan tim. Aku mengandalkan kalian"

"Hai.." jawab mereka berempat serentak.

Minato kemudian melangkah mendekati Mei. "aku serahkan mereka sebagai bantuan yang kalian inginkan. Untuk sekarang sampai misi ini selesai, Mei-dono adalah komandan utama tim Konoha" ungkapnya mengangkat tangan kanannya, ingin melakukan jabat tangan sebagai pernyataan kesepakatan.

"aku mengerti Yondaime-dono. Aku akan bertanggung jawab atas kepercayaan yang Konoha berikan" jawab Mei, menjabatangan Minato secara formal. "Aku sangat berterima kasih dengan bantuan ini dan kuharap kita bisa bekerja sama dengan baik di masa depan" lanjutnya dengan sebuah senyumanj.

Minato mengangguk mengerti. "baik.. kuserahkan mereka padamu.. selamat jalan.."

Sementara itu, di markas 'Ne'

Sembilan anggota 'Ne' tengah berlutut di tempat pertemuan yang mereka biasa lakukan, dengan Danzo sebagai pimpinan utama berdiri di depan, siap memberikan perintahnya.

"kalian akan mengikuti tim Konoha secara diam-diam dan terus pantau aktivitas yang mereka lakukan. Hati-hati dengan Naruto Uzumaki karena ia seorang sensorik dan kemampuannya tidak di ragukan" ia berhenti sejenak menatap anggotanya. "tujuan akhir dari misi kalian adalah, memastikan Uzumaki Naruto tidak akan pernah kembali ke desa ini lagi"

"HAI DANZO-SAMA "

.

Di tempat tersembunyi,

Di tempat itu ada sebuah kursi raja dan di belakang kursi itu, ada tulisan 'Rubah' dalam bentuk kanji, menempel di tembok di balik lingkaran tomoe. Ruangan dengan pencahayaan yang tidak terlalu terang, sedikir remang.

"Takaji-Sensei" ucap Itachi, berdiri di depan Takaji yang duduk tenang di kursi raja itu.

"aku akan pergi, sudah saatnya" respon Uchiha dewasa itu, menatap Itachi dengan sharingannya.

Uchiha muda itu menyipitkan matanya. Dugaannya sendikit meleset dan ini di luar apa yang ia prediksikan. "anda yakin? Data mengenai pencarian kita belum cukup untuk menyimpulkan itu, Takaji-Sensei"

"harus ada yang keluar, entah itu kau atau aku untuk memancing mereka menunjukkan diri. Sekarang Naruto sedang menuju ke tempat itu dan aku tidak ingin ia menemui sesuatu di sana yang akan membuatnya kembali seperti dulu. " ia berhenti sejenak dan tersenyum. "Aku lebih menyukai Naruto yang sekarang, bisa mengandalkan kekuatannya karena keinginannya dibandingkan Naruto yang dulu" lanjutnya, perlahan berdiri, melangkah meninggalkan kursinya.

Itachi hanya bisa diam, tidak tau lagi harus mengatakan apa. "baik, aku akan menersukan semua sesuai rencana kita, sekaligus menunggu waktuku datang." Ia berhenti sejenak, menutup matanya. 'sampai jumpa di tempat berikutnya, Takaji-Sensei. arigatou' ia seolah menyampaikan salam terakhir, salam perpisahan.