Disclaimer: Kuroko no Basuke is belong to Tadatoshi Fujimaki, of course

Main Cast: Kuroko Tetsuya, Akashi Seijuro, Kise Ryouta, Aomine Daiki, Murasakibara Atsushi, Midorima Shintarou

Warning: Au, ooc, konsep yang (mungkin) sudah umum

Akira Scarlet present: How to Survive

Chapter 13: New Ally

Keesokan malamnya, sesuai dengan apa yang diperintahkan Kasuga, Kise pergi menuju Central Park. Saat itu pukul setengah sepuluh malam, dan semua temannya telah tidur – atau setidaknya berada di dalam kamar masing-masing.

Kise berjalan mengendap-endap melewati kamar teman-temannya. Ia bernafas lega ketika sampai di luar rumah Tatsuya. Ia berjalan menuju Central Park dengan pelan, karena saat itu hujan sedang turun dengan lebat.

Setibanya disana, Kise belum melihat tanda-tanda kehadiran Kasuga. Ia meraba sakunya sendiri, memeriksa apakah pistol miliknya masih berada disana. Ia membawa pistol itu untuk berjaga-jaga, karena siapa tahu Kasuga berbuat macam-macam. Yah..siapa tahu? Kise belum mempercayai kakaknya sepenuhnya, meskipun ia tidak yakin dapat menembak kakaknya sendiri – apalagi di tengah hujan lebat seperti ini.

"Kau benar-benar datang."

Kise menoleh. Tangannya memegang erat pistol di sakunya. Ia melihat Kasuga berdiri di hadapannya. Kasuga sendiri tidak membawa payung. Ia memakai jaket yang tampak basah oleh air hujan. Meski hujan turun lebat, Kise dapat melihat Kasuga tersenyum padanya.

"Kau terlambat 1 menit, Kasuga-nii," canda Kise. Ia tertawa sedikit untuk mencairkan suasana.

"Maaf…kau tahu tidak mudah menyelinap keluar malam-malam seperti ini," balas Kasuga. "Bicara mengenai menyelinap, kau tidak ketahuan siapa-siapa bukan?"

"Aku? Tentu saja tidak," jawab Kise. Ia melepaskan tangannya dari pistolnya, karena Kasuga tidak tampak seperti ingin menyerangnya.

"Baguslah. Jadi mengenai apa yang ingin kubicarakan," Kasuga terdiam sebentar, menatap hujan yang tengah turun dengan lebat. "Sepertinya aku ingin membuka sedikit rahasia Seirin kepadamu."

Kise menatap Kasuga dengan pandangan curiga. Melihatnya, Kasuga tertawa. "Kau bisa percaya padaku Kise. Bagaimana kalau begini..seandainya aku berbohong kepadamu, pertemuan kita berikutnya kau boleh membunuhku."

"Baiklah..baiklah aku percaya. Tapi jangan berbicara soal membunuhmu. Aku mungkin tidak sanggup melakukannya ssu," ujar Kise.

Kasuga tertawa kecil. "Baiklah. Mengenai Seirin, kau tahu mereka memiliki koneksi di kota ini bukan? Yang bernama Hitomi Kano. Pemuda tinggi dengan rambut coklat tua yang memakai kacamata. Selengkapnya aku yakin informan temanmu sudah memberitahukannya."

"Takaocchi?" tanya Kise pelan."Kasuga-nii mengenalnya?"

"Kau harus bilang kepada temanmu kalau ia kurang berhati-hati dalam mencari informasi. Memang ia pintar menyelidiki, tapi ia tidak pintar bersembunyi. Aku melihatnya kemarin ini sedang memata-matai Hitomi."

"Kau tidak melaporkan Takaocchi pada Hitomi kan?" tanya Kise khawatir.

Kasuga menggeleng – membuat Kise lega. "Tidak. Kembali pada topik yang sedang kubicarakan, Hitomi dan Seirin berencana untuk mengamankan potongan berlian yang tersisa. Selanjutnya mereka akan mencari panah Rouge, senjata yang dapat digunakan untuk menghancurkan potongan berlian tersebut."

"Panah?" tanya Kise. "Berarti pedang Gris sudah tidak berguna?"

"Sayangnya ya. Memang dulu pernah dikatakan kalau berlian tersebut dapat dihancurkan dengan 2 senjata. Sisi bawah berlian itu bisa dihancurkan dengan pedang Gris, sementara sisi atasnya menggunakan panah Rouge," jelas Kasuga. "Aku harap kau mengerti apa yang kukatakan."

"Tentu saja aku mengerti," jawab Kise jengkel – memangnya ia sebodoh itu? "Masalahnya dimana potongan berlian itu dan panah Rouge berada?"

"Kalau itu aku belum tahu. Kami sendiri masih mencari panah tersebut. Untuk potongan berlian tersebut, Hyuga belum memberitahukannya pada kami. Lalu," Kasuga menatap Kise serius, "Kalau kalian berencana untuk menangkap Hitomi…menurutku sebaiknya kalian lupakan rencana itu. Meski aku belum lama mengenalnya, aku tahu dia orang yang kuat. Dia juga tidak sebodoh itu, dan sangat kejam dalam pertarungan. Aku hanya khawatir bukan dia yang masuk dalam perangkap kalian, melainkan kalian yang masuk dalam perangkapnya."

"Bagaimana kau tahu kami berusaha menangkapnya, Kasuga-nii?" tanya Kise bingung. "Dan apa yang sebaiknya kulakukan?"

"Aku tahu bagaimana pemikiranmu dan Akashi, Kise. Meskipun aku dulu meninggalkan kalian, tapi aku sudah bersama kalian bertahun-tahun. Dan kau sebaiknya mencegah rencana tersebut, meskipun itu artinya kau harus menceritakan pertemuan kita. Namun aku minta kau memberitahukannya hanya pada Akashi saja."

"Baiklah..baiklah. Padahal kemarin kau bilang jangan bilang pada Akashicchi."

"Kalau begitu lebih baik sekarang kau kembali. Kau bisa sakit jika berada di tengah hujan seperti ini terlalu lama," ujar Kasuga. Sorot matanya terlihat khawatir.

"Aku memakai payung Kasuga-nii. Kaulah yang perlu dikhawatirkan," balas Kise. Ia menutup payungnya lalu menyerahkannya pada Kasuga. "Kasuga-nii pakai ini saja."

"Aku tidak apa-apa Kise. Lagipula apa menurutmu anggota Seirin tidak curiga melihat payung tambahan di tempat payung mereka?" tanya Kasuga.

"Benar juga ya..Huh yang penting Kasuga-nii jangan sampai sakit," ujar Kise memakai kembali payungnya.

Kasuga tertawa lagi, "Tentu saja aku tidak akan sakit."

.

.

"Jadi sesuai rencana, kita akan berusaha menculik Hitomi dengan terbuka dan memaksanya untuk memberitahu apa yang ia ketahui," ujar Kagami saat mereka sarapan keesokan harinya. "Bukan?"

"Kubilang tidak ada acara menculik Hitomi dengan terbuka Taiga," ujar Akashi yang sedang menyeruput tehnya.

"Kau masih mau menjalankan rencana tidak jelas milik Murasakibara?" protes Kagami. "Menurutmu bagaimana cara kita memasukan racun ke dalam makanannya?"

"Aku bilang obat bius, bukan racun Kaga-chin," komentar Murasakibara. Lelaki itu telah menghabiskan sarapannya dengan cepat, lalu mulai memakan snack miliknya.

"Ya apapun itu," balas Kagami.

"Menurutmu apa kita lebih baik tidak menculik ataupun menginterogasinya?" tanya Kise tiba-tiba. Semua menoleh ke arahnya.

"Apa maksudmu Kise-kun?" tanya Kuroko.

"Ya. Apa maksudmu Kise?" tanya Aomine.

"Yah..mungkin kita tidak perlu menggunakannya untuk mencari informasi. Kita bisa menggunakan cara lain," ujar Kise.

"Bukannya kemarin kau setuju dengan rencana tersebut?" tanya Midorima. "Kenapa kau tiba-tiba menolak rencana tersebut?"

"Yah..aku," Kise tidak tahu ingin menjawab apa. Lalu tiba-tiba Akashi berdiri, dan menatap Kise. "Ryouta, ikut aku."

Kise mengikuti Akashi berjalan keluar dari ruang makan. Akashi membawanya ke salah satu lorong yang agak jauh dari ruang makan, lalu ia mulai berbicara. "Jadi..apa ada yang ingin kau katakan padaku?"

"Apa? Maksudku tidak ada ssu," jawab Kise.

"Benarkah? Kau pikir aku tidak melihatmu keluar kemarin malam? Apa yang kau lakukan saat itu?" selidik Akashi. Nadanya datar, namun tegas.

Kise terdiam. Haruskah ia memberitahukannya sekarang?

"Lalu sekarang kau menolak rencana tersebut. Rasanya itu bukan dirimu Ryouta. Apa ada yang mengatakan kau harus menolak rencana tersebut? Siapa orangnya?"

Kise terdiam lagi. Apa sekarang benar-benar saat yang tepat?

"Apa itu salah satu anggota Seirin..Kasuga Ryuhei misalnya?" tanya Akashi tepat sasaran.

"Ya itu benar. Kasuga-nii yang memberitahukannya padaku. Aku keluar untuk bertemu dengannya kemarin malam," jawab Kise. Ia menghela nafas.

"Sesuai dugaanku," ujar Akashi pelan.

"Sesuai dugaanmu Akashicchi? Apa maksudnya?"

"Memangnya kau pikir aku tidak tahu? Satu-satunya orang yang kau kenal di kota ini selain kami semua hanyalah Ryuhei. Dan kau tidak mungkin keluar malam-malam tanpa alasan yang jelas," papar Akashi. Kise terdiam mendengarnya. Oke, sepupunya yang satu ini memang memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata, mungkin.

"Baiklah Ryouta. Apa yang Ryuhei katakan padamu?" tanya Akashi.

"Dia bilang lebih baik kita menggagalkan rencana menangkap Hitomi, karena Hitomi bukan tipe orang yang kita kira," jawab Kise.

"Maksudmu?"

"Yah..sepertinya dia orang yang sadis dan kejam. Juga kuat."

Akashi menghela nafas. "Ada lagi yang ia katakan padamu?"

"Rencana Seirin," jawab Kise. "Mereka mencari panah Rouge, senjata untuk menghancurkan potongan berlian biru tersebut. Pedang Gris sudah tidak berguna lagi."

"Begitu. Kalau begitu kita hanya harus menunggu Ryuhei memberimu informasi lagi bukan?" tanya Akashi.

"Kau mempercayainya Akashicchi?"

"Tidak sepenuhnya. Aku yakin kau juga begitu bukan?"

"Tadinya," mereka berdua berjalan menuju ruang makan. "Tapi kemarin aku tidak melihat adanya tanda-tanda kalau ia menjebak kita."

"Tidak ada salahnya kita menunggu. Lagipula aku yakin Taiga akan puas kita tidak jadi menjalankan rencana Atsushi. Ia memprotes rencana itu sepanjang hari," ujar Akashi. Kise tersenyum mendengarnya.

Saat mereka berdua kembali berada di ruang makan, semuanya sudah menunggu mereka.

"Jadi apa ada sesuatu?" tanya Midorima datar.

"Ya. Kita tidak jadi menjalankan rencana Atsushi," jawab Akashi.

"Akhirnya," komentar Kagami dengan senang. "Aku sudah tahu rencana itu sangat tidak jelas dan tidak layak digunakkan."

"Kenapa kau tiba-tiba berubah pikiran Akashi-kun?" tanya Kuroko. "Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan dari kami?"

"Tidak. Aku lupa kalau kemarin malam aku mendapat informasi penting. Hitomi Kano adalah orang yang licik, dan kejam. Aku takut kalau kitalah yang akan masuk dalam perangkapnya. Karena itu aku berniat menggagalkannya pagi ini. Dan Ryouta membantuku mengingat hal itu," jawab Akashi.

"Oh," ujar Aomine pendek.

"Kalau begitu apa yang sebaiknya kita lakukan?" tanya Tatsuya. Pertanyaan yang sudah sangat sering diucapkan.

"Menunggu, hingga aku mendapat informasi menarik."

Meskipun semuanya penasaran, namun tidak ada yang berani bertanya darimana Akashi mendapat informasi tersebut. Juga mengapa hanya Kise yang mengetahui hal tersebut. Memang mereka memiliki hubungan saudara, namun bukan berarti Akashi hanya perlu memberitahu Kise saja kan? Memangnya Akashi tidak mempercayai mereka?

Atau Akashi memiliki maksud tersembunyi? Apapun itu, mereka harus percaya kalau Akashi mempunyai alasan yang baik di balik semua ini.

Sepertinya ada sesuatu yang mereka sembunyikan, pikir Kuroko. Sesuatu yang penting. Mungkin menyangkut Seirin ataupun salah satu anggota mereka yang merupakan saudara mereka. Tapi apa?

Apapun itu, yang harus Kuroko lakukan sekarang hanyalah menunggu. Membuat waktu yang akan memberitahukannya…


Chapter 13!

Sudah hampir satu bulan semenjak Akira terakhir mengupdate. Maaf atas keterlambatannya ya! Karena Akira memiliki banyak urusan di RL. Akira harap chapter ini dapat membuat kalian penasaran dengan kelanjutannya kembali^^

Thank you!