Seme's Type

.

T

.

Screenplays!Chanbaek, Sulay, Hunhan, Kaisoo, Chenmin AND ALWAYS!Kristao

.

Akai with Azul

.

All about character is not mine, except this fic and idea

.

Yaoi/ BL/ Be eL/ Boys Love/ Alternative Universe with much baby typos

.

No like, don't read!

.

Summary! :

Seperti halnya uke, seme pun banyak ragamnya.

Dan di sebuah butler cafe, kau akan menemukan beberapa tipe seme yang datang pada keenam pria cantik, manis, imut, dan menggemaskan ini!

.

.

.

.

Yang minta dibuatin tipe – tipe seme siapa, coba…?! [XD]

Karena Al sudah berbaik hati membuatkan apa yang kalian inginkan, Al minta balas budi berupa review, ya~ kalau tidak yah…, harap – harap cemas saja bakal dihapus dan jai konsumsi pribadi bareng abang Al! muaaahahahahaha… *smirk*

.

.

.

.

.

.

.

Seme's Type #1 :: Romantic Seme

.

.

Romantic Seme :: seme yang pintar dan jujur. Romantic Seme memiliki selera yang sederhana, baik dari segi makanan, pakaian, ataupun seni. Penampilan mereka kadang susah untuk didekati, padahal seorang Romantic Seme sangat peduli dan hanya ingin memberimu cinta juga perlindungan. Pria seme macam ini akan memberikan apapun untuk orang yang mereka sayangi, walau harus mengorbankan dirinya sendiri.

.

.

.

"jadi, ada yang bisa saya bantu, nona – nona manis..?" senyum ramah terlukiskan. Membuat dua gadis berseragam sekolah menengah atas itu tersipu. Tak lupa menjerit keras dan bergelundungan dalam hati. Setelah terpesona beberapa detik, lantas dengan salah tingkah mereka membuka menu. Namun baru saja sepuluh detik berlari sia – sia, salah seorang diantara mereka membuka keheningan canggung yang merangkap sekitar. "a, anoo… apa kakak bisa memberikan rekomendasi…?"

Mengerjap, lantas pria itu tertawa kecil dengan nada rendahnya yang menggoda. "tentu. Saya merekomendasikan Little Cheese Hotdog untuk makanannya, dan Ciel L'Amor Float. Itu yang paling banyak dipesan akhir – akhir ini." Sebelah kelerengnya mengedip jahil. Dan dua gadis itu meresponkan diri menutup mulutnya dengan spontan. "tapi, karena saya tidak ingin nona – nona bermasalah dengan minyaknya, untuk makanan, bagaimana jika saya merekomendasikan Honey-Greentea Pancake..?"

"tentu, tentu saja, kakak tampan!" salah seorang dari mereka, yang berambut ikal pendek sewarna raja hari, mengangguk sangat cepat. Hingga helai – helainya bergoyang naik – turun. "aku pesan itu! Satu Honey-Greentea Pancake dan satu Ciel L' Amore Float." Kemudian, keping matanya yang berkilau – kilau menggemaskan menatap temannya yang berkacamata dan bermata tajam. "bagaimana denganmu..?" gadis berambut panjang dengan kuncir kuda itu tersenyum jaim. "aku sama dengan temanku. Jadi, dua Honey-Greentea Pancake dan dua Ciel L' Amore Float."

"baik. Dua Honey-Greentea Pancake dan Ciel L'Amore Float. Saya permisi, nona – nona." Selesai mencatat menu yang diinginkan sang pelanggan, lantas pria jangkuk itu menunduk layaknya pelayan bangsawan. "mohon untuk menunggu."

Punggung tegap pria pelayan yang memakai seragam ala butler itu tetap menjadi incaran beberapa pengunjung—yang mengidolakannya, tentu saja. Menatap eksistensi itu dengan pandangan memuja dan berandai – andai, tampak dari sorot pasang mata dan pipi yang merona lucu. Tidak hanya kalangan para remaja, pria dengan bentuk telinga unik dan senyum ramahnya yang khas itu digandrungi pula oleh kaum wanita dewasa—terkadang bahkan, wanita dewasa itu sesekali mendaratkan jari lentik bercatkuku mencolok pada beberapa sudut tubuh. Ada juga yang menggoda dengan penuh kode – kode nakal, namun hebatnya, pria jangkung itu hanya tersenyum ramah dan memuji betapa cantiknya si wanita yang menggodanya. Setelah itu, ia kembali bertanya umum selayaknya seorang pelayan, dan pergi setelah meminta izin.

Bagi sebagian kaum hawa yang terjerat pesonanya hingga meleleh, pria yang memiliki hobi jogging sore di kala senggang itu tampak seperti tipe pria yang susah untuk didekati ataupun diraih. Seperti ada sekat tak berwujud yang tebal, atau juga memang para kaum hawa itu kurang berusaha untuk mendapatkan seluruh perhatian pria tersebut. walau begitu, memang pantang menyerah—selagi pria yang diincarnya tidak memiliki tanda – tanda pasti jika ia telah taken by oleh seseorang.

Di sisi lain, ketika pria semampai itu hampir - hampir sampai pada konter café untuk menjepitkan secarik kertas berisi menu pesanan, kelereng matanya menangkap sesosok pria yang duduk manis di tepi jendela—di sudut ruangan, dengan wajah yang menoleh menikmati pemandangan senja di hari itu. Refleks, senyum kecil tampak di wajah rupawannya, dan justru memutar arah ke sosok tersebut. Semakin mendekatlah jarak mereka, senyuman itu mulai berubah menjadi kekehan kecil, manakala melihat betapa menggemaskannya dia. Pria itu, yang berambut merah kecoklatan dipotong pendek lucu, mengenakan jaket baseball berwarna putih – biru muda, memakai celana denim hitam dan kaki - kakinya dihangatkan oleh sepasang further boot berwarna honey brown semata kaki. Tak lupa, ia mengenakan syal kain yang terlilit cantik di leher dan masker hijau toska untuk menutupi arena hidung ke bawah.

Lihat, benar – benar menggemaskan jika begitu. Memang lebih cocok memakai pakaian kasual daripada suit kerjanya, begitu puji dalam hati sang pria pelayan.

Pria itu—sang pelayan, menyadari jika gerak – geriknya dijelalatkan oleh pasang mata. Terutama ketika ia menghampiri sesosok pria yang duduk sendiri di pojok café, seperti sedang menunggu seseorang. Tapi pria itu tidak peduli, acuh tak acuh, walau bisik – bisik tetangga mulai terdengar menyenbut – nyebut nama penuhnya. Bahkan ada beberapa pasang mata yang mencuri pandang pada sosok yang ia tujui, bertanya – Tanya siapakah gerangan sosok berkacamata bening yang duduk dipojok itu.

"hei," telapak tangan bersarung itu menepuk pucuk kepala sang pelanggang pojok ruang. Sekejap wajah manis tampak di kelereng mata pria itu, wajah manis yang tampak pucat dengan iris mata sayu di balik kacamatanya. "menunggu lama..?"

Terkesiap, pelanggan yang didominasi oleh kaum hawa itu merespon dengan banyak gaya, ketika sang pelayan objek pandangnya tanpa ragu mencuri kecup di hidung pria pojok ruangan yang terlapisi masker hijau toska. Ada yang terkejut, ada yang memekik tertahan, ada yang merautkan wajah kecewa, ada yang bingung dan merautkan wajah aneh, dan sebagainya—namun tetap satu pertanyaan yang sama : siapa pria pojok ruangan itu, sampai – sampai mendapat kecupan manis di pucuk hidungnya yang bermasker..?

Dan pria bermasker itu mengerjap – kerjap. Lalu mengangkat tangannya diudara, setelah melepaskan diri dari lipatan pasangannya yang mendarat di dada, untuk meninju kecil pundak pria yang mengecup hidungnya dengan nekat. Sorot kesal terpancar di sana, akan tetapi ditemani dengan ekspresi malu – malu. Dibalik masker hijau toska itu, sebuah suara serak tertahan terdengar di beberapa pasang telinga di sekitarnya. "kau! Apa yang kau lakukan, hah..?!"

"ha ha ha.." pria itu justru tertawa dan merangkulkan pundak sosok tersebut. "kau sakit, dan masih tetap datang ke sini..? untuk memata – mataiku, daripada datang ke dokter untuk berobat..?"

"kau janji padaku, 'kan, akan menemaniku ke dokter..?!" rajuknya menoleh ke jendela. Kembali, tangan itu terlipat dan diletakkan di dada. "jangan bilang kalau kau lupa, bodoh..?! ingat, ini sudah senja, dan kau janji akan mengantarkan aku ke dokter sore ini, 'kan..?!"

"benarkah..? oh, ya ampun!" kecupan itu mendarat lagi di kening. "maafkan aku, aku lupa memberitahu bosku untuk minta jam pulang lebih awal. Nah, tunggu sebentar lagi, dan kita akan ke dokter, ok..?"

"….." pria itu tidak menjawab. Ia kesal mendapatkan pengakuan jujur pria itu, tapi wajahnya mulai memerah karena kecupan di kening.

Mengetahui itu, sang pelayan yang masih merangkul pundaknya tersenyum agak lebar. Dan dengan gerakan sedikit pemaksaan, sekejap wajah pria bermasker itu menoleh dengan mata melotot kaget—bertambah kagetlah ia manakala sisi atas maskernya dibuka dengan lincah, dan saat bibirnya yang berwarna pucat merasakan bibir kenyal pria tersebut.

Bibir kenyal yang hangat, yang selalu mengatakan hal – hal sederhana namun romantis luar biasa, bibir yang selalu mengucapkan kata – kata dukungan ketika terpuruk, bibir yang selalu mengucapkan janji yang selalu ditepati meskipun harus berjuang, bibir yang selalu mengembalikan mood-nya yang buruk, bibir yang selalu menggodainya macam - macam—

"jangan merajuk, dong, sayang. Tunggu aku sebentar disini, aku akan meminta izin dulu pada bosku…

…. Oh ya, aku mencintaimu, Byun Baekhyun—istriku."

—dan bibir yang selalu mengucapkan: aku mencintaimu, disaat kapanmu dan di manapun.

Pekikan itu terdengar lagi—bahkan lebih jelas, disertai desahan kecewa dan jeritan bahagia dibaliknya. Sayup – sayup, kekehan menggoda mulai tampak, bahkan ada beberapa gadis yang bisa bersiul untuk menyiulkannya, dan bisik – bisik penuh pujian betapa manisnya adegan yang terjadi pada dua pria itu beberapa detik lalu juga mengeksiskan diri di ruang café itu. Di perparah dengan ucapan jahil bernada nakal dan godaan dilontar oleh pelayan – pelayan café, yang memang mengenal siapa pria bermasker yang selalu duduk di pojok ruangan, menambah riuh – riuh di café minimalis pinggir taman kota tersebut.

Sementara itu, pria bermasker—Byun Baekhyun, mulai menelungkupkan kepala dibalik lipatan telapak tangan di permukaan meja. Menyembunyikan wajahnya yang memerah hebat, dan kelereng matanya yang berkaca – kaca sekaligus berkilat penuh bahagia. Di balik masker hijau toska yang telah dibenahi ke posisi semula oleh pria pelayan tadi, senyum manis tersembunyi cantik.

"dasar Park Chanyeol bodoh.

Kau membuatku jadi pusat perhatian, tahu! Itu semua salahmu menciumku di tempat umum!

… Dan aku juga mencintaimu, Chanyeol."

.

.

.

.

Seme's Type #1 :: Romantic Seme; The End

.

.

To be Continued/ The End(?)

.

.

.

Etjieee~~~ akang Chanyeol Al buat gentle di mari! Muahahahaha… *Chanyeol sungkeman*

Dan Baekhyun jadi tsundere di sini~ ufufufufufufufufu…. *sungkeman ke Baekhyun* tsundere uke is the best!

Njir. Al suka banget adegannya, njir! Apalagi pas Baekhyun nyembunyiin wajahnya di lipatan tangan di meja, bener – bener kerasa tsundere-nya! [:v] mamam tuh, buat para kaum hawa yang mengicar Chanyeol di café, si doi tuh udak kawin sama tjabe! Muahahahahaha….! *evil laugh*

Mau lanjut….

…. Apa dihapus buat dijadiin konsumsi pribadi..? :3

.

.

.