Akhir-akhir ini Naruto memang sering bermimpi tentang sesuatu yang sama sekali tidak ia mengerti. Sekeras apapun dia berpikir, dia tetap tidak menemukan jawabannya. Dan entah mengapa perkataan Sasuke terus mengingatkannya akan mimpi-mimpi yang sering ia lihat dalam tidurnya. Penasaran? Tentu saja Naruto sangat penasaran akan hal itu.

Sedikit demi sedikit sebuah kenangan yang telah terlupakan sepertinya akan kembali diingat oleh sang Blonde, walaupun mungkin akan memerlukan waktu yang cukup lama.


Chapter 3

Disclaimer: Naruto © Masashi Khisimoto

M.I.N.E © 'end

Rating: masih tetep T

Genre: Romance yang (sangat amat) diragukan

Pairing: Uchiha Sasuke & Namikaze (Uzumaki) Naruto.

Warning: AU, Typo, Mistypo, OOC, Boys Love, Shounen-ai , bahasa mungkin berbelit-belit, nggak sesuai EYD, author pemula, etc. If like, you must read it, if don't like, please read!
Author's note: "No Women No Cry, No Sasunaru You Must be Cry"

Don't Like Don't Read


"Apa kau benar-benar lupa?"

"Eh?! Ap-apa maksudmu... ?"

Sasuke semakin mempererat pelukannya tanpa menggubris pertanyaan Naruto. Didekatkannya bibir itu ketelinga Naruto hingga membuat sang korban pelukan bisa merasakan deru napas Sasuke.

"Shine... My Shine..."

"Ka..kau bicara apa sih, dasar Teme" dirasakan wajahnya yang semakin memanas. "Cepat lepaskan aku" dengan seluruh kekuatannya Naruto mendorong Sasuke agar menjauh. "TEME BRENGSEK AWAS KAU" secepat kilat Naruto meninggalkan Sasuke yang tengah terduduk –jatuh–

"Che, sial..."

Naruto terus berlari melintasi koridor kelas. "Dasar Teme brengsek, apa sih yang dia pikirkan". Lagipula ada apa denganku, kenapa aku jadi salah tingkah begini. "AKKHH SIAL.. ini semua gara-gara si Teme Bastart".

Apa kau benar-benar lupa?

Shine... My shine...

"Juga.. apa maksudnya itu"

"NARUTO.."

"Eh?!" Mendengar ada yang memanggil, Naruto segera menghentikan larinya "Ah.. Gaara Senpai".

Naruto langsung berlari menuju sang pelaku pemanggil dan memeluknya "Gaara Senpai... Aitakute"

"Aku juga" Gaara balas memeluk Naruto.

"Kau kemana saja, padahal kita satu sekolah tapi jarang sekali bertemu" rajuk Naruto sambil mengerucutkan bibirnya.

"Gomen, karena tugasku di OSIS aku jadi jarang menemuimu"

"Sebagai gantinya kau harus mentraktirku ramen porsi jumbo un, dari tadi aku belum makan apapun"

"Hm, baiklah ayo kita ke kedai ichiraku dan kau boleh memesan apapun yang kau suka".

"Benarkah?" sumringah wajah Naruto

"Tentu"

"Kyaa... Gaara Senpai I LOVE YOU" kembali dipeluknya tubuh Gaara sampai..

GRRAAAB

"Menjauh darinya Dobe"

"Eh? Te..Teme.. menjauh dariku"

BRUUUK

"It-ittai Dobe, kenapa kau mendorongku"

"Si...siapa suruh kau muncul tiba-tiba sambil memelukku dari belakang"

Setelah berdiri dari posisi jatuhnya, mata oniks Sasuke menatap tajam kearah pemuda berambut merah dihadapannya, Sasuke yakin telah memberi Glare terbaiknya "siapa dia Dobe?"

"Ah.. dia, kenapa aku harus memberi taumu, sudahlah Gaara Senpai ayo kita segera ke kedai Paman Ichi". Digandengnya –ditarik– tangan Gaara pergi.

"Tu-tunggu Dobe... apa maksud ucapanmu tadi dan kenapa kau menggandeng tangannya. Cepat jelaskan padaku, Baka Dobe !" teriak Sasuke. #bisa teriak juga toh XD

Tanpa menghiraukan teriakan Sasuke, Naruto dan Gaara pergi dari tempat itu.

.

.

.

"Tadi itu siapa Naru?"

"Dia orang yang nggak penting, jangan dihiraukan ya Gaara Senpai, lebih baik kita cepat-cepat ke kedai sebelum istirahat selesai".

"Baiklah" Garra pun menyetarakan langkahnya dengan Naruto. Sepertinya aku pernah melihat anak itu

=========== o0o ===========

... RUANG KELAS ...

"Ap-apa.."

"..."

"Ada apa..."

"..."

"Cepat katakan ada apa sebenarnya!"

"..."

"BERHENTI MENATAPKU TEME BASTART !"

"NARUTO... CEPAT BERDIRI DI LUAR KELAS"

"tap-tapi Kakashi Sensei"

"CEPAT!"

"ba-baik..."

.

.

"Teme Baka, Uchiha Bastart, Pantat Ayam awas saja akan kubalas nanti"

"Siapa yang kau panggil Pantat Ayam Dobe"

"HUUAA... Te-Teme jangan tiba-tiba muncul dihadapanku"

"Jadi siapa yang kau panggil Pantat Ayam, huh?"

"Memangnya siapa lagi yang punya Pantat Ayam Style selain kau Teme, kenapa kau keluar?

"Karena kau nggak ada"

"Begitu... jadi karena ak... APA MAKSUDMU TEME!"

"Jangan berteriak di telingaku Dobe"

"Sebenarnya kepalamu terbentur apa sih Teme, atau mau kupanggilkan dukun beranak?" *Author: sepertinya kau harus ekstra bersabar Sas.. *Sasuke: kau kan Authornya, cepat lakukan sesuatu *Author: gomen, ane tidak dapat membantu un XD #mangekyo sharingan

"ayo kita pergi dari sini"

"Eh kemana? Lalu bagaimana dengan hukuman Kakashi Sensei?"

"Hiraukan saja si 'Mesum' itu". Tanpa basa basi Sasuke menarik tangan Naruto untuk mengikutinya. #jangan dicontoh yak

"Tunggu teme.. jangan cepat-cepat, tanganku sakit"

"Berhentilah merengek Dobe".

"Kau menyakiti tanganku Teme" Naruto berusaha untuk melepaskan tangannya dari cengkraman si Uchiha bungsu (lagi). "Kenapa keluar sekolah? apa kita mau membolos? hei TEME.. jawab aku".

"Kita akan pergi kesuatu tempat Dobe, jadi diamlah".

"Tempat? Dimana?"

Saat kau masih mengingatku pikir sang Uchiha

"Ha~ah?" Naruto pun hanya diam menunduk mengikuti keinginan Sasuke.

.

.

.

"Disini?"

"Ya"

"Kenapa kau mengajakku kesini?"

"Kau.. tidak ingat sesuatu?"

"Ingat sesuatu? Apa maksudmu Teme?"

"Tolong ingatlah.."

"Hey Teme, jangan membuatku bingung, apa yang harus ku ingat? lalu untuk apa kau membawaku ke taman? disini kan area untuk anak-anak" Tanpa mendengar ocehan Naruto, Sasuke berjalan menuju ayunan yang berada disamping kirinya. Sasuke menaiki ayunan tersebut.

Sasuke mengajak Naruto ke sebuah taman yang nggak jauh dari Sekolah mereka. Sebuah taman kecil yang menjadi tempat kenangan bagi sang Uchiha.

"Sasuke ayo kita kembali ke kelas, sebentar lagi jam kedua dimulai"

"Kau juga nggak ingat ayunan ini?"

"Heh? Ayunan? Ingat? Dari tadi kau ngomong apa sih. Aku mau kembali ke sekolah, kau ikut atau tidak?" Sebelum sempat pergi, tangan Naruto ditahan oleh Sasuke

"Kau lihat dua anak yang sedang bermain di kotak pasir itu" otomatis Naruto mengarahkan wajahnya kepada objek yang dimaksud Sasuke.

"Memangnya ada apa dengan mereka?"

"Apa yang kau pikirkan tentang mereka?"

"Hmm kelihatannya mereka berdua tidak akur, lihat mereka suka bertengkar kan, memangnya kenapa?"

"Bukankah mereka saling menyayangi"

"Menyayangi? Kau tidak lihat mereka sedang bertengkar?"

"Menurutku itu adalah wujud rasa sayang mereka" ucap Sasuke dengan sedikit senyum tulus yang terukir di bibirnya.

"Ehh?" terlihat sedikit semburat merah di pipi Naruto. Apa tadi dia tersenyum? Naruto perlahan mengamati kembali kedua anak tersebut. Tunggu dulu, sepertinya aku pernah mengalami hal ini, tapi kapan ya?

"Apa.. dulu kau dan aku pernah bertemu?" Sontak wajah Sasuke mangarah ke arah Naruto.

"Kau ingat sesuatu?"

"Ak-Aku tidak begitu yakin, apa.. mungkin ini cuma perasaanku ya hehehe. Sudahlah ayo kembali ke sekolah Teme" hirau Naruto yang berjalan menjauhi Sasuke.

"Mungkin untuk sekarang kau belum mengingatnya, tapi suatu saat pasti, aku akan membuatmu ingat padaku Naru" lirih Sasuke.

"Tapi aku nggak sangka kau bisa berkata seperti itu teme hahaha..."

"Hmmm?"

"Aku bahkan sama sekali tidak berpikir ke arah sana, sepertinya kau tidak seburuk pikiranku hehehe"

Setidaknya aku bisa melihatnya tertawa. "Jadi selama ini kau pikir aku orang jahat?" dengus Sasuke

"Jangan salahkan aku, siapa suruh kau bertingkah menyebalkan"

"Siapa yang bertingkah menyebalkan"

"Tentu saja kau, sudahlah... cepat kembali ke sekolah atau kita akan terlambat pelajaran Iruka Sensei"

Mereka berdua pun kembali ke sekolah, walau Naruto masih bertanya-tanya akan ingatan-ingatan yang membayanginya, dan Sasuke yang menaruh harapan besar akan kembalinya ingatan Naruto.

========== o0o ==========

Kediaman Uchiha

"jadi kapan pertunangan ini akan dilaksanakan?"

Terdengar sebuah pertanyaan yang diajukan oleh salah seorang laki-laki yang berada di sebuah ruang tamu. Terlihat ornamen-ornamen mahal yang menghiasi dinding rumah itu, warna cat yang dominan akan biru donker, guci dan barang antik lainnya yang terpajang dengan penataan yang sangat rapi dan indah. Kemewahan begitu terpancar dari rumah itu.

"kalau bisa secepatnya, aku sudah tidak sabar" jawab seorang wanita berambut hitam panjang yang berada diruang tersebut

"bagaimana menurutmu?"

"kalo aku boleh usul, aku ingin ingatannya pulih dulu, baru kita adakan pertunangan" pinta salah seorang wanita berambut merah.

"yah.. sekarang dia juga sedang berusaha, mungkin kita tunggu untuk beberapa waktu, bagaimana menurut kalian?"

"aku setuju dengan usulmu Fugaku-san" sahut seorang laki-laki berambut pirang yang berada di sampingnya.

"Tapi kenapa kau tiba-tiba datang ke Konoha Fugaku-san?"

"Tentu saja karena permintaan Sasuke, dia mendesakku untuk segera datang kemari setelah mendengar aku akan mengerjakan sebuah proyek di Konoha"

"Lalu apa kau akan tinggal disini untuk waktu yang lama?"

"Entahlah, mungkin setelah proyek itu selesai kami akan segera kembali"

"ha~ah kalian memang selalu sibuk ya" sahut Kushina

"Bukankah kalian juga sama" timpal Fugaku

"Baiklah kami juga harus pulang, ada kerjaan yang harus kami selesaikan" ucap sang kepala keluarga Namikaze berpamitan.

"Jika ada waktu luang, mampirlah ke Tokyo kapan-kapan" pinta Kushina sembari tersenyum.

Pasangan Namikaze-Uzumaki itupun keluar dari kediaman Uchiha dan berjalan menuju kendaraan pribadi mereka untuk pulang.

Uchiha Fugaku dan Minato Namikaze adalah pemilik perusahaan-perusahaan besar dan ternama yang memang berteman baik sejak dulu, atau bisa dibilang mereka bersahabat. Mereka juga pernah memiliki beberapa proyek bersama. Karena itulah mereka sepakat untuk menjodohkan putra mereka.

========== o0o ==========

Ding... Ding... Ding...

Bel tanda waktu pulang telah berbunyi, menginterupsikan bahwa kegiatan yang berhubungan dengan proses belajar harus dihentikan.

Waktu berakhirnya jam sekolah adalah saat yang paling dibenci Sasuke dari beberapa hari yang lalu. Kenapa? Tentu saja dia nggak akan bisa melihat wajah Dobenya lagi selain di Sekolah. Saat sakuse siap-siap untuk meninggalkan ruang kelas...

"Hey Nar, nanti malam aku tidur di kamarmu ya, kamarku masih berantakan dengan tumpukan game yang baru kubeli kemarin" Kiba meminta izin untuk tidur di kamar Naruto nanti malam.

CTAAARRR... BRAAKK... PRAAANNGG...

Anda tau suara apakah itu. Setelah saya selidiki, suara itu berasa dari suara hati Sasuke yang sekarang bak sambaran petir di siang bolong #emang petir suaranya kayak gitu(?) -_-

Sekarang Sasuke sedang merutuki kebodohan dirinya *tumben ngaku* sepertinya dia telah tertulah virus dobenya si Naru. Bagaimana dia bisa lupa kalau Naruto ngekost. Itu berarti bisa siapa saja dan kapan saja kamarnya didatangi oleh orang lain kan. Oh Shit, sekarang Sasuke harus memikirkan bagaimana cara menggagalkan rencana Kiba untuk tidur di kamar Naruto nanti malam.

.

.

.

Seperti biasa keempat sahabat ini sedang berjalan pulang menuju kost mereka yang notabennya sama. Setelah berjalan beberapa menit, sampailah mereka didepan gerbang kost.

"Tumben sekali gerbangnya tidak dikunci, apa sedang ada tamu?" ujar Naruto agak heran.

"Daripada memikirkan itu, lebih baik cepatlah masuk, aku ingin langsung tidur" perintah sang rambut nanas

"Bukankah kerjaanmu di kelas hanya tidur Shikamaru, kenapa kau masih mengantuk"

Terkadang Naruto Bingung dengan temannya satu ini, walaupun kegiatannya cuma tidur dan bermalas-malasan, tapi Shikamaru selalu mendapat peringkat pertama di kelas. Naruto pun dulu sempat mengikuti kebiasaan Shikamaru, tapi tetap saja nilainya tidak meningkat.

Keempat pemuda itu memasuki gerbang kost dan sampai ke sebuah pintu yang mengarah ke kamar mereka.

KREEEK

Naruto membuka pintu itu dengan perlahan, ia pun juga ingin segera beristirahat karena merasa lelah. Tapi tanpa Naruto sadari ada suatu hal yang tengah menunggunya. Sepertinya kesunyian di kost-kost'an itu tidak akan bertahan lama.

Tanpa perlu menunggu lama pintu itu telah terbuka dan...

"UWWAAAA...?!"

To Be Continue


Penasaran sama kelanjutannya? Jangan bosen-bosen mampir ke fic ane ya Minna (^0^)/

Ane selalu berterima kasih kepada pembaca setia, yang selalu meluangkan waktunya untuk membaca fic ane, juga yang udah review terima kasih banget.

Ane tunggu juga Kritik n Saran Minna semua

Sampe ketemu di fic selanjutnya #jaa :D