AAKKHHH!

Akhirnya fic pertama ane selesai juga un, Ane pikir nggak bakal rampung2 tapi akhirnya selesai juga (dengan susah payah)

Maklum ane baru pemula sih XD. Mungkin masih banyak kekurangannya MINNA. Dari pada kelamaan langsung aja ya Selamat Membaca (^0^)/

ENJOY ^v^

M.I.N.E

Chapter 1

Disclaimer: Naruto © Masashi Khisimoto

M.I.N.E © 'end

Rating: T aja yak

Genre: Romance yang diragukan

Pairing: Uchiha Sasuke & Namikaze (Uzumaki) Naruto.

Warning: AU, Typo, Mistypo, OOC, Boys Love, Shounen-ai , bahasa mungkin berbelit-belit, nggak sesuai EYD, author pemula, etc. If like, you must read it, if don't like, please read!
Author's note: No Smoking..,,"

Don't Like Don't Read

.

.

Angin musim dingin telah menampakkan eksistensinya, menandakan bahwa musim dingin telah datang dengan gagahnya. Seraya hanya menyapa beribu – ribu kulit halus nan lembut yang senantiasa tertutup oleh tebalnya kain yang dapat diyakini memberikan sedikit kehangatan bagi penggunanya.

Titik demi titik air hujan yang turun seraya ingin memberi tahu besarnya kesedihan yang dirasakan oleh sang langit kelam. Dengan laju yang mantap buliran – buliran air hujan siap menghantam dedaunan yang menutupi ranting – ranting pohon yang tengah berdiri dengan tegaknya.

Menambah hawa dingin yang semakin menusuk ke tulang – tulang persendian yang tak terjaga yang tengah menjalar ke sebuah kost yang terkesan kecil, dengan jendela yang tertutup rapat menandakan tidak dibolehkannya sang angin masuk walau hanya satu hembusan, dari jendela tersebut nampaklah sesosok makhluk hidup yang tengah menyamankan posisinya, terlihat dari tubuhnya yang menggeliat mencari posisi yang pas untuk mencari kehangatan dibalik selimut yang terkesan tipis itu.

Sesosok manusia yang jika diperhatikan memiliki rambut berwarna pirang yang terkesan berantakan dan mata lentik yang tertutup dengan rapat (pasti udah tahu lah).

"Eeenggg..."

Erang seorang pemuda dengan surai pirangnya yang tengah terbangun dari tidur. Menampakkan mata sebiru langit luas yang membentang disana, menambah kesan eksotis pada sang pemuda . Dilangkahkannya kaki kecil yang masih terkesan sempoyongan, dengan mata yang sedikit redup.

"Jam 3 pagi..." sahut pemuda tadi, dengan langkah terbata pemuda itu melangkahkan kakinya ke arah dapur untuk mengambil segelas air putih. Dirasa telah basah kerongkongannya, kaki kecil itupun melangkah menjauhi dapur dan menuju meja kecil yang disana tergeletak sebuah handphone berwarna oranye.

Di ambilnya handphone itu dan dibukanya, terpampang dengan jelas di layar handphone tersebut. Menandakan ada 1 pesan yang masuk. Dibukanya dengan cepat pesan itu yang memperlihatkan pesan sang pengirim.

From : Tou-san

Hari minggu nanti kalau bisa pulanglah, ada yang ingin Tou-san bicarakan denganmu

Diterima: 12.37

"Apa ada sesuatu yang penting ya " ?

Setelah puas membaca, diletakkannya kembali handphone itu di atas meja. Dan di rebahkannya kembali badan itu ke ranjang sang pemilik sudah siap menuju ke alam mimpi.

Sinar matahari pagi menerobos celah – celah mata langit biru itu tanpa permisi, berusaha membangunkan sang empunya dari alam bawah sadarnya.

"EEEEEENGH !" erang pemilik bola mata saphire yang terlihat tidak senang dengan paksaan sinar sang surya yang membangunkannya. Pemuda itu tampak mengedip – ngedipkan kedua matanya untuk membiasakan pupilnya dengan cahaya sekitar. Dilihatnya sebuah benda yang dengan setia selalu menempel di dinding itu.

1 detik

2 detik

3 detik

"UUUWWWAAAHHHH... Aku terlambat" pekik sang pemuda dengan suara cemprengnya.

Jam menunjukkan pukul 06.50 pagi. Dengan terburu –buru pemuda itu segera menuju ka kamar mandi yang berada di luar kamarnya (maklum ngekost). Setelah selesai membersihkan diri, ia langsung memakai seragam yang bertuliskan Konoha High Shcool atau lebih dikenal dengan KHS.

Ya, dapat diyakini bahwa pemuda itu adalah salah satu murid disana. Tanpa membuang waktu segera saja ia melangkahkan kakinya keluar dari kost –kost'an tersebut.

Dengan kecepatan penuh pemuda itu berlari hingga sampai di depan gerbang sekolah yang hampir tertutup itu.

"TUNGGU..." Teriak pemuda dengan suara yang dapat memecah gendang talinga. Tanpa memperdulikan si penjaga gerbang, langsung saja ia menerobos menuju ke dalam area sekolah. Tanpa berbasa basi pemuda itu menuju ke lantai 3 dimana kelasnya berada.

Saat menuju ke arah kelasnya, ia melihat pemuda lain yang nggak begitu asing (setidaknya menurutnya) dimatanya. Sang pemuda menatapnya dengan tajam seolah berkata 'apa yang kau lihat'. Pemuda itu sedikit bergidik melihat tatapan 'membunuh' itu. Tanpa memperlambat larinya segera saja pemuda itu menuju kearah kelas dengan harapan belum ada guru yang hadir disana.

Tanpa disadari pemuda dengan tampang stoick itu telah membentuk sebuah seringai di bibirnya. "Ketemu..."

"BRAAAKKKK !" Dengan kasar pintu itu dibuka dan...

"YAAAHHHHHHHHH..." Ya, langsung terdengar suara serentak dari dalam ruangan itu.

"Dasar, kau mengagetkanku Naruto !" ucap seorang pemuda dengan tato segitiga terbalik disetiap sisi pipinya. Baiklah sekarang kita tahu kalau pemuda bersurai pirang, bermata sebiru langit dengan 3 garis lembut disetiap pipi mulusnya, dan berkulit tan itu tidak lain dan tidak bukan adalah Naruto Uzumaki siswa kelas 3 di Konoha High School.

"Hehehe... maafkan aku Kiba, habisnya kupikir Kakashi sensei sudah hadir. EEHHH ! KAU SENDIRI KENAPA NGGAK MEMBANGUNKANKU TADI !" ucap Naruto dengan nada tinggi.

"Siapa yang nggak membangunkanmu, tadi pagi aku hampir setengah jam membangunkanmu tau, kamunya aja yang tidur kayak orang mati" balas Kiba.

"Mendokusai..." ucap seorang pemuda dengan rambut dikucir keatas yang membentuk nanas. "Bisakah kalian nggak berisik pagi – pagi gini". Sontak Naruto dan Kiba langsung diam mendengar ucapan pemuda a.k.a Shikamaru Nara itu.

"HAI KALIAN SEMUA SUDAH DENGAR BELUM..." teriak seorang wanita beramput pink. Mendengar teriakan gadis itu Naruto sedikit tertarik. "Dengar apa Sakura-chan ?", "Tadi saat aku melewati ruangan guru aku mendengar katanya akan ada siswa pindahan lho..." , "yang benar... laki-laki atau perempuan ?" sahut gadis berambut pirang lainnya... "aku sih belum tau soal itu".

Mendengar hal itu Naruto teringat dengan orang yang ia lihat tadi. Sebelum mereka selesai bercerita Kakashi seorang guru di KHS yang memiliki rambut perak yang mencuat keatas dengan sebagian wajah yang tertutup oleh masker telah memesuki kelas. Sontak semua siswa duduk di tempatnya masing – masing.

"Maaf ya hari ini aku terlambat masuk" sahut Kakashi dengan sedikit tersenyum, tentu saja di balik maskernya.

'Bukankah memang setiap hari telat' pikir Naruto.

"Oh.. aku hampir lupa" lanjut Kakashi, "hari ini kita kedatangan murid baru, silahkan masuk.."

Muncullah seorang pemuda dari balik pintu yang jika kita perhatikan ia memiliki kulit porselin, dengan mata oniksnya dan gaya rambut mencuat keatas malawan gravitasi bumi.

"WAAAA..." seluruh gadis yang menghuni kelas 3-A tercengang seketika. Semua mata tertuju pada pemuda tersebut tak terkecuali Naruto.

'Itukan laki – laki yang tadi' batin Naruto dalam hati. "Perkenalkan dirimu" pinta Kakashi, yang dilanjutkan perkenalan dari sang pemuda.

"Namaku Uchiha Sasuke, aku pindahan dari Shumorigakuen" ucap Sasuke dengan tampang stoicknya.

Berbagai kata seperti keren, tampan, cool, sempurna memenuhi ruangan tersebut sampai akhirnya, "bukankah Shumorigakuen itu salah satu sekolah yang cukup terkenal dan mahal, lalu kenapa Sasuke-kun pindah kesini ?" tanya Sakura.

Semua siswa yang mendengar itupun ikut penasaran dengan jawaban sang Uchiha, dan...

"karena aku bosan" jawab sang Uchiha yang berhasil membuat seluruh penghuninya bercengo ria tak terkecuali Kakashi.

"Baiklah kau boleh duduk" ucap Kakashi untuk mengakhiri aksi cengo ria di kelas itu.

Sasuke pun langsung berjalan kearah bangku kosong yang berada di belakang tepat disamping bangku Naruto. Sekilas sang Uchiha nampak memandangi pemuda blonde itu.

Naruto yang merasa diperhatikan oleh Sasuke menjadi sedikit kikuk sampai akhirnya sang Uchiha berhenti memandangnya karena Kakashi sensei telah memulai pelajaran.

Konoha High School saat istirahat...

"Sasuke-kun rumahmu dimana ?", " apa kau sudah punya pacar ?", "tukeran email yuk..." dan berbagai pertanyaan lainnya memenuhi karumunan yang dapat dilihat sang Uchiha ada didalamnya, sedangkan yang diberi pertanyaan hanya berdiam diri dengan tampang stoick yang menutupi wajah tampannya.

Sepertinya dengan waktu 1 hari Sasuke sudah mempunyai fansgirlnya sendiri *perlu dimasukin ke rekor muri tuh :D. Baiklah kembali ke cerita

"Nar kita kekantin yuk..." ajak pemuda bertato segitiga terbalik a.k.a Kiba, dan dibalas dengan anggukan Naruto.

Merekapun beranjak pergi meninggalkan ruangan tersebut tanpa mengetahui sedari tadi ada seseorang yang mengawasi mereka dengan mata oniksnya.

"Eh... Sasuke-kun mau kemana?" Tanya seorang gadis saat melihat Sasuke beranjak pergi dari tempat duduknya. Tanpa menghiraukan pertanyaan tersebut, Sasuke segera meninggalkan tempat yang dianggapnya neraka itu.

Dan apa kalian tahu yang dipikirkan para gadis itu? Saat author mencoba untuk membaca pikiran mereka, satu kata yang dapat ditangkap oleh author "KEREN" begitulah katanya *reader : nggak penting. Oke2 mari kita lanjutin aja ceritanya.

Dengan pasti langkah kaki itu menuju ke arah kantin sekolah, melewati beberapa ruangan yang bisa dianggap sedikit berisik. Setelah sampai Sasuke segera mengambil tempat untuk duduk dan memesan segelas jus tomat.

Tak jauh dari tempat Sasuke duduk, terlihat dengan jelas seorang pemuda dengan rambut blondenya sedang lahap memakan ramen ukuran jumbo dengan teman- temannya. Tanpa rasa bosan sedikit pun mata itu terus mengawasi sang pemuda sampai...

"Sasuke-kun mau nggak makan bekal sama-sama ?", "aku boleh kan duduk disini...", atau "kau mau aku memesankan sesuatu ?" seperti seekor semut yang nggak mau jauh dari gula, para gadis di KHS ini tanpa ampun selalu mengganggu kehidupan Sasuke * setidaknya menurut Sasuke ?.

'Menyingkir kalian semua' batin Sasuke.

"Ya ampun baru 1 hari masuk sudah punya fansgirl sebanyak itu menurutmu gimana Nar ?" tanya Kiba.

"Aku sih nggak begitu peduli..." jawab Naruto yang tengah lahap memakan ramennya,

"tapi sepertinya ada yang aneh dengan orang itu..." sahut sang pemuda berambur coklat panjang yang dikuncir a.k.a Hyuuga Neji.

"Aneh apanya ?" sahut Kiba,

"coba saja kalian pikir untuk apa orang sekaya dia pindah ke sekolah yang seperti ini, bukankah itu aneh ?" balas Neji.

"Bagiku itu nggak terlalu eneh kok..." sahut Naruto lagi,

"kanapa kau bisa berkata seperti itu..." tanya Kiba. Dan hanya dijawab oleh Naruto dengan menaikkan kedua bahunya.

"Mungkin dia sedang mencari sesuatu..." timpal Shikamaru dengan rasa kantuknya(?).

"Mencari sesuatu, apa ?" tanya sang Hyuuga dan hanya dijawab dengan sikap diam oleh para sahabatnya.

Sahabat? Ya, mereka adalah sahabat sejak kelas 1 SMA saat Naruto pindah ke sekolah yang sama dengan Kiba, Shikamaru, dan Neji. Mereka berempat juga menempati kost yang sama, jadi nggak heran mereka begitu dekat. Setelah mereka menyelesaikan makan siangnya, mereka langsung kembali ke kelas, tanpa mengetahui sepasang mata itu masih tampak mengawasi mereka dengan seksama. * author : bukankah orang ini terkesan terabaikan ? # di chidori sasuke DX

"Sasuke-kun mau kemana ?" seperti adegan yang terus berulang tanpa berniat menjawab pertanyaan tersebut, Sasuke terus melangkahkan kakinya meninggalkan tempat 'nista' itu.

Sasuke POV

"Kenapa sih semua wanita di dunia ini menyebalkan, apakah mereka nggak ngerti yang di namakan privasi, terus untuk apa sekolah jika sama sekali nggak ada hasilnya". Tanpa sadar aku menggerutu nggak jelas, bagiku sekolah begitu membosankan entah dimanapun itu.

Ini semua karena orang itu, ya karena orang itu aku jadi harus pindah kesini, pokoknya dia harus bertanggung jawab apapun yang terjadi.

Aku memutuskan sekolah disini bukan tanpa alasan, tapi ada suatu hal yang menarikku ke sini. Suatu hal yang membayangiku sejak dulu, dan aku sudah memutuskan untuk menjadikannya milikku.

Tapi dilihat dari ekspresinya, kayaknya dia sudah melupakanku. Kalau gitu akan ku buat kau mengingatku dengan jelas. Fufufu...

Normal POV

Bel tanda sekolah telah usai berbunyi dengan nyaringnya menandakan seluruh aktifitas di KHS telah selesai, dari kejauhan terlihat 4 sekawan berjalan pulang menuju kost mereka yang tentu saja sama.

"Hei gimana kalau kita pergi maen dulu..." ajak Kiba pada 3 temannya.

"Aku ada tugas dari guru jadi nggak bisa pergi" ucap Neji

"Kau bagaimana Shika ?

"Terlalu merepotkan..." jawab sang rambut nanas.

"Payah ah.." ledek Kiba sedikit kesal

"Kalau kau Naru ?" dengan penuh harap Kiba menatap Naruto dengan puppy eyes-nya

Naruto yang notabennya bukan orang yang suka mengecewakan teman dengan nada agak sedikit terpaksa mengiyakan ajakan Kiba

"Ba..baiklah.." balas Naruto.

"Bagus.." sahut Kiba dengan nada riang

"Ayo kita pergi dan tinggalkan saja orang-orang membosankan ini".

Segera saja mereka pergi dari tempat itu dan meninggalkan Shikamaru dan Neji.

"Emangnya kita mau kemana sih Kib...?" tanya Naruto yang sebenarnya sudah dapat menebak kemana temannya ini akan mengajaknya pergi dengan nada terengah – engah, karena Kiba mengajak Naruto untuk berlari ke tempat yang mereka tuju.

"Tenang aja, loe pasti suka..." timpal Kiba dengan cengirannya dan masih menggenggam tangan naruto sambil berlari.

"Nah kita sudah sampai..." teriak Kiba dengan nada antusias,

"Kenapa kau membawaku kesini 'lagi' ..." sahut Naruto.

"Tentu saja untuk bersenang – senang".

Asal kalian tau mereka sekarang sedang berada di tempat Game Center yaitu tempat kesukaan Kiba. Bukannya Naruto nggak tahu untuk apa mereka kesana, tapi mereka selalu pergi ke Game Center hanya u ntuk memuaskan nafsu Kiba yang notabenya suka dengan permainan Game, karena itulah Shikamaru dan Neji sudah bosan untuk menemaninya.

"Ennnggg... Kiba ya apa kau nggak bosan kemari ?"

"Kenapa bosan disini kan menyenangkan kita bisa main sepuasnya tanpa ada yang melarang..."

"Emang sih tapi hampir stiap hari kita kesini ..." sahut Naruto dengan nada agak tinggi.

"Apa kau nggak suka pergi kesini?" tatap Kiba dengan wajah yang mau nangis.

"Bu... bukan gitu... ak..aku hanya menyarankan tempat lain aja kecuali disini memangnya nggak ada?"

"Ada sih tapi tempatnya jauh, ramai lagi, apalagi pilihan Gamenya cuma dikit pokoknya disini itu tempat yang paling cocok deh.." dan hanya dijawab Naruto dengan senyum getir.

"Ya udah kau main aja dulu biar aku cari minum..." tawar Naruto.

"OK !" dan dijawab singkat oleh Kiba. Naruto segera meluncur pergi dari tempat itu.

"Tau gitu mending tadi aku nolak aja..." gerutu Naruto sambil memberikan uang kepada pemilik toko minuman, dan... "BRUUK !" tanpa sengaja Naruto menabrak seseorang di belakangnya...

"UWAAAA..."

Sebelum Naruto terjatuh, dengan sigap pemuda yang di tabraknya tadi menangkap tubuh Naruto agar tidak terjatuh.

kedip

kedip

kedip

"Go.. gomen... bisakah kau melepaskanku"

Si pemuda pun langsung melepas pelukannya dari Naruto hingga empunya jatuh tersungkur karena kehilangan keseimbangan.

"BRUUK..."

"Hei akukan menyuruhmu untuk melepaskanku bukan menjatuhkanku kau ini" dengan tampang masih kesakitan Naruto mencoba mengenali sosok tersebut. Dan matanya menemukan wajah porselin dengan mata oniks yang sedari tadi memperhatikannya.

"Kau..." ucap Naruto,

"Lain kali lebih berhati – hatilah saat melangkah, dasar Dobe"

Mendengar ejekan itu Naruto merasa tidak terima "APA KAU BILANG, HATI – HATI DENGAN UCAPANMU TEME", mendengar jawaban Naruto membuat kepala Sasuke memunculkan empat sudut tumpul. "Harusnya kau berterima kasih padaku Dobe", "Terima kasih apaan, bukannya menolongku kau malah menjatuhkanku" balas Naruto dengan menggembungkan kedua pipinya menandakan dia sedang kesal sekarang.

"NARUTO..."

Mendengar ada orang yang memanggilnya Naruto pun langsung mengarah ke sumber suara. "Kiba, ada apa" tanya Naruto, "Nggak aku cuma khawatir kau pergi lama sekali sih"

Melihat Naruto nggak sendiri, Kiba langsung terfokus pada pemuda yang berada disamping Naruto.

"Kau... Uchiha Sasuke anak baru itukan..." ucap Kiba sambil menunjuk – nunjuk wajah Sasuke

"Sedang apa kau disini bersama Uchiha itu Naruto?" bisik Kiba, "Cuma nggak sengaja ketemu itu aja kok, ayo kita pergi" ajak Naruto sambil menggandeng tangan Kiba meninggalkan tempat itu.

Malihat hal itu ada rasa ketidaksukaan(?) yang dirasakan Sasuke. "Beraninya kau..." gumam Sasuke, "Kita lihat saja nanti..." dan sang Uchiha pun beranjak dari tempat tersebut dengan seringai yang cukup mengerikan(?) miliknya.

"Emangnya tadi apa yang terjadi sih antara kau dan si Uchiha itu" tanya Kiba.

"Nggak terjadi apa – apa kok" sahut Naruto.

"Sungguh ?" desak Kiba

"Sungguh nggak terjadi apa – apa, mending kita main aja" mereka pun memainkan permainan yang ada di Game Center yang mereka datangi tadi.

Setelah membersihkan seluruh badannya, Naruto dengan sigap membanting tubuhnya kekasur yang tak terlalu besar diruangan itu, mengingat ia dan Kiba sudah pulang 1 jam yang lalu dari Game Center. 'Sebenarnya apa yang ingin Tou-san bicarakan ? jadi penasaran' dan kedua mata itupun segera tertutup rapat.

=====ooo0000ooo====

Bel tanda pelajaran dimulai telah terdengar ke seluruh penjuru Konoha High School di pagi itu. Dan disalah satu ruangan telah terdengar bunyi riuh yang mungkin kalian ketahui asalnya dari mana.

"AAAAKKKHHHH... aku lupa bikin PR" triak frustasi sang Uzumaki.

"Kiba aku pinjam punyamu donk", "Nggak bisa aku lagi nyalin punya Shikamaru nih, kau tunggu saja", "Mana sempet" jawab Naruto.

"Neji aku pinjam punyamu ya", "Maaf tapi punyaku udah dipinjem Tenten"

Usaha sang Uzumaki nggak menyerah sampai situ saja, dari Lee, Ino, Sakura, Chouji, Karin, Suigetsu hampir semuanya nggak bisa dimintai pertolongan.

Sebenarnya masih ada satu orang yang mungkin bisa menolongnya. Orang itu Hyuuga Hinata, hanya saja jika sudah menyangkut orang ini Naruto lebih memilih untuk menghindar agar tidak memiliki urusan dengannya.

Jika diingat-ingat dulu Naruto juga pernah mengalami hal seperti sekarang ini bedanya dulu Naruto berani mengambil resiko dengan meminjam buku tugas milik Hinata, alhasil bukan buku tugas yang didapat, sang empu yang dimintai tolong malah pingsan seketika ditempat dan saat itu juga, jadinya Naruto yang harus bertanggung jawab. Sejak saat itu Naruto jadi berpikir dua kali untuk berhubungan dengannya.

"Kenapa nggak ada orang yang mau membantuku sih" teriak Naruto lagi

"Seperti mendapat 'durian jatuh' di depan wajah naruto sudah bertengger buku tugas dengan kokohnya, tentu saja dengan tangan yang melekat disana.

Melihat hal tersebut terpampang dengan jelas cengiran sang Uzumaki, "Terima ka..." kata itu terus menggantung sampai "KAU !" teriak Naruto (untuk kesekian kalinya) sambil menunjuk kearah si pelaku kau "Kalau nggak mau ya udah, jawab sang pelaku", "Eh ?! tunggu, ak...aku mau", "Kembalikan kalau udah selesai, Dobe" Tenang aja Teme bukumu nggak akan aku apa-apain". 'Tumben banget si Teme baik'. "Akh... nggak penting yang penting cepet ngerjain tugas dulu"

======= o0o =======

"Hei Nar besokkan hari minggu gimana kalau kita pergi kesuatu tempat sama yang lainnya"

Terlihat empat sekawan tengah melewati jejeran rumah yang terletak disamping kiri dan kanan jalan itu

"Sorry Kib aku nggak bisa soalnya Tou-san menyuruhku untuk pulang"

"Pulang ? emangnya ada sesuatu yang terjadi di rumahmu ya ?" tanya Neji

"Aku juga nggak tau sih ,mungkin ada hal penting yang ingin beliau bicarakan padaku

"Mendokusai" sahut Shikamaru

"Yah baiklah kalo gitu lain kali aja OK"

"Heem..."

Hari Minggu...

Naruto bersiap untuk berangkat menuju stasiun, mengingat rumahnya jauh dari tempat kost *reader : emangnya ngekost buat apa kalo nggak jauh *author : biar lebih jelas un hahaha XD.

"Aku pergi dulu ya" pamit Naruto pada tiga kawannya

"Hati- hati dijalan" sahut Kiba.

Dengan santai Naruto melangkahkan kakinya melewati jejeran bangunan yang bisa dibilang sederhana itu. Sampai di stasiun seperti biasa Naruto menjadi pusat perhatian orang- orang yang tengah lalu lalang di tempat itu.

Pusat perhatian ? tentu saja, siapa yang bisa menolak kharisma pemuda yang satu ini, wajah yang manis dengan tiga garis melekat disetiap sisi wajahnya, kulit tan nan halus, surai pirangnya yang dapat menandingi sang surya, serta mata shapirre yang sebiru langit, siapa yang nggak terpesona

Dari pria hingga wanita nggak seorangpun mengalihkan pandangan dari sang Uzumaki sampai kereta tiba di stasiun, tanpa membuang waktu Naruto masuk ke dalam kereta yang didalamnya sudah sesak dengan orang. *author: coba bayangin aja kalian naik bis waktu pulang sekolah pasti penuh sesak #ane setiap hari ngalamin hal itu lho *readers: nggak ada yang nanya *author: ane coba curhat un (di lempar kursi ma readers)

Seperti yang kita tahu bahwa kereta yang dinaiki Naruto penuh sesak, jadi pasti banyak orang berdesak- desakan.

"Ckkk..."

Naruto merasa sebuah tangan menelusuri bagian belakang tubuhnya, tangan itu menyentuh dengan bringasnya. 'maniak brengsek, tapi jika aku teriak, mau ditaruh dimana mukaku ini, tapi kalau nggak teriak maniak ini akan berbuat lebih jauh, aku harus apa ?'

"HEY ORANG TUA CEPAT SINGKIRKAN TANGAN KOTORMU ITU DARINYA"

"Ehhh ?"

Naruto yang mendengar suara itu segera membalikkan badannya, dilihatnya maniak yang menggerayanginya sudah lenyap , menyisakan sosok yang sangat dikenal Naruto

"TEME...! ke-kenapa kau ada disini ?"

"Memangnya ini kereta api milikmu Dobe,"

"Bukan begitu hanya saja..."

"Tadi... kau mikirin apa sih.. kenapa diam saja, apa kau suka diperlakukan seperti itu"

"Ehhh... tentu aja nggak"

"lalu ?"

"Ak..aku hanya ..." Naruto hanya menundukkan kepalanya tanpa mengeluarkan sepatah katapun entah karena malu atau marah.

"Huh... ya sudahlah tapi lain kali kau harus lebih hati- hati"

"A... Arigatou"

"Eng ?"

"Te..rima kasih telah menolongku"

"Hn" dan hanya dua huruf terucap dari Sasuke

Setelah tiba di pemberhentian yang Naruto tuju, Naruto keluar dari kereta tersebut.

"Sekali lagi terima kasih"

"Hn"

"Sampai jumpa" ucap Naruto yang disambut lambaian tangan lembut dari Sasuke.

Segera saja sosok Naruto menghilang dari pandangan Sasuke dan hanya meninggalkan bayangan - banyangan yang tertinggal disana.

"Padahal sudah bisa berada dan bicara sedekat ini, tapi tetep aja belum terhubung. Kapan kau akan ingat padaku Dobe "

Sementara itu di perjalanan menuju kediaman Uzumaki.

'Sasuke itu sepertinya sebelum ini aku pernah bertemu dengannya tapi dimana ya, aku nggak ingat, atau hanya perasaanku saja'

Setelah beberapa menit sampailah Naruto di depan sebuah rumah. Bisa di katakan rumah itu 'cukup'*ralat: sangat terkesan mewah dan megah(?) yang bernuansa Eropa dengan relief indah menghiasi dinding-dinding rumah bercat putih abu-abu tersebut

"Ting Tong"

"Tunggu sebentar" terdengar sebuah sahutan dari dalam rumah.

"Cklek.. Naruto" terlihat sesosok wanita berparas cantik dengan rambutnya yang menyala merah cerah dari balik pintu itu. Uzumaki Kushina.

"Apa kabar Kaa-san" sapa Naruto ramah.

"Aaakkhh... Kaa-san kangen sekali padamu" segera sebuah pelukan mendarat di badan Naruto.

"Kaa...-san lepasin donk aku sesak nafas nih"

"Ah.. maaf, Kaa-san terlalu gembira melihatmu, tapi kelihatannta kau tambah kurus, apa kau makan teratur disana ?"

"Iya, aku makan teratur kok Kaa-san nggak perlu khawatir"

"jika tau begitu kenapa kau nggak minta dijemput saja"

"Nggak bisa nanti terlalu mencolok-kan"

"Jika merasa lelah segeralah kembali kesini, kau pahamkan"

"aku paham"

"Ah... ayo masuk Tou-san mu pasti sangat senang melihatmu"

Mereka berdua masuk ke dalam rumah keluarga Uzumaki.

"Sayang lihat siapa yang datang"

Terlihat sesosok pria tengah bersantai di sofa ruang tamu tersebut sambil membaca koran hariannya, dia memiliki ciri yang hampir sama dengan Naruto, berambut pirang tetapi sedikit lebih panjang dan bermata shappire. Namikaze Minato. Menyambut kedatangan anaknya dengan penuh senyum.

"Kau sudah datang Naruto"

"Iya, jadi untuk apa Tou-san menyuruhku pulang ?"

"Duduklah ada sesuatu yang ingin Tou-san bicarakan dengan mu"

"Suatu hal ? apakah hal itu sangat penting hingga Tou-san menyuruhku untuk datang kemari ?"

"yah... bisa dibilang begitu"

"jadi apa sesuatu yang sangat penting itu ?"

"Sebenarnya Kaa-san dan Tou-san telah menjodohkanmu"

...CTAAAARRR...

To Be Continue