Hai minna-san ^^ Ketemu sama aku, author baru disini. walaupun dulu pernah bikin fanfic, tapi gara-gara lupa paswordnya jadilah bikin akun yang baru. #pikun -_-
Udah publish sebenarnya, tapi kok pasa aku cek masih ada hal yang gak bener . Jadinya aku republish, untuk yang review ARIGATOUUU...
Sebagai langkah awal, kucoba dengan kisah ringan dulu yaa , semoga kalian suka ^^
MISS SECRETARY AND MR SMASHER
Pair : Naruhina
AU, TYPO, GEJE, KLISE, DLL
Drap…drap…drap…
Suara langkah kaki itu terdengar mengikuti langkah kaki seorang gadis berambut indigo. Langkahnya sesekali berhenti di depan pintu kelas-kelas , matanya bergerak menyusuri daftar nama siswa yang ada. Gadis itu bernama Hyuuga Hinata. Gadis berambut indigo dengan mata berwarna amethyst. Gadis yang sebenarnya memiliki paras yang cantik dan tubuh yang proporsional untuk gadis seusianya, namun Ia menutupinya dengan pakaian kebesaran yang Ia kenakan.
Hari ini adalah hari terakhir Masa Orientasi Siswa atau MOS di Konoha Gakuen. Setelah diadakan pentas seni kecil-kecilan, para murid baru dipersilakan mencari kelas yang akan ditempati dengan mencarinya dari kelas-kelas yang sudah ditempeli daftar nama di pintunya. Koridor penuh dengan siswa yang sedang mencari kelasnya. Begitu pula dengan Hinata.
Dia sudah mencari dari kelas-kelas yang ditempeli daftar nama, namun belum satu pun kelas yang memuat namanya. Ia mulai khawatir.
' Dimana ya, kelasku ? Kenapa daritadi tidak ada namaku di daftar siswa?' batin Hinata sedikit sedih.
Di kelas terakhir Ia melihat dengan teliti satu per satu nama. Bingo ! Namanya ada disana, berarti kelas inilah yang nantinya akan Ia tempati. Hinata sempat membaca nama-nama siswa yang akan menjadi teman sekelasnya.' Semoga teman sekelasku adalah orang-orang yang baik.'
Membernarkan tas punggungnya yang agak melorot, Hinata berjalan memasuki kelas. Sudah ada beberapa siswa disana. Ia memilih tempat duduk yang paling depan dekat dengan pintu kelas. Satu per satu siswa mulai berdatangan, mereka mengambil tempat duduk yang mereka rasa cocok. Sampai ada seorang gadis dengan rambut cepol dua masuk. Dia celingak-celinguk mencari tempat duduk kosong.
" Bolehkah aku duduk di sebelahmu?" tanya gadis itu sambil menunjuk bangku sebelah Hinata yang memang masih kosong.
" Tentu. Silakan duduk." Hinata membalasnya dengan tersenyum.
" Terima Kasih." gadis itu pun duduk dan meletakkan tasnya." Ngomong-ngomong , siapa namamu?"
" E-eh. Hy-hyuuga Hi-hinata." Hinata sedikit terbata karena terkejut.
" Namaku Tenten. Mohon bantuannya ya, Hinata-san."
" I-iya. Mohon bantuannya juga, Tenten-san."
Tak lama kemudian, seorang guru dengan rambut perak yang beridiri melawan gravitasi dan memakai masker yang hampir menutupi seluruh wajahnya. Hanya sebelah matanya yang terlihat. Kelas sontak menjadi sunyi. Menatap pada guru di depan kelas yang kemungkinan besar adalah wali kelas mereka nantinya.
" Moshi-moshi, minna. Nama saya Hatake Kakashi. Kalian bisa memanggil saya dengan Kakashi-sensei. Mulai hari ini, saya akan menjadi wali kelas kalian. Jadi, mohon bantuannya."ucapnya dengan senyum yang walau tertutupi oleh maskernya.
Hinata menatap Kakashi-sensei yang beridiri tak jauh dari tempat duduknya dengan seksama. Dia mengeluarkan alat tulisnya, karena dilihatnya senseinya membawa beberapa lembar kertas. Dan kemungkinan besar mereka akan disuruh menulis.
" Baiklah, langsung saja. Kita akan memilih pengurus kelas kita. Kita akan memilih ketua kelas, wakil ketua, sekertaris dan bendahara. Saya akan menawarkan kepada kalian, apakah ada yang bersedia menjadi ketua kelas disini?"tanya Kakashi-sensei.
Diam. Tidak ada jawaban. Nampaknya tidak ada yang bersedia atau tidak berani menjadi ketua kelas disini.
' Mana mungkin aku menjadi ketua kelas, walaupun sebenarnya aku sangat ingin. Tapi aku takut.' Batin Hinata sambil menggerak-gerakkan pensil mekaniknya.
" Tidak ada yang bersedia ? Baiklah kalau begitu diada-"
" Naruto bersedia, sensei. Dia bersedia menjadi ketua kelas." teriakan seorang anak laki-laki dengan tato segitiga di kedua pipinya memotong ucapan Kakashi-sensei. Sekaligus menarik perhatian seluruh siswa di kelas itu.
" Kiba, apa-apaan kau ! Siapa bilang aku mau menjadi ketua kelas ?"ucap seorang siswa laki-laki lain dengan rambut pirang jabrik dan memiliki kulit tan eksotis.
" Bukannya kau sendiri yang bilang kalau kau ingin menjadi ketua kelas, Naruto?" siswa yang diketahui bernama Kiba bertanya balik.
" Kapan aku menga-"ucapan Naruto-calon ketua kelas- berusaha menolak namun terpotong oleh Kakashi-sensei.
" Baiklah, kita sudah mendapatkan ketua kelas. Siapa namamu?"
" Uzumaki Naruto."ucapnya dengan nada sedikit dipaksakan.
" Baiklah, Uzumaki-san. Mulai sekarang kamu menjadi ketua kelas ini. Oleh karena itu, kamu harus bisa membimbing temanmu di kelas. Mohon kerjasamanya, Uzumaki-san."
" Hai, sensei."
Hinata menatap ketua kelasnya yang baru dengan tatapan yang menyelidik. Dari apa yang dilihatnya, laki-laki itu sama sekali tidak cocok menjadi ketua kelas. Lihat saja penampilannya, rambut jabrik, kemeja seragamnya sedikit dikeluarkan dengan wajah yang tidak berwibawa.' Apa benar dia bisa menjadi ketua kelas?'
" Kalau begitu, kita akan memilih wakil ketua kelas, sekertaris, dan bendahara. Siapa diantara kalian yang memiliki tulisan yang bagus dan rapi? Apa ada yang berpengalaman dalam mengurusi keuangan?"
" Hinata-san tulisannya sangat bagus, sensei. Lihat saja kalau tidak percaya."ucap Tenten tiba-tiba." Dan kalau masalah keuangan, Sakura dan Ino adalah ahlinya. Mereka pernah menjadi bendahara sebelumnya."lanjutnya.
" Te-tenten-san, ke-kenapa tiba-tiba..." Hinata kaget bukan main.
" Hei, Tenten. Kenapa kau mengikut sertakan kami berdua tiba-tiba?"ucap gadis dengan rambut merah jambu mencolok.
" Sudahlah, Hinata. Tidak apa-apa kan? Tulisanmu sangat bagus dan rapih, dan menurtku kau adalah tipe anak yang rajin. Jadi kau akan sangat cocok menjadi sekertaris."ucap Tenten entengnya." Dan, Sakura kau sudah berkali-kali menjadi bendahara. Apa salahnya kali ini?"balasnya pada gadis merah muda, Sakura.
Di tengah perdebatan tersebut tiba-tiba Naruto, sang ketua kelas ikut andil dalam pembicaraan." Sensei, kalau begitu tunjuk saja si Teme sebagai wakil ketua. Biar dia sedikit ada kerjaan daripada terus mengataiku."ucapnya sambil menunjuk seorang siswa dengan potongan rambut mirip pantat ayam yang duduk di sebelahnya .
" Oi, Dobe. Kenapa kau menunjukku ?"
" Sekarang aku adalah ketua kelas disini. Jadi aku berhak memilih wakilku, U-chi-ha Sa-su-ke. Boleh kan, Sensei ?"
" Tentu kau boleh melakukannya, Uzumaki-san. Baiklah, perangkat kelas sudah terbentuk. Hyuuga-san, tolong catat nama-nama tadi. Sekarang, tolong ketua kelas dan wakilnya bantu saya membagikan jadwal pelajaran ke teman-teman kalian. Jika kalian sudah mendapatkan jadwalnya, kalian boleh pulang. Mata ashita, minna."ucap Kakashi-sensei sambil perlahan keluar dari kelas.
Hinata yang sudah selesai menulis mengalihkan pandangannya,'Kulihat dua orang yang terpilih sedang sibuk berjalan-jalan sambil membagikan lembaran jadwal satu per satu keseluruh siswa lain. Menurutku, laki-laki berambut aneh itu lebih cocok menjadi ketua kelasnya daripada Uzumaki-san. Dia terlihat lebih anteng dan berkharisma. Tapi, sudahlah. Sekarang aku juga harus berusaha melaksanakan tugasku dengan baik.'batinnya.
Setelah Hinata mendapat lembaran untuknya, ia langsung mengemasi barang-barangnya dan pulang ke rumah. Ia sedikit berlari karena dia yakin kakaknya sudah menunggunya diluar sekolah untuk menjemputnya. Hinata memang hidup dengan kakak sepupunya yang sudah dianggap seperti kakak kandungnya sendiri, Hyuuga Neji. Kedua orangtuanya pergi jauh dan lama tidak menemuinya, yang datang hanyalah sejumlah uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Matanya melihat sosok tinggi dengan rambut coklat panjang yang sedang berdiri bersandar di gerbang dengan ekspresi sebal. Hinata mempercepat langkahnya.
" Ne-neji-nii, haahh..haahh.."ucap Hinata sambil berusaha mengatur nafasnya." Ma-maaf, tadi ada rapat kecil di kelas."lanjutnya.
" Sudahlah, tak apa. Kau tahu, aku sudah menunggu disini selama hampir dua puluh menit. Dan itu sangat menyiksaku, berdiri di bawah matahari siang yang terik di puncak musim panas. Ditambah lagi, kau tidak membawa handphone."gerutu Neji.
" I-itu ka-kare-karena murid baru tidak diperkenankan membawa alat komunikasi selama Masa Orientasi berlangsung." Hinata menjawabnya gugup sambil memainkan kedua telunjuknya di depan dadanya.
" Kalau begitu, ayo kita pulang. Sebagai hukumannya, makan malam nanti kau harus memasak makanan yang banyak dan lezat untuk kita berdua. Bagaimana, hm ?"
" Baiklah, Neji-nii." Hinata mengangguk dengan senang. Memasak merupakan hobinya. Dan menurut orang-orang yang pernah mencicipi masakannya, semuanya mengatakan enak. Rasa bangga dan senang membuatnya semakin gemar membuat masakan-masakan baru.
Di perjalanan pulang, mereka mengisinya dengan sedikit candaan. Hinata merupakan anak yang pendiam di sekolah, namun hanya jika bersama Neji sajalah dia akan menjadi Hinata yang periang dan murah senyum. Tak jarang ia tertawa mendengar guyonan dari Neji. Neji disini merasa bertanggung jawab penuh atas Hinata. Bagaimana pun, Hinata sudah menjadi adik kecinya. Ia akan menjaga Hinata walaupun agak berlebihan. " Dasar sister complex"itulah yang sering kali temannya katakan.
Tiba-tiba, Hinata mengangkap sosok siluet berambut pirang di belokan dekat rumahnya. Sepertinya ia mengenal sosok tadi. Saat ia melintasi belokan itu, ia melihat punggung tegap seorang laki-laki yang mengenakan pakaian yang serupa dengan pakaiannya. Rambut pirang jabrik acak-acakan itu mengingatkannya pada…' Uzumaki-san!?'batin Hinata terkejut. ' Kenapa dia bisa berada disini?'.
Merasa diperhatikan, Naruto kemudian membalikkan badannya. Dia melihat dua orang berambut panjang walaupun berbeda gender tengah berjalan disampingnya. Merasa mengenali salah satu sosok itu lantas ia memanggilnya.
" Hei, kau! Bukankah kau sekertarisku ?" teriak Naruto. Merasa dipanggil, Hinata dan Neji pun menoleh. ' Ternyata dia mengenaliku.'batin Hinata.
Naruto kemudian berjalan mendekati mereka berdua dan berhenti kira-kira satu meter di depan Hinata dan Neji. Berdiri berhadapan sedekat ini, Hinata baru menyadari betapa tingginya teman satu kelas sekaligus ketua kelasnya ini. Dan saat ia perhatikan, ia melihat merk brand dari barang-barang yang dikenakan Naruto. " Merk brand terkenal, pasti mahal. Mungkin dia anak orang kaya." gumam Hinata pelan namun masih terdengar oleh Naruto.
" Apa yang kau bicarakan? Maksudmu, ini ?" tanya Naruto sambil menunjukkan handphone canggihnya tanpa berniat pamer.
" A-aah, maaf. Aku tidak bermaksud lancang."ucap Hinata sambil menunduk.
" Kau mengenal orang ini, Hinata ?"tanya Neji tiba-tiba dengan ketus. Kentara sekali bahwa Neji tidak menyukai laki-laki didepanya ini. Matanya menatap penuh menyelidik.
" Neji-nii, perkenalkan. Dia adalah ketua kelasku yang baru, namanya Uzumaki Naruto." Hinata berusaha meredam hawa mencekam antara dua sosok laki-laki ini." Uzumaki-san, perkenalkan dia kakak sepupuku. Hyuuga Neji."
" Tunggu dulu, sepertinya aku pernah melihatmu. Tapi dimana, yaa? Aku lupa, sebentar biar aku ingat dulu."ucap Naruto tiba-tiba dengan pose orang yang sedang berpikir keras.
" Apa maksudmu kita pernah bertemu?"tanya Neji sedikit bingung.
" Aahh.. Aku ingat, kita bertemu musim gugur lalu di Tokyo. Apa kau tidak mengingatku? Bukankah dulu kau sempat mengatakan sesuatu kepadaku, hm?" Naruto berusaha bermain sulit. Namun, Neji nampaknya masih belum ingat dengan sosok pirang di hadapannya ini." Baiklah, akan aku beri kau petunjuk. Makhluk-pirang-sok-dan-playboy."
Raut muka Neji sangat serius, walaupun dia siswa yang cerdas tapi kenapa ingatannya kali ini tidak selancar biasanya. Tiba-tiba Neji membelalakan matanya," K-ka-kau…"
Yakkk... cukup sekian dulu chapter 1-nya. Semoga feelnya dapet ya. -feelapa-
Silahkan review, komentar, ataupun flame. Author bersikap terbuka kok ^^
Kalau mau request bisa diproses, ini juga lagi bikin oneshot pair ichihime. ada yang suka Ichihime disini ? Mereka cocok sekali menurutku. ^^
Sudahlah cukup sekian curcolnya. See you next chapter