Tittle : Pocky Boy

Cast : HunHan and other

Author : Xandeer

Rate : T

Disclaimer : I own this story, I own this plot, sisanya pinjem/?

.

.

.

.

.

.

.

If you just plagiator, Just Leave As Soon As Posible

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sebelumnya...

"Hmm, aku akan menolongmu. Hyung tenang saja" Ujarnya yakin.

"Ce-cepat disini sangat gelap, a-aku sendirian dan aku rasa penculik itu masih ada diluar, a-aku takut sekali"

"Tenang hyung, aku akan melindungimu dari mereka aku janji" Ujarnya kemudian, sambungan mereka terputus, mungkin karna ponsel Luhan sudah mati. Sehun berdiri, menatap batu nisan noonanya dengan perasaan bersalah.

"Noona, jika aku telibat perkelahian hari ini, untuk sekali ini saja boleh ya aku melanggar janji ?" Sehun memejamkan matanya saat angin berhembus dan membelai rambutnya. Se hun tersenyum.

"Terima kasih noona" Sehun mengibaskan debu dari pakaiannya. Ia mengeluarkan ponselnya, jarinya menari – nari diantara keypad sebelum memasukannya kembali ke dalam saku.

"Tunggu aku Luhan"

-POCKY BOY 15-

Sehun tengah berdiri di depan pintu sebuah bangunan yang ditunjuk oleh GPS ponselnya. Jongin nyatanya cukup berguna dan pintar juga untuk mencari sinyal terakhir ponsel Luhan. Sehun melirik ke kiri dan ke kanan, menilai situasi. Gudang itu cukup besar, masih berdiri kokoh walau beberapa dinding kayunya mulai rusak karna dimakan rayap, sepertinya dulu gudang ini dipakai sebagai lumbung penyimpan hasil panen. Suasana sekitarnya begitu sepi, selain karna sudah tak terpakai, letaknya di tengah perkebunan yang telah terbengkalai dan jauh dari pemukiman dan jalan raya.

Sehun menatap ponselnya sekali lagi memastikan bahwa lokasi yang dikirim Jongin dan tempat dia berdiri benar – benar sama. Ia menghela nafas, bersiap akan resiko apapun nanti yang akan ia terima. Lupakan tata krama dan sopan santun pada orang yang berani menculik hyungnya, ia memegang handle pintu kayu itu dan menariknya.

"Ini dia"

.

.

.

"Gudang xxx dekat perkebunan xyy, Rute 88, kemarilah jika kau berani Kris" Seseorang dengan tato tribal berbentuk bunga di leher memegang ponselnya dengan wajah angkuh.

"Brengsek, kau yakin dia tidak apa – apa ?!" Berbeda lagi dengan lawan bicaranya yang tampak emosi.

Pria itu tertawa kecil. "Hey, kau meragukanku ? Tentu saja ketuamu itu baik – baik saja. Yah, mungkin aku akan sedikit merabanya jika kau terlalu lama"

"Brengsek kau !"

"Kau tau itu nama tengahku kan ?"

"KAU !-"

"Ji sung, ada seseorang di depan. Dia mencari Luhan" Teman segank pria bernama Kim Ji sung muncul membawa informasi yang cukup mengejutkan.

"Wow !" Ji sung tersenyum angkuh "Aku tak tau kau sesombong itu untuk mengirim hanya satu orang kesini Kris" "Jadi dia jagoanmu huh ? Menarik" Ji sung mengeluarkan smirknya.

"Tunggu, apa mak-"

Pip

Belum sempat lawan bicaranya menyelesaikan perkataannya, Ji sung sudah menutupnya terlebih dahulu, terlalu tertarik dengan jagoan yang dikirim gank musuh bebuyutannya. Ji sung melempar ponselnya ke meja, menggulung lengan kemejanya lalu ikut keluar untuk menemui tamu istimewa mereka. Mungkin itu si Chanyeol, tiang listrik dengan tampang idiot namun berubah sangat serius jika berkelahi atau mungkin Xiumin si pendek chubby yang kekuatan dan tenaganya bukan main – main.

.

.

.

Sejak Sehun menapakkan kakinya masuk ke dalam gudang ini, ia langsung dikepung oleh orang – orang yang menjadi dalang di balik penculikan hyungnya. Beberapa bahkan sudah memberikan wajah tak bersahabat serta mengintimidasinya sejak tadi. Sehun sendiri tak sedikit pun gentar. Ia hanya melayangkan pandangnya. Mengamati situasi dan mencari – cari dimana hyungnya disekap. Karna gudang itu gudang tua terbengkalai, tak heran ruangan di dalamnya menjadi gelap, hanya mengandalkan cahaya matahari yang menembus lewat dinding – dinding kayu yang sudah bolong.

Ketika Sehun menemukan sebuah ruang kecil di pojok kiri ruangan yang tidak dijaga, ia yakin bahwa hyungnya ada di dalam sana, mungkin dengan kondisi terikat dan ketakutan. Pikiran itu membuatnya ingin cepat merengkuh tubuh mungil hyungnya itu dan membawanya ke dalam pelukannya, melindunginya.

Kini Sehun beralih menatap orang – orang yang mengepungnya. Tatapan mereka jelas meremehkan, beberapa dari mereka bahkan berbisik tentang penampilannya yang terlalu modis untuk seorang anggota gank. Alih – alih fokus pada tatapan meremehkan itu dan apa yang mereka ucapkan, Sehun lebih memperhatikan penampilan mereka. Penampilan mereka begitu berantakan. Telinga yang ditindik, celana robek, baju keluar, rambut warna – warni yang sengaja ditata tidak rapih. Mereka semua sedikit banyak mengingatkan Sehun pada dirinya sendiri di jaman dulu.

Mata Sehun menatap mereka satu - satu, menghitung bilangan mereka dalam hati "10 orang". Sehun menghela nafas. "Noona, adikmu ini benar – benar akan biru" Sehun membatin.

Ji sung yang baru datang dari acara ngobrol dengan 'kawan' lamanya segera tertarik dengan Sehun yang sudah berdiri di tengah teman komplotannya. Ia tersenyum remeh, bukan Chanyeol atau Xiumin yang ia dapati disana, melainkan anak baru yang sama sekali tidak dikenal dan tampak tidak meyakinkan sama sekali.

"Selamat datang di markas kami" Ji sung mengulurkan tangannya pada Sehun namun Sehun hanya meliriknya tak minat.

"Jadi ini ketuanya ?" Sehun menatap lelaki di depannya itu sambil menganalisa situasi, sama seperti yang ia biasa lakukan pada lawan MMAnya.

Ji sung menarik tangannya kembali dan tertawa hambar. "Aku tak tau EXO punya anggota baru" Ujarnya.

"Aku bukan anggota EXO" Sehun melirik ke kiri si ketua. "Dua orang kurus di sebelah kirinya itu tampak lemah"

"Wow" Ji sung berdecak kagum. "Jadi ? Siapa kau berani datang kemari sendirian ?" Ji sung bersedekap, merasa terpukau dengan orang di depannya yang masih begitu berani walau ia sudah dikepung dan tak punya jalan lari.

"Teman Luhan" Sehun menjawab singkat lalu menoleh ke kanan. "1 atau 2 orang di sebelah sini bisa aku tumbangkan dengan sekali pukul"

Ji sung menatapnya dengan tampang tak percaya. "Luhan benar – benar beruntung memiliki teman seperti kalian kan ?" Ia tertawa. "Aku tak tau orang sok jago seperti dia akan punya teman yang mau berkorban sepertimu"

Sehun tak mempedulikan omongan orang di depannya itu, ia hanya melirik ke belakang tubuhnya "1 dibelakang sana sepertinya bisa kuatasi"

Sehun mengepalkan tinjunya, kakinya diam – diam membentuk kuda – kuda siap berkelahi. "Kau tau, berikan saja Luhan hyung padaku dan kita selesai" Sehun memberi opsi yang ia yakin akan ditolak mentah – mentah tapi yah, semua harus dicoba kan ?

"Kau tak mengerti situasi ya ?" Ji sung berdecih "Kau tau itu tidak mungkin terjadi" Kemudian ia menyeringai. Ia mundur sedikit agar teman di kiri dan kanannya dapat melindunginya dari situasi tak terduga. "Hajar dia !" Perintahnya.

"Oke, pertama hajar dia dulu"

.

.

.

BUGH !

Belum sempat orang – orang itu bergerak seinchi pun, Sehun terlebih dahulu mengirim pukulan terbaik MMA'nya pada Ji sung yang langsung terlempar dan tumbang lalu meringis kesakitan dengan hidung berdarah.

Mereka terdiam kaget, menatap Ji sung yang sudah terbaring sambil meringis sakit itu tak percaya.

"A-apa yang kalian lihat bodoh !" Ji sung memegangi hidungnya yang ia yakin telah patah. Ia mengelap darah dari hidungnya dan menatap Sehun emosi. "SHIT ! HAJAR ! HAJAR DIA !" Perintahnya.

Tak perlu disuruh dua kali komplotan itu bergantian menyerang Sehun, namun pelatihan MMA dari Yunho dan masa lalunya cukup berguna saat – saat ini. Ia berhasil menghindari tinjuan yang melayang ke arahnya beberapa kali dengan mudah.

BUGH BUGH !

Sehun melayangkan dua kali tinjuan pada perut lawannya. Yang terkena pukul langsung terduduk sambil memegangi perutnya.

BUGH !

Kali ini Sehun berhasil melancarkan serangan uppercut pada salah satu dari mereka. Dagu yang memar dan bengkak sudah pasti lawannya itu dapatkan.

"Hyaaa !"

WUSH /? Lawannya melayangkan tinju cepat pada kepalanya namun Sehun terlatih untuk lebih cepat. Ia lagi – lagi berhasil menghindar.

"Terlalu lambat"

BUGH !

Sehun menumbuk rahang lawannya itu hingga ia terjatuh ke samping dan mengerang sakit dengan begitu keras.

Grebb !

"Ups" Sehun menangkap salah satu tangan yang hampir menyentuh wajahnya. Ia menarik tangan itu dan membantingnya 180 derajat, bantingan yang selalu ia latih pada Jongin setiap mereka berkelahi.

Tak hanya membanting, kaki kanannya segera ia ayunkan ke belakang dengan cepat dan keras, tepat mengenai dagu musuhnya yang lain yang berada di belakangnya bersiap menyergapnya. Lawannya itu segera terjatuh ke belakang dan tumbang.

"Terlalu jelas"

Greb !

Kali ini musuhnya menarik kerah baju Sehun namun Sehun dengan sigap menahan pergelangan tangan orang yang menahannya, memutar tubuhnya lalu membanting lagi.

BUGH !

Seseorang di belakangnya berhasil memukul punggungnya.

"Terlalu pelan" Sehun berputar lalu memukul orang itu tepat di hidung hingga ia terpelanting ke belakang.

"Rasakan ini !"

Bruk !

Sehun terjatuh ketika salah satu diantara mereka berhasil menarik kakinya ke belakang hingga ia kehilangan keseimbangan dan jatuh. Ia segera berguling untuk menghindari kaki yang berusaha menginjak - injaknya. Ketika Sehun berhasil berdiri, ia tanpa sungkan - sungkan membalas orang yang menjatuhkannya dengan tendangan di tulang keringnya sampai ia mengaduh kesakitan.

GREBB !

Dua orang di belakang berhasil menangkap tubuhnya. Sehun tak lagi sempat melawan ketika lebih banyak orang menahan tubuhnya. "Ini dia" Sehun memejamkan matanya menyerah.

"Pukuli dia sekarang !"

BUGH ! BUGH ! BUGH ! BUGH !

Orang – orang kelewat emosi itu berganti – gantian memukul perut Sehun yang sudah pasrah.

"Eugh !" Sehun mengerang, ia meludah darah lalu menunduk menyerah. Toh memang ia tak mengharapkan kemenangan. Mana mungkin 1 orang melawan 10 orang menang, kecuali ia berada dalam sebuah film action atau ia keturunan superhero, sayangnya ia hanya atlet MMA amatiran dan mantan preman.

Salah satu teman Ji sung menjambak rambut Sehun untuk mengangkat wajahnya. "Tak terlalu jago kan sekarang !" Ji sung berteriak di depan muka Sehun. Lelaki itu mengelap darah yang masih mengucur dari hidungnya sebelum menendang perut dan kaki Sehun beberapa kali lalu melayangkan pukulan sekuat tenaga pada wajah Sehun yang sudah babak belur.

"SHIT ! Karena kau wajah tampanku jadi begini !" Ji sung berujar emosi.

BUGH !

Satu tendangan lagi Sehun dapatkan dan ia hanya bisa melenguh menahan sakit di sekujur tubuhnya.

BRAKKKK !

Pintu gudang tiba- tiba terbuka paksa karna tendangan keras seseorang dari luar. Mereka semua yang di dalam kaget, kecuali Sehun yang tersenyum dalam wajah tertunduknya. Sehun menghela nafas lega "Mereka datang"

.

.

.

.

.

"Wolf gank datang"

.

.

.

Min jun dapat melihat adik kesayangannya ditahan oleh komplotan yang tidak ia kenal. Ia mengepalkan tangannya emosi ketika melihat banyak darah mengotori wajah dan pakaian adik kecilnya itu.

"Apa kami terlambat adik kecil ?" Jin uk si pelaku penendangan angkat bicara. Sehun mengangkat wajahnya perlahan dan tersenyum lemah menatap teman – teman lamanya.

"Sedikit hyung" Ucap Sehun dengan bibir robeknya.

"Cukup sudah" Wolf gank membunyikan tulang – tulang mereka. Ia menatap komplotan lawannya itu dengan pandangan intimidasi yang menakutkan. "Siapa yang telah berani melakukan ini pada Sehun kami huh ?" Jong jin maju diikuti anggota lainnya.

"Ka-kalian siapa ?" Ji sung menatap tamu baru yang merusak kesenangannya dengan takut - takut. Aura mereka jelas berbeda, lebih menakutkan dari komplotan anak sekolah biasa.

"Kami ? Kami hyung dari pemuda yang sedang kau pegang itu" Young pyo melirik Sehun yang masih tertunduk.

"Dengar ya, semua pukulan yang kau berikan pada adikku akan kubalas 5x lipat !" Ujar Young Pyo menatap mereka satu – satu. "Hajar mereka Wolf gank !" Jin uk memberi perintah dan keempatnya langsung menyerbu tanpa ragu.

Jong jin berhasil memukul si ketua lalu menendangnya tanpa ampun, Min jun membanting semua musuh yang berada dalam jangkauannya, Jin uk menjatuhkan mereka lalu memukuli mereka hingga mereka meringis sambil memohon ampun sedangkan Young pyo tak segan memukul kaki lawannya dengan tongkat baseball yang ia bawa.

Sehun telah berhasil lepas ketika orang – orang yang memeganginya dihajar oleh hyungnya. Ia berusaha berdiri dan kemudian membantu mereka berempat menghajar komplotan itu hingga mereka semua menyerah tak berdaya.

.

.

.

"Haaah haaah haahh" Sehun mencoba mengatur deru nafasnya. Ia menopang tubuh lemahnya dengan kedua tangan di lutut. Sudah lama sekali sejak ia menghajar banyak orang seperti ini maka dari itu ia kehabisan nafas, apalagi melihat aksi hyungnya, ia menjadi sangat bersemangat.

"Oh Sehun" Sehun mengangkat wajahnya ketika seorang familiar memanggil namanya. Keempat hyungnya itu telah berkumpul di depannya dan tersenyum kearahnya.

"Hyung~" Sehun balas tersenyum lalu mereka saling merangkul melepas rindu.

...

"Luhan hyung !" Sehun segera berlari ke arah sosok mungil yang meringkuk di pojok ruangan yang gelap. Ia merengkuh Luhan ke dalam pelukannya dan segera membuka tali yang mengikat tubuh hyungnya itu.

"Se-Sehun !" Luhan berucap lemah kemudian memeluk Sehun erat, tak ingin kehilangan Sehun dan kembali ditinggal sendirian dalam ruangan gelap yang menakutkan. Sehun mengecup kening Luhan lembut. "Iya, ini aku hyung" Sehun mengecek kondisi Luhan, setelah memastikan tidak ada luka atau apapun, Sehun menatap wajah Luhan yang terlihat lelah. Ia mengelus rambut Luhan dan mengecup keningnya sekali lagi. "Kau sudah aman hyung, kau akan baik – baik saja" Ujarnya tenang. Luhan tersenyum.

"Aku aman..." Luhan memejamkan matanya dan pingsan dalam pelukan Sehun. Sehun terkejut, ia kalut dan bingung.

"Hyung !" Sehun menatap hyungnya khawatir. Ia menepuk – nepuk pipi hyungnya itu untuk membangunkannya namun tak kunjung mendapat respon yang ia inginkan. "Hyung Ireona !" Sehun menepuk – nepuk pipi Luhan lagi.

"Biarkan dia Sehun. Dia hanya lelah, biarkan ia tidur" Min jun yang baru masuk ke ruangan dimana Luhan disekap angkat bicara. "Bawa dia pulang dan biarkan ia istirahat, aku yakin ia tidak apa – apa dan akan bangun secepatnya" Min jun bicara lagi. Sehun, walau tetap khawatir memilih percaya pada hyungnya. Ia berdiri sambil menggendong Luhan seperti bayi koala.

"Kau akan baik – baik saja hyung, aku telah berjanji akan melindungimu"

.

.

.

DRUK !

Kris membanting pintu mobilnya dan langsung lari ke gudang dimana Luhannya disekap. Dihiraukannya teriakan Chanyeol dan Xiumin yang menyuruhnya menunggu dan hati – hati. Pikirannya fokus pada satu tujuan yaitu menyelamatkan Luhan.

DEG

Kakinya melemas dan memutuskan berhenti berlari ketika 8 meter di depannya, 4 orang asing dan 1 orang familiar yang ia benci telah lebih dahulu keluar dari dalam gudang tua itu. Kris dapat melihat seorang familiar yang lain berada dalam gendongan bocah brengsek saingannya dan tak perlu ditanya lagi, Kris dapat mengenali sosok dalam gendongan itu. Kris berubah jengkel setengah mati karna Luhan memilih bocah itu ketimbang Kris yang sudah memendam rasa padanya selama 6 tahun.

Sejujurnya, Kris sakit hati.

Ia tak mau mengakui bahwa ia kalah tapi nyatanya ia telah kalah cepat, Luhan telah selamat dan aman di dalam rengkuhan seseorang yang selama ini ia benci dan itu tidak baik – baik saja untuk hatinya.

Menghela nafas sekali. Ia berjalan cepat ke arah Sehun untuk memastikan Luhannya dalam keadaan baik – baik saja.

"Oh kau datang" Sehun tak terkejut ketika si alis angry bird itu datang. Kris tak membalas ucapannya, ia lebih memilih menatap lelaki mungil dalam gendongannya.

"Kau yakin dia baik – baik saja ?" Kris tidak dapat mengalihkan pandangannya dari lelaki mungil yang amat dicintainya itu. Ingin sekali ia merebut Luhan dari gendongan saingannya. Sehun sendiri dapat merasakan hasrat itu, hingga ia tanpa sadar mengeratkan pelukannya pada Luhan seakan berkata secara tidak langsung bahwa 'Luhan adalah milikku'.

"Dia baik – baik saja"

Kemudian suasana berubah jadi canggung. Sehun dan Kris tak lagi saling berbicara, bahkan saling menatap pun mereka enggan. Keempat hyung Sehun juga memilih diam karena tidak ingin ikut campur sedangkan Luhan terlalu nyaman dalam pelukan Sehun hingga ia tak ingin cepat – cepat membuka mata dan bangun dari pingsannya.

"Kris !" Chanyeol yang baru datang memanggil sahabatnya, anggota EXO lain berada di belakangnya. Mereka semua dapat merasakan aura kecanggungan yang begitu kentara antara dua anak adam yang sedang memperebutkan seekor rusa. Yixing memilih menghiraukan aura canggung itu. Ia memperhatikan ketuannya yang tertidur atau mungkin pingsan dalam pelukan Sehun, sebelum memperhatikan Sehun.

"Oh astaga, ada apa dengan wajahmu, Hun ?" Yixing cukup terkejut mendapati wajah Sehun yang biru, bengkak dan berdarah. Ia menghampiri Sehun dan menyentuh salah satu pipinya yang bengkak. Sehun membalas dengan ringisan perih dari bibirnya yang robek.

"Kau pulanglah sekarang, kau juga harus mengobati wajahmu yang bengkak itu" Ujarnya. Sehun mengangguk. Ia berjalan meninggalkan Kris yang masih terpaku di tempat dan anggota EXO lain yang memperhatikan kepergiannya, keempat hyungnya mengikuti di belakangnnya.

Jin uk meminjamkan mobilnya pada Sehun sedangkan Jin uk mengambil alih motor Sehun untuk ia bawa pulang ke apartementnya. Di dalam mobil, Sehun menggenggam jari Luhan sedangkan tangannya yang lain ia gunakan untuk mengemudi. Ketika Sehun melirik kaca spion atas ia dapat melihat mobil dan motor lain mengikuti mobilnya, sudah pasti itu Kris dan anggota EXO lain. Sehun menghela nafas ketika memastikan apartementnya akan penuh hari ini belum lagi Jongin yang sudah mengiriminya pesan tanpa henti karna khawatir.

...

"Sehun !" Jongin yang sudah berdiri di depan pintu apartementnya segera menghampiri Sehun yang masih menggendong Luhan.

"Oh astaga, ada apa dengan wajahmu itu ?!" Jongin terkejut.

"Jangan berisik, buka saja pintu apartementku kkamjong" Perintah Sehun, tanpa protes Jongin segera membukakan pintu apartement Sehun lebar – lebar hingga Sehun dan semua pasukannya bisa masuk.

"Thanks" Sehun berterima kasih sebelum ia berlalu ke kamar tamu dan membaringkan Luhan di kasur dengan hati - hati.

Ketika ia keluar 14 pasang mata langsung menatapnya terutama Kris yang ingin menemui Luhan namun enggan untuk bertamu lama – lama di rumah saingannya.

"Ketua kalian aman ditanganku, jadi jika tidak ada keperluan lain kalian boleh pergi" Ujar Sehun langsung ke intinya. Ia agak kurang nyaman ketika apartementnya menjadi penuh seperti ini. Tak perlu disuruh dua kali EXO gank langsung membubarkan diri, tersisa keempat hyungnya dan Jongin.

"Kau duduklah" Jong jin angkat bicara. Ia mendorong tubuh Sehun agar terduduk di sofa, kemudian Young pyo dan Min jun duduk di sebelah kiri dan kanannya.

"Dimana kau menaruh kotak obat hun ?" Tanya Jin uk.

"Di dapur, di atas kulkas hyung" Jawab Sehun. Jin uk segera pergi untuk mengambil kotak obat dan kain yang sudah diisi es batu lalu menaruhnya di meja. Young pyo mengambil kapas dari dalam kotak obat, memberinya obat merah lalu mengobati bibir Sehun yang terluka.

"Aww" Sehun mengaduh.

Jongin yang daritadi hanya berdiri di dekat pintu kini menggaruk tengkuknya canggung. Ia baru saja sadar bahwa disini ia satu – satunya anak baik – baik (a.k.a tidak pernah ikut jadi preman) dan itu membuatnya agak takut, apalagi keempat hyung Sehun yang juga terlibat perkelahian tak luput dari luka dan memar, beberapa dari mereka bertato bahkan bertindik. Aura badboy dari masing – masing anggota begitu terlihat.

Dulu saja ia takut pada Sehun, tapi sekarang ia harus menghadapi guru dari Sehun, tak hanya satu tapi EMPAT sekaligus.

"Eum, Hun aku pulang ya" Jongin pamit undur diri.

"Hey, mau kemana ? Kenapa buru - buru" Jin uk merangkul pundak Jongin sebelum si anak hitam itu sempat melarikan diri. Ia menarik Jongin untuk duduk di sofa yang lain. Jong jin ikut duduk di sebelah Jongin sehingga kini Jongin diapit oleh dua senior preman Sehun.

Jongin sesungguhnya sudah mati kutu.

Dan sesungguhnya pula Sehun tau Jongin memberi kode minta tolong padanya, tapi sebagai sahabat yang baik Sehun pura – pura tidak lihat.

"Aww" Sehun mengaduh lagi ketika Young pyo terlalu menekan perutnya yang telah memar keunguan dengan salep penghilang memar.

"Kau seharusnya menunggu kami, satu lawan 10 orang itu tindakan yang sangat bodoh" Min jun menepak kepala Sehun, tak peduli Sehun meringis kesal setelahnya.

"Apa kau mau sok jagoan di depan cem cemanmu itu ?" Young pyo menggoda. Ia menyikut rusuk Sehun hingga pemuda itu meringis karna memarnya tersentuh. Sehun hanya bisa mendengus kesal namun tak memberi pembelaan diri.

"Adik kami sudah besar ya" Min jun mengusak rambut Sehun sambil tertawa.

"Hyunggggg" Sehun merengek. Jongin terkesiap. Seumur hidupnya baru kali ini ia melihat Sehun merengek seperti anak kecil.

"Jadi bagaimana kabarmu sekarang ? Apa sekolahmu baik ?" Tanya Young pyo sambil meletakan plester luka pada dahi Sehun yang terluka.

"Ya, semua baik – baik saja. Bagaimana dengan Wolf gank dan hyung ? Apa masih seperti dulu ?" Kini Sehun balik bertanya. Keempat hyung Sehun saling berpandangan lalu tersenyum ke arah Sehun.

"Wolf gank sebenarnya sudah bubar sejak lama" Jawab Jong jin. Sehun terkejut.

"Kami memutuskan bubar tak lama setelah kau keluar" Lanjutnya.

"Eh ?"

"Melihatmu mau berubah dan tidak menyerah pada keadaan membuat kami terdorong untuk berubah menjadi baik juga, sepertimu"

"Setelah bubar, kami berusaha membenahi hidup kami. Sekolah dengan benar, tidak ke klub, tidak merokok dan memakai narkoba lagi adalah hal yang tersulit yang harus kami lalui"

"Beberapa kali kami ingin menyerah bahkan Young pyo diam – diam selalu menghisap ganja ketika kami tidur"

"Kau tak seharusnya membuka aib lama itu kan, sekarang aku tidak melakukannya lagi. Aku bersih" Young pyo membela diri. Mereka (kecuali Jongin) tertawa.

"Jadi kalian sekarang sudah bersih ?" Tanya Sehun. Mereka mengangguk kompak.

"Min jun bahkan sudah mendapat tawaran menjadi model"

"Daebak !" Sehun tersenyum senang untuk mereka semua.

"Itu semua karenamu, kalau kau tidak bergabung di Wolf gank entah jadi apa kami sekarang, terima kasih" Min jun menepuk bahu Sehun.

"Eh ? Justru aku yang seharusnya berterima kasih pada hyung semua. Kalian yang selalu ada saat aku kesepian...Selain noona" Sehun menunduk. Ia selalu sedih ketika membicarakan noonanya, tak akan pernah ia lupa pada noona kesayangannya itu. Young pyo mengelus pundak Sehun menguatkan.

"Hey, jangan jadi sedih begitu. Kini kau punya si hitam ini kan" Ujar Jong jin. Ia menyikut lengan Jongin hingga yang terpanggil menjadi linglung.

"Ya, kalian benar. Dia sahabatku, Kim Jongin. Kalian bisa memanggilnya Kkamjong atau apapun yang kalian suka"

"Jadi kau sahabat baru Sehun ?" Jongin meneguk ludahnya kasar ketika keempat mantan preman itu menatapnya lekat – lekat. Jongin mengangguk takut – takut.

"Sahabat Sehun, sahabat kami juga" Jongin tersenyum sumringah sebelum...-

"Karna itu tolong buatkan aku es teh manis ya" Sambungnya.

"Es jeruk satu donk" Jin uk ikutan.

"Kopi 2 ya, satu untukku satu untuk Min jun, punyaku yang manis ya, gulanya 5 sendok" -Young pyo

"Punyaku tidak usah pakai gula, kopi hitam aja kaya kulit kamu" –Min jun.

"Kalau kamu Hun mau minum apa ? Biar sekalian" Tawar Jong jin pada Sehun yang masih dikompres dengan es batu.

"Hmm ?" Sehun menaikan satu alisnya bingung. Ia menatap Jongin yang masih dirangkul oleh Jong jin, tatapannya memelas menatap Sehun penuh harap dalam hati merapal "Hun please bantuin donk" berharap sahabat sehidup sematinya itu menerima sinyal SOS darinya.

"Eummm..." Sehun menatap keempat hyungnya yang masih menunggu jawaban. "Susu coklat satu ya tem" Lanjut Sehun kemudian.

"Anj...dawndanduiadiubdiwdb" Jongin ngedumel. Ia hampir saja membanting meja ke arah Sehun yang memasang tampang woles – woles aja. Untung saja, Sehun dilindungi 4 malaikat pelindung –coret- preman jadi Jongin takut aja dihajar balik.

"Jangan lama – lama ya, aku haus" Jong jin melepas rangkulannya untuk menepuk bahu Jongin.

"Iya hyung" Jongin menjawab kalem padahal dalam hati udah ngucapin 13 kata kasar yang ia pelajari dari Spongebob. Dengan tidak rela dan bibir komat – kamit ngedumel pake suara infrasonic Jongin berlalu ke dapur untuk membuat pesanan senior preman Sehun dan Sehun sendiri.

Jongin menendang kulkas Sehun, membengkokan 10 sendok makan Sehun, menaruh piring dan gelas Sehun di freezer dan alih – alih menambah gula, Jongin menambahkan garam pada susu coklat Sehun.

"Rasakan itu Oh Sehun" Jongin ngedumel pelan – pelan. "Awas saja kalau habis ini disuruh – suruh lagi, aku pasti nolak. Memangnya aku babu apa ?!" Jongin kesal setengah mati.

Dengan nampan di tangan, ia keluar dari dapur dan menaruh masing – masing gelas pada empunyanya, tak lupa dengan senyuman biar ga keliatan banget ga ikhlasnya.

"Makasih ya...eh siapa nama kamu tadi ? Bobin ?" Tanya Jung jin.

"Bukan hyung, nama saya Jongin, Kim Jongin" Ujar Jongin dengan nada sopan membenarkan, padahal dalam hati mah beuhhh, ada panas – panasnya gitu.

"Item aja ya biar gampang diinget, makasih ya tem" Balas Jung jin.

"Anj...dawndanduiadiubdiwdb (2)"

Kok kesel ya.

"Iya hyung, ga pa pa, udah biasa kok dipanggil item" Jongin udah pasrah aja dibully. Sehun sebagai sahabat yang baik cuma menyumbang tawa, namun kemudian meringis karna lukanya.

"Rasain tuh cak ! (Cak = cicak)" –Jongin

"Oh iya, kalau minum ga ditemenin cemilan kan ga seru. Beliin chips apa gitu di supermarket gih" Suruh Jong jin.

"Bener juga. Tem, beliin chips ya, beli aja yang banyak, ntar uangnya kami ganti" Ujar Jin uk.

Hidung Jongin kembang kempis. 4 Siku imajiner sudah muncul di kepala lelaki putih pucat itu. "Dengar Jongin, kamu bukan babu ! Ayo tolak !" Jongin memantapkan hati.

"Maaf hyung tapi-"

"Ah tadi kita berantem rasanya kurang puas. Tanganku rasanya masih gatel pengen nonjok orang" Jin uk mengelus – elus tangannya yang terkepal. Ketiga hyung lainnya mengangguk setuju.

Glek

"Oh iya, tadi kamu mau ngomong apa ?" Jin uk beralih menatap Jongin yang berdiri kaku. Ketiga hyung lain ikut menatap Jongin.

"Anu...-"

"Jongin kamu bukan babu !"

"Hyung, anu...-"

"Ayo Jongin kamu bukan babu !"

.

.

.

.

.

"Chipsnya mau rasa apa ya ? Biar nanti disana milihnya cepet hehe"

"Fix Jongin kamu bukan babu kok, cuma kacung"

"Oh beli aja semua, nih aku kasih uangnya sekarang saja, nanti tombokannya kamu yang bayar ya" Jin uk merogoh dompetnya dan mengeluarkan hanya selembar seribu won lalu memberinya pada Jongin.

Alis Jongin berkedut. Kan yang ada "Kembaliannya buat kamu aja ya", kok jadi...

Hiji dua hiji dua tilu eta terangkanlah duk pang dung duk pang duk eta terangkanlahhhh... (#tolong dibacanya jangan pake nyanyi)

.

.

.

"Hyung, Hun, aku berangkat dulu" Jongin pamit masih dengan muka 'untung-lu-semua-preman'nya.

Setelah Jongin keluar, keempat hyung Sehun langsung tertawa puas, Sehun tentu saja ikut tertawa.

"Kau lihat mukanya tadi ? Cocok dijadikan bahan meme !" Jin uk tertawa puas.

"Aku tak tau kalian sejahat itu hyung, begitu – begitu dia tetap sahabatku"

"Sesekali tak apa kan, kami butuh hiburan" Min jun mengusak rambut Sehun.

"Kalau ada dia, kami percaya kau akan baik – baik saja" –Young pyo.

"Kami percaya padanya untuk mengurusmu" –Jong jin.

"Thanks hyung" Sehun tersenyum. "Aww" Kemudian meringis ketika Young pyo mengompres matanya yang agak bengkak.

"Yang dikamar itu kekasihmu ya ?" Tanya Young pyo penasaran. Min jun ikut menggoda Sehun dengan menyikut lengannya.

"Eh ? Bukan kok hyung" Sehun melambaikan tangannya membantah.

"Masa ?"

"Benar kok"

"Tapi kamu perhatian banget sama dia" –Jin uk.

"Ya benar, bahkan kau sampai babak belur begini untuknya" –Min jun.

"Aku jelas – jelas melihat kau mengeratkan pelukanmu ketika manusia dengan alis angry bird itu menatapmu tak suka" –Young pyo.

"I-itu...eum...karna dia hyungku juga...kan ?" Sehun tidak yakin dengan jawabannya sendiri.

"Benar cuma hyung ?" Jong jin menggoda.

"Eummm...iya ?" Lagi - lagi Sehun tidak yakin dengan dirinya sendiri.

"Kalau begitu, boleh ya dia buatku ?" Tanya Jong jin. Sehun tanpa sadar melotot.

"JANGAN !" Sehun menjawab secepat kilat. Keempat hyungnya tampak kaget, begitu juga dengan Sehun sendiri. Sehun menggaruk tengkuknya ketika keempat hyungnya menatapnya menggoda, alis mereka naik turun dengan kompak membuat Sehun makin salah tingkah.

"A-anu..."

"Sudahlah, jangan menyangkal lagi oke. Kami tak apa kok kalau kau memiliki kekasih laki – laki, jika itu kekhawatiranmu" Ujar Jong jin.

"Ya, kami tak masalah jika kau dan dia saling mencintai" –Min jun.

Sehun menghela nafas dalam. Ia menyandarkan kepalanya di sofa dan memejakan matanya. Pikirannya begitu banyak membuatnya bingung. Ia diam selama beberapa menit dan keempat hyungnya tak memaksa jika Sehun tak mau bicara.

"Bukan begitu hyung" Sehun akhirnya angkat suara.

"Ini begitu membingungkan" Ujarnya lagi.

"Aku...Kalian tau sejak kecil aku tidak benar – benar bisa merasakan cinta itu seperti apa"

"Aku memang merasakan cinta tapi aku bingung hyung"

"Bagaimana kalau yang kurasakan pada Luhan hanya rasa cinta pada teman, atau lebih parahnya hanya obsesi semata karna dia perhatian padaku ?"

"Jongin juga perhatian padaku dan aku diam – diam juga peduli padanya"

"Aku selalu merindukan kalian semua hyung karena kalian perhatian padaku. Selama ini aku selalu bertanya – tanya bagaimana kabar kalian, apakah kalian tetap mengingatku, apakah kalian tetap menyayangiku"

"Boa noona, noona tiriku juga memberiku kasih sayang karna itu aku juga selalu peduli pada noona tiriku, aku sayang padanya seperti noonaku sendiri"

"Begitu juga supir Gong dan bibi Oh di Incheon sana. Walau kami sudah lama tak bertemu, aku tetap merindukan mereka dan menyayangi mereka"

"Lalu...ada Luhan hyung muncul...Dia perhatian padaku, walau caranya sedikit berlebihan, konyol dan menyebalkan tapi ia perhatian padaku"

"Aku nyaman dengan kehadirannya di sisiku dan merasa kehilangan ketika ia tidak lagi muncul di depanku"

"Hatiku bahagia ketika ia tertawa, dan sedih ketika ia terluka"

"Tapi hal itu juga berlaku pada kalian, aku nyaman dengan kehadiran kalian tapi begitu kehilangan ketika aku memutuskan meninggalkan kalian berempat"

"Hatiku bahagia ketika noona tiriku memenangkan penghargaan menyanyi dan menari atau saat Jongin bilang ia menang perlombaan dalam sebuah game"

"Dan hatiku juga sedih ketika noona tiriku ketinggalan pesawat ke New york untuk mengikuti acara musik disana padahal aku tau ia berlatih begitu keras untuk acara itu atau saat Jongin bilang ia tak mau jadi sahabatku lagi pada saat april mop kemarin"

"Hyung, aku tidak benar – benar dapat meyakinkan diriku kalau yang kurasakan pada Luhan hyung itu cinta pada kekasih, atau pada hyung, atau pada sahabat. Aku tidak mengerti sama sekali !" Sehun membenturkan bagian belakang kepalanya pada sofa sebagai bentuk frustasi.

Keempat hyungnya saling berpandangan mengerti.

"Yang bisa menjawab kebingunganmu cuma kau sendiri Hun" Young pyo.

"Hanya kau yang bisa membedakan sendiri antara rasa cintamu pada kami, noona tirimu, pada Jongin dan rusa itu" –Jin uk.

"Kami semua yakin kau pasti merasakan sesuatu yang berbeda saat bersamanya" –Jong jin.

"Tanya hatimu, apa yang ia benar – benar rasakan pada rusa cantik yang tertidur itu" –Min jun.

"Dan jika kau benar - benar mencintainya, jangan meragu lagi dan jadikan ia kekasihmu" Young pyo menepuk bahu Sehun sebagai penyemangat. Sehun menyimpan wejangan/? hyungnya itu dalam hati, menimbang – nimbangnya lalu mengangguk mengerti.

"Terima kasih hyung. Untuk saat ini aku akan benar – benar memikirkannya, aku tidak ingin menyakiti perasaannya dan perasaanku" Ucap Sehun final.

Ckelk

"Aku datang...Jadi apa yang aku lewatkan ?" Jongin datang dengan 2 kantung plastik belanja. Ia menaruh 2 plastik belanja berisi chips dengan berbagai rasa itu di meja.

"Oh, tidak ada yang penting. Kami hanya berbicara tentang masa lalu dan karna itu tenggorokan kami rasanya haus...Bisakah kau keluar lagi untuk membelikan kami jus ?" Pinta Jong jin.

"Eh ? Tapi-" Jongin melirik gelas – gelas milik hyung Sehun yang masih penuh dengan heran. "Minuman kalian kan masih ada" Jongin menunjuk gelas – gelas itu.

"Tapi kami ingin jus. Belikan ya" Jong jin menatap Jongin dengan tatapan memelas – coret- death glarenya.

Glek

Jongin hanya bisa menelan ludahnya dan pasrah saja dijadikan babu -coret- kacung lagi.

"Araseo, hyung ingin beli jus rasa apa ?"

"Fix jongin, lebih baik abis ini kamu langsung pindah apartement aja ya"

...

Ketika Sehun memilih masuk ke kamar tamu untuk melihat kondisi Luhan, Jongin masih di ruang tamu apartementnya dan masih disuruh ini itu oleh hyungnya. Terakhir kali ia menyimak, hyungnya meminta Jongin mencatat seluruh diameter telur ayam yang ia miliki. Sehun yakin Jongin akan mengadu pada noonanya setelah penderitaan ini selesai.

Sehun duduk di samping Luhan yang masih pingsan. Ia memperhatikan wajah mungil Luhan sambil mengelus rambutnya. Sesekali ia mencubit pipi gembul Luhan karna gemas lalu terkekeh sendiri seperti orang gila. Pada akhirnya, Sehun belum benar – benar memutuskan apa yang akan ia lakukan pada Luhan ketika si rusa bangun nanti.

Memiliki seorang kekasih tampak asing untuk Sehun. Hyungnya dulu hanya mengajari cinta satu malam dan Jongin walaupun menyatakan dirinya pakar cinta, sesungguhnya seumur hidup ia hanya pernah jatuh cinta dan berpacaran sekali dengan Krystal, tetangganya waktu SD dan cintanya kandas begitu saja ketika SMP karna Jongin lebih memilih bermain psp daripada main rumah – rumahan dengan Krystal.

Sehun menopang dagunya di telapak tangan dan memejamkan matanya. Sebenarnya ia ingin memikirkan perasaannya pada Luhan namun ketika ia memejamkan mata yang terpikirkan olehnya adalah pernikahan Miranda kerr dan Evan Spiegel yang menyesakkan hati, lalu berpindah pada hal – hal absurb seperti "apa yang terjadi kalau ada orang kaget setengah mati dua kali, setengah tambah setengah kan jadi satu" lalu pindah lagi pada game yang Jongin tunjukan baru – baru ini, lalu ketika otak absurbnya lelah, ia memilih menghitung domba untuk membuatnya tidur.

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

"Apa yang kau pikirkan ?"

"Astaga !" Sehun tersentak kaget (untung ga setengah mati), terjungkal kebelakang dan jatuh dari kursinya.

"Omo !" Luhan ikut kaget ketika melihat Sehun jatuh dengan hebohnya/?. Ia segera mendudukkan dirinya dan mengulurkan tangan pada Sehun untuk membantunya bangkit berdiri.

"Uh, thanks hyung" Ucap Sehun sambil mengelus tengkuknya canggung. Luhan mengangguk, ia menepuk tepi kasur yang kosong sebagai isyarat agar Sehun duduk di sebelahnya. Sehun menurut.

"Apa yang sedang kau pikirkan sampai kusapa saja kaget begitu ?" Tanya Luhan penasaran.

"Domba...-" Luhan menaikan alisnya bingung "-Eh anu maksudku hyungku datang dari Incheon dan aku memikirkan jamuan untuk mereka ahaha" Sehun tertawa canggung sambil menggaruk belakang kepalanya.

"Dan kau memikirkan masakan dengan bahan domba ?" Luhan bertanya lagi.

"Oh...oh iya" Sehun asal ucap aja udah.

"Biar aku tanya Kyungsoo ya, nanti aku coba buatkan" Luhan sudah siap berdiri namun tangan Sehun mencegahnya, malah Sehun mendorong Luhan untuk menyenderkan tubuhnya pada headboard ranjang sampai Luhan terduduk dengan nyaman.

"Jangan, kau kan baru bangun" Sehun menepuk – nepuk kepala Luhan namun si mungil menepis tangan itu kasar.

"Aku bukan anak kecil tau, aku ini Manly !"

"Benarkah ?" Sehun menggoda.

"Aku ketua gank !" Luhan melipat bajunya sampai bahu untuk memamerkan otot lengannya. Sehun mengangguk – angguk.

"Baiklah ketua gank yang terhormat. Kau berhutang penjelasan padaku. Kenapa kau bisa diculik oleh gank yang tadi itu ?" Tanya Sehun dengan muka serius.

"Ehehehe"

"Jangan tertawa, jawab pertanyaanku" Sehun mencondongkan tubuhnya ke arah Luhan, bahkan tanpa ia sadari posisinya ini malah seperti mengungkung Luhan. Hati Luhan jangan ditanya udah kaya gimana.

"A-anu. Itu sudah lama sekali" Luhan memainkan jarinya grogi.

"Jadi sebelum negara api menyerang-" Sehun mendeath glare Luhan "Maksudku, waktu EXO gank baru terbentuk saat itu aku masih sok jago"

"Padahal sekarang juga masih" Ucap Sehun dalam hati.

"Gank EXO sering terlibat perkelahian dengan gank lain. Kami lebih sering menang karna jumlah yang banyak serta Kris, Chanyeol, Xiumin yang jadi andalan gank kami"

"Tapi suatu kali, salah satu gank yang kalah, kelompok dari Ji sung tak menerima kekalahannya, ia datang membalas dendam dengan membawa bantuan"

"Perkelahian itu berlangsung sengit. Pada akhirnya kami menang lagi, tapi-" Luhan menunduk sedih.

"Kyungsoo dan Yixing harus masuk rumah sakit karna luka mereka cukup parah, lengan Kris patah dan harus di gips selama 1 bulan, Chanyeol dimarahi mamanya karna pulang dengan wajah lebam yang parah dan teman – temanku yang lain juga terluka"

"Bagaimana denganmu ? Apa kau baik – baik saja ?" Tanya Sehun. Luhan mengangguk.

"Wajahku lebam, bibirku robek, tanganku keseleo dan hidungku berdarah tapi aku tak apa jika dibandingkan dengan temanku yang lain. Lagipula pukulan One Hit KO mu waktu itu lebih menyakitkan dari apapun !" Luhan memukul dada Sehun kesal, Sehun terkekeh.

"Pokoknya aku menjadi takut saat itu. Aku tak ingin kejadian seperti itu terulang, aku tak ingin melihat mereka terluka terlebih kehilangan mereka...Karna itu setelahnya kami memutuskan berhenti berkelahi dengan gank lain"

"Aku tak tahu kenapa sekarang Ji sung dan teman - temannya ingin membalas dendam lagi dengan menculikku" Luhan merengut. "Harusnya mereka tahu aku tak suka ditaruh di ruangan gelap dan bau seperti itu" Sehun tersenyum kecil melihat raut ngambek Luhan.

"Hahhhhh, hyung ini suka sekali membuatku khawatir ya" Sehun mencubit hidung Luhan gemas dan dihadiahi tapak 5 jari dari Luhan. Ketika Sehun meringis karna lukanya yang kena tampar, Luhan yang khawatir sendiri.

.

.

.

.

.

"Hun aku dengar kalau luka orang yang kita sayang dicium nanti rasa sakitnya hilang. Kamu aku cium ya"

"Hyung mau aku tabok ya ?"

...

"Hyung, kayanya aku jatuh cinta sama hyung" Sehun menatap ke depan dengan serius.

"Jangan senyum begitu, aku malu hyung" Sehun mengusap telinganya malu.

"Idih" Jongin mencibir.

"Apasih ?" Sehun sewot.

"Kalau suka bilang saja sama orangnya langsung, jangan sama cermin, oon" Jongin menepak kepala Sehun dan dibalas dengan death glarenyanamun Jongin tak peduli. Sehun merebahkan tubuhnya di kasur lalu mengemut sebatang Pocky dalam mulutnya.

"Jatuh cinta itu rasanya gimana ?" Tanya Sehun.

"Kaya ada manis – manisnya gitu" Sehun melempar Jongin dengan bantal. Jongin mendengus.

"Sebenarnya Hun, kamu suka beneran sama Luhan atau engga ?" Jongin melempar balik bantal itu ke empunyanya.

"Kayanya" Sehun berucap ragu.

"Jangan pake kayanya"

Sehun memejamkan mata. Ia bertanya – tanya dalam hati kemudian ketika hatinya bilang 'iya' Sehun akhirnya menemukan jawaban.

"Iya, aku sayang sama Luhan hyung"

"Trus ?"

"Aku cinta sama Luhan hyung"

"Trus ?"

"Aku ga mau kehilangan Luhan hyung"

"Trus ?"

"Aku mau Luhan hyung jadi kekasihku, milikku"

"Nah !" Jongin menepuk kedua tangannya dengan wajah sumringah. Ia menarik Sehun untuk bangkit dari kasur.

"Mau kemana ?" Tanya Sehun malas. Jongin menariknya menuju ruang tamu dimana para senior preman Sehun sedang mengobrol.

"Hyung, Sehun mau menyatakan perasaannya pada Luhan hyung !" Jongin memberi pengumuman dasyat/? Tiba- tiba. Keempat hyung Sehun langsung menatap lelaki pucat itu dengan tatapan menggoda bahkan ada yang bersiul membuat telinga Sehun memerah karna malu.

"A-apa ? Engga kok" Sehun membantah.

"Dasar Jongin mulut ember" Sehun ngedumel dalam hati.

"Udah sana, nyatakan perasaanmu" Jong jin mendorong paksa tubuh Sehun menuju kamar Luhan.

"Ta-tapi hyung"

"Ish, sana masuk saja ! Kami mendukungmu" Jin uk ikut mendorong tubuh Sehun sampai masuk ke kamar tamu setelah Jongin membuka pintunya lebar – lebar.

"Jangan keluar kalau masih jomblo ya" Young pyo menepuk pipi Sehun. "Semangat adik kecil"

Min jun di belakang sana hanya mengepalkan tangannya sambil berbisik "Fighting !"

Blam

Lalu Jongin menutup pintu keras. Kini tertinggal ia dan Luhan yang sedang menatap keluar jendela sambil mendengarkan musik melalui headphone.

"Ah, gimana ini" Sehun membenturkan dahinya ke tembok beberapa kali sebagai bentuk frustasi lalu mondar – mandir karna grogi.

"Apa yang harus kukatakan padanya"

"Kalau dia tidak menyukaiku bagaimana ?"

"Hyung, aku suka kamu...Ahhh ! Gimana ini !"

"Noona tolongg aku"

"Hun-ah ?" Merasa terpanggil, Sehun menoleh. Luhan menatapnya bingung di sebrang sana. "Sejak kapan kau disini ?" Tanyanya. Sehun tak menjawab, ia membalik badan dan membenturkan kepalanya ke tembok lagi. Sehun terpaksa berhenti ketika kerah belakangnya ditarik menjauh dari tembok.

"Hey, Hun-ah ? Ada apa ? Apa ada yang mengganggumu ?" Luhan mengelus dahi Sehun yang memerah. Sehun menghela nafas panjang. Ia membuka mulutnya namun menutupnya lagi, membuka lalu menutupnya lagi beberapa kali.

"Waeee ?" Luhan bertanya penasaran.

"A-aku...hyung, aku..."

Blush

"Astaga aku malu sekali" Sehun mengusap wajahnya kasar dan kabur ke pojok ruangan.

"Kau kenapa sih Hun ?" Luhan jadi bingung sendiri melihat tingkah Sehun yang kini mondar – mandir tidak jelas (lagi).

Sehun berhenti sekitar 3 meter di depan Luhan, ia menutup wajahnya dengan tangan agar Luhan tak melihatnya wajahnya yang merah. Ambil nafas buang, ambil nafas buang, ambil nafas buang. Ia berusaha menenangkan diri dan juga menenangkan ritme jantungnya yang rasanya ingin meledak dan melompat keluar.

Setelah dirasa cukup tenang. Sehun mengusap wajahnya beberapa kali lalu menatap Luhan yang duduk di kasur, menunggunya.

"Engggg..." Sehun mengambil nafas dalam - dalam. "Hyung, aku sama mau jalan ?" Lidah Sehun belibet saking groginya.

"Hah ?" Luhan menatap Sehun bingung.

"Hyung, jalan aku sama mau ?" Lidah Sehun masih tidak bisa diajak kompromi.

"Apa ?" Luhan tambah bingung. Sehun hanya bisa mengacak rambutnya frustasi.

Tenang Sehun tenang...Fiuhhh~

"Hyung, jalan sama aku mau ?" Akhirnya Sehun mengutarakan maksudnya dengan jelas kali ini. Luhan masih menatap Sehun, otaknya sedang buffering.

"Hun, kamu lagi nembak aku ceritanya ?" Tanya Luhan memastikan.

Blush

Sehun merona. Ia mengusap telinganya yang merah lalu mengangguk malu – malu.

"Hyung mau jadi kekasihku ?"

.

.

.

Luhan melotot dan...

GUBRAK/?

Sehun terjungkal karna Luhan menubruk tubuhnya sekuat tenaga tanpa persiapan.

"MAU ! Langsung nikah aja yuk sekarang !"

"Hyung, kayanya aku mau minta putus"

.

.

.

THE END

.

.

.

Gak kok canda

.

.

.

TBC

Hi ! Msh ada yg nunggu ini ff ga ? :/ Hunhan jadian (づ。◕‿‿◕。)づ

Inilah yang terjadi kalau apa yang dipikirin sm yg ditulis ga sinkron. Pengennya berantem keren, pengennya komedi, Pengennya romantis tp jd amburegeullll.

Dan yeah, ketika Jomblo sok – sokan ngomongin cinta jadinya gini xD eta terangkanlah duk pang duk...

Cieee yang ga nonton MU bank xD Sama gw juga T.T Sudahlah, mungkin kita bakal ketemunya ntar di konser EXO :v

Anyways, gw udah lulus xD Udah hampir dapet gelar sarjana xD Karna itulah ff ini bisa update, kemarin – kemarin mah beuhhh begadang trus buat ngerjain tugas akhir

Udah ah, sekian~

NB : Tulisan cina di author note kmarin itu cm gw copy paste dr berita cina jd ga ush dicari artinya karna ga penting xD

.

.

~#A n Q and Few Of Review Reply#~

Q : ruru diculik anak genk sebelah? | tp scene terakhir bener luhan diculik?

A : Yoi

Q : ? siapa yg berani nyulik calon mak (?) ku? |

A : Ovuvuevuevue Enyetuenwuevue Ugbemugbem Osas.

Q : tapi itu kenapa luhan kenapaaa?

A : meeeeengapa engkau waktu itu putuskan cintaku...dan saat ini engkau selalu ingin bertemu dan memulai jalin cintaaaa...

mau dikatakan apa lagi...kita tak akan pernah satuuu...engkau di sana, aku di sini, mesti hatiku memilihmu...AHAY

Q : itu gank siapa yang bls dendam? Jgn2 gank yg nyakitin sehun dulu itu?

A : Gank Ji sung...Gak bukan, ga da sangkut pautnya ma Sehun

Q : KAPAN HUNHAN JADIAN | kapan hunhan jadian.. | kok mereka nggk jadian jadian sih?

A : Saoloh, capsnya O.O Udah mbake, udah jadian...poppo ;) #plak

Q : Dan itu apa artinya yang tulisan mandarin itu? | ini maksudnya apaan? Ada namanya kris lagi, pengubah dunia apaan?

A : Artinya Aku mungkin tidak dapat memberikanmu seluruh dunia tapi aku janji kepadamu, aku akan menjadi seseorang yang ada hanya untukmu...Ahay ;) #plak

Q : itu yang tulisan jepang itu tugas lu yakk thor? ada kata2 gini " perdagangan, ilmu kedokteran dan teknologi, kepentingan umum sosial, awal, teknik " CEO Lee tu sipa yakk

A : Pertama Itu tulisan cina u.u kedua, kok lo ngarti sih ? Gw aja kaga gw translate langsung comot aja xD Ketiga, CEO Lee itu gw, nama gw kan Key Lee li fan Mich Chin

Q : Kapan terakhir up yaa?

A : Lupa aye...Tp klo Chap kmarin update tgl 13 Mei xD

Q : ini nggk ada niatan buat di lanjut ya ? | ini nggk ada niatan buat update kah ? | jadi ini kapan dilanjut lagi?

A : Lanjut donk, ini lanjut

Q : udah berapa thn gak update yaaaaaaaaaaa | Thor,kamu tega banget berapa tahun nunggu,akhirnya update.

A : Blm setahun mba...Santai 8D

Q : btw nihh bakal cepet update kan ya?

A : Gak ah

Q : Kalo kaya gini kapan kakak apdet ff barunya coba?

A : 5 tahun lagi ah...ah...ah... #dangdutan

Q : mbak or mas author , cewek atau perempuan?

A : COWOK...LAKI...BERBATANG...BERLIGHSABER...MENUSUK...MENGHAMILI...

Q : eciiee lu masih syuting power ranger xand?

A : Sekarang lg syuting'y power bank kebetulan

Q : lu mau nikah?

A : Mau donk, yuk nikah ;) #plak

Q : btw ternyata author masih idup ya?

A : Aing macannnn

Q : btw sejak kapan adele punya lagu judulnya thousand years bang? setau gue itu lagunya christina perri, atau gue yg kudet ya?

A : Adele, christina perri, mimi peri, katy perry, rihana, raisa, manohara...Smua mirip2 (Suara gaib : Bilang aja lu salah kemvlud)

Q n R : oppa kog lu tau ep.a pororo ini itu jangan2 lu juga ngepens yeeee | Lu keknya pensnya/? Pororo ya kak? tau bnget ttg pororo

A n RR : Youtube beb, kan ada si mbah/? utube 8D Gw ngepensnya boboiboy :v

R : nh rated T gk da niat rybh jdi M . | betewe anu-anunya ditunggu yaa..

RR : Terangsanglah...Terangsanglah~

R : Yg sudah dimulai, harus diselesaiin.

RR : Yoi, klo udah jleb harus sampe crot :v Gw lg bahas nuang saos baso

Capungterbang : Hi beb :*

hun4han520 : Hi beb 2.0 :*

R : update soon yaaa :*| ayo cepat lanjut | asap lg ya XD | BURUAANNN NEXTTT AUTHORRRRR | Keep write bang see you soon. Tapi jangan lama lama. | cepet balek broo jok suwe-suwe kon iku..Update soon, bebebs :* | thor jangan kelamaan yaa | besok2 updatenya jangan lama2 yaa | semoga cepet updatei XD | Next vhap yg cepet napa kasian luhan ntar kelamaan diselametin sehun | Kak next chap jangan lama lama TT | next.. fast up yhh | next chapt jangan kelamaan ya :( | Hayuu update cepet | next chap palli waaaa.. | CEPETTT UPDATE YA , GAK MAU TAU POKOKNYA CEPET UPDATE | pokokny semangat thor, jgn lupa fast update..

RR : Aku tydack liat, aku lagi nyemil royco (Peringatan : Don't try this at home!)

Done ! :D Thanks for review, fav, foll, saran, kritik dan protes'y ya :D Jangan bosen2 ngobrol ma gw xD see ya

.

.

.

Akhir kata

.

.

.

So, Mind To Review ?