Disclaimer: "I don't own all characters in here. They are belongs to them selves. If I can, I would do it ! xD I make no money from this—please don't sue me."

Title: Love Spring

Based on: Kaichou Wa Maid Sama by Fujiwara Hiro

Author : kurorenji aka blackorange

Rating : T

Cast: DBSK

Genre : AU, fluff, humor, romance, school life

Length this chapter : 6 pages MsW

.

.

.

[PROLOGUE]

.

.

.

Seseorang berbaring terlentang di atas dua meja tak terpakai yang ia susun sendiri di atas atap gedung empat lantai sekolahnya. Kedua tangan berada di belakang kepala, menjadikannya sebagai bantal. Mata coklat almondnya menatap lurus ke atas langit biru cerah yang dipenuhi awan-awan putih menggumpal seperti kapas. Matahari bersinar cerah. Sinar kuning keemasannya terasa hangat di atas tubuh. Angin berdesir perlahan, membelai lembut rambut hitam kecoklatannya, lalu menerpa dedaunan yang saling bergesekan hingga menimbulkan suara gemersik yang menenangkan.

Ia mengulum permen lollipop strawberry ketika desiran angin membelai lembut rambut dan wajahnya. Ia menghirup nafas dalam-dalam dan mencium aroma musim semi yang sangat disukainya. Ketika pohon-pohon cherry memekarkan bunga-bunga merah mudanya yang terlihat begitu anggun mempesona, dan ketika angin musim semi berhembus perlahan membuat bunga-bunga merah muda itu terlepas dari dahannya dan berterbangan.

Ia sangat menyukai musim semi.

Musim dimana matahari bersinar cerah dan terasa hangat. Bunga-bunga bermekaran yang terlihat sangat indah. Desiran angin lembut yang selalu terasa nyaman. Aroma musim semi yang selalu membuatnya merasa rileks. Dan.. ia sangat menyukai perasaan di musim semi.

"YA! Shim Changmin! Kim Junsu!"

Teriakan ratusan desibel seseorang di lapangan membuat ia bangkit dari posisi berbaringnya, membuat mata coklat itu menatap ke lapangan yang ada di bawahnya. Senyuman tipis mengembang dari bibir penuhnya. Ia turun dari atas meja dan berjalan mendekati pagar pembatas yang terbuat dari kawat setinggi 3 meter. Manik mata coklatnya mengekori tubuh dua orang yang berlari menghindar dari kejaran seseorang berambut hitam legam mengkilau bak mutiara hitam dengan kulit putih seputih susu yang begitu kontras dengan rambut hitamnya. Kulit putih yang terlihat begitu bercahaya ketika dirinya bermandikan cahaya matahari di musim semi seperti itu.

"Maafkan kami, Jaejoong hyung!" teriak dua orang yang masih berlari menghindari kejaran Jaejoong. Laki-laki bersurai hitam itu mempercepat langkah kakinya untuk menangkap dua orang trouble makers yang sering kali membuat tekanan darahnya meninggi.

"YA! Bisa-bisanya kalian hanya mengatakan maaf! Don't running away, you morons!" teriak Jaejoong semakin dekat dengan duo trouble makers itu.

"GOT YOU!"

"AAAAHH~!" Changmin dan Junsu melengking nyaring ketika dua tangan Jaejoong sudah mencengkram erat kerah seragam belakang mereka yang membuat keduanya tidak bisa berlari menghindari Jaejoong lagi.

Laki-laki bermata coklat almond itu hanya menatap adegan yang sering ia lihat setiap harinya dari atas atap –Jaejoong yang memarahi duo truble makers. Changmin dan Junsu hanya bisa duduk bersimpuh di hadapan Jaejoong sambil menundukkan kepalanya dan begitu pasrah ketika laki-laki berwajah seram namun tak bohong juga dibilang cantik itu menjitak kepala mereka. Kedua bibirnya tertarik melengkungkan sebuah senyuman. Tangan kanannya terangkat dan mengambil batang lollipop yang ada di dalam mulut. Permen bulat berwarna merah itu kini berada tepat di depan bibirnya. Senyuman masih terlihat di wajah tampannya.

"Bersemangat seperti biasanya.. Jaejoong-ah~" ucap orang itu sambil mengecup pelan permen lollipop rasa strawberry.

Ia sangat menyukai musim semi, ia sangat menyukai strawbery, dan ia.. sangat menyukai Kim Jaejoong.

~.~.~.~.~.~

"Tenanglah Jae, aku rasa mereka hanya ingin membantu, dan dari perspektif yang kulihat, tidak ada yang salah dengan program kerja mereka." Ucap seseorang dengan suara husky yang terdengar begitu seksi pada Jaejoong yang duduk di kursi sambil memegang keningnya yang berdenyut sakit akibat ulah duo trouble makers itu. Jaejoong memijat perlahan pangkal hidungnya yang mancung.

"Tidak ada yang salah bagaimana, Yoochun-ah?! Mereka membuat perlombaan seenak mereka dengan hadiah seenak mereka juga! Aish! Mereka pikir darimana kita dapat dana untuk membiayai itu semua? Dan mereka mengajukan proposal tanpa sepengatuanku!" ucap Jaejoong setengah berteriak pada Yoochun yang berdiri di depan mejanya. Matanya melirik tajam pada Changmin dan Junsu yang sedang menjalani hukuman mereka di sudut ruang OSIS.

"Dan kenapa kau membantu mereka, Park Yoochun Si Wakil Ketua OSIS?!" tanya Jaejoong semakin berang. Yoochun mengerang, menggerutu, dan berdecih seraya memutar kedua bola matanya.

"Aku yakin yayasan akan memberikan bantuan dana. C'mon Jae~ kita tahu kalau yayasan sangat menyukai semua program kerjamu si Ice Prince –Ketua OSIS. Mereka pasti akan langsung mencairkan dana untuk acara ini. Lagipula, proposalnya sudah disetujui oleh ketua yayasan. Mereka menyukainya." Yoochun berargumen, mencoba menenangkan Jaejoong yang terus saja memasang wajah penuh kerutan seperti bersiap akan meledak setiap saat. Yoochun terkekeh melihat wajah mengerut Jaejoong.

"Apa yang kau tertawakan, hah?!" desis Jaejoong berbahaya. Yoochun hanya mengangkat kedua bahunya seolah tak peduli.

"Kau tahu, ini adalah festival ke-50 acara perlombaan olahraga di sekolah kita." Ucapan Yoochun membuat manik mata hitam Jaejoong menatap galak padanya, " –dan ini adalah tahun pertama sekolah kita merayakan festival setelah satu tahun lalu sekolah kita menjadi sekolah campuran." Lanjut Yoochun. Jaejoong menaikkan sebelah alis matanya. Kerutan di keningnya semakin bertambah banyak.

"Lalu?" tanya Jaejoong tidak mengerti. Yoochun memutar kedua bola matanya menghadapi Ketua OSIS yang terkadang begitu lambatnya untuk berpikir cerdas.

"Aku rasa ide mereka tidak buruk juga. Lihat, ada perlombaan dengan hadiah kupon makan gratis 1 set paket makan siang selama sebulan di kantin." Ucap Yoochun sambil menunjukkan halaman proposal yang berisikan list lomba-lomba untuk kegiatan festival olahraga musim semi yang rutin di lakukan setiap tahunnya di sekolah mereka yang sudah disetujui oleh ketua yayasan. Jaejoong mendecih jengkel melihat proposal itu sudah di bubuhi tanda tangan Yoochun, tanda tangan dirinya yang dipalsukan oleh duo trouble makers dan si idiot Park Yoocun, dan juga tanda tangan ketua Yayasan. Bisa-bisanya Yoochun menusuknya dari belakang.

"Kau pikir siswa perempuan di sekolah kita monster food seperti Changmin?" tanya Jaejoong yang membuat Changmin berteriak menyangkal.

"Aku bukan monster food!" lengking Changmin tidak terima dipanggil monster food yang langsung mendapatkan lemparan bola kertas dari Jaejoong. Laki-laki bertubuh jangkung itu mengaduh pelan ketika bola kertas mengenai keningnya. Ia menggerutu seperti nenek-nenek, hingga tatapan mematikan dari Jaejoong membuatnya bungkam kemudian melanjutkan hukumannya.

"Aku yakin 100% itu adalah ide Changmin." desis Jaejoong.

"Kau pintar hyung!" lengking Changmin lagi bermaksud memuji Jaejoong. Tapi kali ini Jaejoong melemparinya dengan penghapus papan tulis.

"Jangan berbicara ketika kau sedang menjalani hukumanmu, Shim Changmin!" teriak Jaejoong masih kesal. Changmin mengerucutkan bibirnya sebal. Yoochun menghela nafasnya.

"Dan ini.. lomba race menghadapi berbagai rintangan sebagai puncak acara dengan grand prize ciuman oleh gadis tercantik di sekolah ini –Seohyun, anak kelas 1-1 juga bukanlah ide yang buruk. Seohyun sangat terkenal di sekolah ini meskipun dia masih di tingkat satu." Ucap Yoochun, " –Yah well~ semua siswa perempuan di sekolah ini memang hanya ada di tingkat satu." Lanjut Yoochun mengingatnya bahwa baru awal semester baru kemarin sekolah mereka menerima murid perempuan setelah sekolah mereka resmi menjadi sekolah campuran dan bukan lagi sekolah khusus laki-laki. Yoochun hanya berusaha menjelaskan maksud baik dari anggota OSIS yang memberikan ide.

"Dan kau akan membiarkan gadis polos dan tak berdosa seperti Seohyun menjadi makanan para serigala di sekolah ini yang selalu haus dengan darah seorang gadis?!" tanya Jaejoong tidak percaya ketika Yoochun menyukai ide gila itu, " –dan aku yakin, ini pasti ide Junsu!" lanjut Jaejoong menatap tajam ke arah Junsu yang duduk di samping Changmin. Changmin menyenggol pelan lengan Junsu. Junsu hanya terus menunduk tak sanggup menatap wajah seram Jaejoong.

"Kupikir level bodohmu tidak akan separah ini." Sindir Yoochun seraya melipat kedua tangan di depan dada yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Jaejoong.

Apa Yoochun mengatakan idiot pada dirinya atau pada Junsu? Ah~ tatapan mata Yoochun tertuju padanya. Pada Kim Jaejoong.

"Ya! Apa maksudmu, Park Yoochun?" desis Jaejoong menatap dingin Yoochun yang masih berdiri di depan mejanya. Yoochun menyeringai.

"Apa kau tidak berpikir dengan adanya ide-ide dari Junsu dan Changmin, peserta yang akan mengikuti festival ini akan bertambah banyak? Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang jika kulihat feedback-nya, festival ini amat sangat tidak diminati oleh murid-murid di sekolah kita ini." Yoochun berusaha menjelaskan poin utamanya.

"Hadiah kupon makan gratis. Ini untuk yang pertama kalinya. Siapa yang tidak mau mendapatkan hadiah itu? Terutama para murid laki-laki yang selalu kelaparan itu. Aku yakin mereka akan bersemangat mendapatkan kuponnya."

"Lalu, hadiah ciuman oleh Seohyun di puncak acaranya. Aku rasa, hal ini akan membuat murid laki-laki di sekolah kita semakin bersemangat mengikuti festival olahraga hingga hari terakhir untuk mendapatkannya." Lanjut Yoochun menjelaskan poin-poin pentingnya. Jaejoong terdiam ketika mendengar semua penjelasan Yoochun.

Semua yang dikatakan Yoochun ada benarnya juga. Jika dilihat dari tahun-tahun sebelumnya, festival olahraga ini memang kurang diminati. Setiap tahunnya peserta festival hanya sekitar 30-70 orang dari total jumlah 600 siswa, termasuk anggota OSIS yang menjadi pesertanya yang berjumlah 25 orang. Jumlah yang sangat minim. Betapa kurangnya partisipasi murid-murid di sekolah itu, dan tahun ini adalah tahun pertama Jaejoong sebagai Ketua OSIS untuk mejalankan program kerjanya. Dan Jaejoong mempunyai target yaitu, 100% murid di sekolah ini harus mengikuti festival olahraga di tahun ini. Jaejoong membuka mulutnya seperti akan mengatakan sesuatu ketika tiba-tiba saja seseorang memeluk leher di balik punggungnya hingga membuat Jaejoong terdiam membeku.

"Wah~ sayang sekali hadiah ciuman itu bukan dari mu, Jaejoong-ah~ kalau itu kau, sudah pasti kemenangan lomba itu ada ditanganku. Benarkan, si nomor 2?" Suara baritone itu berbisik pelan di telinga kanan Jaejoong. Bahkan hembusan nafasnya menggilitik pelan daun telinganya yang membuat tubuh Jaejoong merinding karenanya dan.. aroma khas yang selalu menyapu indera penciumannya. Aroma manis dan asam yang selalu terasa segar. Strawberry.

"YA! JUNG YUNHO!" lengking Jaejoong sambil berdiri dari kursinya dan memutar tubuh menghadap Yunho yang berdiri di hadapannya dengan senyum seringaian yang menyebalkan itu lagi. Wajah Jaejoong memerah terlihat sangat memerah ketika tadi Yunho berbisik di telinganya, " –jangan memanggilku si nomor 2! Dan.. darimana kau masuk?!" tanya Jaejoong heran ketika Yunho tiba-tiba saja muncul dibelakangnya. Yunho menunjuk jendela yang ada di balik tubuh dengan ibu jari kanannya tanpa membalikkan badan. Manik mata Jaejoong melirik jendela di balik tubuh Yunho kemudian menepuk kening dengan telapak tangan kanannya. Lain kali, Jaejoong akan mengunci jendela ruang OSIS.

"Kau tidak bisa seenaknya masuk ke dalam ruang OSIS, Jung Yunho. Bahkan kau bukanlah anggota OSIS!" Jaejoong melengking frustasi seraya menunjuk Yunho dengan telunjuk kanannya.

"Kenapa? Aku tidak pernah mengganggu kalian." Tanya Yunho sambil duduk di atas meja Ketua OSIS. Jaejoong membelalakan matanya.

"Ya! Kau jangan duduk di atas meja!" Jaejoong masih menunjuk Yunho yang sudah duduk di atas mejanya. Yunho melipat kedua tangan di depan dada tak mempedulikan teriakan Jaejoong. "Aish! Tentu saja kau mengganggu, Jung Yunho!" teriak Jaejoong lagi mulai kesal dengan tingkah Yunho yang selalu saja membuat urat-urat menegang karenanya. Yunho berdecak pelan.

"Hey, apa aku mengganggu kalian?" tanya Yunho pada anggota OSIS yang ada di dalam ruang OSIS. Anggota OSIS itu menatap Yunho yang duduk di atas meja Jaejoong lalu menggelengkan kepalanya dengan tempo yang sama. Termasuk Junsu, Changmin, dan Yoochun. Jaejoong mengerang kesal. Kesal pada anggota OSIS yang selalu bersekongkol dengan Yunho untuk membuatnya mati kutu di depan Jung Yunho. Yunho lagi-lagi menyeringai.

"So? Aku rasa konteks kalimat yang benar adalah 'aku tidak mau yang lain menganggu kita'." Ucap Yunho sambil menarik lengan Jaejoong yang berdiri di hadapannya, kemudian langsung melingkarkan lengannya di pinggang ramping Jaejoong. Wajahnya ia benamkan di lekukan leher putih Jaejoong. Menghirup aroma vanilla yang selalu disukainya. Jaejoong terkesiap ketika Yunho tiba-tiba saja menarik dan memeluknya.

"Kau pikir apa yang kau lakukan, Jung Yunho?!" geram Jaejoong kesal sambil menjitak kepala Yunho dan melepaskan diri dari pelukannya.

Yunho mengaduh pelan sambil memegang kepalanya yang tadi dipukul Jaejoong. Tangan kiri Jaejoong terangkat dan menyentuh leher kirinya yang tadi dikecup oleh Yunho. Ia memegang lehernya dengan erat. Yunho menatap Jaejoong lalu tersenyum menyeringai ketika melihat wajah Jaejoong yang memerah seperti kepiring rebus, bahkan memerah hingga kedua telinganya. Yunho turun dari meja dan berjalan mendekati laki-laki bersurai hitam yang wajahnya memerah seperti tomat. Jaejoong melengkungkan tubuhnya kebelakang ketika tubuh Yunho mendekatinya. Jaejoong tahu, pasti Yunho akan melakukan sesuatu yang selalu merugikan dirinya.

"Blushing as always~" bisik Yunho di telinga kanan Jaejoong dan mengecup pelan pipi kanannya, lalu berjalan santai menuju pintu ruang OSIS. Ia membuka pintu ruang OSIS kemudian..

'BLAM'

Pintu ruang OSIS tertutup kembali. Suasana hening tiba-tiba tercipta. Jaejoong masih mematung ditempatnya. Suara bisikan-bisikan anggota OSIS mulai terdengar di setiap sudut ruangan, tapi Jaejoong tidak bisa mendengarnya. Hanya dengungan bising yang terdengar di kedua telinganya. Wajahnya terasa panas dan memerah. Dadanya berdegup kencang tidak karuan. Jaejoong seolah tersedot oleh dunianya sendiri dan tenggelam didalamnya, hingga akhirnya Yoochun menyentuh pelan bahu kanan Jaejoong.

"Gwaenchana?" tanya Yoochun pelan. Jaejoong tertarik kembali ke dunia nyata. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali dan menatap Yoochun dengan tatapan kosong. Yoochun menatap Jaejoong dengan tatapan khawatir.

Ketika Jaejoong mulai tersadar dengan apa yang baru saja terjadi, wajahnya terlihat semakin memerah. Bukan memerah karena malu, tetapi memerah karena kesal dan marah. Jaejoong mengatup rahangnya kuat-kuat hingga terdengar suara gemertak gigi.

"JUNG YUNHO! I'LL KILL YOU!" teriakan ratusan desibel sang ketua OSIS bisa terdengar di setiap penjuru sekolah. Bahkan teriakannya bergema hingga membuat bunga cherry berguguran dari dahan pohonnya. Menyirami Yunho yang berjalan di bawah pohon-pohon cherry dengan bunga merah muda yang berguguran.

Yunho menolehkan kepalanya menatap bangunan ruang OSIS yang terpisah dengan bangunan lain ketika mendengar teriakan Kim Jaejoong, lalu Yunho tersenyum karenya.

" –and cute as ever~"

- TBC -

P.S1:

Ga ada kerjaan, lanjut SHINE malah mentok... iseng2 buka blog, ternyata masih ada beberapa ff jadul luar biasa yg blm aku pindahin ke ffn. Daripada akun ini diam membusuk ga produktif, jadinya aku repost ff di blog ke sini seperti biasanya. Ini ff tamat di 3 chapter, tp kyknya tiap chapter mau aku bagi 2. Jadi well, mgkin sekitar 5-6 chapter. Tergantung aku motongnya sampe mana. Part ini anggap aja sbg prolog nya. *sengaja di potong2, biar greget xD*

FF ini dibikin taun 2012 *buset, busuk bgt*, terinspirasi dari manga yg aku baca. Kaichou Wa Maid Sama by Fujiwara Hiro.

Ketika seorang lelaki bernama Usui di manga itu bikin aku geger otak gara2 tingkahnya yg luar biasa sweet najong xD jadinya, waktu itu gemes sendiri pengen bikin YunJae versionnya, dan voila! jadi deh ceritanya ._. cerita yg aku ambil cuma di 1 chapter tp aku lupa d chapter brp, di vol 2 klo ga salah.

P.S2:

Jadi gmn ceritanya? :3 mgkin beberapa udh ada yg pernah baca di blog. but FYI, blog aku itu udh sekitar 2 tahun aku lock. Bukan karna apa2, karena masih banyak ff yg blm aku pindahin ke ffn, cma ga mau ada orang yg nyuri start baca di blog. Karena jujur aja ff2 d blog msh ancur ga karuan, stlh msk ffn melalui proses filtering *cieelah* dan editing lg *at least, better dikit lah -_-* Jadi, maap, ga bisa ngasih link blog ._.

P.S3:

so, arigatou~