Arunasachi
Proudly Present
'Chandelier'
Disclaimer Hiro Mashima
~Happy Reading~
Suara music memekakkan telinga seorang gadis bersurai pirang yang berada di balik meja bar, mata karamelnya menatap malas pada gadis-gadis berpakaian minim yang menari dengan hot nya. membuat beberapa lelaki hidung belang, membulatkan mata di wajah mesum mereka. Gadis ini terus mengelap gelas-gelas, yang memang telah menjadi tugas nya. gadis pirang ini benar-benar merasa risih dengan suasana yang ada di bar tempat nya bekerja, tapi ini lah salah satu pekerjaan dengan gaji sedikit lebih besar yang bisa ia dapatkan. Hidup sendiri di dunia itu tidaklah mudah, apalagi di saat krisis ekonomi terjadi seperti ini, semua hal yang harus ia bayar menjadi dua kali lipat dari biasa nya.
Seorang lelaki berpakaian formal memasuki bar dengan diikuti dua orang berbadan kekar di belakangnya. Beberapa gadis melirik laki-laki itu dengan tatapan menggoda, gadis pirang yang berdiri di balik bartender tadi yang melihat hal itu menatap dengan pandangan jijik. Gadis ber-name tag Lucy Heartfilia ini sedikit melirik laki-laki yang menjadi pusat perhatian orang-orang. Paras yang terpahat sempurna, mata onyx tajam setajam elang, tapi satu yang mengganjal PINK, rambut pria itu berwarna pink.
Laki-laki beramput pink itu menduduki dirinya di salah satu sofa yang tersedia di bar tersebut. Pemilik bar pun dengan tergesa-gesa mendatangi lelaki berambut pink tadi.
" Dragneel-sama, suatu kehormatan bagi saya anda mampir ke bar saya ini " Pemilik bar tampak tersenyum senang menyambut kedatangan pria dari keluarga Dragneel ini.
" Hn. Berikan aku minuman, dan wanita " sang Dragneel memberikan titah dengan nada angkuhnya pada pemilik bar.
" Baik Dragneel-sama " pemilik bar pun dengan cepat menuju kea rah Lucy dan memerintah kan gadis itu untuk membuat minuman si Dragneel dan segera mengantarkannya ke sana.
Di sela-sela Lucy membuat minuman, ia mendelik kesal melihat tingkah laku Dragneel yang di hormati itu, Lucy tau pemuda itu, siapa yang tidak tau dia, Pengusaha muda yang sukses dengan cabang-cabang perusahaan yang menyebar di penjuru dunia, yang terkenal akan kedisiplinan dan kekejamannya dalam berbisnis. Penyokong modal beberapa perusahaan besar yang ada di Negara ini. Natsu Dragneel sulung keluarga konglomerat se-Fiore.
Lucy menghampiri sofa si sulung Dragneel sambil membawa minumannya, Sofa yang di penuhi wanita-wanita seksi yang berpakaian minim itu terasa panas karena Natsu Dragneel mulai berpagutan lidah dengan salah satu wanita yang duduk di pangkuannya. Lucy merasa ingin muntah melihat adegan di depannya, Lucy memang belum terbiasa dengan suasana bar yang sangat frontal. Kata-kata mesum selalu terdengar di telinga nya, adegan panas orang-orang tak beretika selalu tertangkap lensa matanya, benar-benar memuakkan pikir Lucy.
Tidak ingin berlama-lama Lucy sedikit berdehem.
" ini minuman yang anda pesan tadi, Tuan " Lucy berusaha bersikap sebaik mungkin, karena pemilik bar menatapnya dengan tatapan bersikap-baiklah-atau-kau-ku-pecat, Lucy langsung meletakkan minuman itu di atas meja dan berbalik pergi.
Natsu melirik Lucy dengan mata onyx nya, dan segera menghentikan aksi ciuman panas nya dengan wanita yang ada di pangkuannya. Wanita yang memakai baju kerlap-kerlip berwarna hitam itu merasa kesal karena Natsu menghentikan permainan dan menyuruhnya untuk menyingkir.
"hei, gadis pirang !" Natsu memanggil gadis berambut pirang yang hendak kembali ke meja bar nya, siapa lagi kalau bukan Lucy.
Lucy berbalik mencoba tersenyum walaupun sebenarnya ia merasa amat jengkel karena di panggil "gadis pirang" yah walaupun dia memang pirang, tapi kan dia punya nama. Lucy Heartfilia, apa orang ini tak bisa membaca name-tag nya.
"ada yang bisa saya bantu Tuan ?" tanya Lucy dengan senyuman yang di paksakan.
"kemarilah" Natsu terus menatap Lucy dengan mata onyx tajamnya.
Lucy menghampiri meja Natsu, dan kembali memasang senyum terpaksa nya.
"jadi, ada yang bisa saya bantu Tuan ?" tanya Lucy ramah.
"duduk lah di samping ku, dan kalian semua pergi lah" Natsu menyuruh wanita-wanita yang duduk bersamanya tadi untuk menyingkir dari sofa nya.
Lucy yang masih tidak mengerti maksud si sulung Dragneel ini kembali bertanya.
"maaf Tuan ?" tanya Lucy lagi
"duduklah di samping ku" kalimat pendek yang keluar dari mulut Dragneel ini, terlihat memerintah dan memaksa.
Lucy melirik pemilik bar yang mulai marah karena Lucy tidak juga duduk di samping tamu penting nya itu, pemilik bar menatap tajam Lucy dengan tatapan ' cepat-duduk-di-sana-atau-gaji-mu-ku-potong'.
Lucy yang memang dari pertama merasa jengkel terhadap pebisnis muda ini, terpaksa duduk di samping nya dengan wajah kesal.
Natsu yang mulai menyesap rokok yang baru saja ia keluarkan dari saku jas nya. dan menghembuskan keluar asap-asap rokok, Lucy dengan cepat menutup hidungnya dengan tangan, karena ia tidak mau dapat penyakit yang merusak paru-paru nya.
" Siapa nama mu ?" Natsu bertanya tanpa menoleh ke arah Lucy, ia tetap asik dengan rokoknya.
"Lucy. Lucy Heartfilia " jawab Lucy dengan nada malas.
"Luce . nama yang bagus " natsu menoleh dan menatap Lucy sedikit lebih lama.
"Lucy bukan Luce, L-U-C-Y " lucy mengeja setiap huruf di nama nya dengan penuh penekanan.
" I know, tapi bagi ku nama mu adalah Luce " ucap Natsu menyeringai.
"terserah" Lucy sudah sangat jengkel pada pemuda ini. Tadi pemuda pinkish ini memanggil nya pirang, sekarang menyebut nama nya saja tidak bisa.
" temani aku malam ini " ucap Natsu tegas.
"APA ?! " Lucy sedikit berteriak, Lucy sama sekali tidak mengerti laki-laki di sampingnya ini, seenak nya saja minta ditemani dia bukan lah gadis murahan yang langsung saja bilang iya dengan mudah nya.
" itu tidak mungkin, dan tak akan pernah terjadi " Lucy tidak bisa menahan perasaan jengkel nya, persetan dengan pemilik bar yang wajah nya mulai merah menahan amarah.
" berapa harga mu, gadis pirang ? aku akan bayar berapa pun " Natsu menatap Lucy dengan pandangan angkuh nya. tipikal orang kaya, selalu dengan uang.
Lucy benar-benar tak sanggup lagi menahan amarah nya, pemuda dihadapannya ini benar-benar telah merendahkan dirinya, karena inilah ia selalu membenci orang kaya, mereka selalu menyelesaikan segalanya dengan uang.
Lucy berdiri dari duduk nya, lalu menyirami kepala Natsu dengan minuman nya sendiri.
" dengar ya pinkish sialan ! aku bukanlah wanita murahan yang bisa kau bayar seenaknya dan kau minta melakukan apapun untuk mu ! aku tidak peduli berapa pun kau membayar ku karena aku tak butuh uang mu itu ! " Lucy meneriaki Natsu dengan amarah yang meluap-luap, membuat semua orang melihat ke arah mereka.
Setelah puas melampiaskan amarah nya, Lucy berlari keluar dari bar tidak mau menambah masalah lagi bagi dirinya. Ia memutuskan untuk berhenti dari bar itu mengingat jika ia kembali pemilik bar itu pastilah akan menendangnya keluar karena apa yang telah ia lakukan pada tamu pentingnya, Natsu Dragneel.
Natsu masih diam di tempatnya, membiarkan tetesan-tetesan minuman berakohol itu berjatuhan dari rambutnya. Sebuah seringai terukir di wajah tampannya, mata onyx nya menatap tajam ke depan.
"menarik sekali, "pinkish sialan" ? tidak buruk juga " Natsu semakin menyeringai licik setelah mengatakan hal itu.
Natsu sedikit memberi kode pada kedua bodyguard nya.
"Cari informasi tentang Lucy Hearthfilia. Secepatnya " Natsu menjilat bibirnya sendiri yang basah akibat tumpahan minuman tadi.
Senyuman licik tak bisa lepas dari wajah tampannya, walaupun rambutnya telah basah karena minuman berakohol dan dipermalukan di depan umum. Aura Natsu Dragneel yang begitu kental telah membuat suasana menjadi tegang. Semua orang tau bahwa Natsu Dragneel telah menetapkan target nya, dan si target tak akan pernah selamat dari cenkraman pria pinkish ini.
" aku tak akan melepaskan mu begitu saja Lucy Hearthfilia " suara berat Natsu terdengar jelas oleh penghuni bar, membuat beberapa orang menelan ludah nya.
Lucy Heartfilia kau dalam bahaya.
To be Continue...
.
.
.
Hai, Minna-san ^^ saya masih Newbie disini jadi sya mohon bimbingan nya kepada para Senpai ya hehe~
bilang apa lagi ya ?*mikir, yap segitu aja den haha ~
Please RnR ya...