I Hate U, Cause U Love Me and I Love U

Author : Hyundan0697

Main Cast : Do Kyungsoo, Kim Jongin

Other Cast : Byun Baekhyun, Park Chanyeol, Huang Zitao, Wu Yifan

Disclaimer : It's Pure My story.. No copy No Paste. Semua tokoh milik Tuhan dan milik kalian yang mengakuinya. ^^

Pairing : Kaisoo /Chanbaek/ fantao

Genre : Campuran

Warning : Yaoi, Boy Love Boy.

.

.

Please Enjoy and dont forget for Review ^_^

Di sebuah pusat perbelanjaan yang sangat ramai sore ini, dua orang pemuda saling menatapi setelan jas yang terpakai angkuh di tubuh sebuah manekin. Jas elegan yang mereka tatap dari arah yang berbeda, dan menciptakan lukisan perasaan yang berbeda pula di dalam lensa masing-masing.

Pria bermata bulat menyunggingkan senyum berformat hati. Ia lantas meremas lembut ujung pakaian atasnya, menunjukkan adanya kebahagiaan yang meledak-ledak. Setelah itu, ia mulai bicara dengan ceria, "Apa yang terfikirkan dalam otakmu saat melihat jas ini Kai?"

Ucapannya penuh keceriaan, seperti oktaf nada bicaranya yang ia padukan naik turun.

"Hmmm…"

Pemuda lain yang bernama Kai nampak berfikir. Mata tajamnya terfokus pada setelan jas berharga hampir satu juta won dihadapannya. Setelahnya, ia beralih ke arah si pemuda manis bermata bulat.

"Aku rasa… pesta."

Jawabnya lalu terkekeh sendiri, berkebalikan dengan reaksi si pemuda manis yang nampak kecewa karena jawabannya.

"Pesta lagi! Dasar Maniak pesta!"

Gumam pemuda manis itu dengan suara sekecil mungkin. Menghindarkan pemuda yang lain untuk mendengar kekesalannya. Selebihnya setelah itu, Kai hanya berdiam diri. Membuat si pemuda manis ikut diam dengan raut muka yang tak biasa. Kaipun menatap aneh padanya.

"Kenapa ekspresimu seperti itu Dio-ya?" Kai bertanya. Agak terganggu melihat si manis 'Dio' cemberut bebek.

"Pikir saja sendiri!"

Gumam Dio lagi dengan suara yang lebih keras dari yang sebelumnya. Sengaja.

Kai berkedip-kedip tanpa dosa. Kurang paham dengan maksud Dio.

"Hei,hei. Kau marah ya? Jangan begini.. Katakan saja apa yang kau inginkan."

Dio segera menatap langsung mata Kai. Mata bulatnya tengah menyampaikan sebuah perasaan, bersamaan dengan bibir tebalnya yang menjabarkan sebuah penjelasan.

"Yang kuinginkan? Aku hanya ingin kau sedikit peka Kai, sedikit saja. Masa aku sudah bertanya kau diam dan tidak bertanya balik. Kau sadar tidak, tiga jam kita berputar-putar, hanya diisi dengan petanyaanku, jawabanmu yang isinya pesta, dan kediamanmu. Seharusnyakan kau bertanya balik dan kita mengobrol. Tapi…. apa-apaan ini? Kencan macam apa ini?"

Dio berterus terang tanpa jeda dan Ia tak akan menahan diri lagi. Saat ini Kesabarannya sudah tak bersisa.

"Ne,ne. Maafkan aku chagi." Kai memelukDio erat-erat. Membuat pandangan orang-orang disekitarnya berburu ke arahnya.

"Jadi… Hal apa yang harus aku tanyakan padamu?"

Dio yang sempat terlena dipelukan Kai langsung mendorong Kai tiba-tiba.

"Untuk bertanyapun Kau menanyakannya padaku. Tentu saja pikirkan sendiri! Kau yang bertanya dan aku yang jawab. Bukan aku yang ciptakan pertanyaannya dan akhirnya aku juga yang jawab." Dio menghela nafas. "Akh, kau membuatku jadi cerewet dan nampak lebih agresif darimu!"

Kai memeluk Dio lagi. Menenangkannya.

"Baiklah,baiklah.. aku akan bertanya padamu dengan pertanyaanku sendiri. Euhmm apa yang..terfikrkan di otakmu saat melihat.. euhm.. jas ini?"

Dio langsung mengangkat alis.

"Itu seperti pertanyaanku yang tadi."

"Benarkah? O.o hmmm tak masalah. Jawab saja! Aku kan sedang berusaha."

Dio terkekeh geli. Kai kadang-kadang memang menggemaskan untuknya.

"Kau pasti akan terpesona dengan jawabanku." Dio tersenyum.

"Kenapa?"

Dio tersenyum lagi.

"Karena yang kupikirkan saat melihat jas ini….. adalah dirimu Kai. Aku melihatmu seolah tengah memakai jas elegan ini di sebuah istana…" Dio menatap jas itu dengan mata berbinar. "Kau benar-benar terlihat..."

"Di Istana? Apa aku sedang menghadiri pesta?" Kai menyela. Dan TOK! Sebuah jitakan mendarat mulus di dahinya.

"Tentu tidak!" Urat-urat Dio hampir putus rasanya. Ini sudah kesekiaan kali Kai membuatnya kesal dengan kata 'pesta'. Apa Kai tidak punya rasa peka sedikitpun?

"Aku ingin menjadikannya hadiah ulang tahunmu." Dio melanjutkan, meskipun sebenarnya hatinya belum legowo.

"Wahh" Kai terperangah takjub. Tapi hanya sedetik. Karena sedetik berikutnya ekspresinya berubah datar, sedatar sendal jepit.

"Kau tidak harus lakukan itu Dio.."

"Ha? Kenapa?"

"Harga jas itu hampir satu juta won dan aku tidak menginginkan kau membuang uang banyak karenaku."

Dio nampak kecewa.

"Tapi saat ulang tahunku kau menghadiahkan sepasang sepatu mahal padaku, Kai! Bahkan harganya lebih dari satu juta won. Lalu kenapa kau melarangku memberi yang setara dengan hadiahmu padaku? Kau fikir aku tidak punya uang? Aku punya seratus juta won direkening ku, rumahku bahkan setara 5 mobil lamborgini. Kau ingin tau juga berapa perusahaan ayahku? Kau beruntung aku tidak tau berapa jumlahnya karena itu terlalu banyak. Kau sangat beruntung!"

Sekali lagi Dio berbicara panjang lebar tanpa jeda.

"Bukan begitu chagi.. aku bukan tidak tau seberapa kaya atau semampu apa dirimu. Tapi, aku hanya menginginkan sesuatu yang lebih penting dari sebuah jas, sesuatu yang lebih berharga. Seharusnya kau bisa menangkap maksudku dengan memberimu sepasang sepatu waktu itu. Maknanya bukan pada harganya, tapi pada status 'sepasangnya'. Mereka sepasang.. sejenis, tapi tak bisa dipisahkan. Tak ada yang kiri tanpa yang kanan begitu pula sebaliknya, dan itu sama seperti kita. Kita sepasang.. juga sejenis –gay- dan kuharap tak bisa dipisahkan seperti sepatu itu. Tak ada Kai tanpa Dio dan begitu pula sebaliknya… Akh kau mengerti bukan maksudku? Kau membuatku cerewet dan lebih melankolis darimu Dio!"

Kai mencubit-cubit pipi Dio sebagai ungkapan rasa kesal. Sementara itu Dio menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Kai… 3"

.

.

.

.

Kai dan Dio berjalan bersama dengan tangan yang saling bertaut satu sama lain. Mereka melangkah melewati sederet gedung yang diterangi gemerlap cahaya lampu. Ya, hari memang sudah malam. Menunjukkan bahwa kencan mereka harus segera diakhiri. Tapi baik Kai maupun Dio tak menyangka bahwa kencan mereka bisa berjalan selama ini, padahal sebelumnya tak ada kencan lebih dari 2 jam.

"Aku tetap harus memberimu kado, Kai."

Dio menyeletuk. Membuat Kai spontan menoleh dengan tatapan yang seolah berbahasa 'anak ini mulai lagi'

"Tidak perlu. Aku sudah sangat bahagia kok hari ini." Kai menolak sehalus mungkin.

"Jangan begitu! Aku ingin memberimu sesuatu agar kelak saat kita Tua ada benda yang bisa mengingatkanmu tentangku dan tentang hari ini. jadi biarkan aku memberimu sesuatu Kai."

Hening.

"Baiklah jika itu yang kau mau.. berikan tubuhmu padaku."

Kai berucap dengan enteng, sementara Dio sudah terbelalak.

"Apa!? Dasar Mesum!"

"Hei,hei maksudku bukan berikan yang seperti itu Dio.. maksudku, jadilah milikku. Mari menikah dan hidup bersama. Lalu menjadi Tua bersama agar kelak saat aku tua aku punya dirimu disisihku yang bisa mengingatkanku tentang segalanya. Semua tentangmu, semua tentang kita, dan semua yang lebih dari hari ini…"

Untuk kedua kalinya di hari ini, mata Dio berkaca-kaca.

"Kau serius Kai? Kau benar-benar ingin menikah denganku?"

Kai mengangguk.

Nafas Dio tertahan sesaat sebelim ia menghambur ke peluakn Kai.

CUT!

Baekhyun bertepuk tangan bangga mengakhiri adegan terakhir syutingnya. Kru-kru yang lain juga ikut bertepuk tangan.

"Kerja bagus Kyung-ie.. jongin-ssi. Kalian memang aktor berbakat."

Baekhyun memuji sembari mendekati keduanya.

"Biasa saja hyung."

Kyungsoo berkomentar dingin dan langsung pergi begitu saja ke ruang ganti. Menyisakan Jongin dan Baekhyun berdua dalam kecanggungan.

"Kau keren sekali Jongin-ssi. Sayang syuting sudah selesai. Aku harap kau bersedia tanda tangan kontrak di film-ku yang berikutnya." Sekali lagi Baekhyun memuji.

"Terima kasih sutradara. Aktingku tadi bukan apa-apa kok. Hanya akting biasa. Aku merasa terhormat jika bisa menjadi tokohmu di film berikutnya. Dan aku lebih merasa terhormat lagi jika si dingin itu tidak menjadi lawan mainku lagi." Kai berkomentar.

"Loh kenapa? Kalian sangat serasi di depan kalian menang best couple di filmku yang Sebentar lagi mungkin kalian akan jadi pasangan sungguhan."

"Jangan katakan hal yang tak mungkin. Aku tidak berharap didampingi orang dingin di kehidupan nyata. Tapi untuk berpura-pura dengannya di film-mu berikutnya… itu bisa dipertimbangkan. Lagipula gaji darimu sulit untuk kutolak… Hmm sudah jam 9. aku permisi dulu ya, aku ada jadwal setelah ini."

"Oke. Hati-hati di jalan Jongin-ssi"

Baekhyun tersenyum sembari memandang punggung Kai yang perlahan menghilang. Entahlah, Baekhyun tidak bohong saat dia bilang Jongin dan Kyungsoo serasi, bahkan ia ingin melihan mereka berdua dekat.

CKLIK.

Sebuah cahaya flash mengganggu pandangan Baekhyun yang tadi terfokus. Iapun menoleh ke arah datangnya cahaya itu. Dan ternyata… disana ada park chanyeol dengan sebuah kamera di tangannya dan sebuah senyum tak menyenangkan.

"Chagi…"

TBC

FF baru dataaang…. Yuhuuu

Kali ini saya buat FF dengan main pairing Kaisoo. (Loh kenapa dengan saya yg chanbaek shipper ini? O.o) Aku hanya tiba-tiba kepikiran Kaisoo dan muncullah FF ini. Semoga Kaisoo shipper sekalian Suka…

See you next chap

15-01-2015

Hyundan0697