.

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Warning : T Rate/AU/Typo(s)/OOC (maybe)/Hinata-centric/Multi-hints

Main Pair : SasukeXHinata (For later)

Genres : Hurt-comfort/Friendship/Romance/Mystery

.

Only Doll, Still Doll

-Prolog-

.

Hinata seorang gadis biasa, terlalu biasa malah yang sayangnya dia harus bersekolah yang di dalamnya terdapat orang-orang luar biasa terkenal. Rambut diikat dua, kacamata tebal, baju seragam yang terlalu rapih, serta beberapa tumpukan buku yang selalu dipegangnya membuat gadis normal itu tampak seperti seorang abnormal dan sangat mencolok. Sosoknya bahkan sangat mudah dikenali karena hanya dia satu-satunya pelajar yang yang berpenampilan seperti itu. Selain dari penampilannya, ia bisa dikenali dari cara berjalannya yang selalu menunduk, menghindari tiap pasang mata yang menatap ke arahnya dan cara bicaranya yang tergagap.

Pagi ini seperti biasa Hinata datang ke sekolah pagi-pagi sekali. Hal itu terpaksa ia lakukan demi menghindari aksi bullying dari beberapa orang adik kelasnya. Ironis, dia yang merupakan senior di Konoha Academy malah menjadi korban kejahilan adik kelasnya sendiri. Selain itu dia juga harus menghindari 4 pangeran berbagai musim atau yang sering dikenal dengan sebutan Four Season Prince di sekolahnya.

Dengan langkah cepat gadis itu berjalan menuju ke arah lokernya. Begitu sampai dan membuka loker tersebut, Hinata langsung menjerit sejadi-jadinya.

"KYAAAAA!"

Jeritannya cukup keras, tapi karena suasana di sana masih terlalu pagi jadi tidak ada yang mendengarnya.

"A-apa-apaan ini?!" sepasang manik lavender itu menatap takut ke arah sebuah boneka yang berada di dalam loker. Sesaat pandangannya tertuju ke arah mata sang boneka yang berwarna hazel, membuatnya gugup karena pancaran yang menyorot dari kedua bola mata boneka yang sepertinya terbuat dari kaca itu tampak hidup.

Tanpa sadar Hinata menelan ludah. Jantungnya berdegup kencang dan tangannya bergerak memasuki bagian dalam loker dan meraih boneka aneh yang berada di dalamnya. Dengan takut-takut dikeluarkannya boneka itu.

Awalnya gadis itu merasa ngeri saat melihat boneka yang bentuknya menyerupai wujud manusia itu. Tapi, lama-kelamaan ada suatu perasaan kasihan saat melihat boneka tersebut. Pakaian yang dikenakan sang boneka terlihat usang, rambut merahnya acak-acakan, ditambah wajah dari boneka itu sudah dicoret-coret oleh spidol berwarna membuat penampilannya menjadi buruk dan terlihat usang.

"Kasihan sekali kau," ucap gadis itu sambil menatap sendu ke arah sang boneka.

Hinata mengeluarkan sapu tangan biru gelapnya dari dalam tas dan mencoba membersihkan coretan pada wajah si boneka, namun tak berhasil meski Hinata mengusap-usap wajah boneka itu beberapa kali.

"Hah..." Gadis itu menghela napas sesaat, "Aku akan membawamu pulang dan akan kubersihkan setelah pulang sekolah nanti." Akhirnya Hinata memutuskan untuk mengambil boneka itu.

Hinata tidak akan pernah tahu kalau boneka itu akan membawa perubahan dalam hidupnya.

TBC