TEACHER

Main Cast: Lee Donghae, Lee Hyukjae

Genre: Romance, Friendship

WARNING!

BOYS LOVE

BAHASA VULGAR, TIDAK COCOK UNTUK ANAK DI BAWAH UMUR!

DON'T LIKE? DON'T READ PLEASE!

THE STORY IS MINE

Typo may applied, don't be silent reader please, NOT ALLOWED TO COPY PASTE WITHOUT MY PERMISSION ^^

TIDAK MENERIMA BASH DAN KAWAN-KAWANNYA. KRITIK DAN SARAN SANGAT DIBUTUHKAN.

THANKYOU ^^


.

.

I get scared when I wonder if this is love...

.

.


Lee Donghae, guru magang di sekolah khusus laki-laki Empire High School berusia duapuluh sembilan tahun yang dikaruniai otak cemerlang dan wajah tampan yang bisa membuat murid-muridnya berteriak histeris dan memujanya seperti seorang idola. Kekurangan Donghae hanya satu, ia adalah laki-laki yang membosankan. Menjalani hidupnya sebagai laki-laki yang selalu taat pada peraturan dan tidak pernah berpacaran, bagaimana mau berpacaran? Donghae selalu kikuk di depan orang yang disukainya. Jadi, tidak heran selama duapuluh sembilan tahun hidupnya Donghae tidak pernah merasakan yang namanya pacaran apa lagi sex.

Selama berkarir menjadi guru, Donghae selalu ditempatkan di sekolah elit yang tentu saja semua muridnya punya etika dan berperilaku baik. Dunianya begitu damai dan tentram karena hanya ada sekumpulan murid pintar dan berperilaku baik di sekelilingnya, sejauh mata memandang hanya ada murid-murid yang sedang membaca buku dan membungkuk hormat padanya ketika ia melewati beberapa murid yang sedang sibuk dengan buku pelajarannya di koridor sekolah. Semua murid di sekolah tempatnya mengajar, sangat menghormatinya meskipun Donghae hanya seorang guru magang. Donghae suka berada di sini, tidak ada alasan baginya untuk pindah terlebih ada teman sesama guru yang ia incar. Tapi sayangnya, Donghae tidak bisa tinggal lebih lama di sekolah ini bukan karena kinerjanya tidak memuaskan, justru karena kinerjanya memuaskan ia terpaksa di pindahkan ke sekolah cabang yang terletak di Dongdaemun. Kepala yayasan bilang, cabang di sana kekurangan guru dan terpaksa Donghae yang harus di pindahkan ke sana, kenapa harus Donghae? Karena Empire High School tidak pernah menerima guru sembarangan, semua guru yang mengajar di sana adalah guru berpendidikan luar biasa dan rata-rata lulusan luar negeri. Donghae adalah salah satu kriteria guru yang diinginkan Empire tapi kemampuan mengajarnya masih harus di uji, mungkin dua atau tiga tahun lagi Donghae akan di angkat menjadi guru tetap, tentunya bila kinerjanya terus memuaskan.

Meskipun sekolah pusat terasa lebih nyaman, mau tidak mau Donghae harus bersedia dipindahkan dan mengucapkan selamat tinggal pada murid-muridnya di sekolah pusat yang sudah sangat akrab dengannya. Sedih memang, tapi Donghae adalah pribadi yang selalu berpikiran positif. Donghae yakin, di sekolah cabang nanti ia akan mendapatkan murid yang sama baiknya dengan di sini dan pelan-pelan ia akan merasa nyaman mengajar di sana. Siang ini, Donghae langsung mengemasi barang-barangnya di ruang guru setelah selesai mengajar di kelas terakhir. Tidak banyak barang, Donghae hanya menyimpan bingkai foto dirinya dan sang kakak juga beberapa buku yang biasa ia baca di waktu luang. Kalau Donghae tidak salah ingat, ia sudah mengajar di sekolah ini hampir tiga tahun lamanya jadi ada banyak kenangan yang tertinggal di sini, terutama di meja kerjanya yang berhadapan langsung dengan meja Kim Kibum si guru manis nan sexy yang menjadi pujaan hatinya selama ini. Donghae menghela nafas panjang sambil memandangi meja Kibum yang kosong, semoga Donghae bisa menemukan seseorang yang seperti Kibum di sekolah cabang nanti.

"Kudengar hari ini adalah hari terakhirmu mengajar, benarkah?"

Baru saja memikirkannya, suara Kibum langsung menyapa gendang telinganya. Donghae meletakan dus yang sudah terisi penuh dengan barang-barangnya di lantai, kemudian membungkuk pada Kibum dan tersenyum.

"Ya, besok pagi aku sudah harus mengajar di cabang."

"Sayang sekali, padahal aku sudah merasa nyaman berteman denganmu."

Jantung Donghae hampir saja melompat keluar begitu mendengar Kibum berkata manis padanya. Demi Tuhan yang selalu ia sembah, ini adalah pertama kalinya ia melihat Kibum tersenyum lebar padanya.

"Oh—itu—ya. Kau benar."

"Oh iya, aku dan Choi Siwon akan menikah dua bulan lagi kuharap kau bisa meluangkan waktumu untuk datang ke pesta pernikahanku nanti. Aku tahu, ini terlalu cepat untuk memberitahumu tapi aku takut tidak sempat lagi memberitahukan berita ini padamu. Undangannya nanti akan aku kirim ke rumahmu. Sampai jumpa Lee Sonsaengnim."

Percaya atau tidak, rasanya atap di ruangan guru seperti jatuh menimpa kepalanya. Baru saja Donghae merasa melayang karena senyuman Kibum dan tiba-tiba ia terjatuh dengan kerasnya hingga membuat otaknya terasa beku. Menikah? Kibum akan menikah dengan guru olahraga yang selalu pamer otot itu? Dunia ini sudah gila! Donghae pikir, rumor yang beredar di kalangan guru soal hubungan Siwon dan Kibum hanyalah omong kosong belaka tapi ternyata semua itu nyata adanya. Bagaimana bisa Kibum menikahi si maniak olahraga itu? Laki-laki semanis, selembut dan sesexy Kibum menikahi laki-laki seperti Siwon? Terkutuklah dunia ini. Donghae mengerang frustasi, sudahlah ia memang tidak punya harapan lagi dan tidak punya alasan untuk tetap tinggal di sekolah pusat. Donghae mengangkat dus yang tadi ia letakan di lantai, dengan nafas yang berat dan hati yang hancur Donghae meninggalkan sekolah yang memberinya banyak kenangan manis itu. Ralat, kenangan terakhirnya di sini adalah kenangan buruk yang horror! Donghae berharap apa yang di dengarnya dari Kibum tadi hanyalah mimpi. Mimpi yang sangat buruk!

.

.


Pukul lima lewat tigapuluh pagi, hari yang baru. Donghae menggeliat malas sambil mematikan alarmnya dengan mata terpejam, hari ini ia malas sekali bangun karena saat ia bangun kejadian di ruang guru kemarin langsung menghantuinya. Ternyata, kejadian kemarin itu nyata dan bukan mimpi buruk. Ya Tuhan, kenyataan ini bahkan lebih buruk dari film horror dan mimpi terburuk sekalipun. Begitu sulitnya mempercayai kenyataan ini hingga membuat kepala Donghae berdenyut sakit. Donghae mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan apartemennya yang baru, kemarin begitu dapat perintah pindah Donghae langsung menyewa apartemen baru yang letaknya tidak begitu jauh dari sekolah.

"Ya Tuhan, aku benci mengingat hari kemarin!"

Donghae mengacak rambutnya frustasi, kepalanya terasa panas dan ia merasa gusar saat ingatan tentang Kibum kemarin berputar di kepalanya. Sebelum kepalanya meledak karena memikirkan kejadian kemarin, Donghae memilih bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan malas-malasan menuju kamar mandi. Air dingin mungkin bisa membantu menjernihkan pikirannya dan membuatnya segar, kalau bisa air yang mengalir itu bisa menyingkirkan semua kenangan buruk kemarin.

Di dalam kamar mandi, Donghae malah melamun dan membiarkan kucuran air dingin membasahi tubuhnya yang lumayan atletis itu. Okay, badannya memang tidak sebagus Siwon tapi setidaknya ia tidak menyimpan lemak di tubuhnya. Bisa di bilang, lebih dari lumayan. Setelah lewat dari limabelas menit, Donghae keluar dari kamar mandi hanya dengan berbalutkan handuk putih yang melilit di pinggangnya dan handuk kecil yang tersampir di bahunya untuk mengeringkan rambut cokelat gelapnya yang basah. Mata hazel Donghae melirik jam dinding yang terletak di atas televisi, baru jam enam Donghae masih punya banyak waktu untuk sarapan dan memilih dasi yang serasi dengan kemeja biru laut yang akan di pakainya hari ini.

Setiap pagi, Donghae hanya menyantap roti yang ia panggang sendiri dan segelas susu sebagai sarapannya. Laki-laki lajang yang tinggal sendiri seperti Donghae memang tidak punya banyak waktu untuk memasak dan yang jelas, Donghae memang tidak punya kemampuan memasak. Belajar memasakpun percuma, Donghae hanya akan menghancurkan dapur. Jadi, Donghae hanya bisa berharap semoga ada laki-laki manis yang bisa masak dan baik hati mau menikahinya suatu saat nanti. Selesai dengan sarapannya, Donghae mematut dirinya di cermin sekali lagi sebelum benar-benar meninggalkan apartemennya yang bisa di bilang lumayan mewah itu. Sempurna! Rambut di sisir rapi, kacamata, kemeja biru laut, dan dasi biru tua membuat Donghae terlihat sangat segar dan tampan. Donghae mengendarai Audi putihnya dengan penuh percaya diri, tempat kerja baru, suasana baru dan semoga ada calon kekasih baru juga. Setelah dipikirkan semalaman, Donghae memutuskan untuk melupakan Kibum dan mencari kekasih untuk melupakan sosok Kibum yang pernah singgah di hatinya.

"Lee Sonsaengnim sudah datang rupanya. Selamat datang di Empire High School."

Baru saja Donghae memarkirkan mobilnya, ia langsung di sambut oleh suara seseorang yang terdengar familiar di telinganya. Oh, rupanya Jung Yunho sahabatnya dan teman semasa kuliahnya dulu. Saat baru lulus dari universitas dulu, Yunho dan dirinya juga pernah sama-sama mengajar di sekolah khusus laki-laki Genie High School, tidak di sangka sekarang bisa bertemu lagi di sini setelah sekian lama tidak saling bertemu karena kesibukan masing-masing.

"Jung Yunho? Kau mengajar di sini juga? Senang bertemu denganmu, bung! Oh, ngomong-ngomong, bagaimana kabar istrimu?"

"Jaejoong baik-baik saja. Dia sibuk dengan pemotretan seperti biasanya. Ya Tuhan Lee Donghae! Aku juga sangat senang bisa bertemu denganmu lagi!"

"Kupikir dia berhenti jadi model setelah menikah denganmu."

Yunho berdecak, "Kau tahu sendiri bagaimana Jaejoong, dia tidak bisa di atur dan keras kepala. Tapi tidak masalah bagiku, selama dia masih tahu aturan dan bisa menjaga diri, aku tidak keberatan dengan profesinya sekarang."

"Suami yang baik."

"Eh, bagaimana denganmu? Masih melajang juga?"

"Aku sedang patah hati, jangan bahas itu sekarang. Ayo, masuk!"

Mereka berjalan beriringan menuju gedung utama sekolah sambil menceritakan masalah Donghae yang katanya sedang patah hati itu, mendengar cerita Donghae yang sebenarnya tragis itu Yunho malah tertawa terbahak-bahak sampai puas. Sial! Sejak dulu Yunho memang tidak pernah berubah, kapanpun Donghae bercerita soal masalah cintanya, Yunho akan mentertawakannya sampai puas. Tahu begitu, Donghae tidak akan menceritakannya.

"Sudahlah jangan tertawa lagi, kau jelek sekali saat tertawa!"

"Peruntungan cintamu buruk sekali, bung!"

"Diam, Jung!"

"Kau sial seka—"

"Selamat datang Lee Sonsaengnim, Jung Sonsaengnim."

Donghae dan Yunho buru-buru membungkuk hormat begitu melihat kepala sekolah menghampiri mereka, tak lupa Donghae langsung memperkenalkan dirinya secara resmi sebelum mengikuti langkah kepala sekolah menuju ruangan guru.

"Semoga kau betah mengajar di sini, Lee Sonsaengnim."

"Tentu saja, terima kasih banyak atas sambutannya."

Sekali lagi Donghae membungkuk sebelum kepala sekolah meninggalkan ruangan guru yang cukup luas itu. Tentu saja, ini kan sekolah elit jadi tidak mungkin ruangan gurunya sempit. Donghae mulai menata meja kerjanya, ia meletakan bingkai foto dan buku-buku bacaannya di meja sebelum menempelkan note-note kecil di komputer pribadinya. Saat melihat ke meja yang berada di depannya, Donghae mendengus tidak suka. Pupus sudah harapannya mendapatkan pengganti Kibum, yang ada di hadapannya sekarang adalah Jung Yunho yang sedang menikmati sarapan buatan istri cantiknya. Pemandangan suram. Tapi Donghae tetap berpikiran positif, tidak hari ini mungkin saja besok. Masih ada hari lain untuk mencari pengganti Kibum.

.

.


ooODEOoo


Pukul enam lewat tigapuluh menit, Eunhyuk masih bergelung mesra dengan selimutnya. Alarm asrama sudah berbunyi sejak tadi, tapi Eunhyuk terlalu malas untuk sekedar membuka matanya yang sangat berat. Semalam Eunhyuk kabur dari asrama dan bersenang-senang di bar bersama para om-om berkantung tebal yang rela membayarnya mahal demi melihat pertunjukan menari Eunhyuk yang sangat fenomenal di antara pengunjung bar. Oh, tentu saja semua orang menyukai aksinya di atas panggung! Tubuh mulus bak porselen itu selalu memuaskan mata pengunjung dengan tarian erotisnya.

Okay, Eunhyuk atau yang bernama asli Lee Hyukjae ini adalah seorang siswa dan usianya tentu saja di bawah umur. Kenapa ia bekerja di bar sebagai penari? Jelas alasannya karena uang. Di samping itu, Eunhyuk memang remaja binal yang hobi mabuk dan selalu haus akan sex. Jadi, bagaimanapun caranya Eunhyuk selalu berusaha kabur dari asrama agar bisa pergi ke bar dan memenuhi kebutuhannya. Sebenarnya, Eunhyuk berasal dari keluarga kaya, ayahnya adalah presiden direktur di LKH Company dan ibunya adalah pemilik café-café ternama di kawasan Gangnam. Eunhyuk bukannya kekurangan uang atau kasih sayang, ia begini karena ia bosan dengan hidupnya sebagai tuan muda. Gairah sexnya yang tinggi mendorong Eunhyuk untuk melakukan sesuatu yang nekat seperti kabur dari asrama tengah malam dan bersenang-senang di bar. Eunhyuk merasa beruntung di sekolahkan di Empire karena Eunhyuk bisa kabur kapanpun ia mau tanpa ketahuan pengawas asrama yang tukang tidur itu. Orangtuanya Eunhyuk tidak tahu-menahu soal kelakuan Eunhyuk yang sebenarnya, selama ini mereka menganggap Eunhyuk adalah anak yang baik dan tekun di sekolah.

Begitu bangun, Eunhyuk masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan memakai seragamnya dengan asal. Tanpa berniat membenarkan dasinya yang masih berantakan, Eunhyuk langsung keluar dari kamar mandi. Dandan rapi atau berantakan, menurutnya tidak akan mengurangi kesexyannya. Hari ini Eunhyuk berjalan sendirian di koridor asrama karena sahabat baiknya Kim Junsu tidak menunggunya bangun dan pergi duluan tanpa pamit. Ck, sahabat macam apa? Begitu sampai di gedung utama sekolah, Eunhyuk melihat seseorang yang asing sedang berbicara dengan kepala sekolah. Eunhyuk mengangkat bahu acuh, mungkin hanya guru baru yang membosankan. Eunhyuk ingat, beberapa hari yang lalu memang ada pengunguman tentang guru baru tapi Eunhyuk tidak tahu guru baru itu akan sampai hari ini. Well, guru baru itu memang tampak membosankan tapi jujur dia kelihatan sangat hot di mata Eunhyuk. Uh, sial! Eunhyuk ingin berada di bawahnya sekarang juga!

"Kau tidak akan masuk? Hari ini adalah hari pertama guru baru mengajar, sebaiknya kau tidak buat masalah!"

Junsu menyeret Eunhyuk yang berdiri di depan pintu kelas sambil melamun dengan kasar dan memaksanya duduk di bangku yang berada di sampingnya, sudah bangun kesiangan dan sekarang malah melamun di depan kelas. Mau jadi apa orang ini?

"Semalam kau ke bar lagi? Sial! Kau bisa membuatku jantungan karena pengawas asrama semalam keliling dan aku hampir mati berdiri karena bingung mencari alasan untukmu!"

Ya, selama ini memang hanya Junsu yang tahu soal kebinalan Eunhyuk. Junsu si imut yang baik hati itu dengan lapang dada menerima Eunhyuk yang juga teman satu kamarnya sebagai sahabatnya dan menutupi semua keburukannya. Semoga Junsu mendapat balasan dari Tuhan karena mau berbuat baik pada laki-laki macam Eunhyuk.

"Kau tahu, aku tidak bisa tidur jika belum ke bar. Kau harus tahu rasanya penis, supaya kau tidak terus mengomeliku."

"Dasar brengsek! Kau di bawah umur, bagaimana kalu ada polisi? Kau bisa di tangkap!"

"Jangan khawatir, aku tidak akan ketahuan. Oh, ngomong-ngomong terima kasih semalam kau tidak memberitahu pengawas asrama."

Junsu menghela nafas, "Kalau kau mengulanginya lagi, aku akan benar-benar memberitahu pengawas asrama dan ketua asrama sekalian!"

Eunhyuk membulatkan matanya. Ketua asrama dia bilang? Eunhyuk benar-benar membencinya! Sudah sok senior, galak, cerewet, jidatnya lebar pula! Kalau Junsu sampai benar-benar mengadukan perbuatannya pada Park Yoochun sialan itu, maka habislah Eunhyuk. Selain akan di omeli oleh Yoochun, kakak kelasnya yang sok playboy itu juga pasti mengadu pada orangtuanya, karena hell! Orangtua Yoochun dan Eunhyuk adalah partner bisnis.

"Jangan macam-macam Kim Junsu."

"Kau yang jangan macam-macam Lee Hyukjae!"

Eunhyuk dan Junsu saling memelototi dengan sengit sampai akhirnya mereka mendengar suara pintu terbuka dan sosok guru baru yang di lihat Eunhyuk di koridor utama tadi masuk dengan gagahnya. Pandangan mereka berdua beralih ke pintu, darah Eunhyuk kembali berdesir ketika melihat sosok guru tampan yang terlihat sangan sexy itu. Well, di musim panas ini guru tampan itu hanya menggunakan kemeja tipis ketat berwarna biru laut dan dasi yang membuatnya semakin terlihat 'panas' di mata Eunhyuk.

"He is so fucking hot."

"Dia seorang guru, Eunhyuk! Berhenti memandanginya dengan tatapan mesum! Dasar gatal!"

Melihat Eunhyuk hampir meneteskan liurnya, Junsu memejamkan matanya geram. Eunhyuk bahkan tidak peduli dengan makian Junsu barusan dan malah terus menatap guru barunya. Demi Tuhan, saat di lihat dari dekat guru tampan itu terlihat semakin tampan dan Eunhyuk menjadi benar-benar gatal melihatnya. Junsu sungguh geram melihat kelakuan sahabatnya yang terus memandangi guru baru itu dengan pandangan yang—ya Tuhan—sangat menjijikan. Karena Eunhyuk tak kunjung mendengarkan Junsu, ia—dengan senang hati—memukul tengkuk Eunhyuk untuk menyadarkannya.

"Sakit, brengsek!"

Eunhyuk berdecih tidak suka, sial! Pagi-pagi sudah kena hajar Junsu.

"Makanya sadar!"

"Selamat pagi, semuanya."

"Pagi, Sonsaengnim."

Semua siswa membalas sapaan guru tampan yang kini sedang berdiri di depan kelas, terkecuali Eunhyuk yang malah sibuk memandangi si guru tampan itu dengan tatapan seduktif. Ternyata, pukulan Junsu barusan belum menyadarkan Eunhyuk. Dengan sengaja, Eunhyuk membuka kancing teratas kemejanya dan membiarkan dasinya menggantung berantakan. Eunhyuk ingin tahu, seperti apa reaksi guru tampan itu saat melihat keadaan Eunhyuk yang sudah siap di terjang itu.

"Halo semua, namaku Lee Donghae. Aku guru kimia kalian, sekaligus wali kelas kalian yang baru. Salam kenal. Hm, kau yang duduk di ujung Lee Hyuk—"

"Eunhyuk, panggil aku Eunhyuk. Bukankah Eunhyuk terasa lebih manis saat di ucapkan?"

Eunhyuk memotong ucapan Donghae ketika Donghae berusaha membaca nametag-nya. Ayolah, Lee Hyukjae terlalu membosankan untuk di ucapkan! Eunhyuk lebih suka laki-laki tampan macam Donghae memanggilnya dengan panggilan Eunhyuk, atau sayang mungkin?

"Terserah, yang jelas aku tidak suka melihat muridku berpenampilan berantakan. Kancingkan kemejamu dan rapikan dasimu!"

Fuck! Eunhyuk memaki dalam hati, bagaimana bisa guru sialan itu tidak tergoda dengan dada putih dan mulusnya? Eunhyuk tersenyum miring sambil memutar bola matanya, bosan. Selama delapanbelas tahun hidup, guru sialan yang katanya bernama Donghae itu adalah orang pertama yang tidak tertarik dengan ke-sexy-annya. Lihat saja nanti, akankah reaksinya tetap sama jika Eunhyuk membuka seluruh pakaiannya? Kalau si guru tampan itu menunjukan reaksi yang sama makan Eunhyuk bersumpah, dia adalah laki-laki paling sok suci yang pernah ia temui.

"Oh, tentu. Tapi sayangnya, aku tidak bisa mengikat dasi sendiri. Mau membantuku, Saem?"

Senyum Eunhyuk semakin terlihat berbahaya ketika melihat Donghae datang menghampiri mejanya. Eunhyuk merasa percaya diri, dalam satu minggu ia akan membuat guru tampan itu bertekuk lutut di hadapannya. Hei, jangan panggil dirinya Eunhyuk kalau tidak bisa membuat laki-laki seperti Donghae memohon untuk menidurinya.

Donghae benar-benar menghampiri Eunhyuk untuk membantu Eunhyuk mengikat dasinya dan mengancingkan kemeja Eunhyuk. Eunhyuk tertawa dalam hati dan merasa sangat puas karena Donghae bersedia menghampirinya dan mengikatkan dasinya, aromanya sangat wangi. Eunhyuk menghirup aroma tubuh Donghae yang menguar dengan penuh perasaan, aroma maskulin yang sangat disukai Hyukjae.

Setelah selesai mengikat dasi Eunhyuk, Donghae dengan sengaja menarik dasi Eunhyuk sehingga tubuh mereka menjadi semakin rapat. Eunhyuk memperhatikan wajah Donghae lekat-lekat sebelum akhirnya Donghae mendekatkan wajahnya pada telinga Eunhyuk dan berbisik seduktif.

"Kau tidak cukup sexy untuk menggodaku, bocah."

FUCK YOU!

"Baiklah, kita mulai pelajaran hari ini."

Eunhyuk tertawa pelan meremehkan ketika Donghae bersikap seolah tidak terjadi apa-apa dan kembali ke posisinya semula, yaitu di depan kelas. Baiklah, permainan di mulai. Eunhyuk semakin bertekad kuat untuk menaklukan Donghae dan membuatnya bertekuk lutut tidak berdaya di hadapan Eunhyuk suatu saat nanti. Tidak, Eunhyuk akan membuatnya bertekuk lutut secepat mungkin. Lihat saja nanti.

You should be mine, dude!

.

.

TBC


Teaser...

Gimana ini layak lanjut ngga?

Oh iya, untuk yang minta sekuel Reunion saya pikir2 lagi ya...soalnya kl dipanjang2in saya takut malah jatohnya kaya sinetron dan gak seru lagi heheh. jadi, saya bikin cerita baru aja yang temanya sekolah dan ratednya dewasa ^^ tenang aja ini gak akan hurt kok...hehe ^^ saya gak akan menistakan karakter disini...

Buat yang kemarin dukung saya pas saya lagi down dan kacau makasih banget ya ^^ meskipun cm doa-doa di review tp berarti banget ^^ bikin saya kembali semangat, makasih ya semuanya...seperti biasa, saya update seminggu sekali kl gak ada halangan dan punya waktu luang di kantor ^^

Kl ini layak lanjut, review ya? thanks a lot readers-nim ^^ i love youuuuu~~ ! ^^

.

.

With Love,

Milkyta Lee