Tittle: Cause I Love You (Sequel Sexy Fortune)

Author: Dyorit

Genre: Drama, Angst, Family

Rating: M (for sexual scene and heavy language)

Length: Chaptered (Chapter 1)

Cast: Kai—Kyungsoo

Support Cast: akan keluar nanti

Disclaimer: Seluruh cast milik diri sendiri, orang tua, agensi, fans, dan semua yang sayang ama dia. Seluruh typo's, cerita, dan EYD yang ancur punya gue seorang

Warning: YAOI, BL, Boys Love, boy x boy, boys love boys, Official Pair!, EYD berantakan, alur ngebosenin, OOC (Out Of Character), typos beterbaran, cerita pasaran, alur ngebut. BUAT YANG CIMIT-CIMIT. IMUT, POLOS DAN KAWAN-KAWAN KATA-KATA YANG MENJURUS KAGA TAHAN SAMA SESUATU YANG KEK FF INI MENDING JAN BACA. FF INI. KARENA FF INI MENGANDUNG—BANYAK—BAHASA KASAR SAMA BEBERAPA KONTEN DEWASA (TERMASUK PENGGAMBARAN SEX). FF INI MENGANDUNG BEGITUAN JUGA KARENA DARI AWALNYA (FF ONE SHOOTNYA) EMANG KASAR. JADI KALO GUE BIKIN JADI IMUT-IMUT MALAH JADI ANEH. SO I TOLD YOU BEFORE, IF YOU COULDN'T READ THIS FICT, PLEASE GO AWAY

Author's Note: tolong perhatikan warning di atas ^

~…~

BRAKK

"Hei! Berhtai-hatilah, aku baru mengganti engsel pintunya minggu lalu" omel Jongin yang sedang menonton TV di ruang tengah

Kyungsoo berdiri dengan nafas terengah-engah sembari memeluk kotak kayu besar yang ia temukan di depan pintu apartemen tempat keduanya tinggal

"Kenapa kau tidak membawa masuk kotak sialan ini? Ibumu pasti baru saja berkunjung" Kyungsoo mengumpat karena kesal, yang benar saja. Sejak pagi Jongin berada di rumah karena tidak ada jadwal kuliah dan laki-laki itu bahkan tidak mengambil paketnya sendiri

"Karena kau pasti akan membawa masuk kotak itu, jadi aku tidak mengambilnya. Terlalu malas untuk bangkit dari sofa" jawabnya enteng. Kyungsoo hampir saja membanting kotak kayu dalam pelukannya, kalau saja ia tidak ingat kotak itu berisi beberapa jenis wine mahal kiriman ibu Jongin

"Sekarang pindahkan bokong malasmu itu kesini sebelum kuhancurkan mini barmu saat ini juga" ancam Kyungsoo yang kini mulai mencari alat untuk membuka kotak kayu itu. Jongin berdecak malas. Ia menerima sebuah linggis untuk membuka paku-paku yang tertancap kuat pada tepian kotak kayu itu

"Wow, aku dapat pinot noir dan semilion" pekik Jongin bahagia sembari menarik keluar botol-botol besar yang tertata rapi dalam kotak kayu tersebut

"Kau mau dengar note dari ibumu?"

"Oh.. tidak… tidak… jangan baca…" Kyungsoo terlihat acuh dan lebih memilih membaca note kecil yang berada di atas tutup kotak kayu tadi

"Untuk anakku tersayang, Jongin. Ibu membelikanmu wine seperti bisanya. Ibu juga membelikan beberapa wine yang belum pernah kau coba. Tertanda, ibu dan ayah yang menyanyangimu"

"Ewh…" keluh Jongin saat mendengar apa isi note. Sementara Jongin mengeluh dan jijik terhadap isi note tadi, Kyungsoo terbahak hingga keluar air mata

"Menggelikan sekali, lihat. Bagaimana ibumu menulis semua kata-kata menjijikkan ini dengan tulisan latin yang indah. Hahaha, oh tidak perutku. Hahaha" ejeknya, Jongin merengut kesal, masih dengan tangan yang terus mengeluarka wine-wine itu dari wadahnya. "Umurmu sudah dua puluh tiga tahun. Kau menonton film porno lebih banyak daripada paman-paman dengan penisnya yang sudah berkarat dan masih butuh belaian. Dan sesuatu yang sangat menggelikan adalah ibumu yang masih terus memanggilmu seperti kau bocah berumur delapan tahun yang baru kemarin merayakan ulang tahun"

"Berhenti tertawa, bajingan" Kyungsoo dengan perlahan menghentikan tawanya. Ia lebih memilih mencari pembuka tutup botol dan mengambil dua gelas berkaki tinggi

"Aku ingin sauvignon blanc untuk malam ini" ujar Kyungsoo. Jongin mengambil sebuah botol dengan label berwarna putih gading

"Ayo kita mabuk, dan lakukan seks hingga kau tidak bisa membuka mata"

"YANG BENAR SAJA!"

Jongin semakin mendorong masuk penisnya ke dalam lubang Kyungsoo. Mata Kyungsoo telah menjadi sayu sejak ronde-ronde awal, wajah Kyungsoo terlihat terlalu merah saat Jongin mencoba meminumkan paksa sauvignon blanc padanya. Gerakan pinggul Jongin semakin cepat menekan prostat Kyungsoo. Saat pemuda itu mulai tertawa di bawah pengaruh sauvignon blanc yang memabukan

"Apa yang kau rasakan, bitch?" Kyungsoo kembali tertawa saat merasakan tempo tusukan Jongin yang semakin menggila. Ia meraih penisnya sendiri sebelum menjawab dengan suaranya yang serak

"Aku merasakan surga"

Jongin menyeringai, mendengar jawaban pemuda yang berada di bawahnya. Ia memasukan serta leher botol tempat tadinya sauvignon blanc berada, Kyungsoo memekik kencang saat lubangnya terasa panas. Tetapi, kemudian kembali melenguh dan mendesah keras saat merasakan sisa cairan dari sauvignon blanc memenuhi lubangnya

Sementara Kyungsoo mendesah gila, Jongin mulai menarik-ulur botol tersebut berlawanan dengan tempo tusukannya. Suaranya terdengar basah, dan Jongin menyukainya. Penisnya merasakan dua sensasi sekaligus. Licin karena sauvignon blanc yang tumpah di dalam lubang senggama Kyungsoo dan rasa puas karena lubang Kyungsoo berkontraksi dan meremukan kenjantannnya dengan gerakan perlahan yang lembut dan memabukan

"Lihatlah, kau benar-benar seperti pelacur jika seperti ini" ujar Jongin. Kyungsoo mengalihkan pandangan matanya pada Jongin

"Memangnya kau kira siapa yang mem—akh—membuatku menjadi pelacur hah?" balasnya di antara desahannya yang semakin mengucur deras bagai air hujan di pertengahan musim gugur

"Aku. Dan aku sangat bangga akan hal itu" jawab Jongin penuh percaya diri, tanpa mengurangi tempo tusukan penisnya pada lubang Kyungsoo yang kian merapat, "Aku mencintaimu" tambahnya dengan nada yang lirih dan tulus. Kyungsoo kembali tertawa mendengar pernyataan Jongin

"Kau me—ahh—mang bajingan, kau masih bisa mengucapkan kata cin—ah—ta setelah kau mengub—ohh ahh—ahku menjadi pelacur?" umpat Kyungsoo tetapi beberapa detik kemudian ia tertawa

Gerakan pinggul Jongin sontak terhenti. Kyungsoo masih tertawa dengan nafas terengah. Jongin hanya dapat menundukan kepalanya mendengar jawaban pemuda di bawah kungkungannya saat ini

"Kenapa berhenti? Ayo lakukan lagi" rajuk Kyungsoo sembari menggoyangkan pinggulnya agar penis Jongin kembali menusuknya

"Maafkan aku" lirihnya, lantas kembali menggoyangkan pinggulnya. Kali ini lebih kasar dan cepat. Terkesan putus asa dan bersalah

"HOEK"

Jongin segera berlari tergopoh-gopoh saat mendengar suara Kyungsoo yang tengah muntah dari dalam kamar. Saat ia memasuki kamar, hal pertama yang ia lihat adalah Kyungsoo yang muntah di atas lantai sembari mencoba mengeluarkan botol yang masih menancap di lubangnya sejak semalam. Dengan gesit, ia membantu Kyungsoo untuk melepaskan botol tersebut dan membawa Kyungsoo ke kamar mandi untuk kembali muntah

"HOEK… HOEK… HOEK…" Jongin terus memijat tengkuk Kyungsoo. Mungkin, ia kelewatan saat memaksa Kyungsoo menghabiskan sebotol sauvignon blanc sendirian tadi malam

"Ada kuis pagi ini" gumam Kyungsoo sesaat setelah menyelesaikan muntahnya. Jongin masih diam, ia membawa tubuh Kyungsoo memasuki bath tub dan memandikan pemuda itu. Menggosok punggung dan seluruh tubuh Kyungsoo dengan spons mandi dengan gerakan lembut

Inilah hal yang biasa mereka lakukan. Jika salah satu dari mereka mabuk dan mengalami hangover, pihak yang tidak mabuk akan mengurusi pihak yang mabuk. Dari memasakan makanan, memandikan, hingga mengurus pekerjaan rumah. Itu adalah peraturan yang sudah di setujui keduanya dalam keadaan sesadar-sadarnya

"Tidak usah berangkat kuliah pagi ini" ujar Jongin ketika memakaikan Kyungsoo celana longgar dan kaos yang sama longgarnya dengan celana

"Hmm…" gumaman Kyungsoo menjadi jawaban. Jongin lantas keluar kamar sembari membawa seprei untuk di cuci. Jongin kembali lagi ke kamar dengan membawa tongkat pel, mencoba membersihkan muntahan Kyungsoo di lantai

"YAH! Mana boleh kudanya berjalan seperti itu!" Jongin membentak dengan kesal ketika Kyungsoo dengan seenaknya sendiri menjalankan kuda yang sebenarnya jalannya salah. Bermain catur harusnya tenggelam dalam keadaan tenang agar dapat berfikir bagaimana langkah selanjutnya. Tetapi, hal itu tidak berkalu jika yang memainkan permainan tersebut adalah Jongin dan Kyungsoo

"Terserah aku, kan aku yang bermain" jawabnya acuh. Jongin semakin bersungut-sungut saat mendengar jawaban Kyungsoo

"Kau memang bajingan" umpatnya. Kyungsoo mengedikkan bahunya tidak perduli

"Kalau begitu, hai bajingan lainnya" sapanya dengan suara yang manis—dibuat buat—

"Kenapa setiap permainan yang kita lakukan selalu berahir dengan umpatan?"

"Kau selalu menjadi pihak pertama yang mengumpatku"

"Aku tidak akan melakukannya jika kau tidak melanggar peraturan yang ada"

"Hei, sejak kapan kau jadi perduli peraturan. Apa kepalamu tadi baru saja menggelinding dan tertukar dengan kepala orang lain"

"Jangan mulai pertengkaran denganku!"

"Aku tidak memulainya. Kau yang memulainya!"

"Oh! Diamlah cerewet"

"Kalau begitu tutup juga mulut besarmu itu"

"YA! Aku majikanmu"

"Kau bukan majikanku. Aku bukan babi potong sampai harus memiliki majikan. Kau hanya orang yang membayarku"

"YA! Dasar—"

DING… DONG…

Keduanya terhenti saat akan kembali mengumpat. Kyungsoo bangkit dari posisi duduknya, ia membuka pintu tanpa mengintip intercom. Tetapi setelah itu ia terkaget-kaget saat mendapati sosok paruh baya yang amat di kenalnya berdiri di depan pintu

"Tuan besar?" tanyanya kikuk. Laki-laki paruh baya di depannya tersenyum kecil sebagai jawaban, "Oh. Ya Tuhan, maafkan ketidak sopanan saya. Silahkan masuk. Jongin ada di dalam"

Setelah ayah dari Kim Jongin duduk dengan nyaman di ruang tamu apartemen, ia segera melesat menuju dapur setelah sebelumnya mendorong kepala Jongin yang masih terus bersungut-sungut di ruang tengah

"Pindahkan bokong malasmu. Ada ayahmu berkunjung. Dia menunggumu di depan" Jongin tak bergeming. Masih di tempatnya dengan wajah kesal, "Berhenti bertindak kekanak-kanakan dan cepat temui ayahmu" desisnya kejam

Jongin ahirnya menuruti ucapan Kyungsoo. Dengan langkah menghentak seperti seorang bocah yang merajuk, ia mendekati ayahnya dan duduk di hadapan sosok berwibawa itu

"Sepertinya Kyungsoo mengurusmu dengan baik"

Jongin mendengus, "Tentu saja. Dia kan di bayar memang untuk mengurusku"

Ayahnya hanya tersenyum menanggapi ucapan yang terkesan tidak sopan dari putra tunggalnya. Laki-laki itu tahu, Jongin bersikap seperti itu juga karena kesalahannya yang kurang memberi putra satu-satunya kasih saying. Kyungsoo datang beberapa detik kemudian dengan dua cangkir kopi yang masih mengepulkan uap dan beberapa toples makanan ringan

"Jadi bagaimana keadaan ibumu?" tanya tuan Kim setelah menyesap kopi buatan Kyungsoo. Laki-laki yang di tanya tersenyum kecil

"Sudah lebih baik. Beliau sudah melakukan operasinya yang terahir. Terima kasih atas bantuan Anda selama ini" jawab Kyungsoo penuh sopan santun. Sangat berbeda dengan beberapa menit yang lalu, saat ia dan Jongin bertengkar dan saling mengumpat

Tuan Kim mengangguk, tanda mengerti. Laki-laki itu mengambil sebuah amplop dari balik jasnya. Lantas membukanya di hadapan Kyungsoo dan Jongin

"Nilaimu sungguh mengecewakan" ujar tuan Kim. Suaranya kini terdengar lebih tegas dan mengintimidasi. Jongin melongokan kepalanya menatap kertas yang baru saja di buka oleh sang ayah

"Maaf"

"Perbaiki nilaimu atau kupindah kau ke Inggris dan dalam pengawasan penuh dariku" ancam sang ayah. Jongin mulai merasa tidak nyaman duduk di tempatnya

"Akan ku usahakan"

"Bagus. Kalau begitu ayah pergi dulu"

Jongin menghela nafas lega. Sementara Kyungsoo terbahak keras saat tuan Kim keluar dari apartemen keduanya

"Kau memang sialan. Pasti kau yang mengirim nilaiku ke tua bagka itu"

"Jangan berburuk sangka padaku. Walaupun aku meninginkannya, tetapi aku tetap tidak bisa"

TBC

Okeh, ini adalah sekuel dair ff rate M yang judulnya Sexy Fortune. Gue tau kalian pada kemungkinan besar kaga inget ama ff ini. Tapi, karena dorongan beberapa orang ahirnya gue memutuskan buat bikin sekuel. Selain karena dorongan seseorang, banyak juga orang yang tanya apa hubungannya Jongin sama Kyungsoo sebenernya

Mungkin ff ini bakal jadi complicated (kalo gue lagi pengen) di chapter-chapter berikutnya. Tapi itu juga kalo mood gue jalan. Kalo kaga jalan ya berarti siap-siap aja ini ff end awal. Ini ff rated M yang bercahpter pertama gue. Biasanya gue Cuma bikin rate M dalam bentuk oneshoot. Tapi berhubung gue agak susah kalo buat sequel dalam oneshoot jadi gue panjangin aja sekalian jadi chaptered

Ff ini buat kedepannya bakal kasar. Gue gimane ye ngejelasinnya. Gue coba buat keadaan dimana dua-duanya sama-sama kurang perhatian. Dan selama ini yang gue liat orang-orang yang kurang perhatian selain kelakuannya nganu, kalo ngomong juga seenak jidat sendiri jadi kesannya kasar (gue survey sendiri tentang yang beginian ngomong-ngomong). SEKALI LAGI GUE BILANG. BUAT YANG CIMIT-CIMIT. IMUT, POLOS DAN KAWAN-KAWAN KATA-KATA YANG MENJURUS KAGA TAHAN SAMA SESUATU YANG KEK FF INI MENDING JAN BACA. FF INI MENGANDUNG—BANYAK—BAHASA KASAR SAMA BEBERAPA KONTEN DEWASA (TERMASUK PENGGAMBARAN SEX). FF INI MENGANDUNG BEGITUAN JUGA KARENA DARI AWALNYA (FF ONE SHOOTNYA) EMANG KASAR. JADI KALO GUE BIKIN JADI IMUT-IMUT MALAH JADI ANEH. SO I TOLD YOU BEFORE, IF YOU COULDN'T READ THIS FICT, PLEASE GO AWAY