Chapter 6

Summary : Sehun percaya kisah cintanya dan Luhan adalah nyata. Tapi apakah dia akan tetap percaya ketika tahu semua yang Luhan lakukan adalah Manipulasi?/"Kebohongan yang kau buat, akan melukai. Sebanyak kau melukai, sebanyak itu pula kau akan terluka."/HunHan/Action/Drama/"Ini Dark World. Di tempat inilah orang seperti kita lahir."/"Pernahkah kau memikirkan kehidupan lain?"/Warn:Bloody story/

Oh Sehun

Xi Luhan

Crime and Romance Action and Drama

Boys Love

Mature

Ichie Kurosaki

Proudly Presents

Mirror in our Knife

Kim Mansion
Seoul, South Korea

Wu Yifan atau Kris, tidak pernah merasa sehancur ini. Dia selalu mempertimbangkan semuanya. Dia selalu bisa menerawang masa depan dengan meneliti masa lalu. Baru kali ini dia merasa dibodohi dan ditipu. Melihat tangisan seluruh keluarganya saat ini, dia tahu kalau ini adalah kegagalannya sebagai kepala keluarga.

Apa lagi yang menjadi korban bukan hanya keluarga Wu, namun juga keluarga kolega terbaiknya, keluarga sepersekutuannya, keluarga Kim. Dia tidak bisa lagi menolerir kehadiran klan Britania. Dugaannya kini terbukti kuat bahwa klan turis itu mendeklarasikan peperangan.

Dia kini menyaksikan seluruh keluarga besarnya berkumpul di aula pertemuan. Bukan hanya assassins dan council namun juga keluarga Innocent. Dia kini berdiri bersama istrinya di depan Kim Jaejoong yang sendirian. Namja cantik itu hanya berdiri dengan tatapan kosong seolah jiwanya lenyap.

Taozi menghapus air matanya dan memeluk Jaejoong yang tak bergeming. Dia mendekatkan wajahnya ke telinga Jaejoong. "Kami akan melakukan sesuatu terhadap ini. Kami menunggu kehadiranmu, besok malam di Mansion Wu. Kau tahu kami tahu apa yang kau tahu, Jaejoong-ssi. Dan kami tidak akan diam terhadap apa yang telah terjadi terhadap keluarga kami. Wu bukan seorang pengecut. Dan Junsu adalah seorang Wu. Termasuk kau" bisik Taozi membuat Jaejoong berkedip terkejut.

Yifan menarik Taozi menjauh dari Jaejoong. "Jangan lakukan itu sekarang! Kau tidak lihat dia sedang sedih? Pikirannya tidak jernih. Du buqui, Jaejoong-ssi. Sebagai saudara, kami memang selalu peduli dengan cara kami. Apalagi kami begitu menyayangi adikmu, Sehun dekat sekali dengan Junsu-ya. Datanglah ke mansion kami besok. Kehadiranmu sangat penting. Soal uang, kau tidak perlu khawatir soal itu. Tabungan Junsu kini akan jatuh ketanganmu. Begitu pula propertinya" ujar Yifan dan menarik istrinya pergi setelah mereka memberi salam. (Maaf)

Keduanya kini duduk di sebuah meja untuk menikmati hidangan. Sudah ada Sehun dan Jongdae di sana. Kemudian datanglah Joonmyeon bersama Yixing yang wajahnya begitu berantakan karena menangis. Taozi langsung memeluk kakak perempuannya itu.

"Hanggeng sedang mengalami masa kritis di Rumah sakit. Aku bahkan belum sempat menjenguknya!" keluh Yixing. "Aku berharap kakakku baik-baik saja!"

Sehun memandang tajam ke pigura Junsu. "Aku akan menjaga Shi Ruhan di apartemenku. Aku tidak menyangka akan jadi seperti ini. Aku masih ingat gurauan Junsu hyung tentang orientasiku yang dia sindir. Heh!"

"Kau harus datang besok malam, Sehun. Itu adalah pertemuan penting. Jangan lupakan posisimu sebagai ketua Council!" ujar Taozi.

"Kita juga belum menyelidiki keterlibatan Park Yoochun dan adiknya, Park Chanyeol dalam penyerangan di dua tempat. Park Yoochun di apartemennya dan Park Chanyeol di rumah president. Untungnya, Byun Baekhyun selamat. Namun mereka menuduh klan kita atas penyerangan itu" jelas Jongdae.

"Tenang saja, kini Taeyeon yang menjaga Byun Baekhyun. Tapi jangan lupakan, kedua Park bersaudara itu kritis di rumah sakit. Mereka secara langsung membantu kita dalam penyerangan itu," timpal Joonmyeon.

"Sudah kubilang, keluarga Park itu cari mati!" sahut Sehun datar dan menyantap makanannya.

"Kita harus menyusun rencana. Dan target kita berada di tangan Sehun agar Lady keluar" ucap Kris melirik Sehun yang membeku. Semua mata kini memandang pemuda itu.

Sehun menyeringai lebar. "Hanya memancing saja 'kan? Aku akan melempar umpan malam ini juga."

"Rivalmu sedang bermain-main di kota Chungnam" senyum Jongdae pada gelas kecil soju yang akan ditenggaknya.

"Perlu teman?" tanya Joonmyeon dengan senyum malaikatnya.

"Tenang saja, Suho hyung. Aku tidak akan membiarkan bocah ini bermain api sendirian. Apalagi api yang membara besar. Akan ada perang klan" sahut Jongdae dengan seringainya.

"Cih! Aku yang akan membakarmu!" jawab Sehun.

ΩΩΩ

Beberapa orang dengan topeng berlambang khas klan Britania berdiri di atas gedung. Tudung jubah mereka menutupi kepala mereka, menghindari orang-orang mengenali mereka. Orang-orang itu mengawasi anak buahnya mengangkut beberapa barang dari beberapa truk. Salah seorang dari orang bertudung itu tidak mengenakan topeng.

Ketua dari orang bertudung itu mengenakan masker dan tidak memakai topeng. Maskernya memiliki lambang yang sama dengan lambang klan Britania. Berbentuk setengah salib dengan lingkaran di kepalanya. Dia kini menutup tudungnya dan menyipitkan matanya ke gedung seberang. Dia menyeringai dalam maskernya.

"We have a guest" katanya membuat empat orang bertudung di belakangnya menguatkan pegangan mereka ke senjata. "Relax, we should welcome them likes a Korean people."
(Ada tamu. Tenang, kita sambut mereka seperti orang korea.)

"Kau tahu apa soal orang Korea, Dark Flash?" suara itu bersumber dari belakang mereka membuat kelimanya menoleh dengan cepat.

"Good night, Blue Shadow. What are you doing here? A vacation?" Dark Flash maju mendekati orang yang mengenakan masker dengan lambang kematian. Simbol klan Jugeum.
(Malam, Blue Shadow. Apa yang kau lakukan? Liburan?)

Suara tapakan kaki di belakang kelima orang itu membuat mereka kembali menoleh ke belakang dan menemukan enam orang lain yang mengenakan jubah hitam dan masker dengan lambang kematian berwarna merah darah.

"No, we don't, Dark Flash. Can I ask same question to you? What are you all doing in here?" suara Blue Shadow yang rendah terdengar di telinga Dark Flash. Pemuda dengan rambut pirang tanpa jubah itu sudah berdiri di belakangnya dengan merangkulkan dagger ke lehernya.
(Tidak, Dark Flash. Bisa kutanya hal yang sama? Apa yang kalian lakukan di sini?)

Dark Flash menahan tangan Blue Shadow dan mencoba menusukkan belati kecil ke perutnya. Namun Blue Shadow sudah lompat menjauhinya dengan daratan anggun.

"I have a bussiness, Blue Shadow. Why you came and bothering us? Didn't we have a contract? My Lady has payed your clan for this," Dark Flash melihat sekeliling dan menemukan jika keempat kawanannya sudah ditodong. Dia menyatukan alisnya dan mengernyit.
(Aku ada bisnis, Blue Shadow. Kenapa kau datang dan mengganggu? Kita punya kontrak 'kan? Lady sudah membayar klanmu untuk ini.)

"Well, we know your Lady betrayedmy clan. Tell to your Lady if my clan is watching her. And the contract is broken! Your clan have to pay blood for us to people their kill! Your clan kill and hurt my brothers!" ucap salah seorang kawanan Blue Shadow.
(Kami tahu Ladymu mengkhianati klanku. Katakan kami mengawasinya! Dan kontraknya batal! Klanmu harus mambayar darah untuk orang yang mereka bunuh! Klanmu membunuh dan melukai anggota klanku!)

"Then what? You wanna kill them?" Dark Flash mundur selangkah sambil menahan tawa. Blue shadow menyipitkan matanya dan melemparkan pisau dengan pesat ke arahnya namun dihindari dengan mudah. Saat itulah Dark Flash benar-benar tertawa.
(Lalu? Kau ingin membunuh mereka?)

"If I do?" Blue Shadow mendekati salah satu kawanan Britania yang bersimpuh ditahan. Dia memperhatikan pergerakan Dark Flash yang terkekeh geli melihat tingkahnya. "What so funny?" tanya Blue Shadow yang menyipit kesal.
(Jika ya? Apa yang lucu?)

"Nothing. Are you sure? Then, kill them. It was payment, right?" Dark Flash berhenti tertawa dan dengan santai mempersilahkan.
(Tak ada. Kau yakin? Ya sudah, bunuh mereka. Itu bayarannya kan?)

Assassins Britania menoleh cepat pada Dark Flash dengan terkejut. Mereka tidak percaya apa yang dikatakan Dark Flash.

"What you mean! Are you sacrifice us!?" seru salah satunya dan menoleh ke anggota lain dengan cemas.
(Apa maksudmu! Mengorbankan kami!?)

"Listen Heeyeon, everything has payment" sahut Dark Flash santai.
(Dengar Heeyeon, semua ada bayarannya)

Anggota Britania yang tadi didekati Blue Shadow memberontak dan berusaha melukai penjaganya. Namun itu sesaat sebelum Blue Shadow menusuk dadanya dengan dagger. "You wanna more?"Salah satu dari mereka yang melihatnya menjerit. (Ingin lebih?)

"Itwas you have to listen, Mr. Cho! Me and my sister won't die like this! Hyojin and I didn't do any mistake. We are innocent! If someone has to die, it was you!" seru anggota yang ditatap cemas. Dia melirik saudarinya yang sudah panik.
(Kau yang harus dengar, Tuan Cho! Aku dan adikku tidak mau mati seperti ini! Hyojin dan aku tidak melakukan kesalahan apapun. Kami tidak tahu apa-apa! Jika ada yang harus mati, itu kau!)

"Bring them! If they making trouble. Just get them off" ujar Blue Shadow dan melesat mendekati Dark Flash. Namun dia kalah cepat karena Dark Flash sudah mendekati salah satu anggotanya yang diam dari tadi dan menancapkan kunai di dahinya dengan dalam.
(Bawa mereka! Jika mereka menyusahkan. Singkirkan)

Dua bersaudara tadi terkejut karena Dark Flash membunuh anggota klannya sendiri.

"WHY YOU KILL HIM!?" teriak Heeyon dan memandang adiknya kalut saat sang penjaga yang tawanannya dibunuh berusaha menyerang Dark Flash berada tepat di dekat Hyojin.
(Kenapa kau membunuhnya?)

"Coz I know he will open mouth" Dark Flash hampir saja memenggal kepala Zhoumi jika Blue Shadow tidak menusuk bahunya dari belakang.
(Karena dia akan membuka mulutnya)

"Touch him, I kill you" bisik Blue Shadow sambil mencoba menusuk lehernya. Dark Flash melompat menjauh sambil meringis. Luka di belakang bahunya cukup lebar dan mengalirkan banyak darah.
(Kau sentuh dia, kubunuh kau)

Zhoumi, yang menyaksikan tawanannya ditancap kepalanya, mendekati Hyojin yang ditawan Henry. Dia berusaha membantu melindungi sahabatnya itu yang sedang melucuti senjata yang dibawa Hyojin. Di sebelahnya ada Jongdae yang menawan Heeyon dibantu Boa yang tawanannya dibunuh Blue Shadow.

Keempatnya menarik kedua tawanan mereka menjauh sambil menghindari Blue Shadow dan Dark Flash yang bertarung dengan liar.

"Why you so weak. Last day we fight, you're so fast" komentar Blue Shadow dan berhasil menggores pipi Dark Flash namun tertendang dan terjatuh.
(Kenapa lemah sekali. Terakhir kita bertarung, kau sangat cepat)

"Is it still not fast enough?" Dark Flash mengusap pipinya yang berdarah. Dia mengeluarkan handgun miliknya dan menyarungkan pedangnya.
(Apa ini belum cukup?)

"Use a gun from Europe? Silly" sahut Blue Shadow dan menghindari tembakan. Dia membalas dengan melemparkan pisau kecilnya yang berhasil menggores lengan Dark Flash. "Are you getting weak? I'msure you must be die tonight!"
(Menggunakan senjata asalmu? Bodoh. Apa kau melemah? Aku yakin kau mati malam ini)

Dua orang yang mengawal Blue Shadow saling berpandangan dan keduanya melemparkan granat ke bawah. Anak buah Lady yang sedang mengangkut barang ilegal ke truk tak menyadari dua buah granat menggelinding ke bawah truk.

DUUAAARRRR! DUUUAAAARRRR!

Dark Flash yang sedang baku hantam dengan Blue Shadow terkejut dan memandang marah pada lawannya. Dia mendesis dibalik maskernya. Dia dorong pemuda pirang di depannya dan kembali menebaskan samurainya. Handgun miliknya terlempar ke pojok atap gedung setelah Blue Shadow menendang tangannya.

"How dare you!" serunya ketika Blue Shadow menghindari tebasannya. Dia menerjang Blue Shadow dan menghindar ketika dia hampir tertusuk. Dia menubrukan dengkulnya dengan perut Blue Shadow secara keras dan membuat lawannya itu tersedak.
(Beraninya kau!)

Secara reflek dia hantamkan sikunya ke belakang kepala pemuda pirang itu. Dia tercekat saat sesuatu menancap di pahanya. Dia segera menjauhi Blue Shadow dan menemukan dagger pemuda itu menempel padanya.

"What it is? Are you try to attack my clan? Are you targeting the Knight assassin?" Dark Flash mencabut dagger yang menancap di pahanya. Dia genggam dagger itu dan kembali menghindar saat Blue Shadow kembali mencoba melempar kunai padanya. "Chitter."
(Apa ini? Apa kau mencoba menyerang klanku? Apa kau mengincar Knight assassinnya? Licik)

Dia menahan napas saat Blue Shadow sudah berada di belakangnya. Namun sudut bibirnya terangkat sedikit saat dengan cepat dia tusuk perut pemuda itu menggunakan daggernya sendiri. Dia tidak secepat itu menghindari tebasan Katana pada tulang selangkanya.

Saat pemuda itu mencoba mencabut dagger di perutnya, sang Dark Flash menodongkan samurainya sambil menerjang sang Blue Shadow. Ketika dia tinggal beberapa centimeter lagi, dia terkejut pada tatapan tajam targetnya yang tiba-tiba memiringkan badannya dan keadaan berbalik jauh dari bayangannya.

Kini dagger itu kembali menancap di tubuhnya. Di bagian jantungnya berada. "Everything had sacrifices. How about it?"
(Semua ada bayarannya. Bagaimana?)

"Yes, and you ate it" bisik Dark Flash di telinga Blue Shadow. Dia membuka maskernya dan menyeringai lebar. "Trap!" ujarnya dan batuk mengeluarkan darah.
(Ya, dan kau menelannya. Jebakan!)

Saat itulah untuk pertama kalinya, Blue Shadow tidak mengerti beberapa hal. "So you are the Knight Assassin of Lady? Cho Kyuhyun. How it can be?"
(Jadi kau sang Knight Assassin Lady? Cho Kyuhyun. Bagaimana mungkin?)

Salah satu pengawalnya mendekati Blue Shadow dan membantu pemuda itu menjauhi Dark Flash, atau yang sebenarnya Cho Kyuhyun yang sudah meninggal dan jatuh tergeletak.

"Kita harus segera mengobati lukamu, Sehun. Ayo, kita harus pergi. Jongdae dan yang lainnya sudah duluan" ujar Eunhyuk yang menjadi pengawalnya. Mendekatlah Seolhyun dan keduanya membawa dia pergi.

"Kau memang seorang Knight Assassin, Sehun! Kau bahkan membunuh Dark Flash" seru Seolhyun senang. Sehun terdiam beberapa lama sambil memandang kedua saudaranya yang menggunakan masker yang mirip dengannya. Dia tatap keduanya dengan tatapan tajam.

"Aku merasa aneh. Ukh!" Sehun tersedak dan darah keluar dari mulutnya. Dia tekan perutnya yang bocor mengalirkan darah karena bolong.

"Jangan bicara Sehun!" bentak Eunhyuk. "Anak bodoh!" makinya sambil memapah Sehun.

"Aku merasa dia-Ukh! Da-UKHUKK!"

"SEHUN!"

ΩΩΩ

Sehun's Apartement

Ini sudah tengah malam dan Luhan bingung kenapa Sehun belum kembali. Dia berjalan mondar-mandir di ruang tamu dan Sehun juga tidak menjawab telepon darinya. Dengan kesal dia ambil selimut dan menunggu Sehun di sofa.

Baru beberapa menit dia duduk seperti itu, tiba-tiba ponselnya berdering. Dari Sehun. Dengan cepat dia mengangkatnya.

"Sehuna!" serunya.

"Luhan, ini Jongin. Saudara Sehun" jawab Kai. Membuat Luhan merasa kecewa.

"Oh" sahut Luhan. "Sehun?"

"Maaf, Luhan. ada masalah keluarga setelah pemakaman saudara kami. Sehun mungkin tidak bisa pulang selama beberapa hari. Tapi kau tenang saja, dia akan segera pulang secepat yang dia bisa. Dia sangat sibuk di sini sampai tidak sempat menghubungimu".

"Apa dia baik-baik saja?" tanya Luhan khawatir.

"Eh? Dia baik-baik saja. Keluarga kami yang besar memang rumit. Nah, aku juga ada tugas di sini. Hati-hati, Luhan" jawab Jongin dan mematikan hubungan ponsel mereka.

Luhan menghela napas dan membawa kembali selimutnya ke kamar.

ΩΩΩ

Dalam rumah besar itu, langkah kaki jeojoong menuju aula terasa begitu jauh. Sekaya apa keluarga Wu? Padahal dia dan adiknya hidup dalam kekurangan. Meski keluarga Kim kerap kali memberikan kiriman uang, namun semua Junsu yang menangani. Tidak pernah Jaejoong ikut campur.

Junsu itu seperti kepala keluarga untuk Jaejoong. Karena adiknyalah yang selalu memenuhi kebutuhan keduanya. Junsu selalu memiliki uang yang entah berasal dari mana. Dan Jaejoong hanya tinggal meminta.

Kini dia rasa, dia harus menggantikan posisi adiknya itu. Dia tidak tahu apa dia sanggup setelah kehilangan adiknya. Butuh kekuatan besar baginya untuk berada di istana ini. Dia berhenti di depan aula dan seseorang yang mengenakan jas hitam sudah menunggunya.

Dia ikuti orang itu masuk ke dalam dan menemukan banyak orang sedang berjajar rapi. Beberapa langkah dia di dalam Taozi segera menghampiri dan memeluknya bersama Lay.

"Untunglah kau sudah datang. Tapi maafkan aku tidak bisa ikut dalam rapat ini bersamamu. Aku harus segera menjenguk anakku Sehun yang terluka parah di rumah sakit," ujar Taozi sedih dan menyesal.

"Ah, i-iya. Aku mengerti" sambut Jaejoong. Dia paksakan senyum saat Taozi pergi. Dia lihat Kris yang sudah berdiri gelisah seakan ingin segera pergi karena gatal-gatal. Jaejoong yakin dia pasti khawatir akan keadaan Sehun.

Dia segera menghampiri Kris yang langsung berdiri menyambutnya. "Mari ikut aku. Rapat ini akan dipimpin Suho" ujarnya langsung pergi ke sebuah ruangan kantor.

"Jadi, apa ini membahas warisan adikku?" tanya Jaejoong. Mengingat dia akan hidup sendiri tanpa adiknya, dia tidak bisa membayangkannya lagi.

"Ya, dan pekerjaan adikmu selama ini" jawab Kris. "Dia ingin menutupinya darimu. Ini tabungan adikmu," Kris menyodorkan buku tabungan Junsu. Bukan hanya satu, tapi lima. Dan jumlah kelimanya tidak pernah Jaejoong bayangkan.

"Ap-APA INI!?" seru Jaejoong tak percaya. "Selama ini kupikir kami kekurangan. Dan dia menyimpan uang sebanyak ini? Aku bisa membeli pesawat jet dengan ini!"

"Kaupikir kalian kekurangan? Itu hanya pikiranmu! Apa kau hidup di apartemen kumuh?" tanya Kris dengan senyum.

"Tidak. Aku yang memilih apartement sederhana itu. Karena Junsu ingin membeli apatement di tengah kot-" jawaban Jaejoong terhenti.

"Junsu tidak pernah menolak keinginanmu'kan?" melihat Jaejoong yang terdiam, Kris melanjutkan. "Ini properti Junsu. Semua jadi milikmu" Kris menyerahkan surat-surat kepemilikan dengan namanya.

"Kenapa semua atas namaku?" tanya Jaejoong bingung. Apalagi semua properti itu tidak ada yang tidak mewah. Dia jadi takut sendiri.

"Junsu memang membelinya atas namamu. Tenang saja, semua sudah lunas. Mobil-mobil, rumah-rumah, juga beberapa apartement itu dari awal memang untukmu. Kalau kau ingin menjual yang ada di luar kota Seoul atau luar Korea karena tidak ingin ke sana, aku bisa mengurusnya".

"Tidak. Aku paham" Jaejoong bahkan tidak sempat melihat semuanya tapi dia sudah memasukan semuanya ke dalam tasnya. Tas kecilnya kini penuh akan berkas-berkas yang dia tidak pernah bayangkan.

"Apa yang kau rencanakan, Jaejoong? Setelah ini? Mengikuti jejak adikmu? Atau menjalani hidup tenang?" tanya Kris menyesap kopi yang sudah ada di sana sebelum keduanya masuk. Dia lihat Jaejoong yang duduk di depannya berdiri gemetar.

Kris mengerutkan alisnya saat Jaejoong memasukan tangannya kedalam kerah bajunya sendiri. Kemudian dikeluarkannya sesuatu dan Kris melebarkan matanya.

"Ceritakan padaku, apa ini? Dan aku akan membunuh orang yang memilikinya. Karena aku akan mengikuti jejak adikku" jawab Jaejoong dengan mata menggelap.

ΩΩΩ

Author's Note:

Huweee! Sehunaa! Jangan mati mas! Luhan masih perawan! /digampar luhan (=_=+)/

Sumimasen, minna-san…~

Buat awal-awal ini emang kurang buat mesra-mesraannya HunHan. Meskipun mereka tokoh utama, tapi mereka lagi calm-calm. Jalan ceritanya memang lambat untuk sampe klimaks. Tapi bersabarlah, Ichie harus nguras otak supaya jalan cerita ff ini gak abal dan gembeled.

Sebetulnya ada kesalahan, semoga kalian gak sadar. Ini antara hubungan keluarga Wu sih. Wkwkwk. See You Next Week!