Naruto©Masashi Kishimoto
Shingeki no Kyojin©Isiyama Hajime
.
.
.
.
.
.
.
.
.
H.E.A.R.T. (Hurt, Eagerness, Abusive, Revolt, Taint)
Luka, Hasrat, Kasar, Pemberontakan, Noda
By CrimsonAkuma
.
.
.
.
.
.
Crossover Fanfiction (Naruto & Shingeki no Kyojin)
Rated M (Untuk tema yang berat, pembahasan yang kompleks, adegan berdarah/bloody scene dan beberapa adegan seksual baik secara implist maupun langsung)
Sci-fi & Adventure
AU, Semi-Canon
.
.
.
.
.
.
Uchiha Sasuke X Haruno Sakura
Rivaille Ackerman X Petra Ral
.
.
.
.
.
Act 2: "FlüchtlingeShiganshina."
Pelarian ke Shiganshina.
Kediaman Ackerman. Distrik Shiganshina, Garis Dalam. 01.00 A.M
Tik tok
Tik tok
Tik tok
Detik demi detik sudah berlalu. Namun, matanya masih setia menatap perempuan cantik di hadapannya—ralat, disampingnya.
Kenapa di samping? Tentu saja! Jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi dan latar belakang cerita ini adalah sebuah kamar. Perlahan, tangannya mengusap pipi perempuan itu. Begitu cantik, bahkan setelah intensifikasi penyerbukan yang mereka lakuakan malam ini.
Mata coklat kelam yang senada dengan warna rambutnya. Rambut indah yang tergerai sebahu. Menutupi wajah cantiknya saat ini. Perlahan, tangan lelaki itu menyingkap lembut rambut yang berjatuhan.
Ah... memandangnya saja membuat pikiran kotor menyergap otaknya. Bagaimana lekuk tubuhnya yang dipenuhi peluh dan liquid putih miliknya. Nyanyian desahnya yang meminta lebih. Wajah memerahnya, lengkap dengan tatapan seduktif menggoda yang tak bisa ditolak.
Sialan! Memikirkan semua itu membuat sesuatu di bawah sana bangun. Tak dipungkiri, perempuan di sampingnya ini begitu cantik, sehingga hanya dengan memikirkannya saja, membuat hasratnya membuncah. Dan akan lebih cantik lagi seandainya ia mengandung buah hasil malam-malam yang ia lalui bersama—lengkap dengan intensifikasi penyerbukan.
Sayang, sepuluh tahun pernikahan mereka tak membuahkan hasil apa-apa. Mungkin karena kesibukan yang mereka alami, sehingga hanya saat malam, mereka bisa menuai kasih. Rivaille—lelaki itu—memegang posisi penting dalam pemerintahan. Dia adalah Executive Chief of Military Police. Yang membuatnya harus sering-sering berada di luar rumah. Dan melaksanakan tugas menjaga dinding kaca.
Dinding kaca setebal 10 meter yang menjadi tonggak hidup ras manusia. 1.200 penduduk bumi mendiami tiga wilayah. Garis dalam, tengah, dan luar. Dan Distrik Shiganshina adalah bagian dari garis dalam. Tempat pemerintahan berpusat. Tempat paling aman dari ketiga garis. Dijaga ketat oleh Military Police—yang notabene dikepalai oleh Levi-atau Rivaille-sendiri.
Hingga sekarang, manusia merasa aman dan damai di dalamnya.
Seperti dirinya, dan istrinya, Petra Ral—atau sejak sepuluh tahun lalu berubah menjadi Petra Ackerman, yang merupakan pekerja intern pemerintahan.
Rasa kantuk kemudian menyergap dan ia memutuskan untuk menyusul istrinya memetik bunga mimpi. Berharap hari esok mereka masih bisa bernafas dalam selubung kaca.
.
Kediaman Ackerman, 08.00 a.m..
Levi menguap. Tidur yang menyenangkan untuk hari libur yang cerah. 1 hari libur diantara 365 hari kerja. Melelahkan. Ia menelusuri sesuatu dengan tangannya. Dan.. hap!—ia mendapatkannya. Lemak tanpa tulang yang kenyal. Benda yang seharusnya bisa menjadi rebutan ia dan anaknya.
"Ah~" Suara kecil itu mengerang. Membuat sesuatu di bawah sana menegak.
"Bersiaplah untuk permainan kedua, Nyonya Ackerman!" Levi berbisik dengan nafas berat tertahan.
Dan selanjutnya? Kamar itu dipenuhi erangan, desahan, kikikan tawa dan tentu saja liquid putih.
.
(masih) Kediaman Ackerman, 04.00. p.m
Petra berdecak kesal. Gara-gara suaminya, ia terpaksa menahan lapar selama 8 jam! Dan sekarang ia harus memasak untuk makan malam juga. Sialnya lagi, ia ketinggalan hasil penyelidikan tentang getaran tadi pagi—karena Levi sedang melakukan penyerbukan.
Beruntung, getaran tadi pagi hanya gempa bumi biasa dan tidak memakan korban jiwa. Ini semua gara-gara LEVI!
Dan sekarang, tanpa ada rasa bersalah, sang onyx malah asyik menonton televisi, tanpa memikirkan penyebab gempa bumi 8 jam lalu. Benar-benar mengesalkan! Namun, pada akhirnya Petra hanya bisa menghidangkan makanan dengan senyuman tanpa bisa mengomel. Mata onyx itu bisa saja menelannya bulat-bulat dan ia tidak mau itu terjadi.
PRANG!—Sebuah piring keramik pecah. Getaran dahsyat menyerbu Shiganshina. Ini... tidak seperti gempa bumi biasa, ini seperti... langkah kaki raksasa!
Tunggu dulu! Raksasa?!
"Petra!" Tangan Levi menarik Petra keluar rumah ketika ia tersadar dari pemikirannya. Dan dapat mereka lihat dari ujung sana. Asap hitam mengepul. Levi tercekat, dan Petra hanya bisa menutup mulutnya. Tampak sosok berambut abu-abu, menyembul diantara gedung yang tingginya tak seberapa.
Necklace-nya menebarkan lampu berwarna merah berulang kali. Ketika ia menekan tombol merah itu, tampak komandan pusat Distrik Konoha dengan wajah khawatir.
"Konoha... KONOHA HANCUR!"
.
"...KONOHA HANCUR!"
Levi terpaku. Distrik Konoha... hancur? Ia tak mampu berkata apapun. Selubung kaca terluar kini hancur. Dan di sampingnya, Petra terduduk, dengan air mata mengucur deras. Hari ini, ras manusia menemui titik awal kehancurannya.
Tanpa berpikir, Levi berlari menuju kaki dinding. Ia yakin, di sana pasti ada banyak umat manusia yang berusaha menyelamatkan diri dari polusi yang mulai mencemari Konoha. Dan benar saja, Shinobi kewalahan menenangkan massa yang ketakutan. Rupanya, berita itu sudah menyebar ke garis Tengah.
Levi terpaku. Dan lagi, necklacenya menyala. Tampak gambar dari Konoha yang hancur, dan asap hitam yang mulai masuk dan menyerap oksigen dalam dinding garis Luar. Konoha benar-benar hancur!
Sekarang, ia harus menyelamatkan seluruh warga yang tersisa di Konoha.
Ia akhirnya tersadar, bahwa istrinya baru saja ia tinggalkan. Tanpa banyak berpikir, Levi kembali ke rumahnya. Petra adalah istri dan satu-satunya keluarganya. Dan lagi ia tak ingin istrinya pergi. Petra, masih terduduk di sana, di depan rumahnya. Masih dengan air mata bercucuran. Kehancuran Konoha seperti kiamat bagi dunianya.
"Petra..." Levi memeluk Petra lembut. Isakan demi isakan semakin terdengar dari bibir mungil itu. Ia paham. Petra punya kenangan sendiri terhadap Konoha. Konoha yang kini hancur.
.
Teriakan demi teriakan membahana di pintu distrik Shiganshina. Dengan banyaknya manusia yang berjejalan. Dan mayat. Ya, mayat. Manusia yang terinjak-injak di antara banyaknya manusia yang ingin hidup. Bahkan, melupakan keluarganya demi selembar nyawa sendiri, dan akhirnya mati terlindas kaki manusia lain.
Levi, berdiri di atas menara, memperhatikan pergerakan umat manusia yang kian berjejal. Tak sedikit yang berlumur darah—darah dari mayat. Dilihat dari atas, Konoha benar-benar hancur. Hancur. Hanya puing-puing dan reruntuhan serta pecahan kaca berketebalan 10 meter. Dan Shiganshina hanya bisa berdiri di sini, mengurus umat manusia yang ingin hidup, tanpa bisa berbuat apapun untuk distrik Konoha.
Siapa pun ingin hidup—tentu saja. Namun semua itu diatur oleh Tuhan. Dan dengan hancurnya Konoha, membuat manusia kehilangan 700 jiwa penduduk. Sehingga sekarang, hanya tersisa 500 manusia yang berusaha menyelamatkan diri.
Levi tercekat. Ia melihat seseorang di sana. Memastikan, ia kembali memasang teropongnya. Itu Uchiha Sasuke! Kepala Divisi Keamanan Konoha bersama istrinya. Berarti Konoha sangat kacau jikalau sampai sang Kepala Divisi Keamanan ikut berjejal menyelamatkan diri.
Dengan 3D Manuver Gear-nya, Levi berpindah ke menara yang lebih dekat dengan kaki dinding. Berusaha mencari pasangan tadi. Namun nihil. Sasuke dan istrinya tenggelam dalam banyaknya ras manusia yang berusaha menyelamatkan diri.
BLAARR!—Ledakan besar terdengar dari distrik Konoha. Penampungan gas meledak dan menerbangkan reruntuhan beserta dinding kaca ke Distrik Tengah. Membuat keadaan semakin kacau balau. Manusia semakin panik, masing-masing berusaha menyelamatkan diri. Dari atas sini, Levi dapat melihat mayat yang tertimpa reruntuhan dan terpenggal pecahan kaca. Kaca setebal itu, raksasa pun pasti mati jika tertimpa.
Lagi, penampungan gas sebelah sana meledak. Membuat Kaca Garis Luar semakin retak. Ini merupakan pertanda manusia akan mati lebih banyak.
Ledakan ketiga. Diikuti munculnya sesosok makhluk tanpa kulit setinggi lebih dari 50 meter yang menatap mereka dari dinding luar sebelah sana. Siap meghancurkan dinding kapan saja dan—
BLAAARRR! —dinding kaca itu hancur. Membuat lebih banyak manusia mati dan oksigen yang kian menipis. Yang ada hanya panik. Seketika, makhluk itu menghilang disusul ledakan keempat.
Dunia berakhir.
.
Petra memijit pelipisnya. Dunia Berakhir. Ya, berakhir. Dan ia terkurung dalam sini untuk meneliti makhluk yang berhasil menghancurkan dinding kaca setebal 10 meter. Makhluk besar berambut abu-abu yang mereka lihat dari dinding dalam. Yang mampu menghancurkan dinding kaca dalam sekejap dan membuat dunia berakhir.
Udara Konoha sudah tercemar. Satu-satunya distrik paling aman sekarang adalah distrik Shiganshina. Dan di kaki dinding sana, manusia berjejalan berusaha masuk ke dalam Shiganshina. Miris. Dunia sudah tidak punya harapan lagi. 3729 Masehi adalah akhir dunia.
Meski tak tampak, Petra sebenarnya panik dan khawatir. Empat kali ledakan tak mungkin membuatnya bisa duduk tenang tanpa memikirkan nasib suaminya di luar sana. Berusaha menyelamatkan orang-orang yang tersisa dari polusi. Data statistik di hadapannya sudah menunjukkan 300 orang yang mati, dan kini hanya tersisa 200 jiwa. Manusia benar-benar diambang kehancuran. Itu seperti sebuah vas di ujung meja. Satu pukulan di meja dan vas itu jatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping tanpa bisa di kembalikan.
Kacau. Data statistik Distrik Konoha menunjukkan tingkat kehancuran yang semakin parah. Dilihat dari angka yang semakin menaik dengan cepat. Polusi sudah semakin parah di sana. Asap hitam itu terus menyerap oksigen di Distrik Konoha dan data statistik menunjukkan oksigen semakin menipis.
Petra terhenyak. Ia terus mengulang-ulang video CCTV saat sosok berambut abu-abu itu menghancurkan dinding kaca Garis Luar. Namun nihil. Yang dilihatnya hanyalah sosok dengan rambut abu-abu tanpa bisa mengidetifikasi makhluk itu lebih lanjut.
Yang jelas, makhluk itu raksasa setinggi 15 meter.
.
Levi terhenyak. Ia tak sanggup berkata apapun. Begitu banyak yang harus diselamatkan dan kini anggota Military Police kewalahan dengan ras manusia yang tidak sabar untuk menyelamatkan secuil nyawa. Benar-benar kacau! Bahkan anggota Military Police sendiri berusaha menyelamatkan diri sendiri, melupakan amanah Kesatuan yang sebenarnya demi kepentingan diri.
"Ini! Ini! Ambil saja uangku! Tapi selamatkan aku!" seorang lelaki paruh baya meraih-raih kaki Levi. Dilihat saja sudah tahu, bahwa orang itu pejabat distrik Konoha, dan baru beberapa hari lalu diberitakan korupsi.
Hah! Bahkan di zaman yang mendekati kehancuran masih ada saja pejabat yang curang
"Apa aku harus memusnahkannya?" Mikasa Ackerman—mendekat dan menodongkan senapannya pada kepala lelaki itu. Lelaki itu ketakutan, wajahnya memucat dan peluh semakin deras mengucur dari pori-porinya.
"Ja-jangan! Jangan bunuh aku!" Lihat? Bahkan sekarang ia mengencingi celananya. Miris. Ras manusia benar-benar hancur secara internal dan eksternal.
Levi menatap lelaki itu. Perlahan, ia menarik pedangnya dan—
BLAARRR!
-tbc -
.
A/N: FUAAHHH! Pertama-tama, saya mau ngadu, CRIMSON GIIILAAAAAAAAAAAAA~~! Imouto-chan gilaaa~! Chapter 1 isinya 3.724 kataaaaa?! Gue cape ngejarnyaaa~! Sedangkan di tengah aja gue ngadat dengan implist yang sebenernya gue bener-bener pemula dalam hal 'begituan' *Crimson: AKUMA BOOO'OOOOONNNGGG! *Akuma: /nyengir kucing/ yah, begitu lah. Jadi Akuma mohon maaf kalonya chapter ini kependekan (1.821 kata), karena author bner-bener ngadat! X_X dan mooohhhooonnn maaaaaffff dengan sangat kalonya typo(s) karena author gak punya waktu buat ngedit, banyak banget tugas sekolah apalagi kasus blok Ambalat yang gak selese-selese dan makalahnya mesti diedit. . pusyinggg!
Dan... untuk informasi, LeviPetra udah nikah dan belum punya anak. Nanti-nanti deh punya anaknya, romantis-romantisan dlu, *suit swiiwww.. *reviewer: thor, dikejar titan gitu gimana mau romantisan?* behahahahahahahah
Dan lagi, ada yang protes Shinobi vs Titan kan? Di sini, Shinobi itu cuma nama sebuah kesatuan militer (sperti halnya Military Police) jadi ga punya kekuatan atau jutsu atau apalah itu *author maniak Shingeki no Kyojin, bukan penggemar Naruto tapi jatuh hati sama Sabaku no Gaara si Kazekage tampan •*. Cuma manusia biasa. Jadi mereka melawan titan dengan cara yang biasa aja :v gak, author becanda, tapi ga becanda becanda amat juga sih, *lho?
SasuSaku punya skill 3DMG? Mungkin jawabannya iya, nanti akan Akuma koordinasikan dengan Crimson dan tunggu hasilnya di fanfic hapter depan.
Sekedar mengingatkan, Chapter Ganjil dikerjain Crimson Emerald, dan chapter genap di kerjakan Little Akuma.
Mau tanya-tanya? Silakan! Tanya-tanya tentang fanfic ini atau profil author, bisa bisa! *author tebar pesona*
.
Terima kasih untuk waktunya menunggu fanfic kami juga reviewsnya dan selamat menikmati~ ^^ *bow 180o bareng Crimson*
Tapi, tetap saja, tinggalkan
R
E
V
I
E
W
!
!
!