TRAGEDY

Author : Hyundan0697

Cast : Byun Baekhyun, Park Chanyeol , Do Kyungsoo dll

Disclaimer : It's Pure My story.. Udah pernah ku Post di AFF dengan User Berbeda, tapi khusus di FFN ini saya Publish yang pake bahasa Indonesia.

Pairing : Chanbaek/Kaisoo/fantao

Genre : Campuran

Warning : Yaoi, little bit Horror, Boy Love Boy.

NB : Maaf Kalau Chapter 2 terlalu pendek dan gak ada moment chanbaeknya.. jadi aku harap chapter ini bisa lebih baik dari yang kemarin.

Please Enjoy and dont forget for Review ^_^

.

Chapter 4

Ini pertama kalinya dalam 22 tahun Baekhyun mendapat surat kaleng macam ini. Dengan isi yang mengejut kan pula,

Tuan Byun, Treat or Trick?

Treat means Kai

Trick means Die

Sangat aneh bukan?

Kedua mata Baekhyunpun tidak berkedip menatap lembar surat itu. Selembar kertas yang tadi menyebabkan Chanyeol dan Kai menampakkan raut terkejut, yang sekarang juga sukses membuat Baekhyun menampakkan raut yang sama. Terkejut, berbumbu takut.

"Dimana kalian menemukan surat ini?" Baekhyun mulai buka suara. Berdiam diri dan larut dalam ketakutan tidak akan mengungkap apapun, begitu lah pikir Baekhyun.

"Aku menemukannya di depan pintu apartemen. Saat hendak pergi." Kai menjawab.

Baekhyun terdiam sebentar mencerna kalimat kekasih sepupunya itu.

"Hmm.. pergi ya? kemana?" Tanya Baekhyun penuh selidik.

Setelah mendapat surat kaleng ini sedikitnya Ia merasa harus waspada pada Kai ataupun Chanyeol. Karena bagaimanapun, mereka hanya orang baru dalam kehidupannya. Lagipula sudah sepantasnya Baekhyun tau apapun tentang dua orang ini sebelum main-main dengan kepercayaan kan?

"Kemana? entahlah. Yang penting tidak di sini. Kau kan tidak menyukaiku." Kai berucap sembari memanyun-manyunkan bibirnya kekanakan. Melihatnya, Chanyeol hanya memutar bola matanya malas sementara Baekhyun mencibir dalam diam. 'Dasar bayi besar!' —batin Baekhyun.

"Ya sudah, kalau kau mau pergi, pergi saja!" Timpal Baekhyun tanpa belas kasihan.

Kai sudah mencebik hampir menangis jika saja tidak mendengar Baekhyun berucap, "Berani menangis artinya pukul!"

Baekhyun segera mengambil nafas dalam-dalam, menghembuskannya, lalu beralih menatap Chanyeol. Rasa curiganya pada Kai sudah menghilang oleh keluguan yang dimiliki si hitam itu. Dan sekarang tinggal Park Chanyeol saja yang perlu diselidiki

"Ceritakan padaku tuan Park!"

Kedua alis Chanyeol tertaut sempurna.

"Ceritakan apa Baek?"

Baekhyun tersenyum remeh.

"Ya semuanya. Tentang pertemuan kita yang kebetulan, tentang kau yang mungunjungi apartemen no 32 dan apa yang kau lakukan disana, padahal kan kau hanya berkunjung."

Chanyeol mulai paham arah pembicaraan ini serta bisa mencium kecurigaan Baekhyun terhadapnya. Chanyeol pun tersenyum tipis. Sangat tipis.

"Kau mencurigaiku ya? Baiklah, akan kuceritakan yang sejujurnya. Jadi dengarkan ini baik-baik dan jangan menyela.. termasuk dirimu bayi besar!"

Kai yang hampir menyela, kembali diam.

"Pertemuan kita malam itu, itu memang sebuah kebetulan. Motorku memang mogok dan dompetku memang tertinggal di rumah. Hanya saja sebenarnya Aku sudah menghubungi supirku untuk menjemputku. Tapi karena dia terlalu lama dan kebetulan ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan pelan, ya.. Aku berinisiatif menabrakkan diriku. Dan yah... begitulah, aku berhasil mendapat tumpangan."

Baekhyun menganga. Kai juga ikut-ikutan menganga.

Seru juga— batin Kai.

"Jadi, waktu itu kau memang menipuku ya?! Kurang ajar!" Baekhyun yang kesal meraba-raba sofa tempatnya duduk untuk mencari benda apapun untuk dilempar pada Chanyeol. Kali aja ada vas bonsai, pisau dapur atau barbel tergeletak di sana. Tapi nyatanya tidak ada apapun. Bahkan bantal sofa saja tidak ada. Ingatkan Baekhyun untuk membeli bantal sofa atau setidaknya meletakkan senjata tajam di sofanya.

"Aku bilang jangan menyela kan? Dengarkan dulu ceritaku sampai habis. Aku baru pembukaan."

Baekhyun menahan dirinya menghabisi Chanyeol dengan menghela nafas. Setelahnya Ia pun duduk tenang kembali.

"Aku melakukan itu karena terpaksa. Tidak mungkin kan kau mau memberi tumpangan pada orang asing tengah malam secara cuma-cuma?"

Benar juga...

Baekhyunpun mengangguk pasrah.

"Baiklah. Aku anggap masalah itu selesai. Sekarang, tentang tragedi apartemen 32. Sebenarnya... ehm, Aku bukan calon jaksa."

Lagi-lagi Baekhyun menganga. Dan lagi, Kai juga ikut-ikutan.

"A-apa, Ja-jadi kau menipuku? Tentang pembunuhan itu, tentang berkunjung.. Ja-jadi—"

"Sudah kukatakan untuk tidak menyela kan?" Chanyeol mulai kesal. "Aku memang berbohong soal calon jaksa, tapi aku tidak bohong soal kasus itu. Kasus itu memang ada! Di apartemen no 32 itu, kekasih kakakku, Kim jongdae, ditemukan tewas terbakar tanggal 16 juni." Chanyeol mengambil iphone-nya, mengutak-atik sebentar, dan menyerahkannya pada Baekhyun.

"Baca artikel ini kalau kalau masih tidak percaya."

Baekhyun menurut. Ia membaca sebentar headline artikel itu.

Ditemukan tewas, kekasih Park Yoora bunuh diri?

Lalu setelahnya ia menghadap Chanyeol dan mengangguk pelan, "Aku percaya." Tegasnya.

"Terima kasih," jeda sebentar. "Jongdae hyung, menurut para penyidik bodoh; dia stres, mabuk dan membakar dirinya sendiri. Tapi apa itu masuk Akal heum? heum?" Tanya Chanyeol ngotot.

Baekhyun menggeleng. Kai ikutan menggeleng.

"Ya, tentu tidak masuk akal! Jongdae hyung dan yoora noona memang bertengkar hebat dan tidak saling menghubungi seminggu sebelum kematiannya, tapi Aku kenal seperti apa jongdae hyung itu.. Dia tidak akan meremehkan nyawa dan bunuh diri hanya karena dicampakkan kakakku.." Chanyeol menghela nafas sebentar, "Gara-gara kasus ini kak Yoora depresi dan terus menyesali kepergian jongdae hyung.. Tapi tanggal 29 Juni kasus itu malah ditutup tanpa pelaku. Aku tidak percaya karena itu aku memutuskan untuk menyelidiki kasus ini sendiri, mencari tau siapa pembunuhnya dan menuntutnya agar mendapat balasan yang pantas!" Kobaran amarah nampak di mata Chanyeol. Kai begidik.

"Ehm, tapi Yeol, lalu kenapa kau tidak segera pergi dari apartemen itu?" Pertanyaan Jenius dari Baekhyun membuat Chanyeol terdiam seketika.

"Ehm, anu, sebenarnya Aku belum menemukan bukti yang cukup.. hehe.. jadi aku putuskan untuk menginap sementara di sana. Lagipula aku sudah mendapat izin dari pemilik gedung apartemen kok."

Kai mengangguk belagak paham sementara Baekhyun menepuk jidatnya keras-keras. Merasa bodoh.

Kini memang Baekhyun sudah tidak punya alasan mencurigai Kai ataupun Chanyeol, tapi berada diantara bayi besar dan seorang aktor (penipu), Baekhyun merasa hidupnya Kian sulit.

Oh.

Apa kabar orang tuanya di China ya? Dan apa kabar Kyungsoo di Jepang? Bahagiakah mereka?

Baekhyun kembali menatap surat kaleng tadi dengan tatapan nanar, sembari otaknya mengenang isinya lagi.

Treat or trick?

Treat means Kai

Trick means Die

.

Ulang,

Treat or trick?

Treat means Kai

Trick means Die

.

Ulang,

Treat or trick?

Treat means…Kai?

Trick means…..Die?

Astaga!

.

.

Flashback

29 Juni 2014

Baekhyun tiba di korea 3 jam yang lalu, dan sekarang Ia sedang menata isi koper di apartemen barunya. Sebenarnya Baekhyun masih merasa dongkol karena Kyungsoo tidak menjemputnya di bandara dan membuatnya menunggu seperti orang bodoh. Tapi tak apalah, Kyungsoo sudah menelfon dan meminta maaf padanya. Bahkan berbaik hati mencari info apartemen yang menganggur untuk Baekhyun. Jadi lupakan saja segala keingkaran Kyungsoo dan mari bersenang-senang dengan tempat tinggal barunya.

"Belanja dulu ah." Selesai urusannya dengan koper, Baekhyun menggapai dompet di atas tempat tidur dan keluar dari apartemen. Niatnya sih ia ingin pergi supermarket. Tapi di koridor tidak sengaja Ia melihat seseorang yang baru keluar dari apartemen sebelah. Nampaknya orang itu adalah tetangganya.

"Halo tetangga.." Sapa Baekhyun dengan senyum ramah. Pemuda yang disapanya tidak menjawab, tapi dia menatap Baekhyun intens.

"Siapa kau?" Tanyanya dingin.

Mendapat reaksi seperti itu, Baekhyun mendadak agak jengkel juga.

"Tetangga baru, penghuni apartemen no 39. Byun Baekhyun imnida."

Baekhyun mengulurkan tangannya dengan sopan. Entah mengapa pemuda itu terbelalak, dan memandang takut ke arah pintu apartemen Baekhyun.

"Hei, kau baik-baik saja?" Baekhyun mengayun-ayun telapak tangannya di depan wajah pemuda putih itu.

"A-aku baik. Permisi." Sebelum pemuda itu sempat berbalik dan meninggalkan Baekhyun, dengan segera Baekhyun menahan lengan pemuda itu. Biar saja dibilang tidak sopan. Baekhyun kan sudah kepalang penasaran.

"Aku sudah memperkenalkan diriku, jadi tolong sebut namamu. Hargai tetangga barumu ini yang mencoba bersikap ramah." Ucap Baekhyun menggurui.

"A-aku Sehun. Oh Sehun. Permisi." Jawab Pemuda bernama Sehun itu dan hendak pergi lagi. Namun Baekhyun kembali menahan lengan pemuda itu.

"Tunggu, tolong jelaskan padaku kenapa kau menatap pintu apartemenku seperti itu! Ada apa dengan apartemenku!?" Baekhyun bertanya sedikit ngotot. Mungkin sekarang ia terlihat kurang ajar, tidak sopan, atau premanisme di awal pertemuan. Tapi bagi Baekhyun penasaran ya penasaran. Jadi, harus diobati.

"Ah, t-tidak.."

"Jelaskan!"

Sehun meneguk ludahnya.

"Hmmm.. I-itu penghuni lama apartemen itu.. Di-dia.."

"Mati? Dia mati?"

Sehun terbelalak. Matanya bergerak gelisah.

"Bu-bukan. Penghuni lama apartemen itu.. Di-dia pernah bilang padaku—"

"Bilang apa?" Tanya Baekhyun tak sabar.

"Ehm.. Treat or Trick." Alis Baekhyun tertaut sempurna.

"Heh? Hanya itu?" Sehun mengangguk.

"Hanya itu." Setelahnya Sehun melepaskan tangan Baekhyun dan berlari menjauh.

Flashback end.

####

Baekhyun memutuskan mengajak Chanyeol dan Kai tinggal di apartemen miliknya. Dan khusus untuk Kai, ia mengunci pemuda itu di dalam kamar. Persetan dia mengomel seharian karena dikunci. Baekhyun hanya sedang melindungi pemuda itu saja. Sedikitnya ia mulai paham kenapa Kyungsoo menitipkan Kai padanya serta kata-kata 'setidaknya hingga kebenarannya terungkap' itu. Menurut dugaan Baekhyun, kekasih Kyungsoo ini bermasalah atau mungkin menjadi incaran pembunuh, mafia dan sejenisnya. Oleh karena tidak kuat menghadapi cobaan, Kyungsoo pulang ke jepang untuk menenangkan diri dan menitipkan Kai pada Baekhyun. Lalu kai pun mabuk-mabukan karena tidak kuat ditinggal oleh Kyungsoo. Yeah, dugaan yang bagus Byun Baekhyun. -_-

Baekhyun juga memutuskan akan membantu Chanyeol memecahkan kasus kekasih kakaknya. Entahlah, feeling Baekhyun mengatakan semua ini; tentang Kyungsoo dan Kai, tentang pria bernama Sehun, tentang kematian kekasih kakak Chanyeol, semuanya berhubungan.

"Kau pilih apa Baek?" Sambil menuang kopi, Chanyeol bertanya pada Baekhyun.

"Apanya?"

"Treat or Trick itu."

Baekhyun sedikit berfikir. "Aku ingin pilih 'or' kalau bisa." Jawab Baekhyun sekenanya. Ia kemudian duduk dihadapan Chanyeol seraya meniup pelan segelas kopi miliknya. Ya, tentang pilihan itu bagaimanapun juga Ia tidak akan pernah memilih mati ataupun menyerahkan Kai.

"Jawaban yang bagus."

Komen Chanyeol lalu meneguk hangatnya kopi hitam pekat buatan Baekhyun.

"Hmm.. Yeol, aku masih penasaran."

"Soal apa? Soal Sehun yang kau ceritakan padaku atau soal Kai?" Baekhyun menggeleng untuk keduanya.

"Soal Kim Jongdae, kekasih kakakmu."

"Hmm, Jongdae hyung?

"Ne." Baekhyun diam sebentar, "Dia meninggal karena terbakar kan? Apa mayatnya masih dikenali?"

Chanyeol berdiri menghampiri sofa, mengambil tasnya dan mengeluarkan sebuah note dari dalam sana. Kemudian Ia berjalan ke meja makan, dan duduk ditempatnya tadi.

"Mayat orang yang mati terbakar memang sulit diidentifikasi. Apalagi saat ditemukan, mayat Jongdae hyung sudah terbakar 96%." Chanyeol menghentikan penjelasannya untuk memandang wajah Baekhyun. Setelahnya ia melanjutkan, "Tapi para penyidik menemukan cukup bukti yang merujuk pada Jongdae hyung. Pertama, ia meninggal di apartemen 32, apartemennya sendiri. Kedua, dompetnya ditemukan di jaket dekat sofa. Ketiga, tinggi badan, pakaian, semuanya benar-benar Jongdae hyung."

"Bukti lain seperti alat bakar, minyak tanah, atau.. CCTV, ada tidak?" Baekhyun menyela. Chanyeol tiba-tiba tersentak.

"Ya. Ada beberapa botol alkohol, satu jerigen spirtus yang sudah kosong dan pematik api di temukan di sekitar mayat. Semuanya milik Jongdae hyung. Tapi.. soal CCTV, kalau aku tidak salah dengar... pada tanggal 13 juni, CCTV satu gedung apartemen rusak. Dan perbaikannya rencananya tanggal 15 Juni. Tapi jam 8-an malam terjadi pemadaman listrik yang cukup lama.."

Baekhyun diam. Mencerna.

"Tunggu, tanggal berapa?" Tanya Baekhyun.

"Yang mana? 13 juni? 15 juni?"

Baekhyun diam lagi.

"Astaga..."

Chanyeol kebingungan.

"Ada apa Baek?"

Baekhyun tidak menjawab. Ia justru menge-cek handphonenya dengan panik.

"Ya Tuhan!" Baekhyun mendekap mulutnya shock.

"Baek, kenapa sih? Kau membuatku penasaran." Chanyeol tidak bisa menyembunyikan tampang bodohnya.

"T-tanggal 15 Juni..."

.

.

.

.

TBC

A/N : .HA.

Setelah ditelan bumi untuk waktu yang lama -_- aku akhirnya nglanjut FF nista yang makin kesini makin aneh ini. Niatnya sih Aku mau discontinue ni FF gegara writer block. Tapi... kagak tega Aku ama yang udah baca n terlanjur review :( Akhirnya dengan alur yang ku percepat (biar cepet end) inilah chapter penuh typos saya.. :D mian banget ya readers..

BYE.