Mereka bahagia.. saling tertawa satu sama lain, menampakkan sisi riang diantara mereka. Mereka bergurau.. berceloteh dengan sesekali tidur dibawah jangkauan bukit-bukit dengan rumput sebagai alasnya. Mereka bercerita melalui manik kelam mereka.. berbingkai kasih sayang dan juga CINTA. Ya! Mereka sepasang merpati yang tengah berpadu kasih atas izin Tuhan sebagai saksi cinta mereka.

"Mata indahmu ini harus kau gunakan untuk melihatku, arrachi?" Tutur seorang namja dengan senyum pembunuh yang dimilikinya. Namja putih dengan pipi chubby yang menjadi lawan bicaranya, hanya bisa tersenyum malu dan juga mengangguk pelan. "Ne.." jawabnya dengan senyum malu-malu.

"Larilah Cho Kyuhyun…!" ucapnya kembali, namun bukan suara lembut nan penuh sayang seperti sebelumnya yang ia tuturkan. Dingin, dan juga mengancam.. kedua kata itulah yang dapat ditarik makna dari ucapannya.

"Hyung…" bingung Kyuhyun.

"Larilah sebelum aku akan menjeratmu dalam hidupku ahha.." tuturnya kembali dan tertawa lebar. Kyuhyun merajuk, jelas sekali saat ia tengah mempoutkan bibirnya. Namja itu mengelus sayang surai kecoklatan yang dimiliki Kyuhyun, dan perlahan tangan itu menyentuh kelopak mata Kyuhyun yang telah si empunya tutup. Namja itu menangkup kedua pipi Kyuhyun dan menariknya pelan hingga berakhir dengan ciuman yang lembut pada kelopak mata yang tengah dipegangnya tadi.

Kyuhyun terenyuh, tersenyum kecil menikmati perlakuan lembut yang dilakukan namja itu. Nyanyian kecil dari hembusan angin musim semi, menyapu lembut poni kecoklatannya yang terjuntai indah.

Inilah yang ia suka dari namja ini, rautnya boleh dingin tak bersahabat_ namun nyatanya dia memiliki sifat yang lembut seperti ini.

"Berjanjilah padaku, kau takkan berpaling ke namja manapun selain aku, Kyunnie" Namja itu menyodorkan kelingkingnya pada Kyuhyun, mengikat janji seperti yang biasa dilakukan anak-anak pada umumnya.

"Dan akhirnya kau akan menikah padaku_dan kita akan hidup bahagia bersama anak-anak kita yang lucu-lucu" terdengar posesif memang, tetapi Kyuhyun sangat menyukainya. Namja chubby itu mengangguk dan menautkan kelingking kanannya bersatu dengan kelingking milik namja itu, bersumpah janji manis.

Namun nyatanya_Janji itu berakhir menjadi sebuah kebohongan yang sangat menyakitkan teruntuk namja chubby itu.

"Maafkan aku Kyu, Taemin kini tengah mengandung anakku_Aku tak bisa memegang janjiku itu. Aku akan pergi ke China bersamanya, bertunangan dengannya yang pada akhirnya aku harus menikahinya. Maaf"

Sakit. Tak ada air mata yang Kyuhyun tampilkan. Ia mengukir senyumnya dan mengangguk pelan mengiyakan. Sakit! Hanya ia seorang yang tau bila hatinya telah hancur tanpa sisa didalam. Kebersamaan yang mereka ukir selama ini tak ada artinya lagi. Ia telah dikhianati sepenuhnya, dan rasa itu mungkin telah sirna bersama sakit yang mengiringinya.

"Aku harap kau berbahagia dengan Taemin-ssi, Kibum hyung. Jadilah appa yang baik untuk anak yang tengah berada dirahim Taemin. Chukhae, hyung" Bahkan disaat hatinya tengah hancur, namja chubby itu mampu memberi ucapan perpisahan yang manis tanpa terlintas sedikitpun rasa gentar dimaniknya.

.

©Sparkyu Amore©

RESET

.

Main Pair : KibumxKyuhyun (KiHyun), Xiumin, Others.
Disclaimer :
Typos, Ooc, BL, Hurt, No Plagiat!
Ini FF murni dari fikiran Amoree, Kalau kagak suka bisa kok lansung klik tanda "X" disisi kanan atas layar.._Thx^^

Happy Reading^^

.

5 Tahun berlalu..

Kyuhyun melirik jam dinakas kecil dekat ranjangnya. Ia sedikit terbelalak saat jam weker 'pororo' miliknya menunjukkan pukul 06.00. Namja chubby itu turun dari ranjangnya, bergegas kekamar mandi dengan langkah yang masih belum stabil. Ia mengambil sikat gigi miliknya, menuangkan pasta gigi diatasnya dan menggosok giginya dengan gusar. Ditengah asyiknya ia menggosok gigi, ia tersadar akan sesuatu dan segera berlari kelantai bawah_masih dengan sikat gigi beserta busanya yang menggantung dibibir penuhnya.

Kyuhyun merapikan meja bundar kecil yang berada dilantai bawah penuh akan keberantakan, karena majalah-majalah yang bertumpuk disana. Setelah memasang taplak meja bermotif pulkadot merah, Kyuhyun meletakkan bola kristal yang berkelap kelip disana. Ia tersenyum menatapnya. Ia menyapu sedikit ruangan sebentar, dan merapikan kembali sesuatu yang ia rasa belum pas pada tempatnya.

Namja chubby itu tersenyum lebar dengan hasil karyanya. Tapi tunggu! Kenapa tempat ini tampak seperti area kerja paranormal yang sering bermunculan disetiap drama Korea? Apa ia seorang cenayang atau sejenisnya?

Kyuhyun terperanjat saat mentari sudah mulai menampakkan sinarnya, sedangkan ia masih setia mengenakan piyamanya dan juga sikat gigi yang masih setia menggantung dibibirnya. Ia segera melesat kekamar mandi, membersihkan dirinya dan memulai aktivitas paginya.

'OPEN IT'

Kyuhyun segera beralih duduk disingasananya, berpakaian lengkap layaknya paranormal didunia ini.

Ia sudah siap menemui mereka yang akan menjadi pasiennya. Ia menelisik jamnya, dan hari sudah menunjukkan pukul 8 namun satu orang pun belum jua mengunjunginya.

Kling!

Lonceng yang tergantung didepan pintu berbunyi, petanda ada seseorang yang berkunjung. Kyuhyun mulai sigap dan merapikan pakaiannya yang terasa kusut dan mulai memejamkan manik coklatnya sebagai petanda ia tengah bersemedi.

"Excuse me, Mister"

Batin Kyuhyun berlonjak bahagia mendengar sapaan itu. Orang asingkah? Bagus! Ia akan bisa memanfaatkannya dan meraup untung darinya.

Kyuhyun membuka maniknya yang tertutup tadi dengan elegan. Ia menatap tajam pasiennya yang sudah tampak meringkuk takut dengan keadaan tempat tersebut.

"Kau tampaknya bukan orang Korea tuan."

"Y..yes.. tapi saya mengerti bahasa Korean dengan baik."

"Tunggu_" Ia seolah mendapat wahyu. Ia berkomat-kamit tak jelas, memejamkan maniknya dan menggoyang-goyangkan tangannya keudara.

"LaLalala.. Oma..Oma..Oma..Brrrr"

Pasiennya hanya menatapnya takut melihat perubahan tingkah lakunya yang tampak tangah kerasukan.

"Apa kau tengah terlilit hutang pada rentenir dan ingin melarikan diri kenegaramu?"

Namja itu sangat terkejut dengan prediksi yang Kyuhyun katakan. Tanpa sadar, ia mengangguk layaknya boneka anjing yang kerap terpasang di atas dashboard mobil. "Bantu saya tuan.. bagaimana saya bisa kabur dari mereka. Saya akan membayar berapapun yang anda pinta"

Kyuhyun terkikik pelan seraya menunduk, tak tahan mendengar perkataan namja itu. "Jinjjayo?"

Namja itu mengangguk mengiyakan, "Lalu, kalau kau bisa membayarku.. kenapa kau tak bisa membayar hutangmu itu?"

"Aku_"

"Tampaknya kau salah alamat tuan. Bukan solusi ini yang kau cari."

GBRAKKK!

Namja asing itu murka dengan ungkapan Kyuhyun yang tampak mengguruinya. Namja itu beranjak dari duduknya dengan raut kesal dan pergi tanpa meninggalkan satu persenpun uang pada Kyuhyun. Kyuhyun merana melihat pelanggan pertamanya berlalu begitu saja dan segera merutuk dirinya sendiri.

"Kenapa selalu berakhir seperti ini? Bagaimana aku akan mendapatkan uang bila begini jadinya?"

Begitulah Kyuhyun, menggunakan cara apapun demi mendapatkan uang dan menjalankan hidup dengan baik di ibukota. Dia bukanlah seorang cenayang yang mempunyai kekuatan ghaib yang bisa membaca masa depan ataupun fikiran orang lain. Lulus sebagai mahasiswa terbaik disalah satu universitas lokal dengan jurusan ilmu sosial, tak harus membuat Kyuhyun bersusah payah bersemedi ke pergunungan kramat. Bekal yang ia pegang, cukup untuk membaca karakter seseorang dari mimiknya saja. Psikologi terapan, ilmu itu yang kerap dipergunakannnya dalam melancarkan usaha paranormal abal-abalnya.

Namja berpipi chubby itu mendesah berat, melihat semua usaha yang ia lakukan sedemikian pagi tadi sia-sia sudah. Usahanya percuma! Dekorasi yang dibuatnya bertujuan menarik minat mereka yang datang, namun nyatanya ia hanya bisa pasrah dengan apa yang diterimanya.

"Aku rasa aku harus menjual semua aksesoris ini. Tampaknya, aku tak begitu bebakat menjadi paranormal"

Kyuhyun kembali mendesah, namun kali ini dia melepaskan topi cenayangnya dan meletakkannya bersebelahan dengan bola kristalnya.

"Dan melanjutkan pekerjaan keduaku" monolognya.

Kyuhyun beralih menuju lantai atas tempat tinggalnya. Ia berganti pakaian biasa dengan kaos abu-abu dan dilapisi kemeja yang tak dikancing, memakai jins yang serupa dengan kaosnya dan sepatu cats hitam serta tas ransel yang disandangnya. Kyuhyun mematut dirinya dicermin, sedikit merapikan rambutnya. Ia mengambil sebuah kartu identitas yang tergantung disebelah cermin dan mengalungkannya.

Namja chubby itu tersenyum lebar mendapati dirinya yang sudah siap. "Wartawan Cho Kyuhyun, siap meluncur!" ucapnya semangat.

.

.

Sapphire Magazine...

Butir-butir saliva yang kerap beterbangan, hampir mendarat pada wajah tampan milik Kyuhyun apabila ia tak menangkisnya. Baru saja ia tiba dikantor dengan senyum merekahnya, Lee sooman sajangnim memanggilnya dan berakhir dengan perang air nista yang keluar seakan tanpa dosa dari mulutnya.

"Rating majalah kita turun 12 % dari minggu kemarin, karna artikel yang kau buat. Apa itu? Dampak smartphone dapat membuat manusia menjadi robot? Ok! Judulmu memang kritis, tapi kau tak berfikir lebih kritis dahulu apa dampak yang kita terima. Para business man, mengkritik mentah-mentah artikelmu itu dan menganggap kita hanya orang awam yang tak tau sepenuhnya kegunaan smartphone dikalangan mereka_"

Kyuhyun memutar bola matanya malas mendengar ocehan Lee Sooman, "Dan juga masyarakat biasa yang beranggapan bahwa kita secara tak lansung mengatai mereka bodoh dan juga idiot"

"Tetapi aku menuliskannya secara fakta. Aku melihat fenomena sekarang ini, banyak orang-orang yang bergantung pada smartphone mereka dan berdampak hubungan sosialisasi diantara mereka menjadi kurang."

"Opini mu sungguh luarbiasa.. Tapi, tidak bisakah kau menulis dengan bahasa yang cukup baik. Sah-sah saja kau mengkritik fenomena sekarang dengan bahasa yang halus namun menusuk dengan tulisanmu_bukan menggunakan bahasa yang sarkastis dan terang-terangan begitu"

Kyuhyun mendesah, menunduk meminta maaf atas kesalahannya. Lee sooman memahami itu, ia tau_pegawainya itu akan merasa semakin tertohok bila harus beragumen terlalu lama akan kesalahannya, dan berdampak buruk pada tulisan berikutnya.

Lee Sooman tau, Kyuhyun adalah namja yang kompeten dalam dunia jurnalis. Cara fikirnyapun luas menanggapi hal kecil yang patut dijadikan berita dan menuliskannya. Namun satu kekurangannya_ ia berfikir terlalu logis, dan menulis sekenanya tanpa berfikir apa dampak dari tulisannya yang begitu transparan.

Dan bagi namja chubby itu, menjadi seorang wartawan memang harus bersikap transparan tanpa menutupi fakta sedikitpun. Ia hanya berusaha menjadi wartawan independen, tanpa memihak siapapun dengan cara berfikirnya yang logis.

"Hm.. Baiklah kalau begitu.. Aku akan memindahkanmu pada kolom profil mulai hari ini. Jadi berusahalah merubah image tulisan sarkastismu kedalam tulisan melayu dalam kolom ini. Kau tau kan apa tujuan dari kolom itu? Pencitraan dari tokoh yang diwawancarai yang menjadi tolok ukurnya_"

"Hm.." "_Aku serahkan pekerjaan berat ini padamu. Lakukan dengan baik, dan jangan sampai salah langkah. Bila itu salah, kau tanggung sendiri akibatnya. Ingat! Posisimu adalah wartawan dan sekaligus dewan redaksi. Kau tau kan dalam Kode etik Jurnalistik.. bila wartawan yang salah, yang patut bertanggung jawab adalah dewan redaksinya.. dan itu adalah kau sendiri"

Kyuhyun menautkan alisnya. Ia tak menyangka bila Lee Sooman akan memberinya ultimatum sekeras ini.

"Lalu.. project pertamaku?

"Aku belum memikirkan pasti siapa yang pantas untuk mengisi kolom profil kita minggu ini. Namun, ada satu kandidat yang menurutku bisa diperhitungkan. Kim Jifan, pengusaha muda yang merangkak kariernya didunia industri Korea. Ia pengusaha muda dari China dan berstatus duda. Bagaimana menurutmu, Cho?"

Kyuhyun manggut-manggut sembari berfikir, "Sepertinya menarik. Aku penasaran kenapa ia mau berkarier di Korea. Padahal ia pengusaha sukses kan di China?"

"Itulah tugasmu. Kau korek info tentangnya, dan buatlah profilnya semenarik mungkin dan citra baik tentangnya" Lee Sooman menggurui. Kyuhyun bersiap diposisinya, mengangkat tangannya seperti memberi hormat kepada komandannya di kemiliteran. Ia tersenyum lebar, menampilkan deretan giginya yang putih. Lee Sooman mendesah, penat menghadapi pegawainya yang super ini.

.

.

PipippPipipippp..

Dering tone nyaring dari handphone milik Kyuhyun sungguh memekakkan telinga siapa saja. Bahkan si pemiliknya sendiri terperanjat karenanya. Namja chubby itu hampir tersedak saat meminum Ice Coffe Moca disebuah cafe. Ia merutuk pada handphonenya yang tergeletak begitu saja diatas meja. Kyuhyun semakin merutuk melihat siapa gerangan yang menelponnya.

"Apa sebegitu kangennya ia padaku? Baru tadi aku disemburnya... dan ia masih belum puas?" monolog Kyuhyun kesal menatap layar handphonennya yang tertera name call 'Si Tua Bandot' atau dengan kata lain Lee Sooman.

"Ne.. ada apa lagi sajangnim? Apa lagi kesalahanku?"

'Kim Jifan mempercepat penerbangannya hari ini. Ia akan tiba di bandara pukul 5 sore nanti. Cepat kau susul ia kebandara, kau temui dia dan katakan apakah ia bersedia untuk kita liput?"

Kyuhyun menelisik jam tangannya. Hanya tersisa dua jam lagi. Tanpa ada instruksi atau salam perpisahan, Kyuhyun menutup panggilan Sooman secara sepihak. Ia mengambil ransel dan juga ice coffe mocanya dan melesat menuju bandara.

.

.

Kyuhyun ikut berdesakan diantara mereka, orang-orang yang tengah menjemput. Namja chubby itu tak habis fikir melihat signifikannya orang-orang yang datang untuk menjemput. Banner-banner kecil, ataupun papan nama yang bertuliskan nama yang mereka jemput tertera disana. Dilain sisi ia justru bingung, apa ini ajang penyambutan seorang idola? Kenapa tampak begitu heboh?

Sedangkan namja chubby itu, sudah siap dengan kamera dan juga kacamata berframe kotak yang menggantung dihidung mancungnya. Sesekali ia membenarkan letak kacamatanya dan menyetting ulang kameranya.

Pintu kaca tempat para penumpang keluar terbuka, dan semua orang heboh memanggil nama rekan atau sanak mereka satu sama lain. Kyuhyun yang masih mensetting ulang kameranya lansung gelagapan, saat desakkan dari pejemput itu yang semakin mengapitnya sehingga Kyuhyun kewalahan sendiri jadinya.

"Bukankah itu Kim Jifan?" seru seseorang. Kyuhyun yang perlahan tersingkir dari tempatnya dan tergeser hingga kebarisan belakang, lansung cengo ditempatnya berada.

"Jifan?" gumamnya sendiri. Perlahan kerusuhan kecil dari para pejemput itu berubah menjadi ajang jumpa fans karena ke euforiaan orang-orang.

Para wartawan terlihat mendekat, dan memotret Jifan dengan ganasnya. Sedangkan Kyuhyun? Ia masih terlalu sibuk menembus segerombolan manusia yang menyesak mendekati buruannya. Samar-samar Kyuhyun melihat sosok Jifan tersebut, namun tak terlalu jelas terlihat akibat desakan dari mereka yang telah dulu memburunya.

Salahkan badannya yang terlalu kurus, hingga tak bisa melawan orang-orang yang kerap menyikutnya untuk menyingkir. Tubuh ringkih itu tersingkir begitu saja, hampir terjatuh kebelakang dan mereka_Jifan dan juga para dayangnya berlalu meninggalkannya.

"Sial_" Kyuhyun mengumpat kesal, melihat mangsanya yang berlalu meninggalkannya.

"Ternyata dia terkenal juga! Aku kira hanya aku saja yang mengincarnya.. rupanya mereka juga!" sesalnya lagi.

Namja chubby itu hanya bisa pasrah melihat buruannya yang telah pergi jauh. Ia hanya bisa mendesah pelan, kembali pulang dan menyusun rencana untuk menemui Kim Jifan dilain waktu.

Kyuhyun berbalik, dan terdiam begitu saja. Dilihatnya sosok anak laki-laki yang tampak kebingungan berlari kesana kemari dengan tas pororo yang disandangnya. Ia tampak berusaha menahan tangisnya sambil berlari tak tentu arah, mencari seseorang. Namja chubby nan tampan itu memperhatikan gelagat bocah itu yang juga terlihat menyeka air matanya kasar dengan sudut bibirnya yang sudah melengkung kebawah.

Kyuhyun mendekatinya perlahan dengan raut bingung, sama seperti bocah itu.

"Kau kenapa? Mencari ibumu?" tanya Kyuhyun bingung.

"Anniyo... Aku mencari Papa. Apa kau melihat papaku?" tanyanya masih dengan menahan tangis.

"Ayo ikut.. Aku akan mengantarkanmu pada pusat keamanan bandara"

Bocah itu menurut dan mengikuti langkah Kyuhyun. Ia berjalan beriringan bersama Kyuhyun. Kyuhyun menunduk, tersenyum ramah pada bocah yang berjalan beriringan dengannya.

Bocah itu terpaku, terpesona melihat senyum namja berpipi chubby tersebut. Perlahan, raut kesedihannya pudar saat tarikan dari sudut bibirnya yang terangkat teratas. Tarikkan itu semakin terkembang, dan membuat sebuah senyuman merekah disana. Ia memegang ujung kemeja Kyuhyun dan membuat namja berpipi chubby itu tersentak dan menoleh padanya.

"Kau orang baik.. Aku suka kau"

Kyuhyun sedikit tertawa mendengar celotehan bocah tersebut. Ia melepaskan pegangan tangan bocah itu. Bocah itu tersentak dengan sikap Kyuhyun barusan. Ia kembali tersenyum saat Kyuhyun berusaha menautkan jemarinya serta menggenggamnya dan melanjutkan perjalanan.

.

.

"Siapa namamu nak?" tanya ahjussi keamanan. Bocah itu duduk dengan manis, menghadap ahjussi itu. Tak ada raut ketakutan atau tangisan yang biasa dilakukan bocah pada umumnya saat tersesat. Ia justru terlihat enjoy dan bersikap biasa saja saat ditanyai berbagai pertanyaan dari petugas keamanan.

"Xiumin.. Kim Xiumin" jawabnya mantap. Kyuhyun terpana mendengarnya. Ia mengusap rambut kecoklatan Xiumin dengan gemas. Bocah itu sudah terlalu pintar diumurnya yang masih terlalu dini ini.

"Umurmu nak?"

"4 Tahun"

"Benarkah itu? Tapi kau sudah mampu berbicara cukup baik?" tanya ahjussi tersebut seraya bercanda. Kyuhyun juga tak habis fikir mendengarnya. Bocah ini sungguh mempunyai daya nalar yang luar biasa.

"Nama ayahmu atau ibumu nak?" Xiumin gelapan mendengarnya. Ia bingung untuk menjawab apa. Diliriknya Kyuhyun yang seolah menunggu jawabannya pula.

"Ahjussi sebut saja namaku dan umurku. Aku datang dari China.. Pasti Papa akan datang menjemputku."

"Tetapi nak_"

"Cukup itu saja ahjussi. Papa mengingatkanku untuk tidak mengucapkan namanya sembarangan."

Petugas keamanan itu hanya bisa menurut apa yang Xiumin pinta. Ia menuliskan laporan tentang Xiumin, dan melanjutkannya pada bagian informasi untuk mengumandangkannya hingga ke pelosok bandara. Kyuhyun lega saat pencarian itu juga terdengar hingga ke sana, tempatnya dan Xiumin berada. Setidaknya harapan agar bocah itu cepat bertemu dengan keluarganya terwujud.

"Baiklah kalau begitu. Orang tuamu akan datang Xiumin, jadi aku pergi dahulu ne"

"Chakaman..E..e_"

"Kyuhyun. Panggil aku Kyuhyun hyung.."

"Ne, Kyunnie. Aku berharap Kyunnie tetap bersamaku sampai papa datang" ucapnya malu-malu seraya menunduk.

"Kyunnie? Manis juga..Tapi, masih ada pekerjaan yang harus ku kerjakan, Min"

"Jebal.." tuturnya dengan jurus puppy eyesnya. Kyuhyun tersenyum geli mendengarnya. Ia menelisik jam ditangannya sebentar dan mengangguk pelan sesudahnya.

.

.

Kyuhyun sudah mulai terkantuk-kantuk bersama Xiumin didalam pangkuannya. Ia terlihat lelah seharian ini, toh pada pagi hari ia sudah mulai beraktivitas dengan membuka praktik paranormal abalnya. Kepalanya sudah terjuntai ke kanan ataupun ke kiri di ambang batas kesadarannya. Sedangkan Xiumin, ia sudah terlelap, bersender padanya.

Perlahan, seseorang mendekati mereka berdua. Duduk disamping Kyuhyun dan mengusap surai kecoklatan Xiumin yang berada didalam pangkuannya.

"Min..Xiumin.." panggilnya lembut. Bocah itu sedikit tersentak, menguap kecil dan mengucek maniknya yang kelam.

"Papa.." panggilnya lembut, setengah tersadar.

"Ayo pulang..Maafkan papa yang lupa tentangmu tadi"

"Gwenchanayo papa.. Itu juga salah Min" ungkapnya sesal. Namja itu mengangkat Xiumin dari pangkuan Kyuhyun yang masih tertidur, dan menggendongnya. Xiumin menurut, dan menjatuhkan kepalanya kepundak papanya, masih dengan dera kantuk yang menggantung dipelupuk maniknya.

Namja itu duduk disamping Kyuhyun, dan membuat Xiumin mengangkat kepalanya_mengikuti namja yang mengaku ayahnya itu menatap Kyuhyun.

"Kyunnie yang menolongku..dia orang yang baik papa"

"Papa tau itu.."

Xiumin berusaha menjangkau Kyuhyun dan ingin membagunkannya. Namun namja itu menghalanginya.

"Kenapa papa?"

"Biarkan saja dia tidur, Min. Lihat.. dia tampak kelelahan dan perlu untuk istirahat. Kita lansung pulang saja ne.." ucapnya lembut.

"Baiklah papa" ucapnya sedih. Namja itu tersenyum lembut menatap putranya yang mendadak cemberut. Ia menekan-nekan pipi chubby putranya dengan telunjuknya dan menggodanya. Xiumin luluh dan terkikik geli dengan godaan papanya.

"Cha~Kita pulang nde.."

"Ye.. papa" jawab Xiumin lembut.

Namja itu beranjak dari duduknya dengan Xiumin dalam gendongannya. Ditatapnya Kyuhyun yang masih gamang dalam tidurnya dengan tatapan bersalah. Ia tersenyum kecut menatap Kyuhyun, dan perlahan beranjak meninggalkan namja chubby itu seorang.

.

.

TBC

Entah kenapa, amoree lagi minat buat nulis ff yang bertemakan keluarga. Tampaknya naluri keibuan amoree udah menguap kedataran ahhaha #Plak
Tak perlu amoree jelasin lagi, kalian udah tau kan syapa Kim Jifan, dan siapa bapak si Xiumin? Kalian pasti udah bisa nebaknya gimana.

Ok, tanpa banyak omong lagi,,,, amore harap kalian ninggalin jejak dikotak review ne. Demi karier amoree sebagai author ahhhhaa.. Apapun masukkannya, baik saran, kritik, ataupun bashing bakal amoree terima dengan berat hati deh hhhh...