"Namaku Uchiha Sasuke, aku baru saja pindah dari Shibuya. Aku cukup pintar dalam mengerjakan apapun jadi aku tsk membutuhkan bantuan kalian. Terima kasih"

Itulah yang dikatakan laki-laki yang baru saja pindah ke sekolahku. Uchiha Sasuke.

Kesan pertama yang kuberi padanya adalah.

'Sombong sekali'

Hanami / (I'll Show You The Beautiful World)

.

.

.

Sejak kepindahan Tuan Uchiha itu banyak gadis-gadis dari kelas lain datang ke kelasku hanya untuk bertemu dengan laki-laki es itu. Bahkan Ino pun sempat menjadi salah satu fansnya, tapi ia harus menyerah karena pantat ayam itu tak meresponnya sama sekali.

Aku pun pernah menyapanya hanya untuk basa basi, tapi ia tak menjawab bahkan ia pernah pura-pura tak melihatku, dan satu hal lagi trade mark 'Hn' nya yang ambigu itu benar-benar membuatku kesal.

Naruto, orang pertama yang berhasil membuat Sasuke bicara selain 'Hn' nya itu membuatku sempat bingung. Tapi mungkin kalau dipikir-pikir untuk seorang laki-laki Naruto itu cukup berisik dan bawel itulah yang mungkin membuat Sasuke menyerah kepadanya.

Lambat laun Sasuke menjadi semakin populer. Dia benar, dia pintar dalam mengerjakan dan melakukan apapun. Bahkan ia sembat dinobatkan menjadi kapten tim basket dan kandidat ketua OSIS sekolah kami, tapi ia menolak karena menurutnya itu sangat merepotkan. Ish dia sanngat menyebalkan bukan?

Sasuke pun sering mendapatkan peringkat pertama disekolah mengalahkanku yang sekarang berada di peringkat ke-2 tapi aku tak mempermasalahkannya toh itu hanya sebuah nomor yang tak terlalu berdampak untukku. Itulah yang kupikir sebelumnya.

.

.

.

"Anoo Uchiha-san" Aku memanggilnya saat ia sedang asik membaca buku yang ia pegang. Entah aku tak tau itu buku apa tapi sepertinya ia sangat menyukai buku itu. Buktinya ia selalu membawanya ke sekolah dan membacanya saat jam isitirahat. Seperti sekarang ini.

"Sasuke"

"Eh?"

"Panggil aku Sasuke" itu lah yang ia katakan. Jujur saja aku sedikit gugup untuk memanggil namanya saat itu, karena itu pertama kalinya kami berbicara.

"B-baiklah Sasuke, ada yang mau aku bicarakan" ucapku sesopan mungkin.

"Apa?" tanyanya masih dengan posisi membaca bukunya.

"Ini soal olimpiade matematika itu-'

"Aku tidak mau ikut" dia menyela perkataanku. "Bilang pada Kakashi-sensei aku tak mau ikut. Cari saja murid lain untuk berpasangan denganmu"

Saat ini juga aku benar-benar kesal dengan Sasuke, tak bisakah dia diajak untuk bekerjasama walapun hanya sekali?

"Tapi ini perintah langsung dari kepala sekolah kita tak bisa merubahnya Sasuke" aku coba membujuknya.

"Aku tetap tidak mau. Lagipula memangnya kalau kau sendiri tak bisa?"

"Peraturannya harus dua orang Sasuke" Aku sudah mulai naik darah.

"Yasudah cari yang lain saja, kenapa harus aku? Apa mereka meragukanmu karena kau peringkat ke-2?"

'Jleb!'

Bagaikan tertusuk panah api, dadaku terasa sakit dan panas. Peringkat 2?! 2! 2! Hari ini aku menyadari bahwa itu bukan hanya 'nomor' tapi itu bagaikan sebuah peringkat kasta antara aku dan Sasuke.

Dan sepertinya aku harus segera berpikir bagaimana cara untuk membunuh Sasuke dan membuang mayatnya. Shannarooo!

.

.

.

"Wah wah Jidat. Sepertinya Uchiha itu berhasil menyingkirkan ratu dari singgasananya ya" suara yang tak asing untukku. Ino, sahabatku. Ia memang terkenal suka memanas-manasi orang. Aku bersahabat dengan Ino sejak kami masih memakai celana dalam kalau main, jadi aku tau bagaimana sifat Ino sampai sekarang.

"Urusai!" Aku langsung pergi meninggalkan Ino dari pada telingaku panas mendengarkan ocehannya.

Tapi entah mengapa ucapan Ino ada benarnya, secara teknis aku memang sudah kalah dari Sasuke dan juga ia sudah mulai merendahkanku. Uhh angka 2 yang bodoh! Kesal. Itulah perasaanku saat ini. Entah kerasukan jin apa aku memutuskan untuk menantang Sasuke.

.

.

.

"Uchiha!" aku menghampirinya yang sedang asik membaca buku favoritnya itu.

"Apa?" ia bertanya tanpa melepaskan pandangannya dari bukunya. Hei dia pikir aku ini apa?!

"Dengarkan aku!" akupun mengambil bukunya, sepertinya ia tak terima dengan perlakuanku terlihat dari wajahnya yang kesal.

"Apa masalahmu?"

"Apa masalahku?! Kau! Kau lah masalahku!" ku jawab dengan ngotot.

"Apa? Aku?"

"Ya! Sikapmu yang sombong itu membuatku kesal!" ucapku sambil mengingat kejadian saat aku membujuknya untuk olimpiade waktu itu benar-benar membuatku naik darah.

"Dengarkan aku pantat ayam! Aku akan segera mendapatkan posisiku kembali dan tentu saja aku akan mengalahkanmu!" Aku mendeklarasikan perang kepadanya. Sasuke hanya diam mencerna apa yang baru aku katakan. Tanpa menunggu jawaban darinya aku pergi meninggalkannya.

.

.

.

Sejak kejadian itu aku dan Sasuke benar-benar tak saling bicara bahkan saling pandangpun tidak, ya walaupun dari awal kami sudah seperti itu. Tapi entah kenapa aku sedikit-agak-merasa err…kesepian?

Pernah suatu saat kami berpapasan, aku melihatnya baru saja keluar dari ruang guru. Dan yang membuatku bingung adalah saat ia melihatku wajahnya yang tadinya sedingin es itu tiba-tiba berubah menjadi murung. Entah kenapa aku penasaran, akupun mengikutinya tapi entah langkahnya yang terlalu cepat atau memang aku yang terlalu lambat aku kehilangan jejaknya.

"Dia kemana sih?"gumamku yang sejak tadi mencarinya. Aku sudah mencarinya keseluruh penjuru sekolah, bahkan aku sempat nekat masuk ke toilet laki-laki tapi tetap tidak ada.

"Haahh aku menyerah" desahku sambil meminum susu strawberry kesukaanku yang ku beli tadi.

Aku melihat jam tanganku, ternyata sebentar lagi jam istirahat berakhir. Mungkin si Uchiha itu sudah kembali ke kelas. Aku segera melangkah menuju kelasku tapi aku berhenti ketika melihat sosok yang sedang aku cari sejak tadi sedang duduk dibelakang gedung olah raga.

"Sedang apa dia? Bel sebentar lagi berbunyi" gumamku. Tanpa sadar aku pun pergi menghampirinya.

"Eh pantat ayam" dia menoleh kearahku saat aku memanggilnya. Pfftt mau saja aku panggil pantat ayam.

"Sedang apa kau?" bel sebentar lagi berbunyi kau harus segera kembali ke kelas" ucapku.

"Pergilah, aku sedang malas" ucapnya tanpa memandangku. Dia menyenderkan tubuhnya ditembok dan memejamkan matanya sambil menghela napas. Ku pikir dia benar-benar sedang ada masalah. H-hei bukannya aku perduli atau apa! Aku juga masih punya hati nurani!

"Aku juga sedang malas, lebih baik aku juga disini saja" akupun langsung duduk disamping Sasuke dan dia menatapku heran.

"Apa? Aku hanya tak mau orang melihat rivalku tak belajar dan aku belajar. Ini akan menjadi pertandingan yang tak adil bukan" ucapku mencari-cari alasan agar ia tidak salah paham.

"Terserah" setelah mengatakan itu kamipun langsung terdiam tidak bicara satu patah katapun. Aku hanya menikmati hembusan angin yang sangat sejuk. Ku selonjorkan kakiku dan kusenderkan tubuhku, ah betapa nyamannya disini. Mataku pun terpejam menikmati suasana ini. Hingga aku merasakan sesuatu yang aneh yang berada diatas pahaku.

"H-hei apa yang kau lakukan?!" saat kubuka mataku yang telihat adalah kepala Sasuke yang sedang bertengger diatas pahaku. Hei kau pikir pahaku ini bantal? Lihat saja ia memejamkan matanya sekarang.

"Diamlah sebentar aku sangat lelah" ucapnya dengan nada malas.

"Tapi bukan berarti kau bias tidur disini kan?" aku mencoba mendorongnya agar ia menyingkir dariku. Tapi ia melah memiringkan tubuhnya dengan wajahnya yang menghadap ke perutku dan tangannya yang tiba-tiba melingkar dipinggangku.

"H-hentai! Apa yang sedang kau lakukan hah?!" akupun terus mencoba mendorongnya tapi ia malah semakin mengeratkan pelukannya dan tentu aku bisa merasakan nafasnya yang mengenai perutku. Ugh bila pantat ayam ini melihat wajahku yang memerah mungkin ia akan mengejekku.

Perlahan pelukannya melemah tak seerat sebelumnya, aku mendengar suara dengkuran lemah darinya. Ternyata ia sudah tertidur.

Aku mendorongnya pelan memposisikan dirinya terlentang dipahaku, bisa kulihat wajahnya yang damai dan polos saat tertidur 'manisnyaa' gumamku tanpa sadar. Tak lama aku merasakan ada yang aneh dengan seragamku, terasa lembab sedikit. Tunggu dulu, apa si Tuan Uchiha ini ngiler?! Aku ingin mengomel padanya saat ini juga tapi saat kusadari ada jejak air mata dipipinya dan jika kuperhatikan matanya pun sedikit merah.

"Apa dia habis menangis?" ucapku, entah kenapa aku jadi sedikit iba padanya. Apa Sasuke mempunyai masalah sebesar itu sehingga bisa membuat Tuan es ini menangis? Entahlah.

Akupun mengelus kepala Sasuke dengan tangan kiriku, rambutnya yang kupikir sangat tajam setajam duri landak ternyata sangat lembut. Tanpa sadar aku ikut memejamkan mataku dan tertidur.

.

.

.

"Hoaammm"

"Sudah puas tidurnya?" suara itu tiba-tiba mengagetkanku. Tuan Es itu sepertinya sudah bangun terlebih dulu dariku.

"A-aku tidak tidur" Elakku.

"Masih saja mengelak. Jelas-jelas kau tadi mendengkur sangat keras"

"A-apa? Tak mungkin!'

"Tak mungkin bagaimana karena dengkuranmu itu aku jadi terbangun" ucapnya membuatku mengaduh karena jarinya menyentil jidat lebarku. Aku menyentuh jidatku sambil menggerutu tak jelas.

"Kau tak perlu memaksakan dirimu, dari awal aku tak menganggapmu sebagai sainganku" ucapnya lagi membuatku melihat kearahnya. Tapi dari mana dia tau kalau aku memaksakan diri agar menang darinya.

"S-siapa yang memaksakan diri"

"Itu terlihat dari kantung matamu" aku tersentak saat tangannya menyentuh pipi kananku dan ditambah lagi wajahnya sangat dekat dengan wajahku.

Sial jantungku berdebar-debar bisa kupastikan wajahku memerah sekarang.

Sasuke semakin mendekatkan wajahnya kearah tengkuk kananku, bisa kurasakan napasnya yang mengenai kulit leherku.

"Cherry" ucapnya membuatku bingung.

"A-apa?" aku berusaha mengeluarkan suaraku sial dadaku benar-benar bergemuruh dan tubuhku benar-benar tak bisa digerakkan.

"Baumu….. aku suka"

'Blushh!' Suka! Suka! Suka! Dia bilang suka! Kami-sama dia benar-benar membuatku salah tingkah sekarang ditambah dengan senyumannya itu! Walaupun samar tapi aku bisa melihatnya dan itu sangat sialan tampan!

Aku langsung berdiri dan pergi meninggalkan Sasuke. Jika berlama-lama dengannya bisa-bisa aku pingsan dihadapannya dan dia pasti akan menertawakanku. Cih jangan-jangan ini strateginyauntuk mengalahkanku.

.

.

.

"A-AKU AKAN MENIKAH DENGAN UCHIHA SASUKE DAN AKAN MENJADI SEORANG NONA UCHIHA!" itu adalah kalimat yang paling mengerikan dan paling memalukan yang pernah kuucapkan. Semua ini karena aku kalah taruhan dengan si Uchiha itu. Siaaallll.

"Jadi apa maksud dari pengumuman gila mu itu?" Ino menginterupsiku sekarang membuatku sulit untuk menjelaskan padanya.

"E-ettoo k-karena kalah taruhan"

"Apa?!" Ino benar-benar terkejut dengan jawabanku. Aku hanya menundukkan kepalaku takut menatap Ino yang kujamin sudah berubah seram sekarang.

"Eh jidat apa kau tau kau sudah membuka gerbang nerakamu sendiri bodoh!"

"A-apa maksudmu?"

.

.

.

'Gerbang neraka' ya mungkin Ino benar aku telah membuka gerbang neraka-ku sendiri dan aku sudah diambang kematian sekarang.

Sejak kejadian itu seluruh fans Sasuke benar-benar membenciku, mereka membully ku. Kejadian-kejadian aneh terus menimpaku membuatku merasa kesal, jengkel dan –takut. Ya aku takut! Rasanya aku ingin menangis saja tapi aku tak mau, aku tak mau kalau sampai si Tuan Es itu melihatku menangis ia pasti akan senang mengetahui acara 'balas dendam'nya berhasil.

Balas dendam? Ya aku berani bertaruh kalau ini adalah balas dendamnya padaku.

.

.

.

"Apa aku bilang kalau aku sedang balas dendam?" itulah yang ia katakan setelah memintaku untuk menjadi pacarnya.

"K-kau.." ucapanku terhenti karena mendengar suara langkah kaki yang sedari tadi mengejarku. Kupikir Sasuke juga mendengarnya karena ia juga menoleh kearah sumber suara itu.

"Jadi bagaimana, kau mau menjadi pacarku lalu kita menikah atau kau mau terus jadi mangsa mereka?" ucapnya lagi membuatku berpikir keras.

Ini gila, tak ada pilihan yang bagus, keduanya tak menguntungkn untukku. Tapi dengan keadaan terdesak seperti ini aku terpaka memilih-

"Baiklah baikklah aku setuju! Aku akan menjadi pacarmu dan menikah denganmu!"

-menjadi nona Uchiha.

Tak lama geromboolan gadi-gadis itu masuk dan tanpa pikir panjang aku bersembunyi dibalik punggung Sasuke. Aroma mint yang ada ditubuhnya langsung masuk kedalam indra penciumanku, aroma ini membuatku nyaman.

Sasuke menghadang mereka dan membentak mereka. Jujur saja aku takut saat mendengar Sasuke berteriak, aku bersumpah mulai saat ini aku tak akan membuat Sasuke marah lagi.

"Ya, Sakura adalah pacarku. Jika kau-kalian berani mengganggunya lagi aku tak segan-segan akan menghabisi kalian" saat Sasuke mengatakan itu entah mengapa dadaku terasa sangat hangat dan aku berani bertaruh bahwa saat ini aku merona. Sasuke … dia bertingkah layaknya ia benar-benar mencintaiku.

Setelah Sasuke berhasil mengusir gadis-gadis itu aku langsung keluar dari 'tempat persembunyianku'. Aku bernapas lega.

"Haahh akhirnya mereka pergi ju-mmph" ucapanku terhenti saat tiba-tiba aku merasakan benda lunak yang hangat dan basah menempel di bibirku.

Sasuke menciumku

Menciumku!

Menciumku?! Gila!

Aku berusaha melepaskan pagutan kami, tapi sialnya dia tak mau melepaskannya. Uuhh sial dia malah semakin memperdalam ciumannya dan lidahnya… cukup! Aku tak sanggup menjelaskannya! Yang jelas saat ini aku benar-benar kehabisan napas

.

.

.

"Jadi sekarang kau sudah resmi jadi pacar Tuan Uchiha itu?" Tanya Ino saat kami sedang makan di café dekat sekolah.

"Entahlah aku juga tak mengerti"

"Maksudmu?"

"Ish dia itu menyebalkan, sombong, sok pintar dan-"

"Dan kau menyukainya?"

"A-apa? Tentu saja tidak!" aku langsung menyambar jus strawberryku dan langsung meminumnya dengan cepat.

"Wajahmu membuktikan semuanya bodoh" ucap Ino sambil menunjuk wajahku yang sudah memerah. Hei sejak kapan wajahku memerah?

"I-ini karena aku kesal!"

"Cih masih saja mengelak. Sudah akui saja kalau kau memang mulai menyukainya. Tak ada gadis yang tak takluk dengan kesempurnaan seorang Uchiha termasuk dirimu yang keras kepala ini" ucap Ino sambil menunjukku dengan sedotannya.

Aku menepis sedotan itu "Tidak, aku tidak menyukainya. Tenang saja bisa ku jamin hubungan kami tak akan bertahan lama"

"Hmm benarkah?"

"Ya aku berani bertaruh dalam waktu 2-3 bulan kami akan putus"

.

.

.

Aku memang sudah tau sejak lama untuk mengalahkan Sasuke memang tidak mudah terbukti dengan kekalahanku saat ini. Tapi tidak kusangka usahaku untuk membuat kami putus sepertinya sia-sia. Sasuke selalu menuruti permintaanku yang aneh-aneh. Bahkan sampai saat ini ia rela menjadi supir pribadiku yang setiap hari mengantar-jemputku ke sekolah. Dan juga jangan lupakan barang-barang mahal yang kuminta darinya ia berikan padaku. Uhh aku sudah kehabisan ide sekarang, apa iya aku harus minta pergi kebulan dengan naik delman atau unta? Itu akan menjadi permintaan paling aneh yang pernah aku ucapkan.

"Ini" Sasuke tiba-tiba datang menyodorkan susu strawberry kesukaanku saat aku sedang asik berkutat dengan pikiranku.

"T-terima kasih" Sasuke langsung duduk disampingku. Oh iya aku lupa memberitau kalian, kalau saat ini kami sedang berada ditaman setelah selesai dengan kencan kami yang sudah kesekian kalinya.

"Sakura" Sasuke tiba-tiba membuka suaranya.

"Ya?"

"Kita akhiri saja" ucap Sasuke sambil menatapku.

"Akhiri apa maksudmu?"

"Hubungan kita. Aku tau sejak awal ini tak akan berjalan dengan lancar" ucapnya sambil menatap kearah langit sore. Dan aku hanya diam tak bersuara.

"Aku tau sejak awal kau tak pernah benar-benar menganggapku sebagai pacarmu, dan juga kau tak pernah menikmati saat-saat kencan kita selama ini. Kau selalu berusaha untuk membuatku membencimu tapi…. Aku terlalu menyukaimu jadi aku tak bisa membencimu"

'Dheg'

Tiba-tiba dadaku terasa sangat sakit, sangat sangat sakit saat mendengar pengakuan Sasuke. Jadi selama ini Sasuke…

"Mencintaimu…kurasa perasanku ini semakin lama semakin kuat. Tapi aku tak berani mengatakannya karena kau sangat membenciku jadi aku takut untuk mengatakannya. Makanya saat kau mengajak taruhan ku ambil kesempatan itu untuk menjadikanmu milikku. Aku egois ya?"

Ada apa denganku? Dadaku terasa semakin sakit, a-apa yang harus aku lakukan sekarang?

"Asal kau tau aku sudah menyukaimu saat pertama kali aku pindah ke sekolah kita, saat pertama kali kau menatapku dengan tatapan tak suka aku mulai menyukaimu dan juga…." Sasuke menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan kalimatnya, "Saat dibelakang gedung olah raga saat aku tidur dipangkuanmu saat itu walaupun sebentar dengan seenaknya aku menganggapmu sebagai pacarku. Maaf. Saat itu juga aku sudah memblatkan tekadku untuk mengakui perasaanku tapi….aku malah bilang kalau aku menyukai baumu. Aku benar-benar bodoh bukan?"

Sudah cukup! Kumohon jangan katakan lagi, dadaku benar-benar sakit Sasuke..

"Dan saat aku menang taruhan itu dan saat kau setuju untuk menjadi pacarku aku benar-benar sangat senang karena bisa memilikimu. Dan juga…"

"Cukup" aku memotong kalimatnya, aku benar-benar tak sanggup lagi mendengarnya.

"Aku ingin pulang, sekarang" hanya itu yang kupikirkan, aku hanya ingin pulang tak sanggup mendengar pengakuan Sasuke lagi.

"Hn baiklah kuantar"

.

.

.

Sasuke mengantarkanku pulang, kami berjalan sambil bergandengan tangan, lebih tepatnya Sasuke yang menggandeng tanganku. Aku melihat tanganku yang sedang digenggamnya, baru kusadari kalau tangan Sasuke hangat, benar-benar hangat. Dan satu hal lagi yang membuatku sadar adalah beberapa saat lagi aku tak akan bisa merasakan kehangatan ini lagi.

"Aku tau kau tak menyukainya tapi ijinkan aku menggenggam tanganmu untuk yang terakhir kalinya" ucapannya membuatku benar-benar terdiam sampai tak terasa kami sudah sampai didepan gerbang rumahku.

"Kita sudah sampai" ucapnya.

"Beristirahatlah dan terimakasih untuk semuanya" ucapnya sambil mengacak pucuk kepalaku. Ia melepaskan genggamannya dan melangkah pergi meninggalkanku.

Aku melihatnya melangkah meninggalkanku, pergi dariku, menjauh dariku. Tak akan ada lagi dirinya disampingku, tak aka nada lagi genggaman tanggannya dan pelukan hangatnya untukku, tak akan ada lagi senyumannya yang hanya diberikan untukku, tak akan ada lagi perhatiannya yang ia berikan hanya untukku, tak akan ada lagi sosok Uchiha Sasuke dalam hidupku.

'Tes'

Tanpa kusadari air mataku sudah jatuh meninggalkan wadahnya.

Apa yang terjadi padaku? Harusnya aku senang hubungan kami berakhir tapi kenapa aku malah seperti ini?

A-apa aku…

"-kau menyukainya"

Tiba-tiba aku teringat ucapan Ino. Apa aku menyukainya? Menyukai Uchiha Sasuke?

'Dheg'

Dadaku terasa sakit lagi dan air mataku semakin deras mengalir di pipiku.

Sudah cukup aku sudah mengerti betapa bodohnya aku, aku memang sudah menyadari perasaanku tapi selama ini aku hanya menyangkalnya. Dan sekarang aku sudah kehilangan Sasuke, orang yang kucintai.

"Hiks.. S-Sasuke j-jangan tinggalkan aku.." tangisku parau. Aku tau dia tak akan mendengarnya karena ia sudah hilang dari pandanganku. Dan aku hanya bisa menangis sambil menutupi wajahku dibalik kedua lututku.

"Maaf. Aku juga tak bisa melepaskanmu" tiba-tiba aku merasakan hangat dipunggungku.

"Aku tak bisa membiarkanmu dimiliki oleh laki-laki lain" pelukannya semakin mengerat, aku tau perasaan ini. Pelukan yang hanya diberikan untukku.

"S-Sasuke" aku pun langsung membalikkan tubuhku agar menghadapnya. Sasuke langsung menghapus air mataku dengan kedua tangannya.

"Jangan menangis" tanpa sadar aku langsung memeluknya, menenggelamkan kepalaku didadanya. Tangisanku semakin mengeras didadanya.

"K-kenapa.. hiks.. kenapa kau kembali bodoh.."

'Aku senang kau kembali…'

"Hiks… pergi..pergi saja sanaa…"

'Kumohon jangan pergi…'

"T-tinggalkan saja aku sendiri… hiks"

'Jangan tinggalkan aku sendiri..'

"Pergi sana… a-aku .. hiks ..aku membencimu.."

'Jangan pergi, aku mencintaimu..'

"Hn. Aku juga mencintaimu, sangat mencintaimu Sakura"

.

.

.

"Ini" Sasuke memberikanku segelas susu strawberry hangat kesukaanku saat kami sedang berada dirumahku. Lebih tepatnya ruang tamu rumahku.

"Rumahmu sepi sekali, dimama orang tuamu?"

Sasuke duduk disampingku sambil memperhaikan sekeliling rumahku karena ini kali pertama dia mauk kerumahku tak sepertiku yang sudah pernah kerumahnya bahkan sudah dikenalkan oleh kedua orang tuanya.

"Mereka sedang pergi untuk waktu yang lama" ucapku lalu meneguk susu strawberry ku.

"Bekerja?"

"Hm, tapi saat musim semi nanti saat bunga Sakura mulai mekar mereka akan pulang dan kami akan melihar bunga Sakura bersama" jelasku sambil menatap kosong susu strawberry ku.

"Apa kau tak merasa kesepian?" tanyanya lagi.

"Bohog kalau aku bilang tidak. Tapi selama ada Naruto dan Ino aku sudah merasa cukup senang"

"Bagaimana denganku?"

"Eh?" Aku langsung menoleh kearahnya dan sialnya wajahnya sudah semakin dekat dengan wajahku.

"Bagaimana denganku? Apa kehadiranku tidak membuatmu senang?"

"A-aku tidak tau!" jawabku sambil menjauhkan diriku. Tapi sayang tangan kanannya menekan pinggangku sehingga aku tak bisa menjauh.

"Hm benarkah?" ucapnya semakin mendekatkan tubuhnya kearahku. Dengan cepat aku menahan dadanya denga kedua tanganku agar tubuh kami tak berhimpitan.

"J-jangan dekat-dekat" ucapku sambil menahan tubuhnya. Jujur saja saat ini aku tak sanggup melihat wajahnya.

Tangan Sasuke mulai naik kearah punggungku membawaku ke dalam kungkungannya.

"Kalau kau tak mau jujur aku tidak akan melepaskanmu Cherry" Ucapnya di telingaku lalu ia menjauhkan wajahnya dan mendekatkannya lagi ke wajahku. Dan aku tau apa yang akan terjadi setelah ini.

"B-baiklah akan aku katakan!" jawabku menghentikan pergerakan Sasuke dan bisa kurasakan ujung bibir kami yang sudah saling bersentuhan.

Sasuke langsung menjauhkan wajahnya tapi tidak dengan tubuhnya dan tanganku masih setia bertengger di dadanya.

"Hn katakanlah" aku menarik napas dalam dan menundukkan kepalaku tak sanggup melihat wajahnya.

"U-uh a-aku benar-benar tak tau yang kurasakan tapi.. yang jelas aku benar-benar membencimu, sangat membencimu. Tapi entah kenapa saat aku melihatmu dalam kesulitan aku tak suka aku tidak suka melihatmu lemah Sasuke aku menyukaimu yang selalu menyebalkan yang selalu membuatku kesal aku…"

"Kau menyukaiku?"

"A-aku tidak tau! Sudah kubilang aku tidak tau.." ucapku lemah sambil mengeratkan tanganku di dada Sasuke.

"Saat aku kalah dalam taruhan kita dan aku menjadi pacarmu jujur aku sangat takut. Aku kau hanya mempermainkanku jadi aku berusaha mati-matian agar kau membenciku dan mengakhiri hubungan kita, tapi nyatanya kau selalu menuruti apa mauku dan diluar perkiraanku. Dan saat kau bilang aku tidak menikmati kencan kita kau salah. A-aku sangat menikmatinya itu sangat menyenangkan tapi..tapi itu tetap membuatku takut.."

"Dan saat kau bilang kalau kau ingin mengakhiri hubungan kita hatiku terasa sangat sakit. Aku tak tau kenapa tapi saat aku memikirkanmu hati ku terasa sakit. Entah kenapa aku tak bisa membayangkan kalau kau akan meninggalkanku Sasuke. L-lebih tepatnya aku tak mau kau meninggalkanku aku tak tau kenapa. A-aku tak tau apa yang kurasakan saat ini aku tak mau kau pergi aku-mph"

Belum selesai aku bicara Sasuke langsung menciumku. Entah kenapa aku merasa dibalik ciuman ini ia mengatakan kalau ia tak akan pergi dariku dan tetap bersamaku. Tanpa sadar aku mengalungkan kedua tanganku ke lehernya, menikmati setiap sentuhan yang ia berikan padaku.

"Haah.." kami pun melepaskan pagutan kami melupakan cara untuk bernapas tadi.

"Apa kau sudah mengerti apa yang kau rasakan? Tentang perasaanmu padaku?" dia bertanya dengan suaranya yang sedikit terengah, dan aku hanya menggelengkan keplaku. Dan Sasuke mendengus pasrah.

"Apa kau menyukai saat aku menciummu tadi?"

"U-um" aku mengangguk pelan dengan wajahku yang sudah semerah tomat kesukaannya.

"Apa kau menyukai saat aku memelukmu?"

Aku mengangguk lagi.

"Saat menggandeng tanganmu?"

"U-um"

"Apa kau senang saat aku bilang aku mencintaimu?" pertanyaan ini benar-benar membuat jantungku berdetak lebih cepat. Dan sialnya aku menganggukkan kepalaku lagi.

"Jadi.. apa kau juga senang kalau aku pergi?"

"Tidak!" aku dengan cepat menjawabnya sambil menatapnya langsung. Hei sebenarnya ada apa dengan diriku ini?

Sasuke sedikit tersentak tapi tak lama kemudian ia mengeluarkan seringainya. Entah apa yang ia pikirkan sekarang.

"Sepertinya kau sudah tau jawabannya"

"Ti-tidak aku tidak tau! Dan berhentilah bertanya padaku" ucapku dengan nada yang agak tinggi.

"Aku tidak akan berhenti sampai aku mendapatkan jawabannya" sial orang ini benar-benar keras kepala! Tapi sialnya aku menyukainya! Ya aku menyukainya sangat menyukainya.

"Apa tak cukup dengan penjelasanku yang panjang lebar tadi? Sudah kukatakan bukan aku tidak ingin kau pergi! K-kau itu milikku bodoh! J-jangann dekat-dekat dengan gadis lain dan tak boleh tersenyum dan menggandeng tangan gadis lain! D-dan juga jangan lupa kalau aku ini adalah pacarmu seseorang yang akan menjadi Nona Uchiha!" entah kerasukan apa aku bisa berkata seperti itu tapi yang jelas setelah mengatakan itu perasaanku menjadi lega. Dan Sasuke? Jangan tanya, saat ini ia sedang tertawa di hadapanku.

"Apa? Apa yang lucu?" tanyaku disela emosiku. Apa dia tak tau kalau aku benar-benar sangat malu sekarang? Aku jamin wajahku benar-benar sangat merah.

"Tidak tidak aku hanya senang" jawabnya sambil tersenyum. Kami-sama dia benar-benar tampan kalau tersenyum.

Sasuke mengangkat tangannya membelai pipi kananku lalu berpindah ke tengkukku. Aku sudah tau apa yang akan terjadi. Perlahan aku memejamkan mataku merasakan hembusan napasnya semakin mendekat kearahku dan benar saja ia menciumku, tepat dibibirku.

"Kau milikku Sakura tak akan ku biarkan siapapun bisa mendekatimu, kau hanya milikku, Uchiha Sasuke dan aku tak akan pernah melepaskanmu. Kau mengerti?"

"U-um"

.

.

.

Aku sedang berada dikamar sekarang, lebih tepatnya diatas ranjangku. Aku menatap langit-langit kamarku dengan tatapan kosong mengingat kejadian sesaat sebelum Sasuke pulang tadi.

'Kau milikku Sakura, tak akan ku biarkan siapapun bisa mendekatimu. Kau milikku, Uchiha Sasuke.."

Kata-kata itu terus terngiang dipikiranku dan tentu saja membuat wajahku memanas. Ini gila aku mulai senyum-senyum sendiri. Ingin rasanya aku berteriak sekarang tapi ku tahan aku tak mau Ayame mengira sesuatu terjadi padaku ya walaupun sepertinya ia sudah tau apa terjadi padaku melihat wajahnya yang mesem-mesem sendiri, sepertinya ia melihat tontonan yang menarik tadi. Ugh, sial itu memalukan.

"Aku adalah milik Sasuke, dan Sasuke adalah milik-.." Blush! Wajahku kembali memanas. Astaga aku tak bisa berhenti memikirkannya.

"Uchiha.. Sasuke" aku menyebut namanya untuk yang kesekian kalinya. Aku tak tau tapi dengan menyebut namanya membuat hatiku terasa hangat.

Tersadar dari lamunanku tentang si baka Pantat Ayam itu aku langsung mengambil ponselku dan mengetik pesan untuk sahabatku. Ino.

-Ino ada yang ingin aku beritahu padamu! Ini pasti akan membuatmu terkejut. Aku tak sabar untuk memberitahunya besok / -

Aku menekan tombol 'send' dan beberapa menit kemudian Ino membalas pesanku.

-Gomen Sakura sepertinya aku sedang tidak enak badan. Mungkin untuk beberapa hari kedepan aku tak bisa hadir ke sekolah T^T –

-Kau sakit apa? Kalau begitu aku dan Naruto akan menjengukmu besok-

-Tidak usah aku baik-baik saja aku hanya butuh istirahat total. Kalau aku sudah sehat aku pasti akan masuk sekolah aku janji. Dan jangan lupa beritahu hal yang menarik itu padaku! Yang lengkap! :D –

-Baiklah kalau begitu, semoga cepat sembuh. Tenang saja akan aku ceritakan dengan sangaatt lengkapp! xD –

Setelah itu Ino tak membalas pesanku lagi, sepertiya ia benar-benar harus beristirahat.

Dan aku juga segera menarik selimutku bergegas untuk segera pergi ke alam mimpiku. Sambil menggumamkan nama seseorang yang sejak tadi mengganggu pikiranku.

"Uchiha Sasuke"

.

.

.

.

.

Dibalik kebahagiaanku saat ini tanpa kusadari ini adalah awal dari mimpi burukku.

To be continue

Author corner

Mohon maaf yang sebesar-besarnya karena keterlambatan *kelamaan* update nya fic ini. Aku beneran sibuk dengan kerjaanku T^T

Yaudah langsung aja aku bales review kalian yaa..

Suket alang-alang: karin jahat? Aku juga masih belum tau apa yang ada dipikiran Karin itu temannya Sasuke jadi Sasuke yg memutuskan Karin untuk jadi psikiaternya Sakura karena menurut Sasuke Karin adalah teman yang baik :). Kejadian yg terjadi sama Sakura bakal ada di chap selanjutnya keep reading yaaa xD

Uchiha lizzy: Karena Sasuke sama Karin itu teman satu kampus dulu :)

Guest 1: hehe iya pasti aku lanjut kokk :D

DobeGrandtee: hehe beli aja sendiri tisu nya :p kalo bisa juga mau setiap hari update nya tapi gak ada waktunya T^T

K: wahh maksih K-san xD iya nnti dijelasin di chap selanjutnya, keep reading yaa :D Hehe iya nih aku masih bingung sama project HAPPY ENDING nya ditunggu aja yaa :D

Guest 2: pasti lanjuuutttt xD

Terima kasih buat yang udah review dan juga silent reader yang masih belum nongol dikotak review aku. Hehe…

Tunggu chapter selanjutnya yaa.. :D

ScarletGREMORY