.
.
.
Setelah acara memotong pita, pembukaan hotel secara resmi, Sakura Haruno menjauhi teman-temannya. Teman-teman Sakura memanggil yang tak dihiraukan oleh Sakura sendiri. Gadis itu berjalan cepat dan was-was, sesekali Sakura menoleh kanan kiri mamastikan tidak ada orang yang mengikutinya. Dia sedang gugup dan takut rahasianya selama dua tahun terbongkar. Sejak awal Sakura tidak setuju dengan diadakannya pesta ini, tapi Ayah dan Ibunya memaksa.
Ah!
Sebuah bolham lampu menyala di kepala Sakura yang kemudian membuat Sakura tersenyum. Satu hal yang Haruno Sakura ketahui tentang Uchiha Sasuke, tidak suka makanan manis. Sakura tersenyum kemudian berjalan mendekati stand makanan manis. Sekalian isi perut dengan banyak makanan manis selagi tidak ada yang melarangnya memakan semua itu. Kau tahu? Sekalipun Haruno Sakura sudah duduk di bangku kelas dua SMA tapi hidupnya masih di bawah kendali kedua orang tuanya, tidak boleh makan ini, tidak baik untuk kesehatan. Tidak boleh makan ini, itu, ini, itu. Huh! Menyebalkan.
Sakura sudah menghabiskan empat kue mangkuk dan satu piring dango dalam hitungan menit, dan jangan lupakan tiga cup es krim yang sudah dihabiskannya. Saat Sakura akan kembali mengambil cup es krim yang kesekian tubuh seseorang merapat dengan punggungnya dan napas segar seseorang menggoda tengkuknya. Sakura mendongak. Kedua manik emeraldnya sedikit membulat terkejut saat bertemu pandang dengan manik onix pria yang kini menatapnya. Sakura memalingkan wajahnya kemudian mengambil asal cup es krim, dan saat ia akan pergi meninggalkan stand es pria di belakangnya menahan satu pergelangan tangannya. Sakura cemberut dan mendengus 'menyebalkan.' Ia menetralkan detak jantungnya yang tiba-tiba saja menggebu-gebu, berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. "Aku tidak mirip dengan seseorang yang kau kenal, jadi pergilah." Ucapnya dengan nada yang dibuat ketus seraya menggerakkan lengan yang dicekal pria raven itu.
Pria tampan berkulit putih susu itu menyeringai. "Aku tidak bilang kau mirip dengan seseorang yang kukenal," seringainya semakin lebar dan mengerikan. "Atau... kau memang orang yang kukenal?"
.
.
.
Naruto © Masashi Kishimoto. AU, OOC, EYD, TYPO DAN SEJENISNYA
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sakura yakin firasatnya tidak salah kali ini, dia benar-benar diikuti. Sementara itu Deidara di depan kemudi tampak santai dan tidak merasakan apa-apa, pemuda maskulin setampan Thor Avengers itu fokus mengemudi sambil sesekali mengangguk-anggukkan kepala menikmati lagu Keane yang tengah mengalun. Gadis berambut merah muda itu mendengus. Sejak awal ia sudah menduga menerima ajakkan kencan Deidara adalah ide buruk. Sekarang lihat, mereka diikuti. Itu pasti salah satu saingan bisnis Deidara atau mungkin penggemar gila pria pirang itu, oh ayolah siapa yang tahu kalau di luar sana ada pria yang tergila-gila pada Deidara, dia memang cantik, bahkan cantiknya hampir menyaingi Barbie. Dan Sakura berani bertaruh, bila Ken melihat Deidara pasti dia akan berpaling dari Barbie dan mengejar Deidara.
Satu-satunya alasan Sakura menerima ajakkan kencan Deidara adalah, Ice Cream! Gratis! Menyebut namanya saja liur Sakura hampir menetes. Jangan tatap dia seperti itu, asal kalian tahu, di rumah besarnya tidak ada dan tidak boleh menyimpan Ice Cream. Membeli sendiri? Tentu Sakura melakukannya setiap kali ada kesempatan. Kau tahu? Orang tua. Cerewet. Anak satu-satunya. Dan semua larangannya. Huh! Menyebalkan. Sangat menyebalkan.
Lupakan dulu Ice Cream! Itu Uchiha Sasuke! Itu Uchiha Sasuke yang mengikutinya! Sakura menatap terkejut Sasuke, cepat-cepat ia menutup jendela mobil di sampingnya. Pria Uchiha itu mengendarai Ducati milik Suigetsu dan tidak memakai helem, ia berada tepat di samping mobil EXX Ferrari milik Deidara. Untuk apa Uchiha Sasuke mengikutinya? Sesekali Uchiha itu menoleh menatap mobil yang ditumpangi Sakura kemudian mengurangi kecepatan sepeda motornya sehingga ia berada di belakang.
Sampainya di Mall Uchiha Sasuke masih mengikuti Sakura dan Deidara. Sakura mengerang kesal. Gagal sudah rencana makan Ice Cream sepuasnya. Ia harus melakukan sesuatu agar Uchiha Sasuke berhenti mengikutinya dan Deidara.
Sakura mengajak Deidara ke toko baju wanita, membeli blus hijau toska dan rok pincil hitam, lalu mengajak pria itu ke tempat buah dan membeli satu kilo gram jeruk.
Wajah bosan Deidara mengerut melihat gadis mengenakan gaun jingga di sampingnya. "Aku pikir kita akan membeli Ice Cream? Kau kan maniak Ice Cream."
Sakura tertawa, "tentu saja. Tapi aku harus melakukan sesuatu lebih dulu,"
"Membeli sesuatu." Koreksi Deidara. Sakura tersenyum samar. Mereka berdua berjalan menuju meja kasir, dan tentu saja Deidara yang membayar semuanya.
Deidara yang tadi bertampang bosan tampak antusias saat Sakura mengajaknya ke tempat pakaian dalam wanita. Wajah Thornya berubah mupeng dan mesum saat Sakura menunjukkan bra padanya. "Kau suka yang mana? Merah muda atau hitam berenda?"
"Tentu saja hitam." Ucapnya. Ia tersenyum tampan membuat para wanita yang tengah memilih pakaian dalam meleleh karenanya.
Sakura menyeringai, "pilihan yang bagus. Aku juga suka."
Deidara melompat. Yes! Bayangan-bayangan erotic melayang-layang di kepalanya membuat cairan merah meleleh dari hidungnya yang mancung. "Hanya satu?" Ia bertanya saat Sakura menyerahkan bra hitam berenda tadi pada wanita di depan meja kasir. Sakura mengangguk. Tanpa malu Deidara berbisik pelan di telinga Sakura, "tidak sekalian membeli celana dalamnya?" Yang kemudian mendapat senyuman misterius dari gadis itu. "Aku rasa tidak."
Sisi lain dalam diri Deidara menari-nari dan melompat bahagia saat Sakura mengajaknya ke toilet laki-laki.
Deidara menatap bokong sexy Sakura saat gadis itu membelakanginya. Sakura seperti pemeran wanita utama film action dan erotic Hollywood. Dia memiliki tubuh yang 'Uwow'. Dada sexy, dada besar bukan berarti dada sexy, bokong sexy, dan postur tubuh yang Aha, Sexy!
Sakura meletakkan semua barang-barangnya di atas kabinet kamar mandi. "Buka pakaianmu,"
Dan tanpa menunggu perintah dua kali Deidara langsung membuka seluruh pakaiannya, hanya menyisakan kolor motif the simson biru. Sakura terkekeh. "The simson, eh?"
Deidara mengangkat bahu. "Kenapa? Filmnya cukup seru! Hei, apa aku juga harus membuka ini?" Kedua tangan Deidara telah siaga di karet pinggang kolornya, siap melorotkannya dalam satu kali tarik.
"Tidak." Sakura tampak sibuk membuka kantung-kantung belanjaannya. Deidara tampak sudah tidak sabar, pria itu tidak bisa diam. Dia melakukan push-up, sit- up, back-up sebagai pemanasan.
Sakura berbalik dengan sebuah bra di tangan kanan dan dua buah jeruk di tangan kirinya. Deidara mengernyit, menatap gadis itu bingung.
.
.
.
.
.
.
Para pengunjung Mall menatap aneh wanita berambut pirang yang berjalan berdampingan dengan seorang pria berkemeja hitam memakai sport dan memakai celana denim jeans biru pudar.
Wanitu itu cantik seperti Yamanaka Ino, putri Inoichi, sahabat Sakura yang menjadi model dan bintang film. Ia memakai blues hijau toska di padu dengan rok pincil dan memakai sepatu hak. Jalannya agak tertatih membuat beberapa pengunjung menatap keduanya curiga. Wanita itu sempurna kalau saja kedua lengannya tidak berotot dan berbulu seperti lengan lelaki, juga kakinya, berbulu dan betisnya terlalu besar untuk ukuran perempuan. Wanita bertubuh besar dan pria bertubuh mungil itu menjadi pusat perhatian di Mall.
Beberapa wanita dan gadis SMA mengerling genit pada pria bertubuh mungil itu yang kemudian dibalas senyum tipis. Para lelaki juga ada yang mau bersiul menggoda wanita pirang itu namun tidak jadi saat mereka melihat kaki dan tangan berbulu sang wanita. Mereka cepat-cepat pergi dan menyayangkan kaki dan lengan berbulu wanita itu.
Lama saling diam akhirnya Sakura membuka pembicaraan, "kalau kau mau nanti kita kembali ke sini mencari celana dalam berenda pasangan branya," kemudian gadis yang tengah menyamar menjadi laki-laki itu terkikik.
Wanita pirang itu mendengus dan menghentak sepatu haknya kesal. "Aku tidak akan mengajakmu kencan lagi," katanya kesal. Bibir berlipstiknya cemberut menggemaskan.
"Tidak apa-apa, aku bisa mengerti. Tapi tetap temani aku beli Ice Cream setiap hari minggu ya... Ayah dan Ibu tidak menginjinkan kalo aku pergi sendiri atau dengan orang lain. Beliaukan suka dan percayanya padamu,"
Deidara tidak menjawab. Dengan sebal ia membenarkan letak jeruk dalam bra yang menggantung di dadanya membuat beberapa orang menatapnya kesal dan bernapsu.
Sakura mendadak kaku saat berpapasan dengan Uchiha Sasuke yang sepertinya tengah mencari seseorang. Pemuda itu menengok ke segala arah kemudian mendengus menahan tawa saat melihat pasangan 'Uwuw' tidak jauh darinya. Kenapa Uwuw? Karena perempuannya besar lelakinya mungil. "Perempuan?" Sasuke tertawa mengejek yang kemudian mendapat delikkan tajam Deidara. Berbeda dengan Deidara yang mendelik tajam Sakura menutup mulut menahan tawa, sebenernya setiap kali ia melihat Deidara rasanya ingin tertawa keras. "Yang benar saja." Ejek Sasuke sambil lalu.
Deidara mengacungkan kepalan tangan pada Sasuke yang kemudian di balas tawa mengejek Uchiha bungsu itu. "Aku tidak berkelahi dengan perempuan!" Teriak Sasuke dari kejauhan dan mendapat perhatian lebih dari pengunjung Mall.
.
.
"Kemana dia?" Sasuke celingukkan di tempat parkir. Dia kehilangan jejak Haruno Sakura. Sasuke yakin yang berjalan dengan Deidara, teman kakaknya, itu Sakura. Dia yakin dia tidak salah lihat. Bukannya bertemu dengan Sakura dia malah bertemu dengan wanita aneh yang mengacungkan tinju padanya.
Sasuke mendengus kemudian menghidupkan mesin motornya. Kalau hari ini ia tidak bisa membongkar identitas Sakura, tunggu saja besok. Sasuke yakin bisa membongkar identitas Sakura di sekolah. "Sakura... aku yakin kau seorang Haruno." Gumamnya sambil menyeringai. Sasuke menambah kecepatan sepeda motor (pinjaman) nya. Dia sudah tidak sabar bertemu Sakura besok di sekolah.
.
.
.
.
Tbc...
.
.
.
.
.
yuri rahma, Eliza, undhott, SS, Lala, Akasuna no Nagi-chan, Kazama Sakura, zeedezly clalucindtha, Guest, Imkyuu, rika amiani 3, fachan desu.
Thanks for review :)