Disclaimer : Masashi Kishimoto

warning : OOC, AU, typo, GaJe, alur yang membingungkan dan kesalahan author lainnya

.

.

Happy Reading, Minna

.

.

"t-tunggu, Sasuke-kun!" ucap Hinata sambil berusaha mensejajarkan langkahnya dengan Sasuke. Sasuke terus berjalan tanpa menghiraukan Hinata yang kepayahan mengikutinya. Mereka terus berjalan menuju tengah hutan, tempat dimana Sakura telah menunggu mereka. Hinata yang melihat Sakura terkajut dan segera menghentikan langkahnya.

"S-Sakura-san.. tunggu, Sasuke-kun..." Hinata berusaha meraih tangan Sasuke yang terus berjalan mendekati Sakura.

"khu khu, kau pikir kau bersama siapa, huh?" ucap Sakura sambil tertawa. Tiba-tiba, wujud Sasuke perlahan berubah. Rambut raven itu perlahan berubah menjadi pirang dan panjang, wajah Sasuke juga mulai berubah.

"terima kasih banyak, Deidara-kun." Sakura menyeringai menatap Hinata yang tampak terkejut dan ketakutan.

Tanpa pikir panjang, Hinata segera berbalik meninggalkan tampat itu, namun 3 orang pria menghalangi jalannya. Namun wajah mereka tersembunyi dalam bayangan pohon yang lebat.

Tiba-tiba, sebuah bayangan meluncur mendekati Hinata dan menjerat tubuhnya. Perlahan, 3 orang itu mendekati Hinata. Kini, Hinata dapat melihat wajah ketiga orang tersebut dengan jelas. Shikamaru, Kankuro, dan..

"Naruto-kun! Tolong aku." Ucap Hinata pada Naruto yang berdiri di hadapannya.

"maaf, Hinata." Ucap Naruto.

Hinata membelalakkan matanya. 'Jadi, selama ini Naruto bersekongkol dengan mereka? Bagaimana bisa?' pertanyaan itu terus berputar dalam otak Hinata. Ia memandang Naruto dengan tatapan tidak percaya. Badannya mulai bergetar ketakutan.

'tidak! Aku harus kuat!' pikir Hinata. "Ice Floor!" seketika, tanah yang mereka injak berubah menjadi es. Licinnya es membuat Sakura, Deidara, Shikamaru, Kankuro, dan Naruto jatuh. Hinata memanfaatkan saat lepasnya jerat bayangan Shikamaru dengan berlari menjauh. Namun sebuah boneka kayu memegang kakinya hingga Hinata terjatuh kembali. 'darimana boneka ini? Pikir Hinata. Ia lalu melihat benang-benang chakra itu terhubung dengan Kankuro.

"sialan!"umpat Hinata. Terpaksa Hinata harus melawan mereka berlima.

.

.

.

Sasuke kembali menuju tempat Hinata dengan 2 buah minuman kaleng di tangannya, namun ia tak bisa menemukan Hinata disana. Sasuke menengok ke kanan dan ke kiri, mencari keberadaan Hinata, namun nihil. Sasuke menghampiri Tenten yang sedang beristirahat di stand kelas mereka.

"apa kau tahu dimana Hinata?" tanya Sasuke tanpa basa-basi.

"loh, bukannya tadi kau bersama Hinata?" Tenten balik bertanya. Sasuke mengerutkan kening. 'sebenarnya ada apa ini?'

"lho? Uchiha-san? Bukannya kau tadi mengajak Hinata ke hutan? Kenapa kau ada di sini? Dimana Hinata?" tanya Kiba pada Sasuke.

'hutan? Jangan-jangan..'

Tanpa pikir panjang, Sasuke segera berlari menuju hutan. Tenten hanya menatap kepergian Sasuke dengan heran.

"Kiba, aku... loh? dimana anak itu?" tanya Tenten pada dirinya sendiri. Pasalnya, Kiba telah menghilang entah kemana. Ino yang mendengar percakapan mereka diam-diam meninggalkan stand dan mengikuti Sasuke memasuki hutan.

Sasuke terus berlari didalam hutan, berusaha menemukan Hinata. Ia tahu ini semua pasti ulah gadis berambut pink sialan itu. Sasuke lalu mendengar suara-suara pertarungan di sekitar situ. Ia berjalan mendekati sumber suara dan ternyata disanalah Hinata. Kimono Hinata telah koyak di sana-sini, beberapa bagian tubuhnya juga terluka.

"Poison Sting!" jarum-jarum beracun muncul dari dalam boneka Kankuro dan tepat mengenai Hinata.

"Hinata!" Sasuke segera berlari meraih tubuh Hinata yang akan menghantam tanah. Sasuke dapat melihat dengan jelas tubuh Hinata yang penuh luka sayatan di sana-sini.

"S-Sasuke-kun.." lirih Hinata sambil menyentuh wajah Sasuke.

"akhirnya kau datang juga. Aku mulai bosan bermain dengan gadis itu." Ucap Sakura.

Sasuke menoleh menatap Sakura. Tampak jelas kemarahan telah terukir di wajah tampannya. Mata kelam Sasuke telah berubah menjadi semerah darah. Sasuke menatap mereka satu per satu dan tatapannya berhenti di satu titik.

"kh, ternyata kau bersekongkol dengan gadis pink ini eh?" tanya Sasuke sinis. Naruto hanya menatap Sasuke dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"kenapa kalian menyerang Hinata?" tanya Sasuke penuh penekanan.

"kenapa? Khu khu, lucu sekali. Tentu saja karena ia berarti untukmu. Aku ingin kau juga merasakan sakit yang aku rasakan. Aku juga sangat berterimakasih kepada Naruto-kun yang telah memberikan info penting itu padaku." Ucap Sakura sambil melingkarkan tangannya di leher Naruto.

Sasuke mengangkat tubuh Hinata dan membaringkannya di bawah pohon yang tak jauh dari mereka. Sasuke tahu Hinata masih sadar, namun Hinata terlalu lemah untuk bertarung. Dan Sasuke tidak mengijinkan Hinata terus bertarung.

"baiklah, aku akan melawan kalian semua." Tubuh Sasuke kini telah dilingkupi api.

"hei hei, itu curang namanya." Ucap Kiba dari atas pohon. Tampak disampingnya Gaara dan Sai tersenyum pada mereka.

"kalian..."

"woaa, santai Sasuke! kami di sini untuk membantumu, kau tahu? 5 lawan 1 itu benar-benar tidak adil." Ucap Kiba enteng sambil melompat turun dari pohon diikuti Gaara dan Sai.

"nah, sekarang baru adil. Gadis itu tidak di hitung, kan?" tanya Sai sambil menunjuk Sakura. Yang ditunjuk hanya mengepalkan tangannya menahan emosi.

"ayo mulai." Ucap Gaara.

Kankuro langsung menyerang Sai menggunakan bonekanya, namun tiba-tiba seekor singa muncul menghalangi bonekanya.

"Magic Paint? Menarik." Desis Kankuro.

Sementara itu Kiba dan Deidara telah terlibat pertarungan sengit. Kiba telah berubah menjadi seekor anjing putih besar, dan Deidara berubah menjadi Hinata. Selain dapat meniru orang lain, Deidara juga mampu menjiplak kekuatan orang lain walaupun tidak sekuat aslinya. Berkali-kali Deidara menghujani Kiba dengan panah-panah es, namun Kiba bisa menghindarinya dan berbalik menyerangnya.

'mencoba menggunakan wujud Hinata? Menggelikan.' Pikir Kiba.

Di tempat lain..

"aku akan mengalahkanmu dalam 10 detik." Ucap Gaara dingin.

"coba saja kalau bisa." Ejek Shikamaru.

"baiklah, kita mulai sekarang. Sand Storm!"

Badai pasir mengelilingi Shikamaru dan membuatnya tidak berkutik. Badai pasir itu terlalu kuat hingga ia tidak bisa keluar.

"sial." Desis Shikamaru.

"good bye." Tiba-tiba Badai pasir yang semula hanya mengurung Shikamaru segera berubah menyerangnya. Terdengar teriakan kesakitan dari dalam pusaran pasir itu.

"8, 9, 10.." dan Gaara melepaskan badai pasirnya. Tampak Shikamaru yang telah tergeletak tak berdaya dengan luka di sekujur tubuhnya.

"sudah kukakatakan. Hanya butuh 10 detik untuk mengalahkanmu." Ejek Gaara.

Sasuke kini tengah bertarung melawan Naruto. Sasuke berkali-kali melemparkan bola api ke arah Naruto, namun semua bola api itu tidak dapat menembus perisai angin yang Naruto ciptakan.

"Wind Blade!"

Sasuke berusaha melindungi wajahnya dengan kedua tangannya. Tubuhnya tersayat-sayat oleh angin Naruto.

"Fire Breath!" Sasuke menyemburkan api ke arah Naruto.

"aaarrrgghh!" tampak tangan Naruto yang terluka terkena api milik Sasuke.

"Mind manipulation!" teriak Sakura.

Sasuke kembali berada dalam pengaruh kekuatan Sakura. Sasuke benar-benar tidak berdaya melawan Sakura. Naruto juga memanfaatkan keadaan Sasuke yang tidak bisa menyerang dengan terus menyerang sasuke secara bertubi-tubi. Sasuke telah ambruk di tanah, namun tiba-tiba...

"Shield!" Sasuke tersadar dari alam bawah sadarnya. Ia melihat Hinata tengah berdiri di hadapannya.

"jadi kau punya Shield, ya?" tanya Sakura dengan nada mengejek. "Naruto!"

"Wind Storm!"

"Ice Dome!" Hinata segera menciptakan kubah es untuk melindungi dirinya dan sasuke. Naruto terus menyerang kubah es Hinata.

"Hinata.."

"ini bukan saat yang tepat, Sasuke-kun. Aku tidak bisa menahan mereka lebih lama lagi. Sebentar lagi kubah ini akan hancur, dan bersiaplah untuk melakukan serangan balasan." ucap Hinata.

Tampak retakan-retakan mulai bermunculan di kubah es yang Hinata ciptakan. Hinata berusaha sekuat tenaga mempertahankan kubah es miliknya.

"apa kau siap?" tanya Hinata pada sasuke.

"aku siap."

Hinata melepaskan kubah es-nya. Seketika, kubah es itu menghilang dan di gantikan dengan semburan api milik Sasuke. Naruto dan Sakura yang tidak siap dengan serangan tiba-tiba itu tidak dapat menghalau api Sasuke dan hanya melindungi diri mereka sebisa mungkin. Hinata yang telah kelelahan karena bertarung jatuh pingsan.

Sasuke kembali menyerang Sakura namun tiba-tiba tali-tali bermunculan dan menjerat mereka semua satu persatu. Mereka terkejut dan menengok ke arah dimana tali-tali itu berasal. Di sana berdiri Ino dengan beberapa tali yang ada di tangannya.

"hahh, kalian semua merepotkan sekali. Membuat kekacauan seenaknya. Kalau begini aku terpaksa menangkap kalian semua." Ucap Ino.

Beberapa orang berusaha melepaskan diri dari tali itu menggunakan kekuatan mereka namun kekuatan mereka tidak muncul.

"percuma. Itu tali khusus yang aku buat agar kalian tidak bisa kabur. Tali itu menyegel kekuatan kalian sehingga kalian tidak bisa menggunakan kekuatan kalian." Jelas Ino panjang lebar.

"siapa kau sebenarnya?" tanya Sasuke.

"aku agen yang ditugaskan kementrian untuk mengawasi kalian dan juga..."

"yo!" tiba-tiba guru Kakashi telah berdiri di samping Ino. Semua orang yang ada di situ terkejut dengan kedatangan guru Kakashi kecuali Ino.

"Kakashi-sensei darimana saja?" tanya Ino kesal.

"oh, aku tadi sibuk membaca buku yang aku beli kemarin sampai-sampai tidak menyadari ada pertarungan di sini." Jawab guru Kakashi sambil menunjukkan buku yang dibawanya.

"huft, baiklah, sepertinya kita harus membawa mereka semua sekarang."

"Kakashi-sensei?" gumam Sakura tak percaya.

"baiklah, kau tarik mereka. Aku akan membawa Hinata dan Shikamaru yang pingsan." Ucap guru Kakashi santai sambil mendekati Hinata.

'huh, kenapa aku harus ditugaskan dengan orang menyebalkan seperti ini?' pikir Ino.

.

.

.

Sasuke berjalan di sepanjang lorong rumah sakit. Di tangan kanannya ia membawa sebuket bunga lavender kesukaan Hinata. Hinata sudah 2 hari tidak sadarkan diri. Racun dari Kankuro hampir menyebar ke seluruh tubuh Hinata. Untunglah guru Kakashi segera membawa Hinata ke rumah sakit tepat waktu.

Sasuke akhirnya sampai di depan pintu ruangan Hinata dirawat. Dengan perlahan ia membuka pintu. Hinata masih disana, terbaring seakan sedang tidur nyenyak. Sasuke segera mengganti bunga yang sudah layu dengan bunga yang ia bawa. Setelah membuang bunga yang sudah layu itu, Sasuke lalu duduk di kursi yang telah disediakan disamping ranjang Hinata.

"... Suke..."

"S-Sasu..."

"Hinata!" Sasuke meraih tangan Hinata. Perlahan, Hinata membuka matanya. Hinata melihat Sasuke berada disampingnya. Hinata lalu duduk dibantu oleh Sasuke.

"sasuke, kau baik-baik saja?" tanya Hinata.

"bodoh! Seharusnya aku yang bertanya seperti itu!"

"aku sebenarnya sudah sadar sejak tadi malam saat Neji-nii menjagaku." Jelas Hinata sambil tersenyum.

'dasar sadako! Kenapa dia tidak memberitahuku?' batin Sasuke kesal. Pertigaan siku muncul di keningnya.

"a-apa kau baik-baik saja? Aku dengar Ino.."

"Ya, Ino dan Kakashi-sensei adalah agen rahasia yang ditugaskan untuk mengawasi "kita"." Jawab Sasuke. Hinata hanya mengangguk tanda mengerti.

"Sasuke-kun? Apa kau yakin kau baik-baik saja? Kau terlihat berbeda."

"aku baik-baik saja, Hinata. Sudah jam makan siang. Kau harus makan, biar kuambilkan untukmu." Sasuke segera bangkit dari kursinya untuk mengambil makanan Hinata yang telah disiapkan di meja. Hinata terus memperhatikan Sasuke hingga ia menemukan sesuatu yang aneh dari Sasuke.

"T-tungu!" Hinata menahan tangan Sasuke.

Hinata segera menarik tangan Sasuke hingga Sasuke hampir jatuh menimpa tubuh Hinata. Sasuke yang menyadari jarak wajahnya yang sangat dekat dengan wajah Hinata mencoba untuk menjauh namun Hinata malah menahan lehernya lalu membuka kerah baju Sasuke. Sasuke yang menyadari tatapan Hinata segera menjauh sambil merapikan kerah bajunya yang ditarik Hinata.

"S-Sasuke-kun, i-itu.."

"..."

"a-apa kau disegel?" tanya Hinata sambil terbata-bata. Tampak matanya yang telah berkaca-kaca.

"ya, aku disegel." Jawab Sasuke sambil membuang muka.

Hinata terkejut. Hinata tidak percaya Sasuke disegel, tapi tanda segel di leher Sasuke membuktikan bahwa Sasuke memang benar disegel. Kini Sasuke tidak bisa menggunakan kekuatannya lagi.

"B-bagaimana bisa?" tanya Hinata sambil terisak.

Flashback ON

"Kakashi-sensei, apa aku harus menyeret mereka sampai kementrian?" tanya Ino sambil memegang tali yang mengikat Sasuke dkk.

Kakashi yang akan mengangkat tubuh Hinata menghentikan gerakannya lalu menoleh memandang Ino.

"ah, iya. Kenapa tidak terpikir olehku? Baiklah, aku akan menelpon pasukan kementrian untuk menjemput mereka." Ucap Kakashi. Ino yang mendengar ucapan guru Kakashi hanya bisa sweatdrop.

Tak lama kemudian, beberapa pasukan dari kementrian datang. Pasukan kementrian itu segera menggiring Sasuke dkk. Untuk keluar dari hutan. Mereka terus berjalan menuju mobil milik kementrian yang sudah dipersiapkan khusus untuk mereka.

Mereka semua langsung dibawa menuju kementrian khusus bagi Power User, sedangkan Shikamaru dan Hinata segera dilarikan ke rumah sakit karena mereka terluka sangat parah.

Sesampainya mereka di kementrian, mereka segera dibawa menuju ruangan khusus untuk diinterogasi. Sasuke melihat Itachi yang berlari mendekatinya. Rupanya Itachi yang mengetahui bahwa Sasuke ditangkap segera menuju ke kementrian untuk menemani Sasuke.

Hinata, Naruto, Shikamaru, Deidara, Kiba, Kankuro, Gaara, dan Sai dibebaskan dari hukuman dan hanya diberi pengawasan ketat agar mereka tidak menyalahgunakan kekuatan mereka lagi. Sementara Sakura dan Sasuke harus disegel karena dianggap telah menimbulkan kekacauan dan membahayakan nyawa orang lain.

"tolong, beri Sasuke satu kesempatan lagi. Saya berjanji akan mengawasinya." Itachi terus memohon kepada ketua pengendali Power User, Senju Tsunade.

"tidak bisa! Dia sudah berkali-kali kehilangan kontrol. Aku harap kau mengerti Itachi." Ucap Tsunade. Itachi hanya bisa mengangguk pasrah. Ia menoleh menatap Sasuke, meminta maaf karena tak dapat menolongnya. Sasuke hanya tersenyum kecil seolah mengatakan, 'aku tidak apa-apa, nii-san'.

"juga untuk Haruno Sakura, ia juga harus disegel karena telah menyalahgunakan kekuatan Mind Manipulation miliknya. Kau tahu, Sakura, kekuatanmu sangat spesial. Aku kecewa kau menyalahgunakannya untuk balas dendam. Kau harus disegel." Jelas Tsunade pada Sakura.

"a-aku mengerti, Tsunade-sama." Jawab Sakura sambil menahan air mata.

"TIDAK!"

"N-Naruto-kun.." Sakura terkejut melihat Naruto yang tiba-tiba berteriak.

"t-tolong, jangan segel Sakura. Aku tahu ia hanya terbawa emosi, ampunilah dia. Tsunade-sama, saya berjanji Sakura akan berubah." Ucap Naruto memohon pada Tsunade.

"lalu, apa jaminannya?" tanya Tsunade.

"aku. Sebagai gantinya, biar aku yang disegel tapi lepaskan Sakura." Ucap naruto mantap.

"t-tidak, Naruto-kun.."

"Sakura, kumohon. Biarkan aku menggantikan posisimu."

Sakura menangis menatap Naruto. Ia tidak menyangka ada orang yang rela berkorban untuknya. Sungguh, Sakura benar-benar ingin menghambur ke pelukan Naruto, tapi apa daya, tangan dan tubuhnya masih diikat dengan tali segel milik Ino.

"baiklah, Haruno Sakura bebas dari hukuman segel, namun dia akan tetap diawasi. Dan sebagai gantinya, Namikaze Naruto yang akan disegel." Tsunade lalu mengetuk palunya tanda bahwa hukuman telah dijatuhkan.

"terimakasih, Tsunade-sama." Ucap Naruto.

Sasuke dan Naruto lalu dibawa menuju ruang penyegelan. Mereka ditempatkan di ruang yang berbeda. Sasuke melihat tempat itu memang telah dipersiapkan untuk menyegelnya. Ruangan itu sangat luas, dan di lantai ruangan itu terdapat lingkaran yang berisi simbol-simbol yang tidak dimengerti Sasuke. Sasuke lalu didudukkan tepat di tengah lingkaran itu.

Kakashi memasuki ruang penyegelan Sasuke. Sasuke terkejut melihat Kakashi yang akan menyegelnya. Kakashi segera mengambil posisi tepat dibelakang Sasuke. Kakashi memberikan kode kepada orang yang memegang tali segel Sasuke agar mereka bersiap-siap. Mereka mengangguk mengerti.

Upacara dimulai, Kakashi mulai membacakan mantra penyegelan. Perlahan-lahan, Kakashi menyentuh leher Sasuke. saat tangan Kakashi menyentuh leher Sasuke, Sasuke langsung berteriak dan mencoba berontak. Teriakan Naruto juga terdengar dari ruang penyegelan yang lain. Penyegelan memang sangat menyakitkan. Sasuke merasa tubuhnya sangat panas seperti dibakar, padahal selama ini Sasuke tidak pernah merasa panas saat terkena api atau saat ia menggunakan kekuatannya. semakin lama rasa panas itu semakin membakar tubuhnya hingga Sasuke pingsan. Kini di leher Sasuke terdapat simbol penyegelan.

Flashback OFF

Sasuke mengakhiri ceritanya.

"Hiks, gomen, gomen, gara-gara aku Sasuke-kun jadi..."

Sasuke segera memeluk Hinata. Sasuke mengusap punggung Hinata untuk menenangkannya. Sasuke tersenyum melihat Hinata yang terus menangisinya.

"hei, berhentilah menangis. Kau jelek tahu!" ejek Sasuke.

"t-tapi Sasuke-kun.."

"tidak apa-apa, aku tidak keberatan jika harus menjadi manusia biasa. Asal kau selalu disisiku, aku akan baik-baik saja." Ucap Sasuke tulus. Hinata merona.

"bagaimana kau bisa menghadang ilusi Sakura?" tanya Sasuke sambil melepas pelukannya.

"i-itu, a-aku punya 'shield'." Ucap Hinata malu-malu.

"shield?"

"i-iya, itu bakat pasif. Jadi aku bisa menghalau serangan ilusi Sakura." Jelas Hinata.

Sasuke kembali memeluk Hinata. Sungguh, Hinata benar-benar gadis istimewa. Perlahan Sasuke mulai mendekatkan wajahnya dengan wajah Hinata. Hinata yang menyadari pergerakan Sasuke memejamkan mata.

"ehem!" sebuah suara menginterupsi tepat saat bibir Sasuke hanya berjarak 1 cm dari bibir Hinata. Mereka berdua menoleh dan melihat Neji telah berdiri di pintu. Tampak aura membunuh menguar dari tubuh Neji.

"mati kau, UCHIHA!"

"aaarrrghhhh!"

"Nii-san!"

.

.

.

The End?

.

.

.

kyaaa, gomen telat update! ini chapter terakhir, tapi saya berencana membuat sekuelnya. tolong review dan dukungannya..

arigatou untuk review kalian selama ini, saya terharu...

yang terakhir... review, please...