.

Disclaimer :

Naruto ©Masashi Kishimoto

Sekirei ©Sakuraku Gokurakuin.

.

Author : tidakadanamanya00

.

Rated : M (untuk jaga-jaga)

.

Pair : Naruto x

.

Genre : Adventure / Fantasy

.

Warning : gak jelas, berantakan, typo dimana-mana, OC, OOC, AU, DLL.

.

Summary :

.

.

.

Chapter 1.

.

.

.

Kurebahkan tubuhku di rerumputan ini, di mana ada pohon yang cukup rindang melindungiku dari sinar matahari yang panas. Ku coba mencari posisi senyaman mungkin di rerumputan ini, dan setelah mendapat posisi yang cukup nyaman aku menutup mataku perlahan, ku gerakkan tanganku dan jari-jariku untuk merasakan kasar halusnya rumput-rumput ini, tanganku mulai menarik rumput-rumput ini ke dalam genggaman tanganku, kemudian kutarik nafas dalam-dalam lewat hidung dan mengeluarkannya dengan perlahan melalui mulutku. Ku ulangi itu beberapa kali sampai aku mulai bangkit dari acara tidur ini dan mulai duduk di rerumputan ini, mataku masih terpejam dan aku kembali menarik nafas dalam-dalam, aku tahan nafasku beberapa detik, dan di beberapa detik kemudian aku membuka mataku dan berteriak sekeras-kerasnya bersamaan dengan nafasku yang kukeluarkan.

Kulihat beberapa burung yang tadi sedang berada di dahan-dahan sekarang langsung pergi berterbangan meninggalkan pohon itu, mungkin suara teriakanku lah yang sukses membuat para burung itu kabur. Untung di tempat ini cukup sepi, kalau tidak… mungkin orang-orang sudah menganggapku gila karena berteriak tak jelas.

Mungkin kalian bertanya-tanya kenapa aku berteriak gak jelas seperti tadi, hah… itu semua karena aku sekarang sedang bingung. Bingung dimana sekarang aku berada. Disini banyak sekali gedung-gedung yang menjulang tinggi, kuda besi, burung besi, ataupun kura-kura besi. Itu semua membuatku tambah menjadi pusing bukan main, coba bayangkan aku sekarang sedang barada di tempat yang tak ku kenal dan bukan berada di Konoha lagi. Aku mencoba bertanya-tanya kepada orang-orang di sekitar, dan kemudian orang-orang yang aku tanyai cuma bilang bahwa ini adalah Tokyo atau sekarang di sebut Shinto Teito pada tahun 2020 ini. Uaaapppaa 2020… nah itulah yang membuat aku sekarang manjadi pusing bukan kepalang, jika ini tahun 2020 jadi aku sekarang berada di masa depan. Dan bukan hanya itu saja, masih ada lagi masalahku. Sekarang ada sedang bingung juga dengan seorang perempuan yang mengaku-ngaku sudah menjadi istriku. Namanya adalah Uzume, perempuan cantik dengan body yang aduhay, bibir tipis nan indah, dan dua aset jumbo yang sangat besar bagiku. Dia lah yang telah merenggut ciuman pertamaku ini, eh… maaf maksudku ciuman keduaku, soalnya ciuman pertamaku di ambil si Sasuke-teme saat di akademi. Dan entah kemana sekarang dia pergi, katanya mau membeli sesuatu. Eh… tunggu, kenapa aku memikirkannya.

Huh… ya sudahlah, dan ini semua terjadi pasti saat aku mencoba mempelajari jutsu tou-san.

#Flashback.

Saat itu cuaca cukup cerah di desa Konoha dan aku sedang duduk diatas batu besar di tengah hutan kematian. Aku duduk bersila dan sedang membuat fuinjutsu untuk segel hiraishin.

"Oh yeaah… akhirnya segelnya sudah selesai"

Saat semua segel yang aku buat sudah selesai, aku berdiri dari dudukku dan mulai menempelkannya pada sebuah kunai, semuanya sudah siap dan aku langsung menancapkan kunai yang sudah kuberi segel itu tepat di sudut dari hutan ini. "Saatnya percobaan" gumamku. Perlahan, keringat mulai mengalir dari dahiku dan melewati seluk beluk wajahku, bukan karena capek membuat itu segel sampai aku mengeluarkan keringat seperti ini, tapi karena aku sedikit gugup dengan percobaanku ini. Firasatku mengatakan bahwa akan ada hal yang buruk akan terjadi, tapi sekali lagi aku segera membuang pikiran-pikiran negatifku itu.

…Srink…

'Aku berhasil… aku berhasil' aku tersenyum simpul saat jutsu yang baru aku pelajari ini berhasil, namun ternyata aku salah, sepersekian detik kemudian aku seperti melihat pusaran angin di depan mataku dan aku seperti tersedot kedalam sana. Semuanya hitam, tak ada cahaya, tak ada apa-apa disini. Aku bingung, aku tak tau berada di mana sekarang, aku berpikir keras kenapa jutsu yang baru aku pelajari itu tidak berhasil. Aku terus bertanya-tanya kepada diriku sendiri, apakah ada yang salah dengan segel jutsuku ?.

Hah itu semua membuatku bingung. Tiba-tiba tanpa di duga ada setitik cahaya muncul di depanku, setitik cahaya itu kemudian bertambah menjadi besar dan besar hingga akhirnya aku tersedot kedalamnya. Saat aku membuka mataku, aku sudah berada diatas sebuah gedung yang aku bisa tebak ini adalah sebuah gedung rumah sakit. Kepalaku terasa pening, apalagi dengan cahaya matahari yang terus mengusik indra mataku ini, huft.

Sekilas mataku menangkap sebuah objek, ah… maksudku melihat seorang perempuan sedang duduk di pagar besi. Tunggu dulu, dia duduk di pagar itu ? apa ia ingin bunuh diri ? hah pikiranku jadi tak karuan. Aku mencoba menyelamatkan perempuan itu dengan langsung melompat ke pagar itu, kedua tanganku langsung memegang pundak dari perempuan itu. Kulihat di menoleh dan menunjukkan raut muka terkejutnya, hingga membuat diriku tergelincir dan akhirnya jatuh kebawah. Perempuan itu mencoba memegang tanganku, namun karena posisi perempuan itu juga tidak dalam posisi yang bagus membuat dia juga ikut terjatuh kebawah bersamaku.

Secara reflek aku mulai menarik gadis itu kedalam pelukanku, dan dengan insting ninjaku aku langsung mengalirkan chakra di kakiku, kemudian kucoba untuk menempelkan kakiku ini di tembok untuk memperlambat jatuhnya kami berdua. Berhasil… usahaku berhasil, gerakkan kami melambat, hingga akhirnya kakiku menginjak jendela di gedung rumah sakit itu. Kulihat seorang pasien di dalam rumah sakit itu terbengong melihatku dengan perempuan yang dalam pelukanku itu menginjak jendela di ruangannya, aku hanya tersenyum simpul saja menanggapinya, sedangkan perempuan yang tadi tambah mengeratkan pelukannya ketubuhku dan membenamkan wajahnya kedada bidangku.

Aku menghela nafas sebentar dan kemudian aku melompat keatas gedung rumah sakit tadi. Setelah sampai di atas gedung, kulihat perempuan itu masih memelukku dengan erat. "Ehmmm…" sebuah deheman keluar dari mulutku yang sukses membuat perempuan itu mengalihkan perhatiannya kepadaku dan melepaskan pelukannya dariku.

Perempuan itu memandangi wajahku terus, hingga membuatku risih.

"Siapa Namamu ?" tiba-tiba aku mendengar suara keluar dari mulut perempuan itu, atau lebih tepatnya pertannyaan yang tertuju padaku.

"Emm… aku ?" aku menujuk wajahku sendiri dengan jari telunjukku sendiri sesaat aku membalik pertanyaannya tadi.

Perempuan itu hanya menggangguk kecil saja sambil terus memandangi wajahku ini.

"Naruto, Uzumaki Naruto" ku jawab pertanyaannya itu sembari aku mengeluarkan senyuman kecil yang menghiasi wajahku. Kulihat wajah perempuan itu merona, yang membuat dirinya terlihat tambah cantik.

Alisku terangkat satu dan kepalaku mulai ku miringkan pertanda aku bingung dengan sikapnya itu.

"Maaf nona, kenapa kau terus me…" belum sempat aku menyelesaikan perkataanku, tiba-tiba perempuan itu maju dan telah mengunci pergerakan bibirku. Mataku berhasil membulat dengan sempurna, dan pupil mataku juga melebar, tapi setelah itu aku mendapat perasaan hangat di sekujur tubuhku. Aku terkejut bukan main mendapat perlakuan perempuan itu terhadapku, masalahnya perempuan yang telah menciumku adalah perempuan yang sungguh cantik bagiku, dengan body yang aduhay dan bibir mungil yang tipis menempel di bibirku, kemudian dua aset jumbonya yang terus menempel kedadaku. Hah… itu semua sungguh membuat jantungku berdebar dengan sangat kencang, kurasakan darahku mulai mengalir dengan cepat, dan kemudian terlihat bayang-bayang Kakashi-sensei di depanku dengan buku icha-ichanya, seolah-olah di telah mengatakan "bagus Naruto, lakukanlah seperti apa yang ada di icha-icha paradise ini. Kau sungguh membuatku bangga Naruto". Kemudian bayang-bayang itu menghilang dan di gantikan oleh Ero-sennin, dia juga seolah-olah berkata "perkosa perempuan cantik itu Naruto hahaha". Sungguh mungkin karena keterkejutanku ini membuat diriku berhalusinasi yang aneh-aneh.

Aku kembali terkejut saat muncul sepasang sayap di punggung perempuan ini. Kemudian dia melepaskan ciumannya, sayapnya menghilang dan dia mulai mengucapkan sesuatu "Sekirei No.10, Uzume. Aku menerimamu sebagai Ashikabiku sekarang dan selamanya"

Aku hanya menatapnya dengan bingung saja dengan apa yang ia ucapkan barusan, sungguh aku tak mengerti apa yang sedang ia bicarakan saat ini. "Apa maksudmu Uzume-san". Aku bertanya kepada perempuan itu yang tadi mengenalkan namanya Uzume.

"Jangan panggil begitu Naruto-kun, aku sudah jadi istrimu sekarang, jadi Uzume saja sudah cukup"

"A-apa maksudmu Uzume ?"

Hah istri…? Kepalaku bertambah menjadi pusing ketika Uzume mengatakan bahwa dia adalah istriku.

"Nanti aku jelaskan, sekarang ikut aku" di detik kemudian Uzume sudah menarik tanganku membawaku pergi entah kemana.

.

#Flashback end.

.

Aku kembali membaringkan tubuhku di rerumputan ini, merasakan hembusan angin yang membelai wajahku, dan tanganku masih tetap mencekran rumput-rumput di sekitarku, aku kembali memejamkan mataku mencoba melupakan masalah yang telah menimpa pada diriku. Tiba-tiba aku merasakan hawa keberadaan seseorang di sekitarku, kulihat seseorang sudah berada di belakangku dengan membawa dua minuman orange jus di tangannya.

.

#Normal Pov.

.

"Ini untukmu Naruto-kun" Uzume menyodorkan sebuah minuman orange jus kepada Naruto dengan tangan kanannya.

"Terimah kasih" Naruto menerima minuman dari Uzume, kemudian tersenyum tulus kearah Uzume. Sedangkan Uzume hanya bisa merona melihat senyuman mentari milik Naruto, kemudian melemparkan pandangannya ke samping.

Naruto yang melihat Uzume masih berdiri, segera menepuk-nepuk rerumputan di samping kanannya. Tak baik kan membiarkan gadis cantik di sampingnya berdiri sendirian sedangkan dirinya duduk. Itulah yang ada di pikiran Naruto saat ini.

Uzume yang mengerti apa maksud dari Naruto segera duduk di tempat yang tepuk-tepuk Naruto tadi. Angin berhembus membuat rerumputan yang panjang bergoyang, dedaunan pohon pun juga ikut bergoyang mengikuti terpaan angin sepoi-sepoi itu, dan ada juga beberapa dedaunan yang jatuh dari dahannya. Suara gemercik air sungai membuat suasana di sekitar menjadi lebih nyaman dan sejuk.

Hening, tak ada satupun kata dari kedua pemuda-pemudi itu. Sebenarnya suasana sepertilah yang sangat tidak di sukai oleh Naruto, sebuah suasana hening yang membuat hatinya gelisah.

"A-aku butuh penjelasan dari Uzume" Naruto mulai merangkai kata-kata untuk membuat suasana cair kembali.

"Baiklah Naruto-kun, akan aku jelaskan semuanya dari awal" ucap Uzume.

.

#Skip_Time.

.

Detik demi detik telah berlalu, menit pun telah berganti menjadi jam. Tak terasa penjelasan Uzume benar-benar akan menjadi panjang, mulai dari awal mula sekirei, ashikabi, hingga project sekirei. Semuanya di ceritakan Uzume ke Naruto dengan sangat detail sampai melupakan waktu telah lama berlalu. Naruto juga menceritakan semua masalahnya kepada Uzume. Entah mengapa walaupun baru mengenalnya ia merasa rahasianya akan aman-aman saja.

"Naruto-kun kau tinggal saja di Villa Izumo bersamaku" ucap Uzume.

"Apa tak merepotkan Uzume ?" sebenarnya Naruto sedikit ragu dan malu untuk menerimanya, namun karena ia tak tau seluk beluk kota ini, jadi mau tidak mau ia harus menerimanya.

"Tidak kok Naruto-kun, lagian disana bukan cuma aku saja yang tinggal, nanti kamu juga bisa mencari pekerjaan kan" ucap Uzume.

"B-baiklah Uzume"

"Kalau begitu ayo kita pulang" Uzume mulai bangkit dari duduknya dan mulai menggenggam tangan Naruto.

.

.

.

.

.

TBC.

.

.

.

Yo ketemu lagi nih ame ane. Maaf saya buat cerita baru, soalnya tiba-tiba ide muncul begitu saja di kepala saya. Jadi sayangkan jika tidak di tulis. (Ya… walaupun tulisan ane jelek sih hehe).

Ini masih chapter 1, jadi maaf kalau masih sedikit.

Mohon untuk tinggalkan jejaknya senpai-senpai, kritik, saran, atau apalah terserah senpai-senpai sih mau riview kayak gimana.

Dan untuk Naruto : The New Legend masih kurang 25% lagi untuk di pubhish.

. .

. .

. .

. .

...

.

RIVIEW.