Pernahkan kalian bermimpi menjadi reinkranasi Dewi Izanami-no-Mikoto? Dewi yang merupakan Dewi penciptaan dan kematian, sekaligus adik dan istri dari Izanagi. Tapi bagaimana kalau kau merupakan reinkranasi dari Izanami? Dan kalian memiliki suami... tidak hanya satu tapi enam! Apa yang ingin kalian lakukan? Berharap itu hanya mimpi atau khayalan saja? Tapi sayanganya tidak.. itulah kenyataan yang terjadi pada [Full Name].. memang semua mengatakan [Name] cantik seperti Izanami, memiliki rambut panjang hitam mengilap, badan yang langsing, dan ukuran dada err yang melebihi ukuran normal untuk anak seumurannya. Tapi hei [Name] bukan reinkranasi dari Izanami, [Name] hanya remaja perempuan berusia 17 tahun yang hanya memiliki hidup biasa seperti remaja lainnya. Dan saat [Name] harus menghadapi takdirnya sebagai reinkranasi Izanami, ia hanya dapat memasang muka seperti (OAO)? saat mengetahuinya.

Kuroko no Basket milik Fujimaki Tadatoshi.

Harem!Reader x GoM / slight Reader x Kagami/Himuro

Warns: Typos everywhere, kemungkinan ooc, humor garing krenyes, romens (?) ga terlalu menarik

.

.

.

ENJOY THE STORIES MINNA

Semua mimpi buruk itu berawal dari malam ini ketika kaa-san membangunkannya.

"[Name]-chan bangun! Ada yang mencarimu, katanya dia temanmu!" teriak wanita paruh baya yang terlihat seperti masih muda itu tengah membangunkan putri tunggalnya, [Full Name].

"Huh...? Malam-malam begini? Kaa-san bilang saja aku sudah tidur, aku masih mengantuk." gerutuan keluar dari bibir mungil [Name] karena waktu istirahatnya diganggu oleh teman-dia-yang-tidak-tahu-waktu-untuk-bertamu itu.

"Tapi kaa-san sudah menyuruhnya masuk [Name]-chan, ah yang jelas kau harus menemuinya, kasihan dia sudah lama menunggumu" ucap ibunya sebelum turun menuju lantai satu.

Akhirnya [Name] terpaksa turun dari dari tempat tidurnya yang oh sangat empuk dan memanjakan seluruh ototnya yang lelah beraktivitas seharian. Sambil menggerutu ia turun ke lantai satu lalu berjalan ke ruang tamu tidak lupa sambil menyiapkan sumpah serapah kepada temannya entah siapa dia yang telah menggangu tidurnya.

"Apa keperluanmu... disini dan... siapa kau? Dan apa-apaan bajumu itu? Kau sedang bermain drama kerajaan eh?" Oh [Name] sepertinya kau harus lebih sopan terhadap tamu itu. Kau tidak tahu siapa dia kan?

"Seperti biasa tidak bisa bertanya dengan sopan" ujar pemuda berambut merah sambil menghela nafasnya seakan ia sudah terbiasa dengan sikap itu.

"I-itu tidak penting! Jelaskan apa maumu dan siapa kau!? Seenaknya menganggu waktu istirahat orang." gerutunya sebal sambil menyilangkan kedua tangan di depan dadanya oh ternyata ia sebal dengan sikap pemuda berambut merah didepannya ini.

"Warui warui aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya rindu padamu, istriku."

Oke kata terakhir itu sukses membuat [Name] jawdrop seketika. Bagaimana tidak orang yang baru ditemuinya langsung mengatakan kalau ia rindu kepadanya bahkan mengatakan kalau ia adalah istrinya.

"Ch-chotto matte! Aku bukan istrimu! Bahkan aku tidak mengenalmu kau tahu!" teriaknya sambil menahan semburat merah yang perlahan menjalar di pipi pucatnya.

Dia, pemuda bersurai semerah darah itu hanya bisa menahan tawanya saat melihat sikap yang ditunjukkan istrinya- nanti.

"Ha'i aku tahu itu kalau begitu bagaimana kalau kita berkenalan dulu?" tanyanya sambil berjalan ke arah [Name], sedangkan [Name] sudah berancang-ancang untuk lari kalau-kalau pemuda bersurai merah itu melakukan sesuatu yang tidak-tidak terhadap dirinya.

"A-apa maumu hah!?" bentaknya berharap kalau pria itu akan mundur bahkan pergi dari rumahnya tapi sepertinya dewi Fortuna sedang tidak berpihak padanya bukannya pergi atau mundur, malah pemuda bersurai merah itu malah semakin mendekat kearahnya.

"Aku hanya ingin berkenalan dengan istriku, apa salah?" dan sepertinya pemuda bersurai merah itu bersiap-siap akan memeluk [Name] dan [Name] hanya bisa terdiam entah apa yang membuatnya tidak bisa lari dari tempat itu dan...

GREP

Tangan kekar milik pemuda bersurai merah sukses mendarat di pinggang ramping milik [Name], memeluknya erat seakan-akan kalau tidak seperti itu [Name] akan pergi.

"Aku... sangat merindukanmu [Full Name].." guman pemuda itu sambil menenggelamkan wajahnya ke perpotongan leher [Name], menghirup wangi tubuhnya seakan-akan itu adalah oksigen untuknya.

"H-hei lepaskan aku!" ronta [Name] berusaha melepaskan pelukan pemuda bersurai merah itu "dan kau bahkan belum mengenalkan siapa dirimu kau tahu!" ucapnya sedikit kencang kepada pemuda bersurai merah tersebut.

"Biarkan aku seperti ini dulu [Name].." gumannya pelan sambil memejamkan matanya. Sudah lama sekali ia tidak merasakan perasaan senyaman ini. Kalau pernah itu pasti sudah lama sekali, saat gadis didepannya itu masih menjadi istrinya. [Name] hanya terdiam saat mendengar ucapan pemuda bersurai merah itu, entah apa yang merasukinya sampai tangannya bergerak untuk mengusap surai pemuda yang sedang memeluknya.

Kaget, ya perasaan itulah yang dirasakan oleh pemuda bersurai merah itu saat merasakan sesuatu yang lembut di kepalanya. Pemuda bersurai merah itu menyunggingkan senyum tipis di parasnya yang tampan itu. Entah sudah berapa lama mereka dalam posisi seperti itu yang jelas pemuda bersurai merah itu menikmati setiap waktunya bersama [Name].

Menyadari mereka sudah terlalu lama dalam posisi seperti itu, [Name] reflek mendorong tubuh kekar pemuda itu sambil menunduk berusaha menyembunyikan rona merah yang kontras dengan kulit pucatnya itu. Sedangkan pemuda bersurai merah itu hanya bisa mengulum senyum tipis.

"Su-sudah kan!? Jadi sekarang beritahu aku siapa namamu!"

Mendengar ucapan gadis di depannya, ia langsung mengangkat tangan gadis itu lalu mencium punggung tangannya.

"Namaku Akashi Seijuro, senang berkenalan denganmu [Full Name]." Ucapnya sambil menyunggingkan senyum yang hanya ia perlihatkan kepada gadis pujaannya dan kini gadis itu ada di depannya.

DEG

'Perasaan ini... entah mengapa aku seperti mengenal pemuda ini.' batinnya sambil mengamati pemuda di depannya ini dengan teliti, berusaha mengingat apakah pemuda didepannya ini pernah ada di dalam memorinya dulu tapi hasilnya nihil. Ia tidak menemukan gambaran pemuda didepannya itu dalam potongan memorinya.

"Akashi... Seijuro... aku pernah mendengar namamu tapi aku tidak yakin" ujarnya yang masih menatap Akashi- setidaknya ia tahu nama pemuda didepannya ini.

"Kalau begitu.. aku akan membuatmu ingat denganku [Name]" bisiknya tepat ditelinga [Name] dengan suara yang sedikit seduktif itu, setidaknya itulah menurut [Name].

"A-apa maksudmu hah!?" teriaknya sambil menatap Akashi dengan kesal dan oh mukanya yang sudah memerah itu akibat perbuatan Akashi.

"Maksudku hanya ingin membuatmu ingat denganku, apa itu salah hm [Full Name]?" sepertinya kali ini [Name] tidak bisa mengelak lagi, harus ia akui kalau pemuda di depannya itu memang tampan tapi dengan sikapnya yang seenaknya itu dan sepertinya sok absolute itu siapa yang tidak akan kesal terlebih lagi [Name] memang tidak suka kalau ia harus dilarang atau diperintah kecuali dengan kedua orang tuanya.

"Huh terserah kau saja aku tidak peduli, lalu apa urusanmu sudah selesai Akashi?" gerutunya sambil memicingkan matanya ke arah Akashi.

"Hm.. seharusnya sih sudah tapi.." ia sengaja menggantungkan kalimatnya ingin melihat ekspresi [Name] dan itu berhasil kini [Name] menatapnya dengan mata besarnya disertai keingintahuan yang besar tersirat dari matanya itu.

"Tapi ap-!?" belum sempat menyelesaikan kalimatnya Akashi langsung mencium bibir mungil berwarna pink yang menggoda itu, merasakan lembut dan manisnya bibir itu. Sedangkan [Name] hanya bisa membelalakan matanya, terkejut dengan ciuman tiba-tiba dari Akashi, bahkan tubuhnya tidak memberontak saat merasakan bibir Akashi menempel dengan bibirnya. Yah ciuman itu memang tidak "panas" hanya sekedar menempelkan bibir tapi terasa manis- bagi [Name] tentunya yang baru pertama kali merasakannya dan Akashi hanya bisa tersenyum tipis saat melihat ekspresi [Name] itu.

"Kau mau lagi Hime?" Tawar Akashi dengan seringaian yang oh sangat menggoda itu di wajah tampannya itu. Reflek [Name] langsung menggelengkan kepalanya cepat lalu menundukkan kepalanya, 'baka [Name]! Apa-apaan ekspresi tadi huh!?' batinnya sambil melirik Akashi dengan ekor matanya.

"La-lalu kau ada perlu apa lagi!? Sudah selesaikan!?" teriaknya berusaha menutupi rasa malu dan semburat merah di pipinya.

"Ah sudah kok, tapi aku ingin bersamamu lebih lama lagi dan kau tidak boleh menolak karena perintahku absolute." oh Akashi kau mulai mengeluarkan kata-kata itu lagi.

"A-apa maksudmu hah!? Dan apanya yang absolute!? Aku tidak akan menurutimu bodoh!" Sepertinya gadis bersurai hitam legam ini sudah lelah dengan semua sikap pemuda bersurai merah di depannya ini. Buktinya ia sampai meninggalkan pemuda itu sambil menggumankan kata-kata yang seharusnya tidak boleh di ucapkan oleh seorang gadis. Dan Akashi hanya bisa menyunggingkan serigaiannya lalu menghilang seperti tidak terjadi apa-apa.

"Huh dasar menyebalkan! Apa-apaan dengan sikapnya hah!? Tapi pakaiannya seperti pakaian seorang raja.. ah masa bodoh dengan itu semua yang jelas aku ingin tidur lagi!" gerutunya sambil memutar kenop pintu lalu masuk ke kamar. Tapi lagi-lagi dewi Fortuna tidak berpihak padanya, buktinya di tempat tidurnya ada seonggok- maksudnya seorang dengan kulit hitam dan bersurai navy blue bergelung dengan selimutnya.

"Kali ini apa lagi!?" bentaknya sambil menarik selimutnya kesal dan viola terlihatlah pemuda dengan tidak sopan santunnya sedang tertidur nyenyak di tempat tidur [Name].

"A-apa yang kau lakukan disini hah!? Cepat keluar sekarang! Dasar tidak tahu diri seenaknya saja menggunakan tempat tidur orang!" kali ini kesabaran [Name] sudah terbakar habis. Bagaimana tidak, pertama ia harus bertemu dengan orang yang telah menggangu tidurnya dan mengaku-ngaku kalau [Name] adalah istrinya dan kedua, ada orang dengan seenak udelnya (?) tidur di tempat tidurnya seakan-akan itu adalah miliknya.

"Tch! Kau berisik sekali teme." ujar pemuda bersurai navy blue itu sambil menggorek telinganya. Ck ck sungguh tidak sopan sekali kamu, nak.

Terlihat perempatan siku-siku di kening gadis itu dan muka gadis itu terlihat merah karena menahan amarah yang amat sangat wah (?)

"KAU SIAPA HAH!? BERANINYA TIDUR DI KAMARKU SEAKAN-AKAN INI KAMARMU DASAR TIDAK TAHU DIRI!"

Wahai kau pemuda bersurai navy blue kau berhasil membangunkan iblis dari tidurnya jadi bersiaplah menghadapi amukan sang iblis.

"Ck pelankan suaramu bodoh, kau ingin membangunkan kedua orang tuamu heh?" ujarnya santai sambil menatap [Name]. Mendengar ucapan pemuda itu, [Name] reflek menutup mulutnya 'ups aku kelepasan' batinnya sambil meneliti pemuda di depannya.

Merasa di perhatikan pemuda bersurai navy blue itu menatap gadis di depannya dengan tatapan apa-kau-lihat-lihat-hah. Merasa seperti dilecehkan (?) oleh tatapan pemuda dengan kulit dakian itu- maaf maksudnya eksotis itu, [Name] hanya bisa mendengus kesal lalu melotot ke pemuda itu "kau.. apa yang kau lakukan disini? Dan kenapa kau bisa di tempat tidurku!?"

"Hm? Karena kau istriku jadi aku juga berhak memakai kamar ini beserta isinya" dengan entengnya pemuda bersurai navy blue itu berkata seakan-akan ia dan gadis di depannya ini sudah resmi menikah.

"A-Apa!? Istri!? Uso! Kau pasti bohong! Aku tidak percaya!" teriak gadis itu (lagi) sambil mengepalkan tangannya bersiap untung memukul wajah pemuda di depannya itu.

"Uso janai yo! Aku jujur asal kau tahu." dengusnya sambil memejamkan matanya lalu menggeser posisinya sehingga memberikan ruang untuk [Name]. [Name] yang melihat itu melongokan wajahnya. melihat reaksi [Name], pemuda itu hanya bisa menghembuskan nafasnya lalu menepuk ruang kosong disebelahnya mengisyaratkan [Name] untuk tidur disebelahnya. Seakan-akan mengerti dengan isyarat pemuda didepannya [Name] berbaring disamping pemuda tersebut.

Setelah berbaring beberapa saat, [Name] tersadar lalu mengubah posisi bebaringnya menjadi duduk, "kau belum memberitahu namamu bodoh!" ucapnya sambil menunjuk-nunjuk ke arah pemuda bersurai navy blue itu tidak sopan.

"Ehh!? Kau tidak tahu namaku!? Ttaku.. Namaku Aomine Daiki." ujarnya tidak niat sambil memejamkan matanya.

DEG

'Perasaan itu lagi.. dan siapa namanya..? Aomine.. Daiki..? Aku merasa pernah mendengar nama itu.. tapi dimana..?' batin [Name] sambil memegang dadanya.

TBC dengan febelesnya (?)

Perasaan apakah itu? Benci? Kesal atau suka?

Tunggu di kelanjutannya hanya disini- maaf salah naskah

Btw minna-san ~ review ya ~

Biar saya tahu dimana kekurangan saya

Arigatou ~~