Under Cover

Chapter 6

.

#MainCast HunGS!Han

Rated : T

Warning : Gender Switch for Uke. OOC. Gaje, typo(s), dll.

.

.

This is it.. Happy Reading~

.

.

"Henry Lau, putra angkat presdir Xi Company. Kakak tiri dari Xi Luhan."

Pernyataan tersebut membuat Sehun tak terkejut. Namun tidak untuk Chen dan Chanyeol, mereka terkejut setengah mati. Bukan masalah Luhannya itu. Henry adalah putra Presdir Xi itu berarti dia orang yang akan menjadi penerus Xi Company. Dan mereka sudah bertindak tidak senonoh pada Putra Pewaris ini, bisa-bisa nanti Henry tidak mau menerima kerja sama dengan perusahaan mereka yang akan kedua pemuda itu geluti.

"Terimakasih telah membohongiku. Nona Xi Luhan yang terhormat," kalimat sopan itu lolos begitu dingin dari bibir Sehun. Luhan meraih tangan Sehun namun langsung ditepis oleh pemuda itu. "Sehun.." panggil Luhan lirih. "Kau harus menjelaskan ini Luhan." Henry menarik Luhan lalu memasukan gadis itu kedalam mobil mewahnya. Chen dan Chanyeol masih melongo tidak percaya.

Luhan pasrah saja saat Henry membawanya ke Restoran bintang lima diSeoul hanya untuk sarapan pagi. Mengingat pakaian Luhan hanya sebuah piyama, dan rambut yang juga aut-autan Henry memilih makan dilantai paling atas yang sepi dan bersifat lebih privasi.

"Jadi kenapa kau mengaku sebagai Zhang Luhan hm?" Tanya Henry to the point. Luhan diam, yang ada dipikirannya saat ini adalah Sehun. Henry menghela nafas lelah. "Maafkan aku jika aku mengacaukan rencana mu baby.." ujar Henry dengan wajah lesu. "Kau menyebalkan ge," sungut Luhan dengan wajah yang tak kalah lesu.

"Kau tau kan Baba malu punya anak sepertiku? Beliau selalu menganggapku pembunuh Mama.. Baba bilang aku tidak pantas memakai marga Xi.."

Luhanpun menceritakan semuanya, mulai dari dimana Babanya selalu menyalahkannya atas kematian Ibunya, lalu saat ia dibilang anak tidak tahu malu, juga saat sang Baba mulai membanding-bandingkannya dengan Henry. Tak lupa kata-kata yang begitu menyakitkan, saat Babanya berkata bahwa, Luhan adalah pembunuh, pembawa sial, dan membuat malu keluarga Xi.

Nafas Henry tercekat, dia benar-benar tidak pernah tau jika Baba yang selama ini dihormatinya, begitu kejam pada adik tersayangnya. Henry sangat jarang pulang ke China karena ia sibuk sekolah diHarvard University. Brengsek! Umpat Henry dalam hati. Ia benar-benar marah pada Babanya itu, sungguh kalau ia tau permasalahannya seperti ini ia justru akan membawa kabur Luhan sejauh mungkin dari pria brengsek itu. Ah benar, sepintas muncul sebuah ide diotak pemuda tampan itu.

"Pergilah ke LA.. Aku punya kenalan disana, kau dan Yixing akan tinggal disana. Kita tinggal bersama disana, aku akan minta izin pada Baba untuk mendirikan perusahaan kecil dan aku sendiri yang akan mengurusnya. Tapi mungkin itu tak sebentar. Jadi kau akan kesana duluan." Luhan terkejut mendengar penuturan gegenya itu. "Aku senang hidup disini ge,"

"Karena kliennya rata-rata orang Korea, jadi Baba memutuskan untuk mendirikan perusahaan disini Lu." Ucapan Henry itu membuat Luhan bimbang, rasa sakit hatinya yang begitu besar pada Babanya membuat Luhan tidak sudi bertemu pria paruh baya itu. Lihat, bahkan Luhan kabur ke Seoul saja dia tidak peduli, hell!

Tapi mungkin segalanya akan lebih baik jika dia mengikuti saran gegenya. "Beri aku waktu untuk berfikir ge.." respon Luhan setelah beberapa detik terdiam.

.

.

Kyungsoo menatap pemuda dihadapannya dengan tenang. Siang ini Kyungsoo bertemu dengan Kai disebuah Coffee shop tempat Luhan bekerja. "Jangan menatapku terus, kau membuatku gugup." Kyungsoo menunduk dengan rona merah samar dipipinya. Kai tersenyum kemudian tertawa kecil, "Kau masih saja imut seperti dulu." Puji Kai tulus pada gadis didepannya. Kyungsoo tersipu atas pujian pemuda tampan dihadapannya ini. Kai terus menatap Kyungsoo, ia begitu merindukan sosok gadis dihadapannya ini, dari dulu sampai sekarang Kai masih terpesona dan masih mencinta Kyungsoo. Namun, mengingat Kyungsoo adalah kekasih Sehun, ia selalu berusaha melupakan perasaannya itu. "Kau mau bicara apa Kyung?" Tanya Kai lembut masih dengan senyum tampannya.

"Aku.. putus dengan Sehun." Suara Kyungsoo terdengar sendu, Kai terkejut. Well, munafik jika Kai tidak senang atas berita itu, tapi mengingat wajah Kyungsoo yang terlihat terluka membuatnya sedikit terhanyut dalam luka Kyungsoo. "Sehun punya pacar baru. Dan dia lebih memilih pacar barunya itu. Aku sungguh sakit hati dan kecewa padanya Kai.." air mata Kyungsoo mengalir begitu deras sesaat setelah mengucapkan itu. Kai langsung berlutut didepannya, menggenggam erat tangannya, mengusap punggungnya, berusaha menenangkan gadis yang dicintainya ini. "..Kenapa dia begitu jahat padaku.. dan kenapa dengan pacar barunya itu? Apa aku kalah cantik dengannya? Apa aku jelek?" Tanya Kyungsoo dengan air mata yang berlinang. Kai mengusap pipinya, menghapus sisa-sisa air matanya.

"Kau cantik Kyung. Dia bahkan tidak ada apa-apanya dibandingkan dirimu. Berhentilah menangisi orang brengsek itu." Ujar Kai selembut mungkin, berusaha menutupi kemarahan yang sudah melingkupi hatinya.

"Apa aku boleh minta tolong?" Tanya Kyungsoo dengan tatapan memohon. "Apa Kyung?"

"Bantu aku menghancurkan mereka."

.

.

Sudah berpuluh kali Luhan menelfon Sehun namun tak ada jawaban sama sekali. 'Ck, kemana manusia tengik itu? Apa dia masih marah padaku?' Tanya Luhan dalam hati. Luhan mengacak rambutnya yg masih sedikit basah. Ia pun mengambil sweater merah marunnya kemudian memakai sepatu ketsnya dengan asal-asalan tanpa mengikat talinya. Luhan membuka pintu kamarnya dengan cepat, dan tak lupa ia tutup kembali. Yap. Dia memutuskan untuk menyusul Sehun keasramanya. Persetan dengan peraturan bodoh itu, ini sudah mendesak. Ia harus bicara dengan Sehun.

Sambil terus melangkah, Luhan mengikat rambut panjangnya tingi-tinggi, kemudian memakai tudung sweaternya. Sore dihari Minggu biasanya penjaga asrama kembali, takut tidak diperbolehkan masuk jadi Luhan sedikit berlari menuju asrama putra.

"WHOAAA"

BRUGH! GEDUBRAK! DUGH!

Mengingat tali sepatu Luhan belum diikat, gadis itupun menginjak talinya dan jatuh menabrak seorang pemuda yang tingginya tidak jauh berbeda dengan Luhan. "Luhan!" seru pemuda itu kesal, karena Luhan membuat dirinya tersungkur hingga kepalanya membentur tong sampah. "Mianhaeeee Suho-yyaaaaaa." Luhan memberikan cengiran lebar tanpa dosa, yang langsung mendapat toyoran sayang dari Suho. "Ck, kau bisa membuatku bodoh, bodoh!" Suho menggerutu kesal pada sahabat rusuhnya ini. "Ya maaf.. Aku tersandung tali sepatuku. Yang salah bukan aku dong! Tapi tali sepatuku! Nah nah! Marahi saja dia." Luhan melepas sepatunya dan menjulurkannya kedepan wajah Suho. Dan kepalanya kembali ditoyor oleh Suho. "Jangan menoyorku terus. Bisa-bisa otak ku jadi miring!" sergah Luhan sambil memakai kembali sepatunya, dan hanya mengikat talinya dengan asal.

"Mau apa kau kemari?" Tanya Suho yang mulai membaik. "Sehun. Dia marah padaku." Jawab Luhan lesu dengan bibir mengerucut. "Jelas dia marah, kau membohonginya." Suho berjongkok dihadapan Luhan. "Well aku tau, aku lebih lebih segalanya dari mu. Tapi hei! Kau tidak perlu menyembahku seperti itu Ho-yaa!" Luhan terkekeh geli melihat Suho yang tiba-tiba jongkok dihadapannya.

Menghela nafas kasar, Suho mengikat kedua tali sepatu Luhan dengan benar. Membentuk sebuah simpul pita yang rapih, dan sepatu hitam Luhan terlihat lebih baik sekarang. Luhan tercenung melihat tindakan Suho. Ya ampun perhatian sekali sahabat cebolnya ini.

Suho menoyor lagi kepala Luhan. "YA!" seru Luhan keras. "Aku harap otakmu miring, dan kau berhenti jadi orang ceroboh!" tukas Suho dengan senyum angelicnya. Luhan memutar bolamatanya malas. "By the way, Aku tadi melihat Sehun berjalan bersama gadis bermata bulat menuju kolam renang." Luhan tersentak. "..Jadi kau percuma kalau datang kekamarnya. Dia sudah pasti—Hei Luhan!" Suho tidak heran kenapa Luhan pergi tiba-tiba begitu mendengar Sehun pergi bersama gadis bermata bulat. Suho hanya berdoa semoga saja Luhan tidak akan kecewa atau sakit hati.

.

Luhan berlari menuju kolam renang sekolah yang terletak digedung olahraga. Dadanya sesak begitu mengetahui Sehun bersama Kyungsoo. Mengingat Kyungsoo adalah mantan kekasih Sehun, yang jelas sekali kalau gadis bermata bulat itu masih mencintai kekasihnya. Itu sebuah ancaman untuknya, bukan?

Luhan mengintip sedikit dari pintu kaca yang menghubungkan antara gedung olahraga dengan kolam renang indoor itu. Dadanya semakin sesak, begitu mendapati kekasihnya memang benar ada disana bersama Kyungsoo. Mereka tengah duduk dipinggir kolam dengan kaki yang tercelup kedalam air. Oh Luhan benar-benar butuh oksigen, saat melihat kedua orang itu bercanda ria, dengan kepala Kyungsoo yang bersandar dibahu Sehun, dan kepala Sehun yang menempel dengan kepala Kyungsoo (Bisa ngebayangin ga?). 'Sekarang apa lagi?' batinnya menjerit keras, saat melihat tangan Kyungsoo mengusap surai hitam Sehun.

Dengan langkah yang mengendap-endap tanpa menimbulkan suara, Luhan mendekati keduanya. Dan benar-benar berdiri dibelakang mereka. Dua orang itu terlalu asik hingga mereka benar-benar tidak menyadari keberadaan Luhan.

"Aku pikir Luhan adalah pacar Kris." Luhan dapat mendengar suara Kyungsoo dengan jelas. 'Jadi mereka membicarakan aku?' Tanya Luhan dalam hati. "Dia pacarku Kyung~ Tapi aku tidak yakin apa dia benar-benar pacarku.. Dia bahkan membohongiku tentang indentitas aslinya."

Luhan tertohok dengan jawaban Sehun barusan. Ia terus diam, dan mendengarkan pembicaraan dua orang yang sedang memunggunginya tersebut.

Kyungsoo kembali mengusap kepala Sehun. "Mungkin dia memang tidak niat menjadi pacarmu. Bahkan kemarin ia lebih memilih pulang bersama Kris dari pada bersamamu kan? Kurasa kekasih tersayangmu itu menyukai Kris." Jawab Kyungsoo memanas-manasi. "Mungkin kau benar." Sehun tertawa getir. Gadis disebelah Sehun itu kemudian melingkarkan tangannya kepinggang Sehun. "Aku merindukanmu Hunnie. Bisa kita berhenti membahas Luhan? Bagaimana kalau dia dengar?" Sehun tertawa karena ucapan Kyungsoo barusan. Pemuda itu menjawab dengan yakin, "Tidak mungkin Kyung. Luhan sedang bersama gegenya sekarang."—

"Well, Sehun.. Mungkin saja Luhan kekasihmu itu sudah pulang, lalu menelfonmu berkali-kali tapi kau tidak angkat, lalu ia menyusulmu keasramanya. Namun saat diperjalanan seseorang memberutahunya.. Bahwa kekasihnya tengah bersilngkuh dengan mantannya dikolam renang." Luhan angkat bicara dengan sidiran tajam didalam ucapannya. Kedua manusia didepannya langsung menoleh kebelakang dengan ekspresi terkejut—Ralat— hanya Sehun yang terkejut. Sebenarnya Kyungsoo sudah tau kalau Luhan ada dibelakang mereka, karena bayangan Luhan terlihat dikolam. Beruntung Sehun tidak menyadarinya. Karena itu Kyungsoo sengaja memanas-manasi Sehun dan Luhan, supaya mereka bertengkar dan BOOM! Hancur. Kyungsoo menyeringai jahat dalam hati, dan kembali memulai aktingnya, "Luhan.." suara Kyungsoo terdengar takut.

"Kenapa Kyungsoo? Kau takut padaku karena aku memergoki kalian berselingkuh?" Tanya Luhan dengan senyum sinis yang menyeramkan. "Kami tidak berselingkuh." Jawab Sehun datar. Luhan tertawa sinis, menggigit pipi dalamnya sambil menatap remeh kedua orang dihadapannya.

"A—aku.. Lebih baik aku pergi dari sini.." Kyungsoo melangkah maju namun dihadang oleh Luhan. "Kau! Dan Kau!" Luhan menunjuk Sehun dan Kyungsoo dengan jari telunjuknya. "Dengar ini! Masalah aku niat berpacaran dengan Sehun atau tidak itu bukan urusanmu." Luhan memberikan tatapan tajam kepada Kyungsoo. "Aku lebih meminta Kris yang mengantarku.. itu Karena aku terlalu kesal pada kalian! Dan Ya. Aku memang menyukai Kris. Aku menyukainya sebagai seorang kakak yang berwibawa." Jawab Luhan tajam, tanpa memutus kontak matanya dengan Sehun.

"Lalu kenapa kau tidak jujur tentang identitasmu? Kenapa kau berbohong pada kami semua? Kenapa Luhan? Setidaknya kau bisa memberitahuku kan?" Sehun bertanya masih dengan menatap lurus kemata rusa gadisNya itu. Luhan langsung memutus kontak mata mereka, ia diam. Tak menjawab.

"Kenapa diam nona Xi yang terhormat? Tidak bisa menjawab?" kali ini nada bicara Sehun terdengar meremehkan. "Kau benar Kyung.. Gadis ini memang tidak niat pacaran denganku. Untuk jujur saja begitu sulit, Cih. Ayo pergi dari sini." Luhan menatap Sehun yang berlalu begitu saja. Gadis berdarah China itu memejamkan matanya. Cairan bening mengalir begitu mata rusa itu terpejam. "Kau tidak mengerti.." Gadis itu bersimpuh didepan kolam, dan terisak kecil.

"Kalau begitu buat dia mengerti Lu~" sebuah suara berat mengejutkan Luhan. Gadis itu langsung menghapus air matanya dengan cepat dan menolehkan kepalanya kesumber suara. Suho langsung memeluk Luhan erat, mengusap kepalanyanya dengan sayang. Luhan makin terisak keras, menangis dibahu sahabat cebolnya itu. Masa bodoh jika baju Suho basah oleh ingus dan airmatanya.

"Ssshh.. Mau sampai kapan kau menangis Lu?" Tanya Suho masih setia mengusap kepala Luhan. "Dia tidak mengerti kalau aku punya keluarga yang kacau.. Dia tidak mengerti mengapa aku tidak memakai marga Xi.. dia tidak mengerti kalau Baba begitu membenciku karena kematian Mama.. Dia tidak mengerti kalau Baba malu punya anak sepertiku.. Aku anak pembawa sial, aku menyebabkan Mama meninggal, aku selalu membuat malu.. Aku dicampakan, aku dibuang.. Dia tidak mengerti Ho-yaa.." Luhan terus meracau sambil menangis. Suho terkejut. Sangat terkejut mendengar pengakuan Luhan. Dia tidak menyangka kalau hidup Luhan begitu berat. Suho mengerti kenapa Luhan tidak memakai marga Xi, dan enggan mengakui mengapa ia tidak memakai marga itu. Kenangan buruk pasti akan teringat jika ia mngungkit nama itu.

"Aku rasa lebih baik aku ikut Henry ge ke LA.." Suho menyerngitkan dahinya mendengar penuturan Luhan. "Ya. Gege mengajakku untuk tinggal diLA.."

.

.

Suho kembali teringat ucapan Luhan. Gadis itu bilang, dia ingin tinggal diLA. Well, itu artinya akan susah untuknya menjaga Luhan. Suho menerawang, menatap langit-langit kamarnya, berpikir bagaimana caranya agar Luhan tetap diKorea. 'Luhan inging ke LA karena ia sedang bertengkar dengan Sehun, mungkin jika sudah baikkan, Luhan akan berpikir ulang untuk pergi ke LA.' Pikirannya berkecamuk memikirkan gadis yang menjadi sahabatnya itu. Saat tengah sibuk memikirkan Luhan, Suho dikejutkan oleh suara ketukan pintu kamarnya. 'Siapa yang datang malam begini?' keningnya menyerngit. Iapun langsung beranjak, dan membuka pintu.

"Sehun?" Suho sedikit terkejut melihat pemuda dihadapannya. Berbagai pertanyaan bertumpuk dipikiran Sehun. "Aku ingin bicara padamu." Sehun dengan tidak sopannya langsung masuk kedalam kamar Suho. Suho hanya berdehem memaklumi sifat Sehun. "Maaf aku tidak punya apa-apa untuk disajikan." Ucap Suho sopan yang hanya diangguki oleh Sehun. Suho menatap Sehun yang duduk dikursi belajarnya, 'pasti tentang Luhan' pikirnya yakin.

"Ini tentang Luhan.." ––'tuhkan benar' batinnya menyeringai. "Apa maksudmu memeluk kekasihku dengan erat begitu? Jangan pernah menyentuh apa yang menjadi milikku!" ujar Sehun datar, namun begitu dingin dan penuh ancaman.

[ Flashback : On ]

Setelah mengantar Kyungsoo sampai depan gedung asrama putri. Sehun memutuskan untuk kembali kekolam. Ia khawatir pada Luhannya. Meskipun rasa kecewanya terhadap Luhan masih dirasakan, namun melihat wajah gadis itu saat Sehun bertanya tentang marganya membuat pemuda itu merasa ganjil. Saat Luhan memutus pandangannya darinya, Sehun bisa melihat mata itu meredup.

Sehun hanya kesal, marah, dan kecewa. Kenapa Luhan sulit sekali untuk jujur padanya? Memang ada apa dengan marganya? Setidaknya, kalau Luhan memang sedang menyamar, kenapa ia tidak memberitahu Sehun? Apa Luhan tidak percaya pada Sehun? Apa Luhan tidak mencintai Sehun? Berbagai macam pertanyaan terus bergerumul diotak Sehun.

"What the f.." Saat Sehun hendak membuka pintu kaca, ia terkejut menatap Luhan yang tengah dipeluk Suho. Rasa panas dan emosi mulai menjalar ke hatinya, ingin sekali rasanya memisahkan dua orang itu dan menceburkan si laki-laki cebol yang berani menyentuh gadisnya itu. Satu langkah Sehun tertahan saat melihat bahu Luhan yang bergetar. 'Luhan menangis? Apa ini karena aku?' Tanyanya dalam hati. Sehun terus menatap Luhan yang terus sesegukan dipelukan Suho, ingin rasanya ia menggantikan posisi Suho. Memeluk gadis itu erat-erat, menenangkannya dengan usapan sayang dipunggung dan kepalanya. Tiba-tiba rasa bersalah merundung hatinya. 'Apa Luhan menangis karena aku?' Sehun kembali bertanya dalam hati.

Sehun hanya menatap Luhan dan Suho dalam diam dengan perasaan yang berkecamuk. Rasanya panas juga melihat mereka berdua. 'Apa tadi Luhan merasakan yang sama saat melihatku dan Kyungsoo? Ah, Mungkin tidak..' Sehun tersenyum getir. Pemuda itupun pergi meninggalkan kekasihnya yang tengah menangis dipelukan laki-laki cebol itu.

[ Flashback Off ]

"Aku hanya menenangkannya." Jawab Suho santai. Kemana Suho yang culun dan penakut, eh?

"Tidak perlu!" seru Sehun dingin. "Kalau kau tidak suka aku menenangkannya, jangan membuatnya nangis Sehun! Jangan meninggalkannya saat dia down! Kalau kau tidak ingin milikmu disentuh orang lain, perlakukanlah dia dengan baik!" balas Suho dengan nada tajam. Sehun mengeras, ia ingin sekali menonjok wajah angelic itu. Tapi semua ucapan Suho adalah benar. "Jangan memaksanya untuk bercerita! Kau tidak akan menyangka alasan kenapa dia tidak mau jujur.. Kau tidak akan menyangka kenapa dia memalsukan identitasnya!" kali ini Suho membentak Sehun dengan berani. "Aku tau.." jawab Sehun dingin. "Luhan tidak percaya padaku.. Dia tidak mencintaiku." Sambung Sehun seraya membuang pandanganya. Suho menggeleng keras, ia menatap Sehun kesal.

"Keluarganya tidak memperlakukan dia dengan baik." Suho berujar setelah suasana hening yang berlangsung cukup lama. Ucapan Suho barusan langsung menarik perhatian Sehun. "Babanya begitu membenci dia karena kematian Mamanya dan selalu menganggap Luhan pembawa sial, pembuat malu marga Xi.. Dia dicampakan oleh Babanya, dia dibuang Hun.."

.

Sehun melangkah keluar dari kamar Suho, setelah mendengar penjelasan Suho ia terkejut. Sangat. Sama seperti Suho saat dikolam renang tadi. Perasaan bersalah kembali menyelubungi hatinya. Bagaimana mungkin hidup Luhan begitu berat? Kalau saja Sehun tau ini dari awal, dia tidak akan menuntut penjelasan dari Luhan. Ia tidak akan meninggalkan Luhan, ia pasti akan terus menghibur dan menjaga gadisnya itu. Kenapa ia begitu tolol? Kenapa ia malah melukai hati orang yang ia cintai? Ia bahkan malah bermesraan dengan Kyungsoo didepan Luhan. Gadis itu pasti sangat terluka. Untuk pertama kalinya, Sehun menyesal telah menyakiti perasaan orang lain. Ia pun melangkah cepat menuju kamar Luhan. Ia harus meminta maaf pada gadisnya. Ya, harus!

.

.

Jam sudah menunjukan puku Sembilan, namun Luhan tengah sibuk memasukan pakaiannya kedalam koper. Luhan sudah memutuskan untuk pergi ke LA. Sebenarnya sih ia masih bimbang, tapi melihat Sehun sepertinya..

"Haaahhh.." Luhan menghela nafas berat. Meskipun dirinya belum ada sebulan berpacaran dengan Sehun, ia sudah mulai mencintai pemuda itu. Tapi kenapa Sehun malah berduaan terus dengan Kyungsoo? Pertanyaan itu membuat Luhan menghempaskan pantatnya dengan kasar dikasurnya. "Mungkin kalau aku pindah ke LA aku bisa melupakan dia.. Baiklah! Ayo Luhan lanjutan Packingnya!" Luhan menyemangati dirinya sendiri, dan melanjutkan kegiatannya. Memasukan seluruh bajunya kedalam koper.

Klek!

"Luhan?" Tangan Luhan yang hendak memasukan 1 baju lagi kedalam koper berhenti bergerak. Posisi Luhan saat ini membelakangi pintu, tetapi tanpa melihat orang yang memanggilnya itupun Luhan sudah tau siapa dia. Oh Sehun. Ia sangat mengenal suara itu, suara yang akhir-akhir ini menjadi alunan melodi favoritnya. "Kenapa kau mengemas barangmu?" Luhan bisa merasakan bahwa kekasihnya ini mendekatinya. Luhan hanya diam, dan kembali bergerak. Memasukan baju terakhirnya kedalam koper dan menutup resletingnya.

Sebuah pelukan hangat membuat tubuh Luhan menegang sesaat. Ia dapat merasakan eratnya lingkaran tangan Sehun diperutnya. Bahunya bisa merasakan beban berat kepala Sehun. "Kau mau kemana?" Tanya Sehun lembut. Luhan melepas pelukan Sehun, "Mau apa kau kemari?" Tanya Luhan dingin, seraya mengangkat kopernya untuk dipindahkan kesisi meja belajarnya. "Mau dengar alasan kenapa aku membohongimu tentang marga ku?" dengan cepat Sehun maju dan menangkup pipi Luhan, sayangnya tangan Sehun langsung ditampik oleh gadis itu. Luhan menatap Sehun tajam dan dingin. "Ayahku membenciku.. Ibuku mati karena aku, Aku pembawa si—" ucapan Luhan terpotong saat Sehun mencium lembut bibirnya. Mata Luhan melebar. Sehun kembali menangkup dan mengusap pipi putih itu dengan lembut. Luhan memejamkan matanya, dan cairan bening kembali mengalir dipipinya. Tidak hanya dipipi Luhan, tapi juga dipipi Sehun. Pemuda itu melepas tautan bibirnya, dan menatap Luhan yang terisak kecil sambil terus mengusap pipinya, kemudan menghapus air mata Luhan dan mengecup kedua mata rusa Luhan perlahan. "Maafkan aku.. Maaf.. Bisa kita lupakan ini semua dan kembali seperti dulu? Aku mencintaimu. Jangan pergi kemana-mana." Sehun memeluk tubuh mungil itu begitu erat, takut Luhan pergi, takut Luhan melepas pelukannya lagi. "Benarkah kau mencintaiku?" Tanya Luhan lirih dalam pelukan Sehun. "Ya. Sangat." Jawab Sehun mantap. "Bisakah aku percaya?" Tanya Luhan setengah berbisik. "Kau bisa memegang ucapanku Lu." Sehun mengecup pucuk kepala Luhan dengan sayang.

"Kalau begitu kenapa kau terus berdekatan dengan Kyungsoo?!" Luhan melepas pelukannya, mengusap sisa air matanya dengan kasar. Sehun menyeringai kecil saat melihat raut kesal diwajah Luhan. "Kenapa juga kau kemarin malah mengajaknye ke Lotte? Kenapa juga tadi sore kau bermesraan dikolam? Kau masih mencintainya kan?" Luhan bertanya dengan suara meninggi. "Pelankan suaramu bodoh!" seru Sehun kesal. Luhan mengipas-ngipas wajahnya yang terasa panas. "Kemarin, setelah mengobrol tentang hubungan kita, Kyungsoo merengek minta ditemani ke Lotte Lu. Lalu tadi, aku hanya menceritakan apa yang aku rasakan padanya. Itu saja. Dan kau jelas tau, aku hanya mencintaimu" Jelas Sehun dengan tangan terlipat didada. "Cih, kenapa kau tidak bercerita pada Kris? Dia lebih bijaksana.. tidak seperti Kyungsoo yang malah memanas-manasimu!" bentak Luhan kesal. "Dia tidak memanas-manasiku. Kyungsoo bukan orang yang seperti itu Luhan.. dia baik. Tenang saja." Sehun menepuk kepala Luhan. "Ck, lihat. Kau maih saja membelanya. Kau memang masih mencintainya kan?" hardik Luhan seraya mengerucutkan bibirnya. "Kalau memang aku masih mencintainya bagaimana?" Tanya Sehun dengan seringai aneh. "TUH KAN BENAR!" Luhan berteriak histeris, dan Sehun langsung membekap mulutnya, dan hal itu membuat Luhan terhuyung, dan jatuh terduduk dikasurnya. Luhan menatap Sehun tajam. Dan tatapan tajam itu seketika hilang saat Sehun tiba-tiba mendorong bahunya perlahan hingga Luhan terbaring. Luhan terdiam, wajah Sehun yang terlalu dekat membuat Luhan bisa merasakan hembusan nafas Sehun. Luhan mengerjapkan matanya, tubuhnya mendadak beku, dan jantungnya semakin berdetak cepat saat mata mereka bertemu pandang. "Ka—kau mau apa huh?!" Luhan berusaha untuk mendorong dada Sehun, namun dorongannya tidak berarti apa-apa untuk pemuda itu. "Kau tau Lu? Kau sangat imut saat cemburu. Membuatku ingin 'memakan' mu~" ujar Sehun dengan suara berat yang sexy. Luhan langsung merengut, dan mendorong wajah Sehun dengan tangannya. Hal itu membuat Sehun melepaskan cengkramannya dibahu Luhan, dan memukul pelan tangan Luhan.

"Memakanku apanya?! Kau pikir aku hamburger? Kau mau menjadi kanibal huh?!" Luhan menabok pundak Sehun dengan cukup keras, hingga pemuda tampan itu meringis.

"Dasar bodoh ini sakit! Lagi pula bukan makan yang seperti itu!" dengus Sehun kesal.

"Lalu yang seperti apa? Memang ada pengertian makan yang lain?!" balas Luhan tak kalah kesal.

"Ck, lupakan saja dasar bodoh!" Sehun membalas datar, kemudian duduk ditepi ranjang Luhan.

"Terus saja mengatai aku bodoh! Aku benci padamu!"

"Aku juga mencintaimu Oh Luhan."

"Aku tidak bilang kalau aku mencintaimu. Lihat! Sekarang siapa yang bodoh?"

"Tentu saja kau! Padahal sudah jelas kau mencintaiku, tapi kau malah bilang kalau kau benci padaku." Jawab Sehun santai dengan intonasi yang terdengar menyebalkan ditelinga Luhan. Dengan kesal Luhan mengambil bantal dan memukul Sehun keras keras. "Aw! Aw! Luhan! Lihat ada sesuatu!" Sehun berseru cepat saat matanya menangkap benda merah diatas kasur Luhan. "Punyamu?" Sehun mengangkat benda yang ternyata adalah bra merah berenda milik Luhan. "Kyaaaa!" Luhan merebut paksa branya dan langsung melemparnya kekeranjang pakaian kotor dipojok ruangan. "Jangan seenaknya menyentuh barang pribadiku, bodoh!"

"Salah siapa meletakannya disembarang tempat. 34B huh?" cibir Sehun dengan senyum tertahan.

"Itu…" saking kesal dan malunya Luhan sampai tidak bisa berkata-kata.

"Benarkah itu 34B?" Sehun merebahkan badannya dikasur seraya memperhatikan dada Luhan yang tertutup pakaiannya.

"Dasar Pervert!" teriak Luhan sambil menyilangkan kedua tangan didepan dadanya. "Sudah sana keluar kau!" Luhan kembali berteriak meski tidak sekeras tadi.

"Jangan berisik! Kau mau membangunkan seluruh isi asrama?!" Sehun mendelik, menatap Luhan. Sementara gadis itu membalas tatapan Sehun dengan masam. "Jam segini, waktunya pengawas asrama berkeliling. Biarkan aku tidur sebentar."

Luhan mengehela nafas berat, dan menatap lelah Sehun yang sudah memejamkan matanya. Luhan menarik koper yang berada disisi meja belajarnya dan mulai mengembalikan semua isinya kedalam lemari pakaian. Luhan tiba-tiba jadi tidak ingin pergi ke LA. Ia ingin disini.. bersama Sehunnya.

.

.

.

.

TBC

HAI HAI HAI! APA KABAR KALIAN?

Pertama banget, saya mau minta maaf! …Maaf!

Maaf ya saya baru bisa update. Sibuk nihh.. Maklum anak tahun terakhir, ujian ujian terus, belajarr terus.. sampe ide ide lanjutan semua ff yg udah tertera diotak saya ilang semua gara-gara saya mikirin tugas tugas. Sekali lagi maaf yaaaaa!

Oke.. saya merasa saya ini author sombong yang ga ngejawab review dari reader tercinta. hehe maaf.. kali ini saya jawab deh yaa

hanhyewon357 : Apa Henry masih sekolah apa udh kuliah? Henry ga skolah dia mah(?) Yg pasti dia udah ga sekolah/kuliah. Knpa Luhan sembunyiin identitas.a? Sudah terjawab diChap. ini:) Knpa Henry keliatan.a gk suka sama Sehun? Hmmm*mikir keras*

.58 : Si kyungsoo sngaja ea buat Luhan cembru sma Sehun biar mreka putus dan sbnernya diaakerja sma" Kristal? Kyungsoo bekerja sama dengan siapa itu masih dirahasiakan hehe;D

Oh Juna93 : walau pun gw pgn tau apa alesan lulu nyamar... Udah tau kan?:) tu juga kenapa kyungsoo jadi nyebelin disini... Karena efek2 muka d.o kadang suka serem gitu jadi dia saya bikin antagonis disini mwahaha XD

niasw3ty : Kyungsoo itu telf siapa thor? Tukang ojek..kan dia minta dijemput kan?(?) Karakter dy jadi jahat disini ya? untuk saat ini iya. tapikan orang bisa berubah kapan aja(?)

himekaruLI : AAAAA MAKASIH UDAH RELA NGETIK CAPE2 AMPE PANJANG GITU CUMA BUAT REVIEW FF SAYA! SAYA BALES DI PM YAA! MAKASIH BUAT MASUKANNYA AA SAYA TERHARUU(?) percaya ato ngga review kamu bikin saya langsung nulis dan maksain harus selesai hari ini. makasih buat masukannya yaaa! jangan minta maaf klo reviewnya kepanjangan, saya malah suka ko! skali lagi makasihh! semoga suka ama chap.6 nyaa!

Maaf buat yang ga saya jawab hoho dont worry be happy!;D mungkin dichap selanjutnya bisa saya jawab:) Buat yang minta fast update, saya update ga nentu, karna saya nulis tergantung mood. yahh berdoa aja supaya mood saya bagus terus:3

Big Thanks with xoxo for my reader yang udah review. Dan buat para sider juga, saya tetep berterimakasih:) Keep Reviewing yoo.. Kalo yang review dikit, mood saya buat nulis jadi down, jadi tetep review yups. Makasih buat yang nunggu semoga puas ama chapter ini dan maaf kalo ga puas. sampe ketemu dichapter depan! /ciumin reader satu-satu/

.

.

Lats, What do you think guys? Mind to review again?