Uke's Type

.

T

.

Screenplays!Kristao, Hunhan, Sulay, Kaisoo, Chenmin, Chanbaek

.

Akai with Azul

.

All about character is not mine, except this fic was belong me and idea was belong Xin Lao Mao

.

Yaoi/ BL/ Be eL/ Boys Love/ Alternative Universe with much baby typos

.

No like, don't read!

.

Summary! :

Uke itu banyak jenisnya—serius, banyak jenisnya.

Dan di antara jenis itu, ternyata uke mereka adalah salah satunya. Yang manakah itu..?

.

.

Ketjup cintah dari Al!

Setidaknya, kondisi tubuh Al nggak se-down sebelumnya, udah nggak lemes/ pusing lagi. Dan yah, ternyata bener kata EXO Love kalau Al kena 'anemia'. [:3]

Tapi penawarnya nggak darah kayak Xiumin lho, ya~ penawarnya cuma telur sama susu doang, sama tidur nggak dinyalain kipas anginnya. [:v] makasih udah nge-GWS-in Al~

Uh, buat Choi Arang: heat itu kosakata dalam bahasa inggris lain yang artinya panas. Mungkin di dunia binatang, heat itu masa subur saat musim kawin. Di kasus Xiumin, anggap saja heat-nya dia itu disebabkan tubuhnya yang menjadi panas tak terkontrol karena terobsesi dengan darah Chen. Kebelet pingin banget ngisep darahnya si Chen gitu. *heuheuheu* dan Mate itu pasangan/ partner sehidup semati.

Oh ya, sekali lagi, tiap bab mungkin setting tempat dan waktunya berbeda~

.

.

.

Uke's Type #6 :: Bitchy Uke

.

.

Bitchy Uke :: cowok yang nakal, seksi luar dalam, suka menggoda/ digoda, suka jadi pusat perhatian, nggak mau punya pacar (masih fokus untuk menikmati main – mainnya). Demi uang, predikat, status, dan partner one night stand-nya, urusan cinta diurutkan paling bontot.

.

.

.

Sendirian Baekhyun menjelajahi lorong klub malam yang menjadi tempat kerja sambilannya. Sol sepatunya bercumbu dengan lantai lorong, menghasilkan decapan manis menggema di sana. Butir matanya di balik poni rambut silky si cantik primadona klub malam bergulir dengan gaya elegan, membaca nomor yang tertera di tengah pintu coklat—yang semuanya tertutup rapat, baik telah terisi maupun kosong.

Dari balik pintu yang beruntung itu, erangan dan desah nikmat bersahut – sahutan di lorong. Lorong remang, wangi sensual penambah hasrat untuk bercinta menguar – nguar. Baekhyun memasang wajah biasa, karena sudah sering ia menikmati alunan itu. Namun bukan berarti tubuhnya ikut biasa saja seperti raut wajahnya—yeah, jantungnya berdebar tak karuan, suhu panas ajaib menyelimuti perutnya, ia berkeringat dingin dan gelisah.

Terangsang. Ya, Baekhyun terangsang luar biasa.

Siapa sih, yang tidak terangsang jika pada nyatanya kau berada di posisi Baekhyun saat ini, ditambah dengan lelaki ayu itu akan bertemu kliennya untuk mendapatkan servis darinya..?

Henti sejenak, lelaki yang hobi menghias kelopak mata dengan eyeliner itu menatap gelisah lantai yang dipijak. Tarik dan hembuskan napas, tiga kali, sambil menggelengkan kepala. Menguatkan hati dan pikiran, untuk tidak terlarut dengan godaan luar biasa yang menggeliat manja di sekitar.

Jangan sampai ia horny, lalu memutuskan melewati batas wajar yang dijanjikan antara dirinya sendiri.

Byun Baekhyun, siswa di salah satu sekolah menengah atas yang cukup mumpuni ini tidak seperti siswa lainnya. Ia bukan dari kalangan mampu atau kelas atas, bersyukur jika ia lolos seleksi masuk ke sekolah itu tanpa tes—dia tidak jenius, namun rajin belajar, membuat nilai Ujian Nasional dan rapotnya cukup terpahat indah.

Ia tidak tinggal di asrama sekolah, cukuplah tetap bertahan di flat murah dan sederhana yang ia miliki tiga tahun lalu—setelah mengontrak tiga tahun dan menabung dua tahun untuk membeli flat itu. Alasan lain, ia masih membutuhkan uang untuk biaya sehari – hari, sebab asrama hanyalah sebatas tempat untuk bernaung bagi siswa, tidak termasuk biaya makan dan keperluan pribadi lainnya, meskipun ia siswa peraih beasiswa.

Tinggal jauh dari keluarga yang menetap di kampung halaman, membuat Baekhyun hidup sendiri dan bekerja keras di tempat rantauan. Salah satunya sekolah sambil bekerja sambilan. Pilihannya adalah sebuah klub malam yang tak jauh dari flatnya berada.

Baekhyun bekerja sambilan di sebuah klub malam—hebatnya, klub malam yang cukup terkenal dikalangan kaum jetset. Bukan main peran yang ia ambil, sebab pekerjaannya adalah seorang gigolo.

Uh-huh~ dia gigolo manis yang hanya melayani pria tampan yang berani membayarnya dengan mahal.

Meskipun Baekhyun gigolo primadona, yang selalu mematok bayaran dengan sistem lelang—siapa yang nominalnya paling tinggi, maka dia yang berhak mendapatkan pelayanan Baekhyun—, ia hanya melayani sang klien sebatas foreplay. Big no untuk servis masuk-memasuki.

Pihak sekolah tidak tahu kerja sambilan ini—kecuali kelima anggota geng, yang entah bagaimana caranya bibir cherrylips Baekhyun dengan lugas membocorkan rahasia ajaibnya.

Masih teringat jelas reaksi mereka, Luhan yang merautkan wajah menganga tidak percaya, Kyungsoo yang hanya membulatkan mata namun warna wajahnya menjadi pucat, Tao yang meringis geli, Yixing yang berwajah seram seolah ingin melahapnya bulat – bulat, dan Xiumin yang hanya mengernyitkan dahi sambil mendesis aneh.

Tapi mereka tidak lantas menjauhi Baekhyun. Justru mereka memeluknya erat, memberikan semangat, bahkan Yixing yang baru kali ini memberikan janji untuk melindunginya jika Baekhyun dapat perlakuan macam – macam oleh pemilik klub malam itu/ klien hidung belang di tempatnya bekerja. Membuatnya menangis terisak dan terus melafalkan ucapan terima kasih.

"ah.. bahkan hanya dengan mengingat kejadian waktu itu saja, aku jadi ingin menangis lagi." Baekhyun menyedu. "ah, Baekhyunnie! Jangan sendu begitu! Kau harus semangat dan ceria, seperti biasanya melayani klienmu sebelumnya..! jangan sampai klienmu ini tak puas dan malah menurunkan harga gara – gara aku menjadi sendu melankolis begini!" pipi putih yang gembil itu ditampuk kecil.

Tak lama, akhirnya ia berdiri di depan pintu. Bertuliskan angka 123. Angka yang seksi, pikir Baekhyun entah kenapa.

Canggung hilang, peromon menggoda Baekhyun mulai menguar ganas di sekeliling tubuhnya. Sambil mengigit kecil bibirnya dan meliukkan genit tubuh sintalnya yang menggemaskan, jari lentik itu mulai memutar kenop pintu. Decitan lirih mengalun merdu, membuat sosok yang memunggungi pintu memutar tubuhnya—perawakan yang membuat Baekhyun membeku.

Dua pasang kelereng indah saling bersirobok. Salah seorang dari mereka menganga—membeku, dan salah seorang dari mereka menyeringai lebar—menghampiri lawan pandangnya yang masih diam di tempat tak berdaya, lalu menariknya masuk dan mengunci pintu.

"hai.." lirih sosok tinggi itu dengan rendah. Menjilat nakal permukaan bibir Baekhyun. "akhirnya aku bisa membookingmu juga, Baekhyunnie-hyung~"

"Cha—" menelan gugup. "Chanyeol.."

Ini kejutan tak terduga—kejutan dibalik kejutan. Baekhyun tidak tahu, jika klien yang berani membayar mahal dirinya—bahkan lebih mahal dari tarif klien sebelum – sebelumnya, dimenangkan oleh Park Chanyeol. Park Chanyeol, anak dari pasangan politisi berpengaruh di Negara ini, yang tidak akan Baekhyun pikirkan jika seandainya Chanyeol sudi datang ke klub malam yang walaupun cukup terkenal, bukanlah kelas yang cocok bagi lelaki beberapa bulan lebih muda.

Chanyeol menarik pelan Baekhyun. Menuju ranjang, dan duduk di pinggirnya. Tak lupa memangku lelaki mungil yang bertubuh mempesona itu. Baekhyun, walaupun sudah sadar dari keterkejutannya, ia lantas mau – mau saja diambil alih tubuhnya—menuruti perintah non verbal Chanyeol untuk duduk di kedua pahanya.

Ruangan itu remang, bau mawar yang cukup menyengat memanjakan mereka berdua—ditambah samar – samar erangan dan desau nikmat dari ruang lain, membuat dua lelaki muda itu merasa suhu tubuhnya meningkat. Khusus Baekhyun, semburat manis di pipi menghias wajah karena Chanyeol menatap lurus sambil menyeringai seksi.

"ternyata apa yang diucapkan salah satu temanku benar, kalau kau bekerja di klub malam ini, Baekhyunnie." Chanyeol mengendus ceruk leher Baekhyun. Aroma strawberry tercium manis darisana, membuat ia ingin menjilat gemas area itu.

Baekhyun menggumam nikmat. Tangannya yang melingkar di leher sang klien, meremas rambut diarea tengkuk, mengirimkan pesan tersirat jika ia menyukai apa yang kliennya lakukan. "a, apa temanmu itu.. mmh.. salah satu murid di sekolah, Chanyeol… mhh.."

"ya."

"a, apa..?! aku.. aku ketahuan?! Gawat, aku ketahuan! Bagaimana kalau aku dikucilkan anak – anak sekolah?! Bagaimana kalau aku dibully gara – gara ini?! Bagaimana kalau kepala sekolah tahu, lalu aku dikeluarkan dengan tidak hormat—" ciuman dalam yang singkat dari bibir Chanyeol menghentikan jeritan panic Baekhyun. Anak itu melongo, tak menyangka meski hanya ciuman dalam yang singkat, namun mampu membuatnya meleleh. "tenang saja, Baekhyunnie. Dia tidak akan bilang ke siapa – siapa, dan warga sekolah tidak akan tahu. Aku sudah membuatnya tutup mulut."

Mendengar itu, Baekhyun merilekskan diri. "benarkah..? dengan apa kau membuatnya tutup mulut, hem..?"

Lidah Chanyeol menari di pipi kanan Baekhyun. Membuat lelaki imut itu terkekeh geli. "dengan uang, tentu saja. Kau tak tersinggung, 'kan..?"

"tidak," Baekhyun menjauhkan wajahnya dari wajah Chanyeol. Pria muda itu mendengus sebal ketika kegiatan menjilat wajahnya terhenti paksa. "selama kau tidak keberatan melakukannya untukku dengan sukarela."

"tidak sama sekali, apa sih, yang tidak buat Baekhyunnie—si seksi primadona klub malam ini..? tapi, jika aku meminta balas budi yang setimpal, tidak masalah dong, cantik..?"

Baekhyun kesal mendengar itu. Mengigit gemas permukaan bibir Chanyeol, membuatnya memerah dan agak membengkak. "kalau begini caranya, lebih baik kau tidak perlu membantuku! Tapi, karena masalahnya genting…, jadi ya.. bolehlah. Apa yang kau mau, Yeollie~?"

Ah, Baekhyun benar – benar merilekskan dirinya, sampai – sampai ia bertingkah tak biasa yang ia lakukan pada klien lain—berbicara dengan nada manja pada Park muda, bukan dengan nada godaan murahan. Bahkan ia pun bertingkah manja layaknya anak kecil polos yang akan diberikan mainan baru jika menuruti perkataan orang dihadapannya.

Chanyeol terkekeh sesaat, sekejap menyeringai penuh arti. Dua hal yang membuatnya demikian, pertama karena Baekhyun mulai bertingkah manis dan non formal padanya, dan kedua karena ternyata apa yang terjadi sekarang ini benar – benar sesuai rencana semula.

Sekejap luar biasa, Chanyeol memutar tubuh Baekhyun, menjadi terlentang di ranjang—dibawah tubuhnya. Hidung lelaki jangkung itu menyusuri permukaan wajah hingga bahu kiri Baekhyun, pelan dan menggoda, menimbulkan gesekan kasar antara kulit Baekhyun yang bergerak gelisah dan sprei ranjang. Menimbulkan lirih derit dari pegas ranjang.

Bibir tipis si cantik terbuka kecil, membuat desah lirih mengalun berlomba – lomba keluar dari kerongkongannya.

Pelan, jemari Chanyeol membuka atribut yang menutupi tubuh Baekhyun, hingga tak lama tubuh si cantik itu terekspos jelas di sepasang mata miliknya yang menatap liar. Menyusuri, jelalatan sudah menatap pahatan yang dimiliki si Byun, gigolo bertarif mahal yang cantik luar biasa—Chanyeol memujanya, ya, Chanyeol memuja – muja Baekhyun dengan sepenuh hati, di dalam kalbunya yang menghangat tatkala membalas tatap hangat dari Baekhyun.

Baekhyun terdiam. Lalu tersenyum kecil, lantas makin melebar membentuk seringai seksi.

"ah, ngomong – ngomong, sebelum Yeollie meminta balas budi dariku….

… bagaimana kalau kita bersenang – senang dulu, hem..?"

Lelaki tinggi semampai berparas tampan itu tersenyum lebar, menyeringai, memperlihatkan deretan giginya yang tertata apik, dengan lidah lihai yang menari – nari membasahi permukaan mulut.

"what an amazing idea, sexy."

Sepertinya, hanya untuk kali inilah, Baekhyun melewati batas perjanjian dengan dirinya sendiri. Hanya untuk kali ini, dan orang inilah yang menjadi pertama dan satu – satunya yang ia perbolehkan untuk menjamah tubuh Baekhyun luar dalam.

Sebab, mana cukup Baekhyun hanya main foreplay saja, jika lawan mainnya adalah Park Chanyeol yang telah lama menjadi incarannya di sekolah saat kelas pertama dulu…?

.

.

.

Ukes Type #6 Bitchy Uke :: The End

.

.

The End

.

.

.

Sape yang setuju kalo Baekhyun tipe uke yang bitchy..?! ayo angkat koper(?)..! *nggaknyante* [XD] sumpeh ye, si cabe cocok banget dapet peran aduhai mamamia gini. Pada setuju kagak…? Setuju kagaaaakkkk….? *nggaknyanteepisode2*

Sebenernya, buat tipe ini, Baekhyun saingan ama Luhan. Tapi pas Al baca yang bagian master uke, eh langsung deh, tanpa banyak bacot Luhan milih dimasukin ke tipe yang luar biasa itu. Hahaha.. akhirnye, lu nyadar diri juge, Han.. [:v]

Dan ini udah tamat, ye. TAMAT. Jadi, yang minta dibuatin sekuel/ diperpanjang jumlah chapternya, maaf, Al nggak bisa. Soalnya banyak utang yang musti dibayar.. *lihatfflainyangnungguupdetan*

Btw, ada yang kangen sama ff Sang Penakluk kagak..? [:v]

.

.