TRAP IN KONOHA
A fiction by Arisa Risarisarisa
Naruto©Masashi Kishimoto
Genre : Adventure, action, friendship
Rated : M
Warning : Typo, OOC, ide pasaran
Please enjoy
.
.
.
.
Tenten*future, Hinata*future, dan Chouji*future bernafas lega saat melihat robot Akamaru mulai bekerja, Chouji*future mengendalikan Akamaru saat Tenten*future dan Hinata*future berteriak, "Alatnya sudah bekerja! Mulailah bergerak!"
Teman-teman mereka yang dilanda panik sesaat lekas bergerak menjauh dari Akamaru dengan membawa shinobi muda yang berada didekat mereka termasuk ketiga tahanan mereka, ketiga remaja yang mengoperasikan robot raksasa itu terkikik geli saat melihat teman mereka yang ngacir begitu cepat, mereka tersenyum puas saat melihat ular-ular Orochimaru terhisap kedalam mulut Akamaru yang terbuka sangat lebar hingga menapak tanah, ular-ular yang terhisap itu keluar dari tempat pembuangan dalam bentuk partikel seperti kata Naruto*future, melihat Orochimaru masih bisa bertahan Hinata*future berkata, "Chouji-kun* tambah daya hisapnya."
"Baik!" sahut Chouji*future sembari menggerakkan jari-jarinya dengan lincah, seketika Orochimaru yang tadinya berdiri tegak kini limbung namun dengan cerdiknya pria itu membuat sebuah kubah dari tanah untuk melindunginya, sedangkan Manda bersama dengan ular-ular lainnya terhisap kedalam mulut Akamaru yang bekerja layaknya penghisap debu, Chouji*future berdecak kesal melihatnya, ia segera menambah daya hisap robot Akamaru hingga maksimum, tapi robot Akamaru yang tidak siap dengan daya hisap yang tinggi mengalami kerusakan, asap hitam keluar dari tempat pembuangan Akamaru dan partikel tidak lagi keluar dari sana. "A-apa yang terjadi?" gagap Chouji*future menatap bingung pada asap yang keluar dari robot Akamaru dan layar kontrol Akamaru yang berwarna merah menyala
"Chouji-kun* apa yang terjadi?" tanya Hinata*future dan Tenten*future bersamaan
"A-aku juga tidak tahu…"
Tenten*future yang tidak melihat adanya partikel yang keluar dari Akamaru segera menyadari masalahnya, ia membelalakkan matanya saat melihat layar kontrol Akamaru yang merah menyala
"Gawat, kita harus segera pergi dari sini dan melindungi diri!" ucap Tenten*future sambil menarik kedua temannya pergi
"Apa yang terjadi Tenten-chan*?"
"Akamaru akan segera meledak karena partikelnya gagal keluar, siapkan emblem shield kalian!"
Duarr…
Ledakan kecil mengagetkan tiga remaja yang sebelumnya mengoperasikan robot raksasa itu, ketiganya saling berpandangan sebelum mengangguk seolah menyetujui kesepakatan yang tidak mereka bicarakan, mereka lalu berpencar untuk memberitahukan pada teman-teman mereka bahwa robot Akamaru gagal beroperasi
.
.
.
.
"Apa yang barusan itu?" tanya Sasuke*past setelah mendengar ledakan kecil Akamaru
Naruto*future memicingkan matanya saat melihat asap yang keluar dari Akamaru, lalu menatap tajam pada gundukan tanah yang masih melindungi Orochimaru, ia lalu menggelengkan kepalanya dan berbalik mengahadap kedua rekannya. "Sepertinya ada masalah pada robot itu, kita harus segera pergi dari sini," ucapnya sambil melirik pada Naruto*past yang masih mengerang kesakitan sambil memegangi kepalanya
"Bagaimana dengan Orochimaru? Kita tidak bisa membiarkannya begitu saja." Kini giliran Sasuke*past yang menatap tajam pada gundukan tanah itu
Naruto*past tersentak bagai tersengat listrik saat mendengar nama Orochimaru disebut, dengan suara bergetar ia menyebut, "O-ro-chima-ru?" Kedua rekannya hanya menatap khawatir padanya. Naruto*future menghela nafas panjang saat melihat Naruto*past yang dilanda kebingungan, ia lalu berlutut untuk mensejajarkan tingginya pada Naruto*past, dengan suara yang lembut ia mengatakan, "Orochimaru adalah orang jahat, ia mempengaruhimu hingga membuatmu menyerang teman-temanmu, kau tahu mereka…" ucapan Naruto*future terpotong saat mendengar geraman Naruto*past, ia saling pandang dengan Sasuke*past yang kemudian menatap bingung pada Naruto*past
"Aku mengingatnya!" Naruto*future dan Sasuke*past membelalakkan mata mereka saat mendengar ucapan Naruto*past, belum sempat mereka mengatakan sesuatu Naruto*past mendahuli mereka. "Orochimaru sialan itu! Dia menculikku dan menjadikanku tikus eksperimennya! Aku tidak akan memaafkannya!"
Naruto*past berlari kencang menuju gundukan tanah yang melindungi Orochimaru, ia meninggalkan Naruto*future dan Sasuke*past yang masih shock akan penuturan Naruto*past barusan. "Dia mengingatnya," bisik Sasuke*past
"Dan dia akan akan menghabisinya, lalu Akamaru akan meledak dan kita semua akan mati, ironis sekali," ucap Naruto*future sambil menggelengkan kepalanya
"Ayolah drama queen kita harus membantunya," ucap Sasuke*past sembari menyiapkan pedangnya, sedangkan Naruto*past yang dipengaruhi oleh amarahnya berhasil menerobos dinding pertahanan Orochimaru, keduanya bertarung sengit saat Sasuke*past datang dan membantu Naruto*past
"Dua penghianat kecil, aku akan menghabisi kalian," geram Orochimaru
"Itu harusnya kalimatku!" teriak Naruto*past saat ia menyerang Orochimaru dengan rasengan ditangannya
Duarr…
Ledakan kedua yang cukup besar sempat menghentikan pertarungan Orochimaru, Naruto*past dan Sasuke*past. Naruto*future menatap robot Akamaru yang mengeluarkan asap kian tebal lalu menatap pertarungan Orochimaru, Naruto*past dan Sasuke*past yang mendekati robot Akamaru
"Aku mengutuk kami semua…" ucapnya pelan
Orochimaru terpojok karena Sasuke*past dan Naruto*past lebih kuat, tidak hanya itu mereka juga bekerja sama untuk menjatuhkannya membuat pria mirip ular itu semakin kesulitan menghadapi mereka. Naruto*future menyeringai saat melihat Sasuke*past berhasil memotong lengan kiri Orochimaru, ia lalu mengeluarkan sebuah bola kecil berwarna ungu dan melemparnya keatas sambil menyerukan, "Pocket portal: active." Seketika bola itu membelah diri dan masing-masing membuka kedua kelopaknya menampilkan portal berwarna ungu yang kemudian menyinari lengan Orochimaru yang terpisah, lengan itu tertelan kedalam portal ungu membuat Orochimaru yang tadinya akan menyambungkan lengannya menjerit murka, ia berlari menuju Naruto*future dengan pedang ditangan kanannya namun belum sempat ia menghunuskan pedangnya Naruto*past sudah memisahkan lengan itu dari Orochimaru, lagi, salah satu pocket portal milik Naruto*future menelan lengan kanan Orochimaru
.
.
.
.
"Mereka terlalu dekat," ucap Hinata*future khawatir saat melihat pertarungan kekasihnya bersama dengan dua rekannya dan Orochimaru. "Kita harus memperingatkan mereka…Akamaru tidak akan bertahan lebih lama lagi…" Tatapan khawatirnya kini beralih pada robot Akamaru yang bergetar hebat
'Naruto-kun*…kumohon pergilah dari sana…'
"Kita harus menyelamatkan mereka," ucap Shikamaru*past serius
"Tapi…bagaimana?" tanya Ino*past
Shikamaru*past menyeringai sambil menatap Chouji*past. "Aku punya rencana."
.
.
.
.
"Kita harus segera pergi dari sini!" teriak Naruto*future sambil menatap khawatir pada robot Akamaru yang bergetar hebat
"Tapi kena…"
"Cepat!"
Duaaaaarrrrr…. Blaaaaaaarrrr…..
"Oh shit," umpat Naruto*future saat melihat robot Akamaru meledak, badai yang tercipta akibat ledakan Akamaru dengan cepat menuju lokasi Naruto*future, dengan segera ia mengambil emblemnya dan mengatakan, "Shield: Active!" Sinar biru khas perisai milik JMA muncul dan melindungi Naruto*future, Naruto*past serta Sasuke*past didalamnya, sedangkan Orochimaru yang tidak terlalu beruntung tewas karena salah satu bagian tubuh robot Akamaru yang menabraknya
"Kau…melindungiku lagi Naruto*…" ucap Naruto*past dengan nada penuh penyesalan
"Grr…ini bukan saatnya untuk itu Naruto! Kalian harus pergi dan melindungi diri! Perisai ini tak akan bertahan lama." Seolah membenarkan ucapan Naruto*future retakan pada perisainya semakin besar membuat mereka yang didalamnya merasakan hembusan angin karena badai itu
Sasuke*past hendak menarik Naruto*past pergi saat emblem JMA Naruto*future hancur membuat sinar yang melindungi mereka menghilang, dengan sigap Naruto*future berbalik dan melindungi Sasuke*past dan Naruto*past dengan punggungnya
"Akh…" teriak Naruto*future saat salah satu puing menembus perutnya, darah mengalir dari luka diperutnya dan disudut bibirnya membuat dua orang didepannya terpaku melihatnya namun ia hanya menyengir lebar seolah mengatakan kalau ia baik-baik saja. "Aku sudah bilang pada kalian untuk pergi kan," ucap Naruto*future lemah, ia lalu jatuh membawa dua pemuda didepannya jatuh bersamanya
Air mata mengalir kepipi Naruto*past saat mendengar Naruto*future yang terus mengerang kesakitan meskipun ia dan Sasuke*past juga terluka akibat ledakan yang badai yang masih belum hilang itu, bahkan teriakan Sasuke*past yang mengatakan, "Kita harus segera pergi dari sini!" Tidak membangunkan Naruto*past dari ingatan yang kini memenuhi pikirannya, sementara Naruto*future hanya mengangguk lemah menanggapi ucapan Sasuke*past, keduanya mulai bergerak perlahan lalu mereka menyadari kalau Naruto*past tidak mengikuti mereka
"Semua karena aku…aku penyebabnya…maaf…maaf…" ucap Naruto*past lirih
Sasuke*past yang geram karena Naruto*past terus menggumamkan 'maaf' segera menghampiri pemuda itu dan membentaknya, "Hentikan dobe! Kau bisa minta maaf nanti! Kita harus menyelamatkan diri sekarang! Ayo bergerak!" Sasuke*past menyeret Naruto*past yang tidak membantah sama sekali setelah dibentak olehnya
Ketiganya bersembunyi dibalik batu yang besar namun batu itu bahkan tidak bertahan lama untuk melindungi mereka, saat ketiganya akan bergerak kembali sepasang tangan yang besar menarik mereka dan membawa mereka kedalam perisai biru yang berlapis
.
.
.
.
Jauh didalam hutan Hatake Kakashi dan Maito Gai yang diperintahkan Tsunade untuk mengejar tim yang sebelumnya ia kirim untuk mengejar Naruto*future dan Sakura*past melihat asap tebal yang disusul oleh ledakan besar
"Apa itu?" gumam Gai yang tidak dibalas oleh satu-satunya rekannya, "Menurutmu itu mereka?"
"Jelas sekali, aku merasakan chakra mereka disana," jawab Kakashi dengan nada serius, mendengar nada bicara rival abadinya itu membuat Gai serius, keduanya melanjutkan perjalanan mereka dengan aura serius disekitar mereka
.
.
.
.
Taman wisata Konoha
Karin bersama dengan Itachi, Neji, Gaara dan Sai yang sedang mengobrol dikagetkan oleh ledakan salah satu kabel mesin waktu, Karin bergegas mengecek monitor mesin itu sementara empat pemuda lainnya sibuk memadamkan api akibat ledakan kabel tadi, pekikan Karin mengalihkan perhatian keempat pemuda yang untungnya berhasil memadamkan api itu
"Ada apa Karin?" tanya Itachi
"Robot Akamaru meledak," jawab Karin dengan suara berbisik yang masih dapat didengar oleh keempat pemuda yang sejak tadi tak bersuara
"Lalu bagaimana dengan mereka?" tanya Itachi panik
Asap yang keluar dari salah satu kabel kembali mengalihkan perhatian mereka, dengan cepat mereka berusaha mengatasi masalah kabel itu, namun ledakan pada mesin itu menghentikan mereka
"Apa yang terjadi Karin?" tanya Gaara pelan namun tak ada respon dari Karin yang hanya menatap mesin ciptaannya dengan kedua mata yang membelalak lebar. "Karin apa yang terjadi?!" teriak Gaara sambil menggunjang kedua bahu Karin, menyadarkan gadis itu
"Alatnya meledak apa kau tidak bisa melihatnya?!" balas Karin berteriak
"Apa yang harus kita lakukan sekarang Karin-san?" tanya Sai santai
Karin menatap Sai sejenak sebelum menunduk. "Aku…tidak tahu…" ucapnya pelan
"Kau ilmuwannya Karin, kau harus memberesakan masalah ini, kita harus membereskan masalah ini dan membawa mereka kembali," ucap Gaara lembut yang disambut anggukan setuju dari keempat rekannya
.
.
.
.
"Mereka terluka!" ucap Sakura*past saat melihat keadaan ketiga temannya, dengan cekatan gadis bersurai merah muda itu merawat luka Naruto*past dengan kedua tangannya yang mengeluarkan sinar hijau. "Naruto…kau bisa mendengarku?" tanya Sakura*past lembut
Perlahan kedua kelopak mata Naruto*past terbuka, pandangannya tidak focus pada mulanya setelah ia berkedip beberapa kali barulah pandangannya focus pada Sakura*past yang tersenyum lembut padanya. "Sakura…" panggilnya dengan suara serak
Sakura*past tersenyum lebar saat mendengar panggilan Naruto*past. "Iya, ini aku Naruto…syukurlah kau sudah kembali."
"Maaf…Sakura…" Sakura*past hanya tersenyum lirih mendengar permintaan maaf Naruto*past
Ino*past terlihat ragu untuk menghampiri Sasuke*past yang terbaring tidak jauh dari Naruto*past, terdapat senyum kecil diwajahnya saat melihat interaksi antara Sakura*past dan Naruto*past. Ino*past menarik nafas panjang beberapa kali untuk menetralkan detak jantungnya yang semula kencang, ia lalu duduk disamping Sasuke*past dengan kedua tangannya yang bersinar hijau seperti Sakura*past. "Sasuke-kun…aku akan mengobatimu…" ucapnya pelan yang hanya dijawab, "Hn." Oleh Sasuke*past yang kini mengalihkan pandangannya pada Naruto*future yang dikelilingi oleh teman-temannya yang panik karena lukanya yang tergolong luka berat. "Sasuke-kun…aku ingin berterima kasih padamu karena kau telah membantu kami mendapatkan kembali Naruto," ucap Ino*past disertai senyum lembut saat melihat senyum Sakura*past yang terkembang, Sasuke*past tidak menjawab Ino*past, ia menatap khawatir pada Naruto*future yang belum juga membuka matanya
"Bagaimana keadaannya?" tanya Sasuke*past pada Ino*past yang mulanya berpikir kalau Sasuke*past bertanya tentang keadaan Naruto*past
"Oh…aku belum tahu…mereka sedikit protektif padanyakan? Hihihi…" ucap Ino*past saat melihat teman-teman Naruto*future yang sibuk memberikan pertolongan pertama padanya sambil memasang pelindung disekitar mereka yang membuat Ino*past dan teman-temannya menatap bingung pada pelindung itu
'Sangat protektif lebih tepatnya,' Batin Sasuke*past
Sementara dibalik pelindung kedua mereka, para remaja dari masa depan itu berdebat sengit tentang kembali kemasa mereka
"Keadaan Naruto-kun* akan memburuk kalau kita tidak segera merawatnya! Dan tidak ada satupun dari kita yang membawa peralatan kesehatan selain P3K!" teriak Hinata*future yang bersikeras untuk kembali kemasa mereka
"Aku juga ingin kembali! Kita semua lelah! Tapi Karin tidak menjawab panggilanku!" bentak Shikamaru*future
"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" lirih Hinata*future sambil mengelus rambut Naruto*future
"Ano…" Suara kecil Hinata*past membuat para remaja dari masa depan itu menoleh tajam padanya, gadis itu berkeringat dingin saat melihat tatapan mereka, ia memainkan ujung bajunya dengan mata yang menatap liar, tak berani menghadapi para remaja yang sedang panik itu
"Apa yang kau inginkan?" tanya Sasuke*future datar
Hinata*past tersentak mendengar ucapan Sasuke*future. "Ah iya, ano…kalau boleh biarkan aku merawat lukanya."
Hinata*future menatap tajam pada Hinata*past setelah mendengar permintaan gadis itu, ia berdiri hendak membentak Hinata*past namun ucapan Hinata*past menghentikannya. "A-aku ninja medis sama seperti Sakura dan Ino, a-aku hanya akan mengobatinya."
"Cepatlah," titah Sasuke*past yang dengan cepat dilaksanakan oleh Hinata*past
Badai sudah hilang, langit yang semula gelap kembali cerah secara perlahan, para remaja yang berada dalam lindungan perisai JMA bernafas lega saat tak melihat lagi ular ataupun Orochimaru yang pasti akan menghantui mimpi mereka nantinya. Para remaja dari masa depan itu membuka perisai mereka satu-persatu hingga tak ada lagi yang melindungi mereka
Erangan kesakitan Naruto*past mengalihkan Sakura*past yang sebelumnya memandang takjub pada perisai yang di-non-active-kan oleh rekan-rekannya yang berasal dari masa depan, gadis itu menekukkan kedua alisnya saat melihat keadaan mutasi Naruto*past yang tidak juga menghilang
"Kita harus segera kembali ke Konoha, Naruto membutuhkan perawatan intensif," ucapnya yang disambut anggukan setuju dari teman-temannya
"Ano…Shikamaru-kun, apa mereka boleh ikut bersama kita? Maksudku…mereka telah membantu kita dan Naruto-kun* juga dalam keadaan yang kritis." Tanpa berpikir panjang Shikamaru meng-iya-kan permintaan Hinata*past
Saat mereka akan beranjak dua shinobi yang sangat mereka kenal datang menghampiri mereka dengan kecepatan penuh
"Ah itu…Gai-sensei!" teriak Lee*past saat melihat gurunya, dengan cepat pemuda serba hijau itu berlari menghampiri Gai yang balas memanggil namanya dengan suaranya yang keras. "Lee!"
"Gai-sensei!"
"Lee!"
Keduanya saling berpelukan dengan air mata buaya yang mengalir deras membasahi pipi mereka, para shinobi muda Konoha itu segera mengalihkan pandangan mereka dari genjutsu nista yang tercipta didepan mereka, sedangkan para remaja dari masa depan itu membelalakkan mata dengan mulut mereka yang terbuka lebar melihatnya, mereka tidak bisa menahan bulu roma mereka yang seketika berdiri saat melihat kedua makhluk hijau itu semakin mengeratkan pelukan mereka disertai dengan kata-kata yang membuat mereka mual mendengarnya
"Aku kira mereka sudah tidak melakukan itu lagi," ucap Sasuke*past yang mulai menghijau wajahnya karena menahan cairan asam yang ingin keluar dari mulutnya
"Kau berharap hal yang mustahil Sasuke-kun," ucap Ino*past yang keadaannya sama seperti Sasuke*past
"Bersumpahlah kau tidak akan melakukan itu Lee*, bersumpahlah padaku," ucap Tenten*future dengan nada mengancam, sedangkan Lee*future hanya bisa mengangguk berulang kali saat melihat Tenten*future menggeretakkan kedua tangannya
"Jadi…aku ketinggalan apa?" tanya Kakashi santai sambil menggaruk belakang kepalanya, ia menatap tempat disekitar ia berdiri dan cukup terkejut saat melihat keadaan tempat itu, tapi dia lebih terkejut lagi saat melihat 'bunshin' murid-muridnya. "Apa kalian baru saja berperang disini?"
"Ya Kakashi-sensei, apa kita sekarang bisa kembali ke Konoha, Tsunade-sama perlu mengetahui keadaan Naruto, dan Naruto* yang disana juga memerlukan perawatan intensif," ucap Sakura*past serius
Kakashi memiringkan kepalanya dan memberikan tatapan bingung pada Sakura*past dan para remaja dari masa depan yang menatapnya tajam. "Mereka bukan bunshin?"
Sakura menggelengkan kepalanya, lalu mengatakan, "Bukan sensei, apa yang dikatakan Naruto*future yang disana itu pada kita saat diruangan Tsunade-sama itu benar, mereka dari masa depan."
"Kami akan menjelaskan semuanya setelah sampai di Konoha, apa kita bisa bergerak sekarang sensei?"
"Baiklah, ayo bergerak."
.
.
.
.
Cahaya mentari pagi memasuki celah horden putih dikamar bercat putih yang dihuni oleh pemuda yang wajahnya tertimpa cahaya sang surya, jari-jarinya perlahan bergerak diikuti oleh kelopak matanya yang perlahan terbuka menampilkan manik kembar sebiru langit tanpa awan, gadis bersurai merah muda yang semalaman menjaganya dengan cepat mendekati pemuda yang mulai sadarkan diri itu, dengan kedua tangan yang gemetaran gadis itu meraih tangan pucat dan lemah pemuda yang terbaring pingsan sejak mereka kembali kedesa mereka
"Naruto…kau bisa mendengarku?" ucapnya dengan suara yang bergetar, pemuda itu mengedipkan matanya beberapa kali sebelum pandangannya fokus pada sahabatnya
"Sa-ku-ra…" panggilnya dengan suara parau, senyum lebar terkembang diwajah Sakura*past, ia mengangguk antusias menjawab penggilan sahabatnya barusan. "Dimana?" Naruto*past tidak perlu melanjutkan kalimatnya karena ia tahu kalau Sakura*past mengerti maksud pertanyaannya, hal itu terbukti dari Sakura*past dengan lembut menjawabnya, "Konoha, kita sudah pulang."
"Syukurlah…" bisik Naruto*past dengan eksepresi yang lebih tenang dan santai, tapi kemudian ia duduk dengan tiba-tiba, ia ingat ia dan teman-temannya tidak sendirian dalam pertarungan sengit itu, ada sekelompok orang bersama mereka, ia menoleh pada Sakura*past yang menatapnya khawatir. "Dimana Naruto*? Apa dia baik-baik saja? Kalian tidak meninggalkannya sendiriankan?" tanyanya bertubi-tubi
"Hei…hei tenang Naruto…tenanglah…kami tidak meninggalkannya, dia baik-baik saja, dia sadar lebih dulu dari pada kau dan Sasuke, dia dan teman-temannya ada diruang Hokage sekarang."
"Sasuke?"
"Iya, kau ingat? dia juga ada disana membantu kami untuk membawamu kembali…" ucap Sakura*past sambil menunduk
Naruto*past merasa bersalah setelah mendengar ucapan Sakura*past, ia ingat ia mengabdi pada Orochimaru tanpa ragu dan menyakiti orang serta teman-temannya. "Maafkan aku Sakura-chan…" lirih Naruto*past dengan mata yang berair
Sakura*past yang melihat sahabatnya akan menitikkan air mata segera mengelus pipi Naruto dan dengan suara yang lembut mengatakan, "Semua ini bukan salahmu Naruto, dia yang mengendalikanmu, Sasuke bilang kau selalu mencoba untuk melawannya."
"Tapi…pada akhirnya aku menyerah…aku membiarkan dia menyuntikkan cairan-cairan itu kedalam tubuhku…"
"Tidak! Dia mempermainkan pikiranmu! Melemahkan semangatmu…jika bukan karena Naruto*, kau masih berada bersamanya…dan aku akan selalu mengejarmu nantinya…" Sakura*past menarik nafasnya dalam, lalu mengatakan, "Kau hanya perlu tahu kalau semua ini terjadi karena siluman ular itu, dan aku tidak akan membiarkan hal seperti terjadi lagi, kau mengerti?" Naruto*past tersenyum tulus melihat emosi dimata Sakura*past yang mengatakan kalau gadis itu tidak main-main dengan ucapannya barusan
"Arigatou…Sakura-chan."
"Ah…soal eksperimen yang dilakukannya padamu, Tsunade-sama berhasil mengeluarkan semua apappun yang dimasukkannya kedalam tubuhmu, lihatlah kau sudah kembali seperti semula." Naruto*past melebarkan kedua matanya setelah mendengar ucapan sahabatnya itu, untuk memastikan ucapan Sakura*past, ia melihat kedua tangannya yang sedikit pucat, ia meraba giginya dan melonjak senang saat tidak merasakan kedua taringnya, ia lalu melirik kebelakang tubuhnya untuk melihat kesembilan ekornya namun ia tak melihat apa-apa disana, ia menoleh pada Sakura*past dan tertawa senang membuat gadis itu ikut tertawa bersamanya
.
.
.
.
Didalam ruangannya Tsunade menghela nafas untuk yang kesekian kalinya, untuk pertama kalinya ia merasa ia sangat tua untuk pekerjaannya, tidak pernah dalam hidupnya ia menyangka akan melihat Hinata yang terkenal akan sifat pemalunya marah besar padanya, setidaknya bukan Hinata yang ia kenal atau yang seharusnya ada pada masanya saat ini
"Aku tidak menyangka kau meragukan Naruto-kun*, kau bahkan menghajarnya dan memenjarakannya! Dia membahayakan dirinya untuk menolongmu dan kau…memenjarakannya!"
"Bukan salahku meragukan seseorang yang mengaku dari masa depan, dia juga terlihat mencurigakan," balas Tsunade sambil melirik Naruto*future yang menahan amukan Hinata*future dari atas kebawah, ucapan Tsunade barusan disambut tatapan tajam dari para remaja didepannya
"Heii…" jerit Hinata*future yang berontak dipelukan Naruto*future
"Ayolah Hinata-chan*…tenanglah…Sakura menolongkukan…aku baik-baik saja," rayu Naruto*future sembari member tatapan memohon pada Tsunade yang hanya mengendikkan bahunya tidak perduli
"Tsunade-sama, Anda adalah Hokage, harusnya Anda mencaritahu kebenaran dari ucapan seseorang sebelum Anda menghakiminya, Anda bahkan menetapkan hukuman matipadanya," ucap Sasuke*future datar dan memberikan tatapan tajamnya yang membuat Tsunade berkeringat dingin
"Hei…ayolah…kalian tidak perlu seperti ini…" Kali ini Naruto*future berusaha merayu teman-temannya agar menghentikan sikap mereka yang sayangnya tidak setuju dengannya
"Tidak!" ucap para remaja itu serentak, mereka menatap tajam Naruto*future yang meringsut takut
"Bagaimana kalau Sakura tidak datang menolongmu huh? Bagaimana kalau mereka menjalankan hukuman itu padamu?" Naruto*future menggelengkan kepalanya berkali-kali seolah itu menjawab pertanyaan Hinata*future. "Bukan 'mereka' yang akan menghancurkan Konoha, tapi aku yang akan membumihanguskan tempat ini." Hinata*future kembali memberikan tatapan tajamnya pada Tsunade yang meneguk paksa liurnya membayangkan gadis yang seharusnya pemalu itu menghancurkan Konoha karena ia membunuh kekasihnya
'Bukan pemandangan yang bagus.' Batinnya
Klek…
Suara pintu yang tertutup mengalihkan perhatian semua orang yang ada diruangan itu, Naruto*future bernafas lega saat melihat Shikamaru*future yang baru saja memasuki ruangan yang dipenuhi oleh aura mematikan itu dengan santainya sambil memasukkan ponselnya kesaku jas JMA-nya
"Shikamaru*, bagaimana?" tanya Shino*future memecah keheningan diruang itu
Shikamaru*future menggaruk belakang kepalanya sebelum menjawab, "Aku berhasil menghubungi Karin." Shikamaru*future melihat ekspresi senang diwajah teman-temannya dengan wajah datar yang membuat mereka menjadi khawatir. "Karin bilang alatnya meledak karena ledakan robot Akamaru, dia berjanji akan memperbaikinya sesegera mungkin, jadi selama dia belum menghubungi kita, kita terjebak disini."
"Apa?!"
Shikamaru*future hanya mengorek telinganya yang sakit akibat teriakan teman-temannya, Tsunade yang mendengar interaksi para remaja itu tiba-tiba tersenyum lebar karena sebuah ide terlintas dikepalanya
"Kita harus bagaimana sekarang?" tanya Ino*future khawatir
"Kita tidak punya pilihan selain menetap disini untuk sementara waktu, bagaimana menurutmu Hokage-sama?" tanya Sasuke*future dengan tatapan yang seolah mengatakan 'kau harus menerima kami atau…'
Tsunade hanya sweatdrop melihat tatapan Sasuke*future. "Baiklah, karena keadaan kalian sebaiknya kalian tinggal disini untuk sementara waktu, aku akan segera menyediakan tempatnya." Para remaja itu mengangguk menerima tawaran Tsunade, mereka hendak keluar dari ruangan itu saat Tsunade menghentikan mereka. "Tunggu!" Hokage kelima itu menunduk sedikit membuat bingung para remaja didepannya. "Aku minta maaf atas kesalahanku padamu Naruto* dan pada kalian juga," ucapnya dengan nada penuh penyesalan, Shizune yang berada diruangan ikut membungkuk setelah melihat Tsunade membungkuk
"Ah….baa-chan maksudku Hokage-sama, Anda tidak perlu seperti ini, anggap saja tidak terjadi apa-apa dan…dan kumohon berdirilah, ini tidak pantas untukmu…" ucap Naruto*future gelagapan sembari membantu Tsunade berdiri tegak kembali, para remaja dari masa depan itu tersenyum melihat tindakan sahabat mereka
"Yah…kita bisa melupakan kejadian ini…ayolah berikan dia ruang untuk mengerjakan tugasnya," ucap Shikamaru*future bijak, mendengar ucapan Shikamaru*future para remaja itu keluar dari ruang Hokage meninggalkan Tsunade yang tersenyum
Klek…
Suara pintu yang tertutup kembali terdengar diruang itu, kali ini Tsunade menatap tajam pada pemuda yang berdiri dihadapannya yang menunduk menunggu hukuman yang akan didapatnya atas tindakannya beberapa tahun silam
"Kau kriminal tingkat S, seharusnya aku memberimu hukuman mati," ucap Tsunade memulai, pemuda didepannya masih menundukkan kepalanya, tidak berani menatap amarah dimata Tsunade. "Tapi para tetua desa melarang menjatuhimu hukuman mati, mereka ingin kau kembali bergabung dengan Konoha menjadi shinobi, tapi aku tidak setuju dengan itu," ucapnya lagi sambil menggelengkan kepalanya. "menurutmu apa hukuman yang pantas untukmu, Sasuke Uchiha?"
Sasuke*past diam tak bergeming, Tsunade memicingkan matanya saat Sasuke*past tak memberi respon padanya, karena kesal ia memukul meja kerja dibelakangnya meskipun begitu Sasuke*past tak juga merespon padanya. "Mereka bahkan menolak memenjarakanmu!" teriaknya didepan Sasuke*past sambil meremas kerah bajunya. "Kau tahu kau lebih rendah dari pada sampah karena meninggalkan teman-temanmu," ucapnya datar. "Aku tidak tahu kenapa Naruto sangat bersikeras membawamu kembali ke Konoha dan itu harus dibayar dengan eksperimen yang dilakukan Orochimaru padanya." Sasuke*past menggigit bibirnya karena ucapan Tsunade barusan mengingatkannya akan apa yang dilakukan Orochimaru pada sahabat kecilnya itu
"Kau tidak boleh keluar dari desa apapun yang terjadi, kau akan tetap menjadi genin sampai kau dipromosikan menjadi chuunin atau tingkat yang lebih tinggi, kau tidak akan menerima misi diatas tingkat C, dua orang anbu akan selalu mengawasimu! Itu adalah hukumanmu," ucap Tsunade tegas yang membuat Sasuke*past dengan cepat menoleh padanya dengan kedua mata yang membola
"Tapi…"
Tsunade memotong ucapannya. "Terlalu ringan, aku tahu, tapi itulah adalah keputusan para tetua dan sayangnya kedua tanganku terikat dan aku tidak bisa berbuat apapun selain mengangguk setuju." Tsunade kembali mendekati Sasuke*past dan meremas kerah bajunya, ia lalu mengatakan, "Aku memperingatimu Uchiha, jika kau berani menghianati Konoha lagi kau akan bergabung bersama keluargamu, ingat itu." Sasuke*past mengangguk lemah menjawab Tsunade, Tsunade lalu melepaskan kerah baju Sasuke*past dan berkata dengan lembut, "Kunjungilah Naruto, dia pasti sangat senang melihatmu kembali." Sasuke*past hendak undur diri namun panggilan Tsunade menghentikannya. "Terima ini," ucapnya sembari melempar sebuah haitai-ate padanya yang kemudian ia ikat dikepalanya dengan senyum bangga diwajahnya
"Arigatou Hokage-sama."
Tbc
Waah…detik-detik menuju ending cerita nih, untuk chapter depan Risa usahain update cepat ya, chapter ini butuh perjuangan banget nulisnya hahaha Risa harap reader sekalian puas akan chapter ini
Seperti biasa, silahkan tinggalkan kritik ataupun saran kalian atau komentar apapun dikotak review dibawah ya
Risa ucapakan selamat tahun baru ya semoga harapan kalian untuk tahun yang akan datang terwujud (^/\^)