Cast : Cho Kyuhyun, Park Jung soo, Kim Heechul, Lee Donghae, Kim Kibum, Lee Hyukjae, Kim Ryeowook, Choi Siwon, Lee Sungmin, Shim Changmin and other's.

Genre : Brothership and Friendship

Rate : T

Disclaimer : Hanya cerita yang milik Bella. Yang lain sepenuhnya milik Tuhan dan mereka pribadi.

Warning : Typo(s) bertebaran, No Bash, No Plagiat and Don't Like Don't Read.

Summary : Hanya impian Cho Kyuhyun yang sangat menginginkan memiliki Hyung, menggantikan hyung yang meninggalkannya. Namun bagaimana jadinya jika ternyata keinginananya terwujud tetapi hyungnya tidak mau menerimanya? Akankah dia bisa bertahan atau mencoba mancari orang lain yang mau menyayanginya?

P.S :

Maaf kalau mungkin ceritanya kurang greget atau gak dapet feelnya. Bella benar-benar kehilangan mood nulis.

Happy Reading!

.

.


Kyuhyun duduk di tepian ranjangnya dengan perasaan gusar. Mendengar percakapan eomma dan appanya membuat fikirannya kalut tidak menentu. Tubuh dan hatinya benar-benar berperang saat ini. Hatinya tidak menginginkan Donghae pergi, tapi tubuhnya berkhianat.

Tubuhnya tidak bisa bergerak, semua terasa lemas. Jantungnya berdetak lebih cepat membuat sesak. Perasaan sedih dan takut kehilangan bercampur menjadi satu. Perasaan yang sama seperti sepuluh tahun yang lalu. Hanya saja dulu dia tidak di beri kesempatan untuk menolak.

"Hae hyung tidak sayang Kyunie. Jadi tidak apa kalau Hae hyung pergi." Dia mencoba merapalkan kalimat itu berulang kali di dalam hatinya. Tapi perasaan takut di tinggalkan seolah lebih mendominasi.

Kyuhyun mencengkram pinggiran bajunya kuat-kuat, ketika teringat perkataan eommanya.

"Hae tidak membenci Kyunie. Hae juga sayang Kyunie seperti yang lain."

"Kyunie tidak boleh sedih. Suatu saat Kyu pasti tahu kalau Hae sangat menyayangi Kyu."

Kyuhyun tersentak ketika menyadari sesuatu. Dia memang punya banyak hyung saat ini. Bahkan dia juga memiliki sahabat. Di sini ada Leeteuk dan Heechul. Tapi satu yang dia sadari. Tidak akan ada yang bisa menjadi seperti Donghae. Bisa memanjakan, usil dan kekanakan di saat yang sama. Seperti Leeteuk, dia adalah hyung yang sangat dewasa dan penuh kelembutan. Heechul, hyung yang galak tapi selalu mencoba menuruti keinginanya dengan sikap uniknya.

Mencoba meyakinkan diri, Kyuhyun berjalan keluar walau langkahnya terasa berat. Kakinya terasa lemas seolah tidak bertenaga. Dia telah meyakinkan hatinya, Donghae tidak boleh pergi. Seperti kata eommanya, Donghae juga menyayanginya. Namun jika perkataan eommanya salah. Dia akan tetap menahan Donghae, karena dia menyayangi hyung childishnya itu.

Kyuhyun mempercepat langkahnya ketika tidak di dapati satu orang pun di ruang tengah. "Hae hyung sudah pergi?" matanya memanas membayangkan kemungkinan terburuk.

Seluruh persendiannya semakin terasa lemas ketika melihat Donghae sudah berada di dekat mobil. Eomma dan kedua hyungnya berdiri tidak jauh dari mobil. Ingin dia berlari untuk menahan Donghae, tapi kakinya sudah tidak bisa di gerakkan. Ketakutan luar biasa yang dia rasakan, membuat seluruh kekuatannya menguar begitu saja.

Kyuhyun ingin memaki tubuhnya yang semakin terasa lemas. Berdiri pun dia harus menopang tubuhnya pada daun pintu. "Hae hyung, jebal, lihat kemari."

Ingin rasanya Kyuhyun berteriak agar Donghae mau melihat ke arahnya. Karena kakinya sudah tidak bisa di harapkan lagi. "Andwae…andwae…hyung tidak boleh pergi. Jebal Hae hyung balikkan badanmu."

Mata Kyuhyun terbelalak ketika Donghae sudah membuka pintu mobil. Tangan dan kakinya terasa dingin. "Hae hyung jangan pergi."

Suara indah penuh ketakutan itu mengalun begitu saja tanpa Kyuhyun sadari. Yang ada di fikirannya saat ini, Donghae tidak boleh pergi. Kyuhyun masih tidak menyadari ketika appa, eomma dan kedua hyungnya memandang ke arahnya dengan wajah tidak percayanya.

Pandangannya terfokus ke arah Donghae yang masih diam mematung. "Hae hyung, jebal jangan tinggalkan Kyunie. Hyung tidak boleh pergi." Kalimat kedua cukup membuat tangisan eommanya pecah. Bahkan Leeteuk sudah tidak mampu menahan tangisannya. Tangisan haru dan penuh rasa syukur.

Donghae berbalik dengan mata yang berkaca-kaca. Perasaan haru meyelimutinya saat ini. Namanya, namanya lah yang pertama kali terucap dari bibir adiknya itu. Namanya lah yang pertama kali terucap ketika adiknya bisa mengeluarkan suaranya.

Nyatakah? Ya, ini kenyataan. Suara adiknya itu nyata, eomma dan kedua hyungnya menangis juga nyata. Bahkan Donghae bisa melihat dengan jelas, mata Kyuhyun lekat menatap ke arahnya. Mata yang mengisyaratkan ketakutan mendalam. Ketakutan akan kepergiannya.

"Hae cepat masuk, waktu kita sudah tidak banyak." Tenggorokan Donghae tercekat mendengar perkataan appanya. Kalimat yang di ucapkan terdengar sangat tegas dan penuh penekan. Air mata mengalir begitu saja dari wajahnya. Memandang ke arah appanya dengan penuh permohonan.

"Appa, jebal. Biarkan Hae di sini. Hae tidak mau pergi." Suara Donghae terdengar sangat parau.

"Apa alasannya?" tanya Tuan Park.

Pandangan Donghae teralih ke arah hyung dan dongsaengnya. "Hae tidak mau berpisah dari hyungdeul dan Kyunie. Hae sayang mereka appa."

Hyera menggelangkan kepala ke arah suaminya. Donghae menyeka air matanya dan berlari ke arah Kyuhyun ketika Tuan Park menganggukkan kepalanya sambil tersenyum hangat.

Donghae berlari dan langsung memeluk Kyuhyun yang masih berdiri di ambang pintu. Tangisannya langsung pecah ketika tubuh adiknya sudah berada dalam dekapannya. Tuan Park menghapus air mata yang ikut mengalir melihat suasana haru di keluarganya.

Beberapa maid yang melihat ikut menangis terharu. Bahkan rasanya saat ini lebih menguras air mata dari pada drama yang sering mereka tonton.

Donghae dan Kyuhyun saling berpelukan tanpa mengatakan sepatah katapun. Tangisan bahagia, pelukan hangat, menjadi isyarat kalau mereka saling menyayangi. Donghae melepas pelukannya ketika eommanya mendekat, menggeser sedikit tubuhnya, memberi ruang untuk eommanya.

Hyera mendekat ke arah Kyuhyun dengan senyuman tulusnya, walau air mata masih terus mengalir di wajah cantiknya. Kyuhyun menoleh, menyeka air matanya dan mencoba membalas senyuman eommanya. Tangan Hyera terulur menyentuh wajah Kyuhyun. "Eom-eomma."

Hyera kembali terisak di hadapan anak bungsunya. "Sekali lagi sebut eomma, sayang. Sebut eomma lagi."

"Eomma." Hyera langsung memeluk tubuh anaknya erat. Berulang kali mencium puncuk kepala Kyuhyun sambil terus menggumamkan kata terima kasih. Selama bertahun-tahun akhirnya Hyera bisa mendengar Kyuhyun menyebutnya dengan eomma lagi. Sebutan yang sudah teramat sangat dia rindukan. Tangannya beralih ke Donghae yang masih di sampingnya, membawanya ke dalam rengkuhannya.

Heechul sudah berulang kali menyeka air matanya. Tapi air matanya seolah tidak menuruti perintahnya, terus mengalir tanpa bisa di cegah. "Menyebalkan, sejak kapan aku menjadi cengeng seperti ini," keluh Heechul. Leeteuk yang memang sedari tadi di sampingnya merangkul Heechul.

"Aigoo, nae dongsaeng menangis, eoh?"

"Yak, aku bukan anak kecil lagi. Jangan samakan aku dengan Kyuhyun." Heechul menghempas tangan hyungnya yang berada di pundaknya. Memandang sebal karena Leeteuk justru menertawakannya.

.

.

Hyera menghampiri suaminya yang sedang berada di ruang kerjanya. Memeluk suaminya sambil terus menggumamkan terima kasih. Tuan Park tersenyum dan membalas pelukan istrinya.

"Terima kasih yeobo. Karena idemu Donghae dan Kyuhyun sudah kembali dekat. Bahkan yang lebih mengejutkan Kyuhyun bisa berbicara." Taun Park menepuk-nepuk pundak Hyera yang kembali menangis.

Ya, semua ini memang ide Tuan Park. Berharap semua anaknya bisa akrab dan saling menyangi, dengan jalan berpura-pura membawa Donghae pergi ke Beijing. Padahal kenyataannya, Tuan Park tidak akan sanggup berpisah dari anak-anak yang sangat dia sayangi. Apalagi Donghae yang selama ini sangat manja. Dan hasil yang di dapat dari ide gilanya tidak pernah terbayangkan sama sekali.

"Besaran pokok adalah…"

"Massa, panjang, waktu, suhu, jumlah zat, intensitas cahaya dan arus listrik."

"Besaran turunan adalah…"

"gaya, tekanan, kecepatan, massa jenis dan energi."

"Yak, jangan potong dulu Kyu."

"Hyung lama sekali berfikirnya. Lagi pula itu soal paling mudah hyung." Kyuhyun hanya tersenyum manis saat Donghae memberikan glarenya. Secara tidak langsung Kyuhyun mengatakan Donghae itu bodoh.

"Evil kecil, kau makan apa, eoh?" tanya Heechul yang sedari tadi memperhatikan kedua adiknya.

"Kyu makan seperti yang hyung makan. Waeyo?" tanya Kyuhyun dengan wajah polosnya.

"aw…aw…aw… appo hyung." Kyuhyun mengusap-usap pipinya yang baru saja di tarik Donghae.

"Bukan itu maksudnya Kyu. Kalau itu kami juga tahu kau makan seperti kami. Tapi… aish sudahlah, jangan dengarkan pertanyaan konyol itu." Donghae melanjutkan kesibukannya mengerjakan tugas-tugasnya.

"Hae-ya, aku mau pergi. Kau ikut tidak?" tanya Heechul.

"Ani. Ini jauh lebih penting." Heechul menyeringai mendapati adik manjanya sok serius mengerjakan tugas.

"Kyu, kajja kita pergi keluar. Kebetulan hyung ingin makan Bungeoppang." Tanpa sepertujuan Kyuhyun, Heechul langsung menarik tangan Kyuhyun.

"Bungeoppang?" Donghae mengulang nama makanan yang Heechul sebutkan tadi. Tanpa perlu berfikir dua kali Donghae meletakkan bukunya begitu saja dan berlari mengejar Heechul dan Kyuhyun. Sayang rasanya melewatkan makanan berbentuk hewan favoritenya itu.

"Yak, kalian meninggalkan ku, eoh? Hei tunggu… yak, aku bilang tunggu." Leeteuk terengah-engah mengejar Heechul dan Kyuhyun. Begitu melihat Donghae, kedua evil itu semakin berlari. Membuat Leeteuk tertinggal jauh.

"Yak, aku bilang tunggu. Dasar dongsaeng kurang ajar." Donghae sudah mensejajari langkahnya bersama dua evil. Tinggal Leeteuk yang masih berlari tergopoh-gopoh. Heechul, Donghae dan Kyuhyun hanya tertawa geli melihat Leeteuk kesulitan mengejar mereka. Karena faktor usia sepertinya membuat Leeteuk kesulitan menyamai gerak aktif dongsangdeulnya.

.

.

"Minie-ya, kau marah?" tanya Yunho yang sedari tadi memperhatikan Changmin yang tidak berkata sepatah katapun. Padahal bibirnya sudah lelah mencoba membujuk adiknya.

"Kalau kau kesepian, kau bisa kencan dengan kekasihmu." Siwon menunjuk kulkas yang baru saja di isi dengan beberapa macam makanan oleh ahjumma yang bekerja di rumah Changmin.

"Kalau kalian mau pergi ya pergi saja. Apa Siwon hyung lupa? Aku masih punya Kyuhyun. Aku tidak akan kesepian karena setiap hari aku akan berkunjung ke rumahnya." Kini giliran Siwon yang memasang wajah masam. Pasalnya dia dan Yunho akan pergi selama beberapa hari mengikuti kegiatan perkemahan yang di adakan sekolah.

"Eomma, Minie boleh menginap di rumah Kyu hari minggu besok?" tanya Changmin ketika eommanya berjalan ke arah dapur.

"Boleh saja. Lagian hari minggu eomma akan pulang larut." Changmin tersenyum puas melihat wajah Siwon yang merengut. Sedangkan Yunho meneruskan acara berkemas ketika sudah memastikan adiknya tidak marah di tinggal beberapa hari.

Membayangkan dirinya akan tidur di rumah Kyuhyun, bermain bersama Kyuhyun langsung membuat mood Changmin membaik. Changmin merebahkan dirinya di sofa setelah lelah melihat Yunho yang terus mondar mandir. Sedangkan Siwon hanya diam duduk di sofa, karena namja tampan itu sudah selesai berbenah dari beberapa jam yang lalu. Tinggal menunggu Yunho selesai dan langsung berangkat.

Changmin beranjak dari sofa, melangkahkan kaki jenjangnya ke luar ketika mendengar suara mobil. Berharap sepenuh hati sahabatnya yang datang. Senyum Changmin langsung merekah melihat seorang namja manis berkulit putih turun dari mobil. Kekesalannya karena di tinggal Siwon dan Yunho langsung menghilang melihat sahabatnya.

"Annyeong Chwang."

Senyum di wajah Changmin menghilang, di gantikan dengan keterkejutan yang sangat kentara. Tubuhnya menegang mendengar suara indah itu. Matanya tidak dapat lepas dari sosok yang memakai kemeja biru yang sedang tersenyum sangat manis.

Bibirnya terbuka, tapi tidak ada satu katapun yang keluar. Kepalanya masih mencona mencerna apa yang baru saja di dengarnya. Nyatakah? Halusinasikah?

"Chwang, Kyu bawakan kaset game terbaru. Kajja kita bermain, Kyu bosan di rumah." Tenggorokan Changmin terasa tercekat. Air mata meluncur begitu saja dari mata bambinya.

"Chwang menangis? Waeyo?" tanya Kyuhyun masih berdiri di depan pintu. Kyuhyun menggembungkan pipinya kesal karena Changmin tidak mempersilahkannya masuk. Justru menangis tak jauh dari tempatnya berdiri. Saat ini bukan hanya Changmin yang diam mematung ke arah pintu, Yunho dan Siwon pun melakukan hal yang sama.

"Chwang menangis karena tidak suka Kyu datang? Ya sudah Kyu pulang saja kalau begitu." Kyuhyun membalikkan badannya karena Changmin masih terus terdiam dengan air mata yang mengalir deras.

"Kyu, andweee." Changmin langsung berlari dan memeluk Kyuhyun sambil terisak. Rasanya benar-benar bahagia mendengar suara sahabatnya. Perasaannya langsung membuncah mengetahui sahabat manisnya sudah bisa berbicara.

"Kyu bisa berbicara?" tanya Changmin di sela isak tangisnya setelah melepas pelukannya.

"Emmm, Kyu sudah bisa berbicara lagi sekarang," jawab Kyuhyun sambil menganggukan kepalanya. Pandangannya teralih ke arah Siwon dan Yunho.

"Ada Siwon hyung di sini, apa Siwon hyung mau pergi?" tanya Kyuhyun ketika memperhatikan Siwon dengan ransel besar di punggungnya. Kyuhyun hanya bisa diam dengan segala kebingungan yang dia rasakan saat Siwon memeluknya sambil menangis.

"Kenapa kalian semua menangis? Apa ada yang sedih?" sepertinya Kyuhyun tidak sadar kalau tangisan mereka adalah tangisan bahagia karena merasa mendapat keajaiban. Keajaiban yang membuat orang yang mereka sayangi bisa mengeluarkan suara indahnya.

Changmin tidak suka karena Siwon masih saja memeluk Kyuhyun. Setelah menyeka air matanya, Changmin langsung memisahkan keduanya.

"Bukannya kalian mau pergi? Kenapa masih di sini?" Changmin menyeret Kyuhyun ke kamarnya untuk mendengar kronologi bagaimana Kyuhyun bisa berbicara. Mengabaikan hyung-hyungnya berteriak karena kesal.

.

.

Kyuhyun duduk termenung di bawah pohon besar, tempat di mana dia pertama kali bertemu dengan Changmin dan kedua hyungnya. Kyuhyun memejamkan mata menikmati semilir angin yang membelai wajahnya. Daun yang bergesekan menjadi teman di kesendiriannya.

Kyuhyun membuka mata dan menerawang ke beberapa tahun yang lalu. Saat itu Kyuhyun dan Sungmin sedang menunggu supir jemputannya. Eommanya tidak bisa menjemput karena harus mengurus kafe. Setelah appanya meninggal, eommanya yang bekerja untuk membiayai kehidupan mereka.

Setelah satu jam menunggu, jemputannya belum juga datang. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang dengan berjalan kaki. Sungmin mengenggam tangan Kyuhyun yang bersenandung dan melompat-lompat kecil.

Saat itu tubuh keduanya langsung terasa lumpuh ketika beberapa orang turun dari mobil dan menempelkan sapu tangan ke hidungnya.

Ketika Kyuhyun dan Sungmin membuka mata, yang di dapatinya hanyalah ruangan pengap dan banyak tumpukan barang tidak terpakai. "Minie hyung." Kyuhyun langsung menangis saat menyadari mereka di sekap di sebuah gudang.

"Uljima, uljima. Ada hyung di sini." Sungmin memeluk Kyuhyun, mencoba menenangkan adik kecilnya. Walau tidak dapat di pungkiri, dirinya saat ini merasakan ketakutan yang luar biasa. Dirinya hanyalah anak berusia tujuh tahun yang juga memerlukan perlindungan. Sungmin menyesali keputusannya mengajak adiknya pulang berjalan kaki. Andai dirinya bisa bertahan sampai supir datang menjemputnya, pasti mereka tidak akan pernah mengalami hal seperti sekarang.

"Hyung, Kyunie takut. Kyu mau pulang." Sungmin menghapus air mata di wajah Kyuhyun.

"Kyu pasti bisa pulang. Kyu tidak perlu takut lagi. Nanti Kyu bisa bertemu dengan eomma." Kyuhyun mencoba manghapus air mata dengan tangan mungilnya. Kepalanya menengadah ke wajah hyungnya setelah menyadari ada kata-kata yang salah yang di ucapkan hyungnya.

"Kenapa Kyu caja? Minie hyung mau kemana? hyung juga pulang cama Kyunie. Kita nanti beltemu eomma." Saat itu Sungmin tidak menjawab. Hanya tersenyum dan menepuk-nepuk pundak Kyuhyun.

"Kyunie sekarang tidak boleh menangis lagi ne. Kyu harus tersenyum supaya eomma tidak bersedih."

"Kenapa eomma cedih? Apa hyung mau pelgi?" lagi-lagi pertanyaan Kyuhyun tidak di jawab. Hyungnya itu malah mencium pipinya dan tersenyum. Kyuhyun menatap mata hyungnya. Walau Sungmin tersenyum manis, tapi ada yang lain dari mata itu. Kyuhyun sendiri tidak tahu bagaimana mengartikan pancaran mata hyungnya dengan fikiran anak-anaknya.

Brak….

Kyuhyun berjengit karena suara pintu yang di tendang keras. Tanganya bergetar ketika melihat beberapa orang berwajah sangar menghampirinya.

"Andwae, andwae, jangan bawa Minie hyung." Kyuhyun menangis histeris ketika beberapa laki-laki berwajah sangar dan penuh tato di seluruh tubuhnya memisahkan dia dengan Sungmin dan kemudian membawa hyungnya itu.

"Kyunie…Kyunie… lepaskan aku." Sungmin mencoba memberontak dan melepaskan diri, tapi tubuh kecilnya tidak memiliki kekuatan yang berarti.

"Diam kau bocah kecil." Seorang laki-laki yang paling dekat dengan Kyuhyun langsung mengangkat tubuhnya dan membawa masuk ke dalam sebuah ruangan gelap yang di dalamnya juga terdapat beberapa anak yang seusia dengannya. Bisa Kyuhyun dengar samar-samar suara Sungmin yang terus memanggil namanya.

"Minie hyung, jangan tinggalkan Kyunie." Bahkan suara Kyuhyun hampir habis karena terus menangis dan berteriak. Tidak ada Sungmin dan berada di ruang pengap dan gelap membuatnya beribu kali lebih takut.

"Jangan bawa hyung Kyunie pergi. Minie hyung…Minie hyung, Kyunie takut." Tubuh Kyuhyun langsung menggigil ketakutan ketika melihat beberapa anak di sekelilingnya. Tubuh mereka penuh luka dan sangat mengenaskan. Bahkan ada beberapa anak yang tergeletak dengan darah yang masih keluar dari kepalanya.

Kyuhyun duduk di lantai yang kotor ketika pintu itu telah tertutup rapat. Tanganya yang gemetar memeluk lututnya. Matanya melihat ke sekeliling. Dia hanya bisa diam dan menangis melihat beberapa orang anak yang keadaanya jauh lebih buruk darinya.

"Kenapa meleka beldalah? Kyu takut dalah. Minie hyung di mana? Kyunie takut di cini. Eomma, Kyu mau pulang," batin Kyuhyun kecil.

Brak…

Lagi-lagi pintu di dobrak kuat yang membuat Kyuhyun meringsut menjauh. Dia hanya bisa menangis ketika orang-orang itu menarik mereka semua keluar. Mata Kyuhyun memperhatikan sekitar mencari keberadaan Sungmin. Tapi hyungnya itu sama sekali tidak terlihat.

Dor…

Suara tembakan dari arah luar membuat mereka semakin menangis ketakutan. Suara-suara tembakan berikutnya saling sahut manyahut setelah terdengar suara mobil polisi. Walau tidak melihat tapi Kyuhyun tahu suara itu suara sirine mobil polisi.

Kyuhyun memberontak ketika para penjahat itu menariknya ke arah berlawanan, mencoba menjauh dari para polisi yang sepertinya sudah mengepung di luar. Kyuhyun mengeluarkan permen yang berada di kantung celananya dan menghamburkan ke jalan setelah tubuhnya telah di seret paksa. Berharap polisi itu tahu kalau masih ada anak-anak di dalam sini.

"Kau gila, untuk apa membawa mereka ke sini? Kau tahu kita sudah di kepung polisi?" ucap salah seorang bertubuh pendek dengan wajah terdapat bekas luka sayatan.

"Lalu membiarkan mereka selamat begitu saja setelah kita bersusah payah menculiknya?" balas seorang namja yang tadi menyeret tubuh Kyuhyun.

"Lalu kau mau apa lagi? Labih baik kita pergi dari tempat ini sebelum polisi menemukan kita."

"Tentu saja membunuh mereka sebelum kita pergi." Mata Kyuhyun terbelakak lebar melihat orang yang menyeretnya mengambil sebuah balok kayu yang tidak bisa di katakan kecil itu. Sedangkan anak-anak yang lain sudah menangis ketakutan.

Kyuhyun hampir muntah karena merasa mual melihat darah mengalir deras dari kepala seorang anak yang kepalanya di hantam dengan balok kayu. Sekuat tenaga Kyuhyun mencoba berlari ketika melihat pintu tidak tertutup sepenuhnya. Namun langkahnya terhenti, pandangannya menjadi gelap ketika rasa sakit yang teramat sangat menghantam kepalanya.

Kyuhyun membuka mata, yang pertama di rasakannya adalah kepalanya yang terasa pusing luar biasa. Tangannya mencoba memegang kepalanya, tapi terhalangi oleh sebuah perban. Ketika bau obat-obatan terasa menyengat di hidungnya, Kyuhyun kecil sadar bahwa dirinya sedang ada di rumah sakit.

Pandangannya teralih ke samping, di ranjang sebelahnya, hyungnya menutup matanya rapat dengan berbagai macam peralatan rumah sakit menempel ditubuhnya. Kyuhyun mencoba bangun, tapi sakit kepala luar biasa yang dia rasakan tidak mampu membuatnya menggerakkann kepalanya. Di ranjang Sungmin, terlihat eommanya sedang tertidur dengan tangan yang terus mengenggam tangan hyungnya itu.

"Eomma." Kyuhyun mencoba memanggil namanya, tapi tidak ada suara yang keluar. "Eomma." Kali ini Kyuhyun mencoba memanggil lebih keras, tapi lagi-lagi tidak ada suara yang keluar.

Jangtung Kyuhyun berpacu tidak menentu. Ketakutan menyelimuti hatinya ketika mencoba berkali-kali memanggil eommanya tapi tidak ada suara yang terdengar.

"Kenapa suara Kyu hilang? Kenapa Kyu tidak bisa berbicara? Eomma tolong Kyunie."

Daun kering yang jatuh di dekat kakinya membuyarkan lamunan Kyuhyun. Kepalanya menoleh ke kanan danke kiri, masih sepi dan sunyi. Pandangannya menatap lurus ke depan karena merasakan ada seseorang yang terus memperhatikannya. Matanya terbelalak ketika menyadari seseorang yang memperhatikannya.

Air mata mengalir begitu saja melihat seseorang yang sudah sangat dia rindukan. "Minie hyung." walaupun bertahun tidak pernah bertemu, tapi Kyuhyun masih sangat mengenal wajah hyungnya itu. Kyuhyun masih bisa mengingat rupa hyung yang sangat dia sayangi.

"Minie hyung jangan pergi." Kyuhyun langsung berlari mengejar Sungmin yang berjalan menjauh. "Minie hyung jangan pergi lagi. Kyu tahu ini Minie hyung," kata Kyuhyun setelah berhasil mencekal pergelangan tangan Sungmin.

"Hyung tidak mau menganggu Kyunie lagi. Kyu sekarang sudah bahagia dengan hyung yang baru." Sungmin mencoba melepas tangan Kyuhyun di pergelangan tangannya sambil tersenyum. Senyum yang masih sama seperti dulu. Senyum hangat dan menenangkan.

"Tapi Minie hyung tetap hyung Kyunie. Kyu sayang mereka seperti seperti Kyu sayang Minie hyung."

"Kyu bohong, Kyunie sudah melupakan hyung karena mereka. Kyunie lebih sayang mereka."

"Tidak… Kyu sayang Minie hyung. Jebal jangan pergi lagi. Minie hyung tidak boleh pergi."

"Kyu…Kyunie kenapa sayang. Kyu bangun nak." Kyuhyun tersentak dari tidurnya dengan nafas yang memburu. Keringat dingin mengalir di sekujur tubuhnya.

"Kyu mimpi buruk?" tanya Hyera sambil mengelap keringat yang mengalir di wajah anaknya.

"Kyu mimpi Minie hyung eomma. Minie hyung tidak mau bertemu Kyunie lagi. Eomma besok Kyu harus menemui Minie hyung."

.

.

Setelah mandi dan sarapan, Kyuhyun mendatangi Leeteuk yang sedang membaca koran. "Hyung," panggil Kyuhyun.

Leeteuk menoleh dan tersenyum mendapati adiknya berdiri di dekatnya. Menutup Koran yang di baca, Leeteuk menarik tangan Kyuhyun agar duduk di sebelahnya. "Ada apa, Kyu? Kyu mencari Donghae?" tanya Leeteuk. Saat ini Donghae dan Heechul sedang lari pagi.

"Bukan. Emm… hyung mau mengantar Kyu?"

"Kyu mau kemana?"

"Kyu mau ke Bundang Memorial Park hyung."

Sesuai permintaan Kyuhyun, Leeteuk mengantar adiknya itu ke Bundang Memorial Park yang berada di Provinsi Gyeonggi.

Kyuhyun berjalan di ikuti Leeteuk di belakangnya. Langkahnya terhenti di sebuah gundukan tanah yang terdapat tulisan nama hyungnya. "Annyeong Minie hyung. Mian Kyunie baru mengunjungi hyung sekarang. Hyung tidak marahkan?" Kyuhyun meletakkan sebuket bunga di atas makam. Tangannya terulur menyentuh ukiran nama hyungnya di batu nisan.

Kyuhyun tersenyum masih dengan memandangi ukiran nama hyungnya. "Minie hyung, sekarang Kyunie sudah punya sahabat, namanya Changmin. Kapan-kapan aku akan mengenalkannya padamu hyung. Hyung baik-baik saja di sana kan? hyung sampaikan salam Kyu untuk appa ne. Kyu sangat merindukan appa."

Kyuhyun menengadahkan kepalanya ke atas agar air mata yang sedari tadi dia tahan tidak tumpah di hadapan makam hyungnya.

"Minie hyung tahu kan kalau Kyu sangat menyayangi hyung. sampai kapanpun hyung adalah hyung Kyunie yang sangat Kyunie sayangi. Suatu saat Kyu akan menyusul Minie hyung, kita akan bertemu lagi hyung." Leeteuk yang berdiri di belakang Kyuhyun menghapus air matanya.

Sungmin walaupun tidak dapat Kyuhyun lihat, tapi Sungmin menempati tempat yang special di hatinya. Sungmin akan terus berada di tempat yang tidak dapat tergantikan oleh siapa pun. Baginya Sungmin adalah hyung terbaik yang selalu menjaganya, dan menyayanginya. Begitu pula dengan ketiga hyungnya. Masing-masing hyungnya mendapat tempat tersendiri di hatinya yang juga tidak bisa di gantikan dengan siapapun.

"Hyung, Kyu harus pulang sekarang. Kyu janji akan sering mengunjungi hyung."

Kyuhyun berdiri dan langsung memeluk Leeteuk yang sedari tadi berdiri di belakangnya. Dia langsung menangis dan menumpahkan kesedihan yang sedari tadi dia tahan. Leeteuk membiarkan Kyuhyun mengeluarkan isak tangisnya, menepuk-nepuk bahu Kyuhyun memberi kekuatan.

"Kyu sayang Minie hyung. Kyu sangat sayang Minie hyung."

"Ne, hyung tahu. Hyung Kyunie pasti juga sangat menyayangi Kyunie," jawab Leeteuk masih dengan memeluk Kyuhyun.

"Kyu juga sayang Teuki hyung." Leeteuk tersenyum senang mendengar panggilan dari Kyuhyun. Rasanya sangat bahagia mendengar Kyuhyun juga menyayanginya. Padahal tadi dia sempat iri karena Kyuhyun begitu menyayangi Sungmin dan dia kira tidak ada tempat lagi untuknya.

"Hyung juga sangat menyayangi Kyunie."

"Kyu tidak menyayangiku, eoh?" Kyuhyun melepas pelukannya mendengar suara Donghae. Terlihat Donghae dengah wajah cemberut yang sangat kekanakan berdiri tidak jauh darinya dengan Heechul di sampingnya.

"Kyu, cuma Leeteuk hyung, eoh?" Kyuhyun menghapus air mata di wajahnya. Bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman melihat ekspresi Donghae seperti anak kecil. Saat ini dia merasa menjadi hyung.

Dia berjalan ke arah Donghae dan memeluk hyung childishnya itu. "Tentu saja Kyunie sayang Hae hyung. Hyung adalah hyung kesayangan Kyunie."

"Jinja?" tanya Donghae dengan mata berbinar di katakan hyung kesayangan.

"Ne tentu saja. Heechul hyung juga hyung ke sayangan Kyunie." Kyuhyun melepas pelukannya dan beralih bergelayut manja di lengan Heechul.

"Yak, mana bisa begitu. Kalau kesayangan itu cuma satu."

"Aniya. Teuki hyung, Hae hyung dan Heechul hyung adalah hyung kesayangan Kyunie." Dan Minie hyung, lanjut Kyuhyun dalam hatinya.

"Evil kecil, kenapa pergi hanya berdua dengan Leeteuk hyung saja?" tanya Heechul sambil menggeplak pelan kepala Kyuhyun.

"Karena Kyu mau berdua saja dengan Hyung kesayangan Kyunie." Kyuhyun beralih menggandeng tangan Leeteuk dan mengajaknya pergi menjauh.

"Yak, kau menyebalkan sekali Kyu. Aku jauh-jauh datang ke sini malah tidak kau acuhkan." Kyuhyun menolehkan kepalanya kebelakang, melihat wajah Donghae yang kembali menekuk sedemikian rupa. Tanpa ba bi bu, Kyuhyun balik bergelayut manja di lengan Donghae.

"Teuki hyung, Kyu mau pulang dengan hyung kesayangan Kyunie saja ne." Kyuhyun sedikit berteriak karena mereka semakin mejauh dari tempat Leeteuk berdiri.

"Yak, kalian berdua. Aish jinja… bisa-bisanya aku mengikuti keinginan bocah-bocah nakal itu."

"Nae dongsaeng cemburu, eoh? Kajja pulang dengan hyung saja."

"Yak, jangan perlakukan aku seperti bocah." Heechul langsung berlari mengejar kedua dongsaengnya karena tidak mau di perlakukan seperti anak kecil oleh Leeteuk.

"Kalian meninggalkanku lagi, eoh? Ya, ya, ya, kalian semua jangan berlari… tunggu aku." Leeteuk ikut mengejar ketika dongsaengnya yang sudah lumayan jauh.

"Awas kalian nanti. Akan ku beri pelajaran karena terus-terusan meninggalkanku." Pekikan Leeteuk tidak di gubris. Justru lagi-lagi dia di tertawakan karena langkahnya yang lamban.

.

.

END

.

.


Maaf untuk keterlambatannya. Kemarin janjinya dua hari tapi hari ini baru update. Bukan mau ingkar janji, tapi isi kepala penuh dengan ff lain. Baru satu paragraph ngetik langsung muncul cuplikan-cuplikan ff 'KK' di kepala. akhirnya frustasi sendiri, bolak balik buka tutup laptop. Sebelum ide di tuangkan bakalan penuh ni isi kepala. Jadi terpaksa di cicil dulu.

Tadinya mau biarin dulu sampai mood nulis balik lagi. Tapi review-review kalian itu terus menghantui kemanapun aku melangkah #uhuk bahasanya. Tapi serius, review kalian berasa film horror yang mau gak mau lanjutin ngetik nie ff, apalagi kemaren udah keburu janji.

Terima kasih untuk semua readers yang setia nunggu ff ini sampai END. Maaf gak bisa balas review satu-satu. Untuk ff selanjutnya masih brothership, dan castnya masih Suju tentunya, lebih tepatnya all member suju.

Pai-Pai…..