Ahjussi, I Love Your Son!

.

.

Boy x Boy

.

Lee Family : Lee Sungmin, Shim(Lee) Changmin, Kim(Lee) Junsu.

Cho family : Cho Kyuhyun, Jung(Cho) Yunho, Kim(Cho) Jaejoong.

Cast yang lain nyusul^^

.

.

Warning : Chibi!KyuMin for this chap. Typo(s) dimana-mana, humor gagal. No Bash and Flame,please!

.

.

Disclaimer : Cerita ini murni milik saya. Jika terjadi kesamaan tokoh, itu jelas bukan sebuah kesengajaan^^. Dilarang meng-copy paste tanpa sepengetahuan saya, okey?

.

.

.

Saya sarankan untuk membaca ulang dari awal agar kembali mendapatkan 'feel' dan mengerti mengapa chapter terakhir ini saya beri judul ' a Rollercoaster'

.

.

.

.

Last Chapter...

Mengingat semalam, Sungmin kembali mengembangkan senyum terbaiknya. Semalam Kyuhyun menemaninya tidur meski hanya sebentar karena pemuda itu harus segera kembali ke apartemennya sendiri. Dan saat bangun tadi, Sungmin justru menemukan dompet Kyuhyun yang tertinggal di meja nakas di samping tempat tidurnya. Ia menduga jika pria februari itu pasti lupa mengambilnya kembali saat akan pulang.

Dan pagi ini ia berniat mengunjungi Kyuhyun di apartemennya sekaligus menyerahkan dompet pemuda itu. Meski harus merengek dulu pada sang Appa agar di izinkan membawa mobil sendiri, tapi pada akhirnya ia bisa juga membawa mobil berwana merah hadiah ulang tahunnya lima tahun yang lalu dan mengendarainya menuju apartement Kyuhyun di daerah jung-gu shindang-dong.

Namun bayangan indah yang sejak semalam menghiasi benaknya hancur begitu saja saat melihat Kyuhyun keluar dari pintu apartemennya dengan seorang gadis yang sama dengan yang ia lihat di kantor Kyuhyun tempo hari. Gadis cantik yang kini tengah berjalan beriringan dengan pria tampan itu layaknya sepasangan kekasih yang tengah dimabuk asmara.

Tamparan kedua yang Sungmin dapat membuat hatinya beku seketika. Ia tak menangis karena hatinya nyatanya telah menangis jauh-jauh hari sebelum hal ini terjadi. Saat ia harus bergulat dengan konflik batinnya sendiri bertahun-tahun lamanya karena kelanjutan hubungannya dengan Kyuhyun.

Dan hari ini..

Detik ini...

Mungkinkah ia harus memutuskan akhir dari pemikirannya seperti yang Eunhyuk katakan?

Mungkinkah ini juga jawaban atas doa-doanya pada selama ini?

Tentang akhir dari takdir yang harus mereka jalani.. Juga tentang perasaan yang selama ini mereka rasakan.

Mempertahankan..

Atau mengakhirinya sesuai garis normal kehidupan..

.

.

.

.

Sungmin merasa sakit yang teramat sangat pada awalnya. Rasanya seperti ditikam dari belakang dan kepalanya pening luar biasa. Mungkin karena ini tak pernah ia bayangkan sebelumnya sehingga hati dan otaknya tak mampu merespon dengan baik. Disatu sisi ia merasa begitu tersakiti dengan apa yang Kyuhyun lakukan, tapi disisi lain ia juga merasa bahwa ialah pecundang yang menyebabkan itu semua.

Beberapa kalimat Eunhyuk kembali melintas begitu saja membuat semuanya semakin buruk. Seolah menegaskan bahwa memang ini adalah salahnya yang tak berniat menggenggam Kyuhyun dari awal dan berakhir dengan pria itu yang memilih berpaling. Jika ia menjadi Kyuhyun, mungkin ia juga akan melakukan hal yang sama dengan teman kecilnya tersebut. Siapa yang tak lelah menunggu orang yang ia cintai selama nyaris 25tahun hidupnya? Orang lain mungkin akan menyerah pada tahun kedua atau ketiga. Tapi Kyuhyun menghabiskan waktu selama itu untuk menemani Sungmin, menjaganya dan menunggunya membalas rasa yang pemuda itu simpan untuknya berharap dalam ketidakpastian yang selalu Sungmin hadirkan.

Ia sadar jika dalam kisah cintanya ini mungkin ialah yang berperan sebagai tokoh antogonis yang selalu setia mencabik-cabik hati sang pemeran utama, yang membuat cerita itu tak kunjung berhenti pada titik yang membahagiakan. Tapi terlepas dari itu semua, hatinya juga menjerit tiap kali mengingat mengapa ia begitu tega membiarkan Kyuhyun hidup dalam asa dan harapan belaka.

Ini bukan seperti kisah cinderella yang memiliki peri sakti untuk membuat jalan hidupnya lebih muda untuk bertemu dengan pangeran tampan. Ini adalah kisah cinta miliknya yang harus ia jalani sendiri pula. Sungmin tak punya peri sakti atau hal-hal ajaib yang selalu menyertai dongeng-dongeng bahagia. Ia melakukan semuanya sendiri –meski ia terbiasa dibantu oleh Kyuhyun dan Siwon sahabatnya. Dan seiring bertambahnya usia mereka, Sungmin sadar ia punya tanggung jawab untuk menjalankan kehidupannya sendiri tanpa mempersulit kehidupan Kyuhyun dan Siwon. Masing-masing dari mereka memiliki hal yang harus mereka lakukan dalam satu kali kesempatan hidup yang Tuhan berikan. Itulah mengapa pada tahun kedua dirinya berada di senior high school Sungmin memutuskan untuk menjadi pribadi yang lebih mandiri juga dapat dibanggakan sebagai satu-satunya putra tunggal yang dimiliki oleh ibu dan ayahnya. Melalui sebuah peristiwa yang sedikit-banyaknya juga turut ambil bagian dalam kisah ini.

Bermula ketiga dirinya mulai merasa risih karena teman-teman namja di kelasnya menyisihkannya seperti potongan brokoli di piring anak pembenci sayur. Awalnya ia merasa ini menyebalkan karena toh ia tak pernah menjahati mereka sebelumnya, tapi seorang siswa bernama Song Joong ki yang beberapa hari sebelumnya sempat ia tolak pernyataan cintanya justru membeberkan fakta yang tak pernah sekalipun ia pikirkan.

Sungmin terlalu manja dan berisik. Tingkahnya persis putri raja yang kemana-mana dikawal oleh dua pangeran tampan bernama Kyuhyun dan Siwon. Membuatnya tak pernah bisa bebas berinteraksi dengan mereka (read: Teman namja sekelasnya) sehingga menimbulkan kesan sombong pada dirinya.

Bahkan sikap polos dan halus Sungmin saat menolak hampir setengah namja dikelasnya –hanya dianggap kedok belaka. Padahal kenyataannya Sungmin tak pernah berbohong menjawab itu semua. Tak ada kedok atau alasan murahan seperti yang mereka bilang.

Sejak saat itu Sungmin menjadi lebih pendiam dan mawas diri. Ia berusaha menjadi lebih 'dewasa' baik bertindak maupun berfikir. Ia tak lagi suka merengek pada Kyuhyun, ayah atau ibunya dan Changmin bilang ia menyukai perubahan sikap Sungmin.

Changmin ingin Sungmin tumbuh menjadi pemuda yang kuat karena ia anak mereka satu-satunya. Ia juga mengatakan jika sebenarnya ia tak punya ide untuk merespon keberadaan Kyuhyun seperti apa karena ia ingin Sungmin mencari pendamping yang pantas –yang saat itu Sungmin tangkap sebagai pernyataan appa-nya untuk mencari seorang yeoja bukannya namja.

Dan hari-hari itu justru makin sulit karena Kyuhyun makin mencurahkan segalanya untuk Sungmin. Pemuda itu membuainya dengan banyak perhatian dan ungkapan sayang. Bahkan usaha Kyuhyun untuk meluluhkan orang tuanya pun membuat Sungmin goyah pada akhirnya dan memutuskan jika ia tak bisa mengelak lagi bahwa lelaki itu mungkin takdirnya. Namun sebelum semuanya terungkap, ia keburu dihadapkan dengan kenyataan pahit lainnya. Saat ia dan Kyuhyun mengunjungi ayahnya di pengadilan sehari sebelum kelulusan, Sungmin yang saat itu ditinggal Kyuhyun ke toilet justru bertemu dengan hakim baru pindahan dari Busan yang selama ini menjadi rival ayahnya.

Awalnya paman itu masih bersikap baik, tapi setelahnya ia mencemoh keluarganya yang beranggotakan lelaki semua. Tentang hidup ayah-nya yang aneh dengan menikahi ibunya yang sesama namja, katanya itu sungguh aib yang besar untuk orang seperti Changmin dan berharap jika ayahnya itu tak merusak reputasi profesi mereka dengan keadaan keluarganya. Mr. Kang –Sungmin hanya megenalnya sebatas itu- juga mengatakan hidup ayahnya bertambah sial karena Sungmin juga sepertinya akan menikah dengan sesama namja karena rupa cantiknya.

Sungguh, Sungmin tak pernah berfikir tentang ini semua sejauh apa yang Mr. Kang ucapkan. Ia merasa bersalah pada ayahnya. Hatinya yang sensitif membuat Sungmin berfikir jika mungkin saja selama ini ayahnya mendapat banyak cemohan melebihi apa yang baru saja ia dengar karena faktanya hampir tiap minggu Kyuhyun dan dirinya mengunjungi ayahnya disini. Sekedar untuk makan siang bersama atau menyaksikan persidangan ayahnya. Mungkin rekan-rekan ayahnya memandang pria itu sebelah mata juga karena kenyataan dirinya yang dekat dengan Kyuhyun yang entah mengapa memang terlihat seperti seorang 'pacar sah' di mata semua orang.

Hari itu untuk pertama kalinya Sungmin mendatangi ayahnya dengan wajah berlinang air mata dan mengatakan jika cita-cita bukan lagi menjadi seorang hakim hebat seperti ayahnya. Ia tak ingin menjadi bagian dari instansi itu apapun bentuknya. Dan berjanji dalam hati jika ia tak akan membiarkan siapapun merendahkan ayahnya meski ia harus 'menggantung' perasaan cintanya pada Kyuhyun yang tak tau apa-apa.

Flashback End

.

.

.

Setelah melewati malam dengan lelehan air mata. Sungmin memutuskan untuk bertemu Kyuhyun disebuah hotel ke-esokan harinya.

Ini sudah ia pikirkan matang-matang hingga nyaris tak tidur semalaman. Cepat atau lambat, kenyataan yang kemarin Sungmin lihat mungkin akan segera terungkap. Hanya menunggu waktu saja baginya untuk tau yang sebenarnya –jadi daripada ia membuang lebih banyak lagi waktu dalam kebimbangan, Sungmin memutuskan menghadapinya detik ini juga.

Tentang apakah ia dan Kyuhyun masih memiliki masa depan bersama atau tidak. Dan untuk jaga-jaga, ia punya banyak tisu di mobilnya jika pada akhirnya ia akan kembali menangisi kenyataan yang ada.

"Ada apa Sungmin? Tidak biasanya kau mengajak bertemu ditempat seperti ini." Kyuhyun melepaskan coat yang ia kenakan, –melemparnya lembut ke atas tempat tidur bercover putih disana.

Sungmin menyambutnya dengan senyum yang biasanya ia berikan untuk pemuda itu. "Maaf memanggilmu saat jam makan siang seperti ini. Kau haus tidak? Mau ku pesankan jus? Atau makan siang?"

Kyuhyun melonggarkan simpul dasinya. Mendudukan diri di ranjang dengan santai.

"Minum saja. Kita makan di luar bersama setelah ini, apa kau keberatan?" Sungmin hanya diam karena ia memang tak bisa menjanjikan apapun untuk Kyuhyun saat ini. Bahkan meski itu hanya untuk sebuah makan siang bersama.

Ia bergerak menuju lemari pendingin kecil yang ada disana. Mengambil sebuah minuman kaleng untuk diserahkan pada Kyuhyun .

"Kyuhyun-ah?"

"Ya?" Kyuhyun menjawab setelah meneguk hampir setengah dari isi kaleng itu. Dipandangnya Sungmin yang saat ini sedang berdiri membelakanginya. Menatap keluar jendela.

"Apa kau lelah denganku?"

"Apa?"

"Aku tanya, apa kau lelah denganku selama ini? Maksudku –setelah semua waktu yang kita habiskan bersama, apa kau merasa tak sanggup lagi untuk bersamaku? Kau tau kan –"

" Aku selalu membuat semuanya berantakan. "

Alis Kyuhyun menukik tapi rautnya masih saja santai. Diteguknya kembali minuman itu hingga tandas. "Kenapa tiba-tiba kau membicarakan ini?" Tanya-nya sedikit heran. Pria itu diam sejenak. Kemudian mengalihkan tatapannya pada langit-langit kamar.

"Lelah ya? Aku mengalaminya jauh sebelum ini Sungmin. Saat-saat itu... Aku sudah merasakan semuanya. Semuanya –kecuali merasakan bagaimana bahagianya aku jika kau membalas perasaanku." Dan Kyuhyun mengatakannya dengan raut yang masih santai seolah ia sudah kebal dengan perih yang selama ini mendera. Yang ia lakukan selama ini hanya menunggu, menunggu dan menunggu, tapi nyatanya Sungmin tak juga menyambutnya secara penuh. Meski kedekatan mereka sudah selayaknya orang yang tengah berpacaran, namun entah bagaimana –pria manis itu sama sekali tak menunjukan gelagat ingin membawa hubungan keduanya pada status yang lebih resmi. Padahal ia telah mencurahkan semuanya pada Sungmin. Semuanya.

Dilain sisi, Sungmin yang mendengarkan dalam diam masih tetap memandang keluar. Mendengar Kyuhyun mengungkapkan isi hatinya seperti itu, ada bagian dari dirinya yang tengah mengutuknya habis-habisan karena telah membuat seorang Cho Kyuhyun sedemikian menderitanya.

"Kyuhyun-ah –"

"Kenapa Sungmin? Kenapa kau tak sekalipun mau membuat ini lebih mudah untuk kita? Apa ini hanya permainan menurutmu huh? Kau tau pasti apa yang aku lakukan untukmu selama ini."

Sungmin mati-matian menahan tangis di ujung sana, ini masih belum selesai, "Jadi apa kau ingin menghentikannya sampai disini?"

Lawan bicaranya terkekeh sembari bangkit menghampirinya, "Kau menyuruhku berhenti? Apa sebenarnya kau yang memang ingin menghentikan semuanya sejak dulu?"

"Kau tidak tau Kyuhyun –"

"Aku tau Sungmin! Aku tau dengan jelas kalau selama ini kau tak serius dengan perasaanku! Kau mempermainkanku, bukankah itu kebenarannya?" Kyuhyun berada dua langkah di belakang Sungmin. Nafasnya sedikit memburu. Sungmin dapat mendengarnya.

"Aku tak pernah mempermainakanmu Kyuhyun –ini tidak semudah seperti yang kau –"

"Apa yang sebenarnya kau inginkan dari mempermainkanku huh?"

Sungmin merasa terbakar dengan setiap kata 'mempermainkan' yang Kyuhyun ucapkan padanya. Maka dengan satu kali tarikan nafas ia berbalik dan memandang Kyuhyun dengan hidung memerah. "Aniya! Kau yang mempermainkanku! Aku melihatnya Kyuhyun! Aku melihatnya lebih dari sekali kau dengan perempuan bernama Seohyun itu. Di kantor dan di apartemenmu!"

"A –apa?"

Kyuhyun terkejut untuk beberapa menit kemudian. Tapi melihat wajah Sungmin yang kembali datar, pemuda itu juga turut menurunkan raut keterkejutannya.

"Kau melihatnya? Aku tak menyangka kau akan mengetahuinya Sungmin. Tapi, ya... Aku memang bersamanya untuk beberapa waktu ini. Apa kau berharap dia salah satu keluargaku atau orang yang ku bayar untuk membuatmu cemburu seperti kebanyakan cerita romansa anak muda jaman sekarang hem? Sayangnya, dia bukan keduanya Sungmin. Dan ya, kami dekat sekarang."

Sungmin masih menatap Kyuhyun saat pemuda tinggi itu berbalik memunggunginya. " Dia putri dari salah satu rekan kerja Appa-ku. Dipertemuan kami yang kedua dia mengatakan ingin menjadi kekasihku dan aku menerimanya. Kau tau kenapa? Karena aku merasa semua ini tak ada ujung kejelasannya Sungmin. Aku –setelah sekian lama bersamamu, yang kudapat hanyalah sebuah ketidakpastian."

"Aku mencintaimu, tapi jika seperti ini terus aku yang akan tersiksa Sungmin. Hampir sepanjang usia ku aku mencintaimu dan terus mencintaimu, lalu bisa kau bayangkan bagaimana aku sepuluh atau dua puluh tahun kedepan tanpa kau yang membalas perasaanku? Aku akan mati perlahan Sungmin. Aku akan hancur menjadi kepingan kecil karena perasaanku sendiri. Maka dari itu aku menerima Seohyun, aku berharap bisa melupakanmu perlahan-lahan. Tapi nyatanya, aku bahkan terus memikirkanmu selama aku bersamanya. Aku selalu mencintaimu dan akan terus begitu." Kyuhyun berbalik dan berjalan mendekatinya. Rautnya menyendu tapi tatapannya khas Kyuhyun sekali.

Jemari pemuda itu menyentuh sisi kanan pipi Sungmin. Membelainya dengan seluruh perasaan mendamba yang pemuda itu simpan. "Aku berusaha bersikap manis dengannya, tapi hatiku terus saja meneriakanmu. Aku menjalin hubungan dengannya dibelakangmu karena aku tak bisa melepasmu Sungmin."

"Kyuhyun –"

"Aku merasa begitu lelah dengan segala usahaku. Sangat lelah untuk mengalihkan perasaan yang ku punya ini pada orang lain... Kau tau kenapa? karena hatiku sudah terkunci mati denganmu. Sejak pertama kita bertemu hingga saat ini, kau adalah satu-satunya Sungmin. Tapi sikapmu selalu mampu membuatku tak habis pikir dengan hubungan kita. Kau tak menjauhiku tapi juga tak menyambutku secara utuh. Lalu apa yang kau inginkan Sungmin? Sekuat-kuatnya seorang pria mencintai, akan selalu ada waktu dimana mereka merasa kacau dan hancur saat cintanya sama sekali tak memiliki harapan... Lalu menghilang secara perlahan bersama dengan cinta yang ia simpan. Pria lain mungkin akan mendapatkan penggantinya dengan mudah, tapi aku tak bisa Sungmin. Hati dan seluruh tubuhku hanya menginginkanmu."

"Kyu –" Sungmin menyaksikan dengan mata kepalanya. Bagaimana pemuda dihadapannya itu menangis dalam diam. Kedua pipinya yang pucat basah karena air mata, tapi pemuda itu masih menatapnya tanpa isakan satupun. Jemarinya masih setia menyentuh pipi Sungmin penuh kelembutan.

Jauh di lubuk hatinya, Sungmin merindukan Kyuhyun-nya yang dulu. Yang begitu lucu dan ceria, dengan segala kekonyolannya yang mampu membuat siapa saja tertawa bahkan menggelengkan kepala. Bukan Kyuhyun yang saat ini menangis dengan segala kesedihan yang pemuda itu pendam karena kebodohannya.

Mungkin apa yang ia pikirkan selama ini adalah sebuah kesalahan. Karena pada kenyataannya, bukan hanya ia yang menderita dan tersakiti, tapi ada Kyuhyun juga disana yang ikut menangung sakit yang sama karena seluruh kebodohannya.

Pemuda itu mencintainya begitu tulus dan hebat. Dengan semua perih yang Sungmin berikan, pada kenyataanya Kyuhyun masih memilih berdiri di sampingnya meski pemuda itu tak lagi setegar Kyuhyun kecilnya yang dulu.

Mereka masih saling memandang dalam diam sementara Sungmin berkutat dengan pemikirannya selama ini, juga keputusan yang akan ia ambil. Semua opsi dan alasannya berputar seperti roda sepeda, rasa pening yang menderanya kian lama kian hebat saja. Dan saat matanya nyaris berkunang-kunang karena bingung, Sungmin dengan segenap hatinya memutuskan untuk mengambil jalan akhirnya.

Pemua manis itu mendekat dan menempelkan bibirnya pada bibir Kyuhyun sembari berbisik pelan, "Aku mencintaimu Kyuhyun. Maafkan aku dan jadilah kekasihku..."

.

.

.


"Jadi kau menggantungkanku hanya karena itu semua? Itu sangat kejam, Sayang." Kyuhyun menatap Sungmin yang berdiri disampinya begitu cantik. Hembusan angin di balkon hotel menerbangkan rambut hitam pemuda itu.

"Maafkan aku, aku benar-benar merasa jika jalan itulah yang terbaik untuk kita semua. Untuk Ayahku, kau dan aku."

"Tapi itu sama sekali tidak masuk akal. Aku bahkan tak perduli dengan omongan orang, karena yang ku mau hanya hidup bersama mu. Dan soal Abeoji, aku rasa kau terlalu meremehkannya, Sayang. Beliau adalah lelaki tua paling kuat dan penyayang yang pernah ku kenal setelah orang tuaku. Buktinya sampai detik ini Ayahmu masih memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat dan rekan se-profesinya. Dia hakim yang hebat."

"Aku kan sudah minta maaf Kyunnie~~"

"Harusnya aku ingat jika kau adalah Lee Sungmin. Seseorang yang memiliki sensitifitas yang kelewat 'wow' hingga kadang membuat yang mudah jadi rumit. Tapi karena aku mencintaimu dan kau mencintaiku, maka kau ku maafkan princess yeoppo~"

"Ish, kita bukan anak-anak lagi. Berhenti memanggilku begitu."

"Itu terdengar manis untukmu, Sungmin. Oh –ya, jadi kapan aku bisa ke rumahmu untuk melamarmu langsung di depan Abeoji dan Omoni hem?"

"Apa harus secepat itu Kyunnie?!"

"Tentu, aku sudah terlalu lama menunggu. Jadi sekarang ayo kita menikah!"

"Tapi kekasih wanitamu pasti akan terluka –"

"Oh maafkan aku, Sayang. Itu kebodohan terbesarku untuk mencoba mencari pelampiasan.." Kyuhyun menarik Sungmin kepelukannya. Pemuda itu tau bahwa yang terluka disana bukan Seohyun melainkan Sungmin. Pemuda manis itu tengah menyerukan rasa sakitnya dan Seohyun adalah tamparan untuk Kyuhyun secara tak kasat mata.

Memikirkan wanita itu ia jadi merasa bersalah juga. Seohyun baik – ia wanita pertama yang bisa membuat Kyuhyun tidak lagi menatap antipati seperti halnya wanita lain yang ia temui sepanjang hidupnya. Mungkin karena gadis itu tidak pernah sekalipun merengek dan bersikap manja hingga membuatnya gerah. Dan selama nyaris sebulan mereka terikat dengan status 'kekasih', Kyuhyun tak pernah sekalipun mengajak gadis itu kencan. Mereka hanya bertemu dikantor beberapa kali dan oh! Sekali di apartement Kyuhyun saat gadis itu mengajaknya ke peresmian galery milik temannya –yang sayangnya dilihat pula oleh Sungmin.

Kyuhyun merasa cengkraman Sungmin dibalik punggungnya semakin menguat. Pemuda itu pasti tengah kecewa –dan Kyuhyun berharap ia memiliki kekuatan untuk memutar waktu meski hanya dapat digunakan sekali. Kalau saja –kalau saja dulu ia tak menerima Seohyun dan tetap menunggu Sungmin seperti yang sudah-sudah maka ini tidak akan terjadi.

"Kyuhyun-ah, yang salah adalah aku. Ku pikir wajar kau memilih mencari orang lain ketimbang menungguiku yang tidak pernah memberimu kepastian. Aku bahkan nyaris menyerah –"

Kyuhyun melepaskan pelukannya dan menatap manik Sungmin dengan kerutan di dahi "Kau –apa?"

"Aku memikirkannya. Memikirkan semuanya hingga nyaris mencapai keputusan bahwa aku akan membiarkan kisah kita hanya sebatan teman kecil saja. Aku ingin melepaskanmu dengan kebahagianmu yang lain. Ku pikir dengan begitu semua akan berjalan baik-baik saja hingga kalimat 'Aku mencintaimu' yang kau ucapakan tadi membuat semuanya hancur dan menyisakan keegoisanku untuk memilikimu tak perduli apapun resikonya."

Sungmin meyentuhkan ujung ibu jarinya dibibir bawah pemuda dihadapannya. Mengusapnya begitu lembut. "Maafkan aku karena membuatnya begitu lama untuk kita Kyuhyun-ah. "

"Astaga Sungmin!" Kemudian Kyuhyun menerjangnya dengan sebuah ciuman yang begitu dalam. Pemuda itu menyesap bibir atasnya, kemudian beralih menyesap lidahnya dan kembali memagutnya begitu dalam hingga kaki Sungmin bergetar merasakan luapan perasaan pemuda itu lewat ciuman mereka.

Dan didetik berikutnya Sungmin sadar jika kini tubuhnya telah terhempas di tengah ranjang dengan Kyuhyun yang menjulang di atasnya. Tatapan pemuda itu menghunus hingga bulu halus ditengkuknya meremang. "Aku tidak akan pernah melepasmu setelah ini meski kau lari ke ujung dunia sekalipun, Sungmin. Aku-tidak-akan-melepasmu. Jadi bersiap-siaplah untuk ku ikat sampai kita terlahir kembali dikehidupan yang lain" Setelahnya mereka larut pada sesuatu yang lebih dalam. Sesuatu yang menyentuh hingga yang paling dasar. Pelepasan dari segala rasa sakit, penantian dan cinta yang terus tumbuh tanpa pernah lepas barang sedetikpun. Dan semua itu membuat Sungmin mengerang dalam kebahagian yang disuguhkan secara utuh oleh Kyuhyun.

Ya Tuhan, Kyuhyun-nya benar-benar luar biasa dan Sungmin menyerah untuk tidak menyebutkan nama pemuda itu pada pelepasan mereka.

.

.

.

.

.

Dua hari setelahnya Kyuhyun langsung menemui Changmin. Pemuda itu merasa ia tak sepatutnya mengulur lebih banyak waktu. Dirinya dan Sungmin sudah bersatu –jiwa dan raga. Tidak ada alasan untuk tidak segera mewujudkan mimpinya yang tinggal selangkah lagi.

"Ada apa kau tiba-tiba menemuiku begini, bocah?"

Kyuhyun terseyum tipis. Changmin –pak tua itu tak pernah berubah. Masih saja terus memanggilnya bocah padahal dirinya sudah tumbuh sedemikian mempesonanya. "Aku ingin melamar Sungmin untuk ku jadikan istri, Aboeji."

Changmin menghentikan gerakan tangannya yang tengah membersihkan stick golf kesayangannya. Bibirnya melengkungkan garis yang lebih lebar dari sebelumnya. "Kau sudah mendapatkannya kembali?"

Kyuhyun mengangguk meski ia tau Changmin yang tengah membelakanginya sama sekali tidak akan melihat itu. "Ne Abeoji."

"Kalian benar-benar membuatku menunggu begitu lama untuk ini."

Alis Kyuhyun menukik. "Abeoji?"

Changmin tergelak mendengar nada heran Kyuhyun. Lelaki itu berbalik dan mengambil duduk tepat di depan Kyuhyun. "Kyuhyun-ah, sejak kau bergelantungan di kakiku hari itu, aku sudah yakin jika sampai kapanpun kau pasti akan terus berada di sisi anakku. Hanya saja aku tak menyangka akan selama ini menunggu kalian untuk memutuskan menikah."

"Abeoji tidak keberatan –maksudku selama ini kau bahkan tidak mengatakan apapun. Tidak persetujuan atau penolakan."

"Lihat! Inilah kenapa aku masih terus memanggilmu bocah! Kau pikir dengan aku menolak kau akan menyerah? Kau sendiri tau jawabannya. Dan aku terlalu menyayangi putraku hingga tak tega untuk mencampuri kisah cintanya. Biarkan ia menemukan kebahagiaannya sendiri."

"Tapi Abeoji. Sungmin nyaris meninggalkanku karna sikapmu. Ia takut menyakitimu dengan kebersamaan kami!" Kyuhyun mengkerut tidak nyaman di sofa. Ia ingin marah kalau bisa, tapi Changmin sudah seperti sosok ayah kedua baginya. Selain pada Sungmin dan kedua orang tuanya, Kyuhyun juga masih kerap bersifat kekanakan jika itu dengan Changmin.

"Aku hanya ingin Sungmin menemukan sendiri jalannya. Sudah ku katakan bukan, denganmu atau dengan yang lain bagiku yang terpenting adalah kebahagian Sungmin. Aku ingin melihat apa ada opsi lain selain dirimu yang mungkin adalah takdir Sungmin yang sesungguhnya tapi ternyata itu tetaplah dirimu, Bocah!" Changmin kembali terkekeh. Ia mengambil sepotong coklat mahal yang Kyuhyun bawa di atas meja. Ckckc, bocah ini selalu tau kesukaannya dan kerap menggunakannya sebagai sogokan.

"Jadi Abeoji merestui kami untuk menikah dalam waktu dekat ini?" Ada kelegaan yang menguar jelas di sana. Gerbang mimpinya benar-benar sudah didepan mata.

"Aku tak kuasa menolak romansa anak muda yang tengah berbunga-bunga. Dan berhentilah menjadi sok cool begitu, bocah. Selamanya dimataku kau tetap bocah tengik menyebalkan yang sejak awal sudah merebut putraku!"

"YAAH ABEOJI!"

"Nah! Berteriaklah begitu. Kau masih tetap aneh dan norak seperti dulu HAHAHAHAHAA~~"

.

.

.

.

Sungmin berlari menuruni tangga darurat nyaris seperti orang gila. Keringatnya mengucur dipelipis tapi langkah kakinya terus bergerak turun. Sebenarnya kantornya memiliki benda bernama lift, tapi pemuda itu tak bisa menunggu. Jadi ia putuskan untuk berlari menuruni 7 tangga –meski nyaris saja jatuh kalau tak memiliki keseimbangan yang bagus.

Kyuhyun!

Mengingat namanya Sungmin semakin cepat mengayunkan kaki. Satu tangga lagi maka ia akan sampai di lantai dasar untuk mengetahui kekacauan apa yang membuat seluruh divisi di ruangannya berteriak-teriak heboh dan menyebut kata 'Cho Kyuhyun' 'Hal gila' dan 'Sungmin cepatlah turun ke bawah' yang terus diteriakkan tak henti-hentinya hingga telinganya berdenging.

"LEE SUNGMIN!"

Astaga! Cho Kyuhyun yang norak benar-benar kembali!

Sungmin menggerutu. Diselipkannya tubuhnya yang cukup mungil disela-sela kerumunan yang menyerupai semut di depan kantornya. Ia benar-benar ingin menjambak rambut Kyuhyun yang sedari tadi meneriakkan namanya dengan begitu lantang. Apa prianya itu tak takut kehabisan suara?

"Kyu, apa yang –"

"PRINCESS YEOPPO KITA AKAN MENIKAH! ABEOJI MERESTUI KITA KAU DENGAR ITU? KITA AKAN MENIKAH PRINCESS YEOPPO!"

Sungmin refleks menutup telinga dan tubuhnya langsung membentur tubuh kokoh milik Kyuhyun sesaat setelah pemuda manis itu berhasil berdiri di barisan paling depan.

"Kenapa kau berteriak-teriak Kyunnie? Kau melupakan image mu!" Sungmin mengerang dan Kyuhyun berdehem pelan. Dilepaskan pelukannya pada tubuh Sungmin dan beralih membenarkan setelan jasnya.

Setelah menepuk-nepuk pada bagian dada jasnya, Kyuhyun tersenyum singkat kemudian menatap mata Sungmin dengan pancaran bahagia.

"Lee Sungmin. Aku sudah sering mengatakan jika aku mencintaimu bahkan sejak kita masih sama-sama bocah. Tapi kali ini, ini adalah kalimat yang akan ku ucapkan sekali saja seumur hidupku dan itu hanya padamu. Jadi Lee Sungmin, Will you marry me?"

Sungmin tergelak. Jadi ini yang membuat Kyuhyun berteriak-teriak heboh seperti orang gila? Karena Appa menyetuui mereka menikah? Astaga! Sungmin bahkan sudah tau jauh-jauh hari kalau Kyuhyun tidak akan pernah ditolak oleh ayahnya. Ayahnya itu, meski kerap beradu mulut dengan Kyuhyun, tapi percayalah... Ayahnya menyukai Kyuhyun sejak awal. Hanya saja Ayahnya itu tak pernah menunjukkannya secara gamblang.

"Kenapa kau tertawa? Mana kalimat 'yes i do' mu huh?"

"Kau tau jawabannya Kyuhyunnie~~"

Dan Kyuhyun kembali menerjang Sungmin dengan ciuman yang dalam. Mereka tertawa renyah disela-sela pagutan itu. Benar-benar bahagia satu sama lain.

"Astaga mereka membuat iri. Lebih baik kita masuk saja!"

"Ini lamaran yang sedikit norak ya? Padahal tuan Cho Kyuhyun orang kaya, mana cincin permatanya?"

"Jadi mereka benar-benar akan menikah? Ku pikir setidaknya aku bisa sekali saja mengajak Sungmin-ssi makan siang sebelum hari seperti ini datang"

"YA YAA YAAA! Apa yang kalian ucapkan hah?! Mau mati?! Dan kau –jangan coba merebut Sungmin dariku atau kau –"

HEEKKKK

Kyuhyun membuat gesture momotong leher dengan tangan "Mati!"

HIIIIIIII~~~

Kerumunan itu bergidik ngeri dan memutuskan membubarkan diri. Mereka masih sayang nyawa untuk tidak membuat Pemuda-kaya-raya-yang-sialnya-begitu-tampan-tapi- menyebalkan itu marah. Susah memang berurusan dengan orang yang tengah kasmaran ckckckc~~

"Hahahahaha~~"

"Princess kenapa kau tertawa?" Kyuhyun berbalik menatap Sungmin dengan bibir sedikit monyong.

"Mereka benar Kyunnie. Apa kau sudah bangkrut sampai tidak membawa cincin saat melamar huh?"

"Tidak kok, aku bawa! Nah, nah, ini dia!" Kyuhyun merogoh kantong celananya sedikit kasar lalu mengeluarkan kotak kecil berwarna merah yang diyakini Sungmin berisi cincin yang telah pemuda itu siapkan.

Disodori kotak itu dengan muka lucu Kyuhyun, Sungmin jelas makin tertawa kencang.

"Cho Kyuhyunku yang norak sudah kembali~~~~~"

"YAAAAHHHH PRINCESS YEOPPO APA YANG KAU KATAKAN HUH!" Kyuhyun berkacang pinggang namun kemudian dia terlonjak karena mengingat sesuatu.

"Sekarang ayo kita pergi! Kita harus ke Paris untuk menemui designer ternama yang akan membuat baju pengantin kita. Aku mau semua yang terbaik~" Ucapnya terus berceloteh.

"Ah! Kita juga harus memilih dekorasi, gedung, undangan dan hidangan menakjubkan yang akan dinikmati tamu kita." Kyuhyun terus menarik tangan Sungmin menuju parkiran. Yang ditarik hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah pemuda yang ia cintai itu. Menolakpun tak mungkin, Kyuhyun itukan batu.

"Kyunnie, ini masih jam kantor. Aku bisa dipecat kalau ketahuan membolos."

"Biarkan saja! Kau memang harus berhenti kerja mulai sekarang, Princess. Kau itu harus melakukan perawatan di salon yang paling bagus mulai dari sekarang sampai menjelang hari pernikahan kita. Agar kau tambah menawan, cantik dan tentu saja HOT. Hahahahaha"

"Yah! Apa yang kau bicarakan Kyu~~"

"Itu benar, Sayang. Kau harus merawat tubuhmu mulai sekarang karena aku akan menghabisimu di malam pertama kita. Kali ini benar-benar menghabisi hingga sesi Kyuhyun Junior masuk ke lubang kelinci. Tidak seperti kemarin yang hanya kecup-kecup-kulum kekekeke~~ Reader kita pasti mengira kita sudah melakukan 'This and That' Min. Mereka itu rata-rata mesum Hahahahaa"

Dan yeah, welcome back Cho Kyuhyun yang norak! Dan ah –kami mesum karena kau raja mesum wkwkwkwkwkwkwkwkwkwkw

FIN

.

.

.

OMAKE

"Maafkan aku Seohyun. Aku ingin kita putus karena minggu depan aku akan menikah dengannya." Kyuhyun menoleh pada Sungmin yang menggeleng kecil. Pemuda manis itu hanya tak tega. Seohyun pasti akan sangat sakit hati melihat kekasihnya mengundangnya makan siang justru untuk memutuskan hubungan serta memperkenalkan pasangan barunya.

Tragis -yeah!

"Jadi dia yang namanya Sungmin?"

Kyuhyun mengangguk. Seohyun masih menatap mereka dengan tatapan biasa saja. Jangan-jangan wanita ini tak mau putus dengannya? Dia pasti akan berteriak sebentar lagi dan –

"Baiklah, kalau begitu kita putus oppa."

Huh?

"Kau –em maksudku apa kau baik-baik saja Seo? Tidak ingin memaki ku? Atau menyiramku dengan jus jerukmu itu?" Ujar Kyuhyun sembari menunjuk gelas jus Seohyun.

"HAHAHAHAHAHAHAH! Kau lucu sekali oppa~"

Sungmin meremang. Ia pikir Seohyun pasti depresi diputuskan Kyuhyun sampai-sampai wanita itu tertawa begitu nyaring. Disikutnya lengan Kyuhyun pelan. Berharap kekasihnya itu dapat menenangkan Seohyun.

"Kau pantas depresi karena diputuskan pria tampan dan mapan sepertiku tapi kau juga cantik, Seo. Carilah yang lain karena cintaku hanya untuk Sungmin seorang."

Uh –cheesy! Sungmin terkikik kecil

"Hahahaha. Kyuhyun oppa. Sebenarnya akupun tak memiliki perasaan apa-apa padamu. Aku hanya dimintai tolong oleh Jaejoong aunty untuk membuatmu terlihat lebih manusiawi. Menemanimu dan mengajakmu berpacaran untuk melupakan sakit hatimu sejenak. Heheh, maafkan aku. Voucher shopping selama sebulan penuh adalah sesuatu yang tidak bisa ku tolak ."

TWICH

"Apa?!" Kyuhyun duduk semakin tegak. Jadi ini ulah ibunya yang suka melebai-lebaikan sesuatu itu huh? Dia pikir Kyuhyun semenyedihkan itu apa?

"Tenang saja ne oppa. Lagian aku sudah punya pacar kok dan dia senang aku bisa membantu aunty. Katanya menyedihkan melihatmu menggalau bertahun-tahun. Ah! Itu dia!"

Sungmin dan Kyuhyun berbalik menuju arah yang ditunjuk Seohyun.

TWICH

TWICH

"Siwon?!"

"Won-won?!"

"Oh hai sepupu Kyu~~ Hai minnie~~~ " Pemuda itu melambai dan mengecup pipi Seohyun setelah sampai.

"Kuda sial!" Dan umpatan Kyuhyun adalah penutup cerita mereka.

.

.

.

.


Maaf untuk waktu yang begitu lama...

Sedikit banyak, saya memutuskan mengupdate ini -setelah disimpan berbulan-bulan- karena pesan seseorang yang menanyakan 'kapan kembali pada kami?'

Saya tidak punya ekspektasi akan ada yang menunggu bahkan mengingat saya setelah mengilang sekian lama (Seperti halnya Sungmin pada cerita ini, sejujurnya -saya hampir memutuskan untuk mengucapkan selamat tinggal. )

Tapi saya pikir 'Sampai jumpa' adalah pilihan yang tepat.

So, see you again!

Queen.