Small Changes
Disclaimers :
Warning : OOC, Typo, dan lain-lain.
XxXxXxXxXxX
Seorang anak kecil yang nampaknya baru berumur 8 tahun dengan rambut pirang, mata biru, dan 3 tanda seperti kumis di masing-masing pipinya, berlari tanpa arah. Di belakang nya dapat terlihat penduduk sipil yang terlihat marah, mengejar bocah itu sembari meneriaki makian-makian yang sangat tidak pantas untuk diucapkan pada anak kecil seperti bocah ini.
Para penduduk sipil di desa ini selalu memukulinya, memarahinya, melarangnya masuk ke toko-toko yang ada atau menaikkan harga barang jika dirinya diperbolehkan masuk, dia selalu mencoba menjauh dari mereka dengan segala cara yang ia bisa, namun entah kenapa mereka selalu bisa menemukan dirinya. Dan ini semua sudah terjadi sepanjang hidupnya, bahkan ia tidak bisa lagi mengingat kapan ini di mulai.
Namun, ada satu hari dalam satu tahun, tak peduli peduli di mana ia berada penduduk sipil pasti akan menemukan nya. Dan jika hal itu telah terjadi, mereka akan memukulinya lebih parah dari biasanya. Bahkan dalam beberapa waktu ia hampir mati , ia selamat hanya karena datangnya 1 group orang aneh yang selalu memakai topeng hewan, yang kalau ia tidak salah kenal bernama, ANBU.
Jadi, siapa nama bocah pirang ini, dan hari apa ini yang mengharuskan bocah ini berlari menyelamatkan hidupnya di siang seperti ini? nama bocah ini adalah Uzumaki Naruto, dan hari ini adalah 10 Oktober, hari ulang tahun Naruto.
Entah takdir atau memang keberuntungan nya yang buruk, Naruto secara tiba-tiba menabrak rombongan Chuunin berisikan 10 orang yang membuat tubuh kecilnya jatuh. Naruto hanya bisa diam memandang tanah dengan pandangan kosong saat mereka mulai memukulinya, setelah puas memakinya.
Mungkin setelah semua penderitaan yang ia rasakan selama delapan tahun ini, inilah saat nya dirinya , merasakan apa itu yang dinamakan dengan "MATI". Namun, entah kenapa, Naruto senang jika itu benar-benar terjadi.
x-x-X-x-x
Jiraiya, berjalan masuk ke dalam Konohagakure dengan santai setelah melewati pos penjagaan. Setelah 8 tahun ia pergi, desa ini sama sekali tidak berubah dari pandangan Jiraiya, penduduk nya masih "ramah" seperti saat ia masih berada di sini. Dan mungkin, pemandian air panas sudah lebih banyak dari terakhir ia datang kemari. Jiraiya mengeluarkan tawa mesum, saat membayangkan tubuh-tubuh seksi wanita berdada besar terbasahi oleh air.
Jiraiya bukan nya tuli atau memiliki penyakit telinga saat ia menghiraukan orang-orang yang mengatakan dirinya mesum, hentai, ecchi, dan sebutan yang lain nya. Tidak, ia dapat mendengar semua itu dengan sangat jelas, namun tetap ia hiraukan semua itu. Semua itu karena suatu prinsip hidup yang ia miliki:
Bersenang-senang lah selagi kau bisa.
Karena semua Shinobi yang ada akan mati, baik dalam pekerjaan maupun perang. Jadi, prinsip ini lah yang menjadi moto hidup Jiraiya.
Jika kau bertanya: kenapa kembali sekarang setelah delapan tahun? Jawaban nya adalah, karena ia harus memberitahukan informasi penting mengenai pergerakan Orochimaru dan kabar-kabar mengenai daerah atau desa di luar Konoha taupun Hi no Kuni. Selain itu, ia juga ingin mengunjungi anak dari murid nya sekaligus anak angkat nya. Sebenar nya Jiraiya merasa bersalah meninggal kan anak yang seharus nya menjadi tanggung jawab nya, ke tangan orang lain, namun melihat betapa berbahaya nya pekerjaan nya di luar sana, ia lebih memilih meninggalkan anak itu di desa ini. Lagi pula ia yakin Sarutobi-sensei dan desa ini akan merawat "pahlawan" mereka dengan baik.
Pikiran Jiraiya teralihkan saat mata nya menangkap kerumunan besar yang berisikan warga sipil dan Shinobi tengah melakukan sesuatu. Tanpa berpikir panjang ia melompat ke atas bangunan tertinggi yang berada di dekat mereka untuk melihat apa yang mereka lakukan, sembari berharap itu merupakan penari perut jalanan.
Namun pemandangan yang Jiraiya dapat sangat jauh berbeda dari yang ia harapkan. Mata Jiraiya membulat , darah nya membeku menyebabkan dirinya tidak bisa berbuat apa-apa selain menatap anak kecil yang berada tepat di tengah-tengah kerumunan tersebut.
Di sana, terbaring bocah berumur Tujuh tahun tidak sadarkan diri dengan tubuh yang berlumuran darah, dengan orang-orang yang terus memukulinya tanpa rasa ampun. Bocah itu memiliki rambut pirang dan tanda lahir seperti kumis di masing-masing pipi nya. Sama persis dengan foto anak angkatnya, yang dikirimkan oleh Sarutobi-sensei.
Kemarahan segera menguasai tubuh Jiraiya saat otak nya menyadari, bahwa anak tersebut adalah anak angkat nya, Uzumaki Naruto. Setelah dapat menguasai dirinya, Jiraiya tanpa pikir panjang segera melompat dari bangunan tersebut sembari mengoleskan darah ke telapak tangan nya dari jari yang telah ia gigit, kemudian dengan kecepatan luar biasa membuat hand seal. Jiraiya kemudian mendarat dengan tangan nya sembari meneriakkan:
"Kuchiyose no Jutsu!"
x-x-X-x-x
Hiruzen Sarutobi saat itu, tengah melakukan pekerjaan nya sebagai Hokage sebagaimana biasanya, saat secara tiba-tiba ia merasakan ledakan Chakra yang cukup besar, dari pusat Desa yang berada tepat di belakang kepala nya. Tanpa berpikir dua kali, ia berdiri dan segera memutar kepala nya, dengan cepat mata nya membulat saat mata nya menangkap pemandangan di depan nya.
Tepat di depan sana berdiri tiga ekor katak, dengan warna berbeda dan senjata masing-masing yang sudah ada di tangan mereka. Dan yang terparah dari semua itu adalah, semua katak itu berukuran sedikit lebih besar dari kantor di mana ia berada sekarang. Dan dapat Hiruzen simpul kan dengan cepat bahwa semua katak tersebut adalah hewan Kuchiyose.
Sepanjang hidupnya, Hiruzen hanya tahu dua orang yang dapat memanggil para katak. Yang pertama adalah murid nya sendiri, Jiraiya, dan yang kedua adalah Yondaime Hokage, yang telah wafat delapan tahun yang lalu. Jadi, dapat di pastikan bahwa ini adalah perbuatan Jiraiya yang ia tahu akan pulang besok atau lusa. Sekarang ada satu pertanyaan di otak Hiruzen:
Apa yang bisa menyebabkan Jiraiya berbuat seperti ini?
Hokage tua ini tahu, Jiraiya tidak akan melakukan semua ini jika tidak terjadi sesuatu yang mengusik sang Sage. Jiraiya tidak mungkin melakukan ini karena ada serangan dari luar, jadi dapat di pastikan alasan Jiraiya melakukan semua ini berasal dari dalam Desa. Otak Hiruzen berputar cepat sembari mencari alasan yang tepat, yang dapat menyebabkan Jiraiya melakukan semua ini. Mata Hiruzen segera membulat, saat otak nya mendapatkan alasan yang paling masuk akal atas penyebab Jiraiya melakukan semua ini. Dan alasan itu adalah:
Naruto.
Hiruzen tahu semua yang di alami oleh bocah itu semenjak keluar dari panti asuhan. Hiruzen bukan nya tidak marah, dan tidak ingin membunuh semua orang yang memukuli bocah tersebut. Tentu ia marah, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa karena posisi nya sebagai Hokage yang tidak di perbolehkan menyakiti satu orang pun warga desa, di tambah dengan tekanan yang di berikan oleh para tua Bangka yang ada di Dewan, semakin menekan dirinya untuk membantu Naruto. Jadi yang hanya bisa ia lakukan adalah mengirim ANBU untuk menolong Naruto jika sudah sangat berlebihan, dan memastikan penyembuhan nya tidak terganggu.
Sejak awal Hiruzen tahu, Jiraiya TIDAK akan pernah senang jika mengetahui semua yang terjadi pada Naruto selama ini. Hiruzen mengharapkan ia bisa memberitahukan semua ini pada Jiraiya, dan Jiraiya akan memaki dirinya. Hokage berumur ini tidak pernah mengharapkan Jiraiya menemukan semua ini melalui mata nya sendiri. Karena dirinya tahu, Jiraiya pasti akan melakukan hal tidak tertuga seperti saat ini.
Setelah yakin alasan Jiraiya melakukan semua ini adalah karena menemukan Naruto di saat buruk nya. Hiruzen segera memanggil 5 group ANBU berisikan 10 orang untuk membantu nya menghentikan Jiraiya , sebelum ia berbuat lebih jauh. Jika kau menganggap ini berlebihan kalau hanya untuk menghentikan satu orang. Maka kau salah. Jiraiya TIDAK bisa di remehkan, bahkan Hiruzen sendiri ragu ia bisa mengalahkan Jiraiya pada saat ini. Jadi, lebih baik "Sedia payung, sebelum hujan." Kan?
Setelah melepas jubah kebesaran nya dan berganti dengan armor tempur milik nya, Hokage di ikuti 5 group ANBU segera pergi ke tempat di mana Jiraiya dan Naruto ia yakini berada.
x-x-X-x-x
Sepanjang hidup nya, hanya dua kali Jiraiya mengeluarkan amarah nya. Yang pertama saat teman satu tim nya menghianati Desa ini, dan yang kedua saat para Shinobi desa ini membiarkan murid nya melawan Kyuubi sendirian. Namun ia tidak, sekali lagi TIDAK, pernah semarah ini.
Ia mengerti dua penyebab muncul nya kemarahan nya bisa terjadi kapan saja di dunia yang keras ini. Namun, tidak pernah sekali pun terlintas di benak nya untuk melihat seorang anak yang tidak tahu apa-apa di pukuli dengan keji, bahkan setelah tidak sadarkan diri. Jiraiya tidak akan semarah ini jika yang di pukuli adalah orang lain, namun yang di pukuli adalah anak angkat nya sendiri. Dan yang lebih parah sekarang adalah 10 Oktober, ulang tahun Naruto.
Dengan semarahan yang masih menguasai nya, Jiraiya berniat membuat teknik andalan nya dan menghantamkan nya pada orang-orang berwajah ketakutan di depan nya ini. Tapi sebuah suara familiar menghentikan niatan nya tersebut.
"Jiraiya! Hentikan semua ini!"
Memutar tubuh nya 180 derajat, Jiraiya melihat sensei nya beserta rombongan besar ANBU mendarat sempurna di depan mata nya. Di lihat nya para ANBU tersebut telah mengeluarkan tanto milik mereka, dengan posisi tubuh yang siap bertempur. Sensei nya sendiri telah memakai armor hitam milik nya, dan Enma sang raja Monyet yang telah berubah menjadi tongkat. Dari semua itu, Jiraiya tahu mereka semua berniat menghentikan apa pun yang ingin ia lakukan.
x-x-X-x-x
Tubuh Hiruzen sedikit bergetar saat Jiraiya menatap nya dengan mata yang masih terpenuhi oleh amarah tersebut, Hokage ini juga yakin bahwa para ANBU juga merasakan hal yang sama seperti diri nya. Melihat ke belakang Jiraiya, Hiruzen mendapatkan beberapa Shinobi dan warga sipil di kurung oleh tiga senjata besar milik hewan Kuchiyose Jiraiya. Dengan itu Hiruzen tahu, orang-orang ini lah yang menganiaya Naruto sekaligus penyebab kemarahan Jiraiya. Hiruzen kembali melihat Jiraiya yang juga menatap nya, dengan langkah mantap Hokage tua itu mengambil satu langkah mendekat ke arah Jiraiya.
"Jiraiya, hentikan semua ini." Kata nya tenang.
"Hentikan kau bilang?! Setelah semua yang mereka lakukan pada Naruto, kau bilang hentikan?! Maaf Sensei, aku tidak bisa melakukan itu." Seakan baru sadar akan kehadiran Naruto, Jiraiya segera membuat satu Kage Bunshin yang segera membawa Naruto ke rumah sakit.
Hiruzen menatap dengan nanar, kondisi Naruto yang berlumuran darah tersebut. Sedikit kemarahan muncul di dalam hati nya, namun dengan segera ia singkirkan perasaan itu. Karena perasaan seperti itu tidak akan berguna untuk saat ini. Hiruzen dapat melihat, kemarahan Jiraiya semakin bertambah saat Bunshin milik nya membawa Naruto pergi, Hokage tua itu mengeratkan genggaman nya pada Enma. Nampak nya ini tidak akan berjalan mudah seperti yang ia harapkan.
Jiraiya kembali menatap Hiruzen beserta rombongan. Mata nya menajam saat, mata nya melihat ekspresi bersalah pada wajah sensei nya ketika menatap Naruto yang sudah di bawa pergi oleh Bunshin milik nya. Sebuah asumsi muncul di otak Jiraiya, mengenai ekspresi yang di tunjukan oleh sensei nya.
"Sensei…. Dari cara mu melihat, cara mu berbicara, ekspresi mu, dan kau sudah tahu apa yang ku lakukan. Bisa ku asumsikan kau sudah tahu mengenai semua yang terjadi pada Naruto, Apa aku benar?" Sensei nya tidak mengerluarkan sepatah kata pun. "JAWAB AKU SENSEI!"
Ledakan Killing Intens atau nafsu membunuh yang hanya bisa di setarai para kage keluar bersamaan dengan teriakan Jiraiya. Dari dalam topeng nya, para ANBU mulai kesusahan bernapas, keringat juga mulai turun di wajah mereka. Bahkan ada beberapa ANBU yang tubuh nya bergetar saat merasakan ledakan ini. Hiruzen sendiri hanya mengeratkan genggaman nya pada Enma, ia tidak akan selamat dari dua perang dunia jika tidak bisa mengatasi hal semacam KI ini.
Beruntung nya, tidak ada lagi penduduk di sini. Berterima kasih lah pada para ANBU yang segera mengefakuasi para penduduk sekitar saat mereka datang, dan membuat sebuah kubah pelindung berjarak 200 meter dari tempat Jiraiya dan yang lain nya berada. Kubah ini juga di lindungi oleh Genjutsu tingkat tinggi agar orang yang berada di luar kubah ini tidak dapat melihat apa yang terjadi. Tidak beruntung bagi para tawanan Jiraiya yang merasakan ledakan KI ini, mereka semua kini telah pingsan tidak sadarkan diri.
Hiruzen menghela nafas lelah. "Ya, aku sudah ta–"
"Lalu kenapa tidak kau hentikan?!" Seru Jiraiya. "Kenapa tidak kau hentikan Sensei?! Kenapa?!"
Jiraiya menundukan kepala nya, menyebabkan ekspresi nya sama sekali tidak terlihat. "Sejak kapan?" Tanya nya secara tiba-tiba, Hiruzen menaikkan salah satu alis nya, bingung. "Sejak kapan semua ini terjadi Sensei?"
Hiruzen meneguk ludah nya sendiri saat mendengar nada bicara Jiraiya yang mengerikan tersebut. "Sejak dia keluar dari panti asuhan, lebih tepat nya 4 tahun."
"Kalau begitu….." Jiraiya memutar tubuh nya untuk kembali menghadap tahanan nya. "Mereka layak untuk mati!" Dengan segera ia berlari menuju tahanan nya, dengan tangan yang sudah terisi oleh sebuah kunai.
Melihat itu, Hiruzen segera bertindak cepat. "ANBU! Hentikan dia bagaimana pun cara nya!"
x-x-X-x-x
Jiraiya kini, dengan tangan yang di borgol dengan borgol Chakra, berdiri tepat di depan Hiruzen di dalam ruangan Hokage. Lima orang ANBU mengelilinginya dengan posisi siaga.
Hiruzen menghela nafas berat saat Jiraiya masih mencoba untuk melepaskan borgol yang ia kenakan. Shinobi no Kami itu, kembali menghela nafas saat mengingat betapa susah nya untuk menghentikan Jiraiya tadi. Membutuhkan waktu sekitar lima jam lebih untuk menghentikan Jiraiya, bahkan dengan tenaga 5 Group ANBU dan dirinya sendiri. Beruntung nya tidak ada yang mati atau terluka terlalu parah. Sedangkan orang-orang yang menganiaya Naruto tadi ia sudah aman kan ke tempat Ibiki, sekaligus untuk menghukum mereka.
"Kalian berlima, tinggalkan kami berdua di sini." Ucap nya, namun ke lima ANBU tersebut tetap tidak bergerak. "Sekali lagi, kalian tinggalkan kami berdua sendiri. Tenang saja, aku tidak akan terluka atau apa. Sebelum itu, tolong lepaskan borgol itu."
Salah seorang ANBU yang ada di sana bergerak melepaskan borgol yang melilit lengan Jiraiya. Setelah selesai, ia menunduk hormat pada Hokage kemudian pergi menyusul teman nya yang sudah terlebih dahulu pergi. Hiruzen mengaktifkan kubah pelindung di ruangan nya, saat ANBU tadi meninggal kan dirinya dan Jiraiya.
"Jiraiya perbuatan mu tadi benar-benar membuat para dewan marah besar." Kata Hiruzen, sesaat setelah mengaktifkan kubah pelindung.
Benar, para Dewan sudah mengetahui apa yang di lakukan oleh Jiraiya, tidak peduli apa yang di lakukan Hiruzen untuk menutupi kejadian ini, para Dewan tetap mengetahui kejadian ini. mungkin penyebab nya adalah daerah yang rusak akibat "pertempuran" mereka tadi.
Jiraiya melihat kearah sensei nya. "Aku tidak peduli, mereka menyakiti Naruto dan aku tidak bisa membiarkan hal itu." Kata nya. Ia melihat sensei nya menghela nafas. "Dan kau sensei, kenapa kau membiarkan semua ini terjadi? Kau adalah Hokage seharusnya kau dapat mengontrol bawahan mu."
"Jiraiya," Hokage itu menghembuskan asap rokok nya. "Kau tahu sendiri aku adalah Hokage. Dan sebagai Hokage aku tidak bisa menyakiti warga ku sendiri, Dewan tua Bangka di sini juga menekan ku agar aku tidak bisa berbuat apa-apa."
"Tapi setidak nya, kau bisa kan menyuruh salah satu ninja kepercayaan mu untuk melindungi Naruto?" Ujar Jiraiya.
"Sudah ku coba, namun entah kenapa semua ninja yang ku suruh untuk melindungi Naruto selalu tidak dapat melakukan hal itu. Dan jika aku sendiri yang melakukan itu, kau tahu sendiri apa yang akan terjadi." Kata nya.
"Kau akan di turun kan dari jabatan mu." Gumam Jiraiya.
"Dan kau tahu siapa yang akan menggantikan aku?" Tanya Hiruzen.
"Danzo…" Jawab Jiraiya.
Jiraiya tahu, sejak awal sensei nya mengambil jabatan menjadi Hokage, Danzo sudah melakukan berbagai cara untuk menekan sensei nya agar turun dari jabatan nya. Jiraiya sebenar nya menghormati Danzo sebagai salah satu Ninja terkuat yang ada di Konoha, namun dengan Danzo yang mengandalkan segala cara untuk mencapai keinginan nya, Jiraiya tidak lagi menghormati pria tua itu.
Melihat Jiraiya yang tampak nya sudah mengerti alasan kenapa ia tidak membantu Naruto, Hiruzen kemudian berkata. "Jadi, apa yang akan kau lakukan setelah ini Jiraiya? Para Dewan tidak akan membiarkan kau lolos begitu saja, setelah apa yang kau lakukan."
Jiraiya melihat ke arah sensei nya dengan muka serius, "Aku akan membawa Naruto keluar Desa ini, untuk hidup bersama ku. Aku akan melatih nya, kemudian Naruto akan ku bawa pulang jika ku rasa ia sudah bisa melindungi dirinya. Dan aku akan tetap melakukan nya, dengan atau tanpa persetujuan mu sensei." Jelas Jiraiya.
Hokage tua itu tertawa kecil. "Jangan khawatir, aku memang sudah sejak lama berharap kau untuk melakukan ini." Ujar nya.
"Lalu bagaimana dengan para Dewan? Kau tadi bilang mereka tidak akan melepaskan ku." Kata Jiraiya, ia tidak mau perbuatan yang akan ia lakukan menyebabkan sensei nya kehilangan jabatan.
Hokage itu tersenyum kecil. "Tenang saja, serahkan mereka padaku." Ia lihat Jiraiya mengangguk."Baik lah, aku akan menyuruh ANBU untuk membawa Naruto kemari." Ujar nya, sembari mematikan kubah pelindung.
"Tidak perlu," Hiruzen menghentikan tindakan nya yang akan memanggil salah satu ANBU bawahan nya. "Naruto sudah di bawa Bunshin ku keluar dari sini." Sambung nya.
Hiruzen tersenyum kecil, "Satu hal lagi Jiraiya," Jiraiya menghentikan pergerakan nya, dan melihat ke arah sensei nya. "Kenapa kau harus memakai hewan Kuchiyose tadi?"
Seorang Shinobi jika melaksanakan sebuah misi, terutama misi yang mengharuskan membunuh atau mencuri, tidak lah boleh menarik perhatian. Perhatian akan membuat misi mereka bertambah sulit. Sedangkan tindakan Jiraiya tadi, malah menarik perhatian banyak orang. Tindakan nya memanggil hewan Kuchiyose tadi lah juga yang menyebabkan Hiruzen tahu ia sedang melakukan sesuatu.
"Oh," Jiraiya menggaruk belakang kepala nya, sembari tertawa. "Aku pikir itu akan keren, itu saja."
Jika Hiruzen tidak mengenal Jiraiya lebih jauh, ia akan mengira bahwa Jiraiya itu adalah orang bodoh.
"Baik lah, aku pergi sensei." Dengan itu Jiraiya segera menghilang.
Hiruzen tersenyum sembari mengangguk, ia berharap semoga saja Jiraiya dapat membuat hidup Naruto lebih baik dari pada yang sekarang. Kemudian seakan teringat sesuatu, Hokage tua itu menepuk jidat nya.
"Aduh, anak itu lupa memberikan laporan nya."
x-x-X-x-x
Hal yang pertama Naruto rasakan saat ia terbangun adalah rasa nyaman, dengan bau rerumputan. Saat ia membuka mata nya, yang pertama ia lihat adalah langit berwarna biru dengan sedikit awan yang menghiasi nya. Apakah ia berada di Surga?
Naruto mendudukan dirinya dengan sedikit bersusah payah, mata nya memandang sekeliling untuk melihat di mana ia berada. Dari penglihatan nya Naruto tahu, ia berada di sebuah padang rumput besar dengan beberapa batu besar yang juga berada di sini.
"Oh, kau sudah bangun rupa nya."
Naruto hampir saja mati terkejut saat mendengar suara asing tersebut. Dengan segera tubuh nya berputar dengan sedikit melompat kebelakang untuk melihat asal dari suara asing tersebut. Suara tersebut berasal dari seorang pria berbadan besar dengan pakaian sebuah armor yang di tutupi oleh kain merah, dengan rambut silver (Atau putih?) muka nya di hiasi dengan garis merah yang dari bawah mata hingga ke ujung wajah nya. Pria itu mengenakan benda semacam hitai-ate berlambangkan "Minyak"
"Kau tidak perlu takut, aku tidak akan menyakiti mu." Ucap pria itu.
"Si-siapa kau?" Hanya itu yang ada di pikiran Naruto saat ini.
Pria itu segera melompat mundur, kemudian menghentakkan tangan nya ke tanah. Asap dengan segera menyebar, menghalangi pandangan. Naruto sedikit terbatuk di buat nya. Saat asap menghilang, Naruto melihat orang tersebut kini sudah berada di atas sebuah katak merah berukuran dua kali dirinya, dengan memasang posisi aneh. Dan entah dari mana, music genderam klasik pun mulai terdengar.
"Perkenalkan, aku adalah sage dari gunung Myoboku. Sang penakluk wanita, aku lah," Pria itu memutar kepala nya. "Jiraiya dari tiga Sannin!" Teriak nya.
Mata dan mulut Naruto terbuka lebar saat orang itu selesai, hanya satu hal yang berada di pikiran nya sekarang….
"Ke-keren."
xXxXxXxXxXx
Dari sini saya ingin anda membayangkan sendiri bagaimana cara Jiraiya memberitahu Naruto perihal dirinya dan orang tua Naruto. Sekaligus saya ingin anda membayangkan sendiri apa reaksi Naruto ketika mengetahui semua itu.
Saya melakukan semua ini karena, saya merasa akan tidak pas dengan selera anda jika saya yang membuat itu sendiri. Sekaligus ini untuk meningkatkan, imajinasi para reader sekalian.
Saya mau minta maaf, kepada reader yang mem-fav atau fol fic saya yang lain, karena tidak kunjung update setelah sekian lama. Saya mohon anda mengerti, saya benar-benar sibuk saat ini. jadi mohon anda mengerti.
Fic ini sebenar nya, sudah sangat lama saya pikirkan, namun karena beberapa alasan baru saat ini bisa saya tuliskan dan update di sini. Ini juga mungkin update terakhir saya pada tahun ini.
Mohon maaf jika terjadi kesalahan kata atau yang lain.
Sekian dan terima kasih.
RnR?
Silver M.
