Mata Naruto sedikit membulat saat melihat beberapa deret angka di handphonenya itu.

"Tidak mungkin, kenapa aku baru menyadarinya hari ini, aku sudah telat tiga minggu lebih." Bisiknya lirih.

Sejenak mata Naruto kembali seperti semula, dia mulai menggeser layar handphonenya melihat beberapa tanggal yang memiliki warna yang sama. Tanggal berwarna itu terlihat tak teratur dalam tiga bulan terakhir ini, melihat hal itu Naruto mengangguk-anggukan kepalanya pertanda mengerti.

"Aku juga lupa kalau beberapa bulan ini datang bulanku tak beraturan, ah sudahlah ini bukan hal yang harus aku pusingkan. Lebih baik aku minum obat dan langsung tidur agar besok bisa kembali mengajar." Kata Naruto menyemangati dirinya sendiri.

.

.

.

Disclamer : Masashi Kishimoto

Rating : M

Pairing : KakafemNaru

Genre : Romance, Humor garing, sedikit Hurt/comfort, dan sedikit angst (mungkin), AU

Warning : FemNaru, OOC tingkat berat, geje, typo gak pernah ketinggalan, alur cepat secepat kilat, gak nyambung, tidak sesuai EYD dan segala kekurangan lainnya.

Selamat membaca

.

.

.

Sasuke berjalan dengan angkuhnya menuju ruang kepala sekolah tanpa ditemani oleh seorangpun. Banyak siswi yang menjerit saat melihat Sasuke yang berjalan sendirian.

"Ck berisik." Gumam Sasuke.

Setelah beberapa menit berjalan Sasuke sampai di depan ruangan kepala sekolah, dengan cepat Sasuke mengetuk pintu berwarna coklat itu, setelah mendengar sahutan dari dalam Sasuke langsung melangkahkan kakinya memasuki ruangan tersebut.

Tsunade terlihat angkuh dibalik meja kerjanya, matanya dengan sinis melihat Sasuke dari atas hingga bawah.

"Ada angin apa hingga si pemberontak harus menemuiku?" tanya Tsunade dengan sinisnya. Tsunade tau jika cucunya dulu pernah mencintai laki-laki yang berada dihadapannya ini. Tapi entah karena apa hubungan mereka berakhir dan Naruto memutuskan pindah sekolah keluar negeri. Dan sekarang hubungan mereka terlihat baik seperti saat mereka masih menjadi sepasang kekasih. Yang membuat Tsunade bertanya-tanya adalah bagaimana dengan Kakashi, yang setau Tsunade adalah mantan Naruto setahun lalu, terkadang binar rindu dan cinta masih terlihat jika Naruto dan Kakashi tanpa sengaja saling bertatapan. Apalagi dengan insiden yang membuat Kakashi hingga masuk rumah sakit membuat Naruto terlihat sangat memprihatinkan dengan mata yang sangat bengkak.

"Aku hanya menyampaikan bahwa Naruto tidak bisa mengajar hari ini, dia sakit." Kata Sasuke dengan datar dan tanpa basa basi.

"Naru sakit apa? Bagaimana kau bisa tau?" tanya Tsunade dengan alis yang mengerut. Kalau Naruto sakit maka yang seharusnya melaporkannya adalah para guru yang tinggal selantai degannya. Tapi ini Sasuke yang melaporkannya, 'apa yang dilakukannya dikamar cucuku?' batin Tsunade mulai berperasangka yang tidak-tidak pada Sasuke.

"Tadi aku menjemputnya untuk sarapan bersama tapi dia sakit, kalau sudah aku kembali ke kelasku." Dusta Sasuke dan dengan tak sopannya dia keluar dari kantor kepala sekolah tanpa menunggu jawaban dari Tsunade.

"Dasar, Uchiha satu itu tak tau sopan santun." Gerutu Tsunade kemudian mengambil handphonenya dan mengirimkan pesan singkat pada Naruto.

To: Cucu Kuning

Apa kau sakit? Perlu kubawa kerumah sakit?

Tak lama pesan singkat itu dibalas

To: Nenek awet muda

Tenang saja nek, aku baik-baik saja. Aku hanya masuk angin biasa, cukup istirahat sehari pasti sembuh.

Tsunade tersenyum melihat pesan singkat yang dikirimkan oleh Naruto kemudian kembali melakukan pekerjaannya.

(^O^)

Sasuke memasuki kelasnya dengan pandangan yang datar seperti biasanya, melihat kearah kearah teman-temannya berkumpul mengelilingi tempat duduknya kemudian duduk dibangkunya sendiri.

"Kudengar Naruto sensei sakit, apa itu benar?" tanya Neji

"Cepat sekali informasi itu ketelingamu." Kata Sasuke dengan sinis.

"Aku selalu tau jika itu berurusan dengan ruangan kepala sekolah." Kata Neji.

Kemudian mereka kembali ketempat duduk masing-masing kecuali Gaara yang masih berdiri disebelah Sasuke. Gaara menundukkan kepalanya tepat disebelah telinga Sasuke, membisikkan sesuatu yang membuat darah Sasuke sedikit mendidih.

"Aku tau kau sangat mencintainya, tapi jangan pernah melakukan hal buruk kepada Naruto sensei." Bisik Gaara yang dibalas dengan sedikit geraman dari Sasuke tanda tak suka.

"Dia MILIKKU dan aku berhak melakukan apa saja kepadanya, jangan pernah mengatur hidupku Sabaku." Kini suara Sasuke terdengar berat meski berbisik.

Dengan perlahan Gaara menegakkan badannya, memasukkan tangannya kedalam saku celana.

"Aku tak pernah berpikir bisa mengatur hidupmu." Kata Gaara berlalu keluar kelas, dia tidak akan bisa belajar dengan tenang dengan aura Sasuke yang siap membunuhnya kapan saja.

Melihat kejadian itu Sakura juga berlalu mengikuti kemana Gaara pergi, meski mereka berdua hanya berbisik tapi aura yang dikeluarkan Sasuke menandakan bahwa Gaara telah mengucapkan sesuatu yang buruk bagi Sasuke. Dan Sakura ingin tau apa yang dibicarkan mereka hingga membuat Sasuke menyebarkan aura membunuhnya, dia juga tidak ingin hubungan persahabatan Sasuke dan Gaara hancur begitu saja.

Gaara melangkahkan kakinya kehalaman belakang sekolah dan tidak menyadari bahwa dia tengah diikuti oleh kekasih pinknya. Hingga Gaara mulai duduk dirumput yang hijau itu dia baru tau bahwa Sakura tengah melihatnya dibalik bangunan kelas.

"Apa yang kau lakukan disitu?" tanya Gaara yang mulai merebahkan diri diatas rerumputan.

"Mengikutimu, apa lagi yang aku lakukan setelah melihat kekasihku dan sahabatnya bertengkar." Kata Sakura sambil mendekat kearah Gaara kemudian ikut membaringkan tubuhnya disebelah Gaara.

"Jangan terlalu khawatir, aku tidak bertengkar dengan Sasuke. Aku hanya mengatakan sesuatu yang tidak dia sukai." Jawab Gaara tenang.

Tidak mendapatkan balasan dari kekasih pinknya, Gaara mengalihkan pandangannya yang semula memandang langit kini memandang wajah Sakura yang penuh dengan tatapan menyelidik.

"Aku tidak berbohong sayang." Kata Gaara menyakinkan.

"Aku tak akan mempercayaimu semudah itu." Balas Sakura

"Kapan aku pernah berbohong pada mu?" tanya Gaara dengan lembut sambil membelai pipi Sakura.

"Tidak pernah, tapi ceritakan semuanya aku tidak mau kau menyembunyikan sesuatu dariku." Tuntut Sakura sambil memegang tangan Gaara yang berada dipipinya.

"Aku hanya memperingatkan Sasuke agar tidak melakukan hal buruk pada Naruto sensei." Jawab Gaara.

"Aku tau kau sangat peduli pada Sasuke, tapi jangan sampai kalian bertengkar. Ok." Kata Sakura dengan raut wajah yang khawatir.

(^O^)

Kepergian Gaara membuat siswa-siswi dikelas bertanya-tanya ditambah dengan aura Sasuke yang sangat siap mengamuk pada siapa saja. Tak lama setelah kepergian Gaara, Sasuke juga meninggalkan kelasnya menuju perpustakaan yang sepi.

Tak ada teriakan memuja dari para fansnya ketika melangkahkan kakinya menuju perpustakaan, lorong-lorong panjang itu terlihat sangat sepi hingga pada belokan terakhir menuju perpustakaan Sasuke menabrak pundak seseorang dengan sedikit keras.

"Ck, kalau jalan pakai matamu Hatake." Sengrah Sasuke, tadi Gaara yang memancingya sekarang Hatake Kakashi yang muncul didepannya.

"Aku berjalan menggunakan kakiku Uchiha dan kau pun juga begitu." Balas Kakashi dengan senyum yang sangat menyebalkan menurut Sasuke.

"Ck" Sasuke langsung melangkahkan kakinya meninggalkan Kakashi tapi terhenti dengan perkataan Kakashi.

"Meski kau berusaha menjauhkan kami, itu tidak akan berhasil karena aku selalu yakin dia akan kembali padaku." Kata Kakashi dengan dinginnya.

"Dan aku juga yakin dia tak akan kembali padamu selamanya, karena dia akan menjadi nyonya Uchiha." Jawab Sasuke tak kalah dingin

Tangan Kakashi mengepal dengan erat mendengar perkataan Sasuke, dia langsung berbalik memandang punggung Sasuke, mencoba menenangkan diri kemudian kembali menghujam Sasuke dengan perkataannya.

"Dengan semua yang telah kau lakukan padanya? Hal itu terdegar mustahil bagiku. Kau hanya terobsesi padanya dan tidak mencintainya, kau hanya menyakitinya Sasuke." Tambah Kakashi sedikit ibah dengan masa lalu Sasuke.

"Kau tau apa tentangku, aku mencintainya lebih darimu." Sasuke berbalik memandang lurus pada mata Kakashi dan langsung menghantamkan satu pukulan pada rahang Kakashi. Kakashi langsung tersungkur dan sudut bibirnya mengeluarkan darah.

"Aku sudah pernah memperingatkanmu sekali dan kau sudah merasakan akibatya." Kata Sasuke sambil memandang kaki Kakashi.

"Karena permohonan Naruto, aku tidak akan memperingatkan mu lagi, tapi ingat aku bisa kapan saja membunuhmu jika kau sampai mendekati Naruto lagi." Ancam Sasuke dan langsung meninggalkan Kakashi yang masih dilantai.

"Ini tidak akan mudah untukku." Bisik Kakashi.

(^O^)

Sasuke terus melangkahkan kakinya menuju pepustakaan, suasana hatinya semakin memburuk setelah bertemu dengan Kakashi. Dengan cepat Sasuke duduk dikursi paling pojok dekat dengan jendela, kedua tangannya bertengger manis didadanya. Pandangannya menerawang keluar jendela yang cukup besar.

'Apa benar aku hanya selalu menyakitimu? Aku melakukan itu semua demi kebahagianku dan kebahagianmu, aku mencintaimu dan kau juga mencintaiku. Aku hanya ingin menjagamu dari orang-orang seperti Sasori dan Kakashi, hanya aku yang pantas utukmu bukan mereka.'

Sasuke mengubah posisi duduknya, tangan kirinya menopang kepalanya yang mengarah keluar jendela.

'Mungkin aku harus lebih percaya lagi padamu, hingga kau kembali nyaman denganku seperti dulu. Ya aku harus lebih percaya padamu dan tidak boleh mengulangi kesalahanku yang seperti dulu.' Putus Sasuke sambil bersandar pada sandaran kursi dan mulai memejamkan matanya.

(^O^)

Yugao mulai gelisah dimejanya, pandangannya selalu menyapu seluruh ruangan yang dihuninya itu, sesekali melihat kearah dimana meja Kakashi berada. Hatinya tidak tenang, dia ingin membeberkan pertemuan Kakashi dengan Naruto pada Sasuke tapi dia bimbang. Apa yang dia lakukan bukanlah hal yang baik, dia seperti serigala berbulu domba yang siap kapan saja menerkam domba.

Yugao tau dia bukanlah orang baik, dia termasuk orang yang akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang dia inginkan termasuk mendapatkan cinta Kakashi. Tapi ini menjadi sedikit sulit karena kedekatannya dengan Kakashi selama satu bulan ini, menemani Kakashi setiap hari sedikit membuka matanya tentang cinta Kakashi pada Naruto yang teramat besar, rasa cemburu juga tetap tumbuh saat melihat pancaran kerinduan Kakashi pada Naruto.

Karena semua tokoh antagonis selalu jahat termasuk juga Yugao, meski sedikit bagian hatinya merasa cemas tapi rasa cemburu tetap mendomonasi hati itu. Melirik jam yang bertengger manis di dinding, pukul duabelas siang, masih tiga jam lagi hingga kegiatan disekolah selesai.

"Mungkin aku akan menemuinya setelah maka malam saja." Bisiknya tanpa ada seorangpun yang dapat mendengarnya.

Kemudian Yugao pergi menuju ke kantin untuk mengisi perutnya yang kosong, meski pikirannya melayang entah kemana dia harus tetap mengisi perutnya untuk menemukan cara memisahkan Kakashi dan Naruto.

(^O^)

Setelah semua kegiatan disekolah telah selesai Sasuke langsung melangkahkan kakinya menuju asrama, dengan tidak sabarnya dia memacu kakinya berjalan sedikit lebih cepat dari biasanya. Dia rindu, ya dia rindu malaikat pirangnya, dalam benaknya bertanya apa dia baik-baik saja, apa mualnya sudah berhenti.

Memasuki gedung tinggi, mata Sasuke sempat melirik kearah kantin yang terlihat ramai sebelum memasuki lift. Dengan cepat Sasuke langsung menekan tombol menuju lantai yang dihuninya.

Ting

Pintu lift terbuka memperlihatkan Sasuke dengan seringai kecil yang hampir tak terlihat, tanpa perlu mengetuk pintu terlebih dahulu, Sasuke langsung memasuki kamar yang lumayan besar itu. Mata elangnya langsung tertuju pada sebuah gundukan selimut yang cukup besar diatas ranjangnya, berjalan menghampirinya dan duduk tepat disebelah gundukan itu.

"Apa kau sudah baikan Dobe?" tanya Sasuke sambil mencoba membuka selimut yang membungkus Naruto layaknya sebuah kepompong.

"Hemm" gumam Naruto sambil menyamankan diri di atas ranjang.

"Kau sungguh berharga bagiku Naru, aku tak ingin menyakitimu lagi, aku ingin membuatmu bahagia seperti dulu. Aku janji aku akan selalu mempercayai kata-kata mu dan tak termakan oleh perkataan orang lain seperti dulu." Sasuke mencium kening Naruto sedikit lama dari biasanya.

"Dobe sayang bangun, kau sudah tidur cukup lama." Sasuke mengguncangkan tubuh Naruto dengan perlahan agar dia bangun.

"Tunggu 5 menit lagi, aku masih mengantuk." Gumam Naruto kembali menyamankan dirinya di atas ranjang.

"Sekarang sudah sore sebaiknya kau segera mandi dan mengganti baju, akan aku siapkan air hangat untuk mu." Sasuke berjalan menjauh dari ranjang yang Naruto tiduri menuju kamar mandi.

Kepergian Sasuke yang cukup lama akhirnya membuat Naruto bangun dari ranjang yang nyaman itu untuk mencari keberadaan Sasuke. Suara gemericik air terdengar dari arah kamar mandi menandakan ada seorang yang tengah melakukan sebuah ritual yang dinamakan mandi dan orang tersebut tidak lain adalah Sasuke. Naruto tersenyum lebar sambil memegangi dahinya yang tadi sempat mendapatkan ciuman dari Sasuke, ya sebenarnya Naruto sudah bangun ketika Sasuke memasuki kamar dan berpura-pura tidur.

Dadanya kembali menghangat ketika mengingatnya lagi, tapi dilain sisi dia merasa bersalah pada Kakashi yang selalu mencintainya begitupun sebaliknya.

"Kau sedang melamunkan apa?" Tanya Sasuke yang sudah keluar dari kamar mandi, berdiri tepat di depan Naruto dan hanya menggunakan selembar handuk putih yang melilit di pinggangnya.

"Tidak ada." Wajah Naruto memerah memandang dada bidang Sasuke yang tak tertutupi selembar kainpun.

"Cepat mandi, air hangatnya sudah siap. Aku akan membelikan mu makan." Sasuke mulai memilih baju apa yang akan dia pakai dan dengan santainya membuka satu-satunya kain yang menempel pada tubuhnya, membuat wajah Naruto bertambah merah kemudian berlari ke kamar mandi. Sasuke yang melihat tingkah aneh Naruto hanya menaikkan satu alisnya bingung.

(^O^)

Akhirnya setelah lama melihat menu yang ada di kantin hari ini Sasuke memesan satu porsi bubur dan segelas susu hangat untuk Naruto. Setelah membayar Sasuke langsung melangkahkan kakinya menuju lift, tapi seorang menghentikannya.

"Sasuke Uchiha, bisa kita mengobrol sebentar?" Tanya Yugao.

"…" Sasuke kembali melangkahkan kakinya tanpa minat.

"Ini tentang Naruto sensei." Yugao tersenyum samar ketika Sasuke berhenti dan menoleh padanya.

"Ada apa dengannya?" Tanya Sasuke langsung.

"Sebaiknya kita bicara ditempat yang sedikit sepi, karena aku tak ingin ada yang mendengarnya selain kita." Ajak Yugao sambil berjalan meja paling pojok yang ada di ruangan itu.

"Ceritakan." Tuntut Sasuke yang sudah tak sabar seetelah mereka duduk.

Flashback

Yugao baru saja akan keluar kamarnya saat dia mendengar suara ketukan pintu dan dibarengi dengan suara Naruto yang cukup keras. Dia menjulurkan kepalanya mencari asal suara Naruto dan yang terlihat adalah Naruto yang berada tepat di depan kamar Kakashi dan tak lama Kakashi menarik masuk Naruto. Melihat hal itu Yugao penasaran dan cemburu akhirnya memutuskan untuk menguping apa yang mereka bicarakan, meski tidak terlalu jelas apa yang mereka bicarakan Yugao tetap berdiri didekat pintu kamar Kakashi.

Hampir satu jam Naruto berada di kamar Kakashi begitu juga Yugao yang masih setia menguping pembicaraan mereka berdua.

"Aku tau aku egois, bahkan sangat egois jika itu menyangkut dirimu. Aku tidak bisa melepasmu begitu saja Naru, maaf ini sudah menjadi keputusan ku." Suara Kakashi terdengar agak keras membuat Yugao makin penasaran dan menempelkan telinganya di daun pintu kamar Kakashi.

"Baiklah, aku akan kembali. Aku sudah mencerikan semuanya jadi lebih baik aku kembali ke kamarku." Kini suara Naruto terdengar lebih rendah dari nada Kakashi tadi.

Yugao yang mendengarnya langsung bersembunyi dibalik dinding lorong yang jauh dari Naruto. "Mungkin aku harus bersekutu dengan Uchiha Sasuke."

Flashback End

Sasuke mengeratkan tangannya pada nampan yang dia bawa, mencoba menyalurkan emosinya dan kembali tenang. Yugao sempat melihat ekspresi yang menakutkan saat dia bercerita tadi, tanpa sepatah katapun Sasuke pergi meninggalkan Yugao yang masih bingung dengan respon Sasuke yang berbeda jauh dari perkiraannya.

"Tanpa adanya bukti dan mendengar sendiri dari mulut Naruto aku tidak akan mempercayainya. Naruto sudah berjanji padaku tidak akan pernah bertemu lagi dengan si keparat itu." Sasuke berjalan sedikit cepat dari biasanya, dia ingin menanyai Naruto tentang cerita Yugao tadi.

"Tadaima" Kata Sasuke dengan datarnya.

"Teme darimana saja kau, aku mencarimu tau. Seharusnya kau meninggalkan pesan untukku." Naruto dengan wajah masamnya karena merasa ditinggal sendiri oleh Sasuke.

Sasuke berjalan ke meja terdekat dan menaruh nampan berisi bubur dan susu hangat di atas meja tersebut, kemudian tersenyum berjalan mendekati Naruto.

"Aku membawakan mu makan sayang, jangan merajuk ya." Tangan Sasuke membelai pipi Naruto.

"Tapi kan kau bisa bilang padaku jika ingin membeli makan. Kau tau saat kau tak ada jendelanya tiba-tiba terbuka, aku kan jadi takut." Adu Naruto sambil memeluk Sasuke.

"Itu hanya angin, jendelanya kan belum dikunci." Jelas Sasuke sambil membelai pucuk kepala Naruto.

"Jika kau bersikap seperti ini aku jadi tak tega menanyakannya, lebih baik menunggumu bercerita padaku. Dan ku harap kau selalu bersikap manja padaku Naruto."

(^O^)

Yugao masih memikirkan kejadian kemarin, kenapa sikap Sasuke tidak sesuai dengan yang dia harapkan, kenapa Sasuke hanya diam saja dan tidak memberi respon apapun, itulah yang dia pikirkan sejak pagi tadi.

"Mungkin aku harus menanyakannya sendiri." Gumam Yugao.

"Atau ku tunggu saja beberapa hari, mungkin Sasuke akan membuat rencana kejam untuk memisahkan Naruto dan Kakashi, ya mungkin seperti itu." Gumam Yugao dengan wajah yang terlihat pucat.

Seminggu telah terlewati dan selama itu Yugao terus menerus mengawasi pergerakan Naruto dan Sasuke. Dan tidak ada sesuatu yang aneh dari perilaku Naruto dan Sasuke, dan yang mengganjal adalah kenapa Sasuke masih memperbolehkan Naruto tidur dikamarnya. Hal ini membuat Yugao semakin cemas, apakah aduannya kemarin pada Sasuke tak menghasilkan apapun? Pikir Yugao.

Yugao mulai menggigit kuku jarinya dan terlihat cemas, "Apa yang harus kulakukan agar Sasuke marah besar pada Naruto." Gumamnya sangat lirih. Mata Yugao mulai menyusuri seluruh ruang guru untuk mendapatkan cara untuk menyingkirkan Naruto.

"Heii, bunga ini terlihat sangat indah." Terdengar suara seorang siswi dari jendela, menarik perhatian Yugao, hingga dia mulai mendekat pada jendela.

"Iya bagus, akan ku foto biar nanti bisa ku upload." Kata seorang siswi lainnya.

Mata Yugao membuat sempurna, ujung bibirnya tertarik kearah yang berlawanan membuat senyuman yang menyeramkan.

"Ya itu benar foto." Gumam Yugao.

"Ya benar, Sasuke akan percaya padaku jika aku memberikan bukti foto saat Naruto dan Kakashi bertemu dan ooohhh atau sekalian aku video saja hemm sangat menarik. Sekarang aku akan mencari tahu kapan Kakashi dan Naruto akan bertemu lagi." Memikirkan semua itu membuat Yugao sangat senang. Dan kini Yugao mulai memantau gerak gerik Kakashi, karena Kakashi yang selalu ingin berbicara dengan Naruto.

(^O^)

Seminggu telah berlalu tanpa lelah Yugao tetap memantau gerak gerik Kakashi, dan sepertinya hari ini adalah hari keberuntungan Yugao. Dia melihat Kakashi berjalan menuju taman belakang untuk menemui Naruto.

"Akhirnya kau mau menemui ku lagi, Naruto." kata Kakashi mulai berjalan mendekati Naruto dan memeluk Naruto, Yugao mulai mengambil beberapa foto dan kemudian mengambil video.

"Aku merindukan mu." Kata Kakashi sambil memeluk Naruto erat.

"Aku juga, merindukan mu." Balas Naruto.

Yugao tersenyum lebar melihat video tersebut "ini akan menjadi bukti yang akan membuat Sasuke percaya." Pikir Yugao kemudian pergi entah kemana.

Setelah kepergian Yugao yang tanpa diketahui Kakashi dan Naruto, Naruto mulai melepaskan pelukan mereka.

"Aku ingin mengatakan sesuatu yang sangat penting padamu Kakashi." Kata Naruto sambil menundukkan kepalanya.

"Katakan sayang, aku akan mendengarnya." Jawab Kakashi sambil memegang dagu Naruto mengarahkan pandangannya hanya pada Kakashi.

"Lebih baik kita akhiri semua ini dan lupakan aku untuk selamanya." Kata Naruto tegas, matanya mulai memerah menahan air yang akan jatuh dari bola matanya.

"Apa yang kau bicarakan, aku tidak mengerti Naru?" Kakashi berpura-pura bodoh.

"Kau sangat tau apa yang ku maksud, hubungan yang tidak pasti ini lebih baik kita akhiri, carilah wanita lain yang lebih baik dariku." Air mata itu sudah tak terbendung lagi.

"Aku tak akan menemukan wanita yang lebih baik dari dirimu, sudah hentikan pembicaraan ini, aku tak menyukainya." Kata Kakashi mencoba menghapus air mata Naruto tapi ditepisnya.

"Kenapa?" tanya Kakashi sambil mengerutkan keningnya.

"Aku hamil." Jawab Naruto lirih dan masih bisa didengar oleh Kakashi.

Mata Kakashi membulat sempurna, sejenak suaranya menghilang, menatap Naruto mencari kebohongan dari setiap kata yang terucap. Tapi hasilnya nihil Naruto masih meneteskan air matanya.

"Aahh… apa itu spermaku yang tertinggal sangat lama di rahimmu?" tanya Kakashi mencoba merubah suasana yang sempat tegang.

"Itu pertanyaan konyol. Aku serius dan ini bukan anakmu." Kata Naruto mulai menghapus air matanya.

"Sudah berapa lama?" tanya Kakashi serius.

"Kira-kira satu bulan lebih. Maka dari itu tinggal kan aku, lupakan semua tentang kita, aku akan bersama dengan ayah dari anak ini. Jadi kau carilah wanita yang lebih baik dariku." Kata Naruto mencoba tesenyum.

"Pasti bocah Uchiha itu ayahnya." Kakashi memandang lurus mata Naruto mencari jawaban. Naruto yang ditatap hanya bisa memperlihatkan raut wajah sedihnya. Meski Naruto mencintai Kakashi, tapi rasa bersalahnya pada Sasuke juga besar ditambah dengan janin yang dikandungnya saat ini, meski umurnya masih satu bulan Naruto tidak akan bisa membuangnya begitu saja. Mungkin dengan adanya janin itu dia dan Sasuke bisa menjadi keluarga yang ideal.

"Baik aku mundur, mungkin kalian akan bahagia. Tapi jika Sasuke membuatmu menangis lagi dan menyakitimu. Aku akan membawamu juga anak dalam kandunganmu pergi dari hidupnya selamanya." Kakashi mulai memeluk Naruto memberikan kecupan di keningnya.

"Terimakasih telah merelakanku, Kakashi." Kata Naruto

Flashback

Seminggu setelah Naruto sakit dan tidak menghadiri kelas, tanpa sepengetahuan Sasuke, Naruto pergi kerumah sakit karena dia merasa perutnya sedikit aneh, seperti ada sesuatu didalamnya. Naruto takut asam lambung yang pernah dideritanya kambuh dan semakin parah. Naruto menganbil nomor urut panggilan dan terlihat cemas, dia benar-benar takut jika asam lambungnya kambuh.

"Ny. Uzumaki Naruto, silahkan." Seorang suster tersenyum pada Naruto dan mempersilahkan masuk.

"Silahkan duduk." Kata dokter yang ada di hadapan Naruto. Naruto menganggu dan langsung duduk.

"Keluhan anda apa?" tanya dokter tersebut sambil tersenyum ramah.

"Setiap pagi rasanya mual dan ada yang aneh didalam perut saya dok." Kata Naruto sambil memegang perutnya.

"Coba saya periksa dulu."

"Iya." Naruto mulai menaiki tempat tidur yang ada disana, membaringkan tubuhnya. Sang dokter mulai memeriksa Naruto, saat stetoskop sang dokter berada di perut Naruto, dokter tersebut mengerutkan alisnya.

"Selamat nona, anda sedang mengandung. Kalau mau nona bisa melakukan usg di ruangan sebelah." Kata dokter itu dengan riang.

Berbeda dengan raut wajah Naruto yang sudah pucat pasih.

Dan setelah kembali dari rumah sakit Naruto tidak membicarakan hal ini pada Sasuke, dia mencoba mencari waktu yang pas untuk membicarakannya.

Flashback End

Yugao dengan semangat mencetak foto-foto yang menjadi bukti ketekatan Kakashi dan Naruto, kemudian memindahkan video yang ada di handphonenya pada sebuah CD dan akan memberikannya pada Sasuke besok.

(^O^)

Sudah tiga hari Sasuke berada di masion Uchiha, dua hari lalu sebuah mobil lamborghini aventador hitam terparkir di halaman sekolah membuat kehebohan para murid. Seorang yang diketehui bernama Uchiha Itachi keluar dari dalam mobil membuat siswi-siswi berteriak histeris. Itachi berjalan lurus mendekati seorang siswi beramput pirang berhenti tepat didepannya, kemudian Itachi mencondongkan tubuhnya membuat bibirnya berada tepat di samping telinga sang gadis. Wajah sang gadis terlihat sedikit pucat melihat Itachi begitu dekat dengannya.

"Hai Dei, lama tak jumpa. Bisa kau antarkan aku pada Sasuke." Bisik Itachi kemudian menegakkan tubuhnya kembali untuk melihat wajah Deidara.

"I…ikuti aku." Jawabnya pelan, wajah yang tadi terlihat sangat pucat sedikit demi sedikit kembali menjadi normal. "Tenangkan dirimu Dei, dia tidak sedang mencarimu tapi mencari adiknya." Pikir Deidara menenangkan dirinya sendiri.

Itachi dan Deidara berjalan beriringan menuju kelas Sasuke dan saat mereka berjalan di tangga yang sepi Itachi langsung menghimpit Deidara ke dinding, mata sekelam malam itu menatap lurus mata biru Deidara.

"Apa yang kau lakuakan?" Deidara terlihat panik saat menyadari yang telah terjadi pada dirinya.

"Kenapa sebulan ini kau sulit sekali untuk kutemui?" tanya Itachi, dahi Itachi sudah menempel pada dahi Deidara.

"Aku… aku sedang fokus untuk ujian universitas jadi tak bisa meneui mu." Jawab Deidara dengan ragu.

"Ohh itu masalahnya, baiklah kapan kita bisa berkencan lagi?" tanya itachi yang sudah berdiri tegak dengan senyuman kecil, membuat Deidara merona.

"Hingga hari kelulusan kita tidak bisa bertemu." Jawab Deidara setelah lepas dari pesona sang Uchiha.

"Itu terlalu lama Dei-chan." Keluh Itachi memandang Deidara mungkin gadisnya itu mau berubah pikiran. Tapi Deidara tetap tidak bergeming dan hanya menatap Itachi.

"Haaaahhh baiklah setelah hari kelulusan." Akhirnya Itachi menyerah dan mereka kembali berjalan menuju kelas Sasuke.

Tak lama merekapun sudah berdiri di depan kelas Sasuke, Itachi langsung membuka pintu kelas dengan kasar membuat seisi kelas mengalihkan pandangan kearah pintu.

"Yo Neji, Gaara dan Shikamaru kenapa kau masih tidur jam segini?" Itachi langsung memasuki kelas berjalan kearah Neji dengan Deidara yang membuntutinya. Untung saja di kelas tidak ada guru yang mengajar karena ada rapat.

"Apa yang kau lakuakan disini Tachi-nii?" tanya Gaara.

"Hahahaha aku disuruh Tou-san untuk menjemput adikku tercinta. Ah dimana dia sekarang?" Itachi duduk di atas meja menyilangkan kedua tangannya didada.

"Sebentar lagi pasti kembali." Jawab Neji

SRRRREEEKKKK

Pintu kelas kembali dibuka dengan kasarnya, munculah sosok yang Itachi cari sedari tadi dengan wajah yang suram.

"Dia kenapa?" tanya Itachi pada Gaara dan Neji

"Mungkin dia ditinggal rapat, makanya suram." Jawab Neji asal.

"Apa yang kau lakukan disini Itachi?" tanya Sasuke dengan tidak sopannya.

"Ohh adikku sayang, ayo Tou-san sudah menunggu." Dengan cepat Itachi menarik tangan Sasuke.

"Bye bye, nanti kita bertemu lagi Dei-chan." Itachi melambaikan sebelah tangannya dan langsung menyeretnya keluar Sasuke.

Hari ini adalah hari ketiga Sasuke di masion Uchiha dan Itachi bilang akan mengantarnya kembali ke asrama hari ini. Tapi sampai detik ini wajah Itachi tak terlihat dihadapan Sasuke.

Sasuke kembali sibuk megirimi pesan pada Naruto dan memandangi foto Naruto yang ada di hanphonenya.

"Adikku sayang kakak mu sudah siap apa kau jadi kembali ke asrama hari ini?" Itachi langsung menerobos masuk kedalam kamar Sasuke.

Sang empunya kamarpun menatap sinis pada Itachi yang dengan lancangnya memasuki kamarnya tanpa mengetuk pintu, Sasuke paling tidak suka jika wilayah pribadinya dimasuki orang tanpa permisi.

"Ayo berangkat." Tanpa memperdulikan kata-kata Itachi, Sasuke langsung keluar kamar dan langsung menuju mobil Itachi.

(^O^)

Yugao melihat sebuah mobil lamborghini aventador hitam memasuki halaman sekolah, membuat siswa dan siswi ramai melihat sang pemilik mobil mahal tersebut. Mata Yugao tidak lepas melihat seorang siswanya yang keluar dari mobil lamborghini aventador hitam, tidak seperi para siswi yang melihat sang empunya mobil yaitu Uchiha Itachi dan sang penumpang Uchiha Sasuke dengan tatapan memuja dan kagum, tapi Yugao hanya menatap Uchiha Sasuke dengan tatapan datar dan sebuah seringai terpatri di bibirnya setelah itu melegang pergi keruangannya.

Sasuke merasa ada seorang yang tengah mengawasinya dari lantai dua, dengan cepat mengarahkan pandangannya pada sebuah jendela dan sempat melihat siluet seorang yang pergi menjauhi jendela tersebut.

"Bye-bye adikku sayang." Itachi melambaikan tangannya pada Sasuke.

Sasuke yang melihat itu hanya mendengus kesal kemudian berjalan menuju kelasnya, ya sebentar lagi bel akan berbunyi.

"Aku merindukan matahariku." Gumam Sasuke yang hanya didengar olehnya sendiri.

Sasuke melangkahkan kakinya beranjak menuju kelasnya, mata elang itu hanya memandang lurus tanpa memperdulikan para fansnya yang meneriaki namanya. Itu membuat Sasuke sangat rishi dan akhirnya mengambil rute memutar yang sepi tanpa adanya gadis-gadis berisik itu.

"Hentikan ini." Terdengar suara Naruto disalah satu koridor membuat Sasuke senang dengan cepat melangkah kesumber suara.

Terlihat Kakashi sedang mengurung Naroto diantara tanganya dan dinding, membuat Sasuke yang melihatnya langsung mengepalkan tangannya erat.

"Lepaskan Kakashi nanti ada yang me-" mata Naruto membulat sempurna, seseorang yang sangat tidak boleh melihat interaksinya dengan Kakashi melihatnya. Naruto bisa melihat pandangan yang gelap dan dingin itu bertambah berkali-kali lipat, dia tau kalau Sasuke sekarang dalam mode sangat cemburu, tidak jika terus seperti ini nyawa Kakashi tidak bisa terselamatkan lagi.

"Oh si Uchiha kecil sudah kembali ya, jangan menatapku seperti kau ingin membunuhku saja nanti Naru-chan bisa takut, iya kan Naru-chan." Kakashi embelai pipi Naruto, membuat sangempunya memelototi Kakashi seolah berkata 'kau mau mati ditangan Sasuke?'

"Lepaskan tanagn KOTORMU dari Dobeku. Kalau tidak kau akan merasakan akibatya." Sasuke berusaha sabar mengingat janjinya pada Naruto.

"Aku tak akan pernah melepaskannya." Kakashi memeluk Naruto protektif.

"Kakashi lepaskan aku dan jangan menyulut emosi Sasuke." Naruto berkata dengan tegas, di tidak mau ada yang terluka karena dirinya.

"Aku tidak bisa meninggalkan mu bersama-"

BUAGH

Satu pukulan terkena telak di pipi Kakashi membuatanya mundur beberapa langkah dan melepaskan pelukannya pada Naruto.

"KAU TIDAK DENGAR APA YANG DIA KATAKANA HAH!" Sasuke langsung mendaratkan satu pukulan lagi tapi berhasil ditepis Kakashi. Dan perkelahian pun tak bisa terelakkan lagi.

"Sudah berhenti." Kata Naruto sama seekali tak dihiraukan oleh mereka.

"Kubilang HENTIKAN." Kini suara Naruto sudah pecah menahan tangis, mendengar suara itu keduanya berhenti dan Sasuke mundur kearah Naruto, membawanya pergi dari Kakashi.

"Sial." Umpat Kakashi sambil mengelap darah disudut bibirnya.

(^O^)

Naruto mengobati luka-luka Sasuke di kamar, tapi pandangan Naruto kosong saat mengobati Sasuke.

"Kau memikirkan si brengsek itu?" tanya Sasuke yang langsung membuatnya tersadar.

"Aku tidak memikirkannya." Jawab Naruto

"Kalau bukan dia siapa lagi yang kau pikirkan?" tanya Sasuke masih dengan raut wajah marahnya.

'tentu saja kalian berdua dan anak dalam kandunganku, hah bagaimana aku bisa memberitahunya?' batin Naruto, dia menghela nafas lelah.

"Kau tau jika kau tidak menghentikan ku sudah kebunuh dia dan jangan dekati dia lagi. Aku ingin menepati janjiku untuk berubah, tapi jika kejadian seperti ini terulang lagi aku tak bisa menahannya lagi Dobe." Kata Sasuke menatap mata biru langit itu dengan serius.

"Iya aku tau." Jawab Naruto tertunduk.

Sasuke memeluk Naruto dengan lembut tak ingin menyakiti wanita pujaanya.

(^O^)

Yugao terlihat tak sabar, entah sudah keberapa kali dia melihat kearah jam. Yugao ingin segera menemui Sasuke dan memberikan semua bukti yang sudah dia kumpulkan. Tapi masih sangat lama untuk bisa menemui si bungsu Uchiha itu, Yugao harus tetap sabar untuk menantinya. Senyum yang terlihat ganjil selalu terpatri di wajahnya, banyak siswi yang menanyakan kenapa yugao terlihat senang tapi pertanyaan itu hanya dijawab seadanya oleh Yugao.

Jika Yugao terlihat menebar senyum pada semua orang, maka Naruto terlihat lesu dan murung sejak perkelahian Kakashi dan Sasuke. Rasanya seperti ada awan mendung diatas kepala Naruto membuatnya tak bersinar.

"Kakashi bodoh, sudah kuperingatkan jangan membuat Sasuke marah, tapi tetap saja dia selalu membuat Sasuke marah. Dasar bodoh." Pikir Naruto.

Terlihat dia tidak fokus dalam memeriksa tugas yang telah dikumpulkan oleh kelas XII A.

(^O^)

Akhirnya kegiatan sekolahpun telah usai, semua siswa mulai melakukan kegiatannya masing-masing tapi sebagian besar memilih kembali keasrama dulu untuk beristirahat. Hal ini berlaku juga bagi Sasuke, meski tidak merasa lelah dia tetap memilih pergi keasrama dan menunggu Naruto di kamarnya yang nyaman daripada harus menunggu Naruto di koridor yang dipenuhi fans brutalnya.

Melihat Sasuke yang melangkahkan kakinya menuju asrama sendirian, Yugao tak melewatkannya begitusaja. Dengan hati-hati Yugao mengikuti Sasuke dan mencoba mencari waktu yang pas untuk memberikan semua buktinya pada Sasuke. Dan pada belokan terakhir Sasuke menatap Yugao dengan tajam, membuat Yugao sedikit tersentak kaget.

"Apa maumu?" tanya Sasuke pada intinya, Sasuke sudah merasa diikuti oleh seseorang. Jika itu fansnya mereka tak akan bergerak sendiri melainkan berkelompok.

"Ah… kau membuatku kaget, aku punya hadiah khusus untukmu Uchiha-san." Tanpa ragu Yougao memberikan amplop coklat berukuran sedang.

"Apa ini?" tanya Sasuke mengambil amplop itu.

"Bukti perselingkuhan, semoga dengan adanya bukti itu kau bisa melihat dengan benar perbuatan kekasih mu. Ohh dan juga jaga kekasih mu baik baik agar tidak menggoda lelaki lain" Setelah mengucapkan itu Yugao langsung pergi meninggalkan Sasuke yang masih memandang amplop.

Sasuke mulai membuka amplop tersebut dan mengeluarkan semua isinya, beberapa lembar foto dan sebuah cd. Mata Sasuke memicing tak suka memandang dua orang yang ada dalam foto itu, pinggiran foto yang dipegang Sasuke menjadi kusut karena remasan tanggan Sasuke. Mata Sasuke melihat selembar kertas yang terselip diantara foto-foto tersebut dan membaca tulisan yang ada di kertas tersebut.

"Foto dan video ini diambil ketika kau sedang tidak ada di asrama, 6 Juni."

"KUSO." Umpat Sasuke dengan kerasnya. Semua yang dilakukannya percuma, cinta dan kasihsayang yang dia berikan untuk Naruto tetap tak bisa membuat Naruto berada di sisinya. Sasuke langsung bergegas kembali keasrama, dia ingin segera melihat video yang telah diberikan Yugao padanaya itu.

(^O^)

Naruto memasuki kamar Sasuke sambil memijit tegkuknya yang terasa kaku karena terlalu lama menunduk.

"Tadaima."

Alis Naruto mengerut, dia merasa aneh ketika tak ada sahutan dari Sasuke yang Naruto yakin ada di dalam kamar karena sepatu sekolah Sasuke ada di raknya.

'atau dia ada dikantin ya.' Batin Naruto sambil melepas sepatunya dan mulai memasuki kamar tersebut tapi langkahnya terhebti karena tiba-tiba Sasuke muncul di depannya.

"Ahh, kau mengagetkanku saja. Kenapa kau tak menjawabku kalau kau ada dikamar?" tanya Naruto sambil mendekat pada Sasuke yang hanya diam.

"Apa kau sedang sakit?" tanya Naruto lagi, kini satu tangan Naruto menyentuh kening Sasuke.

Dengan cepat Sasuke menggenggam tagan Naruto yang menyentuh dahinya.

"Ada yang ingin kutanyakan, apa kau pernah berduaan dengan Hatake sebelum pagi ini?" tanya Sasuke dengan dinginnya.

Naruto POV

Hhaaaahhhh hari ini melelahkan, tadi pagi mereka ribut dasar Kakashi bodoh sudah kubilang untuk menjauh haahhh kemudian tugas hari ini sangat banyak. Ingin rasanya berendam air panas, mungkin lelahku akan berkurang.

"Tadaima."

Eh kenapa Sasuke tak menjawabku, aku yakin dia pasti sudah ada di dalam, sepatunya ada. Atau dia sedang ke kantin ya. Lelahnya padalah tinggi sepatuku hanya 3cm.

"Ahh, kau mengagetkanku saja. Kenapa kau tak menjawabku kalau kau ada dikamar?" kenapa tiba-tiba dia ada disini haaahh membuatku kaget saja, kupikir tadi hantu. Kalaau dia dari tadi ada disini kenapa tidak menjawabku, dasar.

Dia terlihat pucat, apa dia sakit?

"Apa kau sedang sakit?" Kenapa dia diam saja. Kuulurkan tanganku untuk menyentuh dahinya mmencoba mengukur suhu tubuhnya, tapi tak terasa panas ini suhu yang normal.

Tiba-tiba tangannya menggenggam tanganku yang masih ada di dahinya meremasnya sedikit, aku merasa ada sesuatu yang janggal.

"Ada yang ingin kutanyakan, apa kau pernah berduaan dengan Hatake sebelum pagi ini?" tanyanya dengan dinginnya dan mata itu menatap lurus pada mataku.

Apa Sasuke sudah tau kalau aku beberapa kali bertemu dengan Kakashi atau dia hanya menebak saja karena kejadian tadi pagi?

Aku harus menjawab apa, jika aku jujur maka Kakashi tak akan selamat kali ini, kalau aku berbohong aku akan merasa bersalah. Aahhhh sudah lah, lebih baik aku berbohong agar Kakahi selamat.

"Ah mana mungkin aku berduan dengan Kakashi, kami hanya sering berpapasan tanpa saling bicara." Semoga Sasuke percaya.

Dan tampaknya Sasuke semakin marah dan wajah Sasuke terlihat seperti dulu saat dia sangat marah ketika aku pulang dengan Sasori.

Naruto POV End

"Ah mana mungkin aku berduan dengan Kakashi, kami hanya sering berpapasan tanpa saling bicara." Dusta Naruto

Seketika raut wajah Sasuke berubah seperti menahan amarah, ya wajahnya dingin dan gelap seperti dulu saat dia tau Naruto pulang bersama Sasori.

"Naruto, aku pernah bilang bahwa aku akan selalu percaya denganmu dan aku sangat yakin jika kau tidak akan menghianatiku lagi seperti dulu." Sasuke diam sejenak mengambil napas panjang mencoba menurunkan emosinya tapi tak berpengaruh sedikitpun dan saat melihat amplop yang berisi foto semakin membuat amarahnya meningkat.

Sasuke mengambil dan mengeluarkan foto-foto tesebut dan melemparkannya pada Naruto.

"ITU BUKTINYA KAU MEMBOHONGIKU." Kini Sasuke tak bisa menahan amarahnya.

Naruto membulatkan matanya melihat semua foto yang dilemparkan Sasuke. 'kenapa ada fotoku dan Kakashi' batin Naruto.

"Aku… aku bisa jelaskan semuanya." Cicit Naruto.

"Aku tidak bisa mempercayaimu Naruto, kau selalu membohongiku." Nada Sasuke mulai turun tidak seperti sebelumnya.

"Aku…-" belum sempat Naruto menyelesaikan perkataannya Sasuke sudah menariknya menuju pintu keluar.

Menarik Naruto dengan paksa dan memasukkannya pada lift dan menuju ke lantai 1. Naruto mencoba meronta dalam cengkraman Sasuke yang sangat erat membuat tangan Naruto terasa sakit.

"Lepaskan Sasuke, ini sakit." Rintih Naruto sambil mencoba melepaskan cengkraman Sasuke.

"…" tak ada sautan dari Sasuke dan yang Naruto lihat hanya wajah dingin penuh amarah yang diperlihatkan Sasuke.

Ting

Pintu lift terbuka menampakkan wajah yang tak asing untuk mereka berdua. Kembali amarah Sasuke tersulut hanya dengan memandang wajah Kakashi yang sedang menunggu lift untuk pergi kekamarnya.

"Minggir kau pengganggu." Sasuke dengan cepat menghantam Kakashi dengan satu pukulan yang keras, langsung membuat Kakashi tersungkur di lantai. Dengan cepat Sasuke kembali menyeret Naruto menuju mobilnya.

"Tunggu Sasuke, mau kemana kau malam-malam begini tanpa alas kaki dan menarik paksa Naruto sensei?" tanya Kakashi yang dengan cepat sudah ada di depan Sasuke.

"Jangan ikut campur urusanku. Minggir !"

"Tidak sebelum kau melepaskan cengkramanmu pada Naruto, dia kesakitan." Kakashi menajamkan matanya memandang Sasuke.

Sasuke kembali marah dan melayangkan tinju pada Kakashi yang kini dapat ditangkis Kakashi dengan baik,

"Ini semua karena kau brengsek, wanitaku menjadi pembangkang dan pandai berbohong." Amuk Sasuke dan tetap mencengkram erat pergelangan tangan Naruto.

"Apa maksudmu?" tanya Kakashi sambil melirik kearah Naruto mencoba mencari jawaban. Melihat itu Sasuke langsung menghantam Kakashi lagi dengan tinjunya dan membuat Kakashi limbung beberapa langkah kebelakang karena tak siap dengan tinju yang dilayangkan Sasuke.

Cengkraman tangan Sasuke pada Naruto terlepas saat Sasuke melayangkan tinjunya pada Kakashi. Dengan cepat Naruto mencoba berlari kearah Kakashi tapi apa daya lengan Sasuke lebih sigap melingkar pada perut Naruto dan dengan sekali hentakan Sasuke meletakkan Naruto di pundaknya seperti karung beras.

"Ucapkan selamat tinggal padanya Naruto, kalian tak akan pernah bertemu lagi." Kata Sasuke seraya berjalan tenang.

"Turunkan aku Suke, aku bisa berjalan sendiri." Ronta Naruto tapi tak dihiraukan oleh Sasuke.

Naruto melihat kearah Kakashi yang masih kesakitan kemudian menggerakkan bibirnya. Kakashi melihat gerakan bibir Naruto "maafkan aku" membuat mata Kakashi membulat, Kakashi sadar jika dia yang salah bukan Naruto, dia yang selalu mendekati Naruto sedangkan Naruto yang selalu mencoba menghindari, dia yang selalu ingin bertemu dan memeluk Naruto sedangkan Naruto mencoba mencegahnya. Setelah termenung beberapa saat meratapi kesalahan tebesarnya pada Naruto akhirnya Kakashi mulai mengejar mobil yang ditumpangi Sasuke dan Naruto dengan taksi yang kebetulan lewat.

"Sasuke, kita akan pergi kemana?" tanaya Naruto mencoba tenang dengna sikap Sasuke yang sekarang.

"Ketempat dimana seorang pun tak akan mengganggu kita." Kini sasuke kembali menambah kecepatan mobil yang ia kendarai.

"Kealam baka. Disana tak akan ada yang bisa menggambilmu dariku." Tambah Sasuke dengan senyum diwajahnya.

"Kau gila Sasuke, hentikan mobil ini. Aku sudah menuruti perintahmu mencoba membuka hatiku kembali padamu dan aku berharap besar kau akan berubah." Wajah Naruto mengeras dan hatinya cemas dengan ucapan Sasuke.

"Aku sudah mencobanya, mencoba mempercayaimu lagi tapi dengan gampangnya kau menghianatiku dengan menemui si bangsat itu." Nada Sasuke bertambah tinggi.

Sasuke kembali menginjak pedal gas yang membuat mobil tersebut berjalan semakin kencang dan dengan tiba tiba diarahkan pada sungai yang cukup curam.

"Dan sekarang kita tak akan terpisahakan." Tangan Sasuke membelai pipi Naruto dan kakinya tetap menginjak pedal gas.

"Hentikan Sasuke." Berontak Naruto

Naruto mencoba ngarahkan setir mobil itu kembali kejalan yang seharusnya tapi Sasuke tetap mengarahkannya pada sungai yang curam, membuat mereka berebut kendali mobil tapi apa daya Naruto hanya wanita yang lebih lemah dari seorang lelaki seperti Sasuke.

"AAhhhhh" hingga mobil yang mereka tumpangi terperosok kedalam sungai yang curam.

Kakashi menaiki taksi untuk mengejar mobil yang ditumpang Sasuke dan Naruto. Tapi mobil mereka melaju sangat cepat hingga Kakashi tertinggal cukup jauh.

"Pak bisa dipercepat." Pinta Kakashi pada supir taksi.

Dari kejauhan Kakashi melihat mobil Sasuke tak terkendali dan hampir menabrak pagar pembatas jalan. Melaju dengan sangat cepat dan akhirnya menerjang pembatas jalan hingga terperosok ke sungai yang cukup curam.

"Pak lebih cepat, kita harus segera menolong mereka." Kakashi terlihat sanagt panik melihat mobil itu terperosok. Sang supir melajukan taksinya dengan cepat hingga sampai ditempat kejadian.

Dengan tergesa-gesa Kakashi keluar taksi dan langsung menuruni tepi sungai yang curam. Melihat mobil Sasuke ringsek perasaan Kakashi semakin kacau, dia sangat takut menerima kenyataan yang pahit.

Setelah sampai di pinggir pintu mobil mata Kakashi membulat penuh kekhawatiran, airmata Kakashi tak terbendung lagi, melihat Naruto berlumuran darah.

"NARUTOOOOOO!" teriak Kakashi mencoba membuka pintu mobil.

Akhirnya pintu mobil terbuka dan dengan cepat Kakashi menggnedong Naruto menuju taksi yang dia tumpangi. Dengan cepat Kakashi membaringkan Naruto di kursi penumpang dan menyuruh sang sopir membawanya kerumah sakit. Sejenak kakashi terhenti ketika tangan Naruto meremas lembut tangan kakashi.

"Se…lamatkan… Sa… suke." Lirih Naruto yang masih memejamkan matanya

"tentu" jawab kakashi tegas dan langsung menutup pintu taksi.

Kakashi mentelepon polisi agar cepat datang kemudian dia kembali ke mobil Sasuke, Kakashi mencoba membuka pintu tapi itu tidak bisa karena keadaannya ringsek karena menabrak batu yang cukup besar. Tak hilang akal Kakashi mencoba mengeluarkan Sasuke dari pintu yang sudah terbuka. Tapi sepertinya itu juga mustahil karena kaki Sasuke terjepit, dan kini Kakashi hanya bisa diam dan menunggu polisi.

"Kau sangat beruntung karena Naruto sangat mencintaimu." Lirih Sasuke yang kesadarannya mulai kembali.

"Dan kau sangat bodoh hingga menyakiti seseorang seperti Naruto." balas Kakashi sisnis.

"Hehe kau benar, aku sangat bodoh hingga menyakiti seseorang yang aku cintai… hukh." Sasuke memuntahkan darah.

"Tutup mulut mu agar darah tidak keluar terlalu banyak." Kakashi mendekat dan mencoba mengeluarkan Sasuke .

"Mustahil, biarkan saja diriku. Aku tidak mau ditolong oleh dirimu … aakkh." Sasuke mendorong Kakashi .

"Baiklah." Kakashi kembali diam dan memandang Sasuke yang terlihat menahan sakit.

Hhuukkh

Kembali Sasuke memuntahkan darah yang cukup banyak.

"Tolong jaga Naruto untukku." Kata Sasuke dengan mata yang sangat serius.

"Tanpa kau minta aku akan menjaganya." Jawab Kakashi.

Setelah percakapan itu suasa diantara mereka menjadi sangat sunyi, meninggalkan suara air mengalir dari sungai. Kakashi hanya duduk di dekat mobil Sasuke tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

Tak lama terdengar suara sirine mobil polisi dan beberapa orang yang mengenakan seragam petugas polisi langsung menuju Kakashi yang berada dekat dengan mobil Sasuke .

"Apa anda tidak teluka?" tanya salah satu petugas polisi.

Kakashi hanya menggelengkan kepalanya. Petugas yang lain langsung melihat keadaan Sasuke dan mencoba mengeluarkannya dari himpitan mobil.

.

.

.

Sinar matahari menembus jendela kamar yang berwarna serba putih itu, menembus hingga mengenai wajah cantik seorang wanita yang tengah terlelap. Perlahan kelopak mata itu terbuka menunjukkan bola mata yang sangat indah senada dengan warna langit yang cerah.

Membuka mata dan melihat sekelilingnya, yang terlihat pertamakali adalah seorang pria yang berada disampingnya. Tampak lelah dengan baju yang berantakan, tangan Naruto terulur membelai helaian rambut yang sudah terlihat acak. Sedikit menggeliat kemuadian kedua mata Kakashi terbuka memandang Naruto yang tersenyum lembut padanya.

Dengan cepat Kakashi bangun.

"Kau tidak apa apa? Apa ada yang sakit? Aku harus memanggil dokter." Kakashi terlihat sangat khawatir.

Tangan Naruto terulur menggenggam tangan Kakashi, "Aku baik baik saja, jangan khawatir."

Kakashi langsung memeluk Naruto "Syukurlah" bisik Kakashi di telinga Naruto.

Setelah mmelepaskan pelukannya, Kakashi memanggil dokter agar memeriksa keadaan Naruto.

.

.

.

"Terimakasih telah mencintaiku dengan sangat tulus, aku juga pernah mencintaimu sepenuh hatiku. Aku akan selalu menjaganya, harta yang kau tinggalkan untukku yang membuat harapan baru untukku." Naruto memandang wajah mungil bayi yang ada digendongannya, bayi itu memandang Naruto dengan mata onyx bulatnya terlihat sangat menggemaskan.

"Aku sudah berjanji pada mu untuk menjaga mereka." Kakashi melingkarkan tangannya pada pinggang Naruto.

Naruto mamandang Kakashi dengan lembut.

"Aa…aaaa." Bayi imut itu mengulurkan tangannya pada Kakashi,

"Kau mau ayah gendong ya Suke."

"Aaa… aaaa" celoteh Kousuke yang masih dalan gendongan Naruto.

Kakashi langsung menggendong Kousuke dan membawanya kembali kearah mobil mereka. Meninggalkan Naruto yang masih memandang sebuah batu nisan.

"Kau curang, kau pergi begitu saja meninggalkanku, membuatku selalu memikirkanmu karena harta yang kau tinggalkan untukku. Tapi aku bersyukur memiliki Kousuke sebagai harta yang kau tinggalkan, memberiku harapan dan masa depan yang baru. Sekali lagi aku berterimakasih pada mu, Uchiha Sasuke."

Naruto berjalan menjauhi batunisan dan menuju kearah Kakashi dan Kousuke yang menunggunya.

.

.

.

END

Adakah yang masih menunggu ending dari fic ini?

Maafkan Akane, karena sudah beberapa tahun tidak menyelesaikan fic ini. Akane gak bermaksud untuk menelantarkan fic ini, tapi inspirasi tiba tiba menghilang dan Akane udah 3x merubah alur ceritanya. Mungkin banyak yang kecewa sama endingnya yang gak banget, tapi Akane pengen nyelesaiin fic ini biar gak punya hutang.

Maaf Akane gak bisa bales satu satu reviewnya, tapi tetep review kalian Akane baca. Semoga kalian tetap menyukai fic ini.

Terimakasih untuk semua yang telah mereview, follow dan favorit fic ini.

Flame, Kritik dan Saran sangat dibutuhkan!