.

.

FIVE'S LOVE STORY

Genre : Romance, Drama, Friendship

Pair : NaruHina, SasuSaku, SaiIno, ShikaTema, NejiTen

.

Maaf FF ini menunjukan ke OOC'an karakter mereka sebenarnya. FF ini bukan FF barru, FF yang aku tulis selama beberapa tahun yang lalu dan alhamdulilah FF ini sudah tamat di Laptop. Insyallah FF ini tidak gantung.

HAPPY READING

.

.

Di suatu pagi yang cerah, ada lima orang pria tampan sibuk mempersiapkan sesuatu, jika diperhatikan lagi persiapan itu ada hubungannya denngan berkemah. Banyak sekali barang-barang yang mereka bawa, sepertinya mereka akan pergi kemah ditempat yang jauh dan terpencil. Lima pria tampan itu bernama Naruto, Sasuke, Shikamaru, Sai dan Neji. Mereka adalah anggota band yang terkenal di Jepang bernama FoxNine. Karena ketampanan mereka, banyak sekali gadis sekaligus wanita berumur yang mengidolakan mereka. Waktu cuti mereka dalam dunia musik mungkin sekitar satu sampai dua bulan untuk istirahat, karena mereka terlalu sibuk dan capek beberapa tahun ini. Kenapa mereka memilih berkemah? berkemah merupakan ide dari Neji karena menurutnya dengan berkemah bisa menambah keakraban dan kekompakan mereka. Mereka memilih tempat kemah di derah pedesaan yangan bernama Shirou.

"Hai, Shikamaru cepatlah nanti kita terlambat kereta," ucap Sasuke

"Iya, sebentar, aku tinggal memasukan satu barangku. Kenapa kau tidak sabaran Sasuke?" jawab Shikamaru

"Kau ini mau kemah atau pindah rumah. Banyak sekali barang yang kau bawa." Shikamaru tersenyum sinis, matanya yang tajam melihat Sasuke yang suka sekali memarahi orang lain.

"Hei, apa kita benar-benar akan berangkat tanpa Manajer kita? Apa kita benar-benar akan naik kereta api ke Shirou?" tanya Sai.

"Aku rasa begitu. Kalau kita menunggu manajer, itu terlalu lama. Dia sedang sibuk berlibur sendiri dengan keluarganya. Jadi kenapa kita tidak berlibur juga?" jelas Naruto. Sasuke, Neji dan Shikamaru menganggukan kepalanya beberapa kali tanda setuju. Hanya Sai yang diam tanpa merespon apapun.

"Apa kalian sudah siap," seru Neji. Mereka berempat mengangguk. "Kalau begitu ayo pergi," Neji pergi begitu aja. Namun tak seorang pun yang mengikutinya. Neji sadar karena diruangan yang luas ini hanya terdengar suara langkah kakinya. Ia berbalik dan melihat ke empat kawannya. "Kenapa?" empat member FoxNine yang lainnya melihat aneh ke Neji.

"Neji, apa kau benar-benar akan pergi seperti itu?" tanya Shikamaru. Neji mengangguk. Mustahil artis terkenal saat keluar tidak melakukan penyamaran. "Hei Neji, mana bisa kita pergi dengan keadaan seperti itu. Di luar sana, kau akan mati di keroyok oleh fansmu."

"Oh…iya. ayo sekarang kita bertransformasi," ujar Neji dengan gaya bahasa yang aneh.

ooOOoo

Tiga puluh menit kemudian, mereka sudah berada di dalam kereta api. Untuk menghindari keroyokan dari orang-orang, mereka berusaha mati-matian agar tidak di ketahui orang. Naruto menggunakan sebuah Syal polos berwarna abu-abu yang di kenakan di kepalanya seperti kerudung beserta kaca mata hitamnya. Neji menggunakan topi ala dektetif dan kaca hitam. Sasuke, dia hanya menggunakan Jumper beserta penutup kepalanya dan memberi tailalat palsu yang besar di bawah bibirnya. Kemudian Sai, ia menggunakan topi warna merah serta kumis palsu. Yang paling terlihat konyol itu adalah Shikamaru, dia menyamar menjadi seorang perempuan dengan rambut palsu yang tergerai panjang.

Shikamaru terlihat begitu cantik . Penyamaran konyol ini adalah ide Naruto. Ia mendandani Shikamaru penuh dengan perasaan. Menurut Naruto tidak ada penyamaran yang pantas untuk Shikamaru selain wanita. Kereta api pada saat itu sangat ramai, maklum sekarang juga hari libur jadi banyak orang yang bepergian untuk weekend. Diantara member FoxNine, hanya Neji dan Sasuke yang mendapat tempat duduk sedangkan Naruto, Sai dan Shikamaru berdiri.

"Neji, bisa tidak kau geser sedikit," perintah Sasuke

"Aku sudah tidak bisa bergeser lagi," jawab Neji

"Itu karena kau gendut," timpal Sasuke. Ingin sekali Neji meninju wajah Sasuke tapi ia mengurungkan niatnya karena ini adalah tempat umum.

"Hei, kalian berdua jangan ribut terus. Bersyukurlah, kalian sudah mendapat tempat duduk. Neji berapa lama perjalanan kita tiba ke Shrou? tanya Naruto

"Tiga puluh menit lagi," jawab Neji.

"Apa, tiga puluh menit, yang benar saja. Apa yang harus kita lakukan?" saut Shikamaru.

"Kita hanya bisa berdiri selama tiga puluh menit," seru Sai.

Semakin lama penumpang di kereta semakin banyak. Naruto, Shikamaru dan Sai di desak oleh penumpang yang ada di sekitar mereka. Sedangkan Neji dan Sasuke sudah tertidur. Dari pojok gerbong kereta api, ada seorang paman yang sedari tadi melihat ke arah mereka bertiga. Shikamaru menyadari hal itu. Pandangan paman itu terasa aneh. Namun, Shikamaru tak peduli. Sedangkan di depan Naruto dan Sai ada dua gadis dan seorang anak kecil yang sibuk dengan mainannya. Dua gadis itu melihat kearah mereka dengan tatapan aneh dan berbisik. Mencurigakan sekali, batin Naruto.

"Sai, apa kau tidak merasa aneh dengan cara pandang dua gadis itu ke arah kita berdua?" tanya Naruto

"Iya, aku juga merasa aneh dengan mereka berdua. Kenapa juga mereka berbisik-bisik seperti itu," jawab Sai.

"Maaf, paman, aku tidak mengerti maksud anda?" seru Shikamaru dengan suara wanitanya.

Naruto dan Sai shock berat dengan apa yang mereka lihat. Seorang paman asyik menggoda Shikamaru. Apa Shikamaru benar-benar terlihat cantik? Mungkin Shikamaru terlalu cantik maka dari itu paman itu sampai naksir padanya. Naruto dan Sai cepat-cepat mengambil tindakan untuk menyelamatkan Shikamaru. Sai menghampiri Shikamaru, sedangkan Naruto membangunkan Neji dan Sasuke.

"Maaf, paman apa yang sedang anda lakukan pada gadis ini?" lagak Sai jadi pahlawan.

"A…aku hanya menyapanya," kata Paman itu ketakutan

"Kalau hanya sekedar menyapanya, kenapa kau pegang-pegang seperti itu?" Paman itu segera melepaskan genggaman tangannya dari Shikamaru.

"Sebelumnya maaf, Paman dia Istriku," ucap Sasuke. Sontak saja Sai, Naruto dan Neji menahan tawa mereka sebisa mungkin. Sedangkan Shikamaru hanya bengong, ia tak paham. "Sayang, kau tidak apa-apa kan?" Shikamaru kemudian mengangguk ragu.

"Apa?" paman itu tercengang. "Oh… sebenarnya aku tidak melakukan apapun pada istrimu. Sakarang saatnya aku turun. Permisi."

Paman genit itu menjauh dari mereka dan keuar dari kereta. Kereta berhenti sejenak di sebuah stasiun, beberapa menit kemudian kereta berangkat lagi.

"Hahahaha…..apa itu tadi? hei Shikamaru-kun hari ini kau sial sekali. sSharusnya kau jangan berdandan seperti ini," ujar Sai yang tertawa dengan keras, tangannya tak sadar mengambil rambut palsu Shikamaru. "Kau memang terlihat sangat cantik." Tidak hanya Sai yang tertawa keras namun mereka berempat juga.

"Ini semua gara-gara Naruto," rengek Shikamaru namun Naruto hanya bisa tertawa.

"Shikamaru, untung saja Sasuke bertindak dengan cepat kikikikik," ucap Neji

"Hei kau juga tidak pantas berdandan seperti ini. Lihat Kumis palsumu tebal sekali hahahaha ," ledek Naruto. Ia pun mengambil kumis palsu itu dari wajah Sai.

Alhasil mereka akhirnya mengomentari penyamaran masing-masing. Mereka berkomentar dengan melepas atribut penyamaran orang yang di anggap tidak pantas. Sejenak mereka lupa siapa mereka dan di mana mereka berada. Semakin lama suara tawa mereka semakin menggema di antara gerbong kereta api yang mereka naiki. Mereka pun sadar, mereka telah meakukan kesalahan dan apa yang akan terjadi selanjutya adalah sebuah bencana.

"Kakak, mereka itu FoxNine ya?" tanya seorang anak kecil kapada kakaknya.

"Iya aku rasa begitu," kata gadis itu berdiri, melihat ke arah mereka berlima dengan mulut terbuka.

Semua orang yang ada di dalam gerbong terdiam dan menatap mereka tajam. Terutama para gadis yang lumayan banyak di gerbong itu. Dua gadis tadi perlahan mendekat kearah mereka berlima dan melihat mereka dengan penuh konsentrasi. Neji, Naruto, Sai, Sasuke dan Shikamaru membeku seketika. Mau menggerakan kaki tidak bisa, mau bicara juga tidak bisa. Benar-benar beku. BRAAK….tiba-tiba ada seseorang gadis yang datang dari gerbong lainnya. Dia tercengang dengan apa yang dilihatnya.

"Kyaa!…FoxNine…..!"

Gara-gara suara gadis itu semua orang yang tadi hanya bisa diam dan shock sekarang tersadar kembali. Alhasil semua orang khusunya para gadis menyerbu mereka berlima. Suasana gerbong benar-benar berisik. Suara teriakan mereka terdengar sampai di gerbong sebelah. Sehingga orang dari gerbong lain penasaran dan melihat, tentu saja semakin banyak juga orang yang menyerbu mereka. Ada yang minta tanda tangan dan juga minta foto bersama.

"Neji, lakukan sesuatu," teriak Sasuke.

"Aku tidak tahu, harus berbuat apa," jawab Neji

"Aish Bagaimana ini?" tanya Naruto

"Apa sebentar lagi kita sampai ke stasiun?" tanya Sai

"Aku rasa begitu," jawab Neji yang kewalahan menghadapi serbuan para gadis.

"Hei, aku puny ide. Ayo kalian ikut aku," ucap Sai.

Sai dan empat member FoxNine lainnya. Berjalan perlahan menuju ke arah pintu gerbong. Dengan penuh kesabaran mereka meladeni para fans. Tidak lama kemudian pintu gerbong kereta ap terbuka. Sai memberi kode kepada empat member FoxNine untuk segera keluar dari kereta. Akhirnya mereka berlima selamat dari serbuan fans-fans mereka.

"Syukurlah kita bisa keluar," ujar Sasuke penuh kelegaan.

"Ternyata mereka menakutkan sekali," ucap Shikamaru.

"Aku rasa kita salah stasiun," celoteh Neji dengan ekspresi shock.

"Apa? Neji, kau becanda kan?" ujar Naruto berusaha meyakinkan.

"Aku serius. Coba lihat ini adalah stasiun Danzo seharusnya kita turun di Stasiun Shirou," kata Neji sambil menunjuk ebuah papan yang berdiri tegak disekitar pinggiran stasiun.

" Jauh tidak dari sini?" tanya Sai.

" Aku rasa, kita harus melewati tiga stasiun lagi," jawab Neji.

"Yang benar saja. Itu berkilo-kilo meter jaraknya. Bagaimana Sekarang ?" Naruto dan yang lain mulai kebingungan.

ooOOoo

Dua jam sudah mereka berlima berjalan kaki. Mereka tidak tahu dimana mereka berada sekarang. Suasana di daerah ini sangatlah sepi dan agak gelap. Sedikikt sekali pencahayaan baik di jalan setapak maupun jalan raya. Perasaan takut menghinggapi pikiran mereka, perlahan mereka menyusuri jalan setapak tak beraspal. Hanya ada sedikit rumah di kanan-kiri jalan yang mereka lewati. Tidak ada satupun kendaraan yang berlalu lalang. Sunyi, sepi dan gelap itulah gambaran yang tepat untuk daerah yang mereka kunjungi saat ini, hanya suara jangkrik yang meramaikan suasana malam yang dingin ini. Naruto beserta member FoxNine tampak kelelahan, dia cemberut tingkat tinggi sambil memegang perutnya. Rasa lapar ini tak hanya di rasakan oleh Naruto namun juga yang lainnya.

"Neji, aku lapar sekali," ucap Naruto dengan nada lemas.

"Aku juga, apa disini tidak ada toko makanan?" tanya Shikamaru.

Mata Sasuke mencari-cari sesuatu, tak seorangpun orang yang tahu maksud dari Sasuke. Detik kemudian senyum manis terulas dari bibirnya, ketika dia melihat seorang penjual takoyaki dan baso ikan di dekat pertigaan jalan.

"Lihatlah itu ada penjual Baso ikan dan takoyaki disana," ucap Sasuke, sambil menunujuk ke penjual baso.

Tanpa pikir panjang mereka berlima berlari kearah penjual baso ikan dan takoyaki dengan perasaa girang. Perut mereka terasa perih, karena harus menahan lapar selama beberapa jami. Sebenarnya ini kesalahan mereka sendiri, kenapa tidak sarapan sebelum berangkat, mereka berpikir tempat kemah yang di maksud Neji itu menyenangkan tapi ternyata kejadian tak terduga seperti ini terjadi. Mata mereka berubah hijau serta air liur yang hampir menetes ketika melihat takoyaki hangat siap makan.

"Wuua, kelihatannya enak. Harum sekali," ucap Neji

"Benr-benar surga dunia," timpal Sai.

Benar sekali surge dunia untuk keadaan seperti ini. Beruntung sekali mereka menemukan penjual makanan di jalan. Neji, Naruto, Sai, Sasuke dan Shikamaru, memakan baso ikan beserta takoyaki dengan lahap. Mereka berlima benar-benar terlihat kelaparan. Setelah kenyang, mereka pun melanjutkan perjalanan yang tidak jelas ke mana tujuannya. Neji berjalan sambil melihat peta dibantu dengan Shikamaru yang memberi cahaya lewat lampu senter. Hari semakin gelap namun tidak terlihat lampu menyala di rumah-rumah yang berada di sekitar jalan. Naruto heran dengan pemandangan seperti ini.

"Hei, Sai apa kita masih berada di Jepang ?" tanyanya berbisik pada Sai.

"Apa maksudmu? tentu saja kita masih berada di Jepang," jawab Sai

" Aku cuma merasa aneh saja. Sepertinya di daerah ini tidak ada aliran listrik," kata Naruto melihat sekitar.

"Iya di sini sungguh sepi. Seperti kota mati," ucap Sasuke dengan pandangan takut melihat lingkungan yang ada disekitarnya. "Sebenarnya kita mau kemana?" Sasuke melihat kearah Shikamaru respon Shikamaru hanya menggeleng tanda dia juga tidak tahu apapun.

Mata Sai menyipit. Dia melihat tiga orang pemuda berjalan menuju ke arah mereka. Penampilan tiga orang pemuda itu seperti preman. Mereka banyak memakai anting-anting, bertato, dan memakai baju serba hitam.

"Apa kalian melihat tiga lelaki di sana?" tunjuk Sai ke arah mereka bertiga.

"Sepertinya mereka melihat kearah kita," ujar Sasuke

"Sudahlah jangan pedulikan mereka ayo kita terus jalan," kata Neji, ia terus berjalan mendahului yang lain. Tiga pemuda itu tiba-tiba berhenti tepat di depan mereka dengan tatapan tajam. Neji dan kawan-kawan melihat mereka dengan tampang polos tanpa dosa bahkan mereka sedikit membungkuk dan tersenyum. Namun keramahan mereka tidak berarti namun tiga pemuda itu terlihat lebih menyeramkan.

"Hei, kalian berlima serahkan uang kalian," perintah salah satu pemuda dari mereka bertiga. Perawakan pemuda ini tinggi besar dengan rambut gondrong. Mereka berlima hanya diam dan sesekali melihat satu dengan yang lainnya.

"Ah…kita tidak punya uang," ujar Neji dengan perasaan takut. Dia tahu apa yang akan tejadi selanjutnya.

" Aish…mana mungkin kalian tidak punya uang. Di lihat dari penampilan kalian itu tidak mungkin."

"Hei, paman. Sudah kami bilang kita tidak punya!". Bentak Naruto. Dia sudah tidak tahan karena mereka semua diperlakukan seperti ini. Naruto memang tipical orang yang blak-blakan jadi kalau dia tidak suka ya tidak suka. Mendengar ucapan berani dari Naruto, membua tiga pemuda itu tersinggung dan marah karena berani membentak mereka.

"Tunggu apa kalian, ayo geledah tas mereka!" Suruh pria tinggi besar kepada dua anak buahnya.

Seorang gadis berjalan girang sambil menghitung uang yang dia bawa. Ini merupakan hasil jerih payahnya selama bekerja. Tak hanya satu pekerjaan yang dia lakukan namun berbagai pekerjaan. Hal Ini dia lakukan untuk menghidupi dirinya sendiri. Namanya adalah Hyuga Hinata berumur 20 tahun. Di dunia ini dia hidup sendirian tanpa adanya orang tua, adik maupun kakak. Karena 10 tahun yang lalu keluarganya mengalami kecelekaan dan hanya Hinata yang selamat. Dari kejauhan Hinata melihat lima orang pemuda yang di keroyok oleh tiga orang preman. Dia segera memasukan uang kedalam tasnya lalu beralari menuju lima cowok tersebut.

"Hei, apa yang kalian lakukan?" Bentaknya tanpa rasa takut sedikitpun. Baik FoxNine maupun ketiga preman beralih melihat kearahnya. Hinata tertegun melihat lima pria tampan berdiri tepat dihadapannya. Apakah mereka benar-benar manusia atau mungkin malaikat yang turun dari langit.

"Ini bukan urusnmu gadis kecil," ucap preman itu pada Hinata namun itui sama sekali tak membuatnya takut. Bahkan bentakan preman itu membuat dirinya lebih berani.

"Lepaskan mereka!" teriak Hinata.

"Kau mau main-main dengan kami."

Dua anak buah preman itu berjalan mendekati Hinata dengan ekspresi angkuh. Wajah itu seolah menghina Hinata karena ia hanya seorang perempuan, menurut dua preman itu Hinata adalah seorang gadis yang lemah.

" Hiaaaaa…!" teriak Hinata mengepalkan kedua tangannya.

Ia berlari lalu menendang salah satu wajah preman itu dengan kakinya. Preman itu, tersungkur jatuh. Hidung preman itu berdarah, dengan penuh amarah pria itu mengusap hidungnya lalu berdiri dan berusaha menyerang Hinata namun dengan cekatan Hinata langsung memukul wajah pria itu. Tiba-tiba di belakangnya ada satu orang yang siap memukul, Hinata secepat mungkin menghindar, membela diri dan membuat mereka berdua babak belur. Tinggal sisa ketua dari para preman itu, tanpa ragu dia berjalan mendekat ke arahnya. Ketua pria itu terihat sangat ketakutan dan berjalan mundur.

"Ayo lawan aku. Hei, jangan diam aja."

Tak lama kemudian mereka berlari sempoyongan. Semua member FoxNine Hinata tanpa berkedip sedikitpun. Mereka tidak percaya seorang perempuan yang tubuhnya lebih kecil di banding ketiga preman itu bisa mengalahkan mereka. Mata Hinata dari tadi tertuju pada pemuda yang memakai kaos hijau dan jaket putih dengan rambut pirang ke emasan. Pria yang ia lihat itu adalah Naruto. Sedangkan Naruto sendiri heran dengan cara Hinata memandangnya.

"Terima kasih, sudah menolong kami," celetuk Sasuke membuyarkan lamunan Hinata.

"Tidak apa-apa, apa kalian baik-baik saja?" tanya Hinata.

"Sial. Uangnya tidak ada!" sergah Shikamaru dengan wajah pucat.

"Apa? yang benar saja Shikamaru. Terus apa yang harus kita lakukan? kita tidak punya uang sepeserpun," Ucap Sai panik

"Sudah aku bilang kan, lebih baik uang kita bawa sendiri-sendiri," ucap Naruto marah. Hinata terus melihat apa yang dilakukan Naruto. Melihat tingkah dia seperti itu membuat Hinata tertawa kecil.

"Tamatlah riwayat kita. Kita tidak mungkin bisa pulang," kata Neji dengan wajah melas.

Hinata hanya bisa berdiri melihat pertengkaran mereka. Suasana makin lama makin tidak menyenangkan karena pertengkaran mereka berlima. Ia memutuskan pergi dari sini. Ia tak mau melihat orang bertengkar.

"Baiklah, kalau begitu aku pamit," ucapnya.

Namun tidak ada seorangpun yang peduli dengannya. Hinata pergi begitu saja. Samar-samar terdengar langkah kaki seseorang menghampiri Hinata. Gadis itu kaget melihat sosok perempuan bukan lebih tepatnya laki-laki namun wajahnya cantik seperti perempuan dengan rambut yang berwarna coklat.

"Kau, apa kita boleh menumpang tidur semalam di rumahmu. Kita tidak punya uang sama sekali jadi kita bisa check in di hotel," ujar Shikamaru, ekspresi wajahnya cemberut tingkat akut sehingga membuat Hinata gemass dan ingin sekali dia mencubit pipinya.

"Apa? di rumahku?" tanya Hinata, Shikamaru mengangguk. Sesekali dia melihat ke empat orang yang lain. Kasihan juga mereka, lagi pula udara malam ini dingin sekali. "Baiklah, tapi rumahku kecil dan jelek."

"Tidak apa-apa yang penting kita bisa tidur malam ini," ujar Shikamaru. Hinata tersenyum kepada Shikamaru. Dia segera berlari kearah empat rekannya dengan penuh semangat serta memberitahu apa yang sudah dia bicarakan dengan Hinata.

"Terima kasih kau sudah mau memberi tumpangan pada kami malam ini," kata Sai sedikit sungkan sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Tidak apa-apa, Tidak usah sungkan."

ooOOoo

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Akhirnya sampailah Mereka di rumah gadis yang bernama Hyuga Hinata. Rumah Hinata merupakan rumah sederhana namun terlihat sangat rindang, banyak sekali tumbuhan di depan rumahnya seperti bunga mawar, bunga krisan bahkan bunga matahari. Dengan adanya tumbuh-tumbuhan yang menghiasi rumah menjadikan rumah itu terlihat elegan dan indah. Rumah Hinata hanya terdapat dua kamar. Mereka berenam mulai masuk kerumah, ternyata didalam rumah tak seindah diluarnya. Barang-barang berserakan. Bungkus snack tergeletak disetiap sudut rumah bahkan kaos kakipun juga begitu. Member FoxNine yang terbiasa hidup bersih dan rapi hanya diam melihat kondisi rumah yang seperti ini.

"Maaf, kalau rumahku berantakan, ini karena aku jarang ada dirumah. Aku harus bekerja jadi tak ada waktu sedikitpun untuk bersih-bersih," ucap Hinata. Mereka berlima hanya membalas dengan senyuman. Hinata buru-buru memungut semua barang tak berguna yang berserakan.

"Oya….ini adalah kamar kalian. Maaf kalau kamarnya sempit. Kalau tidak cukup kalian bisa memakai kamarku. Aku bisa tidur di luar," Sekali lagi mereka hanya diam dan melihat-lihat.

"Tidak usah terima kasih. Kita cukup memakai kamar ini berlima," ucap Naruto, dan saat itu juga Hinata bengong. Entah kenapa dia selalu seperti ini kalau melihat anak itu.

"Ah…jangan begitu. Tamu adalah raja. Sini biar aku bawakan tasmu dan punya temanmu." Hinata mengantar lim pria tampan itu ke kamarnya yang sampai detik ini dia masih tidak tahu nama mereka. Neji dan kawan-kawan masih berdiri dan tak beranjak dari tempatnya.

"Kenapa rumahmu berantakan sekali. Jujur aku tidak bisa tidur ditempat seperti ini," kata Naruto. Ia melepas jaketnya dan berkacak pinggang. "Oke, Neji kau membersihkan bagian kamar. Kau, Sai bersihkan lantainya. Sasuke kau membersihkan kamar mandi dengan Shikamaru. Lalu aku dan gadis ini akan membersihkan dapur."

Mereka semua melongo melihat tingkah Naruto yang seperti ini. Apa lagi Hinata, dia makin terbengong dua kali lipat daripada sebelumnya. Baru pertama kali dia bertemu dengan seseorang yang blak-blakan.

"Apa yang kalian lihat! Ayo kerjakan!."

Akhirnya semua orang mengambil tindakan sesuai dengan tugas yang sudah di bagi oleh Naruto tanpa ada diskusi sebelumnya. Ini sangat menguntungkan Hinata karena untuk pertama kali rumah ini akan terlihat bersih dan rapi. Hinata sedikit yakin kalau mereka adalah lima malaikat tampan yang di berikan Tuhan padanya. Setelah menata barang-barang dan membersihkan rumah. Mereka berlima bergantian mandi, sedangkan Hinata memasak makan malam untuk mereka. Bukan masakan special Cuma mie dan nasi serta telur goreng. Mau bagaimana lagi, dia hanya bisa memasak seperti itu. Ya beginilah kalau hidup tanpa saudara atau orang tua.

"Apa perlu aku bantu?". Suara tenor secara tiba-tiba mengagetkannya. Ternyata dia adalah pria yang menarik perhatian Hinata sejak awal.

"Eh, tidak usah. Sebentar lagi juga selesai," ucap Hinata.

"Tidak usah sungkan. Sini." Naruto merebut spatula dari tangan Hinata dan mulai menggoreng "Kalau kau menggoreng telur, apinya jangan terlalu besar nanti bisa hangus. Terus kalau bisa telurnya diberi sedikit garam agar terasa."

Hinata terdiam dan melihat Naruto dari samping. Ya Tuhan, tampan sekali pria ini. Ucapnya dalam hati. Dengan kaos putih polos dan rambut yang basah menambah kesan coolnya. Hinata terus memperhatikan Naruto. Air menetes dari rambut menuju pipinya. Wajahnya sangat mulus tanpa noda jerawat sedikitpun. Andai aku punya pacar seperti dia, pasti aku sangat bahagia dan sepertinya dia juga pintar memasak.

TO BE CONTINUE