Disclaimer : Naruto and all the characters mentioned in the story they're all belongs to Masashi Kishimoto. I do not take any financial benefits from this.


You know what I mean, dont you?


Sasuke cukup terkejut ketika dia membuka pintu kamarnya malam ini. Rasa lelah yang menghantui sejak pulang dari kantor menghilang spontan melihat si pirang tanpa busana yang kini berbaring di atas kasir, menghadap ke arahnya dengan pose menggoda.

"Oh– hey Sasuke," sapa Naruto ramah.

Sasuke bisa meyakinkan jika hanya ada selimut putih tipis yang menutupi bagian pinggang ke bawah si pirang saat ini.

"D-Dobe?" panggil Sasuke terbata.

Tanpa bersuara Naruto menepukkan tangan ke atas kasur. Seakan memberikan kode pada si Uchiha untuk mendekat, dan duduk tepat di sebelahnya.

Sedikit ragu untuk mendekat, Sasuke lebih dulu memilih untuk meletakkan ponsel, serta kunci mobilnya ke atas lemari. Semakin dia mendekat, semakin jelas dia melihat perbedaan yang terdapat di dalam kamar tidur mereka.

Beberapa lilin menghiasi sudut ruangan. Sebotol wine dalam jar berisikan es batu, beserta gelas tertata rapi di atas kasurnya. Musik jazz dengan smooth saxophone juga mulai mengalun lembut dari home theater yang terletak di sudut ruang.

"Apa yang kau lakukan, Naruto?" ujar Sasuke tidak mengerti. Dia yakin ini bukan hari ulang tahunnya, atau hari ulang tahun Naruto. Bahkan anniversary mereka berdua masih 6 bulan lamanya. Tidak ada hal spesial di hari ini, setidaknya itu yang dia ingat.

"Mon, Tue, Wed, Thu–" Ada jeda sesaat sebelum Naruto kembali melanjutkan kalimat. "Friday." Menghitung kelima jari, dan membuat pria bersurai hitam di sebelahnya mengernyit bingung. "Kau selalu pulang malam dan langsung pergi tidur ketika menyentuh kasur." Dia mendekatkan tubuhnya, lalu melingkarkan kedua lengan di pinggang Sasuke. "Kau bahkan tidak menoleh, padahal aku berada tepat di sebelahmu."

Sasuke memejamkan mata. Merasakan deru napas dan sentuhan jemari Naruto dari balik jas hitam yang dikenakan.

"You know what I mean, dont you?" Naruto berbisik di telinganya. Suara bariton khas pria sedikit serak dan basah, menggelitik telinganya dan membuat tubuhnya bereaksi aneh karena sensasi menggelitik.

Cukup lama hening menyelimuti, hingga Sasuke bergumam pelan mengiyakan. Memang butuh waktu cukup lama baginya untuk mengerti maksud Naruto. Namun yang terpenting saat ini menurutnya, memberikan perhatian 'lebih' pada pirang yang kini tersenyum tipis penuh arti padanya.

.

End