Siang itu, di Namsan Tower, seorang penyanyi sekaligus aktor terkenal, Kim Jongin atau biasa dikenal dengan nama panggung Kim Kai bermaksud menyatakan perasaanya pada yeoja yang sudah dicintainya sejak dulu—Krystal Jung. Mereka sudah lama berteman, dan Kai sejak lama pula menyembunyikan perasaannya, baru pada hari itu tepat pada ulang tahun sang yeoja ia akhirnya memberanikan diri untuk menyatakan perasaanya.

"Uhm—sebenarnya aku sudah lama menyukaimu—" Kai mulai menyatakan isi hatinya dengan perasaan gugup, padahal ketika berakting ia tidak pernah merasa segugup ini.

"Ya aku tahu," jawab Krystal tanpa menunjukkan ekspresi terkejut sedikitpun dengan apa yang barusan Kai ungkapkan, malah Kai yang terkejut dengan perkataan Krystal barusan.

"E-eh? Kau sudah tahu?"

"Ya—tapi maaf Kai-ah, aku hanya menganggapmu teman tidak lebih, kau dan Junmyeon oppa sudah seperti saudara bagiku," Krystal menjawab dengan wajah penuh penyesalan, ia takut menyakiti hati Kai.

Kai menghela nafas panjang, berusaha tersenyum. "Baiklah aku mengerti—"

Namja dengan wajah tampan dan kulit eksotis itu berusaha menyembunyikan kesedihan dan kekecewaannya, ia memalingkan wajahnya sejenak dari Krystal, takut yeoja yang dicintainya itu menyadari raut kesedihan di wajahnya.

Saat Kai mengedarkan pandangan ke sekeliling, ia menangkap sesosok yeoja mungil yang berdiri agak jauh dari mereka tampak tengah merekam mereka dengan kamera ponselnya.

"Hey kau, apa yang sedang kau lakukan?" teriak Kai pada yeoja itu, Krystal sontak menoleh ke arah belakangnya, dan mendapati seorang yeoja mungil tengah menatap mereka bingung.

"Merekam pemandangan," jawab yeoja itu jujur.

"Pemandangan yang mana?" tanya Kai gusar sambil mendekat ke arah yeoja itu berdiri.

"Pemandangan di belakang kalian tentu saja. Aku hendak berjalan ke arah situ tapi takut mengganggu kalian jadinya kurekam saja dari sini," yeoja itu menjawab dengan polosnya.

"Cih, kaupikir aku percaya? Kau pasti paparazzi yang mengikuti kami kan?" tuduh Kai sambil menatap tajam yeoja dengan rambut pendek berponi dan berkacamata bulat itu.

"Paparazzi?" tanya yeoja itu kebingungan sambil membetulkan letak kacamata besarnya.

"Astaga—padahal aku sudah membayar orang untuk mengosongkan tempat ini, bagaimana kau bisa masuk sih?" kata Kai frustasi, tak habis pikir dengan yeoja berpenampilan aneh didepannya.

"Justru karena kosong aku bisa masuk gratis tanpa membayar tiket," jawab yeoja itu lagi. Kai hanya melongo mendengarnya.

"Kemarikan ponselmu, biar kuhapus rekamanmu tadi," kata Kai sambil mengulurkan tangannya.
"Kenapa dihapus? Aku sudah susah-susah merekamnya!" protes yeoja itu sambil menyembunyikan ponselnya di belakang punggungnya.

"Astaga kau ini seperti tidak pernah datang ke Namsan Tower saja sih!" teriak Kai kesal.

"Aku memang baru pertama kali datang kesini!" teriak yeoja itu tak kalah keras. Kai melongo lagi, sebenarnya yeoja didepannya ini berasal dari planet mana sih? Penampilannya aneh dengan kacamata yang besarnya hampir menutupi wajahnya dan baju hitam-hitamnya membuatnya seperti tokoh dalam film Harry Potter.

"Kau benar-benar pandai berakting, katakan kau berasal dari televisi mana?" Kai masih saja menganggap yeoja itu sebagai paparazzi yang mengikutinya.

"Aku bukan paparazzi! Dan kalaupun iya untuk apa aku mengikutimu? Memangnya kau artis atau apa?" kata yeoja itu berani. Kai menatap yeoja didepannya itu dengan tatapan tak percaya.

"Apa? Kau tidak mengenalku? Kau tidak mengenal Kim Kai? Yang benar saja? Kau tidak punya televisi ya? Atau kau ini hidup di planet lain?" teriak Kai kalap, benar-benar tidak habis pikir bagaimana bisa yeoja di depannya ini tidak mengenal artis papan atas macam dirinya.

"Atau kau saja yang kurang terkenal," jawab yeoja itu enteng dengan wajah datarnya.

"Kau ini benar-benar—kemarikan ponselmu sekarang!" Kai mulai naik pitam, bermaksud mengambil ponsel sang yeoja secara paksa.

"Tidak mau! Bisa saja kan ketika aku memberikanmu ponselku nanti kau langsung kabur membawanya!" yeoja itu menggenggam erat ponselnya dan mundur beberapa langkah dari Kai yang mulai membabi buta.

"Apa? Jadi kau menganggapku pencopet begitu?" teriak Kai tak percaya. Artis papan atas macam dirinya disamakan dengan pencopet. Sungguh sial.

"Wajahmu itu mencurigakan," kata yeoja itu lagi.

Kai benar-benar naik pitam sekarang, ia berusaha merebut paksa ponsel yang berada di tangan yeoja mungil didepannya tapi yeoja itu terus mengelak dan berjalan mundur, saat berjalan mendekati yeoja itu dengan tidak sabaran tiba-tiba Kai kehilangan keseimbangannya dan terjatuh tepat diatas tubuh yeoja itu. Dengan bibir mereka bersentuhan.

Selama beberapa detik mereka bertahan dengan posisi awkward itu, sampai sang yeoja tersadar dengan apa yang terjadi.

"Kyaaaaa apa yang kau lakukan dasar mesum!" teriak yeoja itu sambil mendorong tubuh Kai dari atasnya.

"Ma-maaf aku tidak sengaja!" kata Kai sambil menatap yeoja itu khawatir.

"Itu ciuman pertamaku—dasar kau menyebalkan!" yeoja itu berteriak sambil berlari meninggalkan Kai yang tercengang.

Ciuman pertama?

"Hey, ponselmu ketinggalan!" teriak Kai saat melihat ponsel yeoja itu tergeletak ditanah. Tapi sepertinya yeoja itu tidak mendengar teriakan Kai.

Kai kemudian memungut ponsel dengan stiker bergambar pororo di bagian belakangnya itu. "Benar-benar khas anak kecil," komentar Kai saat melihat stiker penguin imut itu.

Saat Kai mengedarkan pandangannya ke sekeliling, ia baru menyadari bahwa Krystal sudah tidak ada disana.

"Argh sial, gara-gara bocah aneh tadi aku jadi mengabaikan Krystal!" gumam Kai sambil mengacak rambutnya.

"Lebih baik aku hapus dulu video di ponsel ini," gumam Kai lagi sambil mulai mengutak-atik posnel ditangannya. Dan saat ia membuka video yang dimaksud, ia sangat terkejut karena didalam video itu memang hanya ada pemandangan. Benar-benar pemandangan indah dari atas Namsan Tower, tidak ada sedikitpun nampak wajahnya dan Krystal.

"Jadi dia berkata jujur?" Kai benar-benar merasa bersalah kali ini. Ia kemudian kembali mengutak-atik ponsel itu dan menemukan sebuah nama.

"Kyungsoo—jadi namanya Kyungsoo? Baiklah akan kukembalikan ponsel ini padanya," kemudian Kai tampak menghubungi seseorang dengan ponsel milik yeoja bernama Kyungsoo itu.

.

.

.

.

.

Di lain tempat, yeoja bernama Kyungsoo yang baru menyadari bahwa ponselnya hilang tampak gusar. Ia berjalan mondar-mandir dirumahnya dengan kebingungan.

"Heh, kenapa berjalan mondar-mandir begitu? Kurang kerjaan sekali sih—" tanya seorang namja yang baru saja memasuki rumah, tampaknya baru saja pulang dari sekolah.

"Sehun-ah aku pinjam ponselmu sebentar ya, ponselku hilang," pinta Kyungsoo memelas kepada adiknya yang bernama Sehun.

"Hah? Hilang? Bagaimana bisa? Eomma pasti akan membunuhmu!" Sehun malah menakut-nakuti kakaknya yang tengah panik itu.

"Sepertinya tertinggal di Namsan Tower—" kata Kyungsoo sambil menggigit bibirnya cemas.

"Untuk apa kau kesana?" tanya Sehun keheranan.

"Eomma memaksaku kesana, katanya siapa tahu bisa mendapat jodoh disana. Eh nyatanya malah hanya mendapat sial seperti ini," gerutu Kyungsoo yang hanya ditanggapi Sehun dengan kekehan.

"Pinjam saja punya Chanyeol hyung, aku tidak punya pulsa," kata Sehun enteng, adiknya yang satu itu benar-benar tidak punya rasa kepedulian sama sekali.

"Chanyeol oppa tidak dirumah, kalau dia ada kan aku sudah meminjamnya dari tadi astaga!" teriak Kyungsoo kesal.

Ketika mereka tengah berdebat, tiba-tiba saja ponsel Sehun berbunyi, nomer tak dikenal yang menelepon, Sehun kemudian mengangkatnya.

"Yeobosseo.."

"….."

"Hm—iya, ini orangnya sekarang ada disebelahku."

"…..."

Kyungsoo menatap Sehun penuh tanya, kemudian Sehun menyodorkan ponselnya padanya.

"Ya? Siapa ini?" tanya Kyungsoo.

"Ini Kim Kai, yang tadi kau temui di Namsan Tower, ponselmu ada padaku."

Kyungsoo benar-benar merutuki kebodohannya kali ini, bagaimana bisa ia meninggalkan ponselnya bersama dengan orang menyebalkan yang telah mencuri ciuman pertamanya itu?

"Heh, kau masih disana?"

"Y-ya, kau masih di Namsan? Aku akan menemuimu disana."

"Biar aku mengantarkannya ke rumahmu, cepat katakan alamatmu."

Cih, menyebalkan sekali main perintah begitu saja. Batin Kyungsoo kesal.

"Datang saja ke kedai ramyeon Park, kutunggu kau disana."

Kemudian pembicaraan mereka berakhir, Kyungsoo segera bergegas menuju kedai milik ibunya untuk menunggu Kim Kai menyebalkan itu.

"Eh Kyung? Kau sudah pulang dari Namsan? Apa yang kau dapat?" ledek nyonya Park pada puri satu-satunya itu.

"Aku hanya mendapat sial eomma, saran eomma benar-benar tidak bermutu," gerutu Kyungsoo sebal.

Nyonya Park terkekeh. "Aku hanya mencoba membantu putriku satu-satunya untuk menemukan jodohnya. Chanyeol sudah memberiku cucu, malah sebentar lagi dia memberiku dua. Sehun saja yang masih sekolah juga sudah memberikan cucu untukku, kau kapan Kyung?"

Kyungsoo mendengus sebal, lagi-lagi eomma-nya membahas masalah jodoh dan malah membanggakan adik satu-satunya yang jelas-jelas membuat malu orang tua karena menghamili seseorang di luar nikah.

"Jadi eomma mau aku hamil di luar nikah juga?" sindir Kyungsoo.

"Aigoo—tentu saja tidak, eomma hanya ingin kau cepat menikah, itu saja, umurmu kan sudah 23 Kyung," jawab nyonya Park sambil mengelus rambut putrinya.

Saat ibu dan anak itu tengah bercengkrama, terjadi kegaduhan di luar kedai. Sepertinya banyak orang berteriak-teriak histeris. Beberapa orang yang tengah makan tampaknya penasaran dan berlarian keluar.

"Aaaaa Kim Kai tampan sekali!"

"KAI BOLEHKAH AKU BERFOTO DENGANMU?"

"KIM KAI MENIKAHLAH DENGANKU!"

Begitulah teriakan yang terdengar oleh Kyungsoo. Karena penasaran ia keluar dari dapur kedai dan mendapati namja menyebalkan itu—Kim Kai—tengah dikerubuti oleh banyak orang.

"Kau mengenalnya Kyung?" tanya nyonya Park keheranan, "Aktor Kim Kai terkenal itu, kau mengenalnya?"

"Apa dia seterkenal itu eomma?" tanya Kyungsoo ragu, sambil memperhatikan Kai yang tengah kewalahan menghadapi para penggemarnya.

"Astaga, kau itu makanya jangan mengurung diri di kamar terus dengan tumpukan bukumu!" nyonya Park benar-benar tidak habis pikir dengan putri satu-satunya itu.

"Hey, Park Kyungsoo tolong aku!" teriak Kai pada Kyungsoo yang masih terdiam tanpa berniat membantunya.

Kyungsoo kemudian mendekati kerumunan dan menarik Kai keluar dari sana. "Maaf—tapi aku membutuhkan privasi untuk bersama dengan calon suamiku, bisakah kalian meninggalkan kami sendiri?" kata Kyungsoo dengan nada tenang, tapi membuat semua yang ada disana terdiam sesaat dari teriakan histerisnya.

"Maaf—tapi silahkan keluar. Sekali lagi maaf—" kata Kyungsoo sambil menggiring orang-orang yang masih tercengang itu keluar dari kedai dan menutup pintunya.

Dan di kedai milik nyonya Park itu hanya tersisa Kyungsoo serta Kai dan nyonya Park sendiri yang masih tercengang.

"Kyung, apa kau serius?" tanya nyonya Park setelah berhasil mengatasi keterkejutannya.

"Tentu saja, benar begitu kan Kim Kai-ssi?" tanya Kyungsoo pada Kai yang masih sibuk dengan pemikirannya sendiri.

"Ya—tentu saja, kami akan segera menikah, tolong restui kami—"

.

.

.

.

.

.

.

Sesuai judulnya ini emang terinspirasi dari full house tapi ceritanya ga akan sama persis kok :D

Reviewnya yaaaa~