BIRTHDAY GIFT

Pair : NaruSasu

Genre : Romance

Rated :M for lemon (Chap ini ada lemonnya)

Desclaimer : Masashi Kishimoto

Sebelumnya terimakasih buat reviewnya ya readers.

Author memang membuat Sasuke disini Childish, polos, girly dan hal-hal sebangsanya.

Bosen donk kalau Sasuke dimana-mana berwajah datar dan irit kata. Hehehe…

.

.

.

Happy Reading

BIRTHDAY GIFT

Pemuda dengan wajah tampan yang di kenal nama Uchiha Sasuke itu terlihat kesal. Mata hitam nya menyipit marah serta bibir merah mudanya mecucu layaknya ikan. Siapapun yang melihatnya pasti akan tertawa, hei dimana kalian bisa melihat keturunan Uchiha yang di kenal dengan wajah datar akan berekspresi layaknya manusia biasa. Hanya Sasuke lah satu-satunya Uchiha yang dapat lebih bersahabat ketimbang produk Uchiha yang lain yang pernah ada. Dia terlihat manis dengan sikap ceria serta pembawaan yang ramah. Apalagi ia masih membawa sifat lugu yang belum lah berubah sejak dahulu. Ini lah yang membuat Sasuke terkenal di Universitas. Namun beruntunglah Naruto karena bisa menjadikannya kekasih.

Sasuke menjambak rambut hitamnya keras. Sedikit meringis sakit kemudian ia mendudukan diri di aras ranjang. Kaki jenjangnya yang hanya berbalut short pants dengan bahan levis ia goyangkan kedepan kebelakang. Mata hitamnya mendelik kesal kearah kalender yang terpampang di dinding kamar, lebih tepat nya melihat angka 10 dengan bulatan besar spidol warna merah yang bertulis kan Dobe's birthday di sampingnya. Menghela nafas pendek ia layangkan pandangan kearah jendela. Pikirannya melayang jauh tak tentu arah. Bercabang-cabang dengan berbagai fantasi yang melewatinya. Sedetik kemudian bibirnya menyunggingkan senyum manis namun tak lama berubah menjadi ekspresi sedih.

Ia tepuk pipi tembamnya lalu bergumam kecil"Tidak..tidak..tidak mungkin aku melakukan itu.". Kembali ia berpikir dengan telunjuk yang ia taruh di dagu bawah. Onix hitamnya sengaja ia tutup berharap suatu ide melintas di pikirannya.

Tak lama ia gelengkan kepalanya cepat dengan mulut mecucu lucu "Aku juga tidak mungkin memberikan itu." Katanya pada diri sendiri lalu menidurkan kepalanya pada bantal dengan asal.

"Aku benar-benar tidak ada ide. Arghh!" Pekiknya pelan lalu ia jambaki rambut hitamnya. Ia akan melakukan itu sampai kepala nya pusing bila sedang frustasi. Sasuke memang benar-benar jauh berbeda dengan Uchiha sebangsanya, dan ini lah kelebihannya. Entah sudah berapa ekspresi yang telah ia tunjukan. Author pun sampai bingung menghitung.

Karena terlalu lelah berfikir ia jatuh tertidur dengan posisi badan yang tidak bisa di bilang benar. Kepala yang hanya beralaskan bantal tipis namun tidak tepat di tengah, T-shirt yang tersingkap sehingga memperlihat kan perut datarnya serta kaki yang masih menggantung dengan tidak elitnya. Ouh jangan lupa kan jendela terbuka serta pintu kamar yang belum terkunci dengan benar. Ini lah Sasuke yang sebenarnya. Sangat bukan Uchiha bukan.

AnnieSakkie

.

.

Naruto, pemuda dengan wajah rupawan serta tubuh tinggi proporsional ini tidak lah pernah merasa seheran ini dalam hidupnya. Baru pertama kali ia melihat Uchiha Sasuke bersikap tenang dan pendiam. Sasuke adalah seseorang dengan sikap manja dan sedikit cerewet bila bersama dengan dirinya. Namun hari ini, entahlah ia merasa kekasihnya ini berubah, reaven itu terlihat sedikit pendiam dan berwajah datar. Ia sekilas terlihat seperti Itachi, teman yang satu kelas dengannya. Walapun semua orang tahu kalau dua Uchiha itu adalah kakak beradik namun mereka adalah dua kepribadian yang tidaklah sama. Sasuke yang ramah serta Itachi yang cool dan pendiam. Naruto menghela nafas pendek lalu menyisir rambut spike blondenya kebelakang, ia mencoba berfikir apakah ini adalah hari kebalikan seperti tanyangan kartun Sponge Bob yang ia lihat tadi pagi.

"Ne, Sasuke kau tidak apa-apa?" Tanya Naruto pada kekasih nya ini saat mereka sudah berada dalam mobil.

"Tidak." Jawab Sasuke singkat lalu menyibukan diri dengan majalah yang ia baca. Naruto mengeryit bingung, sejak kapan Sasuke menjawab ketus seperti ini.

"Kau yakin, apa kepala mu terbentur sesuatu saat di kelas?" Ulang Naruto memastikan. Ia belumlah percaya bila pacarnya dapat se-jutek ini padanya. Hei, dia berulang tahun sekarang. Ia tidak mendapat hadiah atau kado malah ia di perlakukan seperti musuh. Bahkan ucapan selamat ulang tahun tidak lah terucap dari bibir Sasuke untuknya.

"Apa kau melihat ada luka di kepalaku dobe?" jawab Sasuke dengan nada asal yang langsung membuat hati Naruto panas.

"Kau bilang apa teme. Kenapa kau ketus sekali pada ku." Protes pemuda dengan rambut pirang ini lalu mendelik kepada Sasuke. Namun Uchiha bungsu itu tidak menghiraukan dan kini malah sibuk dengan headset di telinganya. Tangan tan Naruto menggebrak keras setir mobil. Perlahan emosi mulai menggerogoti hatinya. Pemuda Namikaze itu mengelus-elus dada mencoba bersabar, ia tidak mungkin bisa mengendalikan diri bila emosi sudah mengusai pikiran, bisa-bisa ia akan di bunuh oleh Itachi kalau Sasuke sampai terkena imbas amarahnya. Ia sangat hafal bagaimana posesif nya pemuda berambut panjang itu bila dengan adiknya

"Sabar..sabar." bisik Naruto pelan mencoba berdoa entah pada Tuhan atau Dewa Janshin agar di beri ketenangan. Sasuke melirik Naruto dengan sudut matanya. Seringai kecil terpeta jelas di bibir tipisnya.

"Maaf kan aku senpai. Karena ini sudah bagian dari rencana." Batin pemuda Uchiha itu lalu kembali berpura-pura menyibukkan diri dengan headset serta majalah.

.

.

Mobil sport dengan warna biru itu berhenti di sebuah rumah mewah dengan bangunan tinggi menjulang. Naruto memakirkan mobil nya dengan asal di bagasi lalu mematikan mesin. Ia lirik pemuda lain yang ada di sebelahnya. Sasuke terlihat tenang sedang melepas safety belt yang melilit di tubuhnya lalu membuka pintu mobil. Lagi-lagi Naruto ingin membenturkan kepala kuningnya pada kaca jendela. Ini pertama kali, Sasuke membuka safety belt nya sendiri tanpa di bantuan. Biasanya pemuda manis itu akan merengek minta di bukakan. Ini kiamat atau apa, di perjalanan juga Sasuke lebih banyak diam, ini bukanlah seperti Sasuke yang biasanya. Naruto menangis haru dalam batin, ia ingin kekasihnya kembali. Pacar manis nya yang manja kini berubah menjadi seperti orang lain.

"Kenapa kau lama sekali dobe!" Ucap reaven itu ketus lalu menutup pintu mobil dengan kasar. Sungguh Naruto ingin sekali mencekik pemuda itu sekarang namun lagi-lagi ia hanya dapat menggerundel dalam batin—"Siapapun tolong kembalikan Sasuke ku!".

.

Naruto berjalan cepat di depan Sasuke. Ia ingin menggandeng tangan lembut kekasihnya itu, namun hanya geplakan kasar yang ia dapat saat ia dapat. Kini ia sangat kesal, Naruto tidak lagi memperdulikan Sasuke yang mungkin akan sedikit kesulitan mengimbangi jalannya. Pemuda dengan rambut hitam melawan gravitasi itu terlihat menahan tawa saat kekasih nya berjalan terburu-buru di depannya. Langkah kakinya cepat dan lebar, tidak pernah sekalipun Naruto berjalan seperti itu bila bersamanya. Pemuda dengan mata onix ini tahu sebenarnya Naruto sangat kesal dengan sikapnya yang seharian ini menjadi sangat menyebalkan. Ini merupakan rencana Neji saat Sasuke meminta tolong kemarin.

Flashback story

"Bagaimana kalau kau bersikap kebalikan dari kebiasaan biasanya?" saran Neji kemarin saat di kafetaria

"Maksudnya?"

"Yah..kau bisa berubah menjadi menyebalkan, ketus, pendiam dan tidak peduli pada Naruto."

"Apakah senpai yakin itu akan membuat Naruto senpai senang. Dia pasti marah padaku?"Ucap Sasuke bingung.

"Naruto tidak akan marah padamu. Percayalah padaku." Ucap Neji yakin lalu memberikan senyum dengan jempol layaknya Rock lee. Gaara mendengus kesal.

"Lalu selanjutnya aku harus bagaimana?" Tanya Sasuke lagi yang mulai setuju dengan ide Neji. Pemuda dengan pupil lavender itu terlihat serius lalu mengecilkan suaranya.

"Selanjutnya kau…."

.

.

"Kau mau minum apa teme?" tanya Naruto lalu melempar tas ranselnya pada meja belajar saat sudah sampai di kamar. Sasuke mengekor di belakangnya lalu mendudukan diri di karpet bawah.

"Jus tomat." Jawab Sasuke singkat tanpa menoleh kepada Naruto.

Pemuda dengan pupil biru itu lagi-lagi mendengus "Tunggu lah aku akan mengambilnya untuk mu."

"Hn." Jawab Sasuke dengan gumaman melegenda yang ia tiru dari kakaknya.

"Geez." Naruto mencibir sebel lalu keluar kamar tak lupa ia banting pintu dengan keras.

"BLAM!"

Setelah memastikan Naruto menjauh, Sasuke menggelak tawa dengan lepas. Sungguh menyenangkan bisa mengerjai kekasihnya sampai sekesal itu.

"Bwahaha…kau lucu sekali senpai." Sasuke menyeka air mata dari sudut matanya. Ia pegangi perutnya yang terasa kaku karena terlalu lama tertawa.

"Hahaha…ukh…aku tidak tahu ternyata kau bisa segampang itu di kerjai." Ucap Sasuke lalu meringkuk sambil memegangi perutnya. Mengingat tampang kesal Naruto membuat tawanya semakin keras. Setelah bisa menguasai keadaan serta perasaan gembiranya, adik Itachi ini menghentikan tawanya. Ia takut bila Naruto akan datang secara tiba-tiba. Itu bisa membuat rencana nya gagal. Rencana sudah berjalan lancar, ia tidak ingin gagal karena tingkah ababilnya yang tidak berhenti tertawa.

"Maaf sudah membuat mu menunggu lama." Ucap Naruto datar yang masuk membawa 2 gelas minuman dengan warna yang berbeda.

"Hn." Sasuke bergumam kecil lalu berpura-pura mengambil buku dari tas nya.

"Kau sudah bilang kakakmu kalau kau kemari?" tanya Naruto berbasa-basi kemudian mendudukan diri di samping Sasuke.

"Hn sudah." Jawab Sasuke singkat dengan wajah datar khas Uchiha. Sebuah kedutan berdenyut kesal di sudur kepalanya. Sudah tidak mengucapkan selamat ulang tahun, malah bersikap sangat menyebalkan dengan mengacuhkannya seperti sekarang. Pemuda dengan rambut pirang itu misuh-misuh tidak karuan.

"Kau lupa dengan tanggal ini?" Naruto mencoba menggoda kekasihnya ini untuk mengingat tanggal berapa sekarang, mungkin saja kan Sasuke lupa. Pemuda bermata biru itu tahu, kalau Sasuke adalah satu-satunya Uchiha yang pelupa.

"Tanggal 10. Hari ulang tahun mu." Naruto tersenyum, ternyata pacarnya tidak lupa.

"Lalu mana kado untuk ku—?" Naruto melengkungkan senyum jahil. Ia ingin hadiahnya sekarang, sudah cukup sikap menyebalkan Sasuke selama seharian ini.

"Aku tidak bawa." Jawab Sasuke enteng lalu menyibukan diri dengan buku. Naruto menganga tidak percaya. Seulas senyum terpasang di bibir Sasuke.

Flashback story

"Selanjutnya kau memberikan tubuhmu sebagai hadiah ulang tahun." Sasuke dan Gaara melongo tidak berdaya.

"Ap—apa?" Sasuke tergagap tidak percaya.

"Tenang saja. Aku yakin Naruto pasti suka dengan hadiahmu." Ucap Neji polos tak lama pukulan datang ke kepalanya.

"Aww..Ittai"

.

.

Sasuke meneguk ludah berkali-kali saat melihat Naruto dengan kasar membalik kursi dengan satu tangan. Wajahnya terlihat semakin pucat dengan keringat yang menetes dari dahinya.

"Sen..senpai kau tidak ap—" Belum sempat Sasuke bertanya sebuah buku tebal melucur bebas melewati nya lalu sobek terbelah dua setelah menabrak dinding. Sasuke merinding ketakutan, sepertinya ia sedikit kelewatan tadi. Ia harus meluruskan semua ini dan kembali pada rencana.

"Dobe..dengarkan aku. Aku hanya bercanda oke. Aku tidak lupa dengan kado mu. Aku membawanya. Sungguh." Kata Sasuke panik saat melihat Naruto yang kini siap melemparkan gelas pada pintu.

"Benarkah?" tanya Naruto dengan desisian mengerikan.

"Ten..tentu saja. Ada di dalam tas. Jadi tenang lah." Ucap Sasuke pelan lalu membuka tas ranselnya. Naruto terlihat senang, ia melupakan amarahnya dengan segera. Ia memang ingin kado dari kekasihnya.

"Mana kado ku teme." Ucap Naruto riang dengan mata berbinar. Ia sudah kembali ke Naruto yang biasanya.

"Sebelumnya tutup mata mu dulu senpai." Ucap Sasuke pelan yang hanya di turuti oleh Naruto. Sepertinya Sasuke suka main rahasia-rahasiaan. Hahaha…Naruto tertawa lebar dalam hati.

"Baiklah." Jawab Naruto lalu menutup matanya.

"Dalam hitungan ketiga buka mata mu." Pinta Sasuke yang di jawab anggukan kepala oleh Naruto.

"Satu—" Pemuda adik dari Itachi ini menghela nafas lalu dengan gemetaran membuka kancing kemeja yang ia kenakan. Ia sedikit takut apakah ide yang diberikan senpainya adalah kado terbaik yang pernah ada. Ia masih belum pernah melakukan hal seperti ini dengan Naruto nya.

"Dua—" Perlahan jemari pianis Sasuke melepas sabuk serta resleting celana. Jantung Sasuke terpompa dengan cepat, membuat wajahnya memerah. Naruto yang menutup mata ketar-ketir tidak karuan. Ia menebak-nebak kira-kira apa ya yang di berikan kekasihnya ini. Apa sebuah benda yang menjadi favoritnya ataukah hal lain. Kekasihnya ini memang pemuda yang tidak mudah di tebak.

"Ti..tiga. Buka matamu senpai." Ucap Sasuke pelan lalu perlahan kelopak mata tan Naruto itu membuka.

Pupil biru Naruto mengecil setelah melihat pemandangan yang ada di depannya ini. Jantungnya berdetak kencang soalah ingin melompat dari tempatnya.

"Sa..Sasuke kau—?"

"Senpai." Wajah Sasuke merona merah saat dengan intens Naruto memperhatikan lekuk tubuh Sasuke yang terekspos tanpa penghalang. Telapak mungil Sasuke mencoba menutup bagian selangkangannya. Wajah putihnya berubah merah yang membuat Sasuke terlihat rupawan. Jangan tanya lagi keadaan Naruto, sedari tadi ia menahan hasrat untuk tidak menerjang Sasuke dengan segera. Mulutnya terkunci rapat dengan tonsil yang bergerak naik turun menelan saliva. Mana ada yang tidak mau bila di suguhi makanan spesial berupa tubuh molek yang siap santap yang tersaji di depan matanya.

"Apa yang kau lakukan?" Ucap Naruto setelah berhasil menutupi ketidakwarasan otaknya.

"Aku sedang menjadi kado untuk senpai. Lihat pita merah yang ada di leherku?" tunjuk Sasuke pada seutas pita yang melilit leher putihnya. Naruto meneguk ludah lalu mengangguk. Ia hanya bisa menuruti permintaan kekasihnya ini.

"Buka pita nya dan senpai bisa menikmati tubuhku selama 2 jam." Kata Sasuke polos dengan wajah menunduk malu.

"Apaaa?! Naruto berteriak kencang dengan hidung yang meneteskan darah segar.

Lemon Scene

"Uhmpp mmpch..akh." Sasuke mendesah tertahan saat lidah Naruto menggoda nya dalam ciuman panas. Mata nya tertutup dengan alis mengeryit merasakan tarian lidah kekasihnya dalam rongga mulutnya.

"Hhh..senpai..hh." Pemuda berwajah tampan dengan kulit putih itu tersenggal setelah pangutan liar yang ia lakukan. Suara nya bergetar saat memanggil seseorang yang kini tengah menaiki tubuh polosnya. Wajahnya memerah dengan jantung berdegup tidak karuan. Biner biru milik Naruto tak berkedip menyaksikan betapa erotisnya sosok mungil dari Uchiha yang pasrah dalam tindihannya.

Perlahan telapak tangan besar Naruto menyisir rambut Sasuke kebelakang. Ia menundukan kepala lalu mencium pipi tembam milik kekasihnya.

"Kau serius akan melakukan ini, hn?" tanya Naruto dengan suara husky tertahan, menandakan pemuda ini mencoba berfikir waras sebelum menyerah pada nafsu besarnya. Ia tidak ingin menyakiti Sasuke. Ia mencintainya dan ia tidak mau Sasuke menyesal telah menyerahkan keperjakaannya karena ingin memberinya kado spesial.

Sasuke membuka mata yang sedari tadi tertutup karena malu dengan keadaannya. Ia menatap blue elektrik milik kekasihnya yang kini meredup karena hasrat.

"Aku serius. Lakukan senpai. Miliki aku seutuhnya." Kata pemuda itu mantap lalu menjilat pipi Naruto yang terdapat tiga kumis kucing disana —"Aku mencintaimu senpai." Tambahnya lalu menuntun telapak besar Naruto menyentuh putingnya. Namikaze itu gelagapan. Ia memang ingin memiliki kekasihnya seutuhnya tapi tidak dengan ini caranya.

"Sasuke tapi ki—" Suara Naruto tercekat di tenggorokan saat sebuah benda lembut dan basah menyentuh bibirnya.

"Ini kadomu senpai. Buka sekarang atau waktu 2 jam mu habis dengan percuma." Bisik Sasuke di telinga Naruto. Pemuda Namikaze itu menutup mata, menahan gejolak saat nafas hangat Sasuke menggelitik inderanya.

"Happy Birthday Naruto senpai." Ucap Sasuke lalu membalikan keadaan dengan meniduri Naruto yang masih menganga tidak percaya.

"Baiklah. Aku akan membuka kado ku. Jangan salah kan aku karena terlalu bernafsu Sasuke."

Naruto terpejam saat jemari pianis Sasuke memainkan lehernya. Ia ingin sekali mendesah tapi tidak, seme tidak mungkin mendesah layaknya uke. Ia masih waras walaupun penisnya sudah tegak ingin memasuki lubang hangat milik kekasihnya yang sedari tadi bergerak pelan di atas perutnya.

"Akh—senpai aku ingin susu milik mu." Kata Sasuke pelan dengan desahan.

"Tunggu sayang. Aku harus membuat mu rileks dulu." Bisik Naruto lalu menjilati telinga Sasuke.

"Akh..senpai..ungh." Desis Sasuke manja. Perlahan Naruto menidurkan Sasuke di ranjang lalu menaiki tubuh polosnya.

"Sasuke. Aku tidak tahan." Naruto memainkan puting Sasuke yang mulai menegang lalu menciuminya. Puting kecil dengan warna pink itu terasa lembut di lidah Naruto terlebih respon Sasuke yang mejerit kecil membuatnya terpacu untuk berbuat lebih.

"Akh..ahn..ahn." Sasuke mendongak dengan saliva yang menetes perlahan dari dagunya. Ia tidak sanggup lagi menahan hasrat dalam dada. Tubuh mungilnya gemetar hebat, saat Naruto mengecupi puting kecilnya. Nikmat dan basah. jilatan Naruto membuat nafsunya semakin berkobar.

"Akhh senpai!" Sasuke berteriak pelan saat gigi tajam Naruto menggigiti titik kecilnya tersebut. Ngilu dan perih membuat air matanya menggenang di sudut mata. Namun itu membuat birahinya terpompa liar. Ia sudah sangat bernafsu sekarang. Kejantanan mungilnya berdiri tegak tanpa perintah. Onix hitam miliknya yang bersinar kini menggelap dengan pantulan hasrat yang ingin segera terselesaikan.

Naruto tersenyum bangga, membuat kekasihnya berwajah seperti pelacur adalah impiannya. Pemuda Namikaze itu tidak sabar, ia ingin segera mengagahi pemuda manis ini dengan brutal.

"Sasuke. Apakah enak saat aku menciumi putingmu, hn." Ucap Naruto pelan sambil mengusap perut datar Sasuke. Pemuda Uchiha itu hanya mengangguk tidak sanggup berkata saat mulut kecilnya sibuk mengulum jemari Naruto yang di sodorkannya.

"Mmph..unghh..mphh." Ia liukan lidah panasnya untuk membasahi jemari panjang sang Namikaze. Jari Naruto bergerak cepat membuat perut Sasuke sedikit mual. Saliva kembali menetes dari dagunya. Onix hitam itu berkedip nakal seakan menggundang Naruto untuk segera ke menu utama. Tentu saja pemuda Sulung Minato itu paham benar apa arti tatapan maut dari Uchiha itu. Tapi tenang saja, dalam otak surai pirang itu masih banyak ide untuk membuat kekasihnya ini frustasi.

Naruto menaikan kecupan panas nya untuk menjelajahi leher sang kekasih. Hidung bangirnya mengendus aroma yang menguar dari sana. Harum dan memabukan, membuat pemuda berkulit tan itu kembali bergejolak.

"Akhh!" Sasuke mendesah kencang saat Naruto menggiti untuk membuat tanda kepemilikan di leher putihnya. Naruto memperlakukan leher jenjang itu dengan begitu sensual. Kecupan panjang, gigitan mesra serta jilatan basah ia lakukan tanpa sungkan sehingga leher itu kini tidak lagi suci dan meninggalkan bekas kemerahan yang begitu kentara.

Perlahan namun pasti, Naruto menggerakan tangan besarnya untuk membelai batang ereksi Sasuke yang ternyata lebih kecil dari miliknya. Ia elus perlahan penis mungil itu yang berkedut dengan gerakan ringan. Sasuke tersentak dengan mulut kembali terbuka dan mendesis nikmat. Jemari lentik kecokelatan itu melayang bergerak dari dua bola scrotum menuju ke ujung penis yang basah oleh tetes pelumas. Paha Sasuke bergetar hebat, ia merasa sangat nikmat.

"Argghh..ahn..senpai. Sentuh penis ku. Akh." Pinta Sasuke memohon kenikmatan.

"Kau merasa nikmat Sasuke?" tanya Naruto dengan tatapan mata layaknya predator kelaparan. Sulung Minato itu memang lapar dan hanya tubuh Sasuke makanannya. Sasuke mengangguk pasrah. Ia tidak tahu harus bagaimana, tubuhnya panas ingin dijamah oleh pria berambut kuning yang kini sibuk membelai kejantanannya.

"Aku lapar Sasu. Aku ingin susu yang keluar dari sini." Ucap pelan Naruto sambil mengocok kejantannya.

"Akh..ahn..akhh." Sasuke melenguh rendah merasakan betapa nikmat Naruto memperlakukan penis mungilnya. Mata Sasuke membola besar saat tanpa aba-aba Naruto mengulum kenjantanannya kedalam mulut hangat. Nikmat dan basah, membuat Sasuke melengkungkan punggungnya ingin merasakan kenikmatan yang melebihi ini semua.

"AKhh..senpai..Akhh!" Reaven itu menjerit menjawab kenikmatan yang di pertanyakan Naruto lewat desahan keras. Paha putih nya bergetar hebat, mulutnya mengangga meneteskan saliva serta puting yang menjulang ingin di sentuh dan di jamah. Pemandangan itu membuat nafsu Naruto menggelegak liar.

"Akhh..kulum lagi. Hisap milik ku. Akhh..senpai." Desah Sasuke meminta kenikmatan pada Naruto. Kini jemari putihnya sibuk menyentuhi puting kecil miliknya sendiri. Pinggulnya bergerak liar, membuat Naruto sedikit kuwalahan.

"Akh..nikmat senpai. Akh enak. Lagi lebih aku ingin lebih ahnn." Sasuke sudah hilang kewarasan sekaeang, dalam otaknya hanya ingin memuntahkan isi dalam dua bola scrotumnya yang kini sudah membengkak. Jantung berdetak kencang, membuat nafasnya sesak dan tersengal-sengal.

"Sasuke. Mmmphh..kau mau keluar?" tanya Naruto di tengah kulumannya dan hanya di jawab Sasuke dengan anggukan cepat. Biner biru Naruto mengerling nakal. Ia semakin cepat mengulum penis mungil kekasihnya ini yang berdenyut dalam mulutnya. Naruto meliukan lidah panasnya dengan cekatan lalu menghisap ujung penis itu untuk menyeruput precum Sasuke. Sedikit pahit memang namun aroma yang menguar dari sana membuat nafsunya meningkat.

"Akhh..senpai. sudah di ujung tidak kuat. Akh aku mau pipis." Desah Sasuke dengan gerakan pinggul cepat sambil menjambak rambut pirang Naruto yang basah oleh keringat. Raungan nikmat Sasuke membuat Naruto semakin mesra menjamah batang ereksi sang kekasih, dengan gemas ia gigiti lubang urthera yang ada di ujung penis Sasuke dan benar saja, sedetik kemudian sebuah tembakan sperma panas meluncur di tenggorokannya

"Arrgghh..pipis aku pipis akh…akh" Sasuke menjerit nikmat dengan jambakan pada rambut yang semakin erat. Nafas pemuda itu tersengal kencang dengan uap yang mengepul keluar.

"Sasuke. Susu mu banyak dan manis. Aku suka. Tapi—" Belum puas Sasuke menikmati orgasme yang masih menggedor di dada, tanpa aba-aba Naruto melebarkan paha nya lalu memasukan kejantanan besar dan gemuk tersebut dalam lubang kecilnya.

"Argghh!" Pinggul Sasuke melengkung dengan mata membola mengisyaratkan kesakitan. Bibirnya kembali membuka dengan saliva yang semakin deras menetes hingga membashi dadanya. Naruto hanya meneguk ludah berkali-kali menyaksikan wajah kekasihnya ini bertambah erotis.

"Maafkan aku, aku sudah tidak tahan engh..kau sempit dan ketat." Ucap Naruto pelan lalu menggerakan pinggulnya perlahan. Tubuh yang berbalut kulit putih itu bergetar, lubungnya terasa robek menjadi dua bagian saat sesuatu yang keras membobol masuk tanpa aba-aba.

"Khh…argh..dobe ap..apa yang kau lakukan pada lubang ku." Ucap Reaven itu dengan nada gemetar. Setetes liquid bening perlahan jatuh membasahi pipi. Berbaur dengan keringat yang membuat Naruto semakin bergairah.

"Aku memasukkan penis besar ku kedalam mu Sasu. Akhh..lubangmu enak memijat punya ku." Jawab Naruto lalu menggerakkan cepat pinggul serta kejantannya. Penis besar itu bergerak liar dengan gerakan maju mundur dengan brutal.

"Akhh..akh..senpai..akhh." desah Sasuke keras. Ia merasa sakit dan nyeri pada bagian rektumnya. Namun apalah daya, ia hanya bisa pasrah saat Naruto menganggahinya dengan layaknya pelacur jalanan.

"Senpai..akh..akh..hiiyaah..akh." lenguh mesra pemuda Uchiha itu lalu merangkulkan tangannya pada leher basah Naruto.

"Sasuke enak..akh..nikmat. Susu ku mau keluar. Akh…pijat lagi sayang." Naruto merancau meminta Sasuke memijat miliknya. Gerakan dinding anus Sasuke yang berkedut mengusir penis besar itu malah di salah artikan sebagai memijat. Sasuke mencakar punggung Naruto saat penis itu menyentuh suatu titik di dalam sana.

"Akh..enak..ssh..ouh." Sasuke menjerit layaknya gadis. Rektum Sasuke berdarah karena menjadi bulan-bulanan penis Naruto yang bergerak liar.

"Senpai…akh..aku ingin pipis lagi..akhn..sentuh puting ku senpai..akh." pinta Reaven itu lalu memaksa Naruto mengulum putingnya.

"Uhmmp..iya..keluar bersama..mmphh." Ucap pirang itu pada Sasuke yang terlihat erotis di matanya. Kejantannya yang berukuran besar dan gemuk itu berdenyut senang saat dengan berkali-kali ia gesek lubang ketat Sasuke yang mulai meneteskan darah segar. Nafsu mulai menguasai hatinya, ia tidak akan berbuat lembut bila sudah pasrah dengan birahinya. Permainan seks Naruto memang tidak bisa diremehkan, lihatlah, ranjang ukuran besar miliknya dapat bergoyang dan berderit kencang.

"Senpai..akh..pipis. Aku pipis lagi. Akhhhh!" Sasuke menjerit keras dengan mata terpejam dan sedrtik kemudian sperma panas menyembur keluar membasahi perutnya.

"Akh..iya..Sasuke..akhhh..susu ku keluar..akhh." Naruto menggerakan pinggulnya cepat lalu berhenti saat aliran sperma menggelegak keluar tak terkontrol dan menembakan sarinya di dalam lubang hangat yang mencengkram kuat.

"Uhngg." Sasuke melenguh kecil saat ia merasa aneh pada anusnya yang terisi oleh sesuatu. Perlahan setelah kejantannya lemas, Naruto melepas penyatuannya lalu jatuh tertidur di samping Sasuke.

"hah..hah..Sasuke..kau tidak apa-apa?" tanya Naruto pelan dengan nafas tersengal lalu merangkul tubuh basah Sasuke dalam dekapan hangat. Sasuke mengangguk pelan. Tubuhnya lelah dan lubangnya terasa penuh. Badannya seakan remuk dengan perut dan dada lengket oleh sperma miliknya.

"Terima kasih kadonya. Ini adalah kado terbaik yang pernah ada." Ucap Naruto pelan lalu membelai punggung Sasuke.

"Senpai suka?" tanya Sasuke dengan mata berbinar polos. Naruto tersenyum lalu mengecup mesra puncak kepala Sasuke.

"Tentu saja. Aku sangat senang. Arigatou ne." Bisik pemuda berambut pirang itu.—"Tapi Sasuke, kenapa sikapmu bisa menyebalkan sekali hari ini." Tanya kembali Namikaze itu yang masih bertanya-tanya kenapa sikap Sasuke cepat sekali bebubah-ubah.

"Rahasia senpai. Aku sudah berjanji pada Ne—upss." Sasuke membungkam mulutnya karena tanpa sengaja ia akan mengucapkan rencana yang di buat Neji untuknya. Naruto mengeryit bingung.

"Apa maksudmu. Kau sudah berjanji pada siapa. Jawab aku." Desak Naruto dengan delikan mata yang mengerikan. Sasuke merasa percuma bila mengelak, pasti Naruto akan mendesak terus menerus meminta penjelasan. Ia merutuki mulut embernya karena tidak bisa menjaga rahasia.

Menundukan kepala Sasuke menjawab lirih—" Neji senpai yang memberikan ide ini. "

Kontan saja wajah Naruto merah karena marah. Ia tahu sahabatnya yang satu itu benar-benar mesumnya tidak karuan, tapi kenapa ia sampai tega meracuni Sasuke nya yang polos dengan pikiran kotor.

"Hyuga katarak, berani sekali dia!" Raung Naruto keras. Sasuke gelagapan ia paham Naruto tidak akan segan-segan pada seseorang yang menyakitinya. Tapi Neji kan tidak menyakitinya malah ia berbaik hati memberikan saran untuk kekasihnya ini dan terbukti ampuh. Seharusnya Naruto berterima kasih pada sahabat nya itu.

"Jangan marah pada Neji senpai, aku tidak keberatan dengan idenya. Aku suka dengan idenya, karena senpai juga menikmatinya." Bela Sasuke lalu memeluk Naruto. Pemuda dengan kulit kecokelatan itu menghela nafas pendek. Ia memang tidak bisa marah pada kekasihnya ini.

Memilih pasrah Naruto menjawab—" Iya..aku kasih." Naruto tersenyum hangat lalu mengusap kepala Sasuke pelan.

"Tunggulah pembalasan ku Neji. Akan ku buat kau tidak bisa bejalan selama seminggu khe..khe..khe." Naruto menyeringgai mengerikan. Tentu saja mana ada yang selamat bila membuat gara-gara padanya apalagi meyangkut malaikat polosnya yang bernama Uchiha Sasuke.

.

.

.

TBC/FIN

Tergantung review yang masuk.

Maaf ya ini cerita yang sangaattt panjang.

So RNR please….