CHAPTER 1

.

"jaga dirimu Kyu."

Aku menganggukan kepalaku sembari memasang senyum.

Setelah melambaikan tangan pada kedua orang tuaku, aku masuk ke dalam asrama. Mereka memang tidak bisA mengantarku masuk ke dalam jadi kami mesti berpisah di pintu depan asrama. Aku kembali menghela nafas, kuharap aku bisa mendapatkan teman disini karena ini pertama kalinya aku tinggal terpisah dari kedua orang tuaku. Di depan masih kulihat beberapa orang yang juga berpamitan pada orang tuanya sama sepertiku.

Aku harusnya bersyukur bisa mendapat beasiswa dan melanjutkan belajar di salah satu kampus unggulan di Seoul meski aku hanya seorang anak yang berasal dari desa.

Aku sampai di depan kamar asrama bernomor 405. Oh ya, asrama disini cukup luas karena rata-rata para mahasiswa lebih memilih tinggal di asrama daripada pulang kerumah atau tinggal menyewa apartemen apalagi untuk jenis siswa yang berasal dari daerah sepertiku.

Ada dua gedung bertingkat lima yang bersebrangan, asrama khusus putri dan khusus putra. Tiap lantai terdiri dari 100 kamar, untung aku dapat bantuan dari salah satu dosen sehingga bisa mendapat kamar karena meski jumlah kamar banyak tapi jumlah mahasiswa disini juga tak kalah banyaknya. Tiap kamar diisi oleh dua orang, dank arena asrama putra dan putrid terpisah jadi ditiap lantai terdapat 5 kamar mandi umum yang cukup luas untuk dipakai bersama-sama. Kami mencuci baju sendiri karena dari tiap kamar ada balkon kecil menghadap luar yang biasa dipakai untuk menjemur pakaian. Atau bisa juga ke atap asrama dan berharap punya tenaga lebih untuk naik turun tangga.

Aku memutar knop pintu, terkunci.

Oh mungkin roommateku belum tiba, jadi aku mengeluarkan kunci yang diberikan penjaga asrama kemarin malam dan masuk ke dalam kamar yang aku tempati nanti.

Ada dua ranjang disana dan sebuah nakas kecil di sisi masing-masing ranjang. Ada pula sebuah lemari berukuran cukup besar untuk menyimpan pakaian.

Aku memilih ranjang di dekat pintu masuk karena Rajang satunya sudah dipilih roomateku. Aku tahu karena sudah ada sebuah tas besar dia atas ranjangnya.

Bagaimana orangnya nanti? Si pemilik tas yang enath pergi kemana? Apa dia baik? Apa kami bisa berteman? Bagaimapun juga aku bukan tipe yang pandai bergaul, aku lebih suka menghabiskan waktuku dalam kamar sambil membaca atau bermain game.

Aku juga tidak pandai bicara apalagi dengan seksualitasku yang menyimpang daripada orang kebanyakan jadi lengkaplah sudah, kuharap roomateku nanti orang yang baik.

Mataku menatap pada tas jinjingku yang masih tergeletak di lantai, daripada berpikir yang macam-macam aku lebih memilih mengemas dan menyusun barang bawaanku.

.

.

.

Sore harinya ada sambutan dari dewan kampus dan perwakilan mahasiswa, setengah mengantuk aku mendengarkan ceramah-ceramah mereka, sesekali mataku berkeliling mengamati seluruh isi ruangan melihat calon-calon temanku nanti.

Jeda sebelum pembicara berikutnya naik aku mencoba keluar, ingin mencari kamar mandi.

Saat diambang pintu aku berjumpa seorang pelajar yang mau masuk ke dalam ruangan, kami saling berhadapan. Saat aku ke kiri dia ikut bergerak kea rah kiri, saat aku mencoba lewat sebelah kanan dia ikut bergerak kea rah kanan. Dia berhenti dan menatap tajam ke arahku seakan berkata—jangan—halangi—jalanku.

Aku beringsut mundur, dan namja itu lewat sambil berdecih padaku. Dalam hati aku bertekat untuk tidak terlibat dengan namja 'sombong' itu lagi.

Aku masuk ke dalam aula dan mencari kursiku tadi yang taunya sudah diduduki orang lain, jadi aku memilih mencari tempat duduk lain yang kosong saat seseorang menepuk pundakku.

"welcome to Seoul University." sapa sebuah suara yang sangat aku kenali. Sebuah senyum terparti di wajah tampannya, dia—Choi Siwon. Aku mengenalnya karena dulu ia sempat tinggal lama di desaku sewaktu aku duduk di Senior High School, ayahnya yang menjadi pemberdaya masyarakat di desa kami sedang Siwon ikut menemani neneknya yang tinggal di desa.

Kami berselisih umur 3 tahun, dan dulu sering bertemu karena ayahku kenal dekat dengan neneknya yang menjadi coordinator penyuluhan. Sayang, setahun setelah itu nenek Siwon meninggal dan jadilah Siwon ikut orang tuanya kembali ke Seoul.

"eh? Siwon hyung? Kuliah disini juga?"

"tentu."

"hyung anggota eksekutif mahasiswa?"

"ya. Siapa yang mengantarmu tadi Kyu?" tanya Siwon hyung padaku. Aku menjawabnya dan ia kembali bertanya tentang keadaan desa dan orang-orang yang tinggal disana.

Senyum dengan lesung pipi yang khas itu tidak berubah, menyadarkanku bahwa perasaanku pada sosok di depanku ini masih sama seperti dahulu. Tapi kami tidak mungkin, karena kami bagai langit dan bumi yang tidak mungkin bersatu.

Siwon terkenal sejak awal aku mengenalnya karena wajahnya yang rupawan apalagi sebuah fakta ia berasal dari keluarga konglomerat cukup membuatku sadar diri.

Lagipula aku tidak tau apakah Siwon hyung itu gay atau straight.

Biarlah—setidaknya ada satu orang yang aku kenal disini.

.

.

.

Selama perjalanan pulang ke asrama, aku membayangkan beberapa orang yang aku kenal tadi. Ada Donghae dan Hyukjae yang berasal dari daerah yang sama ternyata dan mereka benar-benar aktif, aku penasaran apa di desa mereka semua orangnya bertingkah seperti mereka lalu ada seorang yeoja bernama Tiffany, ia seorang yang cantik dan bermulut blak-blakan tapi mestipun begitu ia tak terlalu suka membicarakan keburukan atau kekurangan orang lain.

Aku merasakan ada orang yang berjalan di belakangku, aku menoleh sekilas dan sadar bahwa orang di belakangku adalah pelajar sombong yang kutemui lagi.

Aku melambatkan langkahku supaya ia berjalan mendahuluiku tapi sepertinya aku salah karena ia juga memperlambat langkahnya. Aku hanya diam.

"jalan kayak bebek."

Aku terkejut dengan ucapan sinis yang sepertinya tertuju padaku, ia terseyum sinis padaku sebelum melangkahkan kakinya menjauh.

Kenapa ada orang seperti dia?

Yang suka menggangu hidup orang lain. Aish—apa dia satu blog asrama denganku? Yang benar saja.

Atau? Dia roomateku? Aku berlari menyusuri koridor ke kamarku.

Aku berdiri di depan pintu kamar, menarik nafas sebentar sebelum membuka knop pintu.

Terbuka—

Berarti roomatke sudah dating. Aku masuk dan melihat seseorang dibalik pintu lemari kayu yang terbuka. Tanganya menutup pintu lemari dan aku mendekat memastikan wajah roomateku.

Siwon hyung maksudku Choi Siwon ada dihadapanku dan dia topless. Aku terkesima. Apa ini takdir?

.

.

.

Tbc

MAAF YA BLUETORY HIATUS

DAN FF INI PENGANTINYA

SEMOGA SUKA

REVIEW?