Tittle : SILENCE

Author : Madam Reddo

Remake (hunhan ver)

Genre : Drama,Angst,Romance,Etc.

Cast : EXO and Others

Main Pair : HunHan

Rated : M

Lenght : Chaptered

A/N : Hai Hai Hai... Hanna bawa ff punya author yg ampe sekarang bener2 memberi kesan dalam dan karena ff inilah Hanna terjun pada yg Yaoi kkk Hanna pernah nge remake ini menjadi HunHong di facebook tentu dengan idzin madam sendiri,dan kali ini mau bkin versi HunHan di ffn kkk Ini bukan milik hanna oke! Ini punya madam dan ff ini aslinya 2Min,dah udah pernah di post di page mereka kkk

Happy Reading...

~HunHan~

Nb : cuman mau jelasin klo si Sehun itu orang terkaya di Korea, jadi entar ada scene dmana dia bersikap seenaknya di kelas tanpa di tegur gurunya. Krn perusahaan dia salah satu penyumbang dana terbesar sekolah tersebut. Yah itu aja deh. Berhubung neh crita masih prolog jd masih banyak tanda Tanya ... ? How? Ttg hub. HunHan. Ntar di next chapt, br dijelasin. Ok. Ok. Ho99x.

~PROLOG~

Pov Luhan

~Aku terjebak, Ketika kemarahan datang dalam diri ku

Aku tenggelam, Dalam keheningan ini

Aku memutuskan untuk menutup dunia ku dalam hati ku dengan kesunyian.

Sebab aku sangat hancur oleh kepahitan kesendirian, Dan aku sangat takut

Tapi tidak peduli, seberapa keras aku mencoba

Aku tidak bisa menolak rasa kesepian, aku hanya bisa membisu

dan saat itu aku hidup dalam damai sunyi ku selama bertahun-tahun.

Hingga kau datang pada ku dan mengusik keheningan ku,

kau mulai membuka pintu dunia ku yang tertutup selama bertahun-tahun.

Memberikan ku cahaya, kenyamanan, cinta dan kasih sayang

sebuah kedamaian versi lain yang tidak pernah aku rasakan.

Hingga membuat ku menangis karena aku… bahagia.~

~~~

Sebuah getaran dalam saku celana ku mengagetkan ku. Aku mengambilnya dan menatap wajah seseorang di layar hp ku yang membuat ku tersenyum kecil, dan berdebar-debar pelan karena aku merindukannya. Lalu aku menyentuh tanda hijau di layar tersebut .

"Hai," sapanya lembut. Ku lihat kelegaan muncul dari wajahnya karena aku menerima teleponnya.

Aku hanya tersenyum padanya yg berada dalam layar di seberang sana.

"Sepertinya aku tidak akan sampai di korea sesuai jadwal. Karena cuaca buruk. Mungkin aku akan pulang agak telat dan tiba di sana malam hari. Jadi kau tidak usah menjemput ku. Biar pak Kim saja sendiri yang menjemput. Kau sehat?"

Aku hanya menatap dirinya yang berada dilayar, lalu mengangguk pelan.

"Apakah kau sudah makan?" Aku mengangguk lagi. Dia selalu berusaha bertanya yang bisa aku jawab dengan anggukan atau gelengan kepala bila kami berkomunikasi lewat hp.

"Bila saat makan malam aku belum tiba, kau makanlah duluan. Dan tidurlah bila sudah waktunya. Jangan menunggu ku" Lagi-lagi aku hanya mengangguk.

"Tapi kalau ada apa-apa, segera hubungi aku atau pelayan di rumah. Aku akan hubungi kepala Lee, agar dia dan seluruh pelayan untuk selalu siaga bila kau membutuhkan mereka, mereka akan langsung menghadap mu" aku tersenyum kecil sambil mengangguk lagi.

Entah sudah berapa ratus kali dia mengatakan hal itu bila dia pergi atau akan pulang dari perjalanannya ke luar kota atau luar negeri karena urusan pekerjaan. Walau aku mulai sedikit merasa jengah akan perlakuannya, tapi dia melakukannya karena mengkhawatirkan aku. Karena kekurangan ku ini, dia jadi begitu protektif pada ku.

Bahkan aku di larang pergi ke sekolah tanpa dirinya, jadinya aku belajar di rumah menggunakan laptop khusus yang sudah terpasang kamera kelas dimana aku bisa mendengar dan mengikuti pelajaran sekolah tanpa harus ke sekolah.

Bahkan dia juga memberikan seluruh pelayan di rumah ini hp berfasilitas 3G seperti yang aku dan dia miliki. Agar aku bisa memanggil mereka dengan menampilkan wajahku yang tersenyum dan biasanya aku sambil menunduk pelan bahwa aku membutuhkan mereka. Dan mereka hanya akan membalas dengan anggukan hormat dan segera menghadap pada ku.

Bukannya dia belagu karena sekarang jaman serba canggih, tapi karena aku tidak bisa berkomunikasi dengan cara seperti pada umumnya.

"Aku mencintaimu" ucapnya dengan senyum simpulnya yang sangat manis pada ku.

…'Aku juga mencintaimu'…balas ku dengan gerakan tangan ku.

_

Aku menatap langit-langit kamar. terlentang telanjang di atas tempat tidur. Terkadang memejamkan mata saat dirinya yang berada di atas ku melakukan sesuatu pada tubuh ku yang membuat tubuh ku bergerak liar naik turun. Terdengar rintihan dan desahan tertahan keluar dari mulut ku. Tapi hanya sebatas itu yang bisa aku lakukan. Walaupun aku ingin sekali berteriak mengatakan bahwa yang dia lakukan membuat ku nyaman, membuat ku nikmat dan bergairah, lalu memanggil-manggil namanya dan mengatakan padanya bahwa aku mencintainya. Tapi aku tidak bisa mengatakannya.

Aku berdiri memandang bulan purnama yang bersinar sempurna dari jendela kamar. Melamun. Tanpa menyadari bahwa tubuh ku masih basah telanjang karena habis mandi. Dan handuk ku berada di atas kepala ku dengan rambut ku yang masih basah menetes tiap-tiap detiknya membasahi leher, pundak dan punggung ku. Aku ini punya kebiasaan bengong yang parah, kadang Sehun suka marah padaku karena terkadang aku suka bengong tiba-tiba di waktu atau di tempat yang salah.

"Kau ini sedang apa?" terdengar suaranya dan suara pintu yang tertutup tiba-tiba. Membuat ku terkesiap pelan. aku membalikan tubuh ku memandangnya yang mendekati ku.

"Lagi-lagi kau bengong, liat badan dan rambutmu masih basah. Kau bisa masuk angin" lalu Sehun menarik ku dan mendudukan aku di pinggir tempat tidur. Mengusap-usap rambut ku dengan handuk yang sedari tadi berada di atas kepala ku.

"Handuknya sudah basah sekali" lalu dia beranjak berdiri menuju kekamar mandi, masuk dan keluar kamar mandi sambil membawa handuk baru yang masih kering dan terlipat rapi.

Dia membentang handuk tersebut dan mengusap perlahan belakang dan depan tubuh ku, lalu kedua lengan ku. Kemudian dia berlutut di didepan ku. Mengambil salah satu kaki ku dan menaruhnya di atas pahanya. Lalu mengusapnya dengan handuk. Memastikan semua tubuh ku kering.

Aku menepuk-nepuk bahunya pelan. dia langsung mendongak menatap ku. Lalu aku mengatakan padanya dengan kedua tangan ku, aku minta maaf karena lagi-lagi aku bengong. Dan memasang wajah bahwa aku benar-benar menyesal. Dia tersenyum lembut, mengusap-usap pipi ku. Menyapu rambut ku dari wajah ku, menyisir dengan jemarinya kebelakang telinga ku. Dia beranjak dan mencondongkan tubuhnya. Mendekatkan wajahnya pada wajah ku. Mencium ku.

Setelah mengeringkan tubuh ku, dia mengamati beberapa luka di tubuh ku. "Sebagian sudah mulai memudar bahkan hilang" Ucapnya. Kemudian pergi ke Laci mengambil sesuatu yang sepertinya obat oles luka milik ku. Dia mulai mengolesi luka-luka pada tubuh ku secara perlahan. Sekarang aku tidak semalu dulu ketika dia melihat seluruh tubuh ku yang menjijikan ini. Karena dia memperlakukan ku dengan sangat baik, membuat ku mulai nyaman dengan luka-luka tubuh ku. Dulu aku bahkan tidak berani melihatnya karena takut. Takut mengingat darimana luka-luka itu datang yang telah menciptakan sebuah guratan-guratan permanen selama belasan tahun karena sebagian terluka terlalu dalam.

Sehun membopong ku, membaringkan ku di tempat tidur. Menyelimuti ku. Sambil menatap ku dia mengelus-elus kepala ku. Aku merengut. Lalu menutup kedua mata ku perlahan.

"Selamat tidur" sambil mengecup kening ku.

.

.

.

Sehun duduk di samping Luhan. Menunggui Luhan sampai tertidur. Setelah memastikan Luhan terlelap dia pun beranjak dan pergi untuk berbaring di tempat tidur yang sama, di sebelah Luhan yang masih kosong. Sehun menyelipkan lengannya di bawah kepala Luhan, kemudian meraih salah satu tangan Luhan di dalam selimut, menggenggamnya. Kemudian Sehun pun tertidur.

Aku menyimak baik-baik bu guru yang sedang menerangkan tentang sejarah Korea di depan kelas. kemudian bu guru berhenti dan bertanya pada kami, siapa yang tahu nama ratu pertama yang pernah memimpin korea. lalu aku dengan semangat mengacungkan tangan ku.

"Ya Luhan?" serunya ramah.

Lalu aku segera sibuk menulis di buku dan ku berikan pada Sehun yang duduk di sebelah ku. Yang sedang sibuk mengamati laptopnya karena harus memantau setiap saat perkembangan perusahaan yang dia tinggalkan ketika dia harus bersekolah. Sehun melirik sekilas tulisan yang aku tulis di buku ku tadi.

"Ratu Seon Deok" ujar Sehun datar. Dan kembali menatap laptopnya.

"Wah betul sekali Luhan" seru bu guru. Tersenyum ramah pada ku. Dan aku pun membalas tersenyum dan senang karena jawaban ku benar. Dan bu guru pun melanjutkan menerangkan tentang yang berhubungan dengan jawaban ku tadi.

Ku lihat sekilas Sehub menutup laptopnya. Membaringkan kepalanya di atas laptop, memiringkannya ke arah ku. Menatap ku. Membuat ku salah tingkah. Aku mengalihkan rasa gugup ku dengan pura-pura menyimak pelajaran. Memandang lurus ke depan kelas.

Tiba-tiba kurasakan Sehun menyentuh rambut ku, memiting-miting ujung rambut ku. Membuat jantung ku berdebar-debar karena malu. Kemudian dia melepaskan tangannya dari rambut ku dan meraih tangan ku. Menaruhnya di depan wajahnya sehingga dapat kurasakan nafas hangat dari mulutnya di punggung tangan ku. Dia menggenggamnya erat-erat. Kemudian dia menutup kedua matanya, pergi tidur.

Aku tersenyum melihat tingkah seenaknya dia itu. Lalu ku ucapkan dengan salah satu tangan ku yang terbebas dari genggamannya.

Sebuah ucapan terima kasih karena tadi dia sudah membantu ku.

~~~

~Aku tidak bisa menahan semuanya, jika kau tidak membiarkan aku

Kau begitu tulus pada ku.

tanpa engkau aku bisu

aku hilang tanpa kau di sini

aku tersesat tanpa kau di sini

tanpa kau, tidak ada yang bisa menyentuh aku seperti yang aku lakukan

Aku sudah berusaha keras untuk berbicara dengan mu.

Tapi hati ini, masih ketakutan. Takut untuk menerima bahwa aku tidak akan sendirian lagi

Tidak bisa bicara, karena bila aku bicara, aku akan sendirian lagi.~

~ to be continued~

Minat?
Lanjut or Delete?
Lets Reviewww... kkk