Life!

.

.

.

Boukaroido Gakuen. Sekolah menengah atas dengan tiga jurusan. llmu alam, ilmu sosial, dan bahasa. Puluhan ekstrakuliner, maksudnya, ekstrakulikulier. Lima ekskul favorit. Dua gedung asrama, putera dan puteri dipisah. Sebuah gymnasium plus kolam renag outdoor...

... dan siwa-siswi yang dipertanyakan kewarasan kepalanya.

.

.

.

.

Warning : AU, no pair, broken humor, broken plotline, crunchy humor (lu kira ayam tepung?), misstypo(s), typo(s), delele. Resiko kerusakan sistem organ dan syaraf ditanggung pemerintah! Kan ada BPJS /JDUAGH/

Disclaimer : Vocaloid (c) Yamaha Corp., Crypton Future Media, Internet Co., etc

Happy reading ~('v'~)(~'v')~

.

.

.

PROLOG

.

.

.

.

Gedung pria, bangsal 010, terdiri dari 5 orang dengan tingkat kewarasan agak rendah. Meskipun begitu mereka cukup terkenal karena ulah mereka.

1. ANGGOTA

-Shion Kaito

Namanya Shion Kaito. Lebih sering dipanggil BaKaito. Menganut prinsip, 'No Ice Cream no Life'. Satu kejadian yang pernah membuat mobil ice cream phobia melintas di daerah Boukaroido adalah monster ice cream bernama Kaito yang tiba-tiba lompat dari gedung asrama dan mengejar mobil es krim berkecepatan 30 km/jam. Dikira orang gila, mobil tersebut malah tancap gas, dan naas. Sebuah panah melesat dan menancap di belakang mobil. Dari situ mereka tahu kalau SMA Boukaroido menyimpan seorang monster ice cream ahli memanah.

Cukup ahli dalam masalah komputer. Mengikuti ekskul Kyudo. Umur tidak diketahui. Satu hal lagi, dia tidak peka. Saking nggak pekanya sampe jadi JONES.

("GUE DOA'IN LU JADI PERJAKA TUA!," HM, 15 tahun, korban ketidakpekaan Kaito)

-Rouro Yuuma

Rambutnya pink tapi mukanya sangar dan mirip kuda. Tinggi bagai tiang dan bego pelajaran matematika. Inilah Rouro Yuuma!

Spiker inti tim voli sekolah. Pernah nyobain main hitori kakurenbo di gedung asrama pria saat dia tak pulang ke rumah padahal sedang libur musim panas. Permainannya berakhir gagal karena dia main siang-siang.

Aho. JONES.

("Salahin blog yang nerangin cara maen game seru itu!" RY, korban salah baca petunjuk)

-Kagamine Len

Badan kecil, shota, muka uke ultimate. Gerakan badannya 2L, Licin dan Lincah. Posisinya sebagai small forward inti waktu di klub basket sekolah. Yup, dialah Kagamine Len.

Cuma jago di pelajaran biologi. Cita Citata, ralat, citanya-citanya jadi dokter forensik tapi histeris liat mayat kecoak.

Sering dikatain cewek tapi yang ngatain Len selalu berakhir di tong sampah karena Len jago menendang.

("Rasakan ini. Tendangan Nagaaa!" KL (15 tahun), korban anime sepak bola.)

Lho, jago main basket tontonan sepak bola?

.

.

.

-Hirozuno Yohio

Ketua asrama cowok. Ternormal diantara keempat temannya yang agak tidak normal. Gara-gara dia puluhan siswi dihukum karena mencoba menyelinap ke dalam asrama cowok. Prince charming-nya SMA Boukaroido.

("Dakara watashi handsome desu~" HY, saat narsism kambuh)

.

.

.

-Hatsune Mikuo

Katanya sih dia manusia. Katanya sih dia alim. Katanya sih, dia MAHO!

Nggak deh, bercanda. Cowok maniak negi ini merupakan saudara kembar identik yang duluan lahir 10 menit dari adiknya, Hatsune Miku.

Otaku. Mantan pengidap chuunibyou. JONES.

("Dengan rasa sakit akibat ditolak cewek, aku akan menghukummu!" Hatsune Mikuo, ex-chuunibyou.)

.

.

.

.

Kisah ini akan dimulai dari awal.

.

.

.

.

.

2. Pembagian kelas jurusan

.

.

.

.

Setelah acara ospek yang sangat-sangat menjatuhkan harga diri, diadakan sebuah tes yang langsung mengacu ke pembagian kelas jurusan. Seperti yang disebutkan sebelumnya hanya ada tiga jurusan, Ilmu Alam dan Matematika, Sosial, dan Bahasa.

Tes itu dibagi ke dalam 3 sub-test yang terdiri atas IQ test, EQ test, Psycho-test (entah apa bedanya).

(Kaito's Centric)

Kaito melongo di depan sebuah buku tipis. Mulutnya menganga dan tak ada satu pun lalat yang masuk karena sekolah menganut sistem kebersihan level dunia. Nyampah dikit tembak (what?!).

Alasan Kaito mangap, buku tipis itu berisi kurang lebih 100 soal hitung cepat yang harus diselesaikan selama 10 menit! 10 menit, kawan-kawan!

Panik. Kaito panik di kursinya. Mirip kayak orang yang jengotnya udah capek-capek dipanjangin terus rebonding dan smoothing, kebakaran cuma gara-gara api kecil.

'Doushiyo? Doushiyo? DOUSHIYO?' Kaito ngebatin ala cewek yang terjebak dikondisi ready to r**p.

Tak ada pilihan lain cuma itu satu-satunya cara...

Kaito membuka kotak pensilnya dan mengeluarkan sebuah pensil berwarna biru yang memiliki lima sisi.

'Gulingkan!' Otomatis otaknya yang konslet memerintah untuk menggulingkan pensil. Pensil berguling dan...

... E! Kaito harus melingkari pilihan 'E'. Tak peduli apa itu benar atau salah Kaito melingkari opsi tersebut.

Dan terus berlanjut sampai soal ke-100.

.

.

.

(Mikuo's Centric)

.

.

.

.

'Nggak apa! Kerjain hitungan yang mudah dulu!' Mikuo menyemangati diri sendiri dalam hati.

Beginikah hidupnya? Selalu dihadapkan oleh kenyataan pahit soal hitungan-hitungan. Tidak bisakah dia mengandalkan tepatinya? Lagipula siapa yang akan dia baca pikirannya? Dia 'kan duduk paling depan! Boro-boro natap mata orang lain! Buka kalkulator aja takut! Pengawasnya keliling mulu, meriksain tiap kolong meja dan menggeledah tiap saku celana siswa. Pengawasnya juga mukanya sangat sengak(?), ekspresi 'Gue-telen-elu!' melekat kuat di wajahnya. Inikah guru BK-nya nanti?

... Lagipula, memangnya Mikuo bisa telepati? Tatap mata orang aja dikira mau nyantet.

Mikuo pasrah dan mulai mencari soal yang dipecahkan dalam waktu singkat sementara waktu terus bergulir...

.

.

.

.

(Yohio's Centric)

.

.

.

.

Sebagai anak yang baik, Yohio menganggap setiap perbuatan licik itu haram hukumnya. Sekali lagi saya tekankan, hukumnya haram!

Meskipun begitu, disaat kepepet seperti ini, apapun hukumnya, meskipun tadinya dia anggap haram, dia akan menghalakannya.

Sudah lima menit sejak alarm diset untuk berteriak(?) saat waktu mereka untuk mengerjakan 100 soal hitungan telah habis. Bodohnya, Yohio terpaku pada hitungan dengan materi deret geometri dan aritmatika yang cukup membuat otak ngebul. Lima menit lagi dan dia baru menyelesaikan 35 soal.

Tak ada yang bisa dia manfaatkan.

Hanya ada satu cara.

"Psstt! Psstt! Psstt!" Yohio memberi kode pada seorang cewek berambut pendek sebahu mengenakan kacamata full-frame berwarna merah. Cewek itu melongok dan segera terpesona saat Yohio mengedipkan matanya dan menuliskan alamat surelnya (palsu tapi) di tangan. Cewek itu segera menuliskan alamat surel itu di papan jalannya dan memberikan kertasnya untuk disalin.

Aah, jadi tampan memang sebuah keberuntungan...

.

.

.

(Yuuma's Centric)

.

.

Sialnya jadi orang tinggi itu, ketika kita nengok dikit aja buat ngasih kode ke temen, mata pengawas yang setajam mata Hawk Eyes yang dimiliki oleh cowok berambut belah tengah yang selalu sama shooter tsundere dari anime sebelah langsung pindah mode ke mode on.

Apalagi warna rambutnya cukup nyentrik. Pink. Meskipun bawaan dari gen ibunya tapi ini sangat mencolok. Biasanya dia pake kupluk buat menyembunyikan sedikit rambutnya tapi di ruangan sepanas ini cuma bisa bikin kepala gatel.

'Huft, sabar,' gumannya. 'Tenangkan pikiran.'

Waktunya 15 menit untuk mengisi 250 pertanyaan soal kepribadian. Entah bisa disebut pertanyaan atau bukan, karena hanya soal macam ini,

A. Pergi keluar bersama teman

B. Piknik dengan keluar

C. Main game sendirian di kamar

Berbagai spekulasi pun bermunculan di kepala Yuuma.

'Kalau gue milih opsi A, disangka tukang ngelayap. Kalau milih opsi B, disangka bocah. Milih opsi C, disangka hikkikomori,'

Menghadap realitas, maka dengan senang hati Yuuma mengisi opsi C.

By the way, kenapa ngisi pertanyaan soal kepribadian Yuuma harus nyontek? Dia cukup mengisi seenak hatinya, 'kan? Entahlah, hanya Yuuma, hatinya, dan Kami-sama yang tahu.

.

.

.

(Len's Centric)

.

.

.

Len membaca soalnya yang terakhir.

250. Saat itu Anda piknik ke sebuah gunung. Ketika hujan, jalan menurun berubah licin dan whipper mobil Anda tidak berfungsi. Di dalam mobil yang Anda tumpangi ada ayah Anda, ibu Anda, istri Anda, anak Anak yang sudah Anda tunggu selama 3 tahun, dan laptop Anda yang berisi data-data penting. Siapakah yang akan Anda selamatkan?

Len berpikir keras. Satu menit lagi, alarm berbunyi dan test ini selesai.

59...

58...

57...

Len terus berpikir. Menggigit pulpennya, menjambak rambutnya dan segala hal dramatis lainnya.

'Aku harus jawab apa?!' teriaknya dalam hati.

10 detik lagi!

Len semakin terjepit oleh soal itu.

5 detik lagi!

Tak ada pilihan! Isi atau tidak sama sekali! Lebih baik disebut si raja tega daripada disebut nggak punya kepribadian!

3 detik lagi!

Len dengan cekatan menulis 'LAPTOP' dengan caps lock dan tiga buah tanda seru. Hal itu sangat dramatis.

TEEETTTTT!

Alarm itu berbunyi, Len segera menjatuhkan wajahnya kemeja.

"Pilihan yang bagus, Nak!" kata pengawas itu sambil menarik kertas jawaban Len.

Len cengo.

.

.

.

(Back to Author's Centric)

.

.

.

Tibalah hari dimana hasil Psycho-test, kelas jurusan, dan kamar asrama dibagikan.

Nama : Shion Kaito

Ruang OSPEK : 10-1

Jurusan : Matematika dan Ilmu Alam (MIA)

Kelas : X-M6

Kamar : 010A

Nama : Rouro Yuuma

Ruang OSPEK : 10-10

Jurusan : Matematika dan Ilmu Alam (MIA)

Kelas : X-M6

Kamar : 010A

Nama : Hatsune Mikuo

Ruang OSPEK : 10-4

Jurusan : Matematika dan Ilmu Alam (MIA)

Kelas : X-M6

Kamar : 010A

Nama : Kagamine Len

Ruang OSPEK : 10-5

Jurusan : Matematika dan Ilmu Alam (MIA)

Kelas : X-M6

Kamar : 010A

Nama : Hirozuno Yohio

Ruang OSPEK : 10-3

Jurusan : Matematika dan Ilmu Alam (MIA)

Kelas : X-M6

Kamar : 010A

Kaito, Mikuo, dan Yuuma shock berat. Len agak kaget (karena saat hitung taktis dia lumayan cepat mengerjakan) dan Yohio santai-santai aja.

Manusia-manusia yang masuk M6 rata-rata punya IQ standart tapi kemampuan terpendam yang agak... menakjubkan.

Dari sinilah kehidupan, ajaib para siswa yang konon punya bidang di penjurusan yang lumayan keren di mata masyarakat dimulai!

.

.

.

Chapter 1 : Daily Life (Part I)

Seperti kebayakan siswa pada umumnya, tugas mereka adalah belajar dan belajar. Tugas penting lainnya, yah, hidup (menurut lo?)

Saat ini sedang diadakan pelajaran untuk orang yang selalu gagal move on, apalagi kalau bukan sejarah. Guru yang mengajar pun adalah tipe orang gagal move on, golongan darah O, mengaku prince charming di kalangan guru, dan mantan atlit kendo. Gakupo-sensei.

Beruntung, Kaito dan kawan-kawannya sekarang sedang dihadapkan oleh pelajaran sejarah untuk 3 jam ke depan.

(A/N : Meskipun asrama cowok dan cewek dipisah, kalau kelas sih tetap disatuin.)

Len melirik Kiiroine Rin, cewek ber-megane merah yang waktu itu dikedipin Yohio, yang sudah ngangguk-ngangguk dugem gara-gara ngantuk. Buku sejarahnya berdiri, pensilnya tergeletak tak bernyawa (readers : *lempar bata* YOU DON'T SAYA, BAKARISA!), dan buku tulisnya berisi denah-denah mind map. Contoh pelajar yang baik.

Kacamata Rin merosot sampai ke ujung hidungnya, membuat lensa berembun. Len tertawa kecil.

"Kagamine-kun, apa ada yang lucu?" tanya Gakupo-sensei.

Len stoned. "Iie, nani mo arimasen, sensei! Gomennasai!" ucap Len sambil berdiri membungkuk dan kembali duduk. Gakupo-sensei geleng-geleng dan kembali menerangkan.

Rin masih mengantuk. Len juga tambah ngantuk. Bisa dilihat empat kawan sekamarnya juga sudah mengangguk-angguk dugem karena menahan kantuk, bahkan Mikuo sudah tidur dengan posisi duduk menopang dagu.

Kaito mengangkat tangan. "Sensei, bolehkan saya minta izin untuk mengambil buku?"

Gakupo-sensei menoleh. "Hmmh,"

Kaito berdiri dari bangkunya, membungkuk pada Gakupo-sensei dan berjalan keluar sambil mengucek matanya.

Tak lama kemudian, handphone Len, Yuuma, Mikuo dan Yohio, bergetar.

'Lakukan cara apapun untuk keluar. Kutunggu di markas. Ada soal matematika yang lebih baik kita kerjakan.' Kira-kira itulah isi pesan Kaito.

Mereka berempat segera berempat segera bertukar pandang. Len mengangguk dan tiga lainnya menyeringai.

"ADUH!" Len menjerit sambil memegang perutnya.

"Kenapa Kagamine-kun?"

"Maag-nya kambuh, sensei!" sahut Mikuo.

"Kita harus membawanya ke ruang kesehatan!" timpal Yuuma.

"Aku antar kalian!" Yohio nimbrung.

"Ya! Cepat bawa Kagamine-kun ke ruang kesehatan!"

Len berakting serapi mungkin. Ketika melewati Gakupo-sensei, Len menjerit lebay.

"Tahan Len!" Yuuma berkata.

Ketika udah agak jauh, Yuuma dan Mikuo melepas rangkulan mereka pada Len. Skenario antar pikiran dan perasaan bekerja dengan lancar.

.

.

.

Sesampainya di markas (maksudnya kamar asrama mereka), mereka menghempaskan diri di tempat tidur masing-masing.

"Akhirnya kalian datang!" seru Kaito geje.

Mereka mengeluarkan fotocopy-an soal matematika wajib mereka dan mulai mengerjakan.

"SEDANG APA KALIAN DISINI!"

Mereka berlima bangun dari tempat tidur masing-masing.

"LUKA-SENSEI!"

Guru kedisplinan. Manusia yang selalu diincar Gakupo-sensei.

Luka mengeluarkan senjatanya, sebuah ikat pinggang kulit berwarna pink.

CTAK! CTAK! CTAK! CTAK!

Luka-sensei melibas betis mereka masing-masing, meskipun tidak keras tapi cukup perih.

"KEMBALI KE KELAS SEKARANG!" teriaknya membahana.

"HA'I!" Mereka berlima kabur kembali ke kelas dengan soal matematika dan pensil cadangan di tangan.

Acara kabur mereka dari pelajaran sejarah musnah sudah.

Setelah dicari tahu, ternyata kamar mereka punya detector suhu.

Mereka harus belajar hacking mulai sekarang.

.

.

.

.

To Be Continued

.

.

.

Author's Line :

Yosshh, ketemu lagi sama author.

Tenang, ini cuma selingan kok. Kapan-kapan aja dilanjutnya. Terinspirasi oleh cerita temen saya yang boarding tiga tahun. Udah gitu, nggak ada maksud menghina jurusan lain! Nggak bash jurusan loh ya... Saya pasang sudut pandang dan pengalaman saya. Just that.

Gimana terlalu garing, 'ya?

Gomennasai desu~ Baru belajar soalnya.

How about REVIEW? Bash, Flame, Blame are received!

.

.

.

.

Shintaro Arisa, out!