Part 5 : Anak baik

"Apa ada orang?"terdengar suara seseorang saat pintu masuk ke toilet di Judge Complex terbuka. "Eh?! Apa kamu tidak apa-apa?" tanyanya saat melihat Lesus yang sedang memuntahkan isi perutnya dalam toilet. "Sebentar!" suruhnya. Terdengar suara air mengalir kemudian Lesus merasakan sesuatu yang dingin di keningnya. "Emm, apa kamu tidak apa-apa?" tanyanya kuatir sambil membantu mengelap dahi Lesus yang dingin.

Lesus mengambil sapu tangan itu menggantikan tangan seseorang yang membantunya itu. "Terima kasih, aku akan mengembalikannya setelah aku mencucinya," ujar Lesus sambil mengelap bibirnya dengan sapu tangan itu.

Anak perempuan yang tadi memberikannya padanya menggelengkan kepalanya. "Tidak usah, itu buatmu saja. Apa kamu tidak apa-apa? Sebaiknya kamu istirahat dulu sebentar. Kamu bisa bersandar di tembok," sarannya. Namun Lesus menggelengkan kepalanya.

"Aku harus kembali ke tempat guruku," jawabnya.

"Guru?"

"Judgment Knight," jelasnya.

"Eh? Jadi kamu calon Judgment Knight?" kagetnya, mata anak perempuan itu membesar 1.5 kali lipat. Lesus mengangguk kaku. Dia yakin pasti sebentar lagi anak perempuan di depannya akan menyingkir. Tidak pernah ada anak perempuan yang berani ada di dekatnya saat mereka tahu bahwa Lesus adalah calon Judgment Knight.

"Keren!" Lesus terhenyak. Anak perempuan di depannya tersenyum lebar dengan mata berbinar-binar. Bagaimana mungkin menjadi Judgment Knight dianggap keren oleh perempuan? "Itu berarti kamu adalah saudara temanku! Enaknya~ aku juga ingin punya 11 saudara," ujarnya yang membuat Lesus semakin bingung. "Ah, aku sampai lupa. Namaku Grisia. Salam kenal calon Judgment Knight!" sapanya.

"Aku Lesus, tapi apa yang kamu maksud dengan 11 saudara?" bingung anak lelaki itu.

"Captain Holy Knight ada 11 bukan? Karena itu masing-masing kalian punya 11 saudara! Bukannya itu keren!" serunya dengan wajah yang benar-benar terlihat bahagia.

"Tapi Judgment Knight…"

"Cuma menghukum mereka yang terbukti bersalah bukan? Apa kamu tidak suka menjadi Judgment Knight?" bingung Grisia pada anak lelaki berambut hitam di depannya.

"Judgment Knight berbeda dengan Sun Knight. Judgment Knight berada di sisi gelap. Banyak orang yang membenci Judgment Knight."

"Apa kamu merasa menyesal menjadi Judgment Knight?" tanyanya.

"Tidak! Aku tidak pernah menyesal! Aku ingin menjadi Judgment Knight seperti guruku!" seru Lesus menggebu-gebu. Anak perempuan berambut pirang panjang itu tertawa.

"Tentu saja! Karena itu kamu tidak perlu khawatir. Lagipula kamu punya 11 saudara yang akan membantumu, tentu saja temanku pasti membantumu!" kata Grisia dengan bangga.

"Teman yang kamu maksud itu…"

"Roland, calon Sun Knight. Ah iya, sebenarnya aku kemari karena aku dengar Roland sering datang kesini. Lalu aku melihat kamu berlari cepat-cepat. Jadi aku mengikutimu," ujarnya dengan nada senang.

"Apa kamu punya kebiasaan mengikuti orang asing?" bingung Lesus.

"Tidak, aku hanya punya kebiasaan mengikuti orang yang kelihatannya punya masalah," jawab Grisia sambil tersenyum lebar membuat dahi Lesus mengerut.

"Bagaimana kalau aku orang jahat?" tanyanya.

"Apa kamu orang jahat?" Lesus menggelengkan kepala. "Kalau begitu tindakanku yang mengikutimu bagus bukan? Lagipula aku membantumu, jadi kamu berhutang budi padaku." Lesus mengerutkan kening.

"Kalau kamu mencari Roland mungkin dia sedang ada di tempat latihan pedang."

"Latihan pedang? Bukannya dia sudah jago berpedang?" bingung Grisia.

"Roland sedang berlatih dengan Sun Knight. Sebenarnya setelah ini aku juga akan kesana. Apa kamu mau aku antar."

"Tentu saja!"

"Tapi kenapa kamu sampai kemari? Bukannya kalian bisa bertemu di kota?"

"Sebenarnya aku ingin berpamitan dengan Roland. Aku akan pergi menjadi Priest God of War."