Secuil uneg – uneg dari Kyura untuk penname Marcul:
Saya tidak tahu apakah anda adalah salah satu yang mereview soal request tentang uke kyungsoo and Baekhyun seme atau bukan. Tapi saya yakin bahwa anda memang salah satu dari yg mereview seperti itu di FF saya. Dan saya rasa, dari beberapa review yang masuk yang tentu bukan hanya anda saja yang protes akan adanya ff Kyungsooyang menjadi seme di fanfic saya. (And well, kenapa anda tidak untuk mencoba log-in dan menulis kekesalan anda pada saya? Memberikan kritik pada saya setidaknya untuk membuat anda bisa bersikap lebih berani). Tapi menurut saya, itu bukan sebuah kritik. Akan tetapi itu adalah sebuah permintaan seorang reader yang MENCINTAI UKE KYUNGSOO dan lucunya meminta kepada si pembuat fanfic yang sudah jelas – jelas menulis seme kyungsoo x uke baekhyun. Claim di atas saya rasa sudah sangat jelas jika saya tidak membuat FF UkeKyungsoo karena saya tidak sreg akan hal itu.
FYI, bias saya bukan Byun Baekhyun. Bukan juga Lu Han. Tapi bias saya adalah Do Kyungsoo. Baekhyun adalah bias kedua saya. Kyungsoo yang dari pengamatan saya. Dia adalah sosok kecil yang dewasa dibanding Baekhyun yang kekanakkan dan feminin.
Kyungsoo dia sosok yang tenang namun mempunyai sisi yang polos. Dan tentu saja terlihat sedikit lebih 'kasar' dibanding Baekhyun. Itulah mengapa saya lebih menyukai Kyungsoo seme dibanding dia menjadi uke. Mungkin Kyungsoo memang cocok menjadi uke. Tapi tidak jika dipasangkan dengan Baekhyun. He really seme.
Dan saya judes? Iya mungkin. Tapi itu memang sudah pembawaan saya seperti itu. Di real life pun saya adalah seseorang yang kaku dan tidak banyak bergaul.
Mengenai tulisan saya. Saya tidak pernah mengatakan tulisan saya sangat bagus atau Tulisan saya hebat. Bahkan saya merasa begitu rendah diri dan itu terlihat bagaimana diawal munculnya saya yang banyak kecewa karena review tidak sejumlah yang saya inginkan. Dan saya seperti itu bukan karena sayang ingin bertindak angkuh. Tapi dulu saya berpikir dengan banyak yang mereview berarti setidaknya saya pantas melanjutkan semua ff saya.
Dan jika anda ingin tahu. Selama saya jadi Joyers. Kyumin shipper. Selama lima tahun saya hanya mampu untuk membaca Fanfic saja tanpa bisa membuatnya. Karena saya memang tidak mampu. Semasa sekolah, saya tidak pernah mendapat nilai yg bagus dalam pelajaran mengarang cerita. Saya tidak pernah bisa membuat cerita karena saya orang yang yang memang sangat sulit untuk sekedar mencurahkan perasaan saya sendiri.
Tapi ketika saya mengenal EXO. Yeah, saya ELF. Saya mengenal Kyungsoo. Dan entah dorongan darimana, dengan tak tahu malunya saya memberanikan diri mengarang cerita. FF pertama yang saya buat adalah ff ini sebenarnya. Dan itu sangat kacau.
Jadi bagaimana bisa saya bersikap sombong? Saya hanya berterima kasih pada Kyungsoo, karena berkat mengagumi sosoknya, saya mau memberanikan diri saya membuat sebuah fic yang standar-standar saja. Tapi saya tidak peduli dengan bashingan atau request yg selalu menginginkan ukekyungsoo semebaekhyun. Karena sudah jelas alasan saya diatas. Saya tidak mau membohongi diri saya sendiri dengan membuat semebaekhyun sedangkan saya merasa baekhyun adalah uke. selama saya mencintai Kyungsoo saya akan tetap berusaha membuat fic Kyungsoo seme.
Sekali lagi jika anda keberatan dengan SemeKyungsoo, anda bisa berhenti membacanya.
Thanks.
.
.
Sekiranya, bagi Kyungsoo, Rumah Se Ra adalah yang termewah yang pernah dilihatnya. Kyungsoo dibuat takjub dibuatnya.
Rumah luas dengan berpuluh – puluh kamar. Rumah yang dengan fasilitas lengkap. Disana Kyungsoo bisa menemukan ruangan khusus gym, Kolam renang di bagian belakang rumah, beberapa ruangan pelatihan khusus Sex, dan dua ruangan untuk mereka rapat satu minggu sekali dan satu kantor kecil untuk Se Ra bekerja.
Kyungsoo bahkan tidak dapat menghitung berapa ruangan yang ia lewati, kunjungi dan sekedar melihat.
"Ini ruangan khusus latihan untuk pemula. Mereka diberi pelatihan yang keras agar mereka mengerti bahwa melawan Se Ra adalah suatu kesalahan paling besar disini."
Kyungsoo mengangguk pelan, ia sibuk memperhatikan ruangan yang dipenuhin alat – alat sex yang tidak ia ketahui. Disana ia dapat melihat beberapa wanita dan pria mendapatkan arahan.
Kyungsoo mengernyit, merasa risih bagaimana melihat gadis mungil berambut hitam itu terus mengulum penis mainan dengan ludah meluber kemana – mana.
Sehun, yang sudah Kyungsoo kenal mengajarkan gadis itu bagaimana melumat penis dengan cara yang benar dengan wajah tanpa ekspresi.
Se Ra memperhatikan reaksi Kyungsoo disebelahnya. Namun selama beberapa detik, ia tak menemukan ekspresi apapun diwajah cute itu dan ini membuat Se Ra harus lebih berpikir keras seperti apa Kyungsoo itu.
"Akan kutunjukkan padamu hal yang paling penting dari sini."
Kyungsoo mengikuti langkah Se Ra berbelok arah dari ruangan pelatihan dan menuruni tangga ruang bawah tanah.
Bau tembok yang lembab tertangkap penciuman Kyungsoo. Ia tak suka baunya.
Disana Kyungsoo bisa melihat ruangan – ruangan dengan jeruji besi.
"Ini Sel hukuman bagi seseorang yang melanggar. Dan aku bahkan tidak segan – segan membuat mereka merasakan sakit yang luar biasa hingga mereka pingsan berkali – kali."
Se Ra tersenyum puas, ia kembali menatap kearah Kyungsoo, berharap ia menemukan raut kengerian di wajah itu namun, sekali lagi Se Ra tidak menemukan ekspresi apapun yang sekiranya membuat anak itu takut.
Tidak sama sekali.
Namun Se Ra belum puas, ia ingin Kyungsoo merasa takut padanya. Hingga akhirnya Se Ra mengantarkan Kyungsoo ke arah ujung penjara yang menyedihkan.
Disana, seorang namja menjerit kesakitan dengan siksaan yang diterimanya. Tangan kaki dirantai, dan dicambuki oleh salah satu pengawal Se Ra.
"Namanya Suho, dia sudah dua hari disini. Aku menghukumnya karena dia berani menjalin hubungan dengan seorang namja dan bahkan hampir akan menikah. Padahal, dia adalah sex slave ku yang paling penurut. Sayang, hanya karena cinta dia berakhir seperti ini."
Kyungsoo hanya menatap datar kearah namja itu tanpa berkata apapun. Dan Se Ra memeluk Kyungsoo dari belakang, mengusap dada Kyungsoo dengan gerakan menggoda.
"Kau takut?"
Kyungsoo melepaskan pelukan Se Ra dan mengecup bibir itu cepat.
"Tidak sama sekali" Kyungsoo mengembangkan senyum yang mana membuat Se Ra tercengang.
"Yang ada aku malah merasa terangsang. Sekarang, bisakah kau mengantarkan aku kekamar Baekhyun, eomma~~"
Kyungsoo tersenyum jenaka membuat rahang wanita itu mengeras. Dalam hati mengutuk anak itu sekasar mungkin.
Sekali lagi ia kalah.
.
.
Hard Life
Cast : Do Kyungsoo, Byun Baekhyun, Lu Han, Oh Se Hun
Other Cast : Byun Se Ra (OC), Park Chanyeol, Jungkook, Kim Jong In etc
Pair : Kyungsoo x Baekhyun slight all x Baekhyun
Its semi Incest, mom x son, little BDSM.
I've warn you, close this tab if you hate this fic!
Present by : Kyura Lee
.
.
.
...
Tak
Baekhyun menaruh bacaan Novel ditangannya keatas meja dengan gerakan malas. Ia sudah membacanya. Mungkin itu bacaannya hampir 3 – 4 kali dalam satu bulan.
Tak ada lagi Novel yang bisa ia baca selain Novel yang kini sudah teronggok diatas meja oleh pemiliknya. Baekhyun hanya punya satu. Dan itu pun pemberian dari Luhan. Se Ra mana mau memberikannya sesuatu hal yang tidak berguna –menurut ibunya- padanya.
Se Ra hanya akan memberikannya buku bacaan panduan tentang Sex. Buku panduan tentang sex slave yang berguna atau buku panduan tentang bagaimana memuaskan pasangan. Thats it!
Dan Baekhyun sudah melahap semua buku – buku itu sedari ia berumur sepuluh tahun.
"Hhh bosan~~"
Baekhyun merengut hampir merengek lucu dengan bibir yang mengerucut menggemaskan. Bibir tipis berwarna peach itu tak hentinya cemberut.
Mata kecilnya kini tertuju pada balkon kamarnya. Ini sudah sore, dan Baekhyun pikir melihat pemandangan sore hari di Balkon kamarnya tidak terlalu buruk karna ia bisa melihat matahari terbenam dan berganti tugas dengan sang bulan.
Maka tanpa ragu, ia turun dari ranjangnya, mulai melangkahkan kakinya kearah balkon kamarnya dan menggeser lebar – lebar jendela kaca kamarnya. Kaki polosnya berpadu dengan lantai berkeramik putih seiring langkah pelannya.
Baekhyun, tersenyum. Matanya melengkung lucu mengikuti gerakan dibibirnya. Benar dugaannya, langit diatas sana berwarna orange, dan Baekhyun bersiap menantikan saat matahari yang berwarna kemerahan itu menghilang dalam malam.
"Lu Han hyung bilang, saat matahari terbenam seperti ini akan terlihat lebih indah jika kita melihatnya di pantai atau tebing."
Baekhyun menggumam seiring terbenamnya matahari di ujung sana. Wajah cantiknya berubah lesu.
"Tapi sayangnya, aku tidak pernah kepantai. Dan aku rasa-
Baekhyun menunduk dalam dengan senyuman miris terpatri diwajahnya. "Aku tidak akan pernah merasakannya."
Baekhyun terkekeh pelan. Ia merasa malu karena dirinya merasa ia terlalu mellow dan terlihat menyedihkan. Tubuhnya mulai menggigil karena udara mulai dingin. Baekhyun hanya mengenakan kemeja putih tipis tanpa apapun lagi. Kaki telanjangnya ia rapatkan menahan dingin. Meski begitu, Baekhyun masih enggan untuk masuk kembali kedalam kamarnya. Baekhyun masih ingin berlama – lama di balkon kamarnya sampai bintang – bintang kesukaannya muncul diatas sana.
Cring
Cring
Baekhyun terkesiap. Kepalanya menunduk dan mengamati salah satu kakinya yang terikat rantai kecil yang kini bergerak. Seseorang menariknya pelan.
Dan belum Baekhyun menyadarinya lebih lama lagi, ia sudah terjatuh dan tertarik masuk. Baekhyun berusaha berdiri dan berjalan terseok – seok seiring dengan tarikan rantai dari kakinya menguat.
Dan begitu ia memasuki kamarnya, tepat didekat ranjangnya, Baekhyun terjatuh diantara kedua kaki jenjang putih milik seorang wanita. Dan itu Se Ra.
Kepala Baekhyun menengadah, melihat sosok ibunya yang menyeringai padanya dengan kedua tangannya yang tengah memegang rantai yang melilit kakinya.
"Sedang menikmati suasana sore hari sayangku?"
Baekhyun mengangguk pelan dengan kepala menunduk. Tak berani sedikitpun melihat kearah ibunya.
"Apa pemandangannya bagus Baekhyune?"
"Anghh!"
Baekhyun meringis begitu Se Ra mencengkram dagunya, mengangkatnya keatas hingga ia mendongak dan matanya berhadapan dengan mata Se Ra.
"Tidak menggubris panggilanku itu sudah sebuah kesalahan sayang."
Senyum mengerikan Se Ra menakutinya, hingga menyebabkan tubuhnya sedikit gemetar.
"Ma- maafkan aku umma. Sungguh aku tidak mendengarnya."
Se Ra mendengus, melepaskan cengkramannya dan beralih menatap kearah Kyungsoo yang sedari tadi hanya duduk ditepi ranjang, membaca Novel diatas meja dengan seksama tidak terlalu menghiraukan interaksi ibu dan anak itu.
"Hanya satu jam untuk malam ini Kyungsoo. Setelah itu kau kembali kekamarmu."
"Dua jam!"
Se Ra menghentikan langkah ketiganya dan kembali menatap marah pada Kyungsoo yang tetap saja melihat kearah Novel ditangannya.
"Satu jam bagiku tidak cukup untuk memuaskan penisku, Se Ra."
Se Ra Menggeram, dan menggerutu pelan.
"Terserah kau! Dan kau Baekhyun, segera buang buku tidak berguna itu dan temui aku setelah urusan anak itu selesai, kau mengerti?"
"Ne umma, aku mengerti."
Se Ra menghela nafas dan membuangnya kasar lantas segera berbalik keluar dari kamar Baekhyun tanpa berbalik lagi.
.
.
Beberapa menit berlalu.
Kyungsoo masih asik dengan bacaannya, dan Baekhyun hanya mendudukkan dirinya disamping Kyungsoo tanpa kata. Matanya menelusuri wajah mungil lelaki dihadapannya dengan seksama. Keningnya sedikit mengkerut.
Jelas sekali Baekhyun melihat keringat dingin diantara pelipis dan kening Kyungsoo. Dan Baekhyun yakin, itu bukan karena ia kegerahan ataupun karena buku yang dibacanya.
Karna Baekhyun tahu, buku yang tengah dibaca Kyungsoo bahkan itu adalah novel Twilight bukan novel pembunuhan berantai atau tentang psikopat. Karena Baekhyun tak suka itu.
Baekhyun jelas sekali melihat ekspresi aneh diwajah mungil tampan itu walau sedikit.
"Kau baik – baik saja erm Kyu- Kyungsoo hyung?"
Mata besar milik Kyungsoo beralih dari buku bacaannya dan menatap Baekhyun. "Menurutmu?"
Baekhyun bingung dibuatnya. Ia tidak tahu harus berkata apa lagi.
Tuk
Kyungsoo menaruh buku novelnya dengan kasar, nafasnya mulai memburu seiring dengan peluh yang semakin membasahi wajah dan pakaian yang melekat di tubuhnya.
"Peluk aku!"
"Ha?" Baekhyun terkejut dan menatap Kyungsoo dengan wajah lucunya. Kyungsoo mendesis pelan.
SRETT
"Asshh!"
Baekhyun meringis ketika tangannya ditarik kasar, membawa tubuh kecilnya kedalam sebuah pelukan yang memaksa.
"SUDAH KUBILANG PELUK AKU!"
Dengan gelagapan, Baekhyun segera membalas pelukan Kyungsoo, menyenderkan kepalanya kearah dada Kyungsoo dan telinganya dapat menangkap detakan jantung Kyungsoo yang berdetak cepat.
"Mengerikan."
Kyungsoo mendesis dengan gigi bergemeletuk. Mata Baekhyun memicing.
"Tempat ini mengerikan! Semuanya mengerikan! Dan ini lebih gila dari yang aku pikirkan! Dan ibumu! Ibumu aku rasa benar – benar sakit jiwa!"
Srett
Dengan tenaga keras Baekhyun melepaskan pelukan ditubuhnya, menatap tak suka kearah Kyungsoo yang baru saja mengutuk ibunya.
"Kau mengatai ibuku!" Ucapnya tak suka.
"Aku tidak melakukannya! Aku berbicara apa adanya!"
"Kau mengatai ibuku sakit jiwa barusan!"
"Memangnya kenapa? Itu memang benar kan?" timpal Kyungsoo setengah berteriak dengan nafas memburu.
"Tapi ibuku tidak seperti itu hyung!"
Mata Baekhyun mulai berkaca – kaca. Baekhyun tahu Se Ra tidak memperlakukannya selayaknya anaknya. Tapi tetap saja ia merasa sakit saat orang lain mengatai ibunya.
Kyungsoo tertawa mengejek. "Tidak seperti itu katamu? Lalu kalau memang benar dia tidak sakit jiwa mengapa dia membangun rumah mengerikan ini? Mengapa dia memperlakukanmu se gila ini kalau dia tidak sakit jiwa?"
Nafas Baekhyun tercekat menahan tangis. Itu memang benar. Semua yang dikatakan Kyungsoo benar, tapi Baekhyun tahu Se Ra tidak sakit jiwa. Se Ra, ibunya hanya tersesat dalam hati yang penuh akan kebencian. Kebencian pada ayahnya, pada laki – laki, dan kebencian padanya.
Baekhyun beranjak dari tempat tidurnya, berdiri menantang Kyungsoo namun menjaga jarak dengan ia mundur tiga langkah menjauhi Kyungsoo.
"Lalu apa bedanya denganmu?"
Mata Kyungsoo membulat. "Apa maksudmu?"
"Kalau kau bisa mengatai ibuku sakit jiwa, lalu bagaimana denganmu? Kau datang kesini, menawari tubuhmu sendiri untuk diperdagangkan hanya karena kau telah disentuh ayahmu? Bukankah kau sama sakit jiwanya dengan ibuku?"
Baekhyun tersenyum sinis, sementara Kyungsoo menggeram marah.
Dengan langkah lebar, ia menghampiri Baekhyun, menangkap lengannya lantas menariknya kasar, melempar tubuh kecil itu keatas ranjang lalu ia menindih tubuh yang sama kecilnya dengannya itu dengan amarah yang meluap membuat Baekhyun bergetar ketakutan.
PLAKKK
Satu tamparan tersemat dipipi Baekhyun hingga pipi putih itu memerah saking kerasnya.
Mata besar itu berkilat marah, Kyungsoo menatap nyalang kearah Baekhyun yang sudah hampir akan menangis.
Tubuh mereka sama – sama kecil. Bahkan Kyungsoo lebih kecil darinya, tapi mengapa ia kalah? Baekhyun bahkan sama sekali tidak mempunyai keberanian bahkan kekuatan fisik sekuat itu.
"KAU!"
Tunjuknya tepat diwajah takut Baekhyun. "KAU TIDAK TAHU APA – APA TENTANGKU! KAU HANYA ANAK BUANGAN YANG BAHKAN TIDAK DIINGINKAN SAMA SEKALI OLEH IBUMU! DAN KAU BERANI – BERANINYA MENGATAIKU HAH?"
Ucapan kasar Kyungsoo berhasil membuat Baekhyun menangis. Isakan kec il mulai terdengar, namun Kyungsoo tidak peduli. Kyungsoo pernah berada didalam situasi seperti ini.
Bedanya, dulu ia yang berada dipihak seperti Baekhyun, dan ayahnya berada dipihak dirinya. Dan Kyungsoo menyeringai, beginikah rasanya menguasai seseorang? Dan itu cukup menyenangkan.
"Dengan dirimu yang lemah seperti ini berani mengataiku? Tidakkah itu terasa tolol hum?"
"Hiks.."
SREKKK
Baekhyun semakin menangis, kemeja yang dikenakannya sobek dengan kancing berhamburan. Kyungsoo melempar sembarang arah kemeja Baekhyun dan tersenyum sinis menyaksikan tubuh mulus dibawahnya.
Seringaian Kyungsoo menakuti Baekhyun. Bahkan ketika tangan – tangan Kyungsoo menggerayangi tubuhnya, membuat ketakutan dalam dirinya berlipat – lipat.
"Lihat dirimu bitch, bahkan segini saja kau sudah takut, bagaimana jika aku memperkosamu lagi seperti kemarin atau bahkan lebih?"
Baekhyun memejamkan matanya seiring gerakan Kyungsoo yang menindihnya. Kyungsoo menumpu kedua lengannya di sisi kanan kiri kepala Baekhyun, dengan gerakan sensual, ia mulai menggerakkan pinggulnya, menggesekkan selangkangannya dengan selangkangan Baekhyun. Menggesekkan penis milik Baekhyun dengan miliknya yang masih terbungkus oleh celana yang dipakainya.
Namun, Kyungsoo menikmatinya. Ia terus melakukannya hingga membuat penis Baekhyun sedikit memerah karena bergesekan dengan celana Kyungsoo.
Kyungsoo membayangkan dirinya. Membayangkan saat ayahnya melakukan hal yang sama seperti yang tengah ia lakukan. Ia membayangkan dirinya yang kala itu menangis ketakutan tanpa bisa melawan. Kyungsoo menggeram marah, mengutuk dirinya yang lemah sama seperti namja kecil dibawahnya.
Mata Kyungsoo perlahan terbuka, matanya bertemu dengan mata kecil berair milik Baekhyun. Menatap mata penuh harap dan putus asa membuat hati Kyungsoo perih. Ia ingat tujuan awalnya datang kekamar ini.
Dan tujuannya bukan menyakiti anak ini. Sama sekali bukan.
Kyungsoo berhenti. Namun tubuhnya masih berada diatas tubuh Baekhyun yang rapuh. Isakan pelan masih Kyungsoo dengar, dan hatinya perih serasa di iris. Ia melihat Baekhyun seperti refleksi dirinya dimasa lalu nya yang suram.
Perlahan, tangan nya bergerak, mempertemukan jemarinya dengan pipi basah itu dan menghapusnya. Isakan Baekhyun terhenti. Ia merasakan usapan lembut dipipinya, dan ia juga..
Merasakan satu titik airmata yang jatuh tepat dikelopak matanya. Hingga perlahan kedua mata sipit miliknya terbuka, dan hal pertama yang dilihatnya adalah-
Kyungsoo yang menangis dan tengah menatapnya dengan perasaan bersalah yang kentara. Bahkan jemarinya bergetar saat mengelus pipinya.
Keduanya terdiam dalam keheningan yang kentara. Keduanya masih saling menatap. Kyungsoo berhenti mengelus pipi bengkak Baekhyun namun tidak memutus kontak diantara mereka.
"Aku kesini bukan untuk ini..."
Kyungsoo berujar pelan. Ia masih betah menindih tubuh Baekhyun.
"Aku kesini untuk menemuimu. Tidak dalam keadaan yang seperti ini."
Ujarnya lagi dengan tangis tertahan.
"Tidakkah kau melihatnya? Melihat bagaimana rasa terkejut ku saat aku masuk kedalam kamar ini? Tidakkah kau melihatnya?"
Baekhyun diam. Ia bukan tak mengerti arah pembicaraan lelaki diatasnya. Namun ia membiarkan lelaki itu mengatakan semua rasa gelisahnya.
"Kau pikir semudah itu melupakan semua hal yang sudah terjadi dimasa lalu? Kau pikir, seseorang yang mengalami nasib seperti ku akan bersikap seolah dia lelaki normal yang biasa – biasa saja?"
Kyungsoo menunduk menyembunyikan airmatanya. Tak ingin terlihat semakin lemah dihadapan lelaki yang lebih muda dua tahun darinya.
"Semuanya tidak mudah. Aku, kau dan ibumu. Tidakkah kau pikir ini akan mudah?"
Kyungsoo terisak. "Aku takut! Sedari awal aku takut! Tapi aku menghadapinya dengan segala amarahku, tidak berbeda jauh dengan ibumu yang menghadapinya dengan segala kebencian dalam dirinya. Tidakkah ini wajar untuk seseorang yang telah mengalami masa sulit dimasa lalu?"
Kedua tangan Kyungsoo yang bertumpu menahan bobot tubuhnya mengepal erat.
"Se Ra selalu berusaha membuatku takut padanya. Berusaha mencari kelemahanku dengan menunjukkan hal – hal gila padaku! Dan dia berhasil! Dia membuatku merasa takut saat dia membawaku keruang bawah tanah! Kau pikir aku sekuat itu?"
Baekhyun mengerti. Sangat mengerti, bahkan saat ia melihat Kyungsoo yang berpura – pura membaca novelnya.
"Aku memintanya untuk membawaku kesini. Dan bukan ini yang kuinginkan! Aku hanya ingin memelukmu dan menenangkan diriku. Tapi apa yang terjadi? Aku menyakitimu. Aku-
Kyungsoo mengangkat wajahnya, Baekhyun tersenyum lembut padanya. Perlahan kedua tangannya terangkat, jemarinya mengelus kedua pipi Kyungsoo yang telah basah karena airmata.
"Aku tahu. Dan maafkan aku karena aku belum mengerti dengan caramu menghapus rasa takutmu. Maafkan aku Kyungsoo hyung."
Kyungsoo tersenyum tulus untuk pertama kalinya membuat Baekhyun sedikit terkejut. Senyum Kyungsoo membuatnya merona walau sedetik.
Bruk
Kyungsoo sepenuhnya menindih Baekhyun, melingkarkan kedua tangannya kepinggang Baekhyun dan mencerukkan kepalanya keleher jenjang milik Baekhyun mencari kenyaman.
"Aku ingin tidur disini. Aku mengantuk~~"
Baekhyun terkekeh geli, perlahan dielusnya rambut Kyungsoo seolah meninak bobokan lelaki yang menindihnya yang tengah terpejam dengan senyuman indah yang tak lepas dari bibir tebalnya.
"Selamat tidur hyung..."
.
.
Kyungsoo benar - benar tertidur pulas. Bahkan Baekhyun harus bersusah payah mengangkat tubuh kecil Kyungsoo yang menindihnya sedari tadi.
Seulas senyum kembali hadir dibibir tipisnya, memperhatikan dengan seksama wajah bulat yang tertidur itu. Dengan tangannya yang lentik, Baekhyun merapikan poni Kyungsoo dan entah dorongan darimana, ia mengecup pelan kening itu dengan wajah bersemu merah.
Jujur, Baekhyun merasa malu dengan apa yang tengah ia lakukan saat ini. Dan ini pertama kalinya ia melakukannya.
Klek
Pandangan Baekhyun beralih kearah pintu yang dibuka perlahan. Sosok dua orang berwajah imut masuk kedalam kamar Baekhyun dengan menenteng sebuah kemeja putih dan celana berbahan jeans yang sangat pendek. Mungkin jika Baekhyun memakainya, celana itu hanya menutupi sampai diselangkangannya.
Jungkook dan Taehyung adalah dua sosok yang masuk kedalam kamar Baekhyun. Mereka seusia Baekhyun. Taehyung sampai didekat Baekhyun terlebih dulu dan sesaat terpana melihat tubuh telanjang Baekhyun. Kulit putih yang halus seketika membuat pikiran Taehyung kosong sesaat. Ia membayangkan bagaimana tangan – tangan besarnya meraba setiap inci tubuh mulus itu, ia membayangkan saat bibir tebalnya menelusuri setiap lekukan – lekukan tubuh anak itu dari leher hingga ujung mata kaki. Bahkan membayangkan nya saja membuat Taehyung menelan ludahnya sangat terlihat bernafsu. Ia menjilat bibir bawahnya dengan lidah basahnya dengan pandangan yang tak lepas dari tubuh telanjang dihadapannya.
Baekhyun menatap risih kearah Taehyung yang tidak berkedip menatapnya. Rasa takut perlahan menguasai diri Baekhyun. Taehyung memang tidak pernah menyentuhnya. Bahkan bertegur sapa pun mereka tidak pernah. Dan Baekhyun baru menyadari jika wajahnya dan wajah Taehyung sedikit mirip.
"Taehyung jangan buang waktu! Se Ra akan marah jika dia tahu kau berniat menerkamnya."
Jungkook menegur Taehyung dengan menepuk keras pundak Taehyung dan berhasil membuatnya berkedip bingung.
"Berikan kemeja dan celananya, Tae. Se Ra sudah menunggu anak ini di kamarnya."
"A- ahh ne."
Taehyun menyerahkan pakaian ditangannya pada Baekhyun. Baekhyun menerimanya dengan memberikan senyuman tipis namun manis dalam pandangan Taehyung. Jungkook hanya memutar bola matanya jengah. Dirinya sudah bosan setiap kali melihat seseorang yang akan mendadak blank jika melihat Baekhyun. Dan sialnya itu termasuk dirinya sendiri.
Selagi Baekhyun memakaikan kemeja putih kebesarannya yang ia yakin itu bekas milik Chanyeol kekasih ibunya, Jungkook mengeluarkan sebuah kunci kecil berwarna emas lantas berjongkok meraih pergelangan tangan kaki Baekhyun, melepaskan ikatan rantai dikaki anak itu.
Jungkook tak sengaja mendongak keatas. Dan Jungkook pikir begitu ia menengadah ia akan menemukan wajah cantik Baekhyun dengan mata biru yang bersinar. Namun ia salah, ia malah melihat sesuatu yang menggantung lemas diantara selangkangan Baekhyun.
Seketika ia menelan ludah. Ia terangsang dengan cepat.
Taehyung menyeringai menyadarinya. Dan Taehyung mulai berpikir, telat sedikit mengantarkan Baekhyun kekamar Se Ra tidak mengapa kan?
"Ta- Taehyung ssi!"
Baekhyun memekik kaget. Taehyung memeluknya dari belakang menghentikan pergerakan Baekhyun yang mengancingkan kemeja nya satu persatu. Taehyung mengendus –endus leher putih Baekhyun membuat Baekhyun merasa geli.
"Bermain sedikit tidak apa kan Baek?"
Pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban. Baekhyun sudah tahu jawabannya. Dengan ia menolak atau tidak pun ia tak akan bisa menghindar. Taehyung menawannya dengan cepat kedalam sebuah ciuman yang dalam yang membuatnya seketika susah untuk bernapas. Lidah Taehyung menerobos masuk kedalam mulutnya tak sabaran. Bahkan Baekhyun merasa air ludah Taehyung tertelan olehnya bersama ludah miliknya sendiri.
Tangan Taehyung tidak berdiam diri. Kedua tangannya meraba – raba perut Baekhyun dan sesekali memelintir nipple Baekhyun dengan cepat membuat Baekhyun melenguh. Baekhyun berusaha melepaskan ciuman Taehyung yang menyakiti bibirnya, namun usahanya sia – sia, Taehyung malah semakin memperdalam ciumannya membuat Baekhyun kembali melenguh.
Jungkook hanya diam memperhatikan kedua orang itu dengan muka yang tak bisa ditebak. Namun pandangannya tidak beralih kearah lain selain kearah wajah Baekhyun dan penis Baekhyun. Dan tanpa sadar, tangannya sudah terangkat, menggenggam penis yang masih lemas itu dan meremasnya membuat erangan keluar dari bibir Baekhyun yang terbungkam oleh ciuman liar Taehyung.
Jungkook menelan ludah, ia suka mendengar erangan yang keluar dari bibir Baekhyun. Hingga tangannya akhirnya tak bisa berhenti meremas penis nya, dan mengocoknya perlahan.
Taehyung melepaskan ciumannya dan menyeringai. Ia suka melihat bagaimana Baekhyun yang terengah – engah mengais udara dengan wajah putih yang memerah padam.
"Aakkkhh ja- jangan lakukan itu kumohon ahh"
Baekhyun melemas seiring dengan mulut Jungkook yang memanjakan penisnya. Ia bersandar pada tubuh Taehyung seolah memasrahkan dirinya dijamah oleh dua lelaki sebayanya. Tangan Taehyung masih bergerilya meraba seluruh tubuhnya dan sesekali menjilat lehernya membuat Baekhyun mendesah frustasi. Ia menolak diperlakukan seperti ini, namun untuk melawan ia tak mampu.
"Kookie, kita harus bermain cepat hh-
Suara berat Taehyung menghentikan Jungkook mengulum penis Baekhyun. Setidaknya Baekhyun sedikit bernafas lega walau sesaat karena setelah itu Taehyung memutar tubuhnya dengan cepat hingga ia hampir menungging dengan tangan Taehyung yang menahan perutnya.
Dan tanpa peringatan, penis Taehyung sudah melesak masuk dengan cepat kedalam lubangnya membuat nya berteriak namun dengan cepat pula mulutnya dibungkam dengan penis milik Jungkook.
Baekhyun menangis.
.
.
Baekhyun melangkah perlahan dengan kirinya yang memegang pingganya, sementara tangan kananya menapak pada dinding membantu ia berjalanpelan.
Celana minimnya semakin memperparah rasa perihnya pada lubang dan penisnya. Dua puluh menit ia membiarkan Taehyung dan Jungkook mempermainkan tubuhnya sesuka hatinya. Dan setelah mereka puas, mereka hanya membantu Baekhyun memakaikan kembali kemejanya, memakaikan celana minimnya dan mengantarkannya ke lorong kanan lantai atas dimana kamar Se Ra berada.
Dengan tangan gemetar ia membuka pintu kamar Se Ra dan berusaha menyembunyikan rasa sakitnya dengan menegakkan langkah kakinya. Wajah sakitnya sudah tergantikan dengan wajah yang tanpa ekspresi agar Se Ra tidak curiga.
Se Ra tengah duduk bersandar di ranjang besarnya sambil memainkan gadgetnya.
"Lama sekali, apa saja yang kau lakukan dengan Kyungsoo?"
Mata Se Ra beralih sebentar dari gadgetnya dan menatap Baekhyun seksama. Dan tentu saja ia melihat wajah lelah Baekhyun walau anak itu menyembunyikannya.
"Dua jam dua puluh lima menit. Selama itu kalian bermain?" Se Ra bertanya sinis.
"Ma- maaf."
Baekhyun hanya mampu mengatakan itu. Dan Baekhyun sadar, Se Ra menyangka ia bercinta dengan Kyungsoo dan bukan dengan Jungkook, Taehyung. Dan Baekhyun sedikit tersenyum samar, setidaknya Jungkook dan Taehyung terbebas dari hukuman Se Ra nantinya.
"Kemari"
Titahnya. Baekhyun melangkah ragu mendekati ibunya dan duduk di tepi ranjang.
"Kakiku pegal, pijat."
Baekhyun menurut, ia memijat betis Se Ra pelan namun kuat. Se Ra menyimpan gadgetnya dan memejamkan matanya menikmati pijatan Baekhyun pada kakinya.
"Dua minggu lagi Chanyeol akan pulang dari Bucheon. Dia bilang dia membawa dua teman nya, dan akan menginap selama satu minggu dirumah ini."
Se Ra membuka suara setelah mereka hanya saling diam. Baekhyun tidak menjawab karena ia tahu Se Ra belum selesai bicara. Lagipula Baekhyun tahu Se Ra tidak membutuhkan jawaban apapun darinya saat ini.
"Pijat paha ku, bukan hanya betis nya saja Baekhyun."
Baekhyun mengangguk dan segera menuruti perintah Se Ra. Baekhyun beringsut sedikit mendekati Se Ra dan duduk disampingnya. Tangannya kembali memijati paha Se Ra.
"Salah satu temannya ingin bertemu dengan mu setelah Chanyeol bercerita tentang kita."
Baekhyun termangu sesaat,ia mulai merasakan sesuatu yang tak enak.
"Dia seusia Chanyeol. Dan temannya berencana untuk menyewamu tiga malam."
Wajah Baekhyun pucat pasi. Ia berhenti memijat kaki Se Ra.
"Dan-
Srett
"AKHH!"
Se Ra menarik wajah Baekhyun, mencengkramnya dengan kuat hingga Baekhyun memekik sakit.
"Dia akan membayar mahal tubuhmu. Aku tidak menolaknya tentu saja." Se Ra menyeringai iblis. Tangan Baekhyun memegang lengan Se Ra yang mencengkram pipinya. Matanya mulai berair.
"Dan aku pastikan kali ini kau tidak akan bisa kabur begitu saja!"
BRUK
"AKH UMMA!"
Baekhyun menjerit tatkala Se Ra membantingnya keranjang dan membuka celana minimnya. Se Ra menyibak gaun tidur malamnya dan melesakkan penis mainan di vaginanya kedalam lubang Baekhyun dengan cepat membuat Baekhyun menjerit lagi.
"AAARRGHHHH!"
To Be continued...
Sorry i'm late. Ternyata semua diluar perkiraan. Dan awal februari ini saya bisa muncul kembali.
Thank to
Adindaptrl524 : sudah lanjut, dan bisakah kamu memberikan sedikit komentar bukan hanya lanjut saja?^^ thanks for review.
BabyRennie: di Balik kepolosan Kyungsoo, dia mempunyai sisi laki-lakinya. Anda harap mengerti. Dan apa anda sudah tahu siapa member mesum di exo menurut orang korea sana? Mereka adalah Kyungsoo, Baekhyun,Sehun dan Chanyeol. Thanks for review.
.921025: ahh thanks kamu sepemikiran dengan ku^^ bias saya adalah Kyungsoo dan justru saya melihat dia terlihat manly jauh dibandingkan dengan Baekhyun. Thanks for review.
ByunBaekCute :Well, Semua sudah tahu jika daridulu Kyungsoo memang lebih dewasa dibandingkan dengan Baekhyun, karena itulah mengapa terkadang Baekhyun yang terkadang memanggil Kyungsoo hyung. Thanks for review.
KyungOc: Thank You. Saya juga SooBaek shipper^^ untuk chapter ini maaf belum ada moment SooBaek yang sweet. Mungkin next chap. Thanks for review.
DestaSoo : Ini sudah saya panjangin saya rasa untuk chap ini^^. Ini sudah lanjut happy reading. Thanks for review.
Cahayaanjanie : Maaf baru bisa saya lanjut^^ thanks for review.
LeeEunin : Iya HunHan sedikit incest. Ini sudah lanjut. Thanks for review.
Neli Amelia : terima kasih, ini sudah dilanjut. Thanks for review.
Kim Kaisoo : Saya juga tidak suka dengan Kyungsoo yaoi dulu. Saya juga tidak suka Kyungsoo sebagai uke. Dia manly dan pengecualian untuk Baekhyun saya mau membuat FF KyungBaek Yaoi. Thanks for review.
Bunnie : iya betul sekali. Sependapat^^ thanks for review
B : slow down baby^^ i hate Taeyeon. Baekhyun memang ultimate uke di exo. Kyungsoo menurut ku seme. Semenya Baekhyun. Thanks for review.
: Untuk chapter ini sepertinya Baekhyun masih harus menderita^^ tapi next chap KyungBaek moment lebih banyak kok^^ untuk LuBaek nanti pasti ada momentnya. keep reading. Thanks for review.
LuJiYooLKD : Thanks. Iya Kyung coock jadi seme. semenya Baekhyun. Thanks for review
Lyunjae q : ini sudah lanjut. Review dengan isi ceritanya ya? Thanks for review.
AnaknyaChanBaek92 : Thanks for review
ling-ling pandabear : thanks
keepbeef chiken chubu : thanks for review
visual1013: thanks for review.