Which One

.

Chapter 11

By: Oh AiLu © 2014

Main Cast: Oh Sehun & Luhan.

Genre: Romance.

-Genderswitch-

.

- AiLu -

.

Summary:

Sehun merasa semua yang tidak dimiliki kekasihnya ada pada diri Luhan. Jongin sangat menyukai Luhan dan sangat ingin menjadikan Luhan kekasihnya. Baekhyun selalu iri atas kemampuan Luhan dan mencoba menjadi diri seorang Luhan. Kyungsoo yang iri kepada Luhan karna seorang Jongin. Bagaimana dengan Luhan?

.

- AiLu -

.

Balasan Review!

.

springboynyet: Tangkep polisi? Tenang gue mah udah kenal sama yang namanya polisi #yaiyalah. Haduh, jangan gibek TBC, dia gak bersalah T_T, itu salah author yang gak bertanggung jawab XD Haduh, gak kok, Sehun kan anak baik dan suka menabung XD mana mungkin berani nganuin Luhan. Yaiyalah ikhlas lahir batin -_- Oh, jadi baru ingat dikau akan hutang-hutangmu, Kadir? XD (Ini malah film Suzana). Ahak, pantunnya, ahak. Kebetulan lagi makan kedongdong, eh pas baca pantun, jadi ketelen bijinya XD Makasih pantunnya sayong. Kip ripiu yaa

Oh Juna98: Bisa diatur :D Kip ripiuuu

rikha-chan: Haha, Sehunkan emang pervert. Sangat malahan XD Kip ripiuu

psw7: Haha, si ohseh romantis mah karna ada maunya XD (Negatif thinking mulu sama orang.) Kip ripiuu

hanhyewon357: Iyadong, Sehun baiiiik banget. Sangking baiknya, jemuran depan rumah ngilang pas dia lewat XD Ahey, give thanks to salju~ Ahak, sweet moment? Aku emang berencana buat sweet moment semua 1-2 chapter selanjutnya. Tapi liat2 nanti yo. Ahak, baiklah. Kip ripiu dan makasih juga dengan reviewnyaaaa~

luluyaa: Ehey, masa sih? #digaplokpakesendalluhan. Iya, aku juga ga yadong kok #smirk. Hahaha, becanda. Kip ripiu yaaa

ruixi1: Ya iya dong. Kalo fanfic mah mudah ketebak XD HAHAHA, makasih atas jawabannya. Aku lagi buat survei soalnya -..-

Guest 1: Kamu dapet pesan dari Sehun, katanya "Iya, makasih sayang." Heheheg.

Guest 2: Iya ya brow. Gua juga. Asal HunHan, GS pula, udah hajaaaar. Hehehe, kok samaan sih? Apa jangan2... bias kita jodoh? #eh

luhannieka: Nyesel gue #nangisdipojokan. Halah, lu ah, hibernasi aja. Gue dong, memeram #amit-amit. Udh gue bilang, kolom ripiu gue menyediakan fasilitas curhat kok, jadi selow aja brow. Iya ya, Sehun udah sama Luhan. Kenyataan yang sangat menyakitkan. Panjang sebelah, ikat tali spatuku~ Makan lays aja, galau gak masalah~ #nyanyi. Halah, labil lo, dulu Sehun sekarang Kris. Mending gue pilihin aja, psy mau gak? Soalnya dia baru calling gue, lagi nyari orang yang mau ngurus-ngurus boxer teletubies dia #etdah. Yaudah, ayolah berangkat ke gedung putih, tapi... coba deh bayangin, kalo kita rusuh cuma berdua, takutnya disangka tukang minta-minta. -..-

khalidasalsa42: HAHAHA, lebih ekstrim bagaimana? Aku gak tau~ #sok-sokgatau. Ini udah dilanjut. Kip ripiu yaaa

niasw3ty: Ih, kalo ff masih iya. Klo drama yg ada begituannya mah aku angkat tangan. Gak berani~ Ahak, iyaya. Semua relatif. Baiklah, makasih atas jawabannya .o. Berapa kali ya? #ngitung. Au ah, lupa. Kip ripiu :D

jdcchan: Okke brow! Gak akan hiatus kok... (Gak) janji~ #plak. Kip ripiuuu

himekaruLI: Ahak, kalo yang lebih ekstrim lagi, nanti sayanya pingsan duluan sebelum ngetik XD Bukan bukan. Bukan didudukin kok. Sehun itu bertumpu sma Lututnya. Iya ya, setiap orang pasti punya. Goblok gua XD Hahaha, kip ripiu yaaaaaaaaaaaaaaaa

chenma: Sehun kan memang romantis :3. Tapi gak janji klo dia gak minta imbalan XD Kip ripiuuuuu

3678fans - EXO: Hahaha, akhirnya kamu tergoda. Sehun muka dua? Gimana sih, bukannya semalem aku udah buang ya? Haduh, kok nangis ga bilang-bilang sih? Kan aku bisa dateng bawa tissue :3 satu bungkus 2550 :) #jualandeh. Atau kamu mau apa? Kacang? Kuaci? Permen? #ketauanjualancangcimen. Uhuk, ahay, wew, makaciiiii~h. Hahahaha, kip ripiu yaaaaaaaaaa

gg: Makasih atas pendapatnya ^^. Oiya, kapan-kapan mampir ke rumah aku ya, biar aku ajarin sopan sedikit. Atau mau aku beliin cermin? Yang besar sekalian ^^ Oiya, kamu rnr ff aku... trus kamu apus lagi ya? Soalnya udh aku cek ga ada tuh. Coba deh review sekali lagi hahahag.

fifioluluge: Hahaha, itu Tao emang cinta kok sma Kris. Bukannya kata orang, orang mabuk malah lebih jujur ya? Iya tuh, sama Baekhyun pas minta dicium rasanya innalillahi. Ini udah dilanjut. Makasiiiih

Im Wura Akira: Hahaha, kemana saja kamu nak? Hahaha, kalo aku jadi pembaca, menurut aku adegan kissnya juga kurang sih XD Tapi mau bagaimana lagi, nulisnya ituloh, keringet dingin. Hahaha, iya, saya setuju sama kamu! Kip ripiuuuu

N-E-Skyu: Hahaha, sabar, nunggu Kris ngilang dulu lah, baru mereka bisa lebih greget lagi. Tenang, semua ada jalannya. Bisa ajakan, Tao punya jurus handal gitu untuk menghalau(?) Kris. Hahaha, gua masuuuuuk mana ya? Bingung guaa, ada saran gak? Soalnya banyak yang nyaraniiin. Awal sih mau ke arsitek di ITB, soalnya ayah gua dari situ juga. Tapi makin kesini makin ngilang rasa. Trus disaranin jadi programer sama abang, akutansi sama kakak, penerbangan sama tetangga, eh temen gua bilang gua cocoknya jagain warnet. Etdah, baek bener XD #maapcurcol. Oiya, kalo kamu gimana?

Oh Lu-Yan: Hahaha, baiklah. Bisa diaturrrrr :D Kip ripiuuu

egatoti: Masalah mereka bersatu, cuma waktu yang tau XD Soalnya saya juga ga tau ni ff sampe chap berapa XD Haduh, jangan sama-samain mereka sama Amat dong XD Tetangga gua looo XD Ahay, ini udah dilanjut. Makasiiih reviewnyaaaaa~

MeriskaLu: Ah, Yifan mah urusan gampang XD Kita masukin kali aja ntar #digebukin. Kip ripiuuu

xslbc'cdtks: Haha, pennamemu nak~ Mentang-mentang orangnya ngilang, namanya juga ngilang XD Btw, Makasih sayooooooong. Kip ripiu yaaaa

hunhanoids: Haha, kalo aku jadi pembaca sih, ini belum ada apa-apanya. Tapi nulisnya loh, soalnya belum pengalaman XD Okay deh, makasih pendapatnya brow, ah, sukalah gua sama reviewer kaya gini :D Kip ripiuuuu

WulanLulu: Yoi brow. Sehun emang pervert kan? Hahak,iya, dia udah dewasa XD

Meilisa bae: Haha, iya. Salah kenal jugaaaa~ Kip ripiu yaaaa

Fangirl lu han: Hahaha, ga ngelakuin apa-apa kok. Santai, ada sanken #salahfokus. Kip ripiuu

Sa Sa meilisa: Iya tuh, gua juga bakalan ga mam lagi lah. Tapi berhubung ini ff, yasyudah, iya iya-in aja deh. Kip ripiuuu

Xi Hye Ra: Udah di lanjuttt. Lanjut review yaa

.

- AiLu -

.

Perbocaan hari pertama.

Luhan tengah mengoles lipglos di bibirnya ketika Kyungsoo memanggilnya untuk sarapan. Luhan sedikit mengernyit, mereka sudah pulang dari Jeju? Cepat sekali. Diapun memperhatikan penampilannya untuk kesekian kalinya dan bergegas keluar.

"Kyung, kalian sudah pu-"

Perkataan Luhan terhenti ketika dirinya menyadari kehadiran seseorang di sebelah Jongin. Luhan menatap orang itu bingung dan diikuti dengan Jongin yang berusaha untuk menahan tawanya.

"Sehun? Apa yang kau lakukan disini?" tanya Luhan sambil menghampiri meja makan. Sementara Kyungsoo yang baru kembali dari mengambil piring, menyempatkan diri untuk menyiku Jongin agar tidak mengganggu.

"Selamat pagi, Luhan-ah. Ini, bunga yang indah untuk orang yang indah." kata Sehun bangkit dari duduknya dan menyodorkan seikat bunga baby breath kepada Luhan. Mungkin bagi orang biasa, itu terlihat romantis. Seorang pemuda datang pagi-pagi ke apartement dan memberikan bunga yang cantik. Tapi tidak bagi Luhan. Dia malu.

"Ikut aku Oh Sehun." kata Luhan sambil berjalan menuju ruang tengah. Dan selepas perginya Luhan dan Sehun, Jongin langsung tertawa lepas.

"Dia konyol sekali." kata Jongin sambil memukul-mukul meja. Sedangkan Kyungsoo hanya tersenyum sambil menggeleng kecil.

"Aku tak tahu jika Sehun bisa sekonyol itu. Adu~h, sepupuku.." kata Jongin sambil memegang perutnya.

"Sudahlah. Nanti mereka dengar." kata Kyungsoo sambil menyodorkan segelas susu kepada Jongin.

"Aku yakin Luhan tengah mengamuk karna malu. Dia seperti tak tahu saja Luhan seperti apa." kata Jongin sambil meminum susunya.

"Ooo, jadi yang lebih tahu Luhan eonnie itu, kamu?" kata Kyungsoo sambil mengangguk-angguk. Kegiatan Jongin langsung terhenti dan menatap Kyungsoo was-was.

"Bukan begitu baby Soo." kata Jongin sambil menangkup tangan kiri Kyungsoo yang sedang berdiri menyusun sarapan di sebelahnya. "Aku hanya, yah, kau tahulah. Aku-"

Kyungsoo terkekeh pelan.

"Aku hanya bercanda." kata Kyungsoo sambil menatap jongin jenaka.

"Tapi aku akan benar-benar marah jika itu benar-benar terjadi." kata Kyungsoo sambil menatap Jongin tajam.

"Aku berjanji." kata Jongin lalu dengan tiba-tiba langsung memeluk pinggang Kyungsoo.

"Jong!"

"Biarkan seperti ini. Aku ingin bermanja-manja dengan kekasihku." kata Jongin sambil menempelkan telinganya di perut Kyungsoo dan menutup mata.

"Emm, Kyung? Aku mendengar suara dari dalam. Apa bayi kita sudah tumbuh di dalam sana?"

Pletak

"Jangan mengada-ada! Perutku bersuara karna aku lapar." kata Kyungsoo sambil menatap Jongin tajam. Sedangkan Jongin hanya mengusap kepalanya yang terkena ketukan sendok dari Kyungsoo tadi.

.

- AiLu -

.

"Apa maksudnya semua ini? Ini? Bunga ini?" tanya Luhan, sedangkan Sehun hanya tersenyum lembut menatapnya.

"Kau tak mau menerimanya ya? Apa tidak bagus?" tanya Sehun lembut. Luhan menghela nafasnya berat.

"Bukan begitu, Sehun. Hanya saja, ini aneh. Dan tadi, kau lihatkan, Jongin menertawakan kita." kata Luhan. Sehun hanya mengedikkan bahunya.

"Mungkin dia iri padaku." katanya. "Jadi, apakah bunganya diterima?"

Luhan menatap Sehun dan bunga itu bergantian. Dan kemudian mengambil bunga itu ogah-ogahan.

"Ucapan terimakasihnya mana?" tanya Sehun. Luhan hanya memutar bola matanya malas.

"Terimakasih."

"Bukan. Bukan itu yang aku mau." kata Sehun membuat Luhan mengerutkan dahinya.

"Kemarilah." kata Sehun. Luhan pun mendekat dan naas baginya, dia terkena perangkap Sehun.

Ketika merasa jarak antara dirinya dan Luhan cukup dekat, Sehun langsung menarik pinggang Luhan mendekat dan menyambar bibirnya. Luhan terkejut tentu saja, namun dia tak dapat menolak kelembutan yang Sehun berikan, jadi dia hanya mengikuti alur yang Sehun buat.

"Cherry?" tanya Sehun ketika dia sudah melepaskan pagutannya. Sementara Luhan hanya dapat mengangguk dengan wajah meronanya.

"Tetaplah pakai itu. Aku menyukainya."

.

- AiLu -

.

Luhan AMAT SANGAT MALU hari ini. Pasalnya, Sehun memaksanya untuk masuk bersama ke restoran sambil berangkulan mesra. Dengan Sehun yang memeluk pinggangnya erat.

Seluruh perhatian tertuju kepada mereka. Ada yang tersenyum-senyum sendiri bahkan hanya melongo tak berkutik. Luhan hanya menghela nafasnya sambil terus menundukkan kepalanya. Dia berharap agar dia dan Sehun cepat sampai di dapur agar dia dapat menyuruh pemuda itu untuk kembali bekerja dan menghentikan pandangan intens setiap orang pada mereka.

"Oh, hai Sehun," kata Junmyeon yang baru saja keluar dari ruangan staf lalu memperhatikan gadis yang berada di pelukan Sehun. "Luhan, hai."

Luhan merutuki Junmyeon. Tidak bisakah dia menyapa Sehun nanti saja sehingga tidak membuat mereka berhenti berjalan dan berada lebih lama di tempat ini. Dia ingin cepat-cepat ke ruang loker dan mengunci dirinya disana sampai restoran tutup.

"Kalian berdua terlihat..." Junmyeon melirik tangan Sehun yang melingkar indah di pinggang Luhan. "-dekat."

"Tentu saja."

"Ehm, aku rasa aku akan ke dapur sekarang." kata Luhan dan hendak melangkah sebelum tangan Sehun kembali menahan pinggangnya. Luhan kembali menghela nafas.

"Kita masuk bersama, aku akan mengantarmu ke dapur dan-"

"Sehun, tolong." kata Luhan sambil menatap Sehun datar. "Ini sudah keterlaluan."

Dan dengan itu, Luhan langsung berlalu menuju dapur dengan Sehun yang masih melongo di tempatnya.

"Ada apa dengan kalian?" tanya Junmyeon, membuat Sehun tersadar.

"Luhan!" panggilnya lalu segera mengejar Luhan menuju dapur.

Sehun terus mengikuti Luhan sampai ke ruang loker.

"Hei," kata Sehun sambil memperhatikan Luhan yang tengah membuka lokernya. "Apa aku salah?"

"Menurutmu?" tanya Luhan sambil mengambil baju chefnya dan mulai membuka kemejanya.

"Ya, aku kira kau akan menyukainya. Jadi aku kira aku tak salah."

Luhan mendengus sambil melempar kemejanya ke loker sembarangan, lalu menghadap sepenuhnya kearah Sehun sambil berkacak pinggang.

"Kau bilang tak salah? Kau bilang tak salah sementara mungkin setelah ini aku akan di gosipkan yang tidak-tidak dengan chef-chef lain yang sialnya adalah penggemarmu Oh Sehun!" kata Luhan. Sementara Sehun hanya terdiam menatap wajah Luhan dan sesekali mencuri pandang kearah bawah lalu beralih menatap wajah Luhan lagi.

"Hubungan yang aku harapkan adalah hubungan yang hanya aku dan kamu saja yang tahu, itu sudah cukup." kata Luhan lagi. Sementara Sehun sudah mulai kehilangan fokus.

"Apa?" tanya Luhan ketika melihat Sehun tak menjawab atau mengelak sama sekali.

"Yak! Oh Sehun!" panggil Luhan membuat Sehun tersadar dan mengembalikan pandangannya menuju wajah kesal Luhan.

"Hah?"

"Jadi kau tidak mendengarkanku selama aku berbicara tadi?!" tanya Luhan kesal.

"Bukan begitu, Lu." kata Sehun sambil tersenyum miring.

"Hanya saja, sayang rasanya melewatkan pemandangan langka seperti ini." katanya sambil kembali menurunkan pandangannya ke tubuh atas Luhan yang hanya memakai tengtop hitam yang melekat pas pada tubuhnya.

Dan ketika Luhan menyadari keteledorannya, dia segera menyembunyikan dirinya dibalik pintu lokernya yang terbuka.

"Aku membencimu!" teriak Luhan. Sementara Sehun segera melarikan diri sambil tertawa puas.

.

- AiLu -

.

Valence, France.

.

"Ge?" panggil Zitao untuk yang ketujuh kalinya. Dan Kris masih belum menyahutinya. Sementara mobil yang dikendarainya masih melaju kencang di jalanan.

"Ge~" panggil Zitao lagi.

"Aku minta maaf, oke?" katanya sambil menggoyangkan lengan Kris pelan.

"Aku maafkan."

Zitao memayunkan bibirnya.

"Aku tidak percaya." katanya.

Kris menghela nafasnya dan sejenak menoleh kearah Zitao.

"Aku memaafkanmu, Zitao." katanya, lalu memusatkan perhatiannya lagi ke jalanan. "Asal jangan ulangi lagi."

"Baiklah!" kata Zitao senang.

"Oiya, nanti kita pulang bersama ya. Aku ikut ke apartement-"

"Tidak." jawab Kris cepat.

"Kenapa sih? Aku kan mau mampir ke tempat madam Wilson. Dia sudah baik sekali membuatkan bubur untukku pagi tadi." jelasnya.

"Asal jangan mengetuk pintu apartementku." kata Kris cuek.

"Iss, pelit sekali." kata Zitao. "Lagian aku sudah tau kok isi apartement gege. Jadi aku tak penasaran lagi."

Kris memincing kearah Zitao. "Jangan bilang jika mabuk adalah akal bulusmu agar bisa masuk apartementku."

Zitao tertawa lembut. "Sebenarnya iya."

Hah, jujur sekali. Dan Kris hanya menatap jalanan di depannya datar.

"Oiya, ge. Apa aku mengigau yang tidak-tidak?"

.

- AiLu -

.

Luhan sedang mengambil bahan makanan di ruangan pendingin, ketika seorang pemuda berdiri di ambang pintu dan menatapnya lama.

"Ah! Junmyeon sunbae!" kata Luhan. "Kau mengejutkanku."

Junmyeon hanya mengangkat bahu tak acuh dan menghampiri Luhan yang sedang memilih coklat batangan.

"Ini sudah jam istirahat." kata Junmyeon. "Dan, apa yang kau lakukan disini?"

Luhan hanya tersenyum lebar lalu kembali memilah coklat yang berada di rak di depannya.

"Aku melihat brosur yang ditempel di dinding." katanya sambil tersenyum lebar.

"Dan kau tertarik untuk ikut?" tanya Junmyeon dan Luhan hanya mengangguk-angguk cepat.

"Aku dan kau. Mau ya sunbae.." bujuknya membuat Junmyeon sedikit terkejut.

"Kenapa aku?"

"Karna sunbae adalah chef terbaik di restoran ini." kata Luhan membuat Junmyeon mendengus kecil.

"Kau sangat pandai merayu. Pantasan Sehun-"

"Sehun? Kenapa lari ke dia?" tanya Luhan tak terima.

"Tidak. Hanya saja, dia mungkin sudah cukup lama menunggumu di atas." kata Junmyeon santai.

"Atas?"

"Lantai 3."

Junmyeon menatap Luhan yang masih menunjukkan wajah bingungnya.

"Makan siang."

Luhan hanya mengangguk-angguk sambil mendengus kecil.

"Mengganggu saja. Kalau begitu aku pergi dulu. Setelah restoran tutup, kita mulai latihan, kan?" tanya Luhan membuat Junmyeon menghela nafas pelan lalu mengangguk kecil.

"Terima kasih, sunbae~" katanya sambil berlari keluar dari ruangan pendingin.

"Gadis itu." katanya sambil tersenyum manis.

.

- AiLu -

.

Ting

Pintu lift terbuka seiring dengan keluarnya Luhan berikut wajah juteknya. Luhan hanya berjalan santai sambil menatap Sehun-yang sedang tersenyum manis kepadanya-datar.

"Kau sudah sampai." kata Sehun sambil bangkit dan menarik kursi yang akan diduduki Luhan. Dan ketika Luhan telah menduduki kursinya, Sehun kembali ke kursinya.

Luhan sebenarnya masih kesal kepada Sehun yang menurutnya berbuat tidak senonoh kepadanya tadi, ya walaupun itu juga akibat kecerobohannya.

"Bagaimana harimu?" tanya Sehun basa-basi sambil mulai memotong daging steak di depannya.

"Baik. Aku berniat mengikuti kontes memasak bersama Junmyeon sunbae."

Sehun sejenak menghentikan gerakan tangannya dan menatap Luhan datar.

"Junmyeon? Apa tidak ada orang lain." tanya Sehun sambil mengerutkan dahinya tidak suka.

"Tak ada. Dan tidak mungkin juga aku membawa dirimu." kata Luhan santai.

"Seingatku kita team yang baik." kata Sehun. "Ya setidaknya jaman sekolah dulu."

Luhan menundukkan kepalanya sambil menghela nafas. Selanjutnya, dibantingnya garpu yang berada di tangan kirinya keatas meja dan menatap Sehun datar.

"Jangan ingatkan aku soal masa sekolahku, tolong." kata Luhan lalu kembali melanjutkan makannya.

Sehun menatap Luhan lama lalu mulai meletakkan pisau dan garpunya. Kedua tangannya di tumpukan ke atas meja untuk menopang dagunya. Dia menatap Luhan intens.

"Kau berubah."

"Ya ya ya, kau orang kesekian yang mengatakan begitu."

"Kau sekarang jadi mudah marah dan tak lembut lagi." kata Sehun. "Kau berbeda dengan Luhan teman sekongkolanku dulu."

Luhan kembali menghela nafasnya dan bangkit dari duduknya.

"Sudah puas?" tanya Luhan. Entah kenapa dia sangat sensitif dengan topik itu.

"Kau sudah puas mengingatkanku dengan masa laluku yang demi tuhan tak sudi kuingat?" lanjut Luhan. Sehun menatap Luhan dengan dahi mengkerut.

"Masa lalu yang tak sudi kau ingat?" tanya Sehun. "Sadarkah kau bahwa aku merupakan salah satu bagian masa lalu itu. Jadi aku-"

"Ya! Kau termasuk masa lalu yang tak sudi kuingat." balas Luhan katus lalu mulai beranjak dari tempatnya.

"Yak! Apakah seorang Luhan memang seperti ini? Kau bahkan tak tahu cerita sebenarnya."

"Cerita apa lagi?" tanya Luhan sambil berbalik. "Cerita pengantar tidur karanganmu? Sebaiknya ceritakan saja kepada korbanmu selanjutnya. Aku yakin mereka akan menyukainya. Bukan aku."

Sehun mengusak rambutnya berkali-kali sambil mengatur nafasnya yang mulai tak stabil. Dan Luhan kembali meneruskan langkahnya.

"Ya, pergilah seperti itu! Kau sangat tahu caranya."

"Setidaknya aku berguru dengan orang yang tepat." kata Luhan lalu mulai memasuki lift yang sudah terbuka. "Bukan begitu, Oh Sehun?"

Dan pintu lift kembali tertutup dan membawa Luhan ke lantai bawah.

Sehun mengacak rambutnya asal.

"Arrgh!" geramnya. "Kenapa dia begitu sensitif mengenai topik itu?"

"Gadis menyebalkan!"

.

- AiLu -

.

Jam sudah menunjukkan pukul sebelah malam, ketika Luhan dan Junmyeon menyelesaikan menu baru yang akan mereka bawa di perlombaan nanti. Luhan yang belum puas dengan eksperimen mereka pun menyuruh Junmyeon untuk pulang duluan dan meninggalkannya di dapur sendirian.

"Terlalu biasa." gumamnya sendiri setelah mencicipi menu yang barusan dibuat.

Luhan masih sibuk sendiri. Tak menyadari seorang pemuda yang perlahan mendekatinya dari belakang.

"Lu.."

Luhan yang sedang menakar baking powder yang akan dimasukkan ke adonannya, sontak memasukkan satu sendok makan penuh. Dia pun menghela nafas dan berbalik. Hendak memarahi siapapun yang mengganggu sekaligus menggagal eksperimennya.

Tapi, ketika Luhan berbalik, dia hanya bisa berkedip-kedip beberapa kali. Meyakinkan diri bahwa orang yang berada di depannya ini bukan aktor film yang tersesat sampai ke dapur restoran. Bagaimana tidak, dengan rambut acak-acakan yang sebagian menutup dahinya, juga kemeja yang dua kancingnya dibiarkan terbuka, juga lengan kemeja yang di lipat sebatas siku, membuat pria itu terlihat seperti seorang model.

"Lu.." panggil Sehun lagi. Membuat Luhan tersadar dan pura-pura menatap Sehun datar.

"Aku minta maaf." kata Sehun sambil menundukkan kepalanya. "Aku minta maaf. Aku tahu, aku tak tahu diri. Aku rela diperlakukan apa saja olehmu. Sungguh."

Luhan menahan nafasnya. Seakan rasa bahagia dan gemas membuncah di dadanya.

"Lu.." panggil Sehun lagi ketika tak merasakan respon dari Luhan. Sedangkan Luhan hanya menatapnya datar sambil bersedekap.

"Kau.. boleh mengantarku." balas Luhan. Sehun mengerutkan dahinya bingung.

"Hanya itu?" tanya Sehun, dan pandangannya teralih menuju pisau yang tergeletak di meja sebelah Luhan.

"Kau boleh ambil pisau itu dan menyakitiku!" lanjut Sehun. Luhan menatapnya ngeri.

"Kau kira aku gadis seperti itu?" tanya Luhan.

"Bukan seperti itu-"

"Sudahlah, siapkan mobilmu. Aku akan mengambil tas dulu." potong Luhan membuat Sehun terdiam sesaat.

.

- AiLu -

.

Jongin sedang dalam posisi nyamannya saat ini. Berbaring di paha Kyungsoo yang sedang mengurut pelipisnya lembut. Hah~ surga dunia. Dan Kyungsoo sendiri hanya mengiyakan saja ketika tadi pulang dari kampus, Jongin merengek sakit kepala.

Tapi posisi nyaman itu seketika terkikis seiring pikirannya yang sudah mengelana terlalu jauh dan membuat perasaan gundah tak beralasan di hatinya. Jongin mencoba menyamankan posisinya lagi, tapi nihil. Perasaan itu belum pergi dari pikirannya.

"Soo~ Kenapa perasaanku tidak enak ya?" tanya Jongin. Kyungsoo yang tadinya sedang mengurut pelipis Jongin sambil menonton drama kesukaannya pun menoleh.

"Hm? Perasaan seperti apa?" tanya Kyungsoo.

"Entahlah, aku merasa musibah akan menghampiri kita."

"Jangan mengada-ada." kata Kyungsoo sambil menepuk dahi Jongin pelan.

"Iya! Aku yakin sekali. Itu seperti-"

"Aku pulang~"

Jongin dan Kyungsoo sontak mengalihkan pandangan mereka menuju pintu apartement. Disana terlihat Luhan dan Sehun baru memasuki apartement.

"Musibah akhirnya datang." kata Jongin sambil menatap Sehun ngeri, dan diapun memilih untuk membalik badan menghadap perut Kyungsoo.

"Yak Kamjong! Jangan kelewatan, jika orang lain melihat posisi kalian, mereka akan berfikir yang tidak-tidak." kata Sehun yang telah medudukkan dirinya di sofa single di samping Kyungsoo.

"Hanya kau yang akan berfikir yang tidak-tidak. Lagian apa yang kau lakukan disini sih?" tanya Jongin tanpa membalik badannya.

"Aku tiba-tiba lapar. Jadi ya mampir disini tak apa kan?"

Jongin seketika bangkit dan menatap Sehun datar.

"Tuan Oh Sehun, tidak bisa ya kau makan di restoran megahmu sebelum kesini? Ya Tuhan."

"Aku lapar ketika dalam perjalanan kesini." balas Sehun sambil tersenyum miring kearah Kyungsoo yang hanya menggeleng pelan.

"Yak! Jangan lirik-lirik baby Soo-ku!" kata Jongin sambil menutupi wajah Kyungsoo dengan sebelah tangannya.

"Jong.." panggil Kyungsoo dan mencoba untuk menyingkirkan tangan Jongin.

"Ayo, Soo. Kita pergi dari sini." kata Jongin pada akhirnya dan menggiring Kyungsoo menuju kamar Luhan dan Kyungsoo.

Sehun hanya mendecih pelan lalu mulai menyamankan posisinya di sofa putih itu. Dan ketika langkah kaki jenjang Luhan sudah terdengar di pendengarannya, dia mulai mengulas senyum termanisnya dan beranjak untuk membantu Luhan membawakan nampan berisi dua piring spagetti instan dan meletakkannya di meja.

"Kenapa membawanya kesini? Kita bisa makan di meja makan, kan?" tanya Sehun lembut.

"Hanya ingin saja." kata Luhan singkat dan duduk di sebelah Sehun dan mulai menyantap stagetti bagiannya.

Tapi, Luhan kembali menghentikan tangannya ketika merasa diperhatikan oleh pemuda di sebelahnya.

"Kenapa? Ayo dimakan." kata Luhan ketus membuat Sehun sedikit mengernyitkan dahinya. Emosi gadis ini sedang berubah-ubah. Ada apa ya?

"Em." kata Sehun dan mengikuti Luhan untuk memakan spagetti miliknya.

"Ini enak." katanya sambil tersenyum manis. "Aku jadi ingat waktu aku makan siang disini masa sekolah dulu."

Luhan menghentikan gerakan tangannya dan menoleh kearah Sehun. Luhan menatapnya tajam.

"Aa, baiklah. Aku lupa. Aku minta maaf." kata Sehun sambil tersenyum kaku dan kembali melanjutkan makannya.

Dan tak berapa lama, mereka selesai makan. Luhan berpesan agar Sehun menunggu sebentara selama dia mencuci piring. Dan Sehun hanya mengangguk manis.

Tapi, mungkin Sehunnya juga yang tidak bisa diam. Dia berinisiatif untuk menghampiri Luhan yang sedang mencuci piring di dapur. Lalu dia akan memeluk Luhan dari belakang dan membisikkan kata-kata romantis kepada Luhan, membuat gadis itu merona parah. Setelah itu, Luhan akan berbalik kearahnya dan Sehun yakin hal menyenangkan akan terjadi setelah itu.

Sehun terkekeh kecil dengan senyum penuh arti-nya. Dia pun segera bangkit dari duduknya dan sejenak menghembuskan nafasnya beberapa kali ke telapak tangannya dan mengecek aromanya. Dan sejauh ini, semua baik.

Dia pun berjalan mengendap menuju dapur dan ketika melihat Luhan yang sedang mencuci piring membelakanginya, imajinasi liarkan malah semakin berkembang, membuatnya berjalan buru-buru kearah Luhan dan langsung memeluk pinggangnya.

"Lelah, sayang?"

Sehun merasakan tubuh Luhan kaku, membuatnya semakin melebarkan senyuman iblis miliknya.

"Apa mau aku bantu?"

Dan yang terjadi selanjutnya adalah, Luhan yang langsung berbalik dan menampar pipi kirinya keras, membuatnya terhuyung ke belakang sehingga pelukannya terlepas.

"Luhan-ah." kata Sehun sambil memegangi pipinya yang basah oleh sabun cuci piring dari tangan Luhan.

"Apa maksudmu, hah?!" tanya Luhan sambil berkacak pinggang.

"Itu, sayang. Ah, maksudku, Luhan. Aku hanya kasihan kepadamu. Aku tadinya ingin membantu." kata Sehun.

"Sudahlah, lebih baik kau pulang sekarang. Itu lebih membantuku." kata Luhan lalu kembali melanjutkan cuci piringnya.

Sehun menghela nafas pasrah. Percobaan hari pertama, gagal.

TBC

Gue comeback dari pertapaan gue!

Maap teman-temanku tercintaaaa, ini pasti mengecewakan sekali. Udah lama update, eh, sedikit banget wordnya. Saya juga merasa gitu soalnya. Tapi, minta pengertiannya ya? Aku juga manusia, waktu aku bukan cuma untuk nulis aja. Pas ada waktu, eh nge-feelnya nulis ff lain. Gimana dong~ Habis ide nih ditengah-tengah. Ada yang mau request?

Haduh, muncul lagi nih atu, tukang bash ga tau diri XD Kan udah aku bilang, aku udah ga mempan sama yang begituan. Nyesel sendiri lo nantinya. Buat kamuuuuu, kalo ngomong jorok disensor dikit kek. Contohnya, eh author yang kaya benda kuning ngambang di kali. Kan halus XD Kalo belum bisa, sini deh aku ajarin. Trus kalo kamu merasa ff aku mengecewakan dan menjijikkan, coba kirim ff buatan kamu sebagai contoh ff yang baik buat aku, biar aku bisa belajar.

Dan untuk teman-temanku disini, ai lop yu pul daaah. Makasih dukungannya~ Ketika saya mendapat bash gaje trus ada temen yang mendukung kayak kalian, disitu kadang saya merasa terharu XD HAHAG. Keep ripiu ya ma bro. Aku do'ain deh yang review ff aku, nanti bisa terbang ke korea trus ga turun-turun XD Maap maap.

Oke, pertanyaan selanjutnya:

Apa tindakan pertama yang kalian lakukan ketika mendengar kabar jika bias kalian menikah?

Kenapa saya bertanya seperti itu? Soalnya ada temen saya yang suka Leeteuk, dia malah pengen banget liat Leeteuk nikah ato deket sama cewek laen.

Jawaban saya:

NGAMBIL SILET! Trus ke dapur buat motong bawang. Kan nangisnya jadi lebih syahdu~ Ahh, kalian berpikiran buruk pasti XD

Segitu aja ^^

Big Thanks to:

springboynyet, Oh Juna98, rikha-chan, psw7, hanhyewon357, luluyaa, ruixi1, Guest 1, Guest 2, luhannieka, khalidasalsa42, niasw3ty, jdcchan, himekaruLI, chenma, 3678fans - EXO, gg, fifioluluge, Im Wura Akira, N-E-Skyu, Oh Lu-Yan, egatoti, MeriskaLu, xslbc'cdtks, hunhanoids, WulanLulu, Meilisa bae, Fangirl lu han, Sa Sa meilisa, Xi Hye Ra.