Hari Rabu yang indah di pagi hari itu terasa begitu menyejukkan. Matahari bersinar cerah, angin musim semi yang hangat berhembus dengan lembutnya, bunga-bunga dan pepohonan turut mewarnai hari itu. Di hari Rabu ini pula, seharusnya Byun Baekhyun –yang notebene-nya adalah seorang mahasiswa tingkat tiga– duduk di kelasnya, menjalani kehidupannya sebagai mahasiswa di Kyunghee University.
Well, seharusnya.
Baekhyun menggigit bibir bawahnya ketika menatap pantulan dirinya di cermin full-body. Pria pendek itu terlihat gelisah. Ia merasa ada yang salah dengan penampilannya, tapi tidak tahu apa itu. Ia kemudian berbalik dan menatap Luhan yang sedang memainkan ponselnya.
"Hyung," panggil Baekhyun. Luhan berdehem tanpa mengalihkan pandangannya dari game di ponselnya. "Apakah pakaian ini membuatku terlihat gemuk?"
"Tidak."
Baekhyun mengerucutkan bibirnya. "Kau bahkan tidak melihatku."
Luhan menatap Baekhyun jengkel. "Aku sudah melihatnya puluhan kali, Byun Baek!"
"Oh, ayolah. Katakan sekali, apa aku terlihat gemuk dengan pakaian ini?" Baekhyun merajuk.
"Kalau kukatakan kau terlihat gemuk, apa kau akan berhenti mengoceh?"
"Hyung!" Baekhyun protes.
"Kalau begitu, berhenti bertanya. Kau terlihat fantastis, percaya padaku. Aku sudah melihat penampilanmu berkali-kali dan pikiranku masih tetap sama. Kau akan baik-baik saja." ujar Luhan santai.
Satu detik. Dua detik. Tiga detik.
"Jadi," Baekhyun menggigit bibir bawahnya sekali lagi, "Pakaian ini tidak membuatku kelihatan gemuk?"
Hening.
Luhan menghela napas kasar.
Dia ingin membanting ponselnya. Serius.
Dengan senyuman yang terlihat mengerikan, Luhan berkata, "Kau tidak terlihat gemuk dengan tuxedo itu, Byun Baekhyun."
Satu detik. Dua detik. Tiga detik.
"Kau yakin?"
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRGGGGRHHHHH!" Luhan menjerit histeris bercampur frustasi bertabur kekesalan.
Hari Rabu yang indah di pagi hari itu terasa begitu menyejukkan dan agak berisik. Dan alasan kenapa Baekhyun tidak duduk di kelasnya pagi ini adalah karena ia akan menikah dengan kekasih tiang listriknya –Park Chanyeol. *Author tiup terompet dan nebar kembang di jalanan*
.
.
.
###
THE QUEEN BEE
Extra Story – The Vow
by Pupuputri
Main Casts : Byun Baekhyun & Park Chanyeol
Support Casts : Xi Luhan, Oh Sehun, Wu Kris, Huang Zitao, Do Kyungsoo, Kim Jongdae, Kim Jongin
Genre : Romance, Comedy, Fluff
Rate : M
Warning : Yaoi, Shounen-ai, Boys Love, Boy x Boy
Note: Uh..surprise? Apa satu chapter disebut sequel juga? Sebut aja cerita ekstra ya. Karena terenyuh dengan review kalian yang positif, so untuk reviewers yang pengen liat ChanBaek nikah, saya kabulkan. Dan untuk pasangan lain yang belum dijodohin, saya jodohin sekarang *halah*. Daaaan~ dimana ada yang nikah, disitu ada yang ence, YIPIKAYEAY! Tapi saya gak edit bagian NC, jadi maafkan bila ada typo. Yuk ah, langsung dibaca aja. Happy reading~
###
.
.
.
"Baek, ayolah! Jangan membuatku frustasi, oke?!" Luhan menggeram saking kesalnya.
"Kau yakin aku tidak terlihat aneh? Rasanya riasan wajah ini berlebihan sekali."
"Itu baik-baik sa–berhenti merusak riasanmu, bodoh!" Luhan segera menarik tangan Baekhyun yang hendak menyentuh riasan wajahnya. Pria bermata rusa itu memegang bahu Baekhyun, membuatnya menatapnya. "Dengar, proses ini tidak akan memakan waktu lama. Kau akan berjalan di altar, tersenyum manis, mengucapkan janji, dan mencium pasanganmu. Bing-bang-boom, selesai!"
Baekhyun menaikkan sebelah alisnya. "Seperti kau mem-bing-bang-boom pipa bocor di apartemenmu?"
"Ya, seperti itu."
Wajah Baekhyun langsung pucat. "Astaga, pernikahanku akan hancur!"
Luhan menatap datar Baekhyun yang malah terlihat semakin panik karena perumpaannya.
"Hey, ini tidak terlalu buruk, kau tahu? Tukang pipanya saja bilang aku tidak terlalu buruk." bela Luhan. Well, niatnya sih menenangkan Baekhyun yang gugup, tapi yang ada, pria pendek itu semakin gugup. Tentu saja Baekhyun akan semakin gugup. Luhan tidak memperbaiki pipa bocor di apartemennya, tapi malah memperburuknya. Dan tukang pipa itu pasti bolot –menurut Baekhyun.
Tiba-tiba saja, pintu ruang tunggu Baekhyun dibuka dari luar. Seorang pria berambut pirang dengan tinggi di atas rata-rata muncul di ambang pintu. Ia tersenyum menatap Baekhyun yang kelihatan terkejut. "Hey, bagaimana kabarnya blushing groom ini?"
"Yifan!" seru Baekhyun. Ia segera berlari dan memeluk sahabatnya itu. Kris memeluknya sama erat. "Ya Tuhan, aku senang kau datang~" ucap Baekhyun seraya melepaskan pelukannya.
Kris tersenyum, kemudian mengacak surai coklat Baekhyun gemas. "Tentu saja aku akan datang. Sahabat kecilku akan menikah, mana mungkin aku tidak datang."
Baekhyun tersenyum lebar karenanya. Rasanya ia terharu mendengarnya.
"Oh, akhirnya pertolongan datang juga!" seru Luhan berlebihan. "Terima kasih kau mau datang, Kris. Tolong katakan pada pengantin pria gila ini bahwa ia tidak perlu gugup karena kalau sampai sekali lagi dia bertanya tentang pakaiannya, aku bersumpah akan–"
"Tentu, Hyung. Aku akan melakukannya. Kau bisa beristirahat sekarang." Kris menyela cepat sebelum pria cantik itu meledak.
Luhan tersenyum manis. "Kau yang terbaik, Kris. Well, tentu saja setelah Sehun." Baekhyun memutar bola matanya malas, sedang Kris terkekeh mendengarnya. Luhan menoleh pada Baekhyun sebelum ia keluar dari ruangan itu. "Jangan rusak riasan wajahmu, arasseo?!"
"Ck, arasseo. Pergi sana!" Baekhyun mengusir Luhan. Tapi pria bermata rusa itu kelihatan senang diusir karena kepalanya bisa berhenti berdenyut sekarang.
BLAM.
"Dia seharusnya membuatku merasa tidak gugup, bukannya memberikan tugasnya pada orang lain. Dasar sepupu menyebalkan!" cibir Baekhyun begitu Luhan keluar dari ruangan itu.
Kris terkekeh. "Kenapa? Kau tidak suka aku yang menenangkanmu?"
Baekhyun mengerucutkan bibirnya. "Kau ini bicara apa sih?" Pria pendek itu memeluk Kris sekali lagi –lebih erat kali ini. "Aku justru lebih senang jika kau yang menenangkanku."
Kris membalas pelukan Baekhyun seraya tersenyum manis. "Kuanggap aku sedang beruntung karena Chanyeol sedang berada di ruangan lain. Aku yakin dia akan memukulku kalau melihat kita berpelukan seperti ini."
Baekhyun terkekeh karena ucapan teman sejak kecilnya itu. "Ya, anggap saja kau memang sedang beruntung, Tuan Wu." Baekhyun melepaskan pelukan mereka dan menggenggam tangan Kris tanpa melepaskan senyumannya. "Terima kasih sudah mau datang, Yifan-ah. Rasa gugupku rasanya sudah berkurang banyak karenamu."
"Wow~ lihat itu! Aku bahkan belum melakukan apapun dan rasa gugupmu sudah berkurang. Astaga, aku memang hebat~"
Baekhyun menaikkan sebelah alisnya. "Astaga, sejak kapan kau jadi narsis seperti ini?" Kris hanya mengedikkan bahunya cuek meresponnya. "Oh ya, kau datang sendiri?"
"Tidak," Kris tersenyum penuh arti, kemudian menunjukkan cincin yang melingkar di jari manisnya, "Aku datang bersama tunanganku~"
Mata Baekhyun langsung bersinar detik itu juga. "Sungguh?! Yak! Kenapa kau baru memberitahuku? Ngomong-ngomong, siapa namanya? Bagaimana orangnya? Dimana dia sekarang?"
"Hey, tenanglah! Aku tidak bisa menjawab semua pertanyaanmu dalam satu tarikan napas, oke?" Kris menenangkan pria mungil itu terlebih dahulu. Baekhyun mengangguk patuh meski bahasa tubuhnya mengatakan bahwa ia sudah sangat tidak sabar mendengar cerita Kris. Pria berambut pirang itu menghela napasnya terlebih dahulu, kemudian berkata, "Kau mengenalnya kok. Huang Zitao, kau ingat? Dialah tunanganku. Kami bertunangan seminggu yang lalu."
"Zitao? Kau serius?" Kris mengangguk pasti dan itu berhasil membuat Baekhyun memekik kegirangan. "Astaga, Yifan! Aku turut senang mendengarnya! Selamat ya~"
"Terima kasih, Baek." Kris mengusap surai Baekhyun lembut seraya tersenyum. "Oh ya, ngomong-ngomong, Tao sedang berada di ruangan Chanyeol. Kudengar dia juga sama gugupnya denganmu, jadi kusuruh dia untuk menenangkan Chanyeol." tutur Kris. Mendadak jantung Baekhyun berdegup kencang lagi. Ia mulai merasa gugup lagi. Kris yang menyadari itu, terlihat agak khawatir. "Kau baik-baik saja?"
Baekhyun menelan ludahnya susah payah. "Uh..sepertinya aku gugup lagi."
Kris tersenyum lembut, kemudian menarik dagu Baekhyun agar pria pendek itu menatapnya. "Bukankah seharusnya kau merasa bahagia sekarang? Kau dan Chanyeol akhirnya bisa bersama selamanya dalam ikatan suci. Ini adalah momen yang kalian tunggu-tunggu, bukan?"
"Well, aku memang senang, tapi–"
"Kau akan baik-baik saja." Kris memotong keraguan Baekhyun. Pria tinggi itu mengusap pipi putih Baekhyun dengan senyuman tulus di bibirnya. "Aku janji."
Baekhyun sempat tertegun mendengarnya, tapi tak bisa ia elak bahwa ucapan Kris berhasil membuatnya lebih tenang. Pernikahan ini seolah membuatnya sesak napas karena jantungnya tak mau berpacu normal. Mengingat ia akan mengikat janji suci bersama Chanyeol di altar nanti justru menghantuinya dengan berbagai pikiran buruk. Seperti bagaimana jika seandainya ia tersandung saat berjalan di altar? Bagaimana jika ia terlihat jelek di mata Chanyeol meski sudah berdandan seperti ini? Bagaimana jika ia tiba-tiba blank saking gugupnya saat mengucapkan janji suci? Itu pasti akan sangat memalukan dan Baekhyun bukan tipe orang yang mudah melupakan kenangan memalukannya. Namun semua keraguan dan kegugupannya justru menguap karena kehadiran dan ucapan Kris –sahabatnya. Dan Kris memang benar. Seharusnya Baekhyun bahagia hari ini. Ya, bahagia. Karena satu jam dari sekarang, ia akan mewujudkan salah satu impiannya, yaitu hidup bahagia bersama Chanyeol dalam ikatan janji suci.
"Terima kasih, Yifan-ah.." ucap Baekhyun seraya tersenyum manis.
Kris menghapus butiran bening yang mengalir di pipi Baekhyun. "Kau harus bahagia, oke?"
Baekhyun mengangguk mantap. "Aku pasti akan bahagia."
.
.
Chanyeol berbalik menatap Kyungsoo dan Tao dengan mata yang menyiratkan kepanikan yang luar biasa. "Apa aku terlihat sangat gugup saat ini?"
Kyungsoo menghela napasnya kasar. Mata beloknya itu menampakkan kejenuhan yang luar biasa karena pertanyaan itu tak berhenti keluar dari mulut Chanyeol semenjak waktu menunjukkan bahwa pernikahannya akan segera dilaksanakan.
"Sudah berapa lama dia seperti ini?" tanya Tao pada Kyungsoo.
"Semenjak sejam yang lalu. Sehun bahkan sudah tidak tahan dan memilih untuk pergi keluar sebentar, meski aku tidak terlalu yakin dia akan kembali kesini." sahut Kyungsoo tanpa melepaskan tatapan jenuhnya.
"Wow," Tao takjub, "Aku tidak tahu pernikahan bisa semengerikan ini."
Kyungsoo menghela napas kembali, kemudian bangkit dari duduknya. "Tenanglah, Chanyeol. Ini bukan eksekusi mati, kau justru akan menikah. Kau seharusnya bahagia."
Tao mengangguk setuju. "Kyungsoo benar, Chanyeol. Aku yakin semuanya akan baik-baik saja," Tao mendekati Chanyeol, kemudian tersenyum padanya, "Kau hanya perlu menarik napas panjang sebanyak tiga kali dan pikirkan Baekhyun seorang."
Chanyeol menghela napas panjang tiga kali –seperti kata Tao, kemudian balas tersenyum pada pria bermata panda itu. "Terima kasih, teman-teman."
Tao dan Kyungsoo tersenyum senang melihatnya. Sepertinya pria jangkung ini sudah mulai tenang. Well, sama seperti Baekhyun, Chanyeol juga sama gugupnya dengan pernikahan ini. Pasalnya, keduanya tidak menyangka akan menikah di usia yang cukup muda –dua puluh dua tahun. Semuanya berawal dari kepergokannya dalam acara..ekhem..bercintanya dengan Baekhyun. Ya, dua bulan yang lalu adalah yang ketiga kalinya ia kepergok sedang bercinta dengan pria mungil itu. Oleh siapa? Yang pertama, oleh orangtua Baekhyun. Waktu itu, Tuan Byun mengancam mereka akan segera menikahkan mereka, tapi mengingat mereka masih SMA, jadi Tuan Byun menarik kembali ucapannya. Yang kedua, oleh Nyonya Byun dan Nyonya Park. Chanyeol dan Baekhyun ingat benar betapa malu dan canggungnya mereka saat diinterogasi oleh kedua wanita paruh baya itu yang tersenyum aneh pada mereka. Yang terakhir, mereka kepergok oleh orangtua mereka. Ya, orangtua Baekhyun dan orangtua Chanyeol –lengkap. Dan yang terakhir itu benar-benar parah dan memalukan. Mereka hampir saja melakukannya di ruang keluarga kediaman Byun jika saja empat orang dewasa itu tidak datang. Chanyeol dan Baekhyun ingat jelas peristiwanya. Chanyeol dalam posisi hendak melepaskan celana Baekhyun. Dan entah kenapa, di mata Tuan Byun dan Tuan Park, itu terlihat seperti Baekhyun hendak diperkosa oleh Chanyeol. Well, salahkan saja Park Chanyeol dan hasratnya.
Maka dari itu, mereka berdua disidang(?) oleh kedua orangtua mereka untuk membicarakan hubungan mereka lebih lanjut. Hal ini juga dilakukan untuk menghindari pembicaraan tidak enak dari teman-teman dan keluarga mereka. Meskipun Baekhyun dan Chanyeol itu sama-sama pria (Baekhyun tidak memiliki rahim), tapi itu tidak menutup kemungkinan mereka keluar dari perbincangan orang-orang. Karenanya, empat orang dewasa itu ingin mengetahui pendapat anak-anaknya jika mereka melanjutkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan. Meskipun ini mendadak, tapi baik itu Chanyeol ataupun Baekhyun, mereka tidak keberatan sama sekali. Justru mereka juga berniat untuk menikah suatu saat nanti, meski rencananya akan diadakan setelah mereka lulus kuliah atau mendapatkan pekerjaan. Tapi Chanyeol dan Baekhyun tidak menyesalinya. Justru mereka sangat senang bisa menikah dengan orang yang mereka cintai. Dan dengan persiapan yang serba cepat, mereka akhirnya bisa menikah hari ini. Begitulah singkat ceritanya.
Klasik.
"Oke, satu pertanyaan terakhir." ucap Chanyeol, membuat Kyungsoo dan Tao menautkan alisnya. Chanyeol menghembuskan napas terlebih dahulu, kemudian bicara, "Bagaimana penampilanku?"
"Kau terlihat tampan." jawab Kyungsoo.
"Ya, sangat manly dengan tuxedo itu." Tao menimpali.
Chanyeol tersenyum senang. "Riasan wajahku bagaimana? Tidak aneh'kan? Atau terlalu berlebihan?"
Tao dan Kyungsoo menatap datar Chanyeol. Well, sepertinya ini akan menjadi hari yang panjang.
.
.
Pernikahan itupun akhirnya berlangsung dengan khidmat. Tentu saja awalnya Chanyeol dan Baekhyun gugup setengah mati di detik-detik mereka berada di altar, tapi untungnya semuanya berjalan lancar. Well, hampir semuanya. Chanyeol sebenarnya bermaksud memasang pose gagah nan tampan ketika Baekhyun berjalan ke arahnya, tapi yang ada, pria tinggi itu malah melongo melihat penampilan pria mungil itu. Sempurna, hanya satu kata itu yang mendeskripsikan pria mungil di hadapannya. Saking terpesonanya Chanyeol pada pengantin mungil itu, pria tinggi itu tidak sadar bahwa Baekhyun dan Tuan Byun sudah berada di hadapannya. Kalian harus melihat bagaimana pria tinggi itu salah tingkah sekaligus malu ketika Tuan Byun menyuruhnya untuk memperbaiki ekspresi wajahnya dan menerima tangan Baekhyun. Memalukan memang, tapi tidak apa. Menurut Baekhyun itu lucu.
Setelah mengikat janji suci di hadapan Tuhan dan orang-orang dalam gereja itu, Chanyeol dan Baekhyun tersenyum satu sama lain seraya memasangkan cincin di jari manis satu sama lain, kemudian diakhiri dengan sebuah kecupan di bibir. Semua orang yang berada di dalam gereja tersebut bertepuk tangan ketika pendeta mengumumkan bahwa Chanyeol dan Baekhyun resmi sebagai suami-istri. Nyonya Byun dan Nyonya Park bahkan menangis bahagia. Tuan Byun juga mengeluarkan airmatanya, tapi ia mengelak ketika ketahuan oleh istrinya. Tidak hanya kedua orangtua ChanBaek, Kris-pun ikut menangis saking terharunya. Ia berharap setelah ini Baekhyun akan bahagia selamanya bersama Chanyeol.
"Jadi, kapan kalian akan menyusulku?" tanya Baekhyun pada teman-temannya. Is sedang menikmati pesta pernikahan dengan mengobrol bersama teman-temannya sambil menikmati jamuan yang disediakan. Ngomong-ngomong, pertanyaan Baekhyun tadi membuat Kris, Tao, Luhan, Sehun, Jongin, Jongdae, dan Kyungsoo mengernyitkan dahi mereka.
"Siapa yang kau maksud? Kris dan Tao?" tanya Luhan.
"Maksudku kalian," Baekhyun menunjuk Luhan, Sehun, Jongin, Jongdae, dan Kyungsoo. "Yifan jelas akan segera menikah. Tapi kalian kapan?"
"Entahlah." Luhan mengedikkan bahunya, kemudian menoleh pada Sehun yang mati gaya di sebelahnya. "Kapan kau akan melamarku, Sehun?"
"Uhuuk! Uhukk!" Sehun tersedar punch yang ia minum, membuat ChanBaek, KrisTao, Jongin, Jongdae, dan Kyungsoo tertawa. Pria albino merona parah dan itu pertama kalinya ia terlihat sangat gugup. Matanya bergerak gelisah, berusaha mencari topik pembicaraan yang lain. Dan ia menemukannya, tepat di meja makanan. "Oh, cupcake!" serunya seraya ngacir. Teman-temannya tentu saja geli melihat kesalahtingkahan Sehun yang jarang-jarang terlihat itu. Sedangkan Luhan hanya menyesap punch-nya santai dengan senyuman penuh arti.
"Apa dia selalu seperti itu?" tanya Chanyeol pada Luhan.
"Ya. Anyway, dia akan melamarku setelah ia lulus nanti."
Kerutan di dahi menjadi respon atas ucapan Luhan.
"Hyung tahu dari mana?" tanya Baekhyun penasaran.
Luhan tersenyum penuh kemenangan. "Apa sih yang tidak kutahu tentang kekasihku?"
"Lalu, kenapa kau bertanya padanya tadi?" Baekhyun jadi bingung sendiri.
Luhan menyeringai. "Karena itu menyenangkan~"
Oh, klasik Luhan. Tidak terlalu mengejutkan.
Baekhyun beralih menatap Jongdae, Jongin, dan Kyungsoo. "Lalu, kalian bagaimana?"
"Aku tentu saja akan tetap setia menjadi penggemarmu~" ujar Jongin.
"Aku juga!" seru Jongdae.
Baekhyun menaikkan sebelah alisnya. Mata Baekhyun kini menatap Kyungsoo, memicing curiga. "Jangan bilang kalian masih berteman?"
Dan Kyungsoo diam. Pria bermata belok itu malah menunduk seraya menggigit bibir bawahnya. Baekhyun memutar bola matanya jengah –teramat. Dugaan Baekhyun sepertinya benar. Ia menatap Kyungsoo dengan tatapan tidak percaya.
"Aku tidak percaya kau masih belum ada peningkatan sedikitpun!" seru Baekhyun. Ia mulai jengah dengan sifat Kyungsoo yang terlalu pemalu di hadapan Jongin. Oh ayolah, ini sudah berapa tahun semenjak pria bermata besar itu memendam perasaannya? Mereka bahkan sudah menjadi mahasiswa dan Kyungsoo masih berteman dengan Jongin? Tidak bisa dipercaya.
"Ada apa?" Jongin bertanya karena penasaran.
"Kyungsoo mencintaimu." Baekhyun main tembak saking jengkelnya. Itu berhasil membuat Kyungsoo panik. Chanyeol, Luhan, dan KrisTao menganga. Jongin terkejut. Sedangkan Jongdae menatap Jongin dengan tatapan 'apa kubilang?'.
"I–itu tidak benar, Jongin!" Kyungsoo teramat panik. Wajahnya sangat merah sekarang, terlihat jelas ia berbohong saat ini.
"See? Sudah kubilang dia punya perasaan khusus padamu!" seru Jongdae. Well, pria berwajah kotak itu pernah mengatakan pada Jongin beberapa kali bahwa gelagat Kyungsoo sangat aneh. Pria bermata belok itu sepertinya memiliki perasaan khusus pada Jongin, tapi pria berkulit tan itu tidak percaya –sampai saat ini. Terima kasih untuk Baekhyun yang sudah main tembak tadi.
Jongin menatap Kyungsoo dengan tatapan tidak percaya. "Jadi, itu benar?"
"A–aku..aku..uh..itu.." Kyungsoo terbata saking paniknya. Ia sungguh tidak tahu harus berkata apa dan tatapan teman-temannya sungguh tidak membantu. "A–aku tidak–"
"Kita perlu bicara." ucap Jongin seraya menarik tangan Kyungsoo. Pria bermata belok itu meronta, ia benar-benar panik sekarang. Tapi ChanBaek, KrisTao, Luhan, dan Jongdae hanya melambaikan tangan mereka seraya menggumamkan 'semoga beruntung' pada JongSoo –hanya pada Kyungsoo tepatnya. Well, sepertinya mereka harus meluruskan sesuatu, jadi kita biarkan saja dulu JongSoo berduaan.
Baekhyun beralih menatap Jongdae. "Kau sendiri bagaimana? Sudah memiliki pasangan?"
Jongdae mengedikkan bahunya cuek. "Aku masih setia padamu~"
Baekhyun menatap Jongdae datar, sedangkan KrisTao, Luhan, dan Chanyeol menggeleng-gelengkan kepala mereka. Baekhyun benar-benar bingung sampai kapan duo Kim Jong ini berhenti menjadi penggemarnya. Mereka bahkan terlihat seperti pemuja daripada penggemar. Ini sudah tiga tahun semenjak mereka lulus SMA, tapi duo Kim Jong masih setia pada Queen Bee. Gosh.
"Oh ya, aku sudah mempersiapkan lagu untuk pernikahan kalian. Ayo ke lantai dansa!" seru Jongdae seraya berjalan ke panggung.
"Aku akan mencari Sehun dulu. Kalian duluan saja." ucap Luhan. ChanBaek dan KrisTao mengangguk. Dua pasangan itupun berjalan menuju lantai dansa.
"Hai, semuanya~" sapa Jongdae ketika ia sudah memegang mikrofon di atas panggung. Sontak beberapa pasang mata menoleh ke arah pria berwajah kotak itu. "Namaku Kim Jongdae dan aku berdiri disini untuk memberikan hadiah pernikahan spesial untuk orang yang kukagumi Que–maksudku Byun Baekhyun." Jongdae terkekeh setelah memperbaiki kalimatnya. Well, ia masih belum terbiasa memanggil Baekhyun begitu. Pria bermata sipit itu memaksa duo Kim Jong untuk memanggilnya 'Baekhyun' dan berhenti memanggilnya 'Queen Bee'.
Jongdae menatap ChanBaek. "Untuk Baekhyun, tetaplah menjadi pria yang kukagumi. Ngomong-ngomong, Park Chanyeol benar-benar beruntung menjadi pendamping hidupmu. Aku iri, sungguh." Orang-orang yang mendengarnya tertawa mendengar penuturan Jongdae yang jujur. "Aku akan menyanyikan sebuah lagu. Jika kalian tidak keberatan, menarilah selama aku bernyanyi. Enjoy~"
ChanBaek, KrisTao, dan beberapa tamu mulai memenuhi lantai dansa. Alunan pianopun mengalun perlahan setelah Jongdae menganggukkan kepalanya pada si pianis. Setelahnya, suara merdu Jongdae melantunkan lagu 'A Thousand Years'.
"Aku mencintaimu, Baekkie~" ucap Chanyeol di antara acara berdansanya.
Baekhyun tersenyum. "Kau sudah mengatakan itu, Yeol."
"Ya, tapi rasanya masih belum cukup. Aku sangat mencintaimu dan kupikir aku akan lebih sering mengatakannya mulai sekarang."
Baekhyun terkekeh. Pipi pria bermata sipit itu merona perlahan. Iapun berkata, "Aku juga mencintaimu, Park Chanyeol."
Untuk beberapa momen selanjutnya, hanya ada Chanyeol dan Baekhyun saling menatap mata satu sama lain. Menikmati rasa cinta dalam manik coklat itu tanpa menghentikan dansa mereka di hari sempurna itu –hari pernikahan mereka.
.
.
Baekhyun tersentak ketika sepasang tangan kokoh merengkuh pinggangnya, membawanya ke pelukan si pemilik tangan tersebut. Itu Chanyeol –'suami'nya, tentu saja. Ia tersenyum tampan pada Baekhyun sehingga si mungil itu merona. Mereka sudah berada di apartemen baru mereka, dimana mereka akan menjalin rumah tangga mereka disana. Astaga, Baekhyun bahkan tidak percaya mulai hari ini, esok, dan seterusnya, dia akan tinggal di bawah atap yang sama dengan pria yang beberapa jam yang lalu ia nikahi. Entah kenapa, atmosfernya terasa berbeda. Padahal mereka pernah berduaan di dalam kamar Baekhyun atau Chanyeol, tapi berdua saja di apartemen yang luas ini membuat Baekhyun sangat gugup. Apakah karena ini adalah malam pertama mereka sebagai pengantin baru? Well, bisa jadi.
"Baek.." bisik Chanyeol di telinga Baekhyun, menghasilkan getaran aneh di diri Baekhyun. Pria mungil itu suka sekali pada suara Chanyeol yang berat, apalagi ketika suara itu menyuarakan namanya –tepat di telinganya.
"Hn.." Baekhyun menjawab dengan deheman lirih.
Chanyeol mencium perpotongan leher Baekhyun, membuat pria mungil itu merinding. Kecupan Chanyeol begitu sensual sampai Baekhyun merasa ada aliran listrik yang Chanyeol hantarkan ke seluruh tubuh mungilnya. Baekhyun menutup matanya tatkala lidah Chanyeol menari di lehernya. Tak hanya itu, napas hangat Chanyeol yang menerpa leher jenjang Baekhyun berhasil membuat si mungil menahan napasnya. Dan yang bisa Baekhyun lakukan agar tubuhnya tidak ambruk seketika adalah berpegangan pada tangan kekar Chanyeol yang masih setia melingkari pinggangnya.
"Ahnn..nghh.." Baekhyun mendesah ketika tangan kiri Chanyeol meremas penisnya yang masih terbungkus celana. Ia mengelusnya, mengurutnya, dan meremasnya perlahan. Baekhyun merasakan pipinya memanas membayangkan betapa lincahnya tangan Chanyeol memanjakan penisnya yang kini mulai mengembung. Astaga, Chanyeol benar-benar berhasil membuat kaki Baekhyun lemas. Chanyeol sendiri sebenarnya sudah mengeras di bawah sana semenjak Baekhyun mendesah. Posisinya yang masih memeluk Baekhyun dari belakang, membuat penis Chanyeol bergesekkan dengan bokong sintal Baekhyun. Dan Baekhyun merasakannya. Bagaimana penis besar itu bergerak naik turun, seolah ingin dipertemukan dengan anusnya yang sudah berkedut.
"Ermmhh..Yeollhh..lepass.."
Dan atas perintah Baekhyun, Chanyeol membalikkan tubuh mungil itu. Tangan Chanyeol dengan cekatan melepaskan satu persatu kain pada tubuh Baekhyun, begitupun Baekhyun yang melakukan hal yang sama pada tuxedo Chanyeol. Lalu selagi melepas pakaian satu sama lain, Chanyeol memanfaatkan waktu dengan mencumbu bibir ranum Baekhyun dengan gerakan yang begitu sensual. Baekhyun-pun membalasnya, merasakan betapa manisnya bibir Chanyeol yang selalu membuatnya kecanduan. Saling mengecup dan melumat. Lidah merekapun tak berdiam diri. Mereka mulai 'bertarung', tepatnya di dalam rongga mulut Baekhyun. Baekhyun tak peduli dengan air liur yang mengaliri dagunya ketika perang lidah itu berlangsung. Yang ada di pikirannya saat ini adalah kenikmatan yang menerjang tubuhnya tanpa henti. Kenikmatan yang membuat jantungnya berpacu cepat dengan darah yang berdesir sama cepatnya.
BRUK! –Chanyeol mendorong tubuhnya dan tubuh Baekhyun ke ranjang mereka tanpa melepaskan ciuman panas itu.
"N–nyaahh~ Chan–enghh.." Baekhyun mengelinjang geli ketika lidah Chanyeol menyapu dada kirinya. Pria mungil itu terus menekan kepala Chanyeol untuk memanjakan dadanya lebih dalam. Dan Chanyeol mengerti. Maka, iapun mengemut nipple Baekhyun yang mengeras, sedikit menggigitnya, dan melelehkan beberapa tetes air liur dari lidahnya itu. Tangannya yang terbebas melakukan tugas yang berbeda, yakni meremas adik Baekhyun dan memilin dada kanannya –yang menganggur. Chanyeol kembali mengurut penis Baekhyun yang mengacung tegak. Ia merasakan cairan pre-cum sudah keluar di ujung penis itu. Dan dengan sengaja, Chanyeol menusuk-nusukkan jari telunjuknya disana sampai di empuk penik mendesah hebat.
"Yeolliehh..ahh..oohhh..teruss..nghhh.."
Chanyeol semakin bersemangat tentu saja. Bibirnya kemudian memanjakan dada kanan Baekhyun. Ia melakukan hal yang sama dengan yang ia lakukan pada dada diri Baekhyun. Well, Chanyeol sengaja memanjakannya cukup lama selagi menunggu Baekhyun memintanya memasukinya. Dan lagi, Chanyeol ingin malam pertamanya dengan Baekhyun sebagai pengantin baru menjadi kenangan yang indah. Jadi, ia ingin semuanya berjalan begitu perlahan.
"Chan–aahh..lebih cepaatthh..aanghh.."
Chanyeol tersenyum nakal. "Tenanglah, Baekkie-ya. Aku ingin kau mengingat semua sentuhanku, jadi kita fore-play dulu, oke?"
Baekhyun mengerucutkan bibirnya sebagai aksi protes. Padahal ia ingin langsung ke permainan inti, tapi 'suami'nya ini berpikiran lain.
"Ada apa, hm? Tidak suka permainanku?" tanya Chanyeol (sok) polos.
"Aishh..kocok lebih ce–nyaaahh~"
Chanyeol tersenyum puas melihat Baekhyun mendesah hebat ketika tiba-tiba ia mempercepat kocokannya di penis Baekhyun.
"Ahh..ooh..Chan..yeolhhh..kau–ahhh–menyebalkanhh!"
Chanyeol terkekeh melihat Baekhyun protes sambil mendesah. Itu lucu menurutnya. Pria tinggi itupun membawa Baekhyun ke ciuman yang dalam nan bergairah tanpa menghentikan gerakan tangannya di penis Baekhyun. Dan tak lama setelah Baekhyun mendapatkan klimaksnya, pria mungil itu memutar posisi mereka dengan sekuat tenaga.
"Giliranku~" ucap Baekhyun. Chanyeol sempat terkejut, tapi kemudian ia mendesah tatkala mulut Baekhyun bermain di area kejantanannya. Ia menjilat penis Chanyeol sambil sesekali mengocoknya.
"Ahh..Baekh..ini nikmat–oohh.." Chanyeol mendesis. Entah kenapa, permainan Baekhyun berhasil membuat persendiannya melemas. Baekhyun tersenyum bangga di bawah sana. Ia semakin gencar memanjakan penis besar Chanyeol. Ketika Chanyeol merasakan penisnya hampir mencapai klimaks, ia segera menariknya dari mulut Baekhyun. Si mungil kelihatan kebingungan, tapi ia tidak punya waktu untuk itu karena Chanyeol kini memutar posisi mereka kembali sehingga ia kini berada di bawah Chanyeol.
"Aku ingin keluar di dalam lubangmu, Baekkie~" ujar Chanyeol mesum –menjawab kebingungan Baekhyun. Dan itu sukses membuat Baekhyun–
"HIK!"
Yeah, cegukan.
Hal yang paling Baekhyun hindari dan Chanyeol ingin dengar ketika mereka sedang bercinta.
"Manisnya~ kau sedang gugup ya? Kenapa harus gugup, hm? Aku bahkan sering memasukkan penisku kesana."
Baekhyun mencubit perut Chanyeol keras karena ucapan mesumnya itu. Well, haruskah ia mengatakannya dengan keras? Baekhyun benar-benar malu dibuatnya. /Author: harus dong! Biar readers tahu!/ Baek: diem lo!/
"Ahaha~ arassaeo, arasseo, maafkan aku ya? Kemarilah, biar kuhilangkan cegukanmu." Chanyeol meraih dagu Baekhyun, kemudian mengecupnya lembut. Itu selalu berhasil menghentikan cegukan Baekhyun. Well, awalnya saja yang lembut karena lama kelamaan mereka terbawa suasana (lagi) dan ciuman itu berubah menjadi panas. Baekhyun dengan senang hati memperdalam ciuman tersebut dengan melingkarkan tangannya di leher Chanyeol dan Chanyeol akan menekan tengkuk Baekhyun agar ciuman mereka semakin intens. Untuk beberapa menit ke depan, hanya bunyi decakan dari bibir yang saling bercumbu yang terdengar di ruangan itu. Begitu Baekhyun merasakan paru-parunya butuh udara, ia memukul dada Chanyeol agar pria tinggi itu memberinya kesempatan untuk mengais udara terlebih dahulu. Well, Chanyeol memang mengizinkannya, tapi kemudian bibirnya berubah haluan menuju bagian bawah Baekhyun. Pria tinggi itu mengeluarkan lidahnya untuk kemudian masuk ke lubang anal Baekhyun.
"Nyaaah~ Yeolliehh..aahnn.." Baekhyun mendesah kembali. Lidah Chanyeol selalu bermain lihai di setiap bagian tubuh Baekhyun, bahkan di lubangnya yang sempit sekalipun. Chanyeol memutar lidahnya di dalam sana dan sesekali menusuk-nusuknya. Tangan Chanyeol kini memiliki tugas baru, yaitu meremas bokong sintal Baekhyun. "Errmhh..oohh..Chanyeollh–aahhh.."
Libido Chanyeol meningkat drastis. Ia suka sekali mendengar Baekhyun menyerukan namanya di tengah-tengah desahannya. Itu membuatnya semakin ingin menyetubuhinya.
"Yeolhh..ahhh..kumohonn..ngh.." Baekhyun bergerak gelisah karena ia sudah tidak tahan dengan fore-play ini. Ia ingin segera merasakan penis Chanyeol di dalam lubang anusnya. Jadi, ia menggigit bibir bawahnya sebentar, kemudian menatap Chanyeol di bawah sana. "Ku–kumohon..nghh..masukkan sekarang.." pintanya dengan wajah sayunya.
Chanyeol tersenyum senang. Well, selama ini ia selalu memasukkan penisnya ke lubang Baekhyun tanpa diminta. Tapi sekali lagi, ini adalah momen yang penting bagi mereka. Jadi, Chanyeol menginginkan hal yang sedikit berbeda. Dan melihat Baekhyun memohon padanya untuk disetubuhi –dengan wajah sayu pula, itu sangat menarik di mata Chanyeol. Pria tinggi itupun segera mengeluarkan lidahnya dari lubang Baekhyun, mengocok penisnya sebentar, kemudian memosisikannya di lubang yang sudah berkedut itu.
"Akhh!" Baekhyun memekik ketika Chanyeol memasukkan penis besarnya ke dalam lubang Baekhyun dalam satu hentakan. Rasanya sebenarnya masih sakit, tapi rasa sakit itu tidak akan bertahan lama.
"Kau siap?" tanya Chanyeol. Baekhyun tersenyum sebagai jawaban. Inilah yang Baekhyun sukai ketika sedang bercinta dengan Chanyeol (selain permainan lidahnya di lubang anusnya), yakni menanyakan kesiapan Baekhyun. Menurutnya itu sangat gentle.
"Ahhh..ahh..ooh.." Baekhyun mendesah saat Chanyeol memasuk-keluarkan penisnya di lubang Baekhyun. Badan mungilnyapun ikut terhentak-hentak karena pergerakan Chanyeol yang semakin lama semakin cepat. Baekhyun melingkarkan kakinya di pinggang Chanyeol untuk memudahkan persetubuhan itu.
"Ahh..Baek..eumhh..kau begitu nikmat..assh.." Chanyeol mempercepat gerakannya sehingga itu terkesan brutal. Baekhyun sendiri hanya merespon dengan mendesah. Merasa panas dengan desahan itu, Chanyeol menyumpal sumber desahan tersebut dengan bibirnya. Mereka kembali berciuman.
"Eunghh.." Baekhyun mendorong dada Chanyeol karena dadanya merasa sesak, namun– "Nnhh..ahh..Yeoliiehh~" Ia kembali mendesah ketika Chanyeol menjilati telinganya. Badan mungil itu sudah bermandikan peluh, sama seperti badan yang di atasnya. Yang membedakan adalah yang lebih mungil sudah mulai lemas, sedangkan yang lebih tinggi semakin brutal melakukan persetubuhan itu. Baekhyun hampir mendapatkan klimaksnya lagi, tapi Chanyeol sepertinya masih belum. Ia masih menghujam lubang Baekhyun, mencari prostatnya disana.
"Ahh..oohh..di–disanaahh..t–tusuk lagihh.."
Dan itu dia –prostat Baekhyun. Chanyeol terus menumbuk titik itu lagi dan lagi. Desahan Baekhyun semakin menggila ketika Chanyeol menusuk daging kenyal itu. Beberapa detik menumbuk titik itu, Chanyeol merasakan tubuh Baekhyun menegang, menandakan ia akan klimaks dalam hitungan tiga..dua..sat–
CROT! CROT! (?)
Baekhyun mengais udara sebanyak-banyak pasca ejakulasinya. Ia melihat spermanya membasahi perutnya dan dada Chanyeol. Astaga, itu sperma yang banyak. Mungkin karena efek fore-play yang terlalu lama. Salahkan saja si telinga lebar yang terlalu lama menggodanya sehingga Baekhyun harus memintanya memasuki inti seks mereka. Mengingat ia memohon disetubuhi Chanyeol, Baekhyun jadi malu sendiri. Well, itu memang yang pertama kalinya terjadi. Wajahnya jadi merah sekarang dan semakin memerah ketika Chanyeol tersenyum tampan padanya. Oh, tunggu dulu. Itu bukan senyum tampan, tapi–
"Baekkie-ya~"
Itu seringaian setan Chanyeol. Dan itu terlihat mesum juga jahat di saat yang bersamaan.
Baekhyun menelan ludahnya kasar.
"Ahhh..ooh..anghh.." Baekhyun kembali mendesah ketika Chanyeol tiba-tiba menggerakkan pinggulnya.
"Kau curang, Baekkie. Aku saja belum sampai, tapi–errmmhh..kau sudah keluar duluan."
"Oohh..selesaikan–ahh..dengan cepatthh, bodohh!"
Chanyeol menghentikan genjotannya. Ia menatap Baekhyun dengan seringaian andalannya dan itu membuat tenggorokan Baekhyun kering. Ia punya firasat buruk soal ini.
"Kita fore-play lagi saja, bagaimana?"
"APA?!" Baekhyun melotot, namun belum sempat ia protes, Chanyeol kembali menggerakan pinggulnya sehingga ia mendesah di bawah sana.
Chanyeol tertawa puas. "Kita fore-play lagi setelah aku klimaks, oke?"
"Sialan kau–aah..anghh..ermmhh.."
Ah, malam pertama yang benar-benar berkesan.
THE END (I mean it)
Jadi, ya..segitu aja. Cerita ini udah stuck selama sebulan lebih karena gak tahu harus ngetik apa lagi setelah ChanBaek NC. Moga kalian suka ya meski cuma sampe sini aja. BTW, ini bener-bener end sampe chap ekstra ini. Saya pengen fokus ke FF saya yang masih belum tamat. Yang belum puas, silakan bayangkan sendiri kelanjutannya sesuai dengan imajinasi masing-masing. Thanks for reading #bow
Review, please?