Yunie 'Otaku Bear'

.

.

.

.

.

Disclaimer : Mereka hanya milik Tuhan dan Cho hanya meminjam nama mereka

Cast : DBSK dan yang lain

Rate : M++

Genre : Romance, School Life, Little bit humor, hurt/comfort

Alur kadang cepet kadang lama dan yang pasti bakal banyak typos

Enjoy it ^o^

.

.

.

.

.

" Saranghae Yunie ah cepatlah kembali kepelukanku" Lirih Jaejoong kemudian membalikkan tubuhnya saat dia melihat Yunho sudah berada di depan gerbang, dia pun melangkah menjauh dari kerumunan

Sedangkan namja bermata musang yang sekarang sudah berdiri di depan gerbang kamp itu berhenti dan menoleh kearah kerumunan, dia akan mendengar suara tunangan kesayangannya itu tengah memanggil namanya.

Yunho menoleh kekanan dan kekiri, dia mencari sosok yang dicarinya sampai sang eomma mengerutkan keningnya karena Yunho berhenti begitu saja didepan gerbang kamp.

" Yunie ah, ada apa?" Tanya sang eomma

Yunho menggelengkan kepalanya, mungkin semua ini hanya khayalannya saja. Tidak mungkin Jaejoong ada disini. Jaejoong harusnya sudah duduk nyaman di dalam pesawat bukan? Sebenarnya Yunho sangat sedih karena Jaejoong tidak ada,

Baru saja Yunho akan berjalan kembali, dia melihat punggung namja yang sangat dia kenal. Yunho memfokuskan pandangannya.

" JOONGIIIEEE!"

DEG

Dia tidak mungkin salah, punggung itu adalah milik Jaejoong, Yunho sangat mengenal punggung itu. Apalagi sosok itu bersinar dimatanya. Sosok itu terhenti saat namanya dipanggil, dia mendadak gugup. Benar, namja yang dipanggil oleh Yunho itu adalah Jaejoong yang sudah hendak beranjak dari sana.

" JOOONNGGGIIIEEEEE!"

Sekali lagi Yunho memanggilnya, keluarga dan sahabat Yunho langsung saja menoleh kearah pandang Yunho dan tidak menemukan siapapun disana.

" TERIMA KASIH SUDAH DATANG! TUNGGU YUNIE NE! SARANGHAE!"

Perkataan Yunho membuat Jaejoong akhirnya menoleh, dia melihat Yunho tengah melambai – lambaikan tangannya dengan semangat diatas kepalanya.

" SARANGHAE!"

Jaejoong terkekeh, ternyata tidak mudah mengelabui Yunho. Jaejoong membuka kacamata hitam dan juga maskernya, dia tersenyum lembut pada Yunho. Semua yang mengantar Yunho tentu kaget dengan keberadaan Jaejoong disini tapi mereka juga senang karena Jaejoong datang untuk menemui Yunho yang sejak tadi terlihat tidak bersemangat.

" Cepatlah kembali! Saranghae nae Otaku!"

Yunho mengembangkan senyumnya, dia tidak ragu lagi untuk melangkah ke depan. Dia sudah mendapatkan semangatnya kembali atau belum?

TAP

TAP

TAP

CUP

Yunho berlari kearah Jaejoong dan menjadikan mereka pemeran utama sisana, Yunho mengecup bibir Jaejoong dan segera melepaskannya. Dia kemudian berlari dan melewati gerbang kamp begitu saja. Jaejoong menyentuh bibirnya yang barusan dicium oleh Yunho, rasanya hangat dan bisa membuat Jaejoong tersenyum, dia akan mengingat hari ini.

Dan...

Dia yakin akan bertemu kembali dengan kesayangannya itu dua tahun lagi, saling barbagi dan memulai untuk hidup bersama selamanya.

.

.

.

.

.

~ Epilog ~

.

.

.

.

.

Seorang namja tampak membolak – balikkan dokumen di depannya sesekali matanya menyipit untuk melihat angka – angka yang tidak masuk akal baginya.

" Mwoya? Kenapa dengan laporan ini? Ck..."

Namja itu berdecih kesal, setelah sang asisten memberikan laporan perusahaan yang ada di Korea namja itu menunjukkan rasa ketidaksukaannya pada salah satu cabang perusahaannya.

" Bukankah Yoochun sudah aku minta untuk mengawasi perusahaan itu? Ugh... Pasti dia kelolosan!"

Namja itu mengambil ponselnya yang tergeletak diatas meja dan menghubungi namja bernama Yoochun itu.

" Yeobosseo?"

" Ya Yoochun ah, aku sudah menerima laporanmu tentang perusahaan yang ada di Daegu. Bagaimana bisa kau lolos dalam hal ini?"

" Mianhae Jaejoong, aku terlalu sibuk mengurusi semua perusahaan yang diturunkan olehmu disini. Salahku juga menganggap remeh perusahaan itu, aku minta maaf dan akan memperbaiki semuanya"

" Ne, kau harus Yoochun ah. Jika tidak kita akan terlambat dan menutup perusahaan itu"

" Arraseo, bagaimana kabarmu hari ini?"

" Aku? Baik – baik saja"

" Maksudku hmm... Ah sudahlah, kau tahu ini sangat larut di Korea"

" Oh? Maaf disini siang dan aku lupa disana masih malam. Hmm.. Bagaimana Suie?"

" Suie? Dia tidur disampingku malam ini"

" Aigo.. Aku yakin tidak hanya tidur bukan?"

" Ck... Yah! Kau tahu sendiri bagaimana kelakuan bocah mesum itu? Hampir setiap hari dia menggodaku"

" Hmm... Kau tahu kan usia segitu hormonnya sedang tinggi?"

" Tidak harus setiap hari juga kan? Apalagi dia sedang... Ups... Sudah dulu Jaejoong ah, Suie terbangun"

" Ne ne ne ne, sampaikan salamku padanya"

" Oke, aku akan segera membereskan perusahaan di Daegu secepatnya"

" Oke"

PIK

Namja tampan (cantik) bernama Jaejoong itu memutuskan sambungan teleponnya dan mengabil telepon kantor untuk memanggil asistennya untuk masuk kedalam ruangannya.

" Ya sajangnim?'

" Ck, masih saja memanggil sajangnim. Diruangan ini hanya ada aku dan kua kenapa formal lagi eoh? Kau tahu aku tidak suka seperti itu"

" Mianhae Jaejoong hyung" Namja tinggi bersurai pirang itu mendekat kearah meja atasannya

" Aku sudah membaca laporannya, kau simpan dulu. Aku juga sudah berbicara pada Yoochun untuk mengurusnya dan dia akan segera mengusut perusahaan itu" Jaejoong menaruh berkas yang dia pegang ke atas meja lalu namja bersurai pirang itu mengambil berkas itu

" Aku akan menyimpannya dan aku akan pergi makan siang apa hyung mau ikut?"

" Bersama kekasihmu?"

" Tentu saja"

" Lalu? Aku menjadi obat nyamuk begitu? Sopan sekali kau pada atasanmu"

" Hahahaha Mianhae hyung, jadi?"

" Hmm..." Namja bernama Jaejoong itu memikirkan sesuatu sampai akhirnya " Baiklah, daripada aku makan sendirian lebih baik ikut kalian saja"

" Traktir kami ya" Namja bersurai pirang itu tersenyum hingga matanya tertutup

" Aish! Sialan kau Kim Namjoon"

Walaupun Jaejoong menggerutu akhirnya Jaejoong makan siang bersama sang asisten, Kim Namjoon dan kekasihnya Kim Seokjin direstoran yang letaknya tidak jauh dari kantornya.

Ngomong – ngmong, Kim Seokjin juga asistennya hanya saja dia khusus asistennya dikantor sedangkan Kim Namjoon adalah asisten yang sering dia ajak keluar kantor untuk meeting atau pertemuan lainnya. Namjoon yang waktu itu melihat Seokjin untuk pertama kalinya langsung jatuh hati dan melakukan pendekatan yang sangat gencar walaupun beberapa kali Seokjin menolaknya.

Tapi akhirnya Seokjin luluh dengan sikap manis namun manly yang Namjoon tunjukkan padanya hingga akhirnya Seokjin menerima pernyataan cinta namja yang usianya tiga tahun lebih muda dari Seokjin itu setelah mencoba untuk yang kesekian kalinya. Oke... Namjoon memang kadang bersikap manis dan sering melakukan aegyo di depannya tapi dia masih kalah manis jika dibandingkan dengan tunangannya.

Owh...

Jaejoong jadi mengingat sang tunangannya itu, hmm.. Sudah hampir dua tahun tidak berhubungan langsung. Bahkan Yunho lebih suka mengirimkan surat padanya ketimbang meneleponnya. Hey, apa Yunho pikir Seoul dan Amerika dekat? Kenapa harus surat?

Alasannya sederhana... Karena Yunho menonton film anime dimana pemeran utamanya mengirimkan surat pada yeoja yang dicintai bahkan Yunho menangis karena adegan itu sangat menyentuh hatinya. Jaejoong hanya bisa pasrah saja apalagi Yunho menolak untuk mengirimkan fotonya saat ada di kamp wajib militer jadilah Jaejoong tidak tahu perkembangan yang dialami Yunho selama hampir dua tahun ini.

Dan, jika Jaejoong tidak salah bulan depan seharusnya Yunho sudah keluar dari wajib militernya. Jaejoong juga sudah menyuruh Namjoon untuk mempersiapkan tiket untuknya pulang ke Korea bulan depan untuk menyambut kepulangan Yunho.

" Kenapa melamun hyung? Memikirkan tunangan kecilmu itu?" Tanya Namjoon sengaja menggoda Jaejoong, yang Namjoon tahu Yunho merupakan bocah otaku manja yang selalu menempel pada Jaejoong terbukti dengan foto – foto yang terdapat pada ruang kerja Jaejoong dimana foto Yunho selalu menempel pada tubuh Jaejoong

" Hey! Joonie jangan menggoda Jaejoong hyung" Seokjin mencubit pinggang Namjoon hingga namja itu meringis

" Aku selalu memikirkannya kok, aku sudah tidak sabar bertemu dengannya, memeluknya dan mencubit pipi gembulnya itu" Ucap Jaejoong

Sepasang kakasih bermarga Kim itu tersenyum maklum, Namjoon juga pasti akan menjadi gila kalau ada diposisi Jaejoong karena tidak bisa melihat kekasih hatinya bahkan Yunho jarang menelepon Jaejoong. Yang dia tahu namja bernama Yunho itu menelepon Jaejoong dua bulan yang lalu.

" Kadang aku berpikir apakah dia masih memiliki rasa terhadapku setelah hampir dua tahun berlalu?" Gumam Jaejoong

" Aish! Kau kenapa sih hyung? Galau begitu... Kau ingat tidak bagaimana dulu kau bercerita bahwa kau tidak akan membiarkan namja itu lari dari dekapanmu?" Ucap Seokjin

" Ne"

" Juga jangan ragukan cintanya hyung. Aku tahu dia pasti tulus mencintaimu" Ucap Namjoon kemudian tersenyum tulus

" Terima kasih"

.

.

.

Jaejoong membuka pintu apartemennya dengan pelan dan melangkah lesu kedalamnya. Jam menunjukkan pukul sepuluh malam saat dia masuk kedalam apartemennya. Jaejoong langsung berjalan menuju kamar mandi untuk merendam tubuhnya yang terasa pegal.

Jaejoong memasukkan tubuhnya pada bathup yang sudah terisi dengan air hangat dan busa – busa diatas air hangat itu. Jaejoong memejamkan matanya meresapi air hangat itu dan sekarang nampak wajah tunagannya yang sedang tersenyum lebar padanya.

Jaejoong sudah sangat gemas untuk mencubit pipi Yunho sangking rindunya,ingin mengecupi bibir bawah Yunho yang bisa dibilang gembul dan ingin mengusap – usap helaian lembut rambut Yunho yang bisa dibilang halus itu. Jaejoong akan sangat merindukan namja itu jika sedang sendirian seperti ini. Ingin rasanya pulang ke Korea tapi Yunho sudah melarangnya, Yunho ingin Jaejoong bisa merasakan bagaimana merindukannya jika dua tahun tidak bertemu, ingin membuat Jaejoong makin mencintainya dan memujanya.

Ugh...

Jaejoong ingin sekali menjitak Yunho saat menuliskan kata – kata itu dalam surat yang dirikimnya saat enam bulan setelah dia masuk wajib militer. Bagaimana bisa Yunho mengatakan hal itu?

Jaejoong menenggelamkan tubuhnya hingga terlihat hanya bagian hidung keatas yang terlihat. Seharian ini dia terus memikirkan Yunho. Dia sendiri bingung kenapa bisa seperti ini. Jaejoong gila karena Yunho, gila merindu, gila memikirkannya. Hah...

" Saranghae otaku bodoh"

.

.

.

" Hyung, siang ini setelah istirahat kita harus menemui klien" Namjoon masuk tanpa mengetuk pintu, namja itu memang sudah terbiasa tidak sopan pada Jaejoong dan Jaejoong sudah terbiasa juga menghadapi namja kurang ajar itu

" Aku tahu, ck... Benar – benar tidak sopan kau"

" Hehehehe" Namjoon hanya menunjukkan cengirannya

" Tolong kau siapkan saja berkas untuk meeting nanti, kita akan jalan saat jam makan siang saja sekalian makan diluar"

" Baiklah hyung, aku permisi"

" Ne, tolong panggilkan Seokjin"

" Oke"

Jaejoong menyandarkan tubuhnya pada kursi kerjanya, dia melihat sebuah figura yanga da diatas meja kantornya. Foto dimana dia dan Yunho berjalan – jalan pada festival anime untuk pertama kalinya. Yunho menunjukkan senyum lebarnya sembari memeluk erat pundaknya. Sungguh menggemaskan.

TOK TOK TOK

" Masuklah" ucap Jaejoong yang yakin bahwa Seokjin yang mengetuk pintu, namja itukan memang jauh lebih sopan daripada Namjoon

" Hyung memanggilku?" Tanya Seokjin

" Ya, duduklah"

Seokjin berjalan dan duduk dihadapan Jaejoong.

" Hmm... Tolong kau periksakan beberapa laporan ini" Jaejoong memberikan bebrapa tumpuk berkas pada Seokjin " Kau tahukan aku akan pulang ke Korea bulan depan dan aku tidak tahu kapan kembali"

" Mwo?"

" Ya... Kau tahu, aku pasti akan lama di Korea, aku mempercayakan perusahaanku disini padamu dan Namjoon"

" Ta-tapi hyung"

" Jangan khawatir aku juga akan tetap mengamati kalian dari sana"

" Kenapa harus lama?"

" Aku juga tidak tahu, hanya saja perasaanku mengatakan seperti itu. Aku yakin namja itu tidak akan melepaskanku jika sudah bertemu"

" Kenapa tidak dibawa kesini saja?"

" Entahlah... Mungkin aku akan membawanya kesini. Hah... Sudahlah, coba kau periksa dulu disini dan tanyakan jika ada yang tidak kau mengerti"

" Baik hyung"

Seokjin segera saja memperhatikan berkas yang diberikan oleh Jaejoong sedangkan Jaejoong menyandarkan tubuhnya kemudian memejamkan matanya, mencoba rileks. Terima kasih pada Yunho yang membuat pikiran Jaejoong kusut karena memikirkan namja itu. Karena semakin dekat dengan tanggal pertemuannya dengan Yunho semakin Jaejoong memikirkan namja itu.

Bagaimana jika Yunho tidak lagi mencintainya?

Bagaimana jika Yunho merasa Jaejoong tidak sama lagi?

Bagiamana jika Yunho tidak menyukainya karena ada beberapa kerutan diwajahnya?

Atau lebih buruk lagi...

Bagaimana jika Yunho mencintai orang lain?

Selagi sibuk dengan pemikirannya seseorang masuk kedalam ruangannya, berjalan pelan dan berhenti disamping Seokjin. Seokjin menoleh dan terlihat mengerutkan keningnya, dia melihat Namjoon serta...

" Wae Namjoon ah?" Tanya Jaejoong masih dengan memejamkan matanya, suaranya pun terdengar lirih, dia seakan tahu bahwa Namjoon memasuki ruangannya

" Hyung..." Namjoon tidak melanjutkan ucapannya

" Hmm?"

" Hyung... Buka matamu dulu" Kali ini Jaejoong mendengar suara Seokjin

" Wae? Aku lelah" Lirih Jaejoong

" Ck... Kalau lelah pulang dan tidurlah"

" Aish... Kenapa mengganggu sih?" Jaejoong masih juga memejamkan matanya

" Kalau Joongie lelah, tidur saja. Aku akan pulang"

" Oh... Pulang saja jika bera-"

Jaejoong membuka matanya, dia mengerjapkan matanya dan langsung duduk tegap. Dia mendengar suara seseorang yang dia rindukan. Apa ini efek merindu? Jaejoong kemudian menoleh untuk melihat kearah depan, ada Seokjin yang duduk dihadapannya dengan menatapnya bingung, dia beralih pada namja yang berdiri disamping Seokjin, Namjoon berdiri sembari tersenyum. Jaejoong mengerutkan keningnya bingung.

Namjoon menunjuk kearah sebelahnya, memang ada apa disebelah Namjoon? Jaejoong mengikuti arah yang ditunjuk oleh Namjoon dan matanya terpaku pada seorang namja yang berdiri menggunakan sebuah kaos hitam tipis berbentuk v neck dilapisi oleh jas berwarna hitam yang sangat pas ditubuhnya.

Jaejoong menaikkan arah pandangnya terhadap namja berjas hitam itu, mata sipit seperti mata musang. Hidung lancip dan lihat bibirnya... Tebal dibawah. Apa dia bermimipi? Bahkan suaranya sama walaupun lebih rendah.

" Joongie?"

" E-eh?"

" Wae? Kenapa menatapku seperti itu?"

" Yu-yu-yu-yunie?"

" Ne"

Jaejoong bangkit, dia berjalan kesamping mejanya dan mengulurkan tangannya hingga menyentuh pundak namja itu. Namja bermata sipit itu mengerutkan keningnya, bingung dengan reaksi yang ditunjukkan oleh Jaejoong tapi kemudian...

PLAKK

" Akhhh! Kenapa Joongie menamparku? Sakit!"

Namjoon dan Seokjin membulatkan matanya saat Jaejoong dengan mudahnya menampar namja yang ada dihadapannya.

" Sakit?" Tanya Jaejoong datar

" Ne! Tentu saja"

" Berarti bukan mimpi?"

" Eh?"

" Bukan mimpi!"

GREP

Jaejoong dengan segera memeluk namja yang ada dihadapannya, siapa lagi kalau bukan namja yang sudah membuatnya menggila dua tahun ini. Yunho, Jung Yunho. Jaejoong menaikkan tangannya dan mengacak meremas – remas rambut belakang Yunho, ugh... Betapa inginnya Jaejoong melakukan hal ini sejak dua tahun yang lalu.

" Kajja hyung, seperti ini kita mengganggu" Namjoon dengan sadar menggenggam tangan Seokjin dan membawa kekasihnya itu keluar ruangan agar tidak mengganggu Jaejoong

Yunho mengelus punggung Jaejoong keatas dan kebawah, dia juga sangat merindukan namja yang saat ini tengah dia peluk. Jaejoong tidak mengerti bagaimana caranya Yunho membuai perasaannya menjadi tenang seperti ini. Sentuhannya... Bahkan wanginya pun masih sama. Tapi tunggu... Jaejoong memundurkan tubuhnya satu langkah dan menatap Yunho dengan serius.

" Kenapa kau ada disini?" Tanya Jaejoong

" Wae?"

" Bukannya kau... Kau keluar wajib militer bulan depan?" Tanya Jaejoong bingung

" Eoh? Yunie kira Joongie ingat kalau aku keluar wajib militer minggu lalu?"

" Mwo? Minggu lalu?"

" Ne. apa Joongie tidak mencatatnya?"

" Aku mencatatnya kok dan memberikan tanda pada kalenderku juga sudah mensetting alarmku"

" Eh? Joongie salah hitung sepertinya karena aku keluar wajib militer minggu kemarin"

" Be-benarkah?"

" Ne" Yunho menganggukkan kepalanya penuh semangat

Jaejoong menerjapkan matanya berkali – kali, jadi... Dia salah menghitung tanggal? Seharusnya dia sudah bisa pulang ke Korea minggu lalu? Dan sekarang Yunho-nya sudah ada di depan matanya.

" Tunggu... Kau kesini sendiri? Tidak diantar siapapun?"

" Ya"

" Mwo? Bagaimana bisa? Kau tidak kesasarkan? Apa kau tiba langsung kesini? Bagaimana bisa Jung eomonim membiarkanmu sendiri kesini? Lalu-"

" Shhh... Aku lelah, ingin tidur. Aku memaksa eomma dan appa agar bisa ke sini sendiri, aku baru saja tiba dan langsung naik taksi ke sini, koperku ada didepan Joongie ah" Jawab Yunho kemudian dia menguap

" Kau mengantuk?"

" Ne... Bukankah ini sudah hampir larut malam di Korea? Aku harus membiasakan diri dengan jam disini Joongie ah"

" Kalau begitu kau tidurlah disofa, tidak apa – apa bukan?"

Jaejoong menggandeng Yunho menuju sofa panjang yang ada di ruangannya dan menyuruh Yunho untuk berbaring disana sedangkan Jaejoong duduk dipinggir sofa. Tidak apa – apalah jika dia mesti berhimpitan dengan tunangannya itu.

" Kau tidurlah, aku akan keluar untuk meeting dan aku akan kembali untuk menjemputmu dan pulang"

" Tapi aku masih merindukan Joongie"

" Aigo..."

Jaejoong mengelus rambut Yunho yang dia rasa berubah. Eoh? Berubah?

" Kenapa warna rambutmu itu Jung?"

" Hmm? Eomma dan Suie memintaku untuk mengganti warna rambut menjadi coklat seperti ini. Otte?"

" Tampan, apapun yang kau lakukan semua tampan untukku" Ucap Jaejoong kemudian tersenyum " Lalu kenapa bahasamu seperti itu eoh? Mana bahasa manjamu itu"

" Eii~~ Aku sudah susah payah merubahnya untuk Joongie"

" Aku tidak perlu kau berubah. Cukup kau jadi dirimu sendiri saja sudah membuatku senang. Oke?"

" Terima kasih Joongie ah"

" Tidurlah, aku akan kembali secepatnya, apa ada yang ingin kau makan saat bangun tidur?"

" Ne... Marsmallow dan coklat dingin" Ucap Yunho dengan malas karena rasa kantuk sudah mengusai tubuhnya

" Arraseo"

CUP

Jaejoong mengecup kening Yunho dan kembali mengelus surai Yunho yang sekarang berwarna cokelat itu. Yunho kembali menguap dan memejamkan matanya, dirinya mulai mengantuk karena belum bisa beradaptasi dengan waktu setempat. Dan tak lama Yunho pun tertidur.

" Sudah tidur eoh? Cepat sekali"

Jaejoong memperhatikan wajah Yunho, tampan. Satu kata itu yang lagi – lagi terpikirankan dalam benak Jajeoong. Wajah kekanakan itu sudah berubah menjadi lebih dewasa apalagi dia memakai pakaian seperti ini. Dan kenapa Jaejoong baru sadar jika saat tadi Yunho memeluknya wajah Jaejoong ada didada Yunho.

" Mwo? Kenapa kau bertambah tinggi eoh?!" Jaejoong mengerucutkan bibirnya, bagaimana bisa tunangannya ini tumbuh sangat tinggi?

Tapi tetap saja akhirnya Jaejoong tersenyum, dia menyukai perubahan pada diri Yunho walaupun ternyata sifatnya masih sama.

CUP

Jaejoong menempelkan bibirnya pada bibir Yunho, hanya menempelkan walaupun lama. Dia sangaaaaaatttt merindukan bibir yang sudah menjadi candunya itu.

.

.

.

Jaejoong keluar dari ruangannya sepuluh menit kemudian, setelah memastikan Yunho tidur dengan nyaman dan juga melepaskan sepatu yang dipakai oleh Yunho, dia melihat sebuah koper ukuran dua puluh inchi ada disamping pintu ruangannya. Sebuah koper dilapisi pelindung bergambarkan anime kesukaan Yunho sejak dulu, K-ON.

" Kajja Namjoon ah" Ajak Jaejoong pada Namjoon yang sedang berdiri tak jauh dari ruangannya

" Eh? Lalu bagiaman dengan..." Namjoon melirik kebelakang Jaejoong

" Dia tidur, mana Seokjin?"

" Diruangannya tentu"

" Kajja"

Jaejoong dan Namjoon berjalan menuju ruangan dimana Seokjin dan Namjoon bekerja bersama – sama. Sebuah ruangan yang cukup nyaman ditempati oleh tiga orang karena memang Jaejoong akan mencari satu orang lagi untuk membantu pekerjaan Seokjin.

" Seokjin ah" Panggil Jaejoong

" Ya?"

" Tolong jaga Yunho, dia sedang tidur dan siapkan marshmallow rasa strawberry dan coklat dingin saat dia bangun"

" Marshmallow?" Seokjin mengerutkan keningnya

" Ya, itu snack kesukaannya. Tolong siapkan saja ne?"

" Baik hyung"

" Setelah itu jangan beri apapun sampai aku datang. Cukup air putih saja"

" Wae?"

" Dia juga pasti tidak akan meminta apa – apa paling memintamu untuk menemaninya mengobrol, turuti saja oke?"

" Oke hyung"

" Kajja Namjoon ah"

" Ne, hey princess kami pergi dulu" Pamit Namjoon pada kekasihnya

Jaejoong menggelengkan kepalanya melihat kelakukan Namjoon yang sebenarnya sebelas dua belas dengan Junsu, sama – sama mesum. Ah~ Lebih baik dia segera pergi agar cepat pulang dan membawa Yunho menuju apartemennya.

.

.

.

.

.

Meeting berjalan dengan lancar dan membuat Jaejoong berhasil memenangkan tendernya, Jaejoong tersenyum menikmati kemenangannya sembari berjalan keluar dari lift menuju ruangannya diikuti Namjoon dibelakangnya. Jaejoong membuka ruangan Seokjin namun tidak menemukan namja itu disana.

" Mungkin dia ada diruanganmu hyung" Ucap Namjoon

" Oh..."

Jaejoong membuka pintu ruangannya dan memang benar dia mendapati Seokjin disana, sedang mengobrol dengan Yunho.

" Oh hyung" Seokjin bangkit dan membungkukkan tubuhnya memberi salam pada Jaejoong

" Joongie sudah datang" Kali ini Yunho yang berbicara

" Ne, kalian sedang apa?"

" Yunie kesepian jadi meminta Seokjin hyung menemani Yunie"

Oh...

Dengar...

Bahasa manjanya sudah keluar dan Jaejoong sangat menyukainya.

" Aku akan keluar" Pamit Seokjin

" Ne, tolong bereskan semua. Aku akan pulang bersama Yunho sekarang"

" Baik hyung"

Jaejoong membereskan mejanya sementara Yunho memperhatikan bagaimana gerakan Jaejoong. Rindu sekali melihat Jaejoong seperti ini tapi kenapa Yunho merasa tubuh Jaejoong lebih kurus dibanding dua tahun yang lalu?

" Kajja, kenapa melamun? Aku sudah selesai"

" Aniya"

Jaejoong menggandeng Yunho keluar ruangan dan dengan segera Yunho menarik koper miliknya dengan tangannya yang bebas. Mereka pamit dengan Namjoon dan Seokjin sebelum akhirnya masuk kedalam lift yang membawa mereka keluar dari kantor Jaejoong.

" Whoooaaaaa... Apartemen Joongie daebbak!"

Yunho masuk kedalam apartemen mewah Jaejoong dan langsung melihat – lihat apa yang ada didalam sana, ada beberapa foto yang Jaejoong tempael disana. Fotonya tentu saja, Ah~ Yunho jadi tersenyum tidak jelas melihat fotonya dipajang dibeberapa sudut ruangan apartemen Jaejoong. Jadi bolehkah Yunho berharap bahwa perasaan Jaejoong tidak pernah berubah untuknya?

" Banyak foto Yunie disini" Gumam Yunho

" Ne tentu saja" Jawab Jaejoong

Dia mendekati Yunho dan memeluk namja yang sekarang tengah melihat fotonya sendiri itu dari belakang. Yunho awalnya tersentak namun tak lama dia tersenyum dan menyentuh tangan Jaejoong yang ada dipinggangnya kemudian mengelusnya perlahan.

" Aku sungguh merindukanmu Yun" Ucap Jaejoong, dia menempelkan pipinya pada punggung Yunho " Dan sejak kapan kau tumbuh tinggi seperti ini eoh?"

Jaejoong merengut saat mendengar suara kekehan dari Yunho, Yunho kemudian melepaskan pelukan Jaejoong dan membalikkan tubuhnya, menaruh lengannya pada pinggang Jaejoong dan menatap lekat tunangannya itu.

" Apa kau tidak menyukainya?" Tanya Yunho dengan nada serius

" E-eh..."

" Kau tidak menyukainya?"

Bagaimana bisa suara Yunho terdengar begitu dewasa saat ini? Bagaimana bisa namja itu menatapnya dengan tatapan tajamnya seperti ini? Bagaimana bisa suara Yunho menggetarkan hati Jaejoong?

" Ak-aku"

" Suka atau tidak?"

" Tentu saja suka hanya saja... Aku jadi terlihat pendekkan" Jaejoong mempoutkan bibirnya, wajahnya terasa panas dan dia memalingkan wajahnya, tidak mau menatap Yunho

" Kalau suka kenapa tidak menatapku?"

" Yun..." Jaejoong makin salah tingkah bahkan wajahnya sudah merah parah saat ini

" Tatap aku dan katakan kau mencintaiku Joongie"

" E-eh"

'' Katakan sekarang"

Terdengar nada suruhan dalam kalimat yang Yunho keluarkan namun Jaejoong menyukainya, menyukai bagaimana namja tampan itu mencoba mendominasinya. Perlahan Jaejoong menatap Yunho, menatap mata sipit itu dengan wajah merona.

" Aku mencintaimu Yunho yah... Sangat" Ucapnya dengan pelan

" Nado... Aku juga sangat mencintai Joongie. Kim Jaejoong hanya milik Jung Yunho"

" Dan Jung Yunho hanya milik Kim Jaejoong" Sambung Jaejoong

" Ya, kau benar"

Yunho memajukan wajahnya dengan cepat, dia tidak hanya menempelkan bibirnya pada bibir Jaejoong melainkan juga menghisapnya bibir bawah Jaejoong dengan semangat yang dimilikinya. Rindu sudah membuncah pada hati keduanya, tidak peduli akan oksigen keduanya mencoba terus mendominasi pasangannya walaupun akhirnya Jaejoong gagal karena Yunho berhasil menghimpitnya pada dinding dan membuat tubuh Jaejoong lemas hanya karena ciumannya.

" Yunnhh!"

" Sarangahe Joongie ah..."

Entah siapa yang terlebih dahulu memprovokasi kini keduanya makin jadi, Jaejoong sendiri sudah pasrah dengan apa yang dilakukan Yunho pada lehernya. Terserah... Yang penting dia bisa merasakan setiap sentuhan penuh memuja yang Yunho lakukan padanya.

" Joongie..."

" Kajja"

Dengan cepat Jaejoong menarik Yunho menuju sebuah kamar, kamarnya tentu saja. Menjatuhkan Yunho terlebih dahulu sebelum dia menduduki perut namja tampannya itu. Jaejoong menarik dasi yang dipakainya dengan sensual membuat Yunho menjilat bibir bawahnya karena gemas dengan kelakuan Jaejoong.

Jaejoong kemudian membuka jasnya dan melemparkannya kesembarang arah kemudian dia melepaskan kancing kemeja satu persatu sembari menatap sayu mata Yunho yang sudah dipenuhi kilat nafsu. Oh... Jaejoong semakin bersemangat jadinya jika disajikan pemandangan ini.

Ckckckck...

Mungkin birus mesum Junsu sudah menular padanya sehingga Jaejoong bisa berbuat nakal seperti ini. Jaejoong melepaskan kemejanya dan menundukkan kepalanya. Menaruh dadanya didepan bibir Yunho dan meremas helaian lembut rambut Yunho.

" Puaskan aku Yun"

" Ngh!"

Yunho menggeram dan memasukkan apa yang disajikan didepan matanya. Tangannya yang bebas beralih untuk meremas dada Jaejong yang satu lagi, memainkannya dan mengingat apa yang dulu pernah dia lakukan pada dada montok Jaejoong.

Keduanya larut dalam pergelungan penuh nikmat dan keduanya mencoba saling mendominasi walau akhirnya Jaejoonglah yang kalah karena Yunho berhasil mengukung Jaejoong dalam dekapan hangat nan menggairahkan. Hingga malam itu hany lenguhan, desahan dan erangan yang terdengar sepanjang malam. Pasangan mesum...

.

.

.

Jaejoong melenguh, mendesah dan berteriak kala Yunho menemukan titik sensitif didalam dirinya. Oh tidak, pikiran Jaejoong seakan lumpuh dengan semua itu. Hanya mampu berekspresi dengan wajah dan suaranya saja.

Yunho melepaskan semuanya ketika dia terasa sudah diambang batas, keduanya mendesah keras saat mencapai tujuan utama mereka dan Yunho akhirnya rubuh diatas tubuh Jaejoong. Jaejoong memeluk erat Yunho yang tengah terengah itu, suaranya sungguh seksi untuk Jaejoong dan itu membuat sesuatu kembali menusuk perut Yunho.

" Kajja Yun, sekali lagi" Ucap Jaejoong dengan semangat membuat Yunho yang lelah tadi meringis karena dia mulai merasa mengantuk kembali

.

.

.

.

" Hmmm... Terima kasih makanannya Joongie ah" Ucap Yunho setelah selesai memakan makanan yang ada di hadapannya

Setelah pergumulan panas yang menghabiskan waktu lebih dari tiga jam itu Yunho merasa lapar. Tentu saja lapar jam menunjukkan pukul delapan malam tapi bagi Yunho itu adalah jam delapan pagi dan saatnya dia sarapan. Jaejoong dengan telaten memasakkan makanan untuk Yunho, mengamati namja yang hanya menggunakan bokser itu makan merupakan hiburan tersendiri bagi Jaejoong.

Tapi, cara makan Yunho sudah banyak berubah. Bisa dibilang lebih rapi, pasti banyak sudah yang Yunho pelajari didalam kamp militer hingga namjanya itu sangat manly sekarang. Terutama bagian perutnya yang sixpack. Ugh... Jaejoong menyukainya.

" Joongie juga makanlah yang banyak" Ucap Yunho kemudian memberikan sesuap makanan pada Jaejoong dan dengan segera Jaejoong menerimanya

" Terima kasih, aku akan makan yang banyak"

" Ne, Joongie terlihat sangat kurus dan Yunie tidak suka" Ucap Yunho membuat Jaejoong memandangi tubuhnya, kurus?

" Kurus?"

" Ya, Joongie sangat kurus jika dibandingkan dulu. Pokoknya Yunie tidak mau tahu, Joongie harus makan yang banyak dan kembali menggemukkan tubuh Joongie"

" Mwo? Andwe!"

" Wae?"

" Aku tidak suka jadi gemuk!"

" Kenapa?"

" Bagaimana kalau kau tidak suka nantinya?"

" Yunie malah ingin Joongie gemuk karena tidak mau ada oranglain yang menyukai Joongie"

" Eh?"

Jaejoong baru sadar bahwa keduanya sama – sama posesif dan protektif satu sama lain. Aigo...

.

.

.

Seminggu dihabiskan Yunho untuk beradaptasi dengan lingkungan di Amerika, California lebih tepatnya. Setelahnya Yunho bisa menyesuaikan dirinya dengan baik. Mereka menghabiskan waktu bersama dengan baik dan Jaejoong membiarkan Namjoon serta Seokjin mengurus perusahannya.

Dan saat ini mereka berdua sedang makan malam disebuah restoran bersama dengan Namjoon dan Seokjin. Mereka memakan steak dengan gembira terutama Namjoon yang memang menyukai daging.

" Sebenarnya aku kemari karena hal lain juga Joongie ah" Yunho membuka suaranya, dia tidak menggunakan bahasa manjanya kali ini

Jaejoong meminta Yunho untuk menggunakan bahasa manjanya itu hanya kalau mereka berdua sedangkan jika ada orang lain Jaejoong ingin Yunho biasa saja. Bukannya Jaejoongmalu, hanya saja dia ingin menyimpan wajah Yunho saat berbicara manja hanya untuknya.

" Ne?"

" Untuk menjemput Joongie"

" Untuk apa?"

" Aku akan membuka pameran lukisan bulan depan jadi aku ingin Joongie ada disana menemaniku sampai semua urusan selesai"

" Wah, daebakk!" Seokjin dan Namjoon membulatkan matanya tidak percaya

" Pameran? Secepat itu?" Tanya Jaejoong

" Ya, aku menyelesaikan lukisan disela libur wajib militer kemarin. Dua tahun aku mengumpulkan semuanya dan hampir selesai"

" Arasseo"

" Dan kita akan pulang ke Korea lusa"

" Ye?" Jaejoong mengerutkan keningnya, bukankah dia memang akan pulang ke Korea tapi masih tiga minggu lagi " Tapi aku sudah membeli tiket untuk tiga minggu lagi"

" Eh? Tidak bisa. Harus pulang lusa ini"

" Kenapa?"

" Minggu depan Suie akan menikah"

" Oh" Jaejoong menganggukkan kepalanya " Mwo?! Menikah?!"

" Hum" Yunho mengangguk kemudian memasukkan potongan steak kedalam mulutrnya

" Kenapa tidak memberitahuku?"

" Sebenarnya Suie bilang rahasia tapi tadi Suie mengirimkan pesan agar memberitahukan pada Joongie. Mood Suie memang sedang gampang berubah – ubah"

" Ne?"

" Kata eomma dan Yoochun hyung, mood Suie memang akan sering berubah – ubah beberapa bulan kedepan karena adik bayi yang ada dalam perutnya"

" UHUK!"

Jaejoong tersedak, Seokjin dengan sigap memberikan air minum sedangkan Yunho mengelus punggung Jaejoong dengan pelan. Jaejoong? Astaga, dia benar – benar kaget dengan penjelasan Yunho. Junsu? Hamil?!

" Pelan – pelan Joongie ah" Ucap Yunho dengan lembut

Jaejoong membersihkan mulutnya dengan tisu dan menatap Yunho tidak percaya.

" Sudah berapa bulan kandungan Suie?" Tanya Jaejoong

" Hmm... Kemarin sebelum berangkat Yoochun hyung bilang Suie tengah hamil dua bulan"

" Mwo?! Dasar Park jidat mesum Yoochun sialan. Dia tidak memberitahukanku tentang ini"

" Ne? Seperti yang aku katakan tadi. Awalnya Suie memang ingin merahasiakan ini sampai Joongie pulang tapi tadi dia malah mengirimkan pesan padaku untuk menyampaikan pernikahan dan kehamilannya"

Jaejoong menghela nafasnya, bagaimana bisa Junsu dan Yoochun melakukan ini padanya? Kenapa malah mereka yang terlebih dahulu menikah bahkan memiliki anak?! Astaga... Jaejoong menggelengkan kepalanya.

.

.

Jaejoong tengah menikmati keindahan malam dari jendela besar apartemennya saat seseorang memeluknya dari belakang. Jaejoong tahu langkah kaki Yunho dan membiarkan namja yang sekarang lebih tinggi daripada dirinya itu untuk merengkuh tubuhnya.

" Sudah malam, ayo tidur" Ajak Yunho

" Sebentar Yun, aku sedang menikmati pemandangan malam"

" Nanti Joongie sakit" Yunho mengerucutkan bibirnya

Jaejoong menoleh kebelakang dan mengecup bibir Yunho, sekali lagi... Sekali lagi... Berulang kali tapi hanya kecupan saja bukan lumatan. Yunho tersenyum menerima serangan bertubi – tubi dari tunangannya itu dan mengikuti permainan Jaejoong sampai dia teringat satu hal, satu hal penting lagi.

Yunho menghentikan kecupan Jaejoong dan meraih tangan kanan Jaejoong yang masih ada di depan perutnya sendiri. Menggenggamnya kemudian mengangkatnya agar Yunho bisa mengecup punggung tangan Jaejoong. Jaejoong merona, sungguh malu...

" Hmmm Joongie ah..." Selagi membuka mulutnya tangan Yunho yang bebas masuk kedalam kantong piyamanya dan menggenggam sesuatu

" Wae?"

" Bagaimana ya..."

" Apa?"

" Iya, aduh... Bagaimana ini? Kenapa Yunie jadi gugup"

" Mwo?" Jaejoong tertawa melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Yunho

" Itu..."

" Apa?"

" Ugh... Begini saja"

Dengan cepat Yunho memasangkan sebuah cincin berwarna perak pada jari manis sebelah kanan Jaejoong kemudian menyembunyikan wajahnya pada tengkuk Jaejoong.

" Eh? Ap-apa maksudnya ini?"

" Yunie tahu Yunie belum bisa menghasilkan banyak uang untuk Joongie, Yunie jauh lebih muda dan amatir dari pada Joongie, Yunie juga sadar jika Yunie bukan namja yang romantis tapi Yunie tidak ingin melepas Joongie, tidak pernah berpikiran untuk melepaskan Joongie"

Yunho menghentikan ucapannya, dia mengambil nafas dan membuangnya secara perlahan.

" Jadi... Hiduplah bersama Yunie setelah ini selamanya dan Yunie akan berusaha keras membuat Joongie bahagia bersama Yunie"

" E-eh? Ap-apa itu? Kau melamarku?"

Jaejoong merasakan sebuah anggukkan dibelakang kepalanya, wajah Yunho menempel erat pada tengkuknya kalau mau tahu dan itu membuat Jaejoong tahu apa yang dilakukan sang tunangan. Jaejoong mencoba melepaskan pelukan Yunho namun gagal karena namaja itu memeluknya erat sembari menggelengkan kepalanya.

" Yunie malu"

" Hey..."

Jaejoong dengan lembut mengelus lengan Yunho dan berhasil membuat pelukannya terlepas, Jaejoong membalikkan tubuhnya dan melihat bagaimana merahnya wajah Yunho saat ini, pasti sangat sulit mengatakan hal tadi bukan?

" Tatap aku saat mengetakannya"

" Ta-tapi.."

" Atau aku akan meninggalkanmu"

" Mwo? Andwe!"

Yunho langsung mendongakkan kepalanya dan mencoba menatap Jaejoong dengan wajah yang merona. Yunho memejamkan matanya, mencoba rileks dan memfokuskan pikirannya lalu membuka matanya perlahan.

" Joongie ah... Menikahlah dengan Yunie dan Yunie akan memberikan kebahagiaan pada Joongie"

TES

TES

TES

" Omo! Kenapa Joongie malah menangis eoh?!" Dengan segera Yunho mengusap pipi Jaejoong yang basah karena air mata " Wae?"

" Aku... Aku tidak perlu namja yang menghasilkan banyak uang untukku, aku juga tidak perlu namja yang usianya diatasku hanya untuk mengerti diriku dan aku menyukaimu apa adanya. Romantis atau tidak aku tetap mencintaimu karena kau adalah seorang Yunho. Hanya Yunho. Aku yakin kau bisa membawakan kebahagiaan untukku nantinya, saranghae... Terima kasih Yun, aku bahagia"

Jaejoong menarik leher Yunho agar bisa menempelkan keningnya dengan kening Yunho karena dengan begini Jaejoong bisa menatap dalam mata Yunho.

" Jadi... Mari menikah" Ucap Yunho dengan kesungguhan dalam kata – katanya

" Ya, mari menikah"

Setelah mendapatkan persetujuan Yunho memajukan wajahnya, mengeliminasi jarak yang tersisa dan menikmati bibir Jaejoong dengan penuh kasih sayang dan cinta. Malam ini merupakan malam penuh kebahagiaan bagi Jaejoong. Sangat bahagia...

.

.

Jaejoong mengedarkan pandangannya ke kanan dan ke kiri, sudah hampir dua tahun tidak menginjakkan kakinya di Korea membuatnya sedikit lupa dengan pemandangan sekitarnya padahal mereka masih dikawasan bandara.

Yunho dan Jaejoong memutuskan untuk pulang dua hari kemudian tanpa memberitahu keluarganya di Korea, mau memberikan kejutan pikir mereka. Yunho menghentikan taksi dan taksi itu membawa mereka menuju kediaman Kim.

Jajeoong mengerutkan keningnya saat melihat beberapa mobil terparkir rapi dihalaman mansionnya, dia menoleh pada Yunho dan menatap tajam Yunho. Yunho yang tahu arti tatapan itu segera menggelengkan kepalanya.

" Yunie tidak memberitahukan kepulangan kita kok" Ucap Yunho dengan sungguh – sungguh

" Lalu? Ada acara apa ini?"

" Molla, kajja kita masuk saja"

Jaejoong menganggukkan kepalanya, setelah keluar dari mobil Yunho menggenggam tangan Jaejoong untuk berjalan menuju mansion Kim setelah menyapa petugas keamanan mansion itu. Jaejoong membuka pintu rumahnya karena dia melihat pintu itu tidak tertutup rapat.

Saat melangkah masuk Jaejoong langsung tersenyum, dia begitu merindukan rumahnya ini. Sangat. Dia mengamati keadaan sekitar sampai akhirnya kegiatannya terhenti karena mendengar suara tertawa dari ruang tengah, sayup – sayup Jaejoong bisa mendengar suara tawa eommanya dan eomma Yunho. Serta suara tawa Junsu yang melengking.

Jaejoong menganggukkan kepalanya, dia mengerti bahwa seluruh keluarganya tengah berkumpul saat ini. Jaejoong membuka sepatunya begitu juga Yunho kemudian menggantinya dengan sandal rumah yang sudah disediakan dekat pintu, keduanya berjalan dengan bergandengan tangan mendekati arah suara tawa itu sampai...

" OMO! JOONGIE HYUNG!"

Suara pekikan yang Jaejoong tahu adalah milik Junsu langsung membuat semua orang yang ada disana menoleh. Jaejoong bisa melihat wajah kaget kedua orangtuanya, wajah penuh senyum orangtua Yunho serta Yoochun.

" Joongiieeee"

Satu persatu mereka mendekati Jaejoong dan memeluk Jaejoong bergantian hingga membuat genggaman tangan Yunho terlepas. Yunho hanya bisa tersenyum menghampiri eommanya dan memeluknya erat kemudian kembali memandang Jaejoong yang tengah dipeluk oleh keluarganya.

Jaejoong merasakan sesuatu yang mengganjal saat Junsu memeluknya, ya... Tentu saja mengganjal. Namja itu tengah hamil bukan?

" Bagaimana kabar jagoanmu Suie ah?" Tanya Jaejoong diiringi senyuman manisnya

" Hehehehehe" Junsu menunjukkan cengirannya " Dia baik tapi kami belum tahu apakah dia namja atau yeoja. Keduanya pun tidak masalah. Hyung bagaimana?"

" Kau sungguh nakal eoh?" Jaaejoong menyentil kening Junsu hingga namja itu meringis " Tidak memberitahukanku tentang kabar gembira ini"

" Niatnya sih tidak ingin memberitahu sampai kau kembali kesini hyung hanya saja adik bayi ingin Yunho menyampaikan kabar ini jadi aku suruh saja Yunho memberitahumu"

" Aish"

" Lalu kapan hyung mau menyusul?"

" Hmmm? Secepatnya" Jawab Jaejoong kemudian mengangkat tangan kanannya

" Mwo? Yunho sudah melakukannya? Daebakk Jung!" Pekik Junsu

" Aigo... Sudah melamar Joongie disana rupanya" Ucap sang eomma dengan senang

Sedangkan Yunho menundukkan kepalanya, entah kenapa dia malah malu sendiri. Setelahnya Jaejoong juga ikut menggoda Yunho, mengatakan bahwa Yunho sangatlah gugup sewaktu melamarnya dan wajahnya seperti ingin pergi ke toilet. Ck...

.

.

.

.

Yunho menggenggam tangan Jaejoong erat saat sang pendeta meresmikan hubungan Junsu dan Yoochun. Jaejoong bersyukur Junsu bisa menemukan kebahagiaannya bersama Yoochun begitupun sebaliknya. Mereka sungguh serasi.

" Yunie ingin kita seperti itu juga, mereka sungguh serasi"

" Ne, kita pasti bisa seperti itu nanti" Jaejoong menganggukkan kepalanya pelan kemudian memajukan wajahnya untuk mengecup bibir Yunho

Setelah acara pemberkatan itu selesai, mereka beristirahat sebelum nanti malam mereka mengadakan resepsi di salah satu hotel milik keluarga Kim. Di gereja itu Jaejoong baru tahu bahwa Yunho sangatlah terkenal, beberapa orang memuji Yunho karena lukisannya. Beberapa dekorasi berupa lukisan di gereja itu pun Yunho yang melukiskannya.

Yunho melakukannya atas permintaan Junsu dan pendeta yang ada disana saat dia sedang libur dari wajib militernya. Yunho dengan senang hati menerima permintaan itu dan setelahnya dia malah terkenal dan beberapa orang meminta Yunho melukis untuk mereka.

Yunho menurutinya saja karena selain dia senang melakukannya, dia juga mendapatkan uang dan dia bisa menabung untuk membeli cincin yang sekarang digunakan oleh Jaejoong. Juga... Mengumpulkan uang untuk acara pernikahannya nanti.

Jaejoong sendiri senang saja Yunho dapat melakukan apa yang diinginkannya hanya saja dia masih saja merasa diasingkan jika Yunho sudah berada di toko buku ataupun didalam ruang baca Yunho. Serta jangan lupakan saat Yunho memainkan anime figurnya. Ck... Otaku tetaplah otaku...

Pamaran Yunho berlangsung selama seminggu setelah satu bulan acara pernikahan Yoochun dan Junsu, pameran yang cukup sukses itu membuat Yunho makin terkenal. Namun ditahun ini Yunho mengambil ujian untuk masuk ke universitas seni pilihannya, dia ingin menjadi pelukis yang terpelajar katanya.

Jaejoong hanya bisa pasrah saat akhirnya dia harus kembali ke Amerika untuk mengurus perusahaannya. Seokjin sendiri sempat datang ke Korea bersama Namjoon untuk menghadiri acara pernikahan Yoochun dan Junsu serta datang dihari terakhir pameran yang diselenggarakan oleh Yunho.

Saat ini Jaejoong tengah duduk berhadapan dengan Yunho yang sedang memajukan bibirnya, merajuk. Belum mau Jaejoong pergi dari sampingnya, manjanya kambuh dan sifat kekanakkannya keluar.

" Ne? Jangan pergi..." Rayu Yunho

" Tapi... Pameranmu sudah selesai Yun, aku harus mengurus perusahaanku disana"

" Disana ada Seokjin hyung"

" Begini saja... Biarkan aku disana enam bulan dan aku akan kembali ke Korea untukmu"

" Itu lama sekali" Ucap Yunho masih tidak terima

" Selamanya"

" Eh?"

Jaejoong terkekeh melihat ekspresi yang ditunjukkan oleh Yunho, wajahnya bingung dengan menaikkan salah satu alisnya. Jaejoong memang sudah membicarakan hal ini pada kedua orangtuanya, dia ingin berada di Korea dan akan sesekali mengunjungi perusahaannya di Amerika. Jaejoong cukup tahu diri untuk tidak meminta appanya mengurus perusahaan yang ada di Amerika karena Mr. Kim sudah mengurus perusahaan yang ada di China.

" Joongie akan disini? Bersama Yunie? Selamanya?" Tanya Yunho menyelidik

" Ya, aku akan bersamamu. Menjemputmu di kampus, makan bersama, kencan, membeli buku dan menemanimu melukis tapi kalau kau tidak mau ya sud-"

" YA! Siapa bilang Yunie tidak mau? Ya sudah sana, tapi Joongie harus kembali kesini enam bulan lagi dan menikah dengan Yunie"

" Mwo?"

" Enam bulan cukup bukan?"

" Aigo..." Jaejoong menggelengkan kepalanya, dia tidak kaget saat Yunho mengucapkan kalimat itu karena sang eomma bahkan memintanya menikah tiga bulan lagi " Baiklah, enam bulan dan aku akan menikah denganmu"

" Oke"

Yunho menyunggingkan senyumnya dengan lebar, terlihat menyilaukan dimata Jaejoong walaupun saat ini Yunho tengah menggunkan piyama berwarna biru muda dengan motif kecil - kecil Monkey D Luffy dan Tony Tony Chopper (karakter anime/manga One Piece). Yunho maju untuk mengecup bibir Jaejoong namun sepertinya kecupan itu berubah menjadi liar dan membuat kedua insan itu lupa daratan.

.

- TUJUH BULAN KEMUDIAN -

.

Yunho menatap namja berjas putih yang ada dihadapannya dengan wajah merona, pendeta baru saja meresmikan hubungan mereka dan meminta Yunho untuk mencium pasangannya. Tentu saja Yunho malu untuk mencium Jaejoong ditempat umum!

" Wae? Tidak mau menciumku?" Goda Jaejoong

" Ingin, tapi banyak orang disini"

" Aigo"

Jaejoong mengambil keputusan sepihak, dia menarik tengkuk Yunho dan melingkarkan kedua tangannya pada leher Yunho sedangkan bibir mereka sudah saling berpautan. Riuh ramai mewarnai ruangan gereja itu, mereka ikut bahagia atas pernikahan Jaejoong dan Yunho. Lihat saja seluruh sahabat dan keluarganya yang datang bertepuk tangan keras dan bersiul menggoda Yunho serta Jaejoong.

" Nghhh!"

Lenguhan itu bukan berasal dari mulut Jaejoong, seseorang tengah meringis kesakitan. Yoochun yang merasa tangannya diremas kencang segera menoleh, dia melihat sang istri memejamkan matanya serta melihat keringat mengalir pada pelipis Junsu.

" OMO!"

Yoochun lupa jika sang istri tengah hamil dan bahkan ini sudah memasuki bulan ke sepuluh kehamilannya namun Junsu belum menunjukkan bahwa dia akan melahirkan namun hari ini...

" Su? Gwaenchana?" Tanya Yoochun panik

" Sakit Park! Akhh!"

" Omo! Eomma! Junsu akan melahirkan!" Yoochun berteriak hingga membuat Jaejoong yang masih berciuman itu mendorong Yunho dan mereka langsung melihat kearah Junsu

" YA jidat! Cepat bawa Suie!" Pekik Jaejoong

" Suie yah!"

" Y-y-y-ya! Bagaimana ini?!" Yoochun yang biasanya bisa menghadapi semua tanpa kepanikan kali ini sangat panik

" Ya pabbo! Bawa Suie kerumah sakit"

" Yoochun ah cepat sebelum Junsu tidak sadarkan diri" Ucapan Mrs. Kim -eomma Junsu- langsung membuat Yoochun tersadar dan segera menggendong Junsu diikuti keluarga Yoochun dan Junsu

Sedangkan Jaejoong hanya bisa melongo pada sahabatnya yang sudah keluar dari ruang pemberkatan. Dia kemudian menghela nafasnya, kenapa pernikahannya jadi riuh begini? Ingin melanjutkan tapi dia khawatir dengan keadaan Junsu.

" Tenang saja Joongie, Yunie yakin Suie akan baik – baik saja bersama Chunnie"

Jaejoong menoleh saat suara Yunho menyapa gendang telinga, suara lembut yang menenangkan... Jaejoong akhirnya mengangguk dan melanjutkan acaranya, bukan... bukan acara berciuman tapi melemparkan bunga yang ada diatas meja.

Siapa yang menyangka yang menerima bunga itu adalah Seokjin, tidak disengaja Jaejoong melempar jauh bunga itu. Dan Seokjin yang sedang mengobrol riang dengan Namjoon sangat kaget saat tangannya menangkap sebuket bunga, padahal dia tidak ikut untuk memperebutkan bunga yang dipegang oleh Jaejoong.

Jaejoong tersenyum, dia harap kedua asistennya itu bisa meraih kebahagiaan seperti dirinya juga. Jaejoong menoleh dan menatap senang pada Yunho.

" Saranghae nae otaku"

Yunho tersenyum lebar mendengarnya, panggulan sayang itu terus keluar dari mulut Jaejoong. Otaku. Yunho senang dengan panggilan itu, terlihat menggemaskan jika Jaejoong yang mengucapkannya.

" Nado saranghae" Yunho memeluk pinggang Jaejoong dan tertawa bersama

Yunho melihat wajah sumringah Jaejoong, ah~ wajah Jaejoong terlihat menyilaukan, Yunho jadi tidak sabar memakaikan hadiah pernikahan yang diberikan oleh Junsu tadi pagi sebelum resepsi dimulai, sebuah seragam sekolah. Seragam sekolah yeoja. Tak lama Yunho menyeringai tanpa Jaejoong tahu bagaimana nasibnya nanti malam.

.

.

.

.

.

.

.

.

- TUJUH TAHUN KEMUDIAN -

.

.

" Kau tidak ke galeri Yun?"

" Ani"

" Ya Minnie, letakkan buku itu dan pakai dasimu"

" Hum"

" Yun, kau juga letakkan bukumu"

" Hum"

" Aish!"

Namja cantik yang tengah berpakaian santai dilapisi sebuah apron bermotif gajah itu berkacak pinggang menatap kesal pada dua namja berbeda usia didepannya.

" Ya! Letakkan buku kalian atau aku akan mengambilnya dengan paksa dan membakarnya"

" Akkhh... Joongie~~"

" Eomma~~"

Kedua namja itu meletakkan buku yang dipegang oleh mereka dan menatap penuh memohon pada Jaejoong. Jaejoong menatap garang kedua namja kesayangannya itu dan melangkahkan kakinya mendekat ketengah mereka.

" Kau harus makan dulu Yun" Jaejoong mengambil buku ah ani... Manga yang tadi dipegang oleh suaminya itu dan meletakkan disamping piring sang suami

Jaejoong kemudian mengambilkan nasi goreng untuk Yunho dan beberapa lauk tambahannya, kemudian tubuhnya beralih pada namja yang ada disamping kirinya.

" Minnie ah, kau juga... Aigo... Kenapa membaca sembari makan eoh? Bagaimana kalau buku kesayanganmu itu terkena makananmu?"

Jaejoong dengan telaten membersihkan mulut namja yang dia panggil Minnie itu kemudian menaruh buku yang dibaca namja itu dimeja dan memakaikan dasi kupu – kupu pada seragamnya.

" Eomma~"

" Makan dan segeralah berangkat ke sekolah Jung Changmin"

" Ugh..."

" Hey, kau tidak mau bertemu dengan Kyunie eoh? Eomma dengar hari ini Kyunie sudah masuk sekolah lagi" Ucap Jaejoong

" Jinjja?" Namja yang berstatus anaknya itu menatap Jaejoong dengan berbinar

" Ne, habiskan sarapanmu dan kita berangkat bersama" Ucap Jaejoong diakhiri dengan senyuman diakhir kalimatnya

" Ne"

" Hari ini biar aku saja yang mengantar kalian. Aku tidak ada kegiatan seharian ini" Ucap Yunho

" Nah dengar itu Minnie ah, appa akan mengantar kita. Cepat habiskan sarapan dan kita berangkat bersama" Ucap Jaejoong

" NE!"

Jaejoong menatap anaknya -Jung Changmin- dengan lembut dan mengusap rambut anaknya yang sudah berusia lima tahun itu, dia kemudian masuk kedalam kamarnya untuk bersiap – siap pergi ke kantor. Changmin anaknya yang pintar, tampan seperti dirinya ck... Hanya saja sifatnya mengikuti Yunho. Salahkan appanya yang sering mengajaknya ke toko buku saat tidak ada kerjaan, Changmin dengan cepat menyerap apa yang dilihatnya dan mulai bisa membaca diusianya yang baru beranjak empat tahun.

Dan lagi buku yang dibacanya adalah manga, sama seperti appanya. Ya... Yunho bertanggung jawab untuk menjaga Changmin jika sedang tidak pergi ke galeri atau studio lukisnya. Dan Yunho sangat sering mengajak Changmin pergi ke toko buku untuk melihat manga keluaran terbaru. Saat itu Changmin mungkin jatuh cinta pada sebuah manga berjudul 'dragon ball'. Ah... Menyebalkan.

Jaejoong sendiri masih mengurusi perusahaannya, dia membiarkan Yunho meraih mimpinya untuk menjadi pelukis dan yah... Namja itu sangat terkenal karena lukisannya yang sangat 'keren'. Melukiskan pemandangan dari sudut lain yang kadang membuat para penikmat lukisan tercengang dengan hasil lukis Yunho yang Jaejoong bilang abstrak dan tidak jelas.

Setelah merapikan kemeja dan dasinya Jaejoong keluar kamar dan menghampiri kedua namja kesayangannya yang sudah duduk dengan rapi disofa. Terlihat meja pun sudah bersih, sepertinya Yunho juga sudah mencuci piring bekas makan mereka. Tapi...

" Yak! Kenapa kalian membaca manga lagi eoh?"

Yunho dan Changmin menurunkan buku yang mereka baca secara bersamaan dan menatap Jaejoong dengan memelas.

" Appa dan anak sama saja, kajja. Aku tidak mau terlambat"

" Iya.. Iya"

Jaejoong jalan mendahului Yunho dan Changmin, dia berdiri dipintu kursi penumpang yang ada di depan saat Yunho menarik pergelangan tangannya.

" Mwo?" Tanya Jaejoong heran

" Bisa tidak Joongie yang menyetir? Bacaanku sedang tanggung"

Jaejoong menaikkan salah satu alisnya sembari menatap datar Yunho.

" Ani"

Satu kata itu saja yang keluar dari mulut Jaejoong, dia kemudian membuka pintu mobil dan langsung masuk. Yunho meringis dibuatnya, akhirnya dia mengangkat Changmin dan mendudukkan Changmin dikursi belakang. Sedangkan dia sendiri masuk kedalam mobil, duduk dibelakang kemudi. Yunho melirik iri pada Changmin yang sedang membaca manga-nya, ugh... Dia juga ingin...

" Cepat jalan Yun"

" Arasseo"

Jaejoong tersenyum melihat kelakuan Yunho yang masih belum berubah banyak walaupun sudah memiliki anak tapi Jaejoong tetap bersyukur karena Yunho mampu memberikan kebahagiaan padanya selama ini.

.

.

.

" Kajja Minnie ah"

" Hum"

Changmin mengangguk dan menaruh buku yang dibaca pada kursi penumpang, dia tahu bahwa eommanya tidak suka dirinya membawa manga ke sekolah taman kanak – kanaknya. Satu kali Changmin pernah bertengkar dengan sang eomma karena ingin membaca manga ke sekolah dan sang eomma marah, Jaejoong hanya tidak ingin sang anak tidak fokus dan hanya membaca manga. Changmin yang kesal memeluk appanya meminta bantuan tapi Yunho diam saja, dia tahu Jaejoong lebih baik dalam mengajarkan kemandirian.

Akhirnya Changmin masuk ke dalam sekolah tanpa memeluk atau mencium kedua orangtuanya, Jaejoong mendesah kesal tapi dia harus melakukannya demi mendisiplinkan anaknya. Jadi, dia meminta izin pada sang suami untuk berpura – para marah dan mengacuhkan Changmin.

Cukup satu hari bagi Changmin didiamkan dan dianggap tidak ada oleh eommanya, itu sangat menyiksa. Changmin biasanya bermanja – manja pada eommanya dan eommanya juga akan memasakkan makanan yang enak untuknya tapi satu hari itu Changmin tidak bertemu eommanya dan sekali bertemu eommanya tidak menganggapnya ada, sang eomma malah mengobrol riang dengan Kyuhyun lewat telepon.

Dan hal itu membuat Changmin marah dan kesal, dia menangis dan memeluk eommanya. Meminta maaf dan akan melakukan apa yang eommanya minta. Jadi saat eommanya berkata "tidak ada manga saat belajar", walaupun sulit Changmin melakukannya dan menjadi kebiasaannya sampai sekarang. Dia akan membaca manga dimanapun namun akan meletakkan manga itu dimobil saat mereka sampai di sekolah.

Jaejoong menggendong Changmin kearah sekolah diikuti Yunho dibelakangnya, Jaejoong langsung tersenyum saat melihat Junsu yang sedang mencium gemas anaknya.

" Annyeong Suie ah"

" Eoh? Joongie hyung annyeong" Junsu tersenyum kemudian mengelus perutnya yang membuncit

" Aigo... Lihat perutmu Suie ah... Sudah enam bulan dan kau masih mengantarkan Kyunie?"

" Aku tidak betah di rumah hyung. Baby – baby sepertinya juga ingin mengantarkan kakaknya ke sekolah" Ucap Junsu

" Baby – baby sehat?"

" Tentu saja"

" Eomma, Min mau maen sama Kyunie" Ucap Changmin kemudian mengecup pipi sang eomma

" Arasseo"

Jaejoong menurunkan Changmin dari gendongannya, Yunho menggandeng Changmin menuju Kyuhyun -anak Junsu- dan menemani mereka bermain di taman sekolah mereka.

" Kyunie sudah besar ne? Tahun ini dia masuk ke sekolah dasar bukan?" Tanya Jaejoong

" Ne hyung, aku tidak sabar melihatnya"

" Hahahahaha... Kau ini"

" Kau tidak mau menyusul hyung?"

" Menyusul apa?"

" Adik untuk Changmin"

" Omo! Yak, kau tidak lihat Minnie masih manja seperti itu?"

" Iya sih tapi hyung..." Junsu mendekatkan bibirnya pada telinga Jaejoong " Yunho masih sekuat dulu saat diranjang bukan?"

BLUSH

" YA! Kenapa kau masih saja mesum eoh?"

" Sudah dasarnya sifatku begitu hyung. Hyung tidak ke kantor?"

" Eh? Iya... Yunho yah! Kajja"

Yunho menoleh dan menganggukkan kepalanya, dia memeluk dan mencium kening anaknya lalu berjalan kearah Jaejoong.

" Kami pergi ne?" Ucap Jaejoong

" Ne hyung, bilang Chunnie aku akan datang saat istirahat"

" Oke"

" Annyeong Suie ah" Pamit Yunho

Yunho kemudian menggandeng Jaejoong untuk masuk ke dalam mobil dan mengantarkan Jaejoong keperusahaannya namun Yunho menjalankan mobilnya dengan pelan.

" Hmm... Joongie ah"

" Mwo?"

" Aku iri"

" Pada siapa?"

" Suie"

" Wae?"

" Aku ingin Minnie memiliki adik"

" E-eh?" Jaejoong menengguk ludahnya kasar kemudian menatap Yunho

"Minnie juga bilang ingin punya adik, aku juga ingin Yunie junior atau yeoja juga boleh"

" Tapi Minnie masih kecil"

" Oh! Ada hotel! Kita mampir saja kesana"

" Mwo? Ya! Buat apa?"

" Aku ingin membuat adik Minnie"

" YA!"

Yunho menghentikan mobilnya dipinggir jalan dan menatap penuh binar pada Jaejoong.

" Ne? Yunie ingin... Kita juga sudah satu minggu ini tidak melakukannya karena Minnie selalu ingin menempel pada Joongie saat malam"

Jaejoong bergedik saat mendengar bahasa manja yang terlontar dari mulut Yunho.

" Ak-aku harus kerja Yun"

" Joongie kan bosnya, lagipula ada Chunnie hyung disana. Kajja, kita ke hotel saja"

" Ya!"

CUP

" Saranghae"

Satu kata itu mampu melumpuhkan semua indra yang dimiliki oleh Jaejoong, Yunho mengecupnya sekali lagi dan mengatakan cinta padanya, sekali lagi, sekali lagi hingga menjadi lumatan.

" Kajja..." Lirih Yunho

Dan Jaejoong? melihat bagaimana seksinya Yunho yang menatapnya penuh gairah membuatnya dengan mudah menganggukkan kepalanya, selalu saja...

"Aku sungguh mencintaimu"

" Aku lebih mencintaimu nae otaku..."

.

.

.

~ END ~

.

.

.

Anyeong... Epilog lunas ya! Kkkkkkkkk

Maaf kalo epilognya mengecewakan, pikiran Cho emang mau na begini...

Terus Cho tambahin karakter laen disini, gpp ya? Hahahahaha Namjoon sama Seokjin, jadi figuran...

.

Special Thanks :

.

Haemin, ismi ismi, RereYunjae Pegaxue, Dewi YJKTS, misschokyulate2, jj, D2121, jaejungkim0126, danatebh, YuRhachan, Quinnessa, akiramia44, TyaWuryWK, cha yeoja hongki, MKfujon, Aquamarine26, Jung HaRa, nabratz, Shim shia, sri kencana, bijin YJS, deb, GaemGyu92, vixhi vhan, Bestin84, JonginDo, Sayuri Jung, dheaniyuu, leemomo. Chan520,

Princess Jae, Avanrio11, AmiKyuMinElf, kimRyan2124, Cindy TamaraSL1, yunjae Heart, RaizelYJ, Dewi15, fyodult, alice, philomena9095, liangie, indy, mha. Feibudey,

Untuk Guest, yang udh follow, fav juga para SiDer.

.

Makasih ya udah sempetin tulis ripiu ataupun baca #bow

Maap juga kalo ada yang belum kesebut atau salah penulisan nama.

Selamat juga bwt bts yang hari ini ngeluarin MV baru yang bikin Cho begadang malem ini hadeuuuhhh...

Oke, see u next ff?

Chuuuu~~

.

.

.

.

Senin, 2 Mei 2016