"Himawari-chan, kenapa Oniichan-mu begitu annoying...?" spontan Sarada membenturkan kepalanya di atas meja.
Merasa frustasi, dia semakin menenggelamkan wajahnya pada meja tersebut hingga tak ada tanda akan menampakan wajahnya lagi.
"Hmm ... Neechan, dia tidak begitu, kok! Dia hanya BAKA-Oniichan saja."
Melirik sejenak pada objek yang menanggapi pertanyaannya (dengan kepala yang masih menempel erat dengan meja), Sarada justru merasa semakin frustasi.
.
.
.
.
.
V96 # 60V
fanfiction ini dipersembahkan oleh anomelish™
Naruto © Masashi Kishimoto
Move On! © yooniqueen
WARNING:
Fanfiction bangkit dari hiatus.
AU « Author Universe. Itu berarti fanfiction ini tidak canon! #plok.
OOC « Out of Charakter. Sungguh! Sebisa mungkin Elsh buat agar se-IC mungkin. Apalagi untuk Sarada yang jatuhnya (entah mengapa Elsh merasa) jadi seperti Sakura dan Bolt jadi seperti Naruto .
Typo(s) and Miss Word « Karena terlalu semangat untuk debut kembali di-FFn, jadi editnya skiming(?). Ayo! Bantu Elsh untuk menemukan typo yang ada. Satu typo satu kecupan basah #eh
V96 # 60V
.
.
.
.
.
"Aku fix, MOVE ON!"
"Kau kenapa...?" Bolt merilik Sarada, bingung.
Sedangkan yang dilirik, membalasnya dengan deathglare yang cukup mematikan.
"Kamu tuh yang tidak peka!" Brak! kali ini (demi untuk mendramatisir) diiringi hantaman keras tangannya yang menggeplak meja.
Bolt terdiam sejenak, "Kalau itu maksudmu ... aku mengerti!" mencoba menebak apa yang ada dipikiran sahabatnya, "Menurutku, kamu sih nggak akan bisa!" lanjutnya asal tebak.
"Ka-kau! Apa maksudmu aku tidak—" perkataannya seketika dipotong oleh Bolt.
Bolt yakin sekali Sarada itu tipe gadis yang setia (entah siapa pun orangnya) "Ya, karena kamu belum menemukan tempat yang baru kan...? Ketika kamu belum mendapatkan tempat baru untuk move on. Aku sarankan kamu untuk move up dari dia! hahaha..." Bolt tertawa lepas tampa dosa, "Lelaki itu tak pantas membuatmu galau seperti ini." lanjutnya begitu saja. Tidak tau bahwa dialah 'lelaki' fokus utama pembicaraan mereka.
"Iya, kau benar! Lekali itu terlaku baka untuk aku galaukan," ... dan Bolt pun mengangguk—mengiyakan. "Aku pastikan, aku akan move up darimu!"
Beberapa detik kemudian semuanya berubah seperti ketika negara api menyerang. Bolt dengan ekspresi yang sulit diartikannya (ketika itu) hanya dapat melihat punggung Sarada yang semakin menjauh.
V96 # 60V
"Hima-chan, apa kau tau kalau Sarada-Oneechanmu sedang galau...?" Bolt berusaha mengorek informasi dari adiknya. Gengsi juga kalau dia to the poin bercerita bahwa dialah lelaki yang membuat anak keturunan Uchiha itu galau.
Sok cool, Bolt bersandar di daun pintu. Diam-diam mengincar isi keresek yang dibawa adiknya.
Himawari masih termengu—belum menanggapi—dia terlihat sedang mengingat sesuatu.
Merasa tak digubris. Hanya dengan satu kaki Bolt menghentikan langkah adiknya tepat di depan pintu. Satu sabetan saja, ice cream yang baru dibeli Himawari sudah pindah tangan kepadanya.
Memang dasarnya Himawari kalem, dia hanya berjalan masuk melewati kakaknya ... tampa memerdulikan rampasan yang didapat kakaknya, "Benarkah? Terakhir Hima lihat, Sarada-Neechan justru sedang tertawa bahagia dengan Inojin-Niichan, emm ... di Tamkot ya~" jawab adik manisnya ini.
"Hah? Kapan itu?"
"Lima menit yang lalu...,"
Seketika Bolt sudah hilang dari pandangan Himawari.
V96 # 60V
Pemuda berambut kuning ini terengah-engah, napasnya sudah setengah habis akibat lari maraton dari rumahnya ke Taman Kota Konoha.
Sepanjang hari, terik matahari tampa ampun menghujatnya. Bodohnya lagi, dia berlari di trotoar panas tanpa menggunakan alas kaki. Poor Bolt!
Tak memerdulikan perih di telapak kakinya. Matanya terus mencari di seluruh penjuru taman. Nihil. Pikirannya kalut, mungkinkah...? Dia kembali berlari dengan alasan yang absurb.
Setelah mengelilingi hampir setengahnya, tibalah Dia di jalan setapak yang penuh pohon Sakura. Konon tempat ini memiliki aura romans yang sangat tinggi! Di mana lagi kamu akan menemukan dua sejoli dengan wanita yang tertawa bahagia, kalau bukan di sini.
Yup! Benar saja, dia menemukan 'dua sejoli' yang dicarinya.
"Inojin! Sarada! Sedang apa kalian berduaan di tempat seperti ini?" tanyanya basa-basi.
"Etto..." Sarada tidak yakin harus menjawab apa, eh tunggu! Lagipula dia merasa Bolt tidak perlu mengetahui apa yang mereka lakukan. Akhirnya dia memilih mengalihkan pembicaraan, "Kau sendiri. Sedang apa di sini?"
"Aku...?" Bolt gelagapan, "Aku membeli ice cream, ini!" dia menunjukan ice cream rampasan dari adiknya yang mulai meleleh.
"Membeli ice cream ke tempat ini dengan tidak menggunakan alas kaki? Kau bercanda!" tanggapnya sarkastik.
"Itu urusanku!" Bolt yang sadar baru merasakan perih di telapak kakinya. "Lagipula, kau belum menjawab pertanyaanku, Sa-ra-da~" desaknya menggoda.
Sarada kembali terdiam. Suasana hening, layaknya di film-film, bunga Sakura tiba-tiba berguguran terhempas oleh angin. Momen seperti ini akan terus berlangsung kalau saja Inojin tidak memutuskan untuk menanggapi pertanyaan Bolt.
"Aku habis menyatakan cinta pada, Sarada!" gen ayahnya yang tampa ekspresi itu terbukti berguna sekarang. Dia tanpa beban menjawab pertanyaan Bolt.
Sarada menunduk penuh arti (mungkin dia malu), namun Bolt justru terlihat horror ketimbang menunjukan rasa penasarannya.
"Berarti ... kalian...?" Bolt menjeda kalimatnya, merasa tidak mampu mengutarakan kaliamat selanjutnya. "Sudah resmi?"
Sarada spontan mencubit lengan atas Inojin. Memberi isyarat untuk tidak memberi tahu Bolt.
"Dia menolakku!"
Tepat setelah perkataan tersebut meluncur, iris biru langit dan hitam kelam keduanya membulat sempurna menatap Inojin intens.
Sedangkan yang ditatap hanya memberi ekspresi seperti biasanya seorang Inojin—wajah tanpa dosa dengan senyum yang innocent.
V96 # 60V
"Kau, tidak sedang galau, kan, Inojin?"
Bolt dan Inojin, keduanya duduk di sebuah bangku panjang yang disediakan di Taman Kota Konoha. Mereka menunggu Sarada yang tiba-tiba pergi ke toilet sambil menutup muka (entah karena apa).
" Galau itu sejenis sindrom takut mencintai, dicintai, atau sangat butuh dicintai oleh lawan jenisnya, yah...?" Bolt terdiam tidak mampu menanggapi, "Jujur sampai sekarang—setelah aku membaca begitu banyak buku tentang galau—aku masih tidak mengerti," namun Inojin masih semangat meneruskan argumennya, "Jika yang kamu maksud pertanyaanmu adalah bagaimana perasaanku. Aku tidak merasakan apa-apa." ... dan masih mampu menutupnya dengan begitu sempurna.
'Itu berarti kau tidak menyukainya. Lalu untuk apa kau harus menembaknya?' inginnya Bolt mengatakan hal tersebut tepat di telinganya. Namun yang dia lakukan kini hanya memberi puk-puk-an ringan tanda menyemangati.
"Bolt! Kau menusukku." ucapnya pelan.
"Heh?"
Rupanya stick ice cream (satu-satunya yang tersisa setelah semuanya meleleh) yang dia rampas dari Himawari masih dia pegang dan belum dia buang.
"Maaf, aku sampai lupa memakan, Himawari," niatnya adalah untuk mengatakam 'memakan ice cream pemberian Himawari' karena grogi dia panik dan salah ucap.
Sontak Inojin menepuk jidatnya pelan, "Aku juga! Ah ya, Himawari!"
"Apa? Kau juga mau memakan imotouku?"
"Bukan! Aku berjanji menggambarkan bunga matahari untuknya."
Inojin beranjak dan pergi meninggalkan Bolt sendiri...
"Kutunggu kau bersama Sarada di rumahmu, Bolt!"
V96 # 60V
"Kanapa hanya kau? Inojin mana?" Sarada menuntut dengan intonasi yang cukup tinggi.
"Kau berharap dia duduk manis menunggumu dengan senyuman? Apa kau lupa baru saja menolaknya...?" sindiran yang tepat sasaran Bolt!
"Aku tidak—" Sarada memutuskan tidak melanjutkan perkataannya. "Lalu kau? Untuk apa kau menungguku?"
Bolt menunjuk bagian bawahnya yang telanjang kaki.
"Itu bukan urusanku!" ucap Sarada acuh sambil berbalik meninggalkan pemuda 'brungsukan' itu sendirian. Bolt tak tinggal diam, dia menggait lengan atas Sarada sehingga langkahnya berhenti seketika.
"Aku pinjam..." setelah posisi mereka berhasil berhadapan dia melanjutkan kembali perkataannya. "Alas kakimu!"
Sarada mengenakan weiges hill yang tidak begitu tinggi sih (hanya 5 cm). Tetap saja bila Bolt yang memakainya, itu cukup membuat om-om hidung belang memandangnya dengan cara yaang berbeda.
"Kau gila!"
"Iya, aku gila! Aku gila juga karena...,"
Bolt mempersiapkan poppy ninjutsunya.
"... telapak kakiku yang melepuh. Ini sakit, Sarada!"
Iris Sarada berputar 360 derajat di balik kaca matanya, "Jika kau pikir aku akan membuat telapak kakiku melepuh demi kamu, kau salah besar!"
"Bukan, punggungku ini masih kuat hanya untuk kau tumpangi." Bolt memberikan cengiran 100 watt-nya.
Sedangkan Sarada tetap tak habis pikir dengan apa yang telah diperbuat pemuda penuh kejutan di depannya.
V96 # 60V
Seperti dungaan mereka. Menjadi pusat perhatian.
Sekelilingnya mungkin tidak memperhatikan alas kaki yang Bolt pakai. Mereka sibuk memperhatikan gadis beruntung yang sedang digendong 'pemudanya' di siang bolong pada musim panas seperti ini.
"Kau malu, ya, Sarada?"
"Tidak," diam-diam Sarada tersenyum dengan wajah yang merona. 'Aku senang,' lanjutnya hanya berani dia utarakan di dalam hati. "Kenapa aku? Kau yang seharusnya malu, Baka!" timpalnya bersikap tsundere.
"Hehe aku sudah terbiasa, sih, jadi pusat perhatian. Kau beruntung, karena aku kau bia merasakan hal yang sama."
Diam-diam Bolt pun tersenyum dengan wajah merona.
Kalau sudah begini pantas saja mereka berdua mampu membuat iri pasangan lain di sekitarnya.
"Sarada, kau tidak jadi move on?"
Sarada hanya menggeleng tampa bersua. Tapi Bolt mengetahui jawabannya dengan jelas. Bukan karena kemistri yang mereka miliki. Hal sederhana seperti kepala Sarada menempel di pundak kanan Bolt, Dia merasakan getaran gelengan tersebut dengan geli.
"Bagaimana dengan rencana Move up (dariku)?" tentu kata yang dalam kurung hanya mampu terucap dalam hati.
Kali ini Sarada memutuskan untuk berucap, "Aku tidak punya sayap, gas heliumku juga tidak cukup untuk membuat banyak balon."
Ketika itu keduanya hanya terdiam dengan senyum yang tak hilang-hilang.
V96 # 60V
"Mampirlah sebentar, Sarada."
"Tidak perlu, Bolt. Okaasan bilang Obaasan akan mengunjungi rumah," jawabnya jujur.
"Sayang sekali. Inojin bilang akan menunggu kita di rumahku."
"Loh? Inojin ada di rumahmu?"
Sontak Bolt menutup bibirnya rapat-rapat.
V96 # 60V
Inojin tidak hanya menunggu mereka sendirian. Kini dia terlihat sedang tertawa bahagia bersama Himawari. Kanvas, cat, dan beberapa cemilan menemani tawa canda mereka.
Sedangkan dua orang penonton lainnya menatap sweatdrop pada apa yang mereka tonton, 'Ternyata dia mudah sekali untuk move on!' kompak keduanya dalam hati.
.
.
.
.
.
Owari
V96 # 60V
Kyaaafanfic macam apa coba? Gapapa ah, yang jelas Elsh sudah nge-warning dari diatas juga. Kalau sekarang kalian mau cengo itu resiko kalian #dibuang
Sebenarnya Elsh pengen banget ngelanjutin fict yang multichap—terutama yang Gee. Tapi Elsh gak PD, Elsh mengira Elsh udah dilupain #dor Ada yang masih inget sama Elsh? #krikkrik #pundung
V96 # 60V
Omake
"Oh, Inojin... Kebetulan sekali,"
Kegundahan serta kegalauan hati Sarada menuntunya pada Inojin.
"Ada apa, Sarada? Kau terlihat ... em ... sakit?"
"Aku galau,"
"Galau itu sejenis cat, apa?"
"Bukan, galau itu sejenis sindrom takut mencintai, dicintai, atau sangat butuh saling mencintai." Sarada menghela napas panjang.
"Begitu... kau mau aku membantumu?"
Sarada mengngguk mantap.
"Menghilangkan segenap keglauanmu?"
Sarada mengangguk semakin mantap.
"Baiklah."
Sarada tersentak, "Kau bisa...?" tanyanya tidak yakin. Padahal sejak awal Sarada yang mencari Inojin.
"Tentu!"
"Caranya?"
"Aku hanya perlu mencintaimu."
Sarada tak habis pikir dengan apa yang Inojin katakan barusan. Satu hal yang perlu dia waspadai dari Inojin, "bahwa dia (mungkin tidak sadar) seorang playboy".
"Kalau perlu, sekarang aku akan menyatakan cinta padamu, bagaimana?" tawarnya.
"Hah?"
... dan ketika itu pemuda jabrik berambut kuning menginterupsi adegan selanjutnya.
V96 # 60V
Jangan Cuma numpang lewat dong, ayo baca! Baca doang juga gak apa-apa ^^'a. Tapi asal kalian tau yah~ Review kalian itu sagat Elsh harapkan #dor ^^V.
Ada yang tertarik dengan fanfict Elsh? Merasa menjanggal gitu setelah baca fanfict Elsh? Atau ada uneg-uneg yang bikin eneg kalau disimpan? Tunggu apalagi? Ayo dong sumbangkan pendapat kalian melalui Review. Silahkan Review.
Akhir kata:
R
E
V
I
E
W
REVIEW
V96 # 60V
Singaraja, Minggu 30 November 2014/ 16.01
Edited. Minggu, 1 Desember 2014/ 06.10