Love You My Beauty Dragon
By
Zevatus
Warning: SasuFemNaru, typo, gaje, bahasa aneh, alur kecepetan, OOC, latar dan waktu berganti-ganti sesuka author gaje, serta feel kurang…
Summary: Manusia? ia menyangkal jika dirinya adalah manusia. Ia adalah Naga, seperti ibunya. Namun, kenapa ibu naganya mengusirnya? Bukankah ibu naganya mengatakan kalau dia menyayangi gadis itu? Kenapa juga ia harus bertemu pangeran Uchiha itu? Bagaimana jadinya kehidupan gadis itu ditengah-tengah manusia?
Gomenasaiiiii... maaf updatenya lama banget
Aku bahkan sudah nggak tau apakah masih ada yang mau membaca fanfic gaje saya. tolong maafkan saya TTnTT
Chapter five
Kushina berdiri di balkon, menatap ke arah taman bunga keluarga Uchiha. Melihat sang istri yang sangat tertarik dengan sesuatu yang ada di taman itu, Minato akhirnya memilih mendekati permaisurinya. Ia rangkul mesra istrinya dari belakang kemudian menatap kearah penglihatan sang istri.
"Apa yang sedang kamu lihat, sayang?" Tanya Minato lembut.
"Apa menurutmu… Jika putri kita masih ada, ia akan seperti gadis itu?" tanya Kushina sambil menunjuk kearah seorang gadis yang sedang berjalan di taman itu. Gadis itu didampingi oleh seorang maid yang sedang membawakan anak panah dan busur sang gadis. Surai pirang panjangnya diikat model ekor kuda dengan setelan baju berburu yang cukup pas membalut tubuh mungilnya. Sesekali gadis itu berbicara dengan maid yang mendampinginya, dan senyuman tidak lepas dari wajahnya.
"Mungkin saja… Gadis itu terlihat cantik dan bersinar seperti putri kita dahulu. Melihatnya membuatku mengingat masa lalu…" Kata Mikoto dengan nada lemah. Tangannya yang tadi bebas sekarang sudah mencengkram erat batas balkon, mengingat kejadian 18 tahun yang lalu.
Flashback
"Naruto sayang… sudah waktunya tidur…" Kata Kushina lembut sambil menaruh bayinya ke tempat tidur bayi yang ada di tengah-tengah ruangan yang berukuran sangat besar itu. Ia mengelus sayang wajah anaknya yang nampak mengantuk.
Minato yang melihat hal itu hanya dapat tersenyum. Ini adalah keluarga yang selama ini dia idamkan. Terlebih menatap kebahagiaan istrinya merawat putri mereka, membuat kebahagiaannya semakin lengkap.
Minato dan Kushina terus menatap putri mereka, merekam tingkah putri mereka yang menggemaskan saat tertidur. Meski baru berusia 2 bulan, kecantikan sang putri sudah mulai nampak dengan jelas. Mata biru cerah dan besar, surai pirang yang mulai tumbuh, pipi chubby yang menggemaskan, sertah tingkah imut dan caranya menggeliat saat tidur membuatnya semakin nampak seperti malaikat kecil yang menggemaskan. Ia tidak menangis untuk hal kecil, memperlihatkan kecerdasannya. Sangat berbeda dengan bayi pada umumnya.
Belum lama raja dan ratu melihat putri mereka yang sedang pulas tertidur, seseorang mengetuk pelan pintu ruangan lalu melangkah masuk.
"Maaf yang mulia, saya ingin menyampaikan bahwa kami berhasil menangkap seekor naga angin gunung Xedios." Kata jendral itu.
"Benarkah? Bagaimana bisa?" Kata sang permaisuri dengan nada tak percaya serta kagum.
"Benar, yang mulia… Kami berhasil meracuninya dan berhasil membawanya ke istana." Kata sang jendral.
"Kau tidak membunuhnya, bukan? Naga itu tidak akan ada gunanya jika ia mati…" Kata Minato tenang.
"Tentu saja tidak, yang mulia…. Kami mengurung naga yang tak berdaya itu di penjara bawah tanah…" Kata sang jendral.
" Hmnnn, baiklah… Aku ingin melihat naga itu." Kata Minata lalu berbalik menatap istrinya. "Apa kau mau ikut?" Lanjutnya.
"Tentu saja…" Kata Kushina.
Mereka lalu berjalan keluar dari kamar tersebut menuju ke penjara bawah tanah, namun saat mereka sampai di perempatan koridor utama, mereka melihat banyak prajurit yang berlarian. Melihat kejadian itu, sang jendral langung menarik salah seorang prajurit.
"Apa yang terjadi?" Tanya sang Jendral.
"Naganya lepas, tuan…" Kata salah satu prajurit.
Sang raja-ratu serta jendral yang bersama mereka seketika tersentak mendengar kata-kata prajurit tersebut.
"Apa?! Bagaimana bisa?" Kaget sang jendral.
"Saat sang naga bangun, tiba-tiba saja ada angin yang sangat kencang muncul. Kemudian, rantai sihir yang mengekangnya langsung putus. Naga tersebut mengamuk, Tuan… Kami tidak bisa menahannya, lalu naga itu keluar dari penjara…" Kata sang perajurit takut.
"CEPAT CARI NAGA ITU!" Perintah sang jendral.
Perajurit itu langsung memberikan penghormatan kemudian meninggalkan para pemimpinnya. Tiba-tiba, sang ratu merasakan firasat buruk. Untuk memastikan kebenaran firasatnya, sang permaisuri langsung berlari kembali ke ruangan sang putri.
"Sayang… Ada apa?" Tanya Minato yang juga berlari mengejar istrinya.
"Aku merasakan firasat buruk tentang putri kita…" Kata Kushina yang masih berlari.
Dan saat sampai di depan ruangan sang putri, Kushina menahan nafasnya. Entah mengapa, ia mulai merasa akut. Pintu ruangan yang tadi tertutup, entah mengapa kini sedikit terbuka. Didampingi oleh Minato dengan jenderalnya, perlahan sang permaisuri mendorong pintu itu.
Mata ketiga orang tersebut seketika membulat saat melihat hal yang ada di depannya.
Menyadari bahwa ia mendapatkan tamu, makhluk yang sedari tadi sedang bermain dengan seorang gadis kecil yang berada di kasur bayi langsung berbalik.
Irisnya menatap tajam manusia yang berada di depannya. Dan secara cepat, makhluk itu mengambil sang putri. Berlari lalu membawa sang putri terbang keluar istana.
Ketida orang itu berusaha mengejar naga yang membawa lari sang putri, berusaha menghalangi naga itu dengan kekuatan sihir yang mereka miliki. Namun…
"NARUTOOOOO…" Teriak Kushina yang hanya dapat menatap bayinya yang dibawa oleh sang naga.
Sihir mereka semua terpatahkan dengan mudah. Tak ada lagi yang bisa mereka lakukan saat sosok yang membawa sang putri semakin menghilang.
Flashback end
Naru berjalan didampingi oleh seorang maid menuju paviliun di taman bunga kerajaan Uchiha. Merasakan tatapan yang sedari tadi mengawasinya,membuat gadis manis itu berbalik dan tatapannya tertuju pada 2 orang yang sedang melihatnya dari balkon lantai 2 gedung utama istana Uchiha.
Sedangkan Minato dan Kushina yang mendapatkan tatapan dari Naruto langsung menyunggingkan senyum untuk gadis itu. Melihat sikap ramah yang diberikan oleh Minato dan Kushina membuat Naru salah tingkah. Ia langsun membungkukkan badannya 90 drajat.
Lalu berbalik dan kembali melanjutkan langkahnya….
#Zevatus#
Sedangkan di ruang tamu kerajaan Uchiha…
"Anda pasti mengetahui maksud kedatangan kami ke kerajaan ini, Uchiha-san…" Kata Kizashi kepada sang raja kerajaan Uchiha.
"Hnnn…"
"Jadi kapan pertunangan bisa dilangsungkan?" Kata Kizashi lagi yang langsung membuat Sasuke mendelik tajam ke arah orang tuanya. Ia ingin menunjukkan bahwa ia tidak menginginkan pertunangan tersebut.
Namun tiba-tiba Mikoto berdiri dari tempatnya sedari tadi duduk.
"Maafkan saya, Haruno-san. Tapi saya telah menjodohkan putra saya dengan gadis lain. Oleh karena itu, kami tidak bisa melanjutkan pertunangan ini." Kata sang permaisuri kerajaan Uchiha yang diakhiri dengan menundukkan kepalanya untuk meminta maaf.
Seketika ruangan menjadi hening. Sasuke juga tidak menyangka bahwa sang ibunda akan melakukan itu. Sedangkan keluarga Haruno seketika terdiam.
"A-apa maksud anda?" Tanya permaisuri kerajaan Haruno takut-takut.
"Ia, apa maksud bibi? Bukankah di pembicaraan terakhir sudah diputuskan bahwa aku yang akan menjadi pendamping Sasuke?" Kata Sakura yang berusaha mempertahankan senyumannya dan menahan tangisnya.
"Sekali lagi maafkan saya… disini, saya sebagai seorang ibu menginginkan kebahagiaan putraku. Dan saat mengetahui bahwa Sasuke tidak mencintai Sakura-chan, saya sadar kalau Sasuke tidak akan merasa bahagia. Karena itu saya menjodohkannya dengan orang yang ia cintai…" Kata Mikoto menjelaskan.
"Siapa? Dan putri dari mana?" Tanya Hizashi mencoba menahan agar nada bicaranya tidak meninggi.
"Namanya Naru… Dia bukanlah seorang putri. Meski begitu, saya juga menyetujui pertunangan ini…" Kata Fugaku akhirnya.
Itachi hanya menyunggingkan senyum tipis, sedangkan Sasuke terpaku atas pendengarannya. Ia mencoba meyakinkan diri sendiri bahwa apa yang ia dengar tidaklah salah. Sedangkan Sakura saat ini mencengkram gaunnya untuk menahan kemarahannya. Bisa-bisanya ia dikalahkan oleh seorang gadis biasa?
"Ibunda…" Kata Sasuke lirih seakan meminta sebuah jawaban.
"Ibunda sudah tahu, jadi kamu tenanglah…." KataMikoto masih tersenyum kepada Sasuke.
Semua orang terdiam, tak ada yang melanjutkan pembicaraan. Hizashi mengepalkan tangan, merasa dipermainkan oleh keluarga kerajaan Uchiha.
Skip time
"Apa yang terjadi pada Sakura-chan?" Tanya Minato segera menghampiri sang raja dan ratu kerajaan Haruno yang sedang berdiri di depan sebuah pintu kamar tamu di kerajaan Uchiha.
"Mereka membatalkan rencana pertunangan secara sepihak…" Kata Hizashi datar.
"Kenapa?" Tanya Kushina tidak percaya.
"Mereka memilih seorang gadis biasa intuk bertunangan dengan Sasuke tanpa sepengetahuan kita…" Kata Mebuki-ibunda Sakura-.
"Bagaimana mungkin?" Kata Kushina dengan nada bingung.
"Itu mungkin, dan sekarang Sakura sedang menangis di dalam…" Kata Hizashi dingin.
"Kami akan berbicara dengan Fugaku dan Mikoto…" Kata Minato lalu berbalik sambil menggandeng tangan Kushina.
Sepasang suami istri itu lalu pergi meninggalkan keluarga Haruno lalu berjalan menuju tempat Fugaku dan Minato. Namun perjalanannya terhenti saat Minato menabrak seorang gadis bersurai kuning panjang di persimpangan koridor istana. Membuat gadis itu jatuh terduduk.
"Maaf, apa kamu baik-baik saja?" Tanya Minato dan Kushina kompakan.
Gadis itu mengangkat kepalanya, lalu iris sapphire indah langsung menyambut penglihatan Minato dan Kushina. Membuat mereka terpukau, namun ada sesatu yang mereka tangkap dari tatapan itu. Tatapan mata itu seperti menyiratkan rasa… takut?
Ok… kalau yang tersirat rasa kaget, mungkin pasangan suami-istri itu dapat maklum, mengingat mereka adalah anggota kerajaan yang datang berkunjung. Tapi, apakah mereka semengerikan itu sampai gadis cantik itu menatapnya dengan tatapan takut?
"Biar kami…" Kata Kushina hendak membantu gadis itu berdiri langsung terpotong sebab uluran tangannya tidak ditanggapi sama sekali. Gadis itu langsung berdiri dengan cepat.
"Maafkan saya, Namikaze-sama…" Kata gadis itu cepat lalu sedikit membungkuk kemudian pergi meninggalkan kedua orang yang sedang menatapnya bingung.
#Zevatus#
Naru berjalan cepat ke arah kamarnya tak memperdulikan selangkangannya yang masih terasa ngilu, jantungnya berdetak dengan cepat seakan sedang berpesta. Sungguh membuat gadis itu terusik. Belum selesai menghilangkan gejolak di hatinya akibat perbuatan sang raven, kini datang lagi satu masalah padanya.
Ia takut saat ini akan tiba…
Ia takut melihat kedua orang tuanya…
Manusia itu kejam…
Manusia tak dapat dipercaya…
Saat Naru sampai di kamarnya, ia menutup lalu mengunci pintu kamar. Tangannya bergetar, entah karena apa… Gadis itu ingin berendam dengan air dingin saat ini. Ia ingin menenangkan pikirannya. Segera gadis itu melawan getaran tubuhnya dan berjalan ke arah kamar mandi di kamar itu.
Gadis itu menyalakan air lalu mengisi bath tub dengan air dingin. Sambil menunggu, gadis itu mulai melepaskan satu persatu pakaian yang membalut tubuhnya. Matanya menatap bingung sesuatu yang membasahi celana dalamnya. Sesuatu yang berwarna putih (?).
Naru menatap dirinya di pantulan cermin yang memantulkan wujud dirinya dari ujung kaki sampai ke lutut. Sebuah cairan berwarna putih masih menyusup keluar sedikit demi sedikit dari daerah selangkangannya. Naru bingung, cairan apa itu. Jari-jari lentiknya mencoba mengetahui apa itu. Ia menyentuh cairan itu. Kental…
Naru semakin penasaran, ia menyusuri cairan itu sampai ke selangkangannya. Lalu…
Bushhhh…
Wajah gadis itu memerah layaknya buah tomat kesukaan Sasuke.
Oh Naru, rupanya kau menggunakan pakaianmu sebelum membersihkan cairan Sasuke yang masih setia bersemayam di dalam tubuhmu. Poor Naru….
Segera gadis itu menyalakan shower untuk membersihkan tubuhnya sebelum menceburkan tubuhnya ke dalam bath tub.
#Zevatus#
Minato dan Kushina menemui para anggota kerajaan Uchiha. Minato menatap nyalang ke arah Fugaku. Saat ini ia merasa geram karena sahabatnya itu memutuskan pertunangan sepihak tanpa adanya pemberitahuan. Tak ada Sasuke maupun Itachi disana. Hanya ada sang raja dan ratu yang duduk dengan santainya.
"Bisa kau jelaskan, apa maksud semua ini?" Tanya Minato tajam.
"Kami adalah orang tua, dan keinginan orang tua adalah membahagiakan anaknya… kau pasti mengerti maksudku, bukan?" Kata Mikoto.
"Dan kau pasti mengerti betapa kami menyayangi Sakura-chan, bukan?" Kata Kushina.
"Seberapa besarpun sayangmu kepada Sakura-chan, tidak akan pernah bisa dibandingkan dengan seberapa besar sayang kami pada Sasuke… Sasuke putra kami. Sedangkan siapa Sakura-chan? Darahmu bahkan tidak mengalir didalam tubuhnya…" Kata Fugaku tenang.
"Jaga bicaramu! Kami sudah menganggap Sakura-chan seperti anak kami sendiri!" Kata Minato dengan nada suara tinggi.
"Terserah apa yang ingin kau ucapkan, kami akan tetap pada pendirian kami untuk menjodohkan Sasuke dengan gadis yang ia sukai…" Kata Mikoto tetap bersikukuh dengan pendiriannya.
"Baiklah, kita lihat nanti. Aku yakin Sasuke akan mencintai Sakura" Kata Minato lalu berbalik dan melangkah meninggalkan ruangan tersebut sambil menggenggam tangan Kushina erat.
#Zevatus#
Sasuke baru saja selesai membersihkan tubuhnya, handuk masih melilit pinggangnya dan tetesan air menetes setetes demi setetes dari helai-helai rambut ravennya.
Tiba-tiba bayangan itu kembali menyusup didalam pikirannya. Bagaimana suara desahan gadis itu melantun bagaikan musik indah di telinganya yang membuatnya semakin menggila malam itu. Bagaimana tubuh mungil itu mengejang oleh sentuhan-sentuhannya, bagaimana rasa manis yang ia rasakan saat lidahnya menyusup masuk ke dalam gua hangat sang gadis, serta bagaimana pas dirinya saat….
Sasuke langsung menjambak rambutnya untuk mengusir pikiran-pikiran itu dari kepalanya. Semalam ia memang menggila dan tak dapat mengontrol tubuhnya, namun ingatannya tentang pemandangan yang ia lihat serta perasaan yang ia rasakan entah mengapa tidak dapat ia singkirkan.
Tiba-tiba, ingatan Sasuke berhenti saat semalam ia melihat darah mengalir di pangkal paha gadis itu.
'Apakah Naru baik-baik saja?' batin Sasuke.
Sang bungsu Uchiha itupun lalu melangkahkan kakinya keluar dari kamar itu dan menuju ke kamar Naru. Ia ingin memastikan gadis itu baik-baik saja. Sampai ia mendengar suara isakan dari salah satu kamar tamu. Sasuke penasaran dan menghentikan langkahnya, mencoba menajamkan pendengarannya.
"hiks Kushina- oba-sama, Minato- oji-sama. Bukankah kalian berjanji? Kenapa harus seperti ini?" Kata seorang gadis yang dari suaranya Sasuke tahu bahwa itu adalah Sakura.
"Tenanglah Sakura-chan… kami akan mengusahakan yang terbaik." Kata sebuah suara lain, Minato.
"oba-sama dan oji-sama bohong… lebih baik aku mati…" Kata Sakura.
"Kami akan berusaha Sakura-chan. Kami akan berusaha semampu kami agar kamu bahagia. Meski kami harus membunuh gadis pirang itu…" Kata Kushina.
Sasuke diam membatu. 'Gadis pirang?Naru?' batinnya kaget.
Sasuke langsung berlari meninggalkan tempat itu. Yah, siapa lagi? Hanya Narulah gadis pirang di istana itu. Sasuke berjanji bahwa ia akan berusaha melindungi gadis itu. Yup, inilah janji lelaki.
ToBeContinue
Please Review
GOMEEENNNAAASSSAAAIIII!
Ampuni author tak bertanggung jawab ini yang meninggalkan fanfic ini sangat lama. Entah mengapa saya kehilangan semangat untuk menulis. Saya tidak tahu apakah masih ada yang membaca fanfic ini. tolong ampuni dosa-dosa saya #lebay…
Bagaimana menurut para readers? Jelek? Makin ancur? Makin gaje? Maafkan atas segala kekurangan saya dalam membuat fanfic. Apalagi untuk penempatan kejadian yang dirasa terlalu dini untuk terjadi. Saya mohon maaf m(_ _)m