Lima hari sudah berlalu semenjak Chanyeol bekerja di The Latte dan belum ada perubahan signifikan dari hubungannya dengan laki-laki yang disukainya –Baekhyun. Malahan Baekhyun semakin dekat dengan Kris –laki-laki yang baru masuk ke dalam black-list Chanyeol. Padahal Chanyeol sudah berusaha menarik perhatian Baekhyun, tapi entah kenapa Baekhyun tidak kunjung memperhatikannya dan cenderung tidak peduli. Tentu saja itu membuat Chanyeol frustasi.
Seseorang bersenandung saat pintu ruang ganti pegawai terbuka. Chanyeol yang sedang berganti baju, menoleh orang itu. Itu Baekhyun. Sepertinya dia baru sampai di café dan sepertinya ia tidak menyadari kehadiran raksasa bertelinga lebar yang tengah mengancingkan kancing kemejanya. Chanyeol terus menatap Baekhyun yang kini tengah berganti pakaian. Chanyeol terus menatapnya intens tanpa menghentikan aktivitasnya. Begitu Baekhyun selesai berganti pakaian, Chanyeol melangkah mendekatinya –tanpa disadari Baekhyun tentunya. Chanyeol berdiri di belakang Baekhyun sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Astaga! Park Chanyeol, kau mengejutkanku!" Baekhyun memekik saat ia membalikkan badannya dan menemukan sosok Chanyeol berdiri di hadapannya. Tapi laki-laki tinggi itu tidak bergeming dan masih memberikan tatapan datar pada Baekhyun. "Apa?" tanya Baekhyun ketus.
Chanyeol tidak menjawabnya dan malah mendekatkan wajahnya ke wajah Baekhyun, membuat laki-laki yang lebih pendek memundurkan wajahnya. Ditatap sedekat itu, membuat Baekhyun gugup tentu saja. Matanya berusaha menghindari mata tajam Chanyeol –hanya sekedar untuk mengurangi rasa gugupnya. Tapi Chanyeol malah semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Baekhyun sehingga rona merah di pipi Baekhyun muncul, bahkan jantungnya mulai berpacu cepat.
"B–bisakah kau tidak menatapku sedekat ini?" pinta Baekhyun seraya memundurkan langkahnya.
Chanyeol menyeringai. "Kenapa? Kau gugup?" godanya seraya memajukan kakinya.
Baekhyun menelan ludahnya kasar. "T–tidak! Siapa bi–" Ucapan Baekhyun terhenti saat punggungnya menabrak lokernya dan itu sukses membuat jantungnya berdegup semakin kencang karena panik.
"Aku ingin bertanya," ucap Chanyeol seraya menghentikan langkahnya, "Ada hubungan apa antara kau dengan Kris?"
Baekhyun mengernyit karena pertanyaan itu. "Apa maksudmu?"
"Kalian berpacaran?"
"Apa?"
"Apa kau menyukainya?"
Hening.
Baekhyun membuang mukanya seraya mengepalkan kedua tangannya kuat. "Bukan urusanmu." jawab Baekhyun ketus.
Hening kembali.
Chanyeol terus menatap Baekhyun dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Baekhyun sendiri masih kukuh pada posisinya yang masih tidak mau menatap mata Chanyeol. Namun itu tidak lama saat Chanyeol berkata, "Aku cemburu."
.
.
.
###
LOVE SURVIVAL GAME
Chapter 8 (end) – Start Over
Main Casts : Byun Baekhyun & Park Chanyeol
Support Casts : Oh Sehun, Xi Luhan, Do Kyungsoo, Wu Kris, Park Yoora
Genre : Romance, School Life, Comedy
Rate : T
Warning : Yaoi, Shounen-ai, Boys Love, Boy x Boy
Note: FF ini akhirnya berhenti di chapter 8. Chapter ini ada adegan yang terinspirasi dari drama Korea. Saya sempet bingung selama berhari-hari gimana bikin ending FF ini *curhat dadakan*. Dan maaf banget buat beberapa readers yang mengharapkan acara-mari-saling-membuat-cemburu-satu-sama-lain-antara-ChanBaek, saya gak bisa bikin momen itu karena gak kepikiran bakal gimana jalan ceritanya. Mungkin ini agak maksa dan ada beberapa yang agak ngegantung, tapi percayalah, saya sudah berusaha memikirkan ending yang enak buat FF sinetron ini. Jadi, saya harap endingnya nggak terlalu mengecewakan kalian. So, enjoy the last chapter of this FF~
###
.
.
.
Baekhyun menelan ludahnya kasar setelah Chanyeol mengatakan kalimat yang berhasil membuat matanya terbelalak dan jantungnya bertalu-talu. "K–kenapa kau harus cemburu?" tanya Baekhyun.
"Kau tidak bisa menebak?" Chanyeol balik bertanya.
Baekhyun benci ini. Setiap kali ia bertanya pada Chanyeol, laki-laki tinggi itu sering balik bertanya padanya. Dia menginginkan jawaban yang jelas dari mulut laki-laki bertelinga lebar itu, tapi yang didapatnya hanyalah pertanyaan yang semakin membuatnya bingung.
Baekhyun mendengus pelan. "Lupakan. Aku juga tidak mau tahu."
Saat Baekhyun hendak pergi, Chanyeol menahannya dengan menempelkan tangan kirinya di loker Baekhyun. Baekhyun menatap Chanyeol dengan alis bertautan. Baekhyun hendak pergi lagi ke arah kirinya, namun ditahan oleh tangan kanan Chanyeol yang menempel dengan lokernya. Kini Baekhyun terkepung.
Baekhyun menatap Chanyeol tajam. "Apa maumu?"
"Jawab dulu pertanyaanku."
"Pertanyaan apa?" tanya Baekhyun kesal.
"Apa hubunganmu dengan Kris?"
"Kami hanya berteman. Puas?"
"Hanya berteman?" tanya Chanyeol ragu, membuat Baekhyun memutar bola matanya malas.
"Apa yang kau harapkan, hah? Lagipula aku menyukai orang la–" Kalimat Baekhyun terhenti otomatis saat laki-laki pendek itu menyadari ucapannya sendiri. Matanya melirik Chanyeol sekilas. Dan Baekhyun hanya bisa merutuk mulutnya sendiri karena kini Chanyeol tengah menatapnya curiga.
"Kau apa?" tanya Chanyeol.
Mata Baekhyun nampak bergerak gelisah –mencari jawaban yang tepat untuk berkelit. "B–bukan apa-apa."
Dan hanya itu yang bisa Baekhyun dapat.
Baekhyun memang payah.
Salahkan saja Chanyeol yang membuatnya gugup setengah mati.
"Kau bilang kau menyukai orang lain? Siapa itu?" Chanyeol menggoda laki-laki pendek yang tengah merona itu. Sebenarnya Chanyeol tahu jawabannya –mengingat Baekhyun pernah menyatakan perasaannya, tapi dia benar-benar suka melihat Baekhyun yang sedang merona karenanya, jadi Chanyeol putuskan untuk bersenang-senang sejenak.
"A–aku tidak bilang begitu kok." cicit Baekhyun seraya merosotkan tubuhnya –berusaha untuk kabur melalui jalan bawah tapi sepertinya percuma saja. Chanyeol malah ikut merosotkan dirinya tanpa melepaskan kedua tangannya yang masih menempel dengan loker Baekhyun. Otomatis Baekhyun masih terperangkap. Menyadari tidak ada jalan lain, Baekhyun hanya bisa menatap ke arah lain untuk menghindari tatapan mengintimidasi Chanyeol.
Chanyeol menyeringai. "Sungguh?"
"Sungguh." Baekhyun menjawab senetral mungkin.
"Aku tidak percaya." Baekhyun sontak menatap Chanyeol geram. "Coba katakan itu sambil menatap mataku. Baru aku percaya."
Baekhyun hanya bisa menggigit bibir bawahnya. Well, dia benar-benar masuk perangkap Chanyeol sekarang. Pipinya semakin memerah –menahan malu sekaligus kesal– dan itu hanya membuat seringaian Chanyeol semakin lebar.
"Lihat? Kau bahkan tidak bisa melakukannya." ledek Chanyeol. "Sekarang, katakan siapa orang yang kau sukai itu? Apa itu aku?"
Baekhyun menatap Chanyeol kesal. "Bukan!"
"Benarkah? Coba katakan kau tidak menyukaiku tanpa mengalihkan matamu dari mataku." Chanyeol menantang Baekhyun lagi.
Baekhyun hanya bisa mengepalkan tangannya saking kesalnya pada laki-laki tinggi itu. "Baik. Aku akui aku menyukaimu, lalu kau mau apa?!" Baekhyun malah balik menantang Chanyeol.
"Aku mau kau jadi kekasihku." Baekhyun sontak melotot karena ucapan Chanyeol. "Karena aku juga menyukaimu."
Hebat.
Sekarang jantung Baekhyun berdentum tiga kali lebih keras dari biasanya atau mungkin empat kali lebih keras? Entahlah. Yang pasti Baekhyun terkejut bukan main karena ucapan Chanyeol.
"J–jangan bercanda ya!" teriak Baekhyun –berusaha untuk tidak terlarut ke dalam ucapan Chanyeol.
"Aku serius. Aku bahkan menyukaimu jauh sebelum kau menyukaiku." tandas Chanyeol. Senyumannya terkembang di bibirnya –senyuman yang tulus. "Karena itu, kau-lah pemenangnya, Baek."
Baekhyun tertegun karena kalimat terakhir Chanyeol. Perlahan, tangannya mengepal kuat dan rahangnya mulai mengeras –menahan emosi dalam dadanya. "Jadi, ini semua masih tentang game itu? Kau mau mempermainkanku, hah?"
"Apa? Tidak! Aku serius, Baek!" Chanyeol dengan cepat menepisnya.
"Kau merasa kasihan padaku? Apa aku terlihat sangat menyedihkan di matamu?" cibir Baekhyun, membuat Chanyeol gelagapan. Baekhyun kemudian tersenyum miring. "Terima kasih, tapi aku tidak butuh simpatimu, Park Chanyeol."
PLAK!
Baekhyun menepis tangan Chanyeol yang masih memenjarakannya, kemudian beranjak dari posisinya dan berjalan meninggalkan Chanyeol. Chanyeol mematung untuk sesaat. Namun beberapa detik kemudian, ia tersadar. Dialihkannya pandangannya pada Baekhyun yang hendak membuka pintu ruang ganti pegawai. Dengan cepat, Chanyeol bangkit dari posisinya, kemudian menarik bahu Baekhyun paksa sambil mendorongnya sehingga membentur pintu. Ringisan Baekhyun seolah tidak membuat fokusnya teralihkan. Chanyeol hanya bisa merasakan jantungnya berpacu cepat karena emosi dalam dadanya. Dia tidak mau diam kali ini. Dia tidak ingin kehilangan Baekhyun lagi.
"Apa yang kau–mmphh!" Kalimat Baekhyun terpotong saat Chanyeol menempelkan bibirnya tepat di bibir Baekhyun. Dilumatnya bibir Baekhyun kasar, membuat laki-laki pendek itu mengerang. Baekhyun memukul dada Chanyeol –memintanya untuk melepaskannya, tapi laki-laki jangkung itu malah menahan lengan Baekhyun dengan mencengkeramnya. Beberapa detik setelah Chanyeol puas meraup bibir tipis milik Baekhyun, ia melepaskan tautan bibirnya dan menatap Baekhyun intens. Ditatap seintens itu membuat pipi Baekhyun merona. Tatapan Chanyeol seolah berusaha meyakinkannya –bahwa laki-laki jangkung itu memang menyukainya, tapi Baekhyun masih tetap pada tempatnya dengan napas yang memburu.
"Dengan cara apa lagi aku harus meyakinkanmu, Byun Baekhyun?" tanya Chanyeol setengah frustasi. "Aku menyukaimu. Aku sangat menyukaimu dan ini tidak ada hubungannya dengan game bodoh itu. Tak bisakah kau mengerti?" ucap Chanyeol lirih.
Debaran jantung Baekhyun dibuat semakin keras dan pipinya panas sekali karenanya. Well, Baekhyun tidak bisa menyangkal lagi. Dia bisa melihatnya sekarang. Begitu jelas sampai Baekhyun tidak bisa mengucapkan sepatah katapun. Chanyeol memang benar-benar menyukainya. Matanya yang mengatakannya. Kenapa dia baru bisa melihatnya sekarang?
"Baek?" Suara Kris dari balik pintu menginterupsi mereka. "Kau di dalam?" tanyanya kembali seraya mengetuk pintu itu.
Chanyeol segera melepaskan cengkeramannya di tangan Baekhyun, kemudian menghela napas kasar. Baekhyun sendiri tidak bisa menatap Chanyeol sekarang. Wajahnya yang merah benar-benar tidak bisa ia perlihatkan pada laki-laki tinggi itu karena Baekhyun tidak bisa menjamin jantungnya akan selamat kalau dia menatap mata bulat Chanyeol.
"Aku serius dengan ucapanku, Baek. Pikirkanlah." ucap Chanyeol seraya keluar dari ruangan itu. Begitu Chanyeol pergi dari sana, tubuh Baekhyun merosot begitu saja. Entah kenapa, kakinya kehilangan tenaga. Di sisi lain, Kris yang melihat Chanyeol baru keluar dari ruang ganti pegawai dengan muka kusut, hanya bisa menatapnya bingung. Saat Kris memasuki ruang ganti pegawai, laki-laki tinggi itu dikejutkan oleh Baekhyun yang sedang terduduk di lantai sambil menunduk lesu.
"Baek? Kau baik-baik saja?" tanya Kris khawatir seraya berjongkok di depan Baekhyun.
"Hah? Y–ya, aku baik-baik saja." Baekhyun berkelit.
"Wajahmu merah sekali, apa kau demam?" tanya Kris seraya menempelkan tangannya di dahi Baekhyun.
"Tidak. Aku baik-baik saja, sungguh." Baekhyun melepaskan tangan Kris dari dahinya. Segera ia berjalan keluar dari ruangan itu, meninggalkan Kris yang menatapnya bingung.
###
Entah sudah yang ke-berapa kalinya dalam hari ini Baekhyun mencuri pandang ke arah Chanyeol yang tengah sibuk melayani pelanggan The Latte. Setiap kali matanya menatap Chanyeol –yang bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa sebelumnya, jantung Baekhyun berdegup kencang secara otomatis. Tapi anehnya, Baekhyun merasa nyaman dengan debaran itu. Debaran yang pertama kali ia rasakan pada seorang laki-laki dan bisa dipastikan itu karena dia menyukai laki-laki itu.
"Aku menyukaimu. Aku sangat menyukaimu dan ini tidak ada hubungannya dengan game bodoh itu. Tak bisakah kau mengerti?"
Sial.
Tidak hanya jantung Baekhyun yang menggila, kini pipinya sudah merona karena teringat kembali pada pengakuan cinta Chanyeol. Cepat-cepat dialihkannya pandangannya –berusaha untuk fokus pada pekerjaannya.
"Selamat datang di The Latte, bisa saya ambil pesanan Anda?" ucap Baekhyun pada pelanggan yang baru saja masuk dan mengantre di meja kasir.
"Well, well, coba lihat siapa yang sedang bekerja disini?"
Mata Baekhyun sontak melotot karena suara yang sangat dikenalnya itu. Saat Baekhyun mendongak untuk melihat si pemilik suara, alisnya bertautan sempurna. Itu Do Kyungsoo.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Baekhyun tajam.
"Beli kopi. Aku pesan americano satu." ucap Kyungsoo cuek.
Baekhyun mendengus sebal, tapi dia juga tidak punya pilihan lain selain mengambil pesanannya. Well, dia masih pegawai disini, jadi dia harus mengesampingkan fakta bahwa pelanggan yang ada di hadapannya ini adalah rivalnya.
"Satu americano harganya 3000 won."
Kyungsoo memberikan beberapa lembar uang pada Baekhyun. Namun tanpa disadari Baekhyun, seringaian Kyungsoo telah terpatri di bibir tebalnya. "Aku sempat pangling melihatmu tanpa wig dan rok-mu, jadi ini wujudmu saat tidak melakukan penyamaran ya? Berbeda sekali, pantas saja Chanyeol tertipu." cibir Kyungsoo. Baekhyun hanya bisa mengeraskan rahangnya –mencoba meredakan emosinya.
"Silakan tunggu pesanan Anda." Baekhyun mencoba mengacuhkan ucapan Kyungsoo barusan.
"Oh ya, kenapa kau tidak pernah datang ke sekolahku lagi? Sudah bosan menyamar? Terakhir kali aku melihatmu datang ke sekolahku itu tanpa wig dan rok konyolmu, apa penyamaranmu sudah terbongkar?" Kyungsoo kembali memanas-manasi Baekhyun, tapi Baekhyun masih bungkam. "Sayang sekali ya, padahal aku ingin membongkarnya pada Chanyeol. Ngomong-ngomong soal Chanyeol, bagaimana reaksinya saat dia tahu kau ini laki-laki? Apa dia membencimu? Menyuruhmu menjauhinya atau–"
TUK!
Baekhyun menyimpan americano pesanan Kyungsoo dengan kasar tepat di hadapan laki-laki bermata belok itu, itu membuatnya cukup kaget. Ditatapnya Baekhyun tajam, tapi itu malah dibalas dengan seringaian dari Baekhyun. "Bagaimana ya? Tebakanmu kali ini sangat meleset, Kyungsoo-ssi. Daripada membenciku atau menyuruhku menjauhinya, dia justru bilang bahwa dia menyukaiku dan memintaku menjadi kekasihnya." Melihat ekspresi terkejut di wajah Kyungsoo, itu semakin membuat Baekhyun bersemangat untuk mempermalukannya dengan sinis. "Aku benar-benar minta maaf, Kyungsoo-ssi. Aku sendiri juga kaget mengetahuinya, apalagi itu dari mulut Chanyeol sendiri. Aku hanya bisa berharap suatu saat nanti ada laki-laki lajang yang mau menerima orang sepertimu."
Mata Kyungsoo yang sudah lebar itu semakin lebar karena sindiran Baekhyun. Ingin sekali Kyungsoo merobek mulut Baekhyun sehingga dia tidak bisa tersenyum ataupun menyeringai lagi. Tapi entah kenapa, suaranya seolah sulit keluar dan ia tidak bisa memikirkan kata-kata untuk membalas sindirannya. Kyungsoo hanya bisa merutuk laki-laki bermata sipit itu dalam hatinya.
"Selamat menikmati americano Anda. Silakan datang kembali." ucap Baekhyun seraya memasang senyum palsunya.
Kyungsoo hanya bisa mengertakkan giginya seraya mengambil americano-nya. Didekatkannya wajahnya pada wajah Baekhyun, kemudian berbisik, "Aku akan mengawasimu, Byun."
Baekhyun hanya tersenyum mengejek menanggapinya. Tanpa berlama-lama lagi, Kyungsoo pergi dari sana –meninggalkan Baekhyun dengan senyuman penuh kemenangan di bibirnya. Well, setidaknya itu akan menahan Kyungsoo melakukan pendekatan pada Chanyeol.
Chanyeol, hm?
Baekhyun terdiam. Sepertinya dia harus menyelesaikan satu hal lagi.
###
Chanyeol menghela napasnya saat ia telah berganti baju –bersiap untuk pulang ke rumahnya. Seharian ini, mereka tidak bicara apapun semenjak Chanyeol menyatakan perasaannya. Baekhyun bahkan tidak mau menatapnya. Itu semakin membuat Chanyeol frustasi. Pikiran akan-ditolak-oleh-Baekhyun semakin membanjirinya. Yang bisa Chanyeol lakukan hanyalah pasrah. Dia tidak tahu lagi harus meyakinkan laki-laki pendek itu dengan cara apa. Chanyeol hanya berharap Baekhyun bisa melihat kesungguhan dalam matanya dan membuat semuanya menjadi lebih mudah.
"Aku menyukaimu, Baek." ucap Chanyeol lirih seraya menempelkan dahinya di lokernya. "Percayalah."
Tapi harapan tingal-lah harapan.
Chanyeol tidak bisa apa-apa selain terus berharap.
"Aku percaya."
Mata Chanyeol membulat sempurna saat suara Baekhyun terdengar tepat di belakangnya. Dengan cepat, ia balikkan badannya sehingga menghadap laki-laki yang lebih pendek darinya. "B–Baekhyun? Sejak kapan kau ada disini?" Chanyeol tidak bisa menyembunyikan ekspresi kebingungannya.
Baekhyun tidak menjawabnya, malah menundukkan kepalanya. "Apa kau marah karena aku menipumu dengan berpenampilan seperti perempuan?"
Chanyeol sempat tertegun karena pertanyaan Baekhyun, tapi dengan cepat itu berubah menjadi senyuman simpul. "Sempat sih."
"Maaf." cicit Baekhyun seraya menggigit bibir bawahnya, tapi masih terdengar oleh Chanyeol. "Aku hanya ingin memberimu pelajaran karena telah membuat Jiyeon patah hati. Aku tidak tahu kau menolaknya karena kau gay."
Chanyeol tersenyum, kemudian mengangkat dagu laki-laki manis itu untuk menatapnya. "Tidak apa, lagipula memang tidak banyak yang tahu bahwa aku ini gay. Aku mungkin akan melakukan hal yang sama kalau aku ada di posisimu. Aku juga sudah menipumu dengan pura-pura tidak tahu bahwa kau ini laki-laki. Karena itu, aku juga minta maaf."
"Jadi, kita lupakan saja semua ini?" tanya Baekhyun penuh harap. Chanyeol mengangguk mantap menjawabnya, membuat mata sipit Baekhyun melengkung seperti bulan sabit.
Oh, tidak.
Itu membuat jantung Chanyeol berdebar kencang.
Sudah lama ia tidak melihat Baekhyun tersenyum padanya dan itu membuat darahnya berdesir hebat dengan jantung yang berdetak abnormal.
Tidak.
Chanyeol tidak bisa menahannya lebih lama lagi.
Dia benar-benar menyukai laki-laki pendek di hadapannya ini. Laki-laki dengan mata berhiaskan eye-liner yang jika tersenyum akan membentuk bulan sabit yang cantik. Laki-laki yang selalu berhasil membuat jantungnya bertalu-talu dan darahnya berdesir cepat. Laki-laki yang bisa membuatnya merasakan rasa geli di perutnya. Laki-laki bernama Byun Baekhyun ini telah berhasil membuatnya jatuh cinta.
"Baek," panggil Chanyeol lirih, "Bisakah kita memulainya lagi dari awal?"
Baekhyun tertegun mendengar permintaan Chanyeol, tapi sedetik kemudian, senyuman tulus mengembang di sudut bibirnya. "Itu juga yang kuharapkan, Yeol."
Chanyeol ikut tersenyum karenanya. "Baiklah, kita mulai lagi dari awal." Laki-laki tinggi itu mengambil jarak dengan Baekhyun untuk mengulurkan tangannya ke hadapan laki-laki pendek itu. "Hai, namaku Park Chanyeol."
Baekhyun menyambut uluran tangan Chanyeol sambil tersenyum. "Aku Byun Baekhyun dan aku laki-laki."
Chanyeol terkekeh karena ucapan Baekhyun, membuat Baekhyun ikut terkekeh. Beberapa detik setelahnya, keduanya menghentikan tawanya dan berganti saling pandang. Chanyeol perlahan mengelus pipi putih Baekhyun, membuat semburat kemerahan muncul di pipi itu. "Hey Byun Baekhyun, aku menyukaimu."
Baekhyun terkekeh karena pernyataan cinta Chanyeol yang terkesan tiba-tiba dan agak konyol itu. "Apa-apaan itu? Tiba-tiba saja menyatakan perasaanmu. Dasar aneh." Baekhyun mencibir.
Chanyeol tersenyum polos. "Memang. Aku aneh karenamu."
"Kau itu bodoh ya?" Baekhyun kembali mencibir, tapi malah membuat senyuman Chanyeol semakin lebar.
"Aku juga bodoh karenamu."
"Yak, kau sudah gila ya?"
"Ya, aku gila karenamu."
Sial. Sial. Sial.
Kenapa di saat seperti ini Chanyeol terlihat begitu manis di mata Baekhyun? Itu membuat semburat itu muncul kembali di pipinya. Well, tidak hanya pipinya yang berubah abnormal, tapi jantungnya juga.
"Y–yak, hentikan!" Baekhyun segera membuang mukanya yang memerah.
"Kenapa? Apa kau sedang malu?" goda Chanyeol.
"T–tidak! Siapa bilang?!" Baekhyun berkelit.
"Sungguh? Hey, bisa kau perlihatkan aegyo-mu sekali lagi? Aku ingin melihatnya lagi."
"Tidak mau!"
"Kenapa?"
"Itu memalukan, bodoh!"
"Tapi kau terlihat manis saat melakukan aegyo, Baek~"
"Hentikan atau kupukul kau!"
"Ayolah, perlihatkan aegyo-mu lagi~"
"PARK CHANYEOL!"
###
Chanyeol dan Baekhyun berjalan dengan tangan saling menggenggam dalam perjalanan mereka pulang ke rumah. Senyuman tak pudar dari bibir mereka semenjak mereka meninggalkan The Latte. Keduanya tak bisa menjabarkan bagaimana perasaan bahagia mereka. Namun meski tanpa penjabaran yang logis sekalipun, wajah keduanya menggambarkan dengan jelas rasa bahagia dari perasaan cinta yang tumbuh dalam hati untuk satu sama lain. *CIEH, NYANG JADIAN, PEJE AH!* #plakk! #abaikan
"Baek?" Chanyeol memecah keheningan di antara mereka. Baekhyun menoleh pada Chanyeol tanpa menyahutnya. "Kita benar-benar pacaran'kan sekarang?"
Baekhyun tersenyum. "Tentu saja, Yeol."
"Kalau begitu, kau tidak boleh dekat-dekat dengan Kris lagi."
Baekhyun menautkan alisnya kini. "Kenapa?"
"Kenapa kau malah tanya kenapa? Aku tidak suka kau dekat-dekat dengan laki-laki lain. Dan lagi, si Wu Kris itu menyukaimu, mana mungkin aku membiarkan kekasihku direbut laki-laki tiang listrik macam Wu Kris." Chanyeol bersungut-sungut.
"Yak, kau tidak sadar diri, hah? Kau harusnya lihat tinggi badanmu yang tidak beda jauh dengan Kris."
"Byun Baekhyun!" Chanyeol protes.
"Arasseo, arasseo. Tapi kalau aku tidak boleh dekat-dekat dengan Kris, maka kau juga tidak boleh dekat-dekat dengan Do Kyungsoo." Baekhyun tak mau kalah.
Giliran Chanyeol yang mengernyit. "Kenapa?"
"Tentu saja karena dia menyukaimu, bodoh. Kau tahu? Dia bahkan pernah mengancamku akan membongkar identitasku padamu kalau aku tidak menjauhimu. Dasar burung hantu!" gerutu Baekhyun dengan bibir mengerucut lucu.
Chanyeol mengembangkan senyumannya begitu lebar melihat kekasihnya yang nampak cemburu. "Kau cemburu ya?" goda Chanyeol.
"Psh! Siapa bilang?! Aku hanya tidak suka orang yang bisanya main ancam!" Baekhyun berkilah. Pipinya agak memerah dan Chanyeol melihatnya dengan jelas. Laki-laki yang lebih tinggi jadi ingin menggoda kekasihnya sebentar.
"Kalau aku bilang tidak mau, bagaimana?"
"Apa kau bilang?!" Baekhyun protes.
Chanyeol mengedikkan bahunya. "Well, aku tidak mau menjauhi siapapun kecuali kekasihku bilang dia cemburu pada orang itu."
Baekhyun merasa pipinya memanas. Padahal dia tahu bahwa Chanyeol hanya sedang menggodanya, tapi entah kenapa, dia berpikir Chanyeol akan melakukannya jika ia tidak bilang bahwa dia memang sedang cemburu.
Melihat tidak ada respon dari kekasihnya, Chanyeol melanjutkan ucapannya, "Kyungsoo itu temanku, jadi aku tidak mau menja–"
"ARASSEO, ARASSEO! AKU CEMBURU! KAU PUAS, HAH?!"
Baekhyun yang kesal berjalan mendahului Chanyeol dengan kaki yang dihentak-hentakkan setelah ia berteriak. Dia benar-benar malu sekaligus kesal pada kekasih tiang listriknya itu. Padahal Baekhyun tidak protes saat Chanyeol menyuruhnya menjauhi Kris, tapi kenapa dia harus mengatakan hal yang memalukan agar Chanyeol mau menjauhi Kyungsoo? Seharusnya Baekhyun tahu Chanyeol akan melakukan itu dan seharusnya dia juga melakukan yang sama pada Chanyeol tadi. Dan di sisi lain, Chanyeol yang sempat kaget karena suara melengking Baekhyun, kini tertawa puas karena reaksi menarik kekasih mungilnya. Well, sepertinya menggoda Baekhyun akan menjadi hobi Chanyeol yang baru.
"Hey, Baek! Tunggu aku!" seru Chanyeol seraya berlari menyusul Baekhyun. Begitu ia sudah menyamakan kembali langkahnya dengan Baekhyun, Chanyeol merangkul bahu laki-laki pendek itu tanpa melepaskan senyuman lebarnya. "Hey, jangan marah ya? Aku akan menjauhi Kyungsoo kok."
Baekhyun menghentikan langkahnya, kemudian menatap Chanyeol ragu. "Sungguh?"
Chanyeol mengacak rambut Baekhyun gemas. "Apapun demi Tuan Putri~"
BLUSH! –pipi Baekhyun merona hebat.
"Aww~ kau manis sekali saat sedang merona begini, Tuan Putri~" goda Chanyeol seraya mencolek dagu Baekhyun genit.
"Yak! Aku ini laki-laki, bodoh!"
"Ya, laki-laki yang cantik~"
"PARK CHANYEOOOOOOOOOOOLL!"
Dan seperti itulah love survival game ini berakhir. Well, sepertinya kehidupan pasangan baru ini akan selalu 'ramai' untuk ke depannya.
THE END
Whoaaa~ akhirnya selesai juga! Gimana endingnya? Saya sebenarnya agak bingung menentukan ending dalam sebuah cerita, ditambah lagi saya juga sedang membuat (banyak) FF baru, alurnya jadi belibet di otak. Maaf banget kalo endingnya aneh dan terkesan maksa. Sejak awal konflik di FF ini memang gak akan saya buat ribet karena genre-nya juga romantic comedy sih. Dan percayalah, saya bolak-balik baca chapter ini dan mengeditnya berulang-ulang biar endingnya enak. Jadi yah..hanya segini yang saya bisa, so maaf buat yang nggak puas sama endingnya. #bow *saya memang payah banget, salahin aja Chanyeol yang makin cakep* #gaknyambungbanget #maafingueyaDobbi #nangisdipelukanYeollie
Dan ini bonus epilog buat kalian. Enjoy~
.
.
.
EPILOGUE
Chanyeol baru saja keluar dari kamar mandi saat ponselnya berbunyi. Chanyeol melihat nama Sehun di layar ponselnya. Tanpa rasa curiga sedikitpun, Chanyeol mengangkat panggilan itu. "Halo?"
"Kau pacaran dengan Baekhyun!"
Itu pernyataan, bukan pertanyaan.
Chanyeol mengernyit. "Dari mana kau tahu?"
Sehun mengibas poninya di seberang sana. "Aku ini jenius, Yeol~"
Chanyeol memutar bola matanya bosan. "Paling-paling kau tahu dari Baekhyun atau Luhan –yang sudah pasti diberi tahu oleh Baekhyun. Jadi, tidak, kau tidak jenius, bro."
"Berita besar! Baekhyun tidak memberitahuku!"
Tautan alis Chanyeol semakin dalam. "Luhan?"
"Ya Tuhan, kalian benar-benar pacaran! So happy for you, guys!" Luhan heboh.
"Uh..terima kasih, Lu." ucap Chanyeol ragu.
"Ya, selamat ya untuk kalian berdua! Oh astaga, kita harus rayakan ini!"
"Noona?" Chanyeol terkejut.
"Kau sangat benar, Noona! Besok pesta BBQ di rumah Chanyeol!" seru Sehun.
"Yak, jangan bicara sembarangan, bodoh!" Chanyeol menyela cepat.
"Hey, Baek, besok pesta di rumah Chanyeol!" Luhan berseru pada Baekhyun yang baru dia tambahkan dalam five-way call.
"Pesta apa, Lu?" Suara Baekhyun muncul.
"Tunggu dulu, apa?" Chanyeol jadi bingung.
"Chanyeol? Kenapa kau ada dalam percakapanku dengan Luhan?" Kini Baekhyun yang bingung.
"Tidak, Baek. Kau yang di–"
"Hey, coba ceritakan bagaimana proses kalian menjadi sepasang kekasih!" Sehun menginterupsi.
"Ya, ya, bagaimana ceritanya?!" Luhan terdengar bersemangat.
"Oh, itu sangat manis! Kalian pasti tidak akan percaya, cepat ceritakan pada mereka, Yeol!"
"Tunggu dulu. Jadi, Noona yang memberitahu Luhan dan Sehun tentang aku dan Baekhyun? Tapi–hey! Dari mana Noona tahu hal ini? Noona mengintip kami?!" pekik Chanyeol tak percaya.
"Seseorang bisa jelaskan ada apa ini?" Baekhyun terdengar bingung.
"Itu tidak penting, ChanBaek! Sekarang, cepat ceritakan pada HunHan sebelum aku menceritakannya pada mereka."
"Ap–Noona! Sudah kubilang jangan suka mengintip–"
"ARASSEO. Aku saja yang cerita!"
"NOONA, DENGARKAN AKU!"
Ya, five-way call antara Yoora-Chanyeol-Baekhyun-Luhan-dan-Sehun itu benar-benar berisik. Sementara Yoora sedang menceritakan proses pernyataan cinta Chanyeol di ruang ganti pegawai tadi –yang berhasil ia tonton melalui celah pintu tanpa ChanBaek sadari, Sehun dan Luhan tak henti-hentinya bertingkah heboh. Chanyeol hanya bisa merutuk Noona-nya yang menyebalkan itu, sedangkan Baekhyun terdiam mendengar percakapan empat orang itu dengan pipi yang memerah malu.
Dan, ya, ChanBaek benar-benar terjebak oleh Yoora.
Five-way call itu benar-benar berbahaya.
(benar-benar) THE END (dengan gajenya)
.
.
.
Buat yang masih bingung kenapa Kyungsoo bisa tahu Baek cowok hanya dalam sekali liat, itu masih rahasia illahi *jawaban apaan tuh?*. Nggak ding, ahahaha. Itu karena mata Kyungsoo yang jeli, beberapa orang memilikinya (mirip gaydar), bisa dilihat dari gerak-geriknya ataupun pemilihan kata dalam kalimat yang digunakan orang itu dan sisanya hanya Kyungsoo yang tahu #plakk! Trus nasib Kris? Lempar aja dia mah ke belakang panggung *dirajam Kris Oppa & fans-nya*. Jadi, Kris suka sama Baek? Anggap saja begitu, tapi pada akhirnya Baekhyun hanya milik Chanyeol #HELLYEAHChanBaekhardshipper. Well, karena FF ini fokusnya ke ChanBaek, saya nggak akan bahas couple lain (HunHan juga cuma cast pendukung aja).
Last but not least, saya ucapkan terima kasih banyak (lagi) buat yang udah fav, follow, dan kasih review. Saya bener-bener seneng dengan review yang kalian kasih, itu bikin saya semangat buat lanjutin FF abal ini, huhuhu..nggak nyangka FF saya disambut baik begini *lap ingus*. ANYHOO~ semoga kalian nggak kapok sama FF abal saya dan terus memberikan saya dukungan baik itu berupa klik fav, follow, ataupun kasih review. Oke, saya udah puas cuap-cuap. Last but not least, LOPH Y'ALL~ *big hug*
SUPER THANKS TO:
d.jung, mpiet.lee, neli amelia (iya, kris ikutan baek kerja disitu), Re-Panda68, jiaeraa15, AnaknyaChanbaek92, liddypark, farfaridah16, ByunViBaek, hunniehan, exoblackpepper, KyusungChanbaek, reiasia95, baguettes, welcumbaek, dolenny1328, lolamoet, Zahra284, dianahyorie1, Byun Byun, Richa Byun926, snowy07, meliarisky7, Chan Banana, tanpanama, 7D (tao ga akan nongol, chingu), ShinJiWoo920202, rachel suliss, Rnine21, Oh Lana, aquariusbaby06, dewi.min (kamu bisa klik favorite ff saya biar gak ketinggalan :) ), Re. Tao, Tsuchiya Keda, biezzle, CanyulCintaBekyunYadongtralala, VampireDPS, nur991fah