I Love You, Ahjussi

.

.

Cast :

# Choi Siwon

# Cho Kyuhyun

# Shim Changmin

.

.

Summary : Hanya segelintir kisah antara Siwon dan Kyuhyun dengan perbedaan usia 8 tahun. "Ahjussi" / "Ya?" / "Bolehkah aku tinggal bersama Ahjussi?" / "Mwo?" / Ahjussi, mianhae~"/ Dengan hati-hati Kyuhyun mencium dada Siwon yang terbuka / "Kyunnie apa yang kau lakukan?"/Wonkyu/ BL

.

The story is begin!

Enjoy this story ^^

.

.

Sebuah audi hitam dengan empat lampu bulat di depan melaju membelah kota Seoul yang terkenal tak pernah mati dengan hiruk pikuk keramaian dan dapat dikatakan tak pernah tidur itu. Choi Siwon, namja dengan sorot mata tegas, hidung mancung serta dimple smile indah yang tampak menawan itu tengah asyik melajukan mobilnya dengan kecepatan normal. Sesekali matanya melirik ke arah samping kanannya, ke arah seorang namja dengan kulit seputih susunya yang tengah mengatupkan matanya seraya bersender pada sandaran jok mobil yang didudukinya. Melipat kedua tangannya ke depan dada.

Jejeran lampu-lampu jalanan yang bersinar seakan terpantul menerpa wajah cantik nan manis namja tersebut. Siwon tersenyum kecil kala manik obsidiannya membidik Cho Kyuhyun –namja yang nampak tertidur pulas di sampingnya— terdengar mengeluarkan dengkuran pelan. Sementara tangan kirinya sibuk mengendalikan kemudi, tangan kanannya perlahan menyentuh lembut pipi kenyal milik sang namja cantik tersebut. Senyum simpul tak henti-hentinya terukir jelas di bibir joker indah miliknya.

Sosok yang begitu sempurna. Kecerdasan, kelembutan, kebaikan hati, semuanya ada pada diri Kyuhyun, Cho Kyuhyun. Meski ia tak menampik bocah berusia 23 tahun ini juga sering menjahilinya, namun kejahilannya membuat Siwon tak mampu menahan tawanya. Siwon berani bersumpah demi apapun itu, selamanya ia akan menjaga Kyuhyun, namja yang usianya terpaut 8 tahun di bawahnya.

Choi Siwon adalah anak tunggal dari pemilik Hyundai Department Store. Kesibukan kedua orangtuanya dengan pekerjaan yang mereka geluti, jelas saja membuat Siwon tumbuh tanpa adanya kasih sayang dari kedua orang tuanya. Tak pernah sekalipun ia bermanja-manja, bercerita bahkan bersenda gurau dengan kedua orangtuanya, karena mereka lebih memilih untuk bolak-balik ke luar kota ataupun luar negeri guna melancarkan urusan bisnisnya.

.

.

14 years before

"Ahjussi, apa yang kau lakukan malam-malam seperti ini?" Tanya seorang bocah kecil dengan surai brunette sedikit ikalnya. Membuyarkan lamunan seorang pemuda berusia 17 tahun yang tengah mengayun-ayun kecil tubuhnya di atas ayunan di sebuah taman.

"Eh…." Siwon terhenyak mendapati seorang anak kecil yang langsung saja mendudukkan tubuhnya disamping ayunan tempat Siwon duduk.

"Ahjussi melamun?" bocah kecil dengan syal serta jaket tebal kebesaran yang membalut tubuh mungilnya itu menatap Siwon penuh tanda tanya. Tangannya memeluk erat ransel besar yang dibawanya.

"Mwo?Ahjussi?"Siwon membulatkan kedua matanya. Raut wajahnya seolah melukiskan ia tidak terima dengan apa yang baru saja bocah kecil itu ucapkan.

"Ne, Ahjussi." Jawab bocah kecil itu menegaskan.

"Hey, aku masih muda! Usiaku masih 17 tahun dan oh aku masih sekolah anak kecil! Panggil aku Hyung! bukan ahjussi !"

Bocah kecil itu menundukkan wajahnya. Kedua matanya memanas. Biar bagaimanapun dia masihlah seorang anak kecil cengeng yang akan menangis jika dibentak seperti itu.

"Nah, jangan menangis! Hey, a—aku … Ya! Anak kecil! Seharusnya aku yang bertanya padamu, sedang apa kau disini? Ini sudah larut! Mengapa kau membawa ransel besar seperti itu?"

Hiks

Akhirnya isakan pelan berhasil lolos dari mulut bocah kecil mengacak surai . Mengapa disaat seperti ini, ia harus bertemu dengan bocah ini?

"Ya! Jangan menangis! Ma—maafkan aku." Tukas Siwon. Namun tak ayal membuat bocah kecil itu berhenti menangis. Bocah dengan jaket tebal kebesarannya itupun semakin mengeraskan suara tangisnya. Siwon menghembuskan napas kasar. Menghasilkan uap putih kasat mata. Menandakan seberapa dinginnya udara malam itu. Bangkit dari posisinya kemudian berlutut didepan bocah kecil yang tengah menangis di atas ayunan –di hadapannya.

"Hey, maafkan aku ne?Aku tak bermaksud membentakmu tadi~ jangan menangis."Ucapnya sembari mengelus lembut kedua pipi chubby milik bocah kecil tersebut. Bocah kecil itu menahan isakannya. Mendongakkan wajahnya. Mendapati wajah seorang Choi Siwon yang tengah menatapnya –khawatir. Menatapnya intens seolah tengah mempelajari struktur wajah sempurna milik Choi Siwon.

Siwon mengacak surai brunette milik bocah itu kemudian tersenyum, menghasilkan dua dimple indah dikedua sisi pipi tirusnya.

"Anak pintar~"

Kyuhyun membalas ucapan Siwon dengan tersenyum sumringah. Hey, cepat sekali bocah kecil itu merubah moodnya.

"Ahjussi tampan."Tukasnya yang langsung saja membuat Siwon kembali memasang wajah datar.

"Tersenyumlah Ahjussi, aku senang melihat kedua lesung pipi ahjussi! Apa aku boleh minta satu untuk aku taruh di pipiku?" ucap bocah kecil itu polos. Tak ayal membuat Siwon kembali menarik kedua ujung bibir jokernya. Tersenyum.

"Kau mau mendapatkan lesung pipi ini?" tanya Siwon dengan nada menggoda.

Bocah kecil itu mengangguk antusias.

"Panggil aku hyung, baru kau bisa mendapatkannya!"

Senyuman di wajah bocah itu perlahan memudar."Andwae! Kau lebih cocok di panggil ahjussi !...Ahjussi tampan."

Wajah Siwon memerah. Entah karena udara yang semakin dingin atau karena…..bangga? Mengapa ia harus bangga dipanggil Ahjussi? Oh Tidak, tidak...tentu saja bukan karena panggilan Ahjussi yang membuatnya bangga, tapi ….tampan? hey, ayolah, semua orang juga tahu seberapa tampan wajah seorang Choi Siwon. Namun entah mengapa kata itu terdengar berbeda jika bocah kecil itu yang mengucapkannya.

"Hey, umurku masih 17 tahun! Dengarkan baik-baik, sekali lagi aku tegaskan, umur hyung masih 17 tahun, dan berapa umurmu huh? Aku yakin umurmu tak jauh dariku ! 10 tahun?" tanya Siwon menatap bocah kecil itu intens.

Anak kecil itu menggeleng.

"Lalu berapa umurmu huh?"

"9 tahun"

"Yah, tidak jauh dari apa yang aku perkirakan, bukan?"

"Tetap saja Ahjussi salah menebak!Umurku 9 tahun, bukan 10!"

Kembali Siwon menghela napas dalam. Baru kali ini ia bertemu bahkan berbincang dengan seorang bocah kecil yang keras kepala. Oh, terang saja. Siwon tak pernah menyukai anak kecil dan selalu menghindari kontak dengan mereka. Namun sekarang? Well, ia tak punya pilihan lain.

"Baiklah, Hyung salah."

"Ahjussi!"

"No! Panggil aku Hyung!"

"No!"

Siwon menekan hidung bangir bocah kecil tersebut gemas."Ne, ne, baiklah!Terserah!"

"Ahjussi!"ucap bocah kecil tersebut diiringi kekehan kecil.

"Jangan meledekku!"

"Wajah Ahjussi terlihat lucu saat cemberut seperti itu! Aku suka~"

DEG

Ucapan yang baru saja dilontarkan bocah kecil dengan syal rajutan berwarna birunya itu terang saja membuat semburat merah kembali menjalar dikedua pipi Siwon."Hey, kau masih kecil untuk mengatakan itu!" jawab Siwon kikuk. Dammit, kenapa aku merasa kikuk seperti ini. Dia hanya seorang bocah ingusan Choi Siwon.

"Memang kenapa?Aku memang suka Ahjussi!"

"Aish anak ini! Kau sekolah dimana huh? Orangtuamu tak pernah mengajarimu sopan santun huh?"

Pertanyaan Siwon langsung saja membuat bocah kecil itu membulatkan matanya. Selang beberapa detik kemudian ia kembali menundukkan wajahnya. Jarinya ia gerakkan, membentuk gambar abstrak pada permukaan celana panjang yang dikenakannya.

Siwon mengernyitkan dahinya. Benar -benar heran. Bocah kecil dihadapannya sungguh luar biasa cepat mengubah moodnya."Me—mengapa kau menundukkan wajahmu huh?"

"A—aku….aku tidak sekolah Ahjussi!"

Siwon membulatkan kedua matanya."Mwo?Mengapa?Apa kau nakal hingga membuat gurumu marah dan mengeluarkanmu dari sekolah?"

Anak kecil itu menggeleng.

"Lantas?"

"A—aku memang tak pernah sekolah."Jawabnya lemah.

"Huh? Tidak sekolah? Mengapa? Dimana orangtuamu? Mengapa mereka tak menyekolahkanmu?" tanyanya beruntun. Membuat bocah kecil itu sedikit terisak. Siwon tak habis pikir, diusianya yang baru menginjak 9 tahun, anak kecil itu bahkan tidak bersekolah? Bukankah seharusnya ia duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar? Dimana orang tuanya? Mengapa mereka tak bertanggung jawab? Bukankah pendidikan merupakan hak bagi setiap anak?

"A—ayahku meninggal. Ibuku pergi meninggalkanku sendirian entah kemana."

Siwon membulatkan kedua matanya."Mwo? Ibumu meninggalkanmu? Tega sekali dia! Benar-benar tidak bertanggung jawab!"

Kyuhyun terdiam.

"Sejak kapan? Lalu bagaimana kau hidup selama ini?"

"Aku bekerja."

"Bekerja?Anak kecil sepertimu sudah bekerja? Bekerja dimana?" tanya Siwon seolah tak percaya. Hey, ayolah! Bocah dihadapannya ini masih bocah ingusan berumur 9 tahun. Apa pantas bocah sekecil ini bekerja?

"Pagi-pagi aku mengantar susu. Lalu aku mengantar koran. Dan siangnya aku membantu seorang Ahjumma baik hati di toko."jawab bocah kecil itu jujur. Siwon terpekur. Betapa bodohnya ia yang selalu merutuki nasibnya, sebagai pewaris tunggal Hyundai Corp yang merasa kesepian dan haus kasih sayang. Sedangkan di hadapannya, anak kecil berusia 9 tahun yang bahkan ditinggal oleh kedua orangtuanya mampu menjalani hidup dengan bekerja keras.

"Apa kau ingin sekolah?" tanya Siwon lembut. Bocah kecil itu mengangguk sebagai jawaban.

"Dimana kau tinggal?"

"Tidak tentu."

"Huh? Tidak tentu?"

Kembali bocah kecil itu mengangguk lemah. Kemudian mendongakkan wajahnya. "A—ahjussi"

"Ya?"

"Bolehkah aku tinggal bersama Ahjussi?"

"Mwo?"

"Dan kau bisa memanggilku Kyunnie~"

.

.

Hari-hari Siwon tak pernah sekalipun terasa hampa karena hadirnya sesosok malaikat tanpa sayap seperti Kyuhyun. Ia menyayanginya, sungguh amat sangat menyayanginya. Sejak dulu, sejak 14 tahun yang lalu, sejak Kyuhyun mulai memasuki kehidupannya yang hampa dan menghiasinya dengan berbagai warna. Ia menyayanginya, hingga ia sama sekali tak menginginkan ada seorangpun yang merebut Kyuhyun dari sisinya.

Siwon menghentikan laju mobilnya. Merapatkan ke pinggir jalan. Di bawah sinar rembulan yang menyinari dari atas balutan langit kelam, kedua obsidian Siwon sungguh menampilkan kekaguman luar biasa, melihat pemandangan indah di sampingnya. Wajah Kyuhyun yang nampak bersinar terkena pantulan cahaya rembulan semakin membuat jantungnya berdegup kencang. Tak karuan.

Napasnya terdengar memburu. Iapun menggerakkan tangannya, meremas dadanya yang semakin terasa sesak.

"Apa yang sebenarnya aku rasakan? Mengapa selalu seperti ini?" tanyanya lirih. Siwon mencengkram sedikit helaian surai hitamnya. Kini pandangannya teralih lurus ke depan, menatap songsongan jalan raya panjang yang terbentang dengan beberapa mobil yang melaju. Sesekali ia menarik napas dalam, kemudian menghembuskannya perlahan, berusaha menetralisir perasaan yang berkecamuk dalam benaknya.

"Eunggghhh~" suara lenguhan lembut seseorang terdengar, membuat Siwon berjingit kaget. Kyuhyun mengerjapkan matanya berulang kali guna mengadaptasikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya. Setelah dirasanya pandangannya sudah mulai fokus, ia menyipitkan matanya, memandang Siwon yang terlihat telah mengucurkan sedikit peluh di pelipisnya.

"Ahjussi?"Tanya Kyuhyun setengah sadar. Membuat Siwon sedikit tersentak, iapun menolehkan wajahnya, "N—Ne Kyunnie" Jawab Siwon nampak gugup.

Kyuhyun membenarkan posisi pandangan ke sekeliling tempatnya, mengucek matanya berulang kali, "Ini dimana?" Tanyanya dengan alis yang mengernyit.

"Mengapa berhenti di sini, hm?"Lanjut Kyuhyun dengan nada lembut, amat sangat lembut. Siwon mengusap tengkuknya, kembali menetralisir perasaan gugupnya saat ini.

"Hey! Ahjussi kenapa, eoh? Lihat! Keringatmu mengalir sederas ini." Kyuhyun mengulurkan tangannya, ingin menghapus jejak-jejak peluh yang mengalir indah membasahi pelipis Siwon. Dengan segera Siwon menepis pergerakan tangan Kyuhyun, "Gwenchana Kyunnie~ Ayo kita lanjutkan perjalanan. Kau pasti sudah lelah kan?"

Kemudian kembali memutar kunci mobil dan menekan pedal gas, membuat alis Kyuhyun mengernyit.

"Kau kenapa sih?"tanya Kyuhyun dengan alis yang ditautkan. Mendapati sikap aneh Siwon akhir-akhir ini.

Ya, hari ini Kyuhyun lembur, menyelesaikan pekerjaannya di kantoryang seolah tak ada habisnya. Dan dengan setia, Siwon selalu menjemputnya, dimanapun dan jam berapapun itu.

In a quiet night I dream about you

I captured we were together

But always I wonder

Is there my present in your dream?

In my heart have your name engraved

Love and yearn was collide

But always I wonder

Is there my present in your dream?

I have sing my wistful ryhtms

I have been whispered my darkest stories

I had ignored my dreams and my ambitions

But why I'll never able to touch your heart?

.

.

.

Derap langkah yang saling bersahutan terdengar riuh. Kyuhyun, namja dengan balutan kemeja biru dan celana bahan panjangnya terlihat tengah melangkahkan kakinya dengan tak santai. Seorang namja dengan postur tubuh indah serta wajah yang terlihat lebih muda dari usianya itu terlihat semakin mempercepat pergerakan langkah kakinya, hendak menyamakan langkahnya dengan namja bersurai brunette di hadapannya. Saat ini mereka tengah berada di lobby perusahaan Sendbill, tempat di mana Kyuhyun bekerja. Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore dan sudah saatnya Kyuhyun menghentikan aktivitasnya di kantor kemudian kembali ke rumah.

"Kyuhyuuuun!" panggil Changmin, namja yang sedari tadi membuntuti Kyuhyun. Namun tak sedikitpun dihiraukan Kyuhyun. Malah Kyuhyun semakin mempercepat langkahnya."Yaaakk! Cho Kyuhyun!"

Hap!

Berhasil!

Changmin berhasil menggapai lengan Kyuhyun. Langkah Kyuhyun terhenti, kemudian membalikkan tubuhnya.

"Mau apa?" tanyanya dingin.

Changmin tersenyum tulus, "Aku antar pulang ya?" tawarnya dengan senyum menawan yang tak pernah lepas dari bibirnya,

"Tidak usah, aku bisa pulang sendiri."Ucap Kyuhyun masih dengan nada dingin. Kemudian segera menepis rengkuhan tangan Changmin pada lengannya.

"Kyu, harus sampai kapan kau bersikap seperti ini kepadaku, eoh?"

Kyuhyun memandang ke dua obsidian Changmin sendu.

"Sampai kau sadar dan mengerti bagaimana menghargai perasaan orang lain! Kau sama sekali tidak peka, Shim Changmin! Dan itu membuatku muak!"Ucapnya tegas kemudian membalikkan tubuhnya dan kembali melangkahkan kakinya ke arah pintu keluar.

Changmin tak tinggal diam, ia masih tetap keukeuh mengejar Kyuhyun, "Hey, memangnya apa salahku sampai kau berubah seperti ini, eoh? Jelaskan padaku!" kini Changmin berhasil berada tepat di depan Kyuhyun, menghalangi laju langkah namja manis dengan kulit seputih susunya itu.

"Introspeksilah dirimu sendiri!"

"Introspeksi? Bahkan aku tak mengerti di mana letak kesalahanku! Kita itu satu team Kyu! Bagaimana kita bisa bekerja sama dengan baik jika kau sama sekali tak mau bicara padaku, eoh?"

"Kalau begitu aku akan meminta kepala team untuk memindahkanku ke bagian lain!"

Changmin semakin mengernyitkan alisnya, "Cho Kyuhyun, sebenarnya apa yang terjadi padamu?"

Kyuhyun mendecih pelan, "Cih, bersenang-senanglah dengan teman wanita barumu itu!"

"Teman wanita?Siapa maksudmu?"

Tanpa merespon pertanyaan Changmin, Kyuhyun mencoba melangkahkan kakinya, namun setiap langkahnya selalu di halangi oleh namja dengan postur tubuh tinggi semampai tersebut.

"Aku mau pulang!Jangan halangi jalanku!" tegas Kyuhyun.

"Jawab dulu pertanyaanku!"

"Kau memang bukan orang yang peka terhadap perasaan orang lain!"

Ucapan yang baru saja terlontar dari mulut Kyuhyun membuat Changmin mematung ditempatnya. Menyadari Changmin sedang lengah, Kyuhyun mencari celah untuk berjalan melewati Changmin dan berlari keluar lobby. Sedangkan Changmin masih terpaku di tempatnya.

"Apa maksudnya?" Lirihnya pelan, masih tak mengerti mengapa Kyuhyun merubah sikap padanya seperti ini.

Kyuhyun dan Changmin merupakan sahabat karib di kantor. Sudah beberapa tahun ini mereka di satukan menjadi 1 team yang sama dalam pekerjaan. Changmin sangat mengagumi sosok Kyuhyun yang bekerja dengan sangat ulet dan kreatif, begitu pula dengan Kyuhyun yang sangat mengagumi sosok Changmin yang bijaksana dan tidak pernah egois dalam mengambil keputusan. Baginya, Changmin adalah partner terbaik dalam pekerjaan yang digelutinya.

Hingga ia bepikir bahwa Changminpun mungkin akan menjadi partner terbaik dalam hidupnya kelak. Ya, partner terbaik. Kyuhyun berharap dan ia berdoa semoga harapannya tidak sia-sia.

Kyuhyun mencintai Changmin, tanpa Changmin sadari. Rasa kagum yang pada awalnya dirasa sebuah hal yang wajar, lama kelamaan menimbulkan benih perasaan tersendiri dalam lubuk hatinya. Ia mengaguminya, menyayanginya, bahkan mencintai namja degan bibir tipis indahnya itu. Dan satu-satunya tempat ia bersandar dan mencurahkan seluruh perasaannya pada Changmin adalah Siwon.

Ya, Siwon. Choi Siwon. Seseorang yang dipanggilnya dengan sebutan Ahjussi. Seseorang yang sangat berharga dalam hidupnya. Seseorang yang selalu mendukungnya dan selalu ada saat ia membutuhkannya. Siwon, selalu menyempatkan waktunya untuk mendengarkan seluruh ceritanya. Siwon selalu mementingkan Kyuhyun bahkan melebihi kepentingan dirinya sendiri. Dan Siwon selalu ada disaat Kyuhyun membutuhkan sebuah wadah untuk menuahkan seluruh keluh kesahnya. Gundah gulananya. Siwonlah tempatnya mengadu keluh , hanya Siwon.

Choi Siwon

Lantas, apa posisi Siwon di dalam hatinya?

.

"Berjanjilah untuk selalu berada disampingku, Ahjussi!"

"Ya, tentu saja Ahjussi janji"

"Selamanya?"

"Ya, selamanya."

"Terimakasih telah menjagaku, Saranghae Ahjussi."

.

.

END?

Oh No!

TO BE CONTINUED.

Pedo? No? I think No ~

A/N : Oh! Annyeong ^^ kali ini Cherry datang dengan membawa cerita yang luar biasa lebih absurd dari sebelumnya. Ah cerita ini pasaran? iya tahu T_T. Hanya lagi iseng aja pengen nulis. Chapter selanjutnya sudah selesai diketik, menunggu respon dari para readers ^^

mau dilanjut?

oya btw thanks buat suci eonnie yang udah buatin poster untuk ff ini~ i love you ^^ kkkkk

sign

Cherry