Kurobas Kost-Kostan Ver
By Lala-chan ssu
Genre: Gado-gado. Yang pasti sih ada humor.
Pair: Random
Warning: Full of OOCness, gaje, typo, AU!Kost-kostan, sho-ai, plesetan nama produk, dan lain-lainnya.
Sebagian terinspirasi dari Anak Kos Dodol.
Don't like? Don't read.
~~oo00oo~~
Apa jadinya bila kamu satu kost-kostan dengan cowok model banci cengeng, makhluk ijo tsundere pemuja oha-asa, cowok mesum gelap dekil, titan ungu pecinta cemilan, makhluk cebol algojo bergunting, cowok unyu-unyu mungil yang gampang ilang serta rekan-rekan yang gaje-gaje abis, dilengkapi dengan bapak kost yang gualaknya macem rentenir dari neraka dan ibu kost yang masakannya kayak nafas Lucifer? Pastilah setiap harinya nista. Mau tau ceritanya? Tunggu kisahnya hanya di fict ini!
~~oo00oo~~
Case 1: Udah Akhir Bulan Woi!
~~oo00oo~~
Mari mulai kisah ini dari kamar seorang pemuda kuliahan berambut belah tengah yang mirip anak-anak alay di sekolah author. Sebutlah nama pemuda itu Takao Kazunari. Ia garuk-garuk rambut belah tengah –yang katanya—keren itu. Mendadak, ia banting bukunya dan berteriak nista
"UDAH AKHIR BULAN, KAMPREEEEETT!"
Seperti yang sudah kalian tau, akhir bulan adalah neraka dunia bagi anak kost yang masih kuliah.
… di posisi nomor 2 setelah skripsi.
Oke, kita lagi gak ngebahas skripsi. Kembali ke cerita.
Takao bangkit dari kursinya dan berjalan keluar kamar menuju kamar tetangganya. Sebenarnya ia sudah dibekali pesan oleh kedua orang tuanya di desa agar jangan melakukan hal yang akan dilakukannya sekarang, tapi ia sedang kritis! Ia harus melakukan ini! Dia belum mau pasrah makan masakan ibu kostnya—Hyuuga Riko—yang kayak kencing syaiton! Demi seluruh anak kost di seluruh penjuru dunia!
… ekhem.
Dengan nista, ia berdiri didepan pintu tetangganya dan menggedor pintunya dengan biadab.
"Shin-chan! Shin-chan!"
Shin-chan-*plak* maksudnya Midorima Shintarou, pemuda tinggi yang berambut ijo lumut (belakangan diketahui ternyata dia pecinta lingkungan) membuka pintu kamarnya yang digedor-gedor nista oleh ehemgebetanehem temannya yang slengean dan cengengesan itu.
"Kalau ini soal bokep lagi, aku akan melemparmu ke ring basket nodayo."
"…sebenernya bukan itu, sih."
"Jadi?"
Takao nyengir lebar. Lebar banget. Melebihi pintu kamar Midorima. Disini Midorima tau ada gelagat gak beres.
"Pinjem duit dong."
~~oo00oo~~
"Aka-chin…. Aku lapaarr…"
Disebuah kamar, terdapat seekor—eh, seorang—eh sebongkah—eh… ah mana aja boleh lah. Pokoknya ada sosok titan ungu dan sosok pemuda cebol berambut merah.
"Uang bulananmu sudah habis Atsushi." Kata Akashi Seijuurou—nama pemuda berambut merah—kepada Murasakibara Atsushi—titan ungu—tanpa mengalihkan pandangan dari buku teks yang sedang dibacanya (Ya iyalah! Masa di bokerin?!)
"Tapi aku lapaaaaaarr…" rengek Murasakibara. Badan Murasakibara sangat menjulang tinggi dan besar. Bisa dibayangkan betapa berbahayanya bila ia lapar. Bahkan jika perutnya bisa ngomong, mungkin ia akan berteriak 'Mulai lapaar… mulai lapaar…'
"…" Akashi diam dan menyueki Murasakibara yang terus merengek.
"Ne, aku lapar, Aka-chin…"
"…"
"Aka-chiin… lapaaaaarr…"
"…"
"Aka-chin—"
"BACOT LU, SOMPRET! GUE LAGI BELAJAR BUAT KUIS, SIALAN!" maki Akashi yang sangat OOC sekali. Murasakibara langsung kicep.
"BALIK KE KAMAR LO! BURUAAAAAAAANN!" jerit Akashi seperti cewek-cewek PMS. Murasakibara ngibrit.
~~oo00oo~~
"Aaahh… ya… panas sekali…"
"Mmhh… kau sangat manis… nggh…"
"Izinkan aku menyedotmu lebih dalam lagi… hmmhh…"
"Ahomine, lu ngapain?"
Pemuda dim bin butek bin dekil berambut biru bernama Aomine Daiki menoleh dan menatap rekan sekamarnya yang berambut merah api dan alis dua lapis bernama Kagami Taiga. FYI, mereka udah kayak soulmate abis. Hobinya sama-sama main basket, SMAnya sama, kuliah dan kostnya pun sama. Bahkan, begonya juga sama.
"Hah? Apaan?" tanya Aomine. Kayaknya dia budeg.
"Gue tanya, lu ngapain?"
"Ng… minum es teh."
"Nenek-nenek breakdance juga tau elo lagi minum es teh, butek! Masalahnya KENAPA DI KASUR GUE! Itu es teh manis lagi! Ngapa lu minumnya sambil tiduran!? Kalo tumpah gimane?! Ntar banyak semut di kasur gue! Dan lo tau sendiri gue tidur biasanya buka atasan! Sampe gue diperkosa semut emang lo mau tanggung jawab!?" cerocos Kagami.
"Hm? Diperkosanya gak sampe hamil kan?" tanya Aomine datar.
"Ya mana bisa lah, AHOmine! Lagian kenapa lo nanya gitu!?"
"Karena gue yang bakal ngehamilin lo." Ujar Aomine sambil menyeringai mesum. Kagami blushing.
"GUE COWOK! MANA BISA HAMIL, BEGOOKK!"
"Tapi kan lo uke!"
"…"
"AAHH! LO NGAPAIN!? ITU ES LO TUMPAH DODOL! AAARGH! GANTI SPREINYA! BURUAAANN!"
~~oo00oo~~
Pesan moral: Akhir bulan bisa membuat para anak kost jadi gila dan kebakaran jenggot. Yang bego makin bego… yang waras jadi kagak waras. Dan oh ya, pastiin pas akhir bulan jangan curhat ke temen lo yang bentar lagi mau kuis di kampusnya. Dan oh ya lagi, pastiin orang yang mau lo utangin kagak tsundere macem Midorima. Oke?
~~oo00oo~~
Case 2: Seklumit Nostalgia saat OSPEK.
~~oo00oo~~
Ospek. Momok mengerikan bagi semua pelajar, baik siswa maupun mahasiswa.
Jadi, mari intip cerita para anak kost gaje ini di meja makan.
"Woi, kalian inget gak pas OSPEK dulu?" tanya Kagami.
"Inget." Jawab yang laen.
"Yang gue inget gue disuruh nguncir rambut gue jadi dua dan nyanyi lagu Susan didepan semua mahasiswa baru dan dosen." Ujar Akashi. Semuanya ngakak.
"Kalau aku sih dijemur dilapangan siang-siang. Iih…padahal kan panaas~~ nanti kalo aku jadi item kayak Aominecchi ntar gak ada yang suka sama aku~~ ntar Kurokocchi juga berpaling dariku~~" curhat si model banci bernama Kise.
"Aku gak pernah pacaran denganmu, Kise-kun." Ujar Kuroko datar.
"Kalau lu Kuroko? Lu diapain?"
"Mereka melupakanku."
'…sedihnya…'
"Ah…kalau aku disuruh nembak salah seorang dari teman kampusku." Kata seorang pemuda berambut model boyband masa kini, Himuro Tatsuya.
"Terus? Diterima gak?" selidik Kagami.
"…yang pasti dia bilang 'Kita temenan aja yah.' Gitu."
"…ngenes."
"Kalo gue disuruh gombalin dosen banci. Idiih…" curhat Aomine.
"Lu sendiri maho. Ngaca dong!" sungut Akashi. Yang lain ngakak.
"Nyiahaha. Kalau aku sih gak diapa-apain. Cowoknya disuruh bikin rambutnya jadi belah tengah, tapi rambutku udah belah tengah dari lahir." Kata Takao.
"Lu semua mending, nodayo." Midorima buka suara. "Gue apes banget."
"Emang kenapa?"
"Gue disuruh beli k*ndom. RASA COKELAT! Gak nanggung-nanggung. Mana penjaga apoteknya cengok gitu ngeliat gue pake kemeja biru, dasi warna-warni, sepatu yang warnanya beda sebelah, dan poni dijadiin belah pinggir" curcol Midorima.
"Lah, kok bajunya bisa ajaib begitu? Kita aja nggak." Kata Kagami. Semuanya mengangguk setuju.
"Kalo di kampus gue ada peraturan begini nodayo:
Senior selalu benar
Kalo senior salah, kembali ke peraturan pertama
Begitulah."
Seketika hening.
~~oo00oo~~
Pesan moral: Gak ada salahnya bernostalgia tentang MOS ato OSPEK sekali-kali. Tapi jangan pernah salahkan senior kalau kalian diliatin mbak-mbak apoteker kalo kalian pake kemeja badut, sepatu yang beda sebelah, rambut belah pinggir, muka lusuh, dan pesen k*ndom rasa cokelat. JANGAN.
~~oo00oo~~
Case 3: The Madness Which Kecoa Mades
~~oo00oo~~
(pesan singkat: Grammarnya mungkin ngaco, jadi harap maklum)
Hari itu hari yang sangat biasa. Hyuuga Riko sedang berdandan rapi bersiap ke tukang sayur. Ia hendak melangkah, namun tiba-tiba…
"BAPAAAKK! ADA KECOAAAAAAAAAAAAKK!"
~~oo00oo~~
Di sisi lain, tepatnya di ruang TV, terdapatlah dua sejoli *digebuk* ralat, dua anak-anak manusia yang sedang asyik menonton sinetron Ganteng-Ganteng Sompret di stasiun TV kenamaan. Dua anak manusia itu adalah Kuroko dan Kise yang sudah diceritakan di kasus sebelumnya.
Tepatnya sih, Kise doang yang nonton. Kuroko Cuma baca novel Kambingbetina dengan tenang dan damai.
(Walah, jadi seleramu novel kayak begitu Kuroko?)
"Kyyaa! Kurokocchi, liat tuh! Ada Ilerando! Kerennyaa~~"
"…" Kuroko hanya diam dan mencueki Kise. Ia kembali pada bacaannya.
"Kyyaahh! Kurokocchi! Adegannya romantis banget kaann!"
"…"
Tak lama, Kise kembali tenang. Kuroko diam-diam menghembuskan nafas. Siksaan berakhir. Namun, tanpa aba-aba, Kise langsung memeluknya dan menjerit histeris.
"KUROKOCCHI! KUROKOCCHIII! ADA… ADA…"
BHUAAAGH!
Kise pun tepar digebuk buku kedokteran oleh Kuroko. Pelaku penggebukan sadis itu hanya melengos.
"Kise-kun, kau janji gak akan berisik. Kalau mau nonton, nonton saja sendiri."
"T-tapi Kurokocchi…itu lihat di depan TV…"
Kuroko menghela napas. Ia menoleh kearah televisi dan menemukan…
…sekeluarga kecoak sedang jalan-jalan happy weekend dengan santainya.
"…Cuma kecoak, Kise-kun. Nanti juga mereka pergi sendiri."
Namun sepertinya, keluarga kecoak itu mendengar omongan Kuroko. Mereka berbalik kea rah Kise dan Kuroko kemudian mengepakkan sayap mereka.
"GYYAAA! KUROKOCCHII! MEREKA TERBAANG!"
"…"
BRUK!
Kuroko pingsan.
"GYAAA! KUROKOCCHIIIIIIIIII!"
~~oo00oo~~
"S-S-Shin-chan…aku takut…"
"Berisik, nodayo!"
"Gue juga jijik, Shintarou! Buruan gebuk kecoaknya! Pake sendal pinkmu itu!"
"Gue juga takut, nodayo!"
"…"
Di sebuah kamar minimalis, Midorima, Akashi, dan Takao bergumul diatas ranjang Midorima. Mata mereka menatap sengit pada…
…seekor kecoak yang lagi kelilingin pintu kamar Midorima.
Ini agak aneh. Takao mungkin masih bisa rada cengeng kalau ada kecoak. Tapi Akashi dan Midorima? Tampang sangar gitu takut sama kecoak?
"Buruan sambit, goblok! Sebelom kecoaknya terbang!" perintah Akashi.
"Ogah! Kalo lemparnya meleset terus kecoaknya malah terbang duluan berabe nodayo!"
"Bacot lo berdua! Udah buruan sambiit!" ujar Takao gregetan. Saking gregetannya dia sampai ngegigitin lengan baju Midorima.
"Oke… ini diaa…" ujar Midorima sambil memasang ancang-ancang melempar sendalnya. Namun…
BRAK!
"Aka-chiin… loh? Kalian ngapain diri diatas ranjang gitu?"
Muncul sesosok titan ungu diantara pintu yang menjeblak terbuka. Trio sableng sementara itu hanya diam.
Sementara itu, si kecoak berjalan santai menuju pintu yang terbuka.
"ATSUSHI! ITU KECOAKNYAA!"
"Hm?"
Murasakibara melihat kearah kakinya. Si kecoak sedang berjalan santai didekat sepatunya.
BRAK!
Hening…
RIP kecoak. 11/16/2014 pukul 10:49 di kamar Midorima. Meninggal karena: Diinjek Murasakibara sampe mejret.
Semoga keluarga yang ditinggalkannya diberi ketabahan. Amin.
"M-M-M-Murasakibara…"
"Hm? Ada apa Mido-chin?"
"Muracchan… KAU PENYELAMAAAAAATT!" jerit Takao bahagia sambil memeluk Murasakibara. Murasakibara menatap bingung pada dua makhluk lainnya di kamar. Namun mereka malah menunjukan ekspresi 'respect'
"Baguslah tuh kecoak udah mati, nodayo." Sungut Midorima dan kembali tiduran di kasurnya.
"Ah, kenapa kau mencariku, Atsushi?" tanya Akashi.
"Ah, kipas angin di kamarku rusak. Tadinya aku mau numpang ngadem di kamar Aka-chin, tapi Aka-chinnya gak ada. Kebetulan aku dengar suara Aka-chin dari sini, jadi aku kesini deh~~" ujar Murasakibara.
"…"
"Ah, kipas anginku juga sedang rusak. Aku kesini juga numpang ngadem. Kau disini saja sekalian." Kata Akashi seenaknya.
"WOI! Gak ada yang bilang kalian boleh—"
"Tentu saja kami BOLEH numpang disini bukan, SHINTAROU?" tanya Akashi sambil mengeluarkan aura hitam yang membuat Midorima mati kutu.
'Mimpi apa gue semalem… demi kancut pembawa acara oha-asa, apa salahkuu!' batin Midorima ngenes.
~~oo00oo~~
Di dapur, dua manusia fakir miskin nan idiot (baca: Aomine dan Kagami) sedang berusaha menyalakan api dari batu dan kayu.
"Lama amat sih lu, Aho! Beginian doang kagak bisa!"
"Bacot! Lo sendiri bisa gak?!"
"Heh! Gue tuh di tanah asal gue juara tali temali Pramuka, tau!"
… iya, sampe sini author bingung apa hubungannya nyalain api pake batu sama tali temali…
Sudah, lupakan soal pramuka.
"Udeh gak usah banyak bacot! Bantuin gue sini!" pinta (baca: perintah) Aomine.
"Heh—"
BRAAKK!
Pintu yang menghubungkan ruang TV dan dapur sukses hancur tak berbentuk. Kagami dan Aomine hanya menatapnya datar. Diam-diam dalam hati mengkasihani bapak kost mereka yang susah payah ngedapetin pintu itu di pelelangan pinggir jalan. Itupun dengan harga selangit.
Oke, lupakan pintunya. Pelaku pendobrakan pintu itu disinyalir punya rambut kuning nge-jreng dan ada eeehm—mayat kecil berambut biru di punggungnya.
Siapa lagi kalau bukan Kise dan Kuroko?
"Oy, Kise. Lu ngapain? Terus itu Tetsu kenapa?" tanya Aomine sambil ngupil.
"… kalian sendiri ngapain bikin api dari batu? Kan ada kompor gas." Ujar Kise. Aomine dan Kagami melihat kearah kerjaan (idiot) mereka.
"Oh iya, gue baru inget." Ujar Kagami dan bergegas berdiri dan menuju kompor gas. "Ngomong-ngomong, kenapa lu lari-lari? Terus itu Kuroko kenapa?"
"Oh iya. A-A-A-Aominecchi… Kagamicchi… itu… a-a-a-ada…"
"Ada apaan? Kalo ngomong yang jelas, banci!"
"Gue gak banci-ssu! Daripada Aominecchi gelap butek kayak begitu!"
"Ini eksotis, tau!"
"Eeh… guys, kayaknya bukan saatnya ngeributin itu deh." Ujar Kagami sambil menatap pintu.
"APAA?! Lu bilang gue GAY?!" seru Aomine. Entah dianya yang bego apa dia emang budeg.
"GUE BILANGNYA GUYS! BUKAN GAY, BUDEG! DAN KALOPUN GUE NGATAIN ELU GAY, ITU KENYATAAN!"
"IIH! BERISIK BANGET LU BEDUA!"
"BACOT LU, KISE! ADA APA PULA LU KEMARI!?"
"ADA KECOAK DI RUANG TV!"
"… DAN LAGI MENUJU KESINI, GOBLOOKK!"
Teriakan Kagami sukses membuat semuanya terdiam. Aomine diam. Kise diam. Kagami diam. Kuroko masih pingsan.
Tiga kepala berwarna-warni itu menoleh kearah pintu. Terlihatlah sekeluarga kecoak berjalan perlahan menghampiri mereka. Aomine, Kagami, dan Kise (yang masih menggendong Kuroko) ngesot kebelakang sampai tersudut.
"O-o-o-oy, gimana ini?!" bisik Kagami.
"Oke… racun serangga! Racun serangga, inget gak lu nyimpennya dimana?" bisik Aomine.
"Aku inget-ssu! Aku ambil dulu, titip Kurokocchi, ya?" ujar Kise sambil menaruh Kuroko pelan-pelan dilantai. Ia meper-meper kearah rak dan mencari racun serangga. Seketika wajahnya pucat.
"Kenapa, Kise?" tanya Aomine.
"R-racun serangganya gak ada! Padahal kemaren pagi aku pake masih disini!"
"… oh iya! Kan dipake si bapak kost! Si Tatsuya lagi beli sambil beli persediaan mi!" kata Kagami.
Seketika hening.
NGGUUUUNG…
"Eh, kalian denger gak?"
"Apaan?"
"Itu, suara 'nguung' gitu…"
"…bentar…itu kayaknya…"
Semuanya menoleh keatas. Sekeluarga kecoak itu sudah berterbangan didekat mereka seolah siap menerkam.
"…"
"…"
"…"
"GYAAAA!"
Ketiga orang idiot (baca: Kise, Kagami, Aomine) berlari-larian memutari dapur sambil diikuti para kecoak. Kuroko bangkit dari pingsannya. Ia melihat ketiga kawannya berlarian menghindari kecoak terbang. Kuroko pingsan lagi.
~~oo00oo~~
Pesan moral: Namanya juga kecoak, pasti setiap dateng bawa kekacauan sana-sini. Gak terkecuali kost-kostan ajaib ini. Tapi kalaupun ada serangan kecoak massal, jangan panik macem Kise sampe berlari ke dapur dan minta tolong pada pasangan homo yang bikin api dari batu digesek padahal didepan idung ada kompor gas. Jadilah Murasakibara yang santai dan tau apa yang akan dilakukannya. Waspadalah, waspadalah. Oh iya, ini emang timelinenya pas lagi penyemprotan massal bedewe.
All:… AUTHOR BRENGSEEEEEKK! *kejar author*
Author: *kabur pake 3DMG dari fandom sebelah*
~~oo00oo~~
End?
~~oo00oo~~
NYIAHAHAHAHHAH. INI SAYA BIKIN APAAN COBAAA!
Ekhem. hai, saya kembali lagi~~ *ketjup basyah* *digebuk*
Jadi, ini terinspirasi dari komik anak kos yang suka saya baca. Lucu loh. Ada yang pernah baca juga? *plakk*
Sedangkan cerita MOS dan OSPEK itu ada yang dapet dari novel Senior High Stress dan untuk tragedy k*ndomnya Midorima, itu diceritain sama si Dee.
Sedangkan cerita kecoak, didapat dari salah satu FF di fandom seberang dan pengalaman gak enak saya semasa kecil dan penyemprotan massal. Huhuhu.
HUWAAAHH!
Dan ini juga salah satu efek UTS yang mematikan. Berhati-hatilah kawan. Virus ini bisa berkembang menjadi efek UAS yang diyakini hasilnya akan lebih ganas! Waspadalah! Waspadalah!
Oke, jadi fict ini selesai sampai sini.
…atau…perlu kubuat satu chap lagi? *digebuk*
Semua anda yang menentukan dengan cara review! *kabur naik roket*