Lost

Cast : Kai, Sehun, EXO's member

Genre: Drama

Rated : T

Author : Ohorat

Warning : OOC, GS, Yaoi, Typo(s)

.

.

.

.

Kai mengerjapkan matanya, berusaha membuka kelopak matanya yang terasa melekat seperti di lem. Ia bangkit dan melihat sekeliling kamarnya. Tangan kanannya terangkat untuk memijat pelipisnya yang terasa sakit.

'Aku bukan Sehun-'

Sebuah suara terngiang di telinganya. Ia menghentikan acara –memijit-pelipisnya, dan kembali mengingat kejadian semalam yang terasa ganjil di benaknya.

'Kai...'

Hanya suara yang sama yang masih berputar dikepalanya.

'Kai, sadarlah! Kau mabuk!'

Kedua matanya membulat sempurna setelah mengingat semuanya. Terlihat begitu samar saat dirinya mencium Shixun sebelum semuanya menjadi gelap dan ia tidak tahu apa yang selanjutnya terjadi.

Dan yang bisa ia lakukan hanya menghela napas kasar sembari mengacak rambutnya frustasi.

.

.

.

.

"Noona, kami berangkat dulu. Jangan lupa bangunkan si raja tidur." Pamit Baekhyun yang kemudian menghilang di balik pintu bersama Chanyeol dan Suho. Kyungsoo sudah pergi sebelum ketiga orang itu.

Sedangkan yang diberi pesan hanya menatap ragu pintu kamar Kai. Entah kenapa rasanya jadi canggung setelah apa yang dilakukan namja itu semalam. Shixun pun memutuskan untuk memandikan TaeOh karena jam juga sudah menunjukkan pukul 10 pagi.

Bocah berpipi tembam itu tengah bermain dengan anjing kecil milik Kai. Tawanya terdengar begitu menggelitik saat anjing berbulu coklat itu menjilati wajah mungilnya. Melihat itu, Shixun segera menggendong TaeOh dan memandikannya sampai bersih.

Kai berjalan menuju dapur dan membasuh mukanya di wastafel. Samar-samar ia mendengar suara gemericik air dari kamar mandi. Karena takut kejadian kemarin terulang saat ia tak sengaja melihat Shixun hanya mengenakan handuk, Kai pun memutuskan untuk kembali ke dalam kamarnya dan berganti pakaian.

.

.

.

.

"Boleh aku duduk?" tanya Shixun saat melihat Kai melamun di taman belakang dorm. Ia kemudian mendudukkan dirinya disamping Kai setelah mendapat anggukan dari namja itu.

"Kau tidak ada kegiatan?" wanita itu bertanya lagi.

Kai mengangguk, "Hm."

"Soal tadi malam-"

"Aku minta maaf." Potong Kai cepat namun masih menundukkan kepalanya, "Itu benar-benar diluar kendaliku."

Shixun tak menjawab, ia melihat tangan Kai yang betah menggenggam ponsel hitamnya. Ia pasti masih menunggu Sehun mengangkat panggilannya.

"Aku tahu bagaimana rasanya kehilangan." Kata Shixun namun berhasil membuat Kai menoleh padanya dan mengernyitkan dahinya bingung.

Shixun menerawang, menatap langit yang masih berwarna biru, "TaeOh harus kehilangan ayahnya di usia 2 tahun. Malam itu aku bertengkar hebat dengannya hanya karena aku pikir dia terlalu sibuk dan melupakan kami di rumah."

Kai masih setia mendengar dan menatap wanita itu dari samping.

"Aku tidak bisa mencegahnya saat dia pergi membawa mobilnya malam itu. Aku..." satu bulir air mata muncul dari ekor mata Shixun, "Aku mendengar kabar bahwa dia mengalami kecelakaan esok harinya... Aku bahkan belum sempat meminta maaf padanya. Yang kulihat terakhir kali, tubuhnya berlumuran darah. Aku sangat menyesal..."

Wanita itu menatap Kai dengan senyum pahitnya. Kemudian tangannya menepuk bahu Kai pelan, "Kau tidak akan menemukannya jika hanya diam saja. Aku yakin dia juga merindukanmu."

.

.

.

.

Malam ini ruang rapat kantor SM sudah dipenuhi para manger dan para anggota XOXO. Mereka duduk mengelilingi sebuah meja besar dan panjang sekaligus mendengarkan apa yang menjadi topik pembicaraan saat ini dari sang CEO.

"Kabar buruk ini sudah menyebar dimana-mana. Aku tidak ingin melihat wartawan lagi masuk ke dalam kantor kita." Ujar sang CEO tegas namun semua pendengar hanya bisa diam dan menunduk –terkadang saling melempar pandang dengan manager lain.

"Besok, kita adakan jumpa pers. Dan jangan katakan kalau Oh Sehun menghilang."

Tubuh mereka mendadak menegang dengan mata membulat. Terkecuali Kai, ia masih setia menatap meja hitam mengkilap dihadapannya. Dan sebuah ide muncul di otaknya kala mendengar nama Sehun.

.

.

Kai meninggalkan dorm setelah rapat selesai. Ke-empat angggota XOXO lainnya sempat mencegah Kai dan menahannya pergi, namun bukanlah Kai jika ia menyerah. Namja itu dengan sejuta akalnya berusaha keluar dari gedung SM dan berhasil menaiki taksi setelah menghindari para fans yang selalu berteriak jika melihatnya.

Kai melilitkan syal hitamnya sampai hidung, ia terus berlari setelah sampai di daerah Seoul yang sepertinya cukup jauh dari letak gedung SM. Semua kedai makan dan minuman ia datangi hanya untuk memeriksa apa ada Sehun disana. Dan semua hasilnya tetaplah nihil. Napasnya memburu sejak tadi, jantungnya terasa terikat tali sampai ia sangat sulit untuk menghirup oksigen di sekitar. Tangannya mengepal erat sebelum kemudian melanjutkan pencariannya.

Getaran-getaran di ponselnya ia abaikan, karena ia tahu siapa yang terus berusaha menghubunginya. Siapa lagi kalau bukan orang-orang di kantor dan dorm? Hah, Kai itu sedang sibuk. Ia tidak mungkin mengangkat telpon mereka disaat-saat seperti ini.

Langkahnya pun melambat menyusuri jembatan yang ia tidak tahu namanya. Pandangannya kosong, hanya deru napasnya yang terdengar. Sehun tidak ada dimana-mana dan itu membuat Kai hampir menyerah. Dadanya semakin sesak, menyadari bahwa Sehun menghilang dan tidak bisa ia temukan. Kedua lututnya terasa lemah, ia tidak tahu lagi harus mencari namja itu kemana. Kemarin, managernya menelpon orang tua Sehun dan ternyata ia tidak ada disana. Namun manager tidak menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Ini semua kesalahan pihak managemen dan tidak ingin membuat orang tua Sehun khawatir. Maka dari itu Kai disini. Mencari, mencari dan terus mencari. Berharap semua usaha, waktu dan tenaganya terbayarkan dengan menemukan sosok manis itu dihadapannya.

Ya, sosok manis itu dihadapannya.

Apa?

Mata elang Kai membulat, jantungnya terasa berhenti saat itu juga. Lagi-lagi, saat ia merasa putus asa akan semuanya, sosok itu muncul dihadapannya. Seseorang yang sangat mirip dengan Sehun berdiri beberapa meter dari tempatnya. Orang itu tengah menatap sungai didepannya dan menggenggam pegangan jembatan dengan salah satu tangannya. Rambut coklatnya, tubuh kurusnya, semuanya sangat mirip dengan Sehun. Tidak, apa mungkin itu memang benar...

"Sehun?"

Suara Jongin bergetar. Namun sedetik kemudian kaki jenjangnya berlari dan kedua tangannya menarik orang itu kedalam dekapannya. Orang itu terkejut bukan main, mata sipitnya membelalak karena seseorang yang bahkan ia tidak tahu bagaimana rupanya tiba-tiba memeluknya sangat erat.

"YA! SIAPA KAU! LEPASKAN AKU!" namja itu berontak, berusaha melepaskan pelukan orang asing yang membuatnya ingin melemparnya ke sungai saat ini juga.

"Jangan pergi lagi, Sehun!"

Otot tangannya mengendur setelah mendengar suara lirih dari orang itu. Perasaannya terasa sedikit lega setelah tahu siapa pemilik suara ini. Namun, setelah dirasa pelukan namja itu ikut mengendur, ia segera melepasnya.

Kai mengernyit heran menatap kekasihnya. Kenapa Sehun seolah tidak suka dengan kehadirannya?

"Untuk apa kau kemari?" tanya namja yang ternyata bernama Sehun itu dingin, sedingin suhu yang tengah menyelimuti keduanya.

"Kau masih marah padaku?"

Sehun tak menjawab, ia menatap ke arah lain.

"Pulanglah, semua orang mengkhawatirkanmu."

"Dan kau tidak?"

Kai terkejut mendengarnya, kenapa kekasihnya ini senang sekali membuatnya marah?

Sehun kembali menatap mata elang itu, "Kau tidak mengkhawatirkanku, kan?"

"Dengar, Oh Sehun!" rahang Kai mengeras berusaha meredam emosinya, "Aku tahu aku salah. Aku tahu dan aku menyadarinya. Seharusnya aku tidak memulainya karena aku akan kehilangan dirimu! AKU HAMPIR MATI KARENAMU OH SEHUN! AKU TIDAK BISA TIDUR KARENA MENGKHAWATIRKANMU! JADI KUMOHON, JANGAN PERGI LAGI!"

Sehun tertegun. Mata elang itu memerah dan sedikit berair. Napasnya memburu setelah membentaknya. Ia tak bisa berkata apa-apa, namun air mata bodoh itu malah keluar di hadapan Kai seperti beberapa hari yang lalu saat mereka bertengkar dan sebelum ia menghilang.

.

.

.

.

"Kai."

"Hm?"

"Kau ingin membunuhku, ya? Geserlah sedikit!"

"Shirreo."

Sehun mendengus. Ingin sekali rasanya, ia melempar Kai keluar jendela bis yang sedang mereka tumpangi ini. Bagaimana tidak kesal, sejak memasuki kendaraan umum ini, Kai beringsut memeluknya dari samping dan tak mau melepasnya sedetikpun. Oh, tangan kanan Sehun ingin patah saja rasanya.

Yang lebih menyebalkan lagi, namja berkulit tan itu malah menaruh kepalanya di pundak Sehun sambil memejamkan mata. Apa ia sebegitu rindunya sampai-sampai menyakiti Sehun yang sulit untuk bergerak?

"Tanganku pegal, Kai!"

"Sebentar lagi."

Sehun memutar bola matanya jengah. Untung saja di dalam bis hanya tinggal mereka berdua. Mungkin karena ini juga sudah larut malam. Dan lebih untung lagi, pak supir bis tidak mengenali dua namja yang tengah naik daun itu. Jadi, Kai bebas-bebas saja jika ingin melakukan apapun dengan kekasihnya.

Jauh di lubuk hati Sehun, ia juga menyukai hal-hal manis seperti saat ini. Sebagai kekasihnya, ia juga sangat merindukan Kai yang sudah beberapa hari ini tak ia lihat. Ia sangat merasa bersalah karena sudah pergi dan membiarkan semua orang kebingungan mencarinya.

"Sehun."

"Ah?"

"Selama ini kau tidur dimana? Kenapa kau sulit sekali ditemukan?"

Sehun tersenyum simpul yang tidak dapat Kai lihat karena namja itu masih setia memeluk kekasihnya.

"Di rumah Luhan hyung."

"Luhan? Siapa itu?"

"Hanya seseorang di masa lalu."

Kai melepas pelukannya dan menatap Sehun kaget, "Jangan katakan kalau dia mantan kekasihmu."

"Aku tidak mengatakannya." Sehun mati-matian menahan senyumnya.

"YA! Jangan berani macam-macam saat tidak ada aku!"

"Memangnya aku melakukan apa? Aku hanya tidur bersamanya, makan bersamanya, mandi-"

"APA?! Sehun kau..."

Sehun benar-benar tidak tahan lagi ingin tertawa saat itu juga. Apalagi ketika Kai tidak meneruskan kalimatnya dan malah duduk memunggunginya. Sehun menutup mulutnya dengan kedua tangan untuk meredam tawa yang tetap saja tidak akan terdengar oleh Kai.

"Jangan bicara denganku." Kata Kai terdengar kesal. Sehun tahu kekasihnya ini sedang marah, atau merajuk lebih tepatnya.

"YA! Kau tidak mendengarkanku, ya?!" gerutu Kai karena tak mendapat jawaban.

"Kau bilang aku tidak boleh bicara denganmu." Sehun menahan tawanya, lagi.

Dan Kai hanya bisa merutuki kesalahannya sendiri dalam hati.

Namun, karena ini pertama kalinya mereka bertemu lagi dan Sehun juga sangat merindukan kekasihnya yang sedang ngambek itu. Ia pun dengan segenap hati, jiwa dan raga, mengulurkan kedua lengannya untuk memeluk Kai yang masih duduk memunggunginya.

"Maaf, aku hanya bercanda." Ucap Sehun diakhiri senyuman yang begitu manis, sampai-sampai ada semut mampir di bibir tipisnya.

Hati Kai menghangat mendengarnya. Jadi, kekasihnya itu tidak benar-benar mandi bersama namja bernama Luhan. Ah~ Sehun sudah mengerjainya, rupanya!

Kai pun berbalik dan menatap dingin kekasihnya. Sepertinya ia ingin balik mengerjai Sehun.

"Ini untuk kau yang menghilang."

CUP!

Sehun terbelalak karena baru saja Kai menangkup kedua pipinya dan mencium bibirnya.

"Ini untuk kau yang mengerjaiku."

CUP!

"Dan ini untuk kau yang sudah kembali."

Dan yang ketiga adalah ciuman terlama yang pernah mereka lakukan selama keduanya menjalin hubungan. Kai mencium Sehun semakin dalam dan sepertinya tidak akan terlepas jika saja bis tidak berhenti tepat di depan halte.

.

.

.

.

Jumpa pers akhirnya dibatalkan setelah kembalinya Sehun, si maknae XOXO. Semua kegiatan boys group itu kembali normal seperti biasa. Namun, satu hal yang membuat kepala Kai ingin pecah sampai saat ini. Wanita berwajah mirip dengan Sehun itu sudah tidak ada di dorm, anak laki-lakinya pun tidak ada. Semua orang yang ia tanyai dimana keberadaan wanita itu, hanya menggelengkan kepala dan menjawab, 'Aku tidak tahu.'

Dan yang membuat lebih gila lagi, keempat anggota XOXO –Suho, Kyungsoo, Baekhyun dan Chanyeol- mengatakan bahwa tidak ada satu pun wanita yang tinggal di dorm mereka selama Sehun menghilang.

Kai mencengkram kepalanya erat. Tidak mungkin dia yang gila, kan?

Bagaimana mungkin wanita itu tidak pernah ada? Lalu siapa yang ia temukan di taman itu? siapa yang membuatkan mereka sarapan? Siapa yang membereskan dorm saat mereka semua tidak ada? Siapa yang ia cium saat tengah malam? Dan siapa yang memberinya semangat untuk mencari Sehun?

Siapa?

"Oh, author-nim! Jangan membuatku gila!"

"Aku juga tidak tahu, Kai!"

.

.

Mari kita simpulkan, bahwa yang gila disini adalah author dan Kai.

.

.

.

THE END

.

.

.

Jangan timpuk author! Plis! (?)

Buat yang menanti kehadiran Sehun, udah author munculin tuh. Ya, semoga nggak mengecewakan, ya! Kalo ada yang masih kurang, maafkanlah, author hanya manusia biasa yang ingin sekali dipinang Sehun dan Kai (?)

Endingnya begini aja ya, gapapa, kan? Ya? Ya? Ya? Kkk~

Oh iya, author gak nyangka, ada juga yang penasaran sama project ff baru author :'D secepat mungkin, author publish deh, Insyaallah hehehe (?)

Sok atuh, di review dulu last chapter ini ^^